ASISTEN
Nama Asisten : Adian Galihditya S W
NRP : 02211940000065
DOSEN PENGAMPU
Nama Dosen Pengampu : Dr. Eng. Raden Darmawan, S.T., M.T.
NIP : 197805062009121001
Nama Dosen Pengampu : Hikmatun Nimah, S.T., M.S., Ph.D.
NIP : 198410102009122006
1
Pembuatan dari media ini mirip dengan media NB. Pada awalnya dilakukan percampuran
sejumlah NB dengan agar yang kemudian dilarukan didalam air garam dan diaduk
menggunakan megnetic steerer. Setelah teraduk sepurna, media dimasukkan kedalam
autoclave selama ± 1 jam dengan suhu 121 oC. Kemudian media yang sudah steril dituangkan
secara aseptis ke dalam petridish yang sebelumnya telah di autoclave juga. Kemudian media
didiamkan hingga mengeras dan ditutup dengan wrap agar tidak terkontaminasi (Napitulu,
dkk., 2019). Sedangkan media PDA (Potato Dextroxe Agar) merupakan media yang biasanya
digunakan untuk menumbukan jamur di lab karena mempunyai pH yang rendah berkisar dari
4,5 hingga 5,6 sehingg dapat menghambar pertumbuhan jamur/mikroba yang membutuhkan
media dengna pH yang netral (pH=7) dengan suhu ruang antara 25oC hingga 30oC (Aini, dkk.,
2015).
2
4. Dimasukkan Nutrien Broth kedalam tabung reaksi sebanyak 10 mL pada masing-
masing tabung
5. Ditutup tiap tabung reaksi menggunakan kapas bebas lemak
6. Dilakukan pensterilan di dalam autoclave pada suhu 121⁰C selama 15 menit.
7. Dimasukkan semua tabung reaksi ke dalam beaker glass kemudian ditutup bagian
atasnya menggunakan kertas coklat/aluminium foil
8. Berikan label pada masing-masing tabung reaksi dan petridish
b) Pembuatan media padat (PDA/NBA)
1. Ditimbang 39 gram PDA atau 20 gram NBA
2. Dilarutkan PDA ke dalam aquades 1000 mL lalu dipanaskan
3. Diaduk larutan hingga homogen
4. Ditutup beaker glass dengan aluminium foil atau kertas coklat
5. Dilakukan proses sterilisasi di dalam autoclave pada suhu 121⁰C selama 15 menit.
6. Setelah proses sterilisasi dilakukan, dituangkan media ke dalam petridish dengan
volume media tidak lebih dari ½ atau tabung reaksi dengan volume media tidak lebih
dari 1/3.
7. Tutup tabung reaksi dengan kapas bebas lemak dan dimiringkan /agar media padat
tersebut menjadi miring. Pada proses tersebut, jangan sampai media mengenai kapan
penyumbat dan biarkanlah dingin
8. Pada masing-masing tabung reaksi dan petridish diberikan label nama.
9. Media padat siap digunakan
2) Sterilisasi Panas Api Langsung
1. Dilakukan penyalaan Bunsen
2. Dilakukan pembakaran kawat ose dari ujung sampai pangkal kawat hingga merah
memijar
3. Jauhkan dari api
4. Dipegang kawat ose hingga dingin dengan tetap dibiarkan sekitar Bunsen tetap
menyala
5. Kawat ose dapat digunakan
6. Dilakukan pembakaran kembali kawat ose setelah digunakan lalu dilakukan
kembali langkah nomor 2
7. Jangan meletakkan kawat ose di meja kerja apabila belum dibakar sampai pijar
3) Sterilisasi dengan Autoclave
1. Disiapkan media yang akan disterilkan dengan volume tidak lebih dari ½ volume
wadah. Hal tersebut bertujuan agar cairan dan media tidak tumpah. Media yang
berada dalam erlenmeyer kemudian ditutup dan dibungkus dengan menggunakan
kapas berlemak dan kertas sampul coklat.
2. Dimasukkan semua tabung reaksi ke dalam beaker glass dengan bagian atas ditutup
menggunakan kertas coklat/aluminium foil.
3. Dibungkus pula semua petridish menggunakan sampul coklat.
4. Kemudian, dimasukkan semua media ke dalam Autoclave dengan posisi yang tepat
agar tidak tumpah. Dilakukan sterilisasi dalam autoclave pada suhu 121 oC selama
15 menit.
4) Kerja Secara Aseptis (Teknik Aseptis)
1. Sebelum dan sesudah bekerja, cucilah selalu tangan dengan sabun.
2. Sebelum bekerja, singkirkan barang – barang yang tidak diperlukan dari meja kerja.
Pastikan terlebih dahulu sudah memakai masker dan sarung tangan latex sekali
pakai. Desinfeksikan permukaan area meja kerja dengan cara menyemprotkan
cairan desinfektan (alkohol 70%). Biarkan beberapa detik. Lap dengan tissue
kering.
3
3. Gunakan hand sanitizer atau semprotkan cairan desinfektan ke telapak tangan dan
punggung telapak tangan serta pergelangan tangan (masih kondisi memakai sarung
tangan). Biarkan mengering.
4. Nyalakan bunsen. Hati – hati bekerja dengan alcohol di sekitaran nyala Bunsen.
5. Lewatkan dan putar bibir petridish di api Bunsen, lalu buka sedikit tutup petridish
dengan tetap dilakukan di sekitaran nyala bunsen. Gunakan ibu jari dan jari telunjuk
untuk membuka tutup petridish, sedangkan 3 jari lainnya menahan dasar petridish.
Tutup petridish dan lewatkan & putar bibir petridish di dekat api Bunsen.
6. Buka sumbat kapas di sekitar nyala Bunsen. Lewatkan dan putar bibir tabung
reaksi/erlenmeyer disekitar api Bunsen. Tutup kembali sumbat kapas.
7. Jangan letakkan tutup sumbat, tutup tabung reaksi atau tutup wadah apapun di atas
meja kerja. Pegang tutupnya dengan jari selama proses aseptis.
8. Setelah bekerja, desinfeksikan meja kerja dengan cara menyemprotkan cairan
desinfektan (alkohol 70%). Biarkan beberapa detik. Lap dengan tissue kering.
9. Buang sarung tangan ke tempat sampah khusus sarung tangan dan masker.
10. Cuci tangan dengan sabun cuci Dettol.
Gambar 4.4 Petridish NBA Gambar 4.5 Tabung Reaksi Gambar 4.6 Media NB
dengan Wrap Sebelum NBA Sebelum Inkubasi Setelah Pengadukan
Inkubasi
4
Setelah Inkubasi 24 jam
Gambar 4.9 Petridish NBA dengan Wrap Gambar 4.5 Tabung Reaksi NBA Setelah
Setelah Inkubasi Inkubasi
Pada praktikum ini dilakukan praktikum teknik sterilisasi dan aseptis serta pembuatan
media. Tujuan dilakukannya praktikum adalah untuk mengenal beberapa cara sterilisasi,
memahami tujuan dari sterilisasi dan desinfeksi, melakukan sterilisasi secara fisik dan kimia,
dan dapat melakukan kerja aseptis, memperoleh alat dan media yang steril, mengetahui macam
– macam media dan cara pembuatannya, dan mengenal dan mengetahui fungsi dari media
pertumbuhan mikroba. Pembuatan media memiliki tujuan untuk sebagai subtrat yang
diperlukan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme. Agar dapat
dipakai dalam percobaan, media harus dalam keadaan steril (Sujaya, I. N., 2017). Media yang
dibuat pada praktikum kali ini adalah Nutrient Broth (NB) dan Nutrien Broth Agar (NBA).
Praktikum diawali dengan persiapan praktikan untuk mensterilkan diri dengan cara cuci
tangan terlebih dahulu atau menggunakan alkohol 70% untuk membersihkan tangan, kemudian
menggunakan sarung lateks. Selanjutnya, membersihkan permukaan meja praktikum dengan
menyemprotkan cairan alkohol 70%, lalu diratakan dengan tisu dan dibiarkan hingga
permukaan meja kering. Tahap selanjutnya adalah menyiapkan bahan untuk pembuatan media
Nutrient Broth (NB) dan Nutrient Broth Agar (NBA). Pada praktikum ini, dibuat NB sebanyak
500 mL dan NBA sebanyak 2 x 200 mL, maka berat NB yang di butuhkan adalah sebanyak 4
gram dan berat NBA yang dibutuhkan adalah sebanyak 2 x 4 gram. Kemudian, ditimbang NB
sebanyak 4 gram NBA sebanyak 2 x 4 gram sembari disiapkan aquades sebanyak 2 x 200 mL
di beaker glass. Setelah ditimbang, NB dan NBA dilarutkan ke dalam aquades dan ditutup
dengan aluminium foil untuk menghindari kontaminasi dari lingkungan. Selanjutnya, larutan
NB dan NBA dipanaskan di hot plate sembari diaduk menggunakan magnetic stirrer dengan
5
kecepatan 200 rpm dan pada suhu 200 ⁰C, tujuannya adalah agar larutan menjadi homogen,.
Tanda dari larutan yang telah homogen adalah warnanya yang dari kuning keruh menjadi
kuning bening. Selama dan dilanjutkan proses sterilisasi. Sterilisasi media NB dan NBA
dilakukan dalam autoclave pada suhu 121⁰C selama 15 menit. Tujuan dilakukannya sterilisasi
pada media adalah untuk menghindarkan media maupun wadah (beaker glass) dari segala
bentuk kontaminasi dari mikroba. Apabila teknik sterilisasi tidak diterapkan dengan benar
maka hasil yang dicapai tidak maksimal dan menimbulkan berbagai kontaminasi baik dari alat
maupun media (Dwidjoseputro, 1994).
Setelah itu, sambil menunggu pembuatan media, dilakukan sterilisasi alat di dalam
autoclave. Autoclave merupakan alat yang digunakan untuk mensterilisasikan alat praktikum
ataupun peralatan medis. Cara kerja dari autoclave adalah dengan memberikan energi panas
pada autoclave yang nantinya uap panas akan naik sehingga suhu dapat meningkat sesuai titik
yang diinginkan yaitu 121oC. Kemudian, energi panas akan tertransfer ke air melalui listrik
yang berimbas pada kenaikan temperatur di dalam chamber. Kenaikan temperatur terjadi
seiring dengan meningkatnya tekanan. Untuk tetap menjaga tekanan agar tidak berlebih,
terdapat safety valve sebagai pengaman dan penjaga tekanan dalam autoclave (Jiwatami,
2022).
Setelah itu, diambil alat-alat yang akan digunakan, yaitu petridish dan tabung reaksi.
Kemudian, untuk tabung reaksi dilakukan penutupan pada ujungnya menggunakan kapas
berlemak yang dibentuk menggumpal sehingga menutupi tabung reaksi dengan rapat. Tujuan
dari penggunaan kapas berlemak dengan rapat adalah agar uap air yang ada di autoclave tidak
masuk atau bahkan menenetes masuk ke dalam tabung reaksi sehingga tidak adanya
kontaminasi yang masuk ke dalam tabung reaksi. Selain itu, digunakan kapas berlemak
dikarenakan air dan minyak dari lemak tidak akan bereaksi/bergabung sehingga minyak dan
air masih pada fase masing-masing. Selanjutnya, dilakukan persiapan pada petridish dengan
membungkus menggunakan kertas coklat. Ketika dibungkus, diposisikan tutup petridish di
bagian atas dan untuk kertas coklat dengan permukaan kasar berada di dalam sedangkan yang
mengkilat berada di luar. Setelah semua alat dibungkus, alat dimasukkan ke dalam autoclave
untuk sterilisasi pada suhu 121oC selama 15 menit.
Selanjutnya, akan dilakukan penuangan media ke dalam petridish dan tabung reaksi
yang telah steril di dalam laminar air flow. Laminar air flow merupakan alat yang digunakan
untuk melakukan kegiatan inokulasi hingga persiapan bahan. Prinsip kerja dari laminar air
flow dengan mengambil udara dari luar laminar lalu di saring menggunakan filter khusus. Hal
tersebut meyebabkan udara luar tidak dapat mengkontaminasi ruang kerja. Ketika prosedur
dijalankan, blower dari laminar airflow harus dijalankan agar tetep menjaga kebersihan ruang
kerja (Sari, dkk., 2014).
Ketika semua alat dan bahan dimasukkan ke dalam laminar air flow, kemudian
dinyalakan bunsen. Penggunaan bunsen adalan untuk meminimalkan adanya kontaminasi
setelah sterilisasi alat dari autoclave. Setelah itu, dilakukan penuangan media pada petridish.
Penuangan diawali dengan mendekatkan bagian bibir dari petridish dengan api bunsen. Tujuan
dari pemanasan menggunakan bunsen adalah untuk mensterilkan alat tersebut sehingga
mikroorganisme yang menyebabkan terjadinya kontaminasi dapat terbunuh. Proses pemanasan
dari petridish dilakukan dengan cara memutari bagian bibir petridish didekat bunsen. Setelah
itu, dilakukan proses penuangan media dengan cara membuka sedikit tutup dari petridish
menggunakan tangan kiri dan tangan kanan yang menuangkan media hingga kurang lebih ½
bagian (Kharisma, dkk., 2012).
Setelah itu, dilakukan penuangan media pada tabung reaksi. Pada awalnya, dilakukan
pemanasan pada mulut tabung reaksi. Pemanasan ini bertujuan untuk membunuh
mikroorganisme yang berada di bagian ujung tabung reaksi yang nantinya dapat
memungkinkan adanya kontaminasi. Kemudian, dituangkan media dengan keadaan tabung
6
reaksi miring dan mengisinya kurang lebih 1/3 bagian. Alasan dari pemakaian ½ bagian untuk
petridish dan 1/3 bagian untuk tabung reaksi adalah agar media tidak terlalu banyak sehingga
tumpah keluar. Selain itu, posisi miring dari tabung reaksi bertujuan agar memperbesar luas
permukaan dari media sehingga hasil mikroorganisme yang nantinya berkembang akan
semakin banyak dan terpusat. Setelah selesai, dilakukan penutupan menggunakan kapas
minyak untuk tabung reaksi dan plastik wrap untuk petridish. Penggunaan kertas berlemak
dikarenakan kapas berlemak mengandung minyak yang tidak akan beraksi dengan air sehingga
memungkinkan ada dari proses sterilisasi di autoclave. Karena sifat tidak beraksi tersebut maka
air tidak akan masuk kedalam tabung reaksi sehingga tabung reaksi akan tetap steril. Selain itu,
penggunaan plastic wrap pada media dan petridish sebelum dimasukkan ke inkubator adalah
agar media tidak terkontak dengan udara luar sehingga media tidak mengalami kontaminasi.
Setelah itu, pertidish yang sudah selesai di-wrap di masukkan ke dalam inkubator.
Inkubator merupakan alat yang digunakan untuk proses inkubasi menggunakan komponen alat
yang kompleks dengan tegangan listrik yang tinggi. Prinsip kerja dari alat ini dengan
mengontol suhu optimal dari mikroorganisme dengan stabil sehingga bakteri dapat
berkembang biak dan membentuk koloni-koloni. Bagian yang digunakan untuk mengatur suhu
adalah heater. Jika suhu kurang dari suhu yang telah diatur, maka heater akan bekerja
(Permadi, dkk., 2015).
Setelah dimasukkan kedalam inkubator, dilakukan proses resting pada media selama
1x24 jam. Tujuan dari proses ini adalah agar mikrobakteri dapat tumbuh. Setelah keesokan
harinya, dilakukan pengeluaran media dari inkubator. Dari hasil sterilisasi yang telah
dilakukan, diperoleh hasil media seperti gambar di Tabel 4.1. Dari gambar tersebut dapat
diketahui bahwa media yang dibentuk telah terjadi kontaminasi dari mikroorganisme. Hal ini
ditandai dengan bentuk menyebar dan bercak-bercak berwarna putih pada tabung reaksi
maupun ketiga petridish. Indikasi dari media dikatakan layak dan steril adalah media yang
bening transparan tanpa adanya bercak sedikitpun. Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa
pembuatan media pada praktikum ini belum cukup aseptis dan steril. Hal yang memungkinkan
terjadinya keadaan tersebut adalah ketika praktikum belangsung, untuk mengurangi panas dari
media dilakukan pembukaan pada alimuinium foil yang digunakan untuk menutupi beaker
glass yang berisi media. Karena tindakan tersebut, memungkinkan adanya kontaminasi dari
udara bebas meskipun saat praktiknya dilakukan pada laminar air flow. Selain itu, untuk
memindahkan beaker glass kecil ke besar sebagai tindakan untuk mempercepat pengurangan
panas juga dilakukan dengan membuka sebagian besar alumininium foilnya sehingga hal
tersebut juga memungkinkan terjadinya kontaminasi pada media yang telah dibuat. Selain itu,
hahl yang memungkinkan menjadi penyebab kontaminasi adalah saat proses pemindahan
media, dilakukan menggunakan beaker glass yang berbeda-beda dan dilakukan pada tempat
terbuka. Hal tersebut menyebabkan media tekontaminasi terlebih dahulu meskipun sudah
ditutup menggunakan aluminuum foil. Selain itu, penyebab lainnya adalah kurangnya
pemahaman aseptis dari praktikan yang terkadang ketika hendak mengambil alat atau
memindahkan alat tidak menyemprotkan alkohol terlebih dahulu sehingga kemungkinan besar
kontaminasi dapat terjadi. Disisi lain, hal yang dapat memungkinkan menjadi penyebab
terjadinya kontaminasi adalah penggunaan lap pendingin untuk menurunkan suhu dari beaker
glass. Hal tersebut dikarenakan Lap yang digunakan tidak dilakukan sterilisasi terlebih dahulu
ketika hendak digunakan.
V. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Sterilisasi dapat dilakukan dengan menggunakan autoclave pada suhu 121℃
selama 15 menit.
7
2. Tujuan dari sterilisasi dan desinfeksi adalah agar alat dan media dapat terhindar dari
kontaminasi mikroba dengan cara membersihkan dan menghilangkan mikroba tersebut.
3. Pada praktikum telah dilakukan sterilisasi secara fisik dan kimia, dan dapat melakukan
kerja aseptis. Sterilisasi secara fisik dilakukan dengan pemanasan yang menggunakan
bunsen, autoclave, dan inkubator. Sedangkan sterilisasi secara kimia dapat
manggunakan alkohol 70% untuk membunuh mikroba yang berpontensi
mengontaminasi. Sedangkan kerja secara aseptis diterapkan dengan selalu
menggunakan APD lengkap dan mensterilkan area kerja sebelum dan setelah
praktikum dengan alkohol 70%.
4. Pada praktikum diperoleh alat dan media steril dari teknik sterilisasi dengan autoclave,
namun terjadi kontaminasi pada media setelah diinkubasi. Tanda kontaminasi adalah
warna dari media yang tidak seragam.
5. Macam media yang digunakan pada praktikum ini adalah Nutrient Broth (NB) dan
Nutrient Broth Agar (NBA). Media NB dibuat dengan 4 gram NB yang dilarutkan pada
500 mL aquades dalam beaker glass dan media NBA dibuat dengan 2 x 4 gram NBA
yang dilarutkan pada 2 x 200 mL aquades dalam beaker glass. Kemudian, kedua larutan
media tersebut dipanaskan serta diaduk menggunakan magnetic stirrer di hot plate pada
suhu 200 ℃ dengan kecepatan 200 rpm hingga homogen (warna larutan bening).
Selanjutnya, dilakukan sterilisasi di dalam autoclave pada suhu 121℃ selama 15
menit. Setelah itu, larutan media telah siap untuk dipindah ke dalam petridish ataupun
tabung reaksi. Seluruh proses pemindahan dilakukan di dalam laminar air flow untuk
menghindari kontaminasi.
6. Fungsi dari media pertumbuhan mikroba adalah sebagai subtrat yang diperlukan oleh
mikroorganisme agar dapat tumbuh dan berkembangbiak.
8
DAFTAR PUSTAKA
Aini, N., Rahayu, T. 2015. Media Alternatif untuk Pertumbuhan
Jamur Menggunakan Sumber
Karbohidrat yang Berbeda. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Surakarta : Surakarta.
Dwidjoseputro, S. 1994. Sterilisasi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Hamijaya L, Prihatiningsing, Widiastuti. 2014. PERBEDAAN DAYA ANTI BAKTERI
TETRACHLORODECAOXIDE, POVIDON IODINE, DAN HIDROGEN
PEROKSIDA (H2O2) TERHADAP BAKTERI PSEUDOMONAS AERUGINOSA
SECARA INVITRO. Jurnal Kedokteran Gigi 5(4).
Istini. 2019. Pemanfaatan Plastik Polipropilen Standing Pouch Sebagai Salah Satu Kemasan
Sterilisasi Peralatan Laboratorium. Jurnal Laboratori 2(3): 45-46
Jiwatami, AMA. 2022. Aplikasi Termokopel untuk Pengukuran Suhu Autoklaf. Jurnal
Lontar Physics Today 1(1).
Ma’at, Suprapto. 2009. Sterilisasi dan Desinfeksi. Surabaya : Airlangga University Press
Misika. 2019. UJI ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) BAKTERI PADA SELAI BUAH
KEMASAN PLASTIK YANG DIJUAL DI WILAYAH SUMBER KABUPATEN
CIREBON. Jurnal An-Nasher 1(1).
Napitulu, H., Rumengan, I., Wullur, S., Ginting, E., Rimper, J., Toloh, B. 2019. Bacillus sp.
SEBAGAI AGENSIA PENGURAI DALAM PEMELIHARAAN Brachionus
rotundiformis YANG MENGGUNAKAN IKAN MENTAH SEBAGAI SUMBER
NUTRISI. Jurnal Ilmiah Platax 7(1): 161.
Permadi, A. B., Ariswati. H. G., dan Triwiyanto. 2015. Inkubator Bakteri Dilengkapi dengan
Colony Counter (Inkubator Bakteri). Surabaya : Politeknik Kesehatan Surabaya.
Sari, BP., Pudji, A., Hamzah, T. 2014. Laminar Air Flow Class II Type B3 Dilengkapi
dengan Tampilan Timer Berbasis Mikrokontroler AT89S51. Jurnal teknokes 9(1) : 919-
929.
Siddiq, Hasib, Darajatun, L. A., Heryani, R., and Noor, W. R. 2014. “REVIEW JURNAL
STERILISASI PENYARINGAN: Sterilisation of Aseptic Drug by Sterile Filtration:
Microbiology Validation by Microbiology Challenge Test.” Journal of Chemical and
Pharmaceutical Research 6(12): 760–70.
Yoo, Jin Hong. 2018. Review of Disinfection and Sterilization - Back to the Basics.
“Infection and Chemotherapy 50(2): 101–9.
9
LAMPIRAN
Petridish NBA dengan Wrap Setelah Tabung Reaksi NBA Setelah Inkubasi
Inkubasi
10