Dalam memulai praktek di laboratorium kita harus mengenal dan memahami cara
penggunaan semua peralatan dasar yang biasanya digunakan dalam laboratorium.Pratikum
di laboratorium merupakan sarana yang efektif untuk melatih dan mengembangkan aspek
Kongrutif dan psikomotorik mahasiswa, Serta wajib bekerjasama antar mahasiswa.
Melalui praktikum di laboratorium sangat membantu mahasiswa dalam memahami teori
yang diperoleh dalam perkuliahan. Laboratorium merupakan tempat yang memiliki
bermacam-macam alat yang digunakan untuk penelitian, dari yang sederhana sampai alat
yang cukup besar. Alat alat di laboratorium ada yang terbuat dari kaca, plastik, karet,
kuarsa, Platina, logam, dan lain lain. Dalam pratikum di laboratorium,Kebersihan adalah
salah satu hal yang penting. Di mana, data yang dihasilkan menjadi tidak akurat, jika
percobaan dilakukan di tempat yang terkontaminasi. Selain itu, dalam Kerapihan juga
hendaknya mencakup Pemeliharaan alat alat laboratorium. Di dalam labolatorium supaya
tidak terjadi kecelakaan dan kesalahan dalam pratikum, maka perlu adanya aturan dan
persiapan teknik kerja serta pengenalan alat dan bahan yang ada di laboratorium. Serta hal
yang utama adalah berhati hati dalam melaksanakan praktikum.
LANGKAH KERJA
Mulai
Menyiapkan dan
mengenali alat-alat
laboratorium
Dokumentasi alat-alat
laboratorium
Selesai
Bahan Diskusi
HASIL DISKUSI
Alat
2. Gelas beaker Untuk tempat atau Untuk benda cair: Jika gelas
wadah mencampur, 1.Tuangkan beaker telah
memanaskan cairan, larutan digunakan untuk
mereaksikan bahan, 2.Lihat garis skala memanaskan
mengukur volume, dibagian luar cairan, gelas
dan membawa untuk mengetahui perlu digosok,
sampel cair atau ukuran yang gosok dengan
padat. Gelas beaker dibutuhkan. sikat
juga digunakan Untuk benda menggunakan
https://glassware untuk menampung padat: air sabun
indonesia.wordp cairan titrasi dan 1.Masukkan zat panas/hangat,
ress.com/2018/0 filtrate hasil cair kedalam bilas dengan air
2/19/alat- penyaring gelas dan lihat keran,
laboratorium- volume padas dilanjutkan oleh
fungsi-gelas- kala garis bagian bilasan dengan
beaker/ luar air deionisasi 3-
2. Masukkan zat 4 kali dengan air
padat kedalamnya deionisasi.
3. Lihat kembali Pastikan
volumenya. pembilasan
Setelah zat padat harus bersih.
dimasukkan, lalu
nanti akan
dikurangi dengan
volume zat cair di
awal dan itulah
hasil pengukuran
volume zat padat
yang diukur.
3. Pipet tetes Untuk meneteskan 1.Tekan bagian Buanglah
atau mengambil karet untuk larutan yang
larutan dengan Mengambil zat Mungkin tersisa
jumlah kecil. cair yang akan di dalamnya
dipindahkan sampai benar-
2. Setelah zat cair benar bersih.
berhasil diambil Lakukan
https://www.kim tekan kembali pencucian biasa
iapost.net/2019/ bagian karet tanpa sabun.
07/pipet- untuk Setelah itu
tetes.html mengeluarkan zat Bersihkan
cair yang akan menggunakan
dipindahkan. cairan sabun
sampai benar-
benar
bersih.keringkan
dengan tisu atau
lap khusus
sehingga bias
langsung
digunakan
kembali atau
disimpan dalam
keadaan terbalik
agar airnya bias
turun dan cepat
kering setelah
dicuci.
4. Pengaduk Untuk mengocok 1. Bersihkan Dicuci dengan
atau mengaduk setiap pemakaian menggunakan
sesuatu baik akan agar tidak air dan sabun
direaksikan mapun mengkontaminasi untuk
ketika reaksi larutan berikutnya menghilangkan
https://www.pak sementara 2. Setelah beberapa zat
arkimia.com/bat berlangsung. dibersihkan,
ang-pengaduk/ letakkan batang
pengaduk di
dalam beaker
yang berisi cairan
dan aduk.
Bahan
https://usaha321.ne
t/pengertian-
metanol-kegunaan-
struktur-dan-rumus-
molekul.html
https://www.dosenp
endidikan.co.id/bah
aya-amonia/
2. Gelas beaker Untuk tempat atau Untuk benda cair: Jika gelas
wadah mencampur, 1.Tuangkan beaker telah
memanaskan cairan, larutan digunakan untuk
mereaksikan bahan, 2.Lihat garis skala memanaskan
mengukur volume, dibagian luar cairan, gelas
dan membawa untuk mengetahui perlu digosok,
sampel cair atau ukuran yang gosok dengan
padat. Gelas beaker dibutuhkan. sikat
juga digunakan Untuk benda menggunakan
untuk menampung padat: air sabun
cairan titrasi dan 1.Masukkan zat panas/hangat,
filtrate hasil cair kedalam bilas dengan air
penyaring gelas dan lihat keran,
volume padas dilanjutkan oleh
kala garis bagian bilasan dengan
luar air deionisasi 3-
2. Masukkan zat 4 kali dengan air
padat kedalamnya deionisasi.
3. Lihat kembali Pastikan
volumenya. pembilasan
Setelah zat padat harus bersih.
dimasukkan, lalu
nanti akan
dikurangi dengan
volume zat cair di
awal dan itulah
hasil pengukuran
volume zat padat
yang diukur.
3. Pipet tetes Untuk meneteskan 1.Tekan bagian Buanglah
atau mengambil karet untuk larutan yang
larutan dengan Mengambil zat Mungkin tersisa
jumlah kecil. cair yang akan di dalamnya
dipindahkan sampai benar-
2. Setelah zat cair benar bersih.
berhasil diambil Lakukan
tekan kembali pencucian biasa
bagian karet tanpa sabun.
untuk Setelah itu
mengeluarkan zat Bersihkan
cair yang akan menggunakan
dipindahkan. cairan sabun
sampai benar-
benar
bersih.keringkan
dengan tisu atau
lap khusus
sehingga bias
langsung
digunakan
kembali atau
disimpan dalam
keadaan terbalik
agar airnya bias
turun dan cepat
kering setelah
dicuci.
4. Pengaduk Untuk mengocok 1. Bersihkan Dicuci dengan
atau mengaduk setiap pemakaian menggunakan
sesuatu baik akan agar tidak air dan sabun
direaksikan mapun mengkontaminasi untuk
ketika reaksi larutan berikutnya menghilangkan
sementara 2. Setelah beberapa zat
berlangsung. dibersihkan,
letakkan batang
pengaduk di
dalam beaker
yang berisi cairan
dan aduk.
Dari percobaan yang telah dilakukan, telah diketahui jenis dan fungsi alat
laboratorium serta bahan-bahan yang ada di laboratorium tersebut. Berikut adalah pengenalan
alat laboratorium beserta fungsinya :
1. Erlenmeyer
Tabung Erlenmeyer adalah wadah untuk bahan kimia yang berbentuk kerucut dengan leher
sebagai pegangan dan juga dapat digunakan untuk mencantelkan sebuah penjepot atau
menggunakan stopper.
Labu Erlenmeyer digunakan untuk mengukur, mencapur dan menyimpan cairan. Bentuknya
membuat botol ini sangat stabil. Alat laboratorium ini adalah salah satu alat yang paling
umum digunakan dalam laboratorium kimia.
Kebanyakan Labu Erlenmeyer terbuat dari kaca borossilikat sehingga Erlenmeyer dapat
dipanaskan dengan api atau autoclaved. Ukuran yang paling umum dari Labu Erlenmeyer
adalah 250 ml dan 500 ml. Labu Erlenemeyer juga terdapat dalam ukuran 50, 125, 250, 500,
1000 ml.
2. Gelas Beaker
Gelas Beaker adalah alat yang berupa wadah/ tempat untuk penampung, mencampur,
mengaduk, dan juga bisa untuk memanaskan zat cair yang biasa digunakan untuk keperluan
laboratorium.
Gelas Beaker memiliki corot kecil/ paruh untuk jalan menuangkan cairan dan dibuat dalam
berbagai ukuran, dari 1 mL hingga L (liter). Gelas Beaker terbuat dari kaca seringnya
borosilikat/ plastic yang mampu menampung zat kimia korosif. Gelas Beaker bisa ditutup
dengan kaca pengamat agar terhindar dari kontaminasi dan penyusunan zat.
3. Pipet Tetes
Pipet Tetes adalah sebuah alat digunakan untuk memindahkan bahan kimia atau yang lain
dalam bentuk cairan dengan jumlah kecil yang tidak dapat dihitung. Pipet Tetes berbentuk
runcing dibagian bawah dan diatasnya ditutup dengan karet. Pipet Ttets terbuat dari kaca dan
ada juga yang terbuat dari plastik. Pipet Tetes merupakan salah satu alat yang paling sering
digunakan di berbagai laboratorium. Biasanya Pipet Tetes ini digunakan untuk menambahkan
bermacam pereaksi dalan jumlah kecil. Adapun jika menggunakan dalam jumlah yang dapat
diukur menggunakan pipet ukur/ pipet volume.
4. Pengaduk
Pengaduk adalah sebuah batang panjang yang terbuat dari kaca dan berfungsi sebagai
pengaduk dalam suatu metode kimia. Sekilas jika kita melihat bentuknya, batang pengaduk
hamper sama seperti sendok namun terbuat dari kaca. Batang pengaduk pada umumnya
terbuat dari milenial kaca borosilikat atau juga dapat terbuat dari plastic polipropilena. Alat
ini umumnya memiliki panjang 10 hingga 40 cm dengan diameter 0,5 cm. kaca dibentuk
silindris memanjang dan pada bagian bawah umunya dibuat seperti bentuk ujung sendok atau
hanya dibuat melingkar. Hal itu bertujuan untuk mencegah terjadinya goresan ketika
digunakan dan bergesekkan dengan alat gelas lainnya.
5. Tabung Reaksi
Tabung Reaksi adalah sebuah tabung yang terbuat dari sejenis kaca atau plastic yang dapat
menahan perubahan temperature dan tahan terhadap reaksi kimia. Tabung Reaksi ada yang
dilengkapi dengan tutup ada juga yang tanpa tutup. Terdiri dari berbagai ukuran tergantung
kebutuhan. Tabung Reaksi disebut juga Test Tube atau Culture Tube. Culture Tube adalah
tabung reaksi tanpa bibir yang biasanya digunakan untuk pembiakkan mikroorganisme dalam
medium cair.
6. Spatula
Spatula adalah alat berbentuk seperti sendok namun berukuran lebih kecil. Fungsi dari
spatula ini adalah mengambil bahan kimia padat saat akan ditimbang. Spatula memiliki
desain yang memungkinkan untuk mengambil bahan dengan jumlah kecil dan umumnya
dalam spatula terdapat dua jenis ujung yakni melengkung dan ujung lain berbentuk datar.
Kita dapat menggunakan kedua ujung ini untuk mengambil bahan padat ataupun serbuk
dalam penimbangan.
7. Gelas/kaca Arloji
Kaca arloji adalah alat laboratorium yang terbuat dari kaca bening dan berbentuk lingkaran
dengan permukaan cekung seperti piring. Kaca Arloji tersedia dalam beberapa jenis ukuran
dari yang kecil hingga besar. Kita akan mudah menemukan kaca arloji dalam setiap
laboratorium karena merupakan alat dasar yang memang harus dimiliki oleh setiap
laboratorium.
8. Pipet Volume
Pipet volume adalah alat laboratorium yang terbuat dari kaca dengan bentuk silinder panjang
dengan ujung runcing dan ujung atas terbuka yang sekilas hampir sama seperti pipet ukur.
Namun dalam pipet volume, terdapat tabung pada bagian tengah pipet. Lalu pada pipet
volume juga tidak tersedia skala pengukuran volume, namun hanya tersedia batas untuk
volume pengukuran tertentu.
9. Cawan Petri
Cawan Petri adalah salah satu gelas laboratorium yang berbentuk silindris. Alat ini sering
digunakan untuk mengembangkan mikroorganisme atau sel dan dimanfaatkan sebagai wadah
untuk menjaga sterilisasi bakteri atau virus dari spesi atau elemen yang dapat
mengkontaminasinya. Cawan Petri menjadi alat gelas yang tepat untuk menumbuhkan
mikroorganisme tersebut.
Mortar dan Pestle adalah alat yang digunakan untuk menghancurkan suatu bahan atau sample
seperti daun, akar, seedling, biji, dan lain-lain, untuk tujuan isolasi DNA, RNA, atau protein.
Mortar adalah bagian wadahnya, sedangkan Pestle adalah bagian batang yang dipegang.
Lama penggerusan sangat tergantung jenis bahan, kekuatan penggerus, dan keahlian
menggunakan alat tersebut.
12. Buret
Buret adalah alat yang digunakan untuk mengukur volume zat cair. Alat ini terbuat dari kaca
dengan bentuk memanjang dimana ujung atas terbuka dan ujung bawah runcing yang
dilengkapi dengan kran pembuka dan penutup. Dalam buret juga dilengkapi dengan skala
dengan skala yang teliti untuk mengukur volume larutan.
13. Corong
Corong adalah sebuah benda berbentuk kerucut dengan bentuk lubang di ujung benda yang
lebar dan lubang sempit dan panjang di ujung lainnya. Corong berfungsi sebagai alat bantu
untuk menuangkan cairan dari suatu tempat ke tempat lainnya. Seperti menuangkan bahan
bakar ke dalam jeriken. Dengan demikian, cairan yang dituangkan tidak akan tumpah.
Penjelasan diatas adalah mengenai pengenalan alat-alat laboratorium. Berikut ini adalah
pengenalan mengenai bahan – bahan yang ada di laboratorium, yaitu :
1. Asam Sulfat
Asam sulfat adalah asam mineral (zat anorganik) yang sangat kuat. Zat ini larut di dalam air.
Asam Sulfat memiliki rumusan kimia H2SO4, dan memiliki massa molar sebesar 98,08 g /
mol. Asam sulfat berpenampilan seperti cairan Higroskopis, berminyak, tak bewarna, dan tak
berbau.
2. Asam Nitrat
Asam nitrat (rumus kimia HNO3) adalah salah satu asam anorganik yang paling penting.
alkemis abad kedelapan menyebutnya aqua fortis (air kuat), aqua Valens (air yang kuat), atau
semangat sendawa. Ini adalah asam yang sangat korosif dan beracun yang dapat
menyebabkan luka bakar yang parah. Berwarna ketika murni, sampel yang tersimpan lama
cenderung memperoleh bewarna kuning karena akumulasi oksida nitrogen. asam nitrat larut
dalam air di semua perbandingan, membentuk hidrat pada suhu rendah. Asam nitrat ini
adalah reagen laboratorium umum dan komoditas industri yang penting. Hal ini terutama
digunakan dalam pembuatan amonium nitrat (NH4NO3) untuk pupuk. Selain itu asam juga
digunakan untuk pembuatan bahan peledak (seperti nitrogliserin), nitrocotton atau guncotton,
plastik, dan pewarna.
3. Natrium Klorida
Natrium klorida sering disebut pula sebagai garam dapur. Senyawa ini dalam bentuk larutan
digunakan untuk mengatasi atau mencegah kehilangan natrium yang disebabkan dehidrasi,
keringat berlebih, atau penyebab lainnya. Biasanya digunakan pula sebagai pertolongan
pertama untuk kondisi dehidrasi parah akibat diare.
Natrium klorida pada sediaan obat terdapat pada 4 bentuk. Ada bentuk solution, Inhalation
0.9% dalam volume 90 mL dan 240 mL. Ada pula yang berbentuk gel dengan berat 14.1 g,
cairan eksternal 355 mL, dan salep Ophthalmic 5% dengan berat 3,5 g.
4. Natrium Hidroksida
Natrium hidroksida dengan rumus kimia NaOH biasa dikenal sebagai soda kaustik, soda api,
ataupun sodium hidroksida, ialah sejenis basa logam kaustik. Natrium Hidroksida bisa
terbentuk dari oksida basa Natrium Oksida dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida
membentuk larutan alkalin yang kuat saat dilarutkan ke dalam air.
5. Kalium Dhikromat
Kalium dikromat adalah kristal triklinik oranye atau merah yang tidak berbau dan memiliki
rasa logam. Senyawa ini memiliki berat molekul 294,185 g / mol, kepadatan 2,676 g / ml,
titik leleh 398 ° C dan titik didih 500 ° C, di mana ia terurai (Royal Society of Chemistry,
2015).
6. Kalium Hidroksida
Kalium Hidroksida adalah suatu senyawa anorganik dengan rumus kimia KOH, dan
umumnya disebut sebagai potash kaustik. Bersama dengan natrium hidroksida (NaOH),
padatan tak berwarna ini adalah suatu basa kuat. Senyawa ini memiliki banyak aplikasi
industri dan niche, sebagian besar yang memanfaatkan sifat korosif dan reaktivitasnya
terhadap asam. Diperkirakan 700,000 hingga 800,000 ton telah diproduksi pada tahun 2005.
Sekitar 100 kali lebih banyak NaOH dibanding KOH diproduksi setiap tahunnya. KOH
penting sebagai prekursor dalam pembuatan sabun yang paling lembut dan cair serta berbagai
bahan kimia yang mengandung kalium.
7. Natrium Karbonat
Natrium karbonat yang juga dikenal sebagai soda cuci dan soda abu yang memiliki rumus
kimia Na2CO3, ialah garam natrium dari asam karbonat yang mudah larut di dalam air.
Bentuk senyawa ini murni ialah berwarna putih, bubuk tanpa warna yang mampu menyerap
embun dari udara, punya rasa alkalin atau pahit, dan membentuk larutan alkali yang kuat.
8. Kalium Permangat
Kalium Permanganat adalah senyawa kimia yang memiliki sifat antibakteri dan antijamur.
Senyawa kalium permanganat memiliki rumus molekul KMnO4. Ini artinya, kalium
permanganat mengandung kalium, mangan, dan oksigen.
Senyawa kalium permanganat memiliki bentuk sediaan berupa serbuk kristal berwarna ungu.
Namun, ketika ingin menggunakannya, serbuk kalium permanganat ini diubah menjadi
bentuk larutan sehingga menjadi larutan PK. Melarukan serbuk kalium permanganat tidaklah
sulit karena sifat kimia dari kalium permanganat mudah larut di dalam air. Kalium
permanganat juga termasuk ke dalam golongan peroksidan. Hal ini dikarenakan senyawa
kimia ini dapat melepaskan oksigen.
9. Natrium Sulfat
Natrium Sulfat adalah garam natrium dari asam sulfur. Dalam bentuk anhidratnya, senyawa
ini memiliki bentuk padatan kristal putih dengan rumus kimia Na2SO4, atau lebih dikenal
juga dengan mineral tenardit; sedangkan bentuk dekahidratnya mempunyai rumus
kimia Na2SO4·10H2O yang lebih dikenal juga dengan nama garam Glauber ataupun sal
mirabilis. Bentuk heptahidratnya berbentuk padatan, yang akan berubah menjadi mirabilit
saat di dinginkan. Dengan produksi sebesar 6 juta ton per tahunnya, natrium sulfat menjadi
salah satu komoditas bahan kimia utama.
10. Metanol
Metanol adalah cairan bening dengan rumus kimia CH3OH atau istilah lainnya disebut
“alkohol kayu,”. Ini adalah cairan bening dengan sifat polar, menjadikannya sebagai pelarut
yang baik. Ini juga sangat mudah terbakar, dan sangat beracun bagi manusia jika tertelan.
11. Etanol
12. Glukosa
Glukosa merupakan salah satu gula monosakarida dan salah satu karbohidrat penting yang
biasa digunakan sebagai sumber tenaga bagi tumbuhan dan hewan. Juga merupakan salah
satu hasil utama fotosintesis. Glukosa sering disebut juga dengan dekstrosa, d-glukosa
ataupun gula buah.
13. Klorofrom
Kloroform atau yang juga dikenal sebagai triklorometana adalah senyawa yang tidak
berwarna, berbentuk cairan beraroma manis dengan rumus kimia CHCl3. Saat ini kloroform
atau triklorometana lebih sering digunakan dalam berbagai proses industri, termasuk
pembuatan plastik, pendingin, dan pelarut. Kloroform ini ditemukan dalam jumlah kecil
dalam air dan udara, sebagian besar berasal dari sumber alami. Kloroform adalah racun dan
cepat melepaskan uap bila terkena udara, sehingga harus ditangani dengan hati-hati.
14. Amonia
Amonia merupakan salah satu jenis senyawa kimia yang secara alami berada di dalam dan
juga didalam tubuh kita. Senyawa amonia sendiri terdiri atas 1 atom nitrogen dan 3 atom
hidrogen yang semuanya berkaitan dengan atom N. Rumus kimia amonia ialah NH3, Amonia
bisa kita jumpai dalam bentuk gas ataupun cair.
Asam klorida ialah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida (HCl). asam klorida juga
termasuk asam kuat, dan merupakan komponen utama di dalam asam lambung. Senyawa ini
juga di pakai secara luas dalam industri. Asam klorida harus ditangani dengan
memperhatikan keselamatan yang tepat dikarenakan merupakan cairan yang begitu sangat
korosif.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Alat yang di gunakan dalam melakukan pratikum ini adalah, gelas kimia ,gelas ukur
,tabung reaksi ,erlenmeyer ,hot plate ,pipet tetes, mikropipet ,sikat tabung ,sentrifuse
,loupe ,cawan petri,cultur chamber ,mikroskop cahaya ,lampu busen ,jarum ose
,timbangan analitik ,autoclave ,shaker water bath.
2. Masing-masing alat pratikum memiliki fungsi dan pengguunaan yang berbeda-
beda. Seperti gelas kimia berfungsi untuk mengukur volume larutan yang tidak
memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi, menampung zat kimia, memanaskan cairan
dan media pemanasan cairan.
3. Gelas Ukur berfungsi untuk mengukur volume segala benda dengan ketelitian yang
tinggi.
4. Tabung reaksi berfungsi sebagai wadah untuk mereaksikan dua atau lebih larutan.
5. Erlenmeyer berfungsi untuk menampung larutan yang akan dititrasi pada proses titras.
6. Hot plate berfungsi untuk menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan.
7. Mikropipet mempunyai fungsi seperti pipet tetes, yaitu untuk memindahkan cairan
atau larutan,mikropipet dapat menyerap cairan yang terukur.
8. Sikat tabung berfungsi untuk membersihkan alat-alat laboratorium seperti gelas
kimia,tabung reaksi,dan gelas ukur berbentuk nya seperti sikat.
9. Sentrifiuse berfungsi untuk menghomogenkan suatu zat dan juga untuk memisahkan
cairan dengan padatan.
10. Loupe atau kaca pembesar berfungsi sebagai pembesar suatu objek,berbentuk seperti
bulatan kaca.
DASAR TEORI
Larutan larutan yang tersedia di laboratorium umumnya dalam bentuk pekat. Untuk
memperoleh larutan yang konsentrasinya lebih rendah biasanya dilakukan
pengenceran. Pengenceran dilakukan dengan cara menambahkan aquades ke dalam
larutan yang pekat. Penambahan aquades ini mengakibatkan konsentrasi berubah dan
volume diperbesar, tetapi jumlah mol zat terlarut masih tetap.Selain itu, pengenceran
juga dapat dilakukan dengan cara terlebih dahulu menentukan konsentrasi dan volume
larutan yang akan dibuat. Untuk menentukannya larutan yang akan di buat tetap
menggunakan rumus pengenceran.
Larutan yang konsentrasinya telah diketahui dengan teliti disebut dengan larutan
standar atau larutan baku, artinya larutan tersebut setiap ditanya mengandung
sejumlah gram ekivalen tertentu. Pengenalan larutan Bertujuan agar mahasiswa dapat
mengetahui cara pembuatan larutan pengenceran dengan benar.
2. Gelas ukur (1000 ml) untuk mengukur volume cairan. Alat ini
memiliki bentuk silinder dan setiap garis
penanda pada gelas ukur mewakili
jumlah cairan yang telah terukur.
3. Pipet digunakan untuk memindahkan larutan
dari suatu wadah ke wadah lain dengan
jumlah yang sangat sedikit dan dengan
tingkat ketelitian pengukuran volume
yang sangat rendah. Umumnya pipet
tetes digunakan untuk memindahkan
cairan dari suatu wadah ke wadah yang
lain.
4. Pengaduk kaca Digunakan untuk mencampur larutan.
Membantu dekantasi larutan dari suatu
wadah ke wadah lain sementara padatan
tetap tertinggal di wadah asal.
LANGKAH KERJA
Mulai
Hasil Pengamatan
Larutan NaOH
NaOH 10 gram dalam 250 ml
air
Dalam percobaan yg telah
dilakukan tidak terjadi
perubahan warna pada larutan
NaOH yang telah dicampur
dengan aquades.
Sampel hasil :
Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum menjelaskan bahwa percobaan pertama pada pembuatan larutan
NaOH. Larutan NaOH adalah sejenis basa kaustik. Basa logam ini terbentuk dari oksida basa
dan mampu larut dalam air. NaOH dapat digunakan untuk membuat disinfektan dalam
pengelolaan air. Pada percobaan NaOH dilakukan sebanyak 0.2 M yang dilarutkan dengan air
200 ml dengan menghitung hasil molaritas dan setelah diamati dan di hitung telah
mendapatkan hasil 1,6 gram.
Percobaan kedua mengenai larutan KOH. Larutan KOH ini berupa padatan tak berwarna
adalah basa kuat. Salah satu manfaat KOH dapat digunakan untuk memperbaiki pH tanah
asam. Pada percobaan KOH telah diketahui dari larutan KOH volume larutan mula – mula
pertama sebanyak 150 ml dan mol zat terlarut pertama sebesar 2 N serta mol zat terlarut
kedua sebesar 5 N setelah diamati dan dihitung hasil dari volume larutan mula –mula kedua
dari larutan KOH yang telah diamati sebesar 60 V2
Pada percobaan ketiga mengenai larutan Z atau Seng. Pada percobaan ketiga ini diketahui
suatu zat kimia Z yang dengan konsentrasi molaritas mula mula sebanyak 10 M, molaritas
kedua sebesar 4 M dengan volume larutan mula – mula sebesar 200 ml setelah di amati dan
di hitung hasil dari volume larutan kedua sebesar 80.
Pada percobaan keempat mengenai larutan NaCl atau garam. Garam umumnya merupakan
hasil reaksi antara senyawa asam dan basa. Bentuk padatnya biasanya berupa kristal
sedangkan dalam bentuk larutan unsur-unsur penyusun garam akan mengion kembali dan
membuat larutan ini dapat menghantarkan listrik. Percobaan yang dilakukan dengan
mengetahui molaritas pada larutan NaCl sebesar 3 m yang dicampurkan dengan 1000 gram
aquades dan telah diketahui Mr dari NaCl sebesar 58,5 setelah diamati dan dihitung telah
didapatkan hasilnya sebesar 5,7.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum pembuatan larutan yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
Prosentase berat zat terlarut adalah 100 gram, volume suatu zat terlarut 100mL, berat atau
volume merupakan salah satu konsentrasi larutan yang massa zatnya dalam 100mL. Molaritas
adalah satuan konsentrasi yang menunjukkan banyaknya mol zat, Normalitas adalah ukuran
yang menunjukkan konsentrasi pada berat gram, Molaritas merupakan banyaknya mol zat
terlarut.
Di dapatkan lah suatu perhitungan yang meliputi:
6. Dik :
Mol = 0,2 M
V = 200 ml 0,2 liter
Jawab :
mol
Molaritas =
v
mol = 0,2 x 0,2
= 0,04
diketahui Mr NaOH = 40
mol x Mr NaOH
= 40 x 0,04
= 1,6 gram
7. Dik :
N1 = 2 N
N2 = 5 N
V1 = 150 Ml
Dit : V2
Jawab :
V1 x N1 = V2 x N2
150 x 2 = V2 x 5
300 = 5 V2
300
= V2
5
61 = V2
8. Dik :
V1 = 10 M
V2 = 4M
M2 = 200 ml
Dit : M1
Jawab :
V1 x M1 = V2 x M2
10 M1 = 4 x 20
10 M1 = 800
800
M1 =
10
M1 = 80
9. Dik :
gr = 1000
n = 3
Mr NaCl = 58,5
Dit : jumlah NaCL yang harus dilarutkan
Jawab :
gr = n x Mr
1000 = 3 x 58,5
1000 = 175,5
1000
=
175,5
= 5,7
DASAR TEORI
Keragaman makhluk hidup dapat dilihat dari bentuk dan struktur penyusun tubuh. Mulai
organisme uniseluler sampai multiseluler penyusun tubuh. Mulai organisme uniseluler
sampai multiseluler mereka sangat beragam. Bentuk dan struktur berkaitan erat dengan
fungsi maupun identitas. Organisme uniseluler yang umumnya berbentuk bulat, maka hal
ini akan memberikan kemudahan dalam mobilitas. Adanya alat tembahan berupa cilia,
flagella maupun tantekel juga membantu dalam upaya mendapatkan makanan. Pada
organisme multiseluler tersusun atas sel jaringan dan bagi kelompok yang evolusinya lebih
maju (modern) telah terbentuk organ masing-masing komponen tersebut bervariasi sesuai
dengan tugasnya . Ilmu yang mempelajari tentang sel disebut sitologi. Semua organisme
yang hidup terdiri atas sel, dapat berupa organisme tunggal (uniseluler) dan organisme
bersel banyak (multiseluler). Setiap sel merupakan unit fungsional dan struktual dari bentuk
hidup, merupakan unit fungsional dan struktual dari bentuk hidup , merupakan unit terkecil
pada dasarnya memiliki persamaan dalam bebagai segi. Misalnya saja tumbuhan dan hewan
yang merupakan variasi dari suatu unit dasr atau satuan struktur , dan ini menjadi dasar teori
sel yang dikemukakan oleh Schwan dan Schleiden pada tahun 1838.
Alat dan bahan
Praktikum III
MULAI
Mengupas bawang merah lalu mengambil Buka rongga mulut lalu oleskan tusuk gigi
bagian tipis ke pipi sebelah dalam
Letakkan bawang di kaca objek dan Letakan pada kaca objek dan tambahkan
tambahkan sedikit air sedikit air
Menutup kaca objek dengan posisi 140° Menutup kaca objek dengan posisi 45°
dengan perlahan dengan perlahan
Hasil Diskusi
1.
Fungsi :
Hasil Pengamatan
Gambar
Pembahasan
Berdasarkan data pengamatan yang telah dilakukan, terdapat beberapa perbedaan dari segi
bentuk dan struktur penyusun sel dari epitel rongga mulut dan irisan bawang merah. Didalam
irisan bawang merah yang diamati terlihat terdapat inti sel dan dinding sel, membran sel,
sitoplasma, dan inti sel. Fungsi dari masing-masing sel tersebut adalah :
1. Dinding sel
Dinding sel berfungsi sebagai pelindung sel. Dinding sel ini mengakibatkan sel tak
mampu bergerak serta berkembang dengan bebas layaknya sel pada umumnya. Akan
tetapi, hal ini memiliki akibat yang positif, sebab bagian sel ini mampu memberikan
support penuh. Kemudian sebagai perlindungan serta penyaring (filter) untuk struktur
dan fungsi sel tersebut.
2. Membran sel
Membran sel pada tumbuhan sangat penting berperan sebagai pelindung dan jalan lalu
lintas transportasi berbagai molekul masuk ke dalam dan keluar dari sel. Membran
sangat penting sebagai pelindung yang menjadi konstituen untuk sel. Membran akan
melindungi seluruh permukaan sel berjumlah banyak pada tumbuhan. Membran sel
seringkali disebut sebagai membran plasma.
3. Sitoplasma
Pada dasarnya fungsi sitoplasma pada tumbuhan adalah untuk memberikan dukungan
internal struktur karena menjadi semacam media suspensi. Adapun beberapa
fungsinya adalah sebagai berikut: Pada dasarnya fungsi sitoplasma pada tumbuhan
adalah untuk memberikan dukungan internal struktur karena menjadi semacam media
suspensi. Adapun beberapa fungsinya adalah sebagai berikut:
Sebagai tempat untuk menyimpan bahan kimia dalam metabolisme sel, seperti;
enzim, protein, dan lemak.
Sebagai sarana untuk menyerap air yang dibutuhkan oleh sel.
Sebagai bagian yang berfungsi untuk menjaga stabilitas air dalam sel.
4. Nukleus ( Inti sel )
Nukleus memiliki peran penting dalam sel tumbuhan dimana mengatur proses
metabolisme seperti pembelahan sel, pertumbuhan sel dan sintesis protein. Terdapat
inti dari sebuah nukleus yang bernama nukleoplasma.
Sedangkan pada percobaan epitel rongga mulut, telah diketahui bahwa hanya terdapat
membran sel, sitoplasma, dan nukleus ( inti sel ). Adapun fungsi dari masing – masing
sel tersebut adalah :
1. Membran sel
Membran sel adalah pembungkus sel pada bagian luar yang tersusun dari protein
(lipoprotein), kolesterol dan lemak (lipid). Pada bagian ini memiliki peranan yang
sangat penting dalam mengatur mineral dan nutrisi yang berada didalam maupun
diluar sel. Organel membran sel ini memiliki berbagai fungsi diantaranya :
2. Sitoplasma
Sitoplasma adalah bagian sel yang berupa cairan sel dan meiliki bentuk seperti dengan
gel. Organel ini memiliki dua proses fase bentuk yaitu fase gel (cair) dan fase sol
((padat). Cairan ini terdapat di dalam nukleus yang disebut dengan itilah
nukleoplasma. Organel sitoplasma ini berfungsi sebagai berikut :
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum biologi tentang sel hewan dan sel tumbuhan yang dilakukan,
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Sel merupakan penyusun struktur kehidupan yang paling kecil atau paling
sederhana.
2. Pada sel hewan bentuk sel tidak tetap karena tidak memiliki dinding sel sehingga
membran sel dapat bergerak dengan bebas.
3. Pada tumbuhan memiliki bentuk yang tetap karena memliki sel sehingga gerakan
membran sel terbatas.
4. Pada praktikum mengenai sel hewan dan tumbuhan adapun alat-alat yang digunakan
diantaranya; microskop binokuler, objek glass, tissue, silet, batang korek api, jarum
penthul dan cover glass.
5. Pada praktikum mengenai sel hewan dan tumbuhan adapun alat-alat yang digunakan
diantaranya: bawang merah, gabus dan epitel bagian dalam.