Anda di halaman 1dari 74

+

GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN


Mei 2019
Dr. Maya Damayanti, SpPA
+

• Fungsi sistem pencernan: mempersiapkan zat-zat gizi yang


diperlukan oleh tubuh menjadi partikel-partikel kecil yang bisa
diserap
+
+
+
+
+
Gangguan dan kelainan pada sistem
pencernaan
+
+
 1. Gastritis

1. Gastritis
 merasa lambungnya terbakar.
Gastritis atau radang lambung disebabkan oleh :
- Produksi asam lambung   iritasi dinding lambung.
- Bakteri.

2. Batu empedu
Batu empedu : penyumbatan pada saluran empedu, krn adanya
endapan di saluran empedu.
+

3. Konstipasi (sembelit)

Konstipasi terjadi karena feses bergerak secara lambat melalui kolon.

Feses yang ada sangat banyak dan kering sehingga sulit buang air besar.

Hal ini disebabkan oleh :

-Buang air yang tidak teratur.

-Kurang makanan berserat, air


+

4. Diare

Diare adalah suatu kondisi sering buang air besar dan feses terlalu
lunak.

Makanan terlalu cepat melalui usus halus dan kolon sehingga air tidak
banyak diabsorpsi.

Diare dapat merupakan gejala tipus, kanker, kolera, atau infeksi.


+

5. Disentri
Disentri disebabkan karena infeksi bakteri atau amuba.
Gejala penyakit ini adalah buang air besar bercampur darah.

6. Radang usus buntu


Radang usus buntu adalah peradangan pada apendiks.
Hal ini terjadi, karena adanya penumpukan makanan dan terjadi infeksi.
+

7. Kanker

Kanker usus besar terjadi, karena pola makanan yang tidak sehat.

Gejala yang timbul adalah adanya darah pada feses.

 
+
+
GASTRITIS
+

 Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari


beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan
pada lambung.
+

ETIOLOGI

1.         Etiologi Gastritis Akut :


·         Obat-obatan : aspirin, terutama salycylat, indomethacin,

sulfonamide, obat anti inflamasi nonsteroid (AINS) dan steroid.


·         Alkohol, gangguan mikrosirkulasi,  mukosa lambung : trauma,

luka bakar, sepsis.


·         Refluk empedu
·         Terapi radiasi
·         Mencerna asam atau alkali kuat, dll.
+

 Secara makroskopik terdapat lesi erosi mukosa dengan lokasi


berbeda.

  Jika karena stress, erosi ditemukan pada korpus dan fundus.

  Jika karena AINS, erosi terutama ditemukan di daerah antrum,


namun dapat juga menyeluruh.

 Secara mikroskopik, terdapat erosi dengan regenerasi epitel, dan


ditemukan reaksi sel inflamasi neutrofil yang minimal.
+

2.         Etiologi Gastritis Kronik

Inflamasi lambung yang dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau


maligna dari lambung atau oleh Heliobacter pylory (H. pylory).
+

PATOFISIOLOGI
Terdapat gangguan keseimbangan antara faktor agresif dan faktor
defensif11, antara lain :

GASTRITIS AKUT
Adanya zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiritasi
mukosa lambung. Jika mukosa lambung teriritasi ada 2 hal yang
mungkin terjadi :

1.      meningkatkan sekresi mukosa menghasIlkan HCl dan NaCO3 


-meningkatkan asam lambung.  rasa mual muntah yang berakibat
pada gangguan nutrisi cairan dan elektrolit.
+

2. menyebabkan mukosa inflamasi,

-jikamukus yang dihasilkan dapat melindungi mukosa lambung dari


kerusakan HCl maka akan terjadi hemostatis dan akhirnya akan terjadi
penyembuhan

mukus gagal melindungi mukosa lambung,  erosi pada mukosa


-jika
lambung. Jika erosi ini terjadi dan sampai pada lapisan pembuluh darah
maka akan terjadi perdarahan yang akan menyebabkan nyeri dan
hypovolemik12.
+
+

GASTRITIS KRONIK

.Tipe A (sering disebut sebagai gastritis autoimun) diakibatkan dari


perubahan sel parietal, yang menimbulkan atrofi dan infiltrasi seluler.

Hal ini dihubungkan dengan penyakit autoimun seperti anemia


permisiosa dan terjadi pada fundus atau korpus dari lambung.

 Tipe B (kadang disebut dengan gastritis H. pylory) mempengaruhi


antrum dan pilorus : faktor diet seperti minum panas atau pedas,
penggunaan alkohol dan obat-obatan, merokok atau refluks isi usus
kedalam lambung.
+

GEJALA KLINIS

o   Perih atau sakit seperti terbakar pada perut bagian atas yang

dapat menjadi lebih baik atau lebih buru ketika makan

o   Mual

o   Muntah

o   Kehilangan selera makan

o   Kembung

o   Terasa penuh pada perut bagian atas setelah makan

o   Kehilangan berat badan


+
+

Endoskopi saluran cerna bagian atas

Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran


cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar-X dengan cara
memasukkan sebuah selang kecil yang fleksibel (endoskop) melalui
mulut dan masuk ke dalam esophagus, lambung dan bagian atas usus
kecil

Jikaada  jaringan dalam saluran cerna yang terlihat mencurigakan


biopsy  dibawa ke laboratorium

Tidak nyaman pada tenggorokan akibat menelan endoskop.


+
Endoskopi
+
Endoskopi
+
+
+

GASTROENTERITIS

inflamasi pada lapisan usus yang biasanya disebabkan infeksi

inflamasi membrane mukosa lambung dan usus halus yang ditandai


dengan muntah dan diare yang berakibat kehilangan cairan dan
elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit.

Sebagian besar infeksi disebabkan oleh virus namun dapat juga


disebabkan oleh bakteri atau parasit.
+
PATOFISIOLOGI GE
+

Gejala dan tanda gastroenteritis yaitu:

Nyeri perut atau kram perut

Diare

Mual dan muntah

Penurunan berat badan

Demam

Menggigil atau sakit kepala


+
+

Komplikasi.
Dehidrasi

Renjatan hipovolemik
Kejang

Bakteriemia

Mal nutrisi
Hipoglikemia

Intoleransi sekunder  akibat kerusakan mukosa usus.


+
+

Pemeriksaan laboratorium yang meliputi :

1. Pemeriksaan Tinja

Makroskopis dan mikroskopis.

pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet dinistest, bila
diduga terdapat intoleransi gula.

Bila diperlukan, lakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.


+

2) Pemeriksaan Darah

pH darah dan cadangan dikali dan elektrolit ( Natrium, Kalium,


Kalsium, dan Fosfor ) dalam serum untuk menentukan keseimbangan
asama basa.

Kadar ureum dan kreatmin untuk mengetahui faal ginjal.

3) Intubasi Duodenum ( Doudenal Intubation )

Untuk mengatahui jasad renik atau parasit secara kualitatif dan


kuantitatif, terutama dilakukan pada penderita diare kronik
+

Penatalaksanaan Medis

1) Pemberian cairan untuk mengganti cairan yang hilang.

2) Diatetik: pemberian makanan dan minuman khusus pada penderita


dengan tujuan penyembuhan dan menjaga kesehatan adapun hal yang perlu
diperhatikan :

3) Monitor dan koreksi input dan output elektrolit.

4) Obat-obatan.

Berikan antibiotik.

5) Koreksi asidosis metabolik.


+
DIARE

 ada penyakit diare ini, buang air besar lebih sering yaitu lebih dari
tiga kali sehari.

 Diare Akut adalah diare yang berlangsung kurang dari dua minggu

 Diare Kronis adalah diare yang berlangsung lebih dari 2 minggu.


+
Penyebab diare :
+
+
+

Pencegahan Diare :

Jaga asupan makanan

Jaga kebersihan

Kurangu asupan makanan mentah

Kelola stress
+
+

 Apendisitis atau yang dikenal dengan penyakit Usus buntu adalah


suatu penyakit yang ditandai dengan adanya peradangan pada bagian
usus buntu atau disebut juga apendiks.
+
+

PENYEBAB

Sebag besar kasus ok sumbatan (obstruksi) pd apendiks

 Penuh dengan lendir dan membengkak  tekanan meningkat 


radang smkn meluas  sirkulasi aliran darah terganggu  kekurangan
oksigen  kematian sel ( nekrotik)  peradangan berlanjut tanpa
pengobatan  pecah
+
+
+

Usus buntu yang pecah bs mengakibatkan :

-Keluarnya bakteri usus ke rongga perut  peradangan / infeksi pd


rongga perut ( peritonitis )  fatal

-Terbentuk abses ( kantong berisi nanah dr infeksi )

-Infeksipd indung telur dan salurannya ( tuba falopii ) pd wanita. 


ketidaksuburan ( infertil )

-Masuknya bakteri ke dlm pembuluh darah ( septikemia )  fatal


+
+

Gejala Usus buntu

nyeri yang terjadi pada bagian perut sebelah kanan dan bagian bawah,
timbul mual dan muntah

Nyeri rebound, sensasi nyeri saat perut kanan bawah terasa nyeri jika
ditekan dan rasa nyeri smkn hebat saat tekanan dilepaskan

demam yang cukup tinggi.


+
+
+

PENGOBATAN

Pembedahan / operasi apendiks

Penundaan operasi bs berakibat fatal

Usus buntu yang terinfeksi bs pecah dlm wkt 24 jam stl gejala muncul
+
+
+
KANKER KOLOREKTAL

 : Kanker yang menyerang usus besar (kolon) dan anus (rektum).


 Karsinoma kolorektal adalah merupakan suatu tumor malignan yang
muncul dari jaringan epitelial dari kolon dan rektum
 Insiden karsinoma kolon dan rektum di Indonesia cukup tinggi
demikian juga angka kematiannya
 Insiden pada pria sebanding dengan wanita, dan lebih banyak pada
orang muda.
 Sekitar 75 % ditemukan di rektosigmoid.
+
+

 Tumor terjadi ditempat yang berada dalam colon mengikuti kira-kira


pada bagian  ( Sthrock 1991 a )  :

 ·        26 % pada caecum dan ascending colon

 ·        10 % pada transfersum colon

 ·         15 % pada desending colon

 ·        20 % pada sigmoid colon

 ·        30 % pada rectum


+
+
+

Penyebab dari Ca Colorektal tidak diketahui secara pasti, namun terdapat factor-factor predisposisi yang
terdiri dari:

Usia lebih dari 40 tahun

Riwayat keluarga

Riwayat kanker di bagian tubuh yang lain

Polip Benigna, Polip Kolorektal, Polip Adematosa atau adenoma Villus

Kolitis ulseratif lebih dari 20 tahun

Sedentary Life style, merokok, Obesitas.

Kebiasaan makan tinggi kolesterol/lemak dan protein (konsumsi daging)  serta rendah serat /
Karbohidrat Refined  yang mengakibatkan perubahan pada flora feses dan perubahan degradasi garam-
garam empedu atau hasil pemecahan protein dan lemak yang bersifat karsinogenik.
+

Gambaran klinis

 Sangat bervariasi dan tidak spesifik.

 Bisa dijumpai tanpa keluhan sampai adanya keluhan berat dan


tergantung pada lokasi / besarnya tumor.

Pada karsinoma kolon kanan, klien datang dengan keluhan ada masa
di abdomen kanan,

Obstruksi akan timbul bila tumor sudah besar.

Tumor kolon kiri lebih cepat terjadi obstipasi dan tanda-tanda


obstruksi.
+

 Rasa tidak enak di perut atau Nyeri abdomen merupakan keluhan


paling sering disampaikan penderita. Namun keluhan ini
berhubungan dengan kanker kolon bukan dengan kanker rectum.
+

 Perdarahan Peranal sebagai keluhan pertama penderita dengan gejala


berupa perdarahan segar bercampur atau tanpa disertai tinja.

 Perubahan pola defekasi dapat berupa; diare/ konstipasi, bentuk tinja


seperti pensil, serta perut masih terasa penuh meskipun sudah buang
air besar.

 Adapun gejala lain yaitu: Anemia idiopatik, Nausea, malaisea,


Haemoroid, Anoreksia, dan Perubahan Berat badan (BB menurun)
akibat iritasi dan respon refluks
+
+

 Komplikasi

1.   Obstruksi usus parsial atau lengkap diikuti penyempitan lumen


akibat lesi.

2.   Haemorrhagi/ perdarahan

3. Pembentukan Abses akibat Perforasi dinding usus oleh tumor diikuti


kontaminasi dari rongga peritoneal oleh isi usus.

4.   Shock akibat peritonitis dan sepsis

5.   Mestatase ke organ lain yang berdekatan. Terjadi fistel pada


kantong kemih, vagina / usus.
+

Penatalaksanaan Medik

Keberhasilan pengobatan kanker kolorektal ditentukan oleh stadium


saat diagnosis dibuat. Terdapat berbagai macam stadium penyakit
kanker kolorektal.,
+
+

 Dalam penatalaksanaan medik diberikan terapi adjuvant, mencakup


kemoterapi, terapi radiasi, dan ataupun imunoterapi.

 Terapi radiasi diberikan pada periode praoperatif, intra operatif dan


pascaoperatif.

 Untuk tumor yang tidak di operasi atau di reseksi, radiasi digunakan


untuk menghilangkan gejala
+
+

Anda mungkin juga menyukai