Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN RESMI K3 MIKRO

Dosen Pengampu: Ibu Toeti Rahadjoe, S.KM, M.Kes

Disusun Oleh Kelompok 10 :

1. Charen Regyna Asmarani (G0C018096)


2. Salma Wulandari (G0C018106)
3. Salfiya Nurul Ardiyanik (G0C018122)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

TAHUN 2018/2019
Laporan Praktikum K3 Mikro

AutoClave

Hari/Tanggal : Senin
Pertemuan :I
Materi : Sterilisasi Menggunakan Autoclave.
Dosen Pengampu : 1. Toeti Rahajoe , S.KM.M.Kes

A. Autoklaf Listrik

Persiapan
1. Letakkan Autoclave Hirayama HVE 50 pada permukaan yang stabil
dan rata dan hindarkan dari sinar matahari secara langsung.
2. Hubungkan stop kontak dengan sumber tenaga listrik.
3. Tekan tombol “ON” yang ada di sisi kanan.
Pengoperasian
1. Power On. Tekan POWER ON/OFF di bagian depan alat.
2. Menuangkan Air, Hirayama HVE-50 membutuhkan 2 Liter air
aquadest.
3. Memuat Bahan. Tempatkan substansi yang akan disterilkan ke dalam
chamber. Tekan bagian depan-tengah tutupnya sampai magnet catch
tertarik ke magnet. Sambil menekan tutup, geser tuas open/close ke
sisi LOCK.
4. Memilih Mode (Process).
Mode Aplikasi
Mode Aplikasi
1 Sterilisasi medium agar (dihangatkan untuk
LIQ pencegahan
koagulasi setelah sterilisasi).
2 Sterilisasi cairan, seperti air, media, reagen,
LIQ dan obatobatan cair, yang bertahan pada
suhu tinggi, uap
bertekanan tinggi.

3 Sterilisasi alat dari kaca, logam keramik,


SOLID atau karet yang
tahan terhadap suhu tinggi, uap tekanan
tinggi dan
penurunan tekanan uap secara tiba-tiba
selama proses
pembuangan.

5. Mengubah Nilai Set.


a. Tekan tombol SET/ENT.
b. Tekan tombol NEXT untuk memilih item untuk mengubah.
c. Ubah nilai ditampilkan menggunakan tombol increase/decrese
(↑,↓).
d. Tekan tombol SET/ENT.
 Untuk membatalkan perubahan pengaturan selama perubahan operasi,
tekan tombol MODE. Nilai-nilai yang berubah tidak akan disimpan dan
peralatan akan kembali ke keadaan standby.
6. Memulai Operasi. Tekan tombol START/STOP.
7. Membongkar. Pastikan bahwa pengukur tekanan dalam chamber
tertera "0 MPa"
8. Setelah Operasi Komplit. Matikan tombol power setelah selesai
operasi.
9. Membatalkan Operasi. Tekan tombol START / STOP.
Mengakhiri penggunaan
1. Tekan tombol “OFF” yang ada di sisi kanan.
2. Cabut kabel stop kontak.
3. Simpan di tempat yang kering
B. Resiko Sterilisasi Menggunakan Autoklaf
1. Pecah alat dari dalam
2. Terjadi ledakan apabila suhu terlalu tinggi
3. Pastikan sisi kanan/kiri tidak ada alkohol untuk mencegah terjadinya kebakaran
4. Kemungkinan terjadinya resiko konsleting listrik.

LAPORAN K3 MIKRO
PEMBUATAN PREPARAT SEDERHANA DARI SUSPENSI
Hari atau tanggal: Senin,24 Juni 2019
Waktu: 16.20-17.10
Dosen pengampu: Toeti Rahayu, S.KM.M.Kes
Tujuan: Mahasiswa mampu membuat sediaan preparat sederhana dengan baik dan sesuai
dengan standar operasional prosedur.
I. Alat dan Bahan
Alat Bahan
Kaca objek Suspense di dalam tabung
Kawat ose bundar
Kapas alkohol
Mangkok
Spiritus
Rak tabung
Spidol

II. Prosedur
1. Menyiapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan untuk pembuatan
preparat.
2. Bersihkan kaca objek dengan menggunakan alkohol agar menghilangkan lemak
dan bakteri yang menempel.

3. Buatlah lokasi bentuk oval 3 x 2 cm dengan spidol permanent di bagian bawah


kaca objek.

4. Dengan menggunakan pensil 2b berilah nama kultur bakteri pada kiri atas kaca
objek.
5. Lalu fiksasi dengan spiritus.
6. Ose di panaskan sampai ujung perbatasan hingga merah menyala.
7. Kocoklah tabung suspensi biakan bakteri.
8. Suspensi diambil dengan menggunakan ose mata 1-2 kali kemudian di letakka
dibagian atas kaca objek, lalu diratan pada lokasi oval yang telah dibuat.
9. Lalu kering anginkan pada suhu ruang, sampai terlihat selaput putih.
10. Setelah benar-benar kering, lakukan fiksasi 3kali di atas api dengan cepat.
11. Lalu simpan hasilnya.
Resiko bahaya yang ditimbulkan apabila pembuatan preparat tidak sesuai dengan
standar operasional produksi:
1. Praktikan terkena bakteri yang akan di buat preparat.
2. Kebakaran akibat penggunaan spiritus yang tidak sesuai atau di dekatkan dengan
alkohol.
3. Pecahnya alat akibat pemanasan yang terlalu lama.
Tujuan fiksasi:
1. Fiksasi yang pertama bertujuan untuk menghilangkan lemak, kotoran, kuaman dan
menghindari kontaminasi kuman lain.
2. Fiksasi yang kedua bertujuan untuk menempelkan kuman pada preparat.
3. Pemanasan ose dari ujung sampai pembatas ose, bertujuan agar bakteri yang
menempel pada ose mati dan tidak bercampur dengan bakteri yang ada di
suspense.

Laporan Praktikum K3 Mikro


“Penanaman Bakteri pada Benda Padat”

Hari, Tanggal : Senin, 1 July 2019


Pertemuan :3
Materi : Penanaman bakteri / suspensi pada benda padat
Dosen Pengampu : Ibu Toeti Rahadjoe, S.KM, M.Kes
Tujuan : Mahasiswa dapat melakukan penanaman bakteri atau suspensi pada
zona yang sesuai atau yang benar

A. Alat dan Bahan


1. Alat :
 Cawan petri (yang sudah di isi dengan agar/benda padat)
 Ose
 Lampu spirtus
 Rak tabung
 Spidol
 Kapas & tisue
 Penggaris

2. Bahan :
 Suspensi atau bakteri
 Alkohol
 Kertas
 Korek api

B. Cara Kerja

a. Metode A:
1. Siapkan alat dan bahan yang akan di gunakan
2. Gambar pola terlebih dahulu pada belakang cawan petri. Dibagi
menjadi 4 bagian atau zona, untuk zona nomer 4 dibuat lebih besar
karena untuk hasil pengamatan yang di gunakan adalah zona 4,
karena hasil dari zona 4, suspensi atau bakteri akan tersusun sendiri
sendiri
3. Setelah digambar pada belakang cawan petri, ambil ose untuk
melakukan fiksasi pada ose
4. Nyalakan lampu spirtus dengan korek api, lalu fiksasi ose dengan
api menyala yang dilalui dengan lampu spirtus
5. Panaskan ose hingga warna merah menyala atau merah bata, fiksasi
hingga batas ujung besi ose
6. Setelah berwarna merah menyala atau membara, diamkan sebentar
suhu ruang, supaya kalau di masukan kedalam suspensi, hasil
bakterinya tidak pecah atau mati karena panas dari ose tersebut
7. Setelah didiamkan sebentar, masukan ose ke dalam suspensi,
sebelum di masukan homogenkan suspensi terlebih dahulu, diambil
sekitar ujung mata ose
8. Buka cawan petri sekitar ¼ saja, masukan ose dalam cawan petri
dan lakukan sesuai dengan urutan zona yang ada
9. Oleskan pada zona yang pertama terlebih dahulu
10. Setelah pada zona pertama, panaskan ose kembali dan langsung
masukan ose ke dalam cawan petri untuk melanjutkan arsiran yang
tadi
11. Lakukan hingga urutan zona ke 4
12. Setelah selesai, tutup cawan petri dan bungkus dengan kertas
kosong yang tidak ada tulisannya

b. Metode B
1. Siapkan alat dan bahan yang akan di gunakan
2. Gambar pola terlebih dahulu pada belakang cawan petri. Dibagi
menjadi 4 bagian atau zona, untuk zona nomer 4 dibuat lebih besar
karena untuk hasil pengamatan yang di gunakan adalah zona 4,
karena hasil dari zona 4, suspensi atau bakteri akan tersusun sendiri
sendiri
3. Setelah digambar pada belakang cawan petri, ambil ose untuk
melakukan fiksasi pada ose
4. Nyalakan lampu spirtus dengan korek api, lalu fiksasi ose dengan
api menyala yang dilalui dengan lampu spirtus
5. Panaskan ose hingga warna merah menyala atau merah bata, fiksasi
hingga batas ujung besi ose
6. Setelah berwarna merah menyala atau membara, diamkan sebentar
suhu ruang, supaya kalau di masukan kedalam suspensi, hasil
bakterinya tidak pecah atau mati karena panas dari ose tersebut
7. Setelah didiamkan sebentar, masukan ose ke dalam suspensi,
sebelum di masukan homogenkan suspensi terlebih dahulu, diambil
sekitar ujung mata ose
8. Buka cawan petri sekitar ¼ saja, masukan ose dalam cawan petri
dan lakukan sesuai dengan urutan zona yang ada
9. Oleskan pada zona yang pertama terlebih dahulu
10. Setelah pada zona pertama lakukan hingga urutan zona ke 4
11. Setelah selesai, tutup cawan petri dan bungkus dengan kertas
kosong yang tidak ada tulisannya
12. Untuk metode B, tidak di panaskan 2x, cukup 1x aja

C. Contoh Penggambaran Zona

3
Pola 1
2

1
pol

pola 2
4
2

D. Hasil Pengamatan
1.

2.

3.

Anda mungkin juga menyukai