Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PERNDAHAULUAN

A. Tujuan Praktikum :
1. Pengenalan Alat Laboratorium
a. Untuk mengetahui nama dan fungsi alat-alat yang digunakan
dalam laboratorium.
2. Centrifuge, Mikroskop, dan Kalbirasi Mikrometer
a. Untuk mengetahui dan menerapkan penggunaan centrifuge.
b. Untuk mengetahui dan menerapkan penggunaan dan
pemeliharaan mikroskop dengan baik dan benar serta aplikasi
penggunaan mikrometer.
3. Mitosis Pada Sel Tumbuhan
a. Mengamati perubahan letak dan bentuk kromosom dalam
setiap tahapan mitosis pada sel tumbuhan.
4. Karakteristik Membran Sel
a. Mempelajari karakteristik dan permeabilitas membran juga
untuk memahami konsep isotonik dengan membandingkan
erythrocytes normal dengan erythrocytes yang diekspose
dengan empat macam media ekstraseluler yang berbeda.

BAB II
1
PEMBAHASAN

METODE KERJA

A. Pengenalan Alat Laboratorium


1. Alat dan Bahan
a. Autoclaf
b. Biohazard Safety Cabinet
c. Botol Reagen Kaca Coklat
d. Botol Spirtus
e. Cawan Petri
f. Centrifuge
g. Cover Glass
h. Erlenmeyer
i. Gelas Kimia
j. Hot Plate
k. Inkubator
l. Kamar Hitung
m. Lemari Pendingin
n. Mikroskop Binokuler
o. Mikropipet
p. Minyak Imersi
q. Mortal and Pestle
r. Oven
s. Objek Glass
t. Kaca Lup
u. Shaker
v. Tabung Reaksi
w. Tip
x. Rak Tabung Reaksi
y. Gelas Ukur

B. Centrifuge, Mikroskop, dan Kalbirasi Mikrometer


1. Alat
a. Mikroskop
b. Centrifuge
c. Objek Glass
d. Cover Glass
e. Slide Glass
f. Gunting
g. Pipet Tetes
h. Mikrometer
i. Minyak Imersi
2. Bahan
a. Kertas Tissue
b. Air
c. Tepung Terigu

2
C. Mitosis Pada Sel Tumbuhan
1. Alat
a. Silet
b. Pinset
c. Cawan Petri
d. Gelas objek
e. Cover Glass
f. Mikroskop Binokuler
2. Bahan
a. Akar Bawang Merah
b. Alkohol 70%
c. HCl 1 N
d. Larutan Carnoy
e. Hematoksilin/ Giemsa

D. Karakteristik Membran Sel


1. Alat
a. Drop Pipet / Mikropipet
b. Gelas Obyek
c. Gelas Penutup
d. Mikroskop Binokuler
2. Bahan
a. Darah Segar
b. Larutan NaCl 30% (10 mikro)
c. Aquades 10 mikro

PROSEDUR KERJA

A. Pengenalan Alat Laboratorium


1. Catat alat yang tertulis pada bagian alat dan bahan yang ada
pada laboratotium dikolom hasil
2. Tuliskan deskripsi singkat dan fungsi alat di kolom pembahasan

B. Centrifuge, mikroskop dan kalibrasi mikrometer


1. Masukan larutan tepung terigu kedalam tabung centrifuge
sebanyak 5-10 ml dan disentrifuge dengan kecepatan 2000 rpm
selama 5 menit.
2. Cairan atas dibuang sisakan setengah cc, setelah itu
dihomogenkan pipet ke objek glass
3. Gelas penutup di letakan di atas bahan pengamatan/

3
4. Letakan slide glass di meja objek, jepitlah slide glass tersebut
dnegan penjepit slide.
5. Posisikan perbesaran lemah (4/10x) segaris dengan objek
6. Atur jarak objek dan lensa objektif kurang lebih 0,5 cm. Amati
objek melalui lensa okuler jika belum jelas atur jarak objek dan
lensa objektif sedemikian rupa dnegan menggunakan pengatur
kasar hingga diperoleh bayangan yang jelas.
7. Amati bahan
8. Geser slide dengan penggerak mekanik ke kanan dan kiri amati
apa yang terjadi pada bayangan tersebut.

C. Mitosis pada sel tumbuhan


1. Akar bawang merah dipotong pada bagian ujungnya kurang lebih
2mm.
2. potongan akar di rendam dalam larutan alkohol 70% selama 10
menit
3. Potongan akar di rendam dalam larutan HCL 1N selama 10 menit
4. Potongan akar di rendam dalam larutan carnoy selama 10 menit
5. Potongan akar di rendam dalam larutan giemsa atau hematoxilin
selama 10 menit
6. Bagian ujung akar yang paling pekat menyerap warna di potong
sisanya di buang
7. Bagian paling pekat menyerap warna tersebut diletakan diatas
objek glass, menggunakan ibu jari atau benda tumpul seperti
ujung tumpul pensil sampai menyebar.
8. Preparat siap di amati di bawah mikroskop
9. Cari bisa pandang yang menunjukkan sel-sel pada tahap interface,
profase, metafase, anafase dan telofase.
10. Gambar sel-sel tersebut dan dibandingkan bagaimana
perubahan tata letak kromosom.

D. Karakteristik membran sel

1. Letakkan tetesan yang paling kecil dari darah dan tetesan yang
paling kecil larutan isotonik NaCl (ektraseluler medium)
disebelahnya namun saling terpisah pada slide glass yang bersih,
perlahan-lahan turunkan cover slip dari sisi perparasi.

4
2. Amati slide di bawah perbesaran kuat, fokuskan pengamatan
bidang temu antara darah dan larutan ekstraseluler pada tiap-tiap
konsentrasi yang diberikan.
3. Catat karateristik (ukuran, bentuk, warna) dari sel darah. Ingat,
pada kondisi medium eksternal mendekati isotonik terhadap sel
darah, maka bidang temu tersebut tidak berubah dan penampilan
bidang temu tersebut sebagai acuan karateristik normal.
Simpan preparasi ini sebagai referensi normal untuk
membandingkan perlakuan 4, 5, dan 6.
Sekarang amati perubahan efek tonisitas medium ekstraseluler
terhadap eritrosit.
4. Letakkan tetesan paling kecil (diameternya) dari darah dan
tetesan paling kecil dari aquades saling berdampingan lalu tutup
perlahan dengan cover slip.
5. Letakkan tetesan paling kecil (diameternya) dari darah dan
tetesan paling kecil dari 500 mM NaCl saling berdampingan lalu
tutup perlahan dengan cover slip. Amati effek hipertonik larutan
NaCl terhadap erythrocyte.
6. Persiapkan: ke dalam larutan NaCl isotonik tembah satu tetes 1%
detergen Triton X-100 (v/v).
Pelaksanaan: Letakkan tetesan paling kecil (diameternya) dari
darah lalu tutup perlahan dengan cover slip. Teteskan 1 tetes NaCl
yang mengandung detergen di salah satu sisi cover slip dan
tempatkan potongan tissue di sisi cover slip yang lain (sebentar
saja agar NaCl bergerak) Amati yang terjadi.

5
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGENALAN ALAT LABORATORIUM

Hasil dan Pembahasan

No Hasil Pembahasan
Nama Alat Deskripsi Singkat Fungsi
1. Autoclave Alat pemanas tertutup Digunakan untuk
dengan suhu 121c mensterilkan peralatan
dan tekanan 15 lbs dan perlengkapan
dengan menundukkan
material untuk uap
tekanan tinggi jenuh
pada suhu 121c
2. Biohazard Alat yang memiliki Digunakan untuk
safety cabinet pola pengaturan dan pemindahan objek
penyaringan aliran penelitian steril dan
udara hingga aseptis untuk pengerjaan
dan pengaplikasian secara aseptis
sinar uv beberapa jam
sebelum digunakan
3. Botol reagen Sebuah botol yang Digunakan untuk

6
kaca coklat terbuat dari kaca dan menyimpan larutan
berwarna coklat yang tidak tahan
cahaya agar tidak
bereaksi
4. Botol spirtus Sebuah botol yang Untuk memanaskan
berbentuk seperti labu zat atau larutan,
dan terdapat sumbu di biasanya digunakan
dalam nya dengan kaki tiga atau
kawat kaca
5. Cawan petri Sebuah wadah yang Digunakan untuk
berbentuk bundar dan menanam atau
terbuat dari kaca atau membiakkan bakteri
plastik. Selalu
berpasangan dengan
yang ukurannnya agak
kecil sebagai wadah
dan yang lebih besar
sebagai tutupnya
6. Centrifuge Sebuah alat yang Digunakan untuk
berbentuk bulat dan memisahkan
didalamnya terdapat komponen komponen
lubang sebagai tempat dari cairannya saat
untuk menaruh tabung berputar pada
reaksi kecepatan tinggi
7. Cover glass Terbuat dari kaca dan Digunakan untuk
berbentuk persegi menutup objek yang
telah digunakan di atas
kaca preparat
8. Erlenmeyer Sebuah tabung yang Digunakan untuk
terbuat dari kaca dan menampung larutan,
memiliki bentuk bahan atau cairan
kerucut diatasnya. yang digunakan untuk
Ukuran Erlenmeyer meracik atau homogen
antara lain 25 ml, 50 suatu zat

7
ml, 200 ml hingga
1000 ml
9. Gelas kimia Alat laboratorium yang Digunakan untuk
tahan terhadap panas. menyiapkan larutan
Ukuran gelas kimia yang akan digunakan,
antara lain 50 ml-1000 sebagai tempat
ml mereaksikan zat dalam
volume yang banyak,
melarutkan zat padat
ke dalam air dalam
proses pembuatan
larutan
10. Gelas ukur Berbentuk silinder Digunakan untuk
panjang dengan mengukur volume
berbagai volume larutan
berbeda, yaitu 10 ml,
25 ml, 50 ml, dan 100
ml
11. Hot plate Alat yang dihubungkan Digunakan untuk
langsung ke sumber memanaskan larutan.
listrik dengan tombol Biasanya untuk larutan
pengatur suhu dan yang mudah terbakar
kecepatan
pengadukan
12. Inkubator Alat yang dipanasi Digunakan untuk
dengan aliran listrik menginkubasi agar
pada suhu tertentu suhu sesuai dengan
yang diinginkan
13. Kaca Sebuah lensa Digunakan untuk
pembesar / lup cembung yang memperbesar objek
mempunyai titik fokus penglihatan
yang dekat dengan
lensanya
14. Kamar hitung Terbuat dari kaca dan Digunakan untuk

8
memiliki kamar kamar menghitung jumlah
yang berbentuk mikroba
persegi
15. Lemari Sebuah lemari Digunakan untuk
pendingin pendingin yang menyimpan suatu zat,
dihubungkan langsung benda atau larutan
ke sumber listrik yang bersuhu dingin
agar memperlambat
pertumbuhan bakteri
16. Mikroskop Mikroskop yang Digunakan untuk
binokuler mempunyai 2 lensa membantu melihat
yang terdiri atas lensa objek objek yang
objektif dan lensa ukurannya sangat kecil
okuler
17. Mikropipet Memiliki ukuran mulai Digunakan untuk
dari 50, 10-100, dan memindahkan cairan
1000 dan sebagai
penampung sementara
cairan sebelum
ditempatkan di wadah
18. Mikropipet Mikropipet dengan Digunakan untuk
ELISA channel tip berjumlah memindahkan cairan
8 secara banyak
19. Mortar dan Mortar adalah bagian Digunakan untuk
pestle wadah, sedangkan menghaluskan zat
pestle adalah bagian yang bersifat padat
batang yang dipegang atau kristal
20. Objek glass Terbuat dari kaca dan Digunakan untuk
berbentuk persegi menempatkan objek
panjang dan yang akan diteliti
ukurannya lebih besar dengan mikroskop
daripada cover glass
21. Oven Tempat pemanas Digunakan untuk
mengeringkan atau
memanaskan alat-alat

9
laboratorium atau
objek lainnya
22. Shaker Alat pengadukan Digunakan untuk
cairan dengan sistem mengaduk campuran
getar larutan zat sehingga
membentuk larutan
yang homogen
23. Tabung reaksi Sebuah tabung yang Digunakan untuk
berukuran sebesar mereaksikan dua atau
kira-kira jari tangan lebih zat
manusia
24. Tip Pasangan untuk Digunakan untuk
mikropipet. mengukur suatu
Mempunyai bermacam larutan dengan volume
macam warna, yaitu : tertentu
-Bluetip untuk ukuran
200- 1 ml
-Yellowtip untuk ukuran
10-200
-White tip untuk
ukuran 0,5 10

CENTRIFUGE, MIKROSKOP, DAN KALIBRASI


MIKROMETER

Pada penelitian molekul terigu yang sebelumnya dilakukan proses


centrifuges dengan cara tabung falcon diisikan terigu sebanyak satu
sendok spatul dan diberi air sebanyak 10cc, lalu di centrifuge selama 5
menit dengan kecepatan 2000 rpm. Setelah molekul dari terigu terpisah
dengan cairan (Supernatant), Supernatant dibuang dan sisakan cc
lalu larutan terigu di homogenkan. Kemudian letakkan cairan di objek
glass menggunakan pipet tetes, lalu tutup dengan cover glass dan

10
ditekan sedikit dengan begitu kita dapat melihat partikel menggunakan
mikroskop binokuler. Mahasiswa mendapatkan hasil sebagai berikut :

Perbesaran 40x10

Molekul pada terigu sekilas hampir sama dalam bentuk dan


wujudnya, pada perbesaran ini jarak antara molekul satu dengan
molekul yang lainnya berjauhan (renggang). Lalu mahasiswa ditugaskan
untuk melihat obyek menggunakan perbesaran 100x10 yang
sebelumnya telah diberikan minyak imersi pada preparat. Di dapatkan
hasil sebagai berikut :

Perbesaran 100x10

Pada perbesaran ini molekul terigu tampak lebih jelas dalam


bentuk ukuran, serta partikel-partikelnya. Jarak molekul satu dengan
yang lain saling berdekatan atau lebih rapat daripada perbesaran
sebelumnya, dan molekul tidak berpencar.
Setelah dilakukan penglihatan bentuk ukuran partikel larutan
terigu pada lensa okuler, mahasiswa mencoba untuk melakukan

11
pengkalibrasian pada obyek agar mahasiswa dapat mengukur diameter,
panjang dan lebar partikel terigu dengan metode kalibrasi mikrometer
obyektif, yaitu mikrometer berbentuk slide yang di tempatkan pada
meja preparat mikroskop. Mikrometer obyektif memiliki skala yang telah
diketahui. 1 skala mikrometer obyektif = 0,01 mm / 10 m (Khayasar,
2012).
Hal pertama yang dilakukan mahasiswa untuk melakukan
pengkalibrasian adalah penyiapan slide mikrometer. Lalu teteskan
larutan terigu dengan menggunakan pipet tetes pada slide mikrometer,
tutup slide dengan cover glass dan ditekan sedikit. Amati objek pada
mikroskop binokuler. Pada skala obyektif 1 skala obyektif sama dengan
4 skala okuler. Maka didapatkan hasil sebagai berikut :

Partikel terigu terkecil berdiameter sebesar 3 skala okuler dan


partikel terigu terbesar memiliki diameter 6 skala okuler, dengan begitu
kalibrasi diameter dari partikel terigu dapat dihitung dengan cara:
3
a. 4 x 0,01 = 0,0075 mm

6
b. 4 x 0,01 = 0,015 mm

Maka ukuran kalibrasi partikel terigu untuk skala terkecil adalah


0,0075 mm dan partikel terigu terbesar adalah 0,015mm.

MITOSIS PADA SEL TUMBUHAN

A. Tanpa Pewarnaan

12
Penelitian akar bawang sebelum menggunakan pewarnaan pada
perbesaran 10 x 10 gambar terlihat seperti batang pohon .

B. Sesudah Pewarnaan

Pada dasarnya semua makhluk hidup akan mengalami


pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan dan perkembangan
dilakukan oleh sel. Sedangkan sel merupakan unit dasar dari struktur
dan fungsi didalam semua makhluk hidup, proses tersebut terjadi
karena adanya pembelahan sel, dimana menjadi pembelahan mitosis
dan meiosis. Pembelahan sel dapat di katakan sebagai suatu proses
yang menyangkut terbentuknya sel-sel anak baru dari induknya sel
somatis (sel jaringan tubuh). (suryo,1998)

13
Meiosis adalah pembelahan sel yang menghasilkan empat sel
anak dengan komposisi genetik yang berbeda/variasi induk. Meiosis
dilakukan untuk membagi dua jumlah kromosom dalam gamet,
mengkompensasi penggandaan yang terjadi pada fertilisasi
(campbell,2002) . Secara umum, tahapan pembelahan meiosis hampir
sama dengan mitosis. Pada profase I terjadi proses pindah silang
(crossing over) pada tetrad (kompleks empat kromatid). Tahap profase I
memakan lebih dari 90% waktu meiosis sehingga pada tahap profase II
tidak terjadi lagi proses pindah silang tetapi sel akan membelah seperti
mitosis yang diakhiri dengan proses sitokinesis.Peristiwa meiosis dapat
ditemui pada pembentukan sel-sel kelamin/gonad. (compbell.2002).

Meiosis adalah pembelahan sel yang terjadi pada sel-sel somatis


(sangat aktif pada jaringan meristem) yang menghasilkan dua sel
anakan dengan komponen-komponen yang sama dan identik dengan sel
induknya. Para ahli biologi membagi mitosis menjadi 5 tahapan

1. Interfase

Fase ini disebut juga fase istirahat. Pada fase ini belum tampak
perubahan-perubahan yang spesifik , tetapi sel sudah siap
melakukan pembelahan . DNA mengalami replikasi atau membuat
salinan yang sama, proses penyalinan menghasilkan suatu
kromosom dengan dua benang (stand) fungsional identik yang
disebut dengan kromatid , yang diletakan pada sentromer yang sama
(william D,1991) . Pada fase ini terjadi 3 tahapan yaitu GAP I , S , GAP
II . GAP 1 terjadinya penduplikasian dari organel-organel, S (sintesis
protein) pada tahap ini terjadi proses replikasi DNA dan GAP II adalah
proses penyempurnaan. (Riandari,2011)

2. Profase

Benang-benang kromatin tampak memendek sehingga terlihat


tebal dan menjadi kromosom, bentuknya memanjang, mempunyai

14
struktur dobel memanjang dan letaknya random di dalam nukleus
(suryo,1991)

3. Metafase

Pada fase ini sentromer dari kromosom-kromosom dobel


longitudinal terletak di bidang ekuator dari sel walaupun lengan
kromosom menuju ke arah mana saja (suryo,1991). Benang-benang
spindel terbentuk sepenuhnya (william D,1991)

4. Anafase

Sentromer membelah mengikuti panjang kromosom dan sepasang


kromatid induk berpisah menjadi kromosom anak dan menuju kutub-
kutub sel bersebrangan, dengan sentromer yang memimpin
pergerakan tersebut. Kromatid di pandang sebagai kromosom baru
(Weish J R)

5. Telofase

Kromosom mulai mengurai dari gulungannya dan kembali pada


kondisi interfase . Gelondong mengalami degradasi dan sitoplasma
membagi diri dalam suatu proses yang disebut sitokinesis yaitu
mencangkup pembentukan suatu piringan sel dari pektin yang
dimulai pada pusat sel dan menyebar secara lateral ke dinding sel .
Kemudian , selulosa dan zat-zat penguat lainnya ditambahkan pada
piringan sel. Mengubahnya menjadi suatu dinding sel baru (William
D,1991).

Praktikum kali ini dilakukan pengamatan terhadap pembelahan


mitosis yang terjadi pada ujung akar bawang merah (Allium Cepa).
Hal ini dikarenakan pada bawang merah ini terdapat komposisi
dinding sel nya yang tersusun dari lapisan senyawa yang relatif
dapat ditembus oleh larutan fiksatif dan pewarna (Camp Bell, 2002).

Ujung akar bawang di iris tipis-tipis secara melintang hal ini


dilakukan agar lapisan sel dapat terlihat jelas pada saat pengamatan.

15
Kemudian ujung akar yang telah dipotong direndam dalam larutan
alkohol 70% yang berfungsi untuk penyegaran kembali sel-sel akar
bawang (Ali,2012) . Dilakuka selama 10 menit. Setelah itu rendam
dalam larutan HCL 1N , selama 10 menit yang berfungsi untuk
memperjelas batas tudung akar dan sel-sel diatas nya , tudung akar
akan terlihat lebih putih dibandingkan bagian lain dari akar bawang
merah dan berfungsi sebagai pelunakan dinding sel sehingga mudah
di squash (Ekause,2011). Kemudian dilanjutkan dengan perendaman
dalam larutan carnoy yang digunakan untuk fiksasi sel (memperbaiki
sel) (Riskihadi,2011). Dan yang terakhir adalah perendaman dengan
larutan giemsa, giemsa ini digunakan sebagai pewarnaan pada
benang-benang kromatin.

Setelah selesai dilakukan pewarnaan , sampel diletakkan pada


objek glass dengan posisi potongan akar bawah berdiri agar mudah
terlihat fase-fasenya . lalu ditutup dengancover glass dan di squash
menggunakan ibu jari/ujung pensil.Letakkan preparat pada
mikroskop, amati tahapan interfase,profase,metafase,anafase, dan
telofase. Karena penggunaan aceto carmine diganti dengan giemsa
tahapan-tahapan pembelahan sel tidak terlihat. Sebenarnya giemsa
digunakan untuk pewarnaan pada sel hewan , jadi pada saat
pewarnaan akar bawang dengan giemsa menjadi tidak terlihat
tahapan fase pembelahan dan benang kromatin tidak berwarna.

KARAKTERISTIK MEMBRAN SEL

a. Pemberian NaCl 30% sebanyak 10 mikro pada eritrosit


menghasilkan bentuk sebagai berikut.

16
b. Pada pemberian Aquades sebanyak 10 mikro pada eritrosit
menghasilkan perubahan bentuk sebagai berikut

Pada praktikum kali ini yaitu karakteristik membran sel. Mahasiswa


mempelajari proses terjadinya Hemolisis pada eritrosit (sel darah
merah). Penelitian ini menggunakan dua jenis cairan Hipertonis dan
Hipotonis.

Cairan Hipertonis adalah larutan yang konsentrasi zat terlarutnya


lebih tinggi dibandingkan dengan larutan di dalam sel. Larutan
Hipertonis terjadi apabila sel darah merah terdapat di dalam plasma
hipertonis (lebih pekat daripada sitoplasma sel) maka akan melepaskan
air ke dalam plasma dan menjadi berkerut. Sel darah merah yang
berkerut disebut krenasi. (Fatimah,2013)

Sedangkan larutan Hipotonis adalah larutan yang terdapat di luar


sel, konsentrasi zat terlarutnya lebih rendah daripada di dalam sel.
Larutan Hipotonis terjadi bila cairan disekeliling sel lebih rendah tekanan
osmotiknya dan air cenderung melewati membran, masuk ke dalam sel.
Air yang masuk sel menyebabkan pembengkakan dan kemudian pecah,
keadaan ini disebut sel darah merah mengalami hemolisa. (Fatimah,
2013).

17
Cairan yang digunakan untuk percampuran pada sel darah adalah
cairan NaCl 30% dan Aquades. NaCl merupakan salah satu cairan
hipertonis dan Aquades merupakan cairan hipotonik. Sebelum
melakukan penelitian mahasiswa telah menyiapkan alat dan bahan
berupa darah segar, objek glass sebanyak dua buah, cover glass
sebanyak dua buah, pipet drop / mikropipet, dan mikroskop binokuler.

Pertama, teteskan darah segar pada objek glass kurang lebih 10


mikro, lalu berikan larutan NaCl 30% sebanyak 10 mikro dengan
menggunaan pipet drop bersebalahan dengan tetesan darah namun
secara terpisah. Tutup sampel dengan cover glass secara perlahan dan
berikan sedikit tekanan agar darah dan NaCl menyatu.

Kemudian pada objek glass kedua, diberikan juga tetesan darah


sebanyak 10 mikro dan teteskan Aquades sebanyak 10 mikro
bersebelahan dengan tetesan darah namun secara terpisah. Lalu tutup
dengan cover glass secara perlahan dan berikan sedikit tekanan agar
darah dan Aquades menyatu.

Amati preparat satu dan dua dengan perbesaran kuat yaitu 40x10
dan 100x10 menggunakan Mikroskop Binokuler, amati perbedaan
masing masing preparat untuk mengetahui perubahan yang terjadi
pada saat pemberian larutan NaCl dan Aquades pada darah menurut
teori yang sebelumnya telah dipelajari.

Sampel darah yang diberikan larutan NaCl, terjadi reaksi Lysis atau
pecahnya keping darah dan keluarnya cairan yang berada didalam
eritrosit. Karena sifat NaCl yaitu Hipertonis, maka saat penyatuan
dengan sel darah, NaCl mengisi penuh sel darah hingga berlebih dan
terjadi perpecahan sel darah yang disebut Hemolisis.

Sampel darah yang diberikan larutan Aquades, terjadi reaksi


pembengkakan sel darah karena terisi air pada sel darah. Aquades
termasuk salah satu dari cairan hipotonis maka pada saat penyatuan sel
darah dengan Aquades, larutan aquades akan mengisi sel darah namun

18
tidak berlebih sehingga menyebabkan pembengkakan pada sel darah.
Pada pembengkakan sel darah ini lama kelamaan sel darah akan terjadi
Lysis.

Setelah dilakukan pengamatan bentuk perubahan dari masing-


masing sampel darah, mahasiswa ditugaskan untuk mengukur diameter
dari tiap-tiap sampel. Didapatkan hasil, yaitu pada sampel darah yang
diberikan NaCl partikel darah memiliki diameter sebesar 5 skala okuler.
Dan pada sampel darah yang di berikan Aquades partikel darah memiliki
diameter sebesar 10 skala okuler.

Dari kedua sampel ini dapat diambil kesimpulan bahwa sampel


yang diberikan cairan Aquades (Hipotonis) memiliki diameter yang lebih
besar daripada sampel darah yang diberikan larutan NaCl (Hipertonis).
Hal ini disebabkan karena sifat-sifat dari cairan Hipotonis maupun
Hipertonis itu sendiri.

19
DAFTAR PUSTAKA

Ayunisa, Rahma Dian.2013.Laboratorium Biologi


Dasar.Universitas Brawijaya Diakses dari
http://www.scribd.com/doc/187118375

Anonim.Pengenalan Alat dan Mikrobiologi.Diakses dari


http://Farmasiq.blogspot.com pada tanggal 26
September 2009

Blijoseputro, S.1994.Mikrobiologi Pangan.Gramedia Pustaka


Utama.Jakarta

Campbell,dkk.2002.Biologi.Jakarta:Erlangga

Fatimah, Andy Khusnul.2013.Perbedaan Hipotonis dan


Hipertonis.Watampon Diakses dari
http://Husnulandy.blogspot.co.id/2013/03/Perbedaan_hip
otonis_dan_hipertonis

Http://bliguriefmaulana-210210.blogspot.co.id/2014/09/jurnal-
mikrobiologi-pengenalan-alat.html

Http://Lunawula.blogspot.co.id/2012/10/centrifuge.html

20
Imam, K.2010.Biokimia Nutrisi dan Metabolisme.Universitas
Indonesia Press.Jakarta

Kelompok VI.2012.Makalah Instrumentasi.Banjar baru.Yayasan


Borneo Lestari Diakses dari
http://www.academia.edu/9331545/Instrumen_alat_centr
ifuge

Khyasar.2012.Mikrometri Diakses dari


http://Khyasar.wordpress.com/2012/01/09/mikrometri

Riandari, Henny.Theory and Application of


Biology.Solo:Billingual

Suryo.1998.Genetika Stratal.Yogyakarta:Gajah Mada


University Press

William D dan Weish J R.2008.The Cell Cyle (online) Diakses


dari
http://porpax_bio_miami_edu_cmallery_150_mitosis_mito
sis_tiles

21

Anda mungkin juga menyukai