Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN MIKOLOGI

TEKNIS PRINSIP ASEPTIS

MIKOLOGI

KELOMPOK 6:

IIN KURNIA F1071171001

WIWIK HARTIKA F1071171024

PRIVITA MAULIDYA F1071171031

NISA DANIA ATIMI F1071171063

GUSTI RAMADHANI F1072161025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2019
A. TUJUAN
Mengenal berbagai macam alat-alat laboratorium dan alat-alat sterilisasi
serta cara menggunakannya.

B. METODOLOGI
1. ALAT DAN BAHAN
a. Alat :
- Petridish - Autoklaf - Gunting
- Pipet ukur - Oven - Sprayer
- Erlenmeyer - Inkubator - Neraca digital
- Pinset - Lemari es - Tabung reaksi
- Hot plate - Bunsen - Gelas ukur 500 ml
- Pisau
b. Bahan :
- Kertas merang - Label
- Kapas - Tissue
- Kain kasa - Korek api
- Plastik wayang - akuades

2. CARA KERJA
a. Pengenalan alat laboratorium
 Perhatikan alat laboratorium dan catat jenis-jenis alat
laboratorium serta penggunaannya.
 Perhatikan dan catat jenis-jenis alat strerilisasi serta cara
penggunaannya.
 Gambar semua alat-alat yang diamati.
b. Sterilisasi alat
 Siapkan alat-alat yang akan disterilisasi.
 Bersihkan menggunakan air dan keringkan.
 Bersihkan alat dengan alkohol.
 Bungkus alat menggunakan kertas merang, kemudian
dibungkus lagi menggunakan plastik.
 Sterilisasi alat-alat tersebut ke dalam autoklaf selama 30 menit
dengan suhu 121̊ C.
 Setelah sterilisasi menggunakan autoklaf selesai, maka alat-
alat dimasukkan kedalam oven.
c. Sterilisasi bahan
 Siapkan bahan yang akan disterilisasi.
 Tutup bahan menggukan sumbat
 Bungkus bahan menggunakan kertas merang, kemudian
dibungkus lagi menggunakan plastik.
 Sterilisasi bahan tersebut ke dalam autoklaf selama 15 menit
dengan suhu 121̊ C.
 Setelah sterilisasi menggunakan autoklaf selesai, maka bahan
dimasukkan kedalam lemari es.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Hasil Pengamatan
No. Nama Alat dan Fungsi Alat
Gambar Sterilisasi
Petridish menyimpan media dan Autoklaf dan
menumbuhkan jamur alkohol
1. yang akan ditanam.

Erlenmeyer menyimpan media yang Autoklaf dan


akan digunakan untuk alkohol
menanam jamur. PDA
2.
dimasak disimpan di
erlenmeyer.
Hot plate memasak media

3. -

Oven menyimpan alat yang


sudah distrelisasikan

4. -

Pinset mengambil jamur dan Autoklaf,


menjepit jamur bunsen, dan

5. alkohol

Inkubator setelah meletakkan


jamur di peyridish jamur
akan di inkubasi di
6. inkubator, subunya -
disesuaikan dg suhu
jamur / suhu ruang 28-
31 derajat
Lemari es menyimpan media
tanam atau hasil
inkubasi
7. -
Bunsen Isolasi dan
menstrelisasi pinset.
Jadi pinset dipanaskan
8. dengan bunsen terlebih -
dahulu agar steril

Gunting memotong jamur Bunsen,


alkohol, dan
autoklaf
9.

Sprayer menyimpan alkohol Alkohol


yang digunakan untuk
strelisasi area
10.
sprayer

Neraca digital untuk menimbang bahan

11. -

Tabung reaksi uji coba menanam jamur Autoklaf dan


di tabung rekasi, alkohol
medianya dibuat dalam
12.
keadaan miring dan
akan tanam di tabung
reaksi
Gelas ukur 500 ml menakar air yg akan kita Autoklaf dan
gunakan dalam alkohol
13. membuat media

Pisau memotong media Bunsen,


alkohol, dan
14. autoklaf

Autoklaf Mensterilisasikan alat

15. -

2. Pembahasan

Metode aseptis merupakan usaha untuk menghindarkan setiap kontak


antara kultur murni, medium steril, wadah steril serta permukaan meja kerja
dari mikroorganisme kontaminan atau kompetitor (mikroorganisme yang
tidak diinginkan). Teknis aseptis harus dilakukan untuk mencegah
terjadinya kontaminasi oleh mikroorganisme “kompetitor” pada kultur
mikroba (murni) yang digunakan dalam suatu eksperimen serta pada media
dan peralatan yang sudah steril. Karena ancaman kontaminasi dari
mikroorganisme “kompetitor” selalu ada atau mungkin terjadi dikarenakan
mikroorganisme hidup dimanapun dan berukuran sangat kecil sehingga
mudah tersebar melalui udara dan mudah ditemukan pada berbagai
permukaan media pertumbuhan mikroorganisme atau permukaan peralatan
praktikum. Oleh karena itu metode aseptis sangat penting untuk mendukung
keberhasilan eksperimen pada Laboratorium Mikrobiologi (Curtiz, 2009).
Sterilisasi merupakan proses penghilangan mikroba hidup (protozoa,
fungi, bakteri, mycoplasma, virus) di dalam suatu media. Objek yang tidak
mengandung mikroba merupakan objek steril. Sterilisasi dilakukan untuk
mematikan mikroba dan menjadikan suatu media steril. Adapun tujuan dari
sterilisasi adalah menghilangkan atau menghancurkan terhadap semua
mikroorganisme beserta spora dari mikroba patogen sehingga peralatan atau
media yang akan kita gunakan bebas dari kontaminan, menghindari
peralatan cepat rusak. Sterilisasi adalah hal yang penting dalam melakukan
altivitas di laboratorium mikrobiologi terutama yang melibatkan
mikroorganisme (Guhathakurta, 2016).

Sterilisasi dalam mikrobiologi berarti membebaskan tiap benda atau


substansi dari semua kehidupan dalam bentuk apapun. Untuk tujuan
mikrobiologi dalam usaha mendapatkan keadaan steril, mikroorganisme
dapat dimatikan setempat oleh panas (kalor), gas-gas seperti formaldehid,
etiloksida, atau betapriolakton oleh bermacam-macam larutan kimia oleh
sinar lembayung ultra atau sinar gama. Mikroorganisme juga dapat
disingkirkan secara mekanik oleh sentrifugasi kecepatan tinggi atau oleh
filtrasi (Curtis, 1999).
Sterilisasi alat dan bahan dapat mempengaruhi hasil penelitian
karena terkontaminasinya peralatan atau bahan dengan bakteri yang ada
diluar hasil penelitian. Hal ini dikendalikan dengan melapisi alat dan
sampel atau bahan penelitian dengan aluminium foilserta melakukan
sterilisasi basah dan kering pada semua purulen yang digunakan pada
pengambilan dan penyimpanan sampel. Sterilisasi basah dilakukan
dengan menggunakan autoklaf yang diulaskan pada suhu 1210 C selama
30 menit. Sterilisasi kering dilakukan dengan menggunakan lampu Bunsen
atau oven. Pencegahan kontaminasi selama isolasi, penanaman dan
pemeriksaan dilakukan dengan cara bekerja dimeja Laminary Flow
(Budiarti, 2007).
Sterilisasi dengan udara kering alat yang umum dikenal adalah oven.
Alat ini dipakai untuk mensterilkan alat-alat gelas seperti Erlenmeyer,
cawan petri, tabung reaksi dan alat gelas lainnya, bahan-bahan seperti kapas,
kain dan kertas dapat disterilkan dengan alat ini. Pada umumnya suhu yang
digunakan pada sterilisaasi secara kering adalah 110-180 derajat C selama
paling sedikit 2 jam. Lama sterilisasi tergantung pada alat dan jumlahnya
(Machmud, 2008).
Sterilisasi dengan uap panas bertekanan, alat ini disebut autoklaf untuk
sterilisasi ini alat dilengkapi dengan katup pengaman. Alat diisi dengan air
kemudian bahan dimasukkan. Panaskan sampai mendidih dan dari katup
pengaman keluar uap air dengan lancer lalu ditutup. Suhu akan naik sampai
121 derajat C dan biarkan sampai 15 menit, lalu biarkan dingin sampai
tekanan normal dan klep pengaman dibuka, cara ini akan mematikan spora
dengan cara penetrasi panas ke dalam sel atau spora sehingga lebih cepat.
Untuk bahan yang tidak tahan panas maka cara diatas tidak dapat dipakai
(Machmud, 2008)

Praktikum kali ini membahas tentang teknik prinsip aseptis yang


bertujuan untuk mengenal berbagai macam alat-alat laboratorium dan alat-
alat sterilisasi serta cara menggunakannya. Adapun alat-alat yang digunakan
dalam praktikum ini yaitu petridish, pipet ukur, erlenmeyer, pinset, hot
plate, pisau, autoklaf, oven, inkubator, lemari es, bunsen, gunting, sprayer,
neraca digital, tabung reaksi, gelas ukur 500 ml serta bahan yang digunakan
yaitu kertas merang, kapas, kain kasa, plastik wayang, label, tissue, korek
api dan akuades.

Alat-alat laboratorium mikrobiologi ini memiliki teknik sterilisasi yang


tidak semuanya sama antara lain :
1. Alat gelas
Alat-alat gelas ini disterilkan dengan menggunakan oven, atau
disebut juga hot air sterilization. Alat-alat gelas disterilkan oleh udara
panas di dalam oven pada suhu 160ºC selama 2 jam waktu ini
diperlukan agar alat-alat tersebut benar-benar telah terbebas dari
mikroorganisme yang tidak diinginkan. Alat-alat yang disterilkan
dengan menggunakan oven adalah alat yang tahan terhadap panas.
2. Alat non gelas
Alat-alat non gelas ini disterilkan dengan menggunakan autoklaf
yaitu dengan menggunakan uap air panas bertekanan tinggi yaitu 121ºC
2 atm selama 15-20 menit. Keuntungan menggunakan alat ini adalah
dapat membunuh seluruh mikroorganisme dengan cepat, dapat
membunuh virus dan tidak ada absorbs seperti pada umumnya yang
terjadi pada penggunaan filter. Kerugiannya antara lain dapat
menurunkan pH. Alat-alat yang disterilkan dengan autoklaf adalah alat
yang tidak tahan terhadap panas atau mudah meleleh.

Berdasarkan ukurannya, alat yang digunakan pada praktikum ini


dibedakan menjadi dua yaitu alat berukuran kecil dan alat yang berukuran
besar. Yang termasuk alat berukuran kecil adalah petridish, bunsen,
gunting, sprayer, Erlenmeyer 500 ml, pinset, tabung reaksi, gelas ukur 500
ml, dan pisau. Sedangkan alat yang berukuran besar yaitu hot plate, autoklaf,
inkubator, lemari es, dan neraca digital.

Dari hasil pengamatan, dapat diketahui bahwa petridish berfungsi


sebagai wadah menumbuhkan jamur yang disterilisasi menggunakan
autoklaf. Erlenmeyer 500 ml berfungsi sebagai alat menyimpan media yang
disterilisasi menggunakan autoklaf. Hot plate tidak di sterilisasi, berfungsi
untuk memanaskan bahan. Pinset berfungsi untuk mengambil jamur,
disterilisasi dengan autoklaf. Autoklaf merupakan alat sterilisasi basah yang
menggunakan tekanan uap. Oven merupakan alat sterilisasi kering yang
menggunakan listrik untuk menghasilkan udara panas, pada praktikum ini
oven berfungsi untuk menyimpan alat yang sudah disterilkan. Inkubator
tidak di sterilisasikam, berfungsi sebagai alat untuk menginkubasi jamur.
Lemari es tidak di sterilisasikan, berfungsi untuk menyimpan media tanam.
Bunsen berfungsi untuk membakar pinset. Gunting berfungsi untuk
memotong jamur yang distrerilisasi menggunakan autoklaf. Sprayer tidak
disterilisasikan berfungsi untuk menyimpan alkohol. Neraca digital tidak
disterilisasikan dan merupakan alat untuk menimbang. Tabung reaksi
berfungsi sebagai wadah untuk uji coba menanam jamur, yang di sterilisasi
menggunakan autoklaf. Gelas ukur 500 ml berfungsi untuk menakar air
untuk membuat media, yang di sterilisasi menggunaan autoklaf. Pisau
berfungsi untuk membantu memotong media dan disterilisasi menggunakan
autoklaf.

Sebelum mengambil kultur mikroorganisme alat-alat harus


disterilkan terlebih dahulu menggunakan autoclave dengan suhu 121℃
supaya bakteri yang ada di dalam pipet ukur mati. Setelah di sterilkan harus
melakukan aseptis menggunakan alkohol 70% dahulu, hal ini bertujuan
untuk kultur jaringan tidak terkontaminasi dengan bakteri lain (Rubiyanto,
2016).

Pada setiap alat dan bahan memiliki daya atau kemampuan


sensitivitas yang berbeda beda terhadap kondisi lingkungan luar. Sehingga
dalam proses pensterilisasiannya dilakaukan dengan waktu yang berbeda,
selain itu juga dapat berhubungan dengan jumlah spora mikroba yang dapat
bertahan akan menunjukkan karakteristik yang berbeda, ada mikroba yang
termofilik.Tetapi setelah suhu dinaikkan dengan pemanasan mencapai
temperature dalam waktu tertentu dapat mengakibatkan mikroba yang hidup
akan berkurang bahkan mengalami kematian (J.H ed. 1988).
D. KESIMPULAN
1. Metode aseptis merupakan usaha untuk menghindarkan setiap kontak
antara kultur murni, medium steril, wadah steril serta permukaan meja
kerja dari mikroorganisme kontaminan atau kompetitor
(mikroorganisme yang tidak diinginkan).
2. Teknis aseptis harus dilakukan untuk mencegah terjadinya kontaminasi
oleh mikroorganisme “kompetitor” pada kultur mikroba (murni) yang
digunakan dalam suatu eksperimen serta pada media dan peralatan yang
sudah steril.
3. Sterilisasi dalam mikrobiologi berarti membebaskan tiap benda atau
substansi dari semua kehidupan dalam bentuk apapun.
4. Tujuan sterilisasi adalah menghilangkan atau menghancurkan terhadap
semua mikroorganisme beserta spora dari mikroba patogen sehingga
peralatan atau media yang akan kita gunakan bebas dari kontaminan,
menghindari peralatan cepat rusak.
5. Perbedaan teknik sterilisasi antara alat gelas dan non gelas, karena
memiliki fungsi yang berbeda beda.
6. Pensterilisasian dilakukan pada suhu 121℃ supaya bakteri yang ada di
dalam pipet ukur mati dan harus dilakukan aseptis menggunakan
alkohol 70% dahulu, hal ini bertujuan untuk kultur jaringan tidak
terkontaminasi dengan bakteri lain.
7. Alat dan bahan memiliki daya atau kemampuan sensitivitas yang
berbeda beda terhadap kondisi lingkungan luar.
8. DAFTAR PUSTAKA

Budiarti, L.Y., etal. 2007. Jenis Bakteri Dan Jamur Kontaminan Udara Di
Ruang Perawatan Sub Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit
Umum Daerah Banjarbaru. Jurnal Kedokteran Yarsi. 15 (1) : 04 J -
048 (2007)

Curtis, Helena. 2009. Biology 5th edition. New York: Worth Publisher Inc.

Guhathakurta, R. 2016. Principles of Modern Microbiology. New Delhi:


Cosmo Publication.

J.H ed. 1988. Chemical Engineers’Hand Book. New York: International


Book Company.

Machmud, M., 2008, Teknik Penyimpanan dan Pemeliharaan Mikroba.


Bogor : BPBTP.

Rubiyanto, Singgih. 2016. Pengantar Mikrobiologi Umum. Surakarta:


Universitas Sebelas Maret.

Anda mungkin juga menyukai