PERNDAHAULUAN
A. Tujuan Praktikum :
1. Pengenalan Alat Laboratorium
a. Untuk mengetahui nama dan fungsi alat-alat yang digunakan
dalam laboratorium.
2. Centrifuge, Mikroskop, dan Kalbirasi Mikrometer
a. Untuk mengetahui dan menerapkan penggunaan centrifuge.
b. Untuk mengetahui dan menerapkan penggunaan dan
pemeliharaan mikroskop dengan baik dan benar serta aplikasi
penggunaan mikrometer.
3. Mitosis Pada Sel Tumbuhan
a. Mengamati perubahan letak dan bentuk kromosom dalam
setiap tahapan mitosis pada sel tumbuhan.
4. Karakteristik Membran Sel
a. Mempelajari karakteristik dan permeabilitas membran juga
untuk memahami konsep isotonik dengan membandingkan
erythrocytes normal dengan erythrocytes yang diekspose
dengan empat macam media ekstraseluler yang berbeda.
BAB II
1
PEMBAHASAN
METODE KERJA
2
C. Mitosis Pada Sel Tumbuhan
1. Alat
a. Silet
b. Pinset
c. Cawan Petri
d. Gelas objek
e. Cover Glass
f. Mikroskop Binokuler
2. Bahan
a. Akar Bawang Merah
b. Alkohol 70%
c. HCl 1 N
d. Larutan Carnoy
e. Hematoksilin/ Giemsa
PROSEDUR KERJA
3
4. Letakan slide glass di meja objek, jepitlah slide glass tersebut
dnegan penjepit slide.
5. Posisikan perbesaran lemah (4/10x) segaris dengan objek
6. Atur jarak objek dan lensa objektif kurang lebih 0,5 cm. Amati
objek melalui lensa okuler jika belum jelas atur jarak objek dan
lensa objektif sedemikian rupa dnegan menggunakan pengatur
kasar hingga diperoleh bayangan yang jelas.
7. Amati bahan
8. Geser slide dengan penggerak mekanik ke kanan dan kiri amati
apa yang terjadi pada bayangan tersebut.
1. Letakkan tetesan yang paling kecil dari darah dan tetesan yang
paling kecil larutan isotonik NaCl (ektraseluler medium)
disebelahnya namun saling terpisah pada slide glass yang bersih,
perlahan-lahan turunkan cover slip dari sisi perparasi.
4
2. Amati slide di bawah perbesaran kuat, fokuskan pengamatan
bidang temu antara darah dan larutan ekstraseluler pada tiap-tiap
konsentrasi yang diberikan.
3. Catat karateristik (ukuran, bentuk, warna) dari sel darah. Ingat,
pada kondisi medium eksternal mendekati isotonik terhadap sel
darah, maka bidang temu tersebut tidak berubah dan penampilan
bidang temu tersebut sebagai acuan karateristik normal.
Simpan preparasi ini sebagai referensi normal untuk
membandingkan perlakuan 4, 5, dan 6.
Sekarang amati perubahan efek tonisitas medium ekstraseluler
terhadap eritrosit.
4. Letakkan tetesan paling kecil (diameternya) dari darah dan
tetesan paling kecil dari aquades saling berdampingan lalu tutup
perlahan dengan cover slip.
5. Letakkan tetesan paling kecil (diameternya) dari darah dan
tetesan paling kecil dari 500 mM NaCl saling berdampingan lalu
tutup perlahan dengan cover slip. Amati effek hipertonik larutan
NaCl terhadap erythrocyte.
6. Persiapkan: ke dalam larutan NaCl isotonik tembah satu tetes 1%
detergen Triton X-100 (v/v).
Pelaksanaan: Letakkan tetesan paling kecil (diameternya) dari
darah lalu tutup perlahan dengan cover slip. Teteskan 1 tetes NaCl
yang mengandung detergen di salah satu sisi cover slip dan
tempatkan potongan tissue di sisi cover slip yang lain (sebentar
saja agar NaCl bergerak) Amati yang terjadi.
5
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
No Hasil Pembahasan
Nama Alat Deskripsi Singkat Fungsi
1. Autoclave Alat pemanas tertutup Digunakan untuk
dengan suhu 121c mensterilkan peralatan
dan tekanan 15 lbs dan perlengkapan
dengan menundukkan
material untuk uap
tekanan tinggi jenuh
pada suhu 121c
2. Biohazard Alat yang memiliki Digunakan untuk
safety cabinet pola pengaturan dan pemindahan objek
penyaringan aliran penelitian steril dan
udara hingga aseptis untuk pengerjaan
dan pengaplikasian secara aseptis
sinar uv beberapa jam
sebelum digunakan
3. Botol reagen Sebuah botol yang Digunakan untuk
6
kaca coklat terbuat dari kaca dan menyimpan larutan
berwarna coklat yang tidak tahan
cahaya agar tidak
bereaksi
4. Botol spirtus Sebuah botol yang Untuk memanaskan
berbentuk seperti labu zat atau larutan,
dan terdapat sumbu di biasanya digunakan
dalam nya dengan kaki tiga atau
kawat kaca
5. Cawan petri Sebuah wadah yang Digunakan untuk
berbentuk bundar dan menanam atau
terbuat dari kaca atau membiakkan bakteri
plastik. Selalu
berpasangan dengan
yang ukurannnya agak
kecil sebagai wadah
dan yang lebih besar
sebagai tutupnya
6. Centrifuge Sebuah alat yang Digunakan untuk
berbentuk bulat dan memisahkan
didalamnya terdapat komponen komponen
lubang sebagai tempat dari cairannya saat
untuk menaruh tabung berputar pada
reaksi kecepatan tinggi
7. Cover glass Terbuat dari kaca dan Digunakan untuk
berbentuk persegi menutup objek yang
telah digunakan di atas
kaca preparat
8. Erlenmeyer Sebuah tabung yang Digunakan untuk
terbuat dari kaca dan menampung larutan,
memiliki bentuk bahan atau cairan
kerucut diatasnya. yang digunakan untuk
Ukuran Erlenmeyer meracik atau homogen
antara lain 25 ml, 50 suatu zat
7
ml, 200 ml hingga
1000 ml
9. Gelas kimia Alat laboratorium yang Digunakan untuk
tahan terhadap panas. menyiapkan larutan
Ukuran gelas kimia yang akan digunakan,
antara lain 50 ml-1000 sebagai tempat
ml mereaksikan zat dalam
volume yang banyak,
melarutkan zat padat
ke dalam air dalam
proses pembuatan
larutan
10. Gelas ukur Berbentuk silinder Digunakan untuk
panjang dengan mengukur volume
berbagai volume larutan
berbeda, yaitu 10 ml,
25 ml, 50 ml, dan 100
ml
11. Hot plate Alat yang dihubungkan Digunakan untuk
langsung ke sumber memanaskan larutan.
listrik dengan tombol Biasanya untuk larutan
pengatur suhu dan yang mudah terbakar
kecepatan
pengadukan
12. Inkubator Alat yang dipanasi Digunakan untuk
dengan aliran listrik menginkubasi agar
pada suhu tertentu suhu sesuai dengan
yang diinginkan
13. Kaca Sebuah lensa Digunakan untuk
pembesar / lup cembung yang memperbesar objek
mempunyai titik fokus penglihatan
yang dekat dengan
lensanya
14. Kamar hitung Terbuat dari kaca dan Digunakan untuk
8
memiliki kamar kamar menghitung jumlah
yang berbentuk mikroba
persegi
15. Lemari Sebuah lemari Digunakan untuk
pendingin pendingin yang menyimpan suatu zat,
dihubungkan langsung benda atau larutan
ke sumber listrik yang bersuhu dingin
agar memperlambat
pertumbuhan bakteri
16. Mikroskop Mikroskop yang Digunakan untuk
binokuler mempunyai 2 lensa membantu melihat
yang terdiri atas lensa objek objek yang
objektif dan lensa ukurannya sangat kecil
okuler
17. Mikropipet Memiliki ukuran mulai Digunakan untuk
dari 50, 10-100, dan memindahkan cairan
1000 dan sebagai
penampung sementara
cairan sebelum
ditempatkan di wadah
18. Mikropipet Mikropipet dengan Digunakan untuk
ELISA channel tip berjumlah memindahkan cairan
8 secara banyak
19. Mortar dan Mortar adalah bagian Digunakan untuk
pestle wadah, sedangkan menghaluskan zat
pestle adalah bagian yang bersifat padat
batang yang dipegang atau kristal
20. Objek glass Terbuat dari kaca dan Digunakan untuk
berbentuk persegi menempatkan objek
panjang dan yang akan diteliti
ukurannya lebih besar dengan mikroskop
daripada cover glass
21. Oven Tempat pemanas Digunakan untuk
mengeringkan atau
memanaskan alat-alat
9
laboratorium atau
objek lainnya
22. Shaker Alat pengadukan Digunakan untuk
cairan dengan sistem mengaduk campuran
getar larutan zat sehingga
membentuk larutan
yang homogen
23. Tabung reaksi Sebuah tabung yang Digunakan untuk
berukuran sebesar mereaksikan dua atau
kira-kira jari tangan lebih zat
manusia
24. Tip Pasangan untuk Digunakan untuk
mikropipet. mengukur suatu
Mempunyai bermacam larutan dengan volume
macam warna, yaitu : tertentu
-Bluetip untuk ukuran
200- 1 ml
-Yellowtip untuk ukuran
10-200
-White tip untuk
ukuran 0,5 10
10
ditekan sedikit dengan begitu kita dapat melihat partikel menggunakan
mikroskop binokuler. Mahasiswa mendapatkan hasil sebagai berikut :
Perbesaran 40x10
Perbesaran 100x10
11
pengkalibrasian pada obyek agar mahasiswa dapat mengukur diameter,
panjang dan lebar partikel terigu dengan metode kalibrasi mikrometer
obyektif, yaitu mikrometer berbentuk slide yang di tempatkan pada
meja preparat mikroskop. Mikrometer obyektif memiliki skala yang telah
diketahui. 1 skala mikrometer obyektif = 0,01 mm / 10 m (Khayasar,
2012).
Hal pertama yang dilakukan mahasiswa untuk melakukan
pengkalibrasian adalah penyiapan slide mikrometer. Lalu teteskan
larutan terigu dengan menggunakan pipet tetes pada slide mikrometer,
tutup slide dengan cover glass dan ditekan sedikit. Amati objek pada
mikroskop binokuler. Pada skala obyektif 1 skala obyektif sama dengan
4 skala okuler. Maka didapatkan hasil sebagai berikut :
6
b. 4 x 0,01 = 0,015 mm
A. Tanpa Pewarnaan
12
Penelitian akar bawang sebelum menggunakan pewarnaan pada
perbesaran 10 x 10 gambar terlihat seperti batang pohon .
B. Sesudah Pewarnaan
13
Meiosis adalah pembelahan sel yang menghasilkan empat sel
anak dengan komposisi genetik yang berbeda/variasi induk. Meiosis
dilakukan untuk membagi dua jumlah kromosom dalam gamet,
mengkompensasi penggandaan yang terjadi pada fertilisasi
(campbell,2002) . Secara umum, tahapan pembelahan meiosis hampir
sama dengan mitosis. Pada profase I terjadi proses pindah silang
(crossing over) pada tetrad (kompleks empat kromatid). Tahap profase I
memakan lebih dari 90% waktu meiosis sehingga pada tahap profase II
tidak terjadi lagi proses pindah silang tetapi sel akan membelah seperti
mitosis yang diakhiri dengan proses sitokinesis.Peristiwa meiosis dapat
ditemui pada pembentukan sel-sel kelamin/gonad. (compbell.2002).
1. Interfase
Fase ini disebut juga fase istirahat. Pada fase ini belum tampak
perubahan-perubahan yang spesifik , tetapi sel sudah siap
melakukan pembelahan . DNA mengalami replikasi atau membuat
salinan yang sama, proses penyalinan menghasilkan suatu
kromosom dengan dua benang (stand) fungsional identik yang
disebut dengan kromatid , yang diletakan pada sentromer yang sama
(william D,1991) . Pada fase ini terjadi 3 tahapan yaitu GAP I , S , GAP
II . GAP 1 terjadinya penduplikasian dari organel-organel, S (sintesis
protein) pada tahap ini terjadi proses replikasi DNA dan GAP II adalah
proses penyempurnaan. (Riandari,2011)
2. Profase
14
struktur dobel memanjang dan letaknya random di dalam nukleus
(suryo,1991)
3. Metafase
4. Anafase
5. Telofase
15
Kemudian ujung akar yang telah dipotong direndam dalam larutan
alkohol 70% yang berfungsi untuk penyegaran kembali sel-sel akar
bawang (Ali,2012) . Dilakuka selama 10 menit. Setelah itu rendam
dalam larutan HCL 1N , selama 10 menit yang berfungsi untuk
memperjelas batas tudung akar dan sel-sel diatas nya , tudung akar
akan terlihat lebih putih dibandingkan bagian lain dari akar bawang
merah dan berfungsi sebagai pelunakan dinding sel sehingga mudah
di squash (Ekause,2011). Kemudian dilanjutkan dengan perendaman
dalam larutan carnoy yang digunakan untuk fiksasi sel (memperbaiki
sel) (Riskihadi,2011). Dan yang terakhir adalah perendaman dengan
larutan giemsa, giemsa ini digunakan sebagai pewarnaan pada
benang-benang kromatin.
16
b. Pada pemberian Aquades sebanyak 10 mikro pada eritrosit
menghasilkan perubahan bentuk sebagai berikut
17
Cairan yang digunakan untuk percampuran pada sel darah adalah
cairan NaCl 30% dan Aquades. NaCl merupakan salah satu cairan
hipertonis dan Aquades merupakan cairan hipotonik. Sebelum
melakukan penelitian mahasiswa telah menyiapkan alat dan bahan
berupa darah segar, objek glass sebanyak dua buah, cover glass
sebanyak dua buah, pipet drop / mikropipet, dan mikroskop binokuler.
Amati preparat satu dan dua dengan perbesaran kuat yaitu 40x10
dan 100x10 menggunakan Mikroskop Binokuler, amati perbedaan
masing masing preparat untuk mengetahui perubahan yang terjadi
pada saat pemberian larutan NaCl dan Aquades pada darah menurut
teori yang sebelumnya telah dipelajari.
Sampel darah yang diberikan larutan NaCl, terjadi reaksi Lysis atau
pecahnya keping darah dan keluarnya cairan yang berada didalam
eritrosit. Karena sifat NaCl yaitu Hipertonis, maka saat penyatuan
dengan sel darah, NaCl mengisi penuh sel darah hingga berlebih dan
terjadi perpecahan sel darah yang disebut Hemolisis.
18
tidak berlebih sehingga menyebabkan pembengkakan pada sel darah.
Pada pembengkakan sel darah ini lama kelamaan sel darah akan terjadi
Lysis.
19
DAFTAR PUSTAKA
Campbell,dkk.2002.Biologi.Jakarta:Erlangga
Http://bliguriefmaulana-210210.blogspot.co.id/2014/09/jurnal-
mikrobiologi-pengenalan-alat.html
Http://Lunawula.blogspot.co.id/2012/10/centrifuge.html
20
Imam, K.2010.Biokimia Nutrisi dan Metabolisme.Universitas
Indonesia Press.Jakarta
21