Anda di halaman 1dari 22

B2

Keteraturan penyimpanan dan pemeliharaan


alat memerlukan cara tertentu agar petugas
lab (teknisi dan juru lab) dengan mudah dan
cepat dalam pengambilan alat untuk
keperluan kerja lab, juga ada kemudahan
dalam memelihara kualitas dan kuantitasnya.
Dengan demikian penataan alat laboratorium
bertujuan agar alat-alat tersebut tersusun
secara teratur, indah dipandang (estetis),
mudah dan aman dalam pengambilan dalam
arti tidak terhalangi atau mengganggu
peralatan lain, terpelihara identitas dan
presisi alat, serta terkontrol jumlahnya dari
kehilangan.
Pembuatan lab mikrobiologi hendaknya
dilakukan untuk meminimalkan resiko
kontaminasi silang, dengan cara :
1. Membangun laboratorium dengan prinsip
tidak ada pengaturan jalan belakang
2. Melaksanakan berbagai prosedur dengan
cara yang berurutan mengunakan tindakan
pencegahan yang tepat untuk memastikan
keutuhan pengujian dan sampel
3. Memisahkan berbagai kegiatan berdasarkan
waktu dan ruangan
MAGNETIC STIRER : Alat yang berfungsi untuk menghomogenkan suatu
larutan dengan pengadukan.
JARUM OSE : Alat yang digunakan untuk menginokulasi mikroba yang
akan dipindahkan ke medium lain dan untuk mengambil media yang padat.
BUNSEN : Alat yang berfungsi untuk sterilisasi dengan pemanasan.
KAPAS LIDI : Alat yang berfungsi untuk streaking dari bahan cair.
RAK TABUNG REAKSI : Untuk meletakkan tabung reaksi.
TABUNG DURHAM : Untuk mengidentifikasi adanya bakteri coliform.
SPATULA : Untuk mengaduk larutan
PINSET : Untuk mengambil / menjepit bahan atau sampel
PIPET TETES : Untuk mengambil larutan dalam ukuran yang sedikit
(kurang teliti pengukurannya dalam bentuk tetes).
INDIKATOR UNIVERSAL : adalah indikator pH berisi larutan dari
beberapa senyawa yang menunjukkan beberapa perubahan warna yang
halus pada rentang pH antara 1-14 untuk menunjukkan keasaman atau
kebasaan larutan.
biological safety cabinet jika diletakkan dekat
pintu, maka idealnya jarak 2 m dari pintu jika
pintu berada di depan biological safety
cabinet. Sedangkan jika pintu berada di
samping laminar flow biological safety
cabinet maka idealnya diletakkan dengan
jarak 1 m dari pintu. Hal ini dilakukan agar
menghindari adanya hembusan aliran udara
yang terjadi ketika pintu membuka dan
menutup.
1. Daerah penempatan harus terbebas dari debu dan
kelembaban sesuai
2. Tempat penyimpanan harus dijauhkan dari air
ataupun zat kimia
3. Di tempatkan pada permukaan yang datar sehingga
mikroskop dalam posisi tegak
4. Hindari penempatan di dekat alat yang
menghasilkan getaran seperti centrifuge
5. Jika di gunakan secara intens, lebih baik tidak usah
memindahkan di tempat lain
6. Disimpan didalam lemari secara tertutup dan diberi
penerangan yang bertujuan untuk menghindari
pertumbuhan jamur pada lensa objektif dan lensa
okuler
merupakan alat yang digunakan untuk sterilisasi
dengan menggunakan udara kering. Alat
sterilisasi ini dipakai untuk mensterilkan alat-alat
gelas seperti Erlenmeyer, Petridisk (cawan petri),
tabung reaksi dan gelas lainnya. Bahan-bahan
seperti kapas, kain dan kertas juga dapat
disterilkan dalam oven tetapi dalam temperatur
tertentu, pada umumnya temperatur yang
digunakan pada sterilisasi cara kering sekitar
140-1700C, dan jangan mengeringkan pipet
ukur dan labu ukur karena volume akan berubah
AUTOKLAF : Alat yang hampir mirip dengan
panci atau dandang, alat ini berfungsi untuk
sterilisasi alat dan bahan yang akan
digunakan untuk pekerjaan mikrobiologi.
Sterilisasi alat dan media dengan
pemanasan basah. Suhu yang digunakan
121 derajat, tekanan 15 Atm, waktu 30
menit.
VORTEX : Alat yang berfungsi untuk
menghomogenkan suspensi sampel.
COLONY COUNTER: Alat yang berfungsi untuk
menghitung jumlah koloni yang tumbuh dalam
cawan petri.
Prinsip yang perlu diperhatikan dalam
penyimpanan bahan di laboratorium yaitu :
1. aman : bahan disimpan supaya aman dari
pencuri,
2. mudah dicari : memudahkan mencari letak
bahan, perlu diberi tanda yaitu dengan
menggunakan label pada setiap tempat
penyimpanan bahan (lemari, rak atau laci),
3. mudah diambil : penyimpanan bahan
diperlukan ruang penyimpanan dan
perlengkapan (Lindawati, 2010).
Aluminium foil: Untuk menutup bagian mulut alat-alat yang berupa
kaca, untuk membungkus sampel bahan .
Karet: Untuk mengikat erat tutup gelas kaca agar tidak ada
kontaminasi dari luar.
Kertas sampul coklat: Untuk membungkus cawan petri yang akan
disterilisasi.
Alkohol 70 %: Untuk sterilisasi
Spirtus: Untuk pengisi api bunsen.
Aquades: Untuk pelarut media dan alkohol
Plastik wrap: Untuk membungkus bagian mulut gelas kaca atau
cawan petri.
Kapas
Nutrient Agar (NA) : Untuk media pertumbuhan bakteri
Saburout Dextrose Agar (SDA) : Untuk media pertumbuhan jamur
Eosin Methilen Blue (EMB) : Untuk media pertumbuhan bakteri
Eschericia coli
Potato Dextrose Agar (PDA) : Untuk media pertumbuhan jamur
Salmonella Sigella Agar (SSA): Untuk media pertumbuhan bakteri
Salmonella sp dan Shigella sp
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2016
TENTANG PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN
DAN PRASARANA RUMAH SAKIT

Anda mungkin juga menyukai