KEWARGANEGARAAN INDONESIA
DISUSUN OLEH :
NIS 1819009
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah menyertai kami
dan mencurahkan rahmat serta kasih-NYA, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah PKN
berjudul “KEWARGANEGARAAN INDONESIA’’ secara baik dan disela kesibukan kami sebagai
pelajar di SMK KEHUTANAN NEGERI KADIPATEN yang tengah melakukan pembelajaran
dirumah dikarenakan terjadinya wabah virus yang mengharuskan kami untuk belajar dirumah demi
keamanan bersama.
Tak lupa untuk mengucap terimakasih yang mendalam bagi orang tua kami yang telah
memberi fasilitas yang mendukung bagi pembuatan makalah ini. Kepada guru kami yang dengan
sabar dan penuh kasih telah membagikan ilmu yang berharga dalam pembuatan tugas ini. Serta
teman-teman dan semua pihak yang telah mendukung proses pembuatan makalah ini.
Sebagai penyusun, saya menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam
membuat makalah ini, adapun makalah ini dibuat dengan kesungguhan dari saya. Saya berharap
makalah ini bermanfaat bagi pembaca, dan kita semua dapat memahami tentang Kewarganegaraan
Indonesia yang mana akan menambah rasa bangga dan cinta tanah air.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Maksud dan Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Kewarganegaraan
B. Penduduk dan Warga Negara
C. Undang – Undang tentang Kewarganegaraan
D. Kasus Kewarganegaraan di Indonesia
E. Penanganan Pemerintah terhadap Kasus Kewarganegaraan
A. KESIMPULAN
B. SARAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terbentuknya negara Indonesia dilatar belakangi oleh perjuangan seluruh bangsa.
Sehingga sebagai warga negara dan masyarakat, setiap manusia indonesia mempunyai
kedudukan, hak dan kewajiban yang pokok adalah bahwa setiap orang haruslah terjamin
haknya untuk mendapatkan status kewarganegaraan, sehingga terhindar dari kemungkinan
menjadi stateless atau tidak berkewarganegaraan. Tetapi pada saat yang bersamaan, setiap
negara tidak boleh membiarkan seseorang memiliki dua statuskewarganegaraan sekaligus.
Itulah sebabnya diperlukan perjanjian kewarganegaraan antara negara-negara modern untuk
menghindari status dwi-kewarganegaraan tersebut. Indonesia sebagai negara yang pada
dasarnya menganut prinsip Ius sanguinis, mengatur kemungkinan warganya untuk
mendapatkan status kewarganegaraan melalui prinsip kelahiran.
Indonesia mendapati peringkat keempat dalam populasi penduduk di dunia. Ini
sudah menjadi bukti nyata akan jumlah populasi penduduk Indonesia yang sangat banyak.
Tersebar di 34 provinsi yang ada di Indonesia. Tentunya penduduk ini memerlukan
pengakuan dari wilayah yang ditempati saat ini, bahwa ia memanglah penduduk atau orang
asli dari daerah tersebut. Pengakuan ini diperlukan untuk pendataan penduduk dan untuk
keterangan pada Kartu Tanda Penduduk (KTP). Apabila seseorang tidak memiliki
pengakuan ini, maka ketika pemerintah mengadakan inspeksi penduduk jika ada yang tidak
memiliki dapat di keluarkan dari wilayahnya dan mendapatkan sanksi dari pemerintah. Hal
ini sama dengan status kewarganegaraan, pentingnya status kewarganegaraan adalah
pengakuan dari negara atas haknya sebagai penduduk. Tanpa status kewarganegaraan
seorang warga negara tidak akan diakui oleh sebuah Negara.
Negara kita memiliki jumlah penduduk yang banyak serta adanya warga negara
asing yang masuk ke Indonesi dengan segala kepentingannya menyebabkan timbulnya kasus
kasus tentang kewarganegaraan dan kependudukan. Jika hal ini dibiarkan terus menerus
maka dapat menghancurkan negara kita. Oleh karena itu, pentingnya memahami bagaimana
aturan tentang kewarganegaraan diperlukan sehingga dapat mengurangi masalah masalah
yang terjadi pada negara kita.
4
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Kewarganegaraan ?
2. Apa perbedaan dari penduduk dan warga negara ?
3. Bagaimana penjelasan tentang UU tentang Kewarganegaraan ?
4. Bagaimana kasus kewarganegaraan yang terjadi di Indonesia ?
5. Bagaimana pemerintah mengatasi masalah kewarganegaraan maupun masalah
kependudukan yang terjadi ?
D. Manfaat Penulisan
Manfaat yang didapat dari penulisan makalah “Kewarganegaraan Indonesia”
adalah menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca makalah dan dapat menumbuhkan
rasa cinta tanah air penulis dan pembaca terhadap negaranya.
ii
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kewarganegaraan
1. Pengertian Kewarganegaraan
Kewarganegaraan dikenal dengan kata citizenship, artinya keanggotaan yang
menunjukan hubungan atau ikatan negara dengan warga negara. Dilansir dari
Encyclopaedia Britannica (2015), kewarganegaraan adalah hubungan individu dengan
negara. Kewarganegaraan menunjukan kebebasan dan warga warga negara memiliki hak,
tugas, dan tanggung jawab tertentu. Istilah kewarganegaraan dapat dibedakan dalam
pengertian secara yuridis dan sosiologis.
a. Kewarganegaraan dalam arti yuridis ditandai dengan adanya ikatan hukum antara
orang-orang dengan negara. Adanya ikatan hukum itu menimbulkan akibat-akibat
hukum tertentu, yaitu orang tersebut berada di bawah kekuasaan negara yang
bersangkutan. Tanda dari adanya ikatan hukum tersebut antara lain akta kelahiran,
surat pernyataan, dan bukti kewarganegaraan.
b. Kewarganegaraan dalam arti sosiologis tidak ditandai dengan ikatan hukum. Akan
tetapi ditandai dengan ikatan emosional, seperti ikatan perasaan, ikatan keturunan,
ikatan nasib, ikatan sejarah, dan ikatan tanah air. Dengan kata lain, ikatan ini lahir
dari penghayatan warga negara yang bersangkutan.
2. Sejarah Kewarganegaraan
Konsep kewarganegaraan pertama kali muncul di kota-kota Yunani Kuno. Ini
sebagai reaksi ketakutan soal berbudakan. Di Yunani mengembangkan konsep demokrasi
langsung. Setiap warga negara berperan secara aktif dalam menentukan nasibnya
maupun kehidupan masyarakatnya. Setiap warga negara di Kota Yunani berhak dalam
kehidupan demokratis dengan memilih wakil-wakil rakyat secara resmi. Selain itu dalam
kegiatan rutin sehari-hari dalam persoalaan administrasi dan hukum.
6
Bangsa Romawi pertama kali menggunakan kewarganegaraan sebagai alat untuk
membedakaan penduduk Kota Roma dari orang-orang yang wilayahnya telah ditaklukan
dan disatukan oleh Roma. Ketika kekaisaran terus tumbuh, orang-orang Romawi
memberikan kewarnegaraan kepada sekutu di seluruh Italia dan di provinsi Romawi
lainnya. Kewarganegaraan di Romawi memberikan hak hukum penting di dalam
kekaisaran.
Di Inggris, konsep warga negara merujuk pada keanggotaan kerajaan di daerah atau
kota setempat. Ini digunakan untuk menekan posisi warga negara kepada raja atau
negara. Konsep ini didahulukan untuk warga negara yang memakai undang-undang
kebangsaan.
3. Asas Kewarganegaraan
Pengertian asas kewarganegaraan adalah dasar hukum bagi kewarganegaraan untuk
penduduk (warga) sebuah negara. Orang yang sudah memiliki kewarganegaraan tidak
jatuh pada kekuasaan atau wewenang negara lain. Negara lain tidak berhak
memperlakukan kaidah-kaidah hukum kepada orang yang bukan warga negaranya. Secara
umum ada 2 asas kewarganegaraan yang diterapkan oleh suatu negara, yaitu:
a. Asas ius sanguinis atau asas keturunan yang menetapkan kewarganegaraan
seseorang menurut keturunan atau pertalian darah. Artinya, kewarganegaraan anak
bergantung pada orang tuanya meskipun anak tersebut lahir di negara lain (bukan
kewarganegaraan orang tuanya).
Misalkan, seorang anak dilahirkan di negara B yang menganut asas ius sanguinis,
sedangkan orang tuanya warga negara A, maka anak tersebut tetap menjadi warga
negara A.
ii
Contoh negara dengan Sistem Asas Kewarganegaraan Ius Sanguinis :
b. Asas ius soli atau asas tempat kelahiran yang menetapkan kewarganegaraan
seseorang menurut tempat kelahirannya. Artinya kewarganegaraan anak akan
diberikan jika anak tersebut lahir di negara yang menganut asas ius soli.
Misalnya, seorang anak harus menjadi warga negara B karena lahir di negara B,
meskipun orang tuanya warga negara A.
Contoh Negara dengan Sistem Asas Kewarganegaraan Ius Soli :
1) Argentina 9) Panama
2) Amerika Serikat 10) Peru
3) Brazil 11) Pakistan
4) Bangladesh 12) Paraguay
5) Kanada 13) Grenada
6) Kamboja 14) Guatemala
7) Kolombia 15) Guyana
8) Kosta Rika
8
kewarganegaraan dari negara A berdasarkan tempat lahir dan dari negara B karena
faktor keturunan.
b. Pengertian Apatride adalah seseorang yang tidak memiliki kewarganegaraan. Bisa
terjadi jika anak lahir di negara B yang menganut asas ius sanguinis sedangkan orang
tua berasal dari negara A. Si anak tidak mendapat kewarganegaraan negara B karena
lahir dari orang tua yang bukan warga negara B. Anak juga tidak mendapat
kewarganegaraan orang tuanya (negara A) karena tidak lahir di negara A (ius soli –
berdasarkan tempat lahir).
c. Pengertian Multipatride adalah seseorang yang memiliki 2 atau lebih
kewarganegaraan. Hal ini bisa terjadi jika bipatride menerima juga pemberian status
kewarganegaraan lain ketika dia telah dewasa, namun tidak melepaskan status
kewarganegaraan yang lama.
ii
Istilah penduduk lebih luas cakupannya dari pada Warga Negara Indonesia.
Pasal 26 ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menegaskan bahwa
penduduk ialah Warga Negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di
Indonesia. Dengan demikian di Indonesia semua orang yang tinggal di Indonesia
termasuk orang asing pun adalah penduduk Indonesia.
2. Warga negara dan bukan warga negara.
Warga negara ialah orang yang secara hukum merupakan anggota dari suatu
negara, sedangkan bukan warga negara disebut orang asing atau warga negara
asing.
Dalam Pasal 1 UU RI Nomor 12 tahun 2006, disebutkan:
- Warga Negara adalah warga suatu negara yang ditetapkan berdasarkan
peraturan perundang-undangan.
- Kewarganegaraan adalah segala hal ihwal yang berhubungan dengan warga
negara.
- Pewarganegaraan adalah tata cara bagi orang asing untuk memperoleh
kewarganegaraan Republik Indonesia.
1. Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang
bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
2. Penduduk ialah Warga Negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di
Indonesia.
3. Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan undang-undang.
Orang-orang yang berada atau bekerja di luar negeri seperti mahasiswa yang kuliah di
luar negeri atau Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri masih memiliki status Warga
Negara Indonesia. Hal tersebut dapat terjadi asalkan orang orang yang berada di luar negeri
tersebut masih memiliki pengakuan resmi dari negara Indonesia.
10
C. Undang – Undang tentang Kewarganegaraan
Warga negara merupakan salah satu unsur hakiki dan unsur pokok suatu negara.
Status kewarganegaraan menimbulkan hubungan timbal balik antara warga negara dan
negaranya. Setiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban terhadap negaranya.
Sebaliknya, negara mempunyai kewajiban memberikan perlindungan terhadap warga
negaranya.
UU No. 62 Tahun 1958 tersebut secara filosofis, yuridis, dan sosiologis sudah tidak
sesuai lagi dengan perkembangan masyarakat dan ketatanegaraan Republik Indonesia. Secara
filosofis, Undang-Undang tersebut masih mengandung ketentuan-ketentuan yang belum
sejalan dengan falsafah Pancasila, antara lain, karena bersifat diskriminatif, kurang menjamin
pemenuhan hak asasi dan persamaan antarwarga negara, serta kurang memberikan
perlindungan terhadap perempuan dan anak-anak.
ii
Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, perlu dibentuk undang-undang
kewarganegaraan yang baru sebagai pelaksanaan Pasal 26 ayat (3) Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang mengamanatkan agar hal-hal mengenai warga
negara dan penduduk diatur dengan undang-undang.
12
Pada tanggal 1 Agustus 2006, Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia telah diundangkan dan diberlakukan sebagai pengganti
Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958.
Berikut ini adalah kumpulan Undang-Undang dan Peraturan Pelaksanaannya yang terkait
dengan Kewarganegaraan :
ii
4. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia No M.02-HL.05.06 Tahun 2006
tentang tata cara menyampaikan pernyataan untuk menjadi warga negara Republik
Indonesia
5. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia No M.08-HL.04.01 Tahun 2007
tentang tata cara pendaftaran, pencatatan, dan pemberian fasilitas keimigrasian sebagai
Warga Negara Indonesia (WNI) yang berkewarganegaraan ganda.
Setiap warga negara diatas 18 tahun atau yang sudah menikah, hanya boleh
mempunyai satu kewarganegaraan. Akan tetapi, masih ada juga warga yang terjerat kasus
yang menyangkut kewarganegaraan ganda. Di Indonesia, hal tersebut pernah beberapa kali
terjadi pada rakyat, publik figur, bahkan pejabat negara. Berikut contoh kasus
kewarganegaraan ganda di Indonesia:
14
WNI dan ayahnya yang merupakan Warga Negara Asing. Akan tetapi, apabila
menggunakan ius soli, Manohara lahir dan dibesarkan di Indonesia. Seharusnya
ia menjadi warga negara Indonesia saat ia berusia 18 tahun atau sudah
menikah. Akan tetapi pada saat permasalahan tersebut terjadi, ia berusia 17
tahun dan masih mempunyai dua kewarganegaraan dan memohon perlindungan
dari Indonesia. Hal ini melanggar hukum Indonesia, karena Indonesia tidak
menerima sistem kewarganegaraan ganda bagi warga negara yang sudah cukup
umur atau sudah menikah. Dan perlindungan warga negara yang berada di luar
negeri hanya diberikan bagi WNI yang bekerja atau menempuh pendidikan di
luar negeri. Bukan bagi seseorang yang diperistri oleh WNA dan tinggal
menetap di luar negeri. Diketahui bahwa ayah biologis Manohara adalah warga
Perancis yang mempunyai kewarganegaraan Amerika Serikat. Sedangkan ayah
tiri Manohara yang memberikan nama Pinot sebagai nama belakang Manohara
adalah seseorang berkewarganegaraan Jerman. Dengan kondisi seperti itu,
Manohara juga bisa saja memilih salah satu contoh kasus kewarganegaraan
ganda berdasarkan keturunan dari ayahnya. Ayah Manohara juga meminta
Amerika Serikat untuk menangani kasus tersebut karena Manohara mempunyai
kewarganegaraan Amerika Serikat. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya,
kewarganegaraan seseorang yang memiliki kewarganegaraan ganda harus
diputuskan saat ia sudah mencapai usia 18 tahun atau sudah menikah.
Menganut asas ini, Manohara yang pada waktu itu berusia 17 tahun sudah bisa
memilih kewarganegaraan karena ia sudah menikah pada usia 16 tahun.
Dengan begitu, status kewarganegaraan Manohara juga bisa berubah menjadi
kewarganegaraan Malaysia karena suaminya berkewarganegaraan Malaysia.
Kasus kewarganegaraan ganda ini menghambat pihak yang berwenang untuk
mengambil langkah hukum. Lebih – lebih kasus ini adalah kasus yang
mengkaitkan hukum 2 negara, sehingga penanganannya tidak bisa dilakukan
secara sepihak.
ii
Ia memiliki kewarganegaraan Indonesia dari ayahnya yang WNI, dan
mempunyai kewarganegaraan Belanda dari tempat ia dilahirkan dan
dibesarkan. Menurut undang-undang di Indonesia, kewarganegaraan seseorang
yang berkewarganegaraan ganda bisa diputuskan paling lambat 3 tahun setelah
ia menginjak usia 18 tahun. Agustus 2009 adalah batas akhir ia harus memilih
kewarganegaraannya. Karena jika tidak, ia akan kehilangan kesempatan
mendapat kewarganegaraan Indonesia. Jika ia tidak menjadi WNI, ia tidak akan
bisa ikut membela Indonesia dalam laga Internasional. Pasa waktu itu Irfan
Bachdim adalah pemain yang sangat diandalkan oleh timnas Indonesia untuk
bertanding dalam piala AFF (Asian Football Federation) tahun 2010. Pada
akhirnya, putra dari Noval Bachdim ini memilih untuk menjadi WNI sebelum
usianya lebih dari 21 tahun.
16
Perancis. Selama ini kita tahu bahwa anak yang lahir dari perkawinan berbeda
kewarganageraan bisa mempunyai kewarganegaraan ganda sebelum 18 tahun.
Anak tersebut bisa memilih salah satu kewarganegaraan nya saat ia telah
menginjak 18 tahun. Dalam kasus Gloria, pihak keluarga menganggap Gloria
mempunyai hak selayaknya Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia.
Dalam hal ini hak untuk menjadi pasukan Paskibraka, karena ia belum
menginjak 18 tahun maka ia otomatis mempunyai dua kewarganegaraan.
Akan tetapi, hukum berkata lain. Gloria lahir pada saat undang-
undang tentang kewarganegaraan tersebut disahkan. Sehingga, Gloria tidak bisa
otomatis mendapat kewarganegaraan ganda. Gloria seharusnya mendaftar
permohonan menjadi WNI paling lambat empat tahun setelah ia lahir. Dengan
kata lain, permohonan sebagai syarat Cara Memperoleh Kewarganegaraan
Indonesia tersebut seharusnya dilakukan paling lambat tahun 2010. Kasus
tersebut terus berlanjut hingga peradilan Mahkamah Konstitusi yang
menjalankan Tugas Dan Wewenang Lembaga Yudikatif. Keluarga Gloria terus
memperjuangkan hak nya untuk menjadi warga negara Indonesia dan menuntut
undang-undang untuk diubah. Akan tetapi, permohonan Gloria ditolak oleh
Mahkamah Konstitusi pada Agustus 2017.
ii
Akan tetapi, sebelum dilantik menjadi menteri ternyata beliau telah
mengajukan permohonan kehilangan kewarganegaraan pada Kedutaan Besar
Amerika Serikat di Indonesia. Permohonan tersebut disetujui tepat setelah
jabatannya sebagai menteri dilepaskan. Meskipun begitu, beliau berhasil
mempertahankan kewarganegaraan Indonesia nya.
Polemik kewarganegaraan yang dihadapi dua anak bangsa ini, memunculkan ide
revisi Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan.
Menurut Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah, revisi aturan kewarganegaraan ini sebagai
solusi, sehingga negara bisa memanfaatkan kemampuan anak bangsa yang memiliki
kewarganegaraan ganda.
"Sebagai negara yang sedang berkembang kita memerlukan ahli, sementara saya
dengar banyak anak bangsa ini dibeli negara lain. Kalau industri mau bangkit, bisa panggil
mereka kembali dan keterampilannya dimanfaatkan," kata Fahri di Kompleks Parlemen
Senayan, Jakarta.
18
Menurut pakar hukum tata negara Refly Harun, usulan merevisi aturan
kewarganegaraan dapat ditempuh Presiden dengan menggunakan hak diskresi. "Bisa dengan
mengeluarkan peraturan pemerintah atau revisi terbatas pada satu dua pasal saja," kata Refly.
Meski demikian, kata Refly, wacana itu akan menemukan pertentangan, terutama bila
dikaitkan dengan masalah nasionalisme atau loyalitas terhadap negara.
Menurutnya, di negara seperti Amerika Serikat, aturan tersebut dapat berjalan dengan
baik karena didukung dengan pemberian kewenangan kepada negara untuk memaksa seluruh
warga negaranya menjalankan kewajiban, tanpa terkecuali.
Salah satu tanggapan negatif terhadap usulan itu datang dari pakar hukum tata negara
Margarito Kamis. Ia mengatakan UU Kewarganegaraan yang ada saat ini tidak memerlukan
perubahan.
Mengembalikan Kewarganegaraan
Selain berharap ada revisi aturan kewarganegaraan, saat ini masih ada peluang
mengembalikan kewarganegaraan. Menurut UU Nomor 12 tahun 2006 tentang
kewarganegaraan, syarat yang perlu dipenuhi adalah tinggal 5 tahun berturut-turut atau
minimal 10 tahun tidak berturut-turut.
“Mereka juga telah berusia 18 tahun atau menikah dan tidak pernah terkena pidana
penjara satu tahun dan tidak memiliki kewarganegaraan ganda,” kata pakar hukum tata
Negara, Irman Putra Sidin.
Setelah seluruh syarat yang diatur dalam UU itu dipenuhi, Presiden akan memutuskan
apakah pemohon layak atau tidak mendapat kewarganegaraan. Jika Presiden memenuhi
permohonan, maka pemohon tanpa bisa diwakilkan wajib mengucapkan sumpah dan janji
setia kepada Indonesia.
ii
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Indonesia sebagai negara yang pada dasarnya menganut prinsip ‘’ius sanguinis’’
mengatur kemungkinan warganya untuk mendapatkan status kewarga negaraan melalui
prinsip kelahiran. Semua warga negara khususnya di indonesia memiliki hak dan kewajiban
sebagai warga negara yang sama. Memperoleh suatu kewarganegaraan merupakan Hak asasi
dari umat manusia yang menjadi bagian dari suatu negara untuk mempertahankan
kedudukannya dimata hukum dan ikut berpartisipasi dalam hal bernegara.
Kewarganegaraan ganda merupakan salah status bernegara yang dimiliki seseorang
akibat adanya perkawinan campuran dengan warga negara asing. Di Indonesia sendiri,
mengenal adanya asas kewarganegaraan terbatas yang diciptakan untuk melindungi anak dari
hasil perkawinan campuran untuk melindungi anak tersebut dimata hukum dan negara.
Sehingga hak-hak anak tersebut khususnya dalam pemenuhan kehidupan sehari-hari dan
pendidikannya dapat terpenuhi dengan baik. Namun, asas kewarganegaraan tersebut
hanya dapat berlaku sebelum usia anak tersebut 18 tahun. Setelah usianya 18 tahun, maka
setidaknya 3 tahun setelah sang anak berusia 18 tahun, ia harus memilih kewarganegaraan
negara mana yang dia pilih, entah mengikuti kewarganegaraan ayah atau ibunya, atau
mungkin tidak keduanya. Di Indonesia sendiri kewarganegaraan ganda belum
diperbolehkan berlaku.
B. Saran
Pemerintah harus terbuka dan membuka ruang kepada masyarakat berperan serta
dalam pembangunan nasional tanpa membeda-bedakan sara, gender budaya dan lain
sebagainya.
Hal ini juga mengingatkan kita sebagai warga negara terutama warga negara
Inodnesia yang menikah dengan warga negara asing dan memiliki anak untuk segera
mengurus status kewarganegaraan anaknya dan warga Indonesia yang betempat tinggal di luar
20
negeri setidaknya melaporkan ke inginannya untuk tetap menjadi warga negara Indonesia
kepada duta besar Indonesia di negara yang ditinggalinya minmal 1 kali dalam 5 tahun
sehingga dia tidak kehilangan status kewarganegaraan Indonesia nya seperti yang tercantum
UU no. 12 tahun 2006.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/28/080000669/kewarganegaraan-arti-sejarah-jenis-
dan-macamnya?page=all
http://wawai.id/pendidikan/makalah/makalah-kewarganegaraan-indonesia/
https://m.cnnindonesia.com/nasional/20160907144154-12-156726/kronologi-kembalinya-
kewarganegaraan-indonesia-arcandra-tahar
https://guruppkn.com/contoh-kasus-kewarganegaraan-ganda
https://peduliwni.kemlu.go.id/app/download/referensi/UU_NO_12_TH_2006.pdf.html
https://m.cnnindonesia.com/nasional/20160907144154-12-156726/kronologi-kembalinya-
kewarganegaraan-indonesia-arcandra-tahar
ii