Anda di halaman 1dari 11

KARYA TULIS ILMIAH

Pengaruh Korean Wave Terhadap Remaja di Indonesia

(Fenomena Korean Wave di Indonesia)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Untuk menganalisa permasalahan yang penulis angkat, maka


diperlukannya sandaran dan runjukan dari literatur atau penelitian terdahulu yang
memiliki topik ataupun tema yang sama dengan penelitian penulis.

Penelitian tentang pengaruh K-pop pada fandom telah ramai dilakukan


oleh beberapa peneliti, diantaranya oleh Olivia (2013) yang bertujuan untuk
menjelaskan pengaruh Budaya Pop Korea pada gaya hidup dalam
mengimitasikannya melalui televisi. Olivia mengemukakan dengan menggunakan
teori modelling dimana teori ini merupakan aplikasi dari teori belajar sosial,
menyatakan bahwa mereka mengikuti perkembangan-perkembangan budaya pop
Korea melalui televisi ini terlihat dari praktek hidup, gaya dan mengoleksi yang
berhubungan dengan budaya pop Korea. Bentuk pengawasan yang kurang pada
anak terlihat dari informasi bahwa 50% menyatakan kurang dari 4 kali seminggu
menonton televisi lokal, 40% menyatakan bahwa lebih dari 4 kali dalam seminggu
menonton acara televisi, dan 10% menyatakan lebih memilih streaming untuk
menonton acara korea.

Persamaan penelitian yang akan penulis lakukan dengan penelitian yang


dilakukan Olivia adalah dari konsep bagaimana pengaruh budaya Korean Wave
masuk ke Indonesia melalui saluran televisi sedangkan perbedaannya adalah
penelitian yang penulis lakukan lebih memperhatikan dampak bagi remaja jika
selalu menonton drama Korea melalui televisi yang dimana televisi di Indonesia
sekarang sudah tidak lagi menyiarkan film buatan karya anak Indonesia
melainkan drama Korea sudah sangat banyak di tayangkan di televisi Indonesia
sementara penelitian yang dilakukan Olivia lebih menjelaskan berapa banyak
remaja di Indonesia yang mengikuti acara korea melalui menonton televisi.

Kedua, selanjutnya ada Inayatul (2015) tujuan penelitian ini adalah


dampak budaya Korea pop terhadap keberfungsian perspektif keberfungsian
sosaial. Inayatul mengemukakan bahwa ada dampak positif dan negatif yaitu
dampak positifnya untuk meningkatkan aktualisasi diri dan meningkatkan
hubungan sosial, negatifnya K-pop dapat membuat seorang penggemar
melupakan dan mengesampingkan kehidupan nyata, merasakan kecemburuan
yang tidak wajar, dan emosi yang tidak stabil. Ada perbedaan antara anggota
komunitas dan non komunitas yaitu, komunitas lebih memiliki strategi secara
bermusyawarah dan tingkat emosi yang tinggi sedangkan non komunitas
menghadapi masalah lebih mandiri.

Persamaan penelitian yang akan penulis lakukan dengan penelitian yang


dilakukan Inayatul adalah memiliki tujuan yang sama untuk melihat dampak
positif dan dampak negatif dari pengaruh masuknya Korean Wave di Indonesia
sedangkan perbedaanya penulis melihat dari segi dampak positif dan negatif bagi
remaja di Indonesia terhadap lenturnya budaya di Indonesia sedangkan penelitian
Inayatul lebih melihat dampak positif dan negatif dari sisi sifat manusia secara
umum bukan dampak terhadap remaja bagi budaya Indonesia.

Tulisan ketiga yang penulis jadikan referensi adalah sebuah skripsi yang
berjudul Pengaruh Korean Wave Terhadap Animo Masyarakat Indonesia untuk
Berpariwisata ke Korea Selatan oleh Putri Herliani (2017). Tulisan ini membahas
berkembangnya Korean Wave di Indonesia, hal inipun berpangaruh terhadap
jumlah kunjungan masyarakat Indonesia untuk melakukan wisata ke Korea
Selatan. Pariwisata sebagai salah satu kegiatan yang digemari oleh banyak
kalangan pada saat ini membuat setiap negara berlomba-lomba untuk terus
meningkatkan industri pariwisatanya. Hal ini ditandai dengan ditingkatkannya
segala sarana dan prasarana yang berkaitan dan menunjang pariwisata snegara
tersebut. Hal yang sama juga dilakukan oleh Pemerintah Korea Selatan, yang terus
mengembangkan industri parawisatanya. Jumlah wisatawan Indonesia terus
meningkat setiap tahunnya di tengah semakin populernya Hallyu di Indonesia.
Perkembangan Korean Wave di Indonesia disertai dengan begitu banyaknya
produk-produk industri budaya Korea Selatan yang masuk ke Indonesia dan
mengambil tempat tersendiri di hati masyarakat Indonesia. Hegemoni K-pop
menginspirasi generasi muda Indonesia untuk mengikuti bahkan meniru gaya
mereka. Masyarakat Indonesia mulai lebih cenderung mendengarkan musik K-
pop, membeli album musik K-Pop, membuat boyband atau girlband layaknya artis
K-Pop, terlihat dalam komunitas K-Pop, berpartisipasi dalam kontes K-Pop dan
meniru mode artis K-Pop hingga bahkan mulai mempelajari budaya dan bahasa
Korea. Pada studi kasus menjelaskan Pengaruh Korean Wave Terhadap Animo
Masyarakat Indonesia untuk Berpariwisata ke Korea Selatan.

Terdapat persamaan yaitu perkembangan Korean Wave di Indonesia


berpengaruh terhadap minat masyarakat Indonesia berwisata ke Korea Selatan
sedangkan perbedannya yaitu dimana pada studi kasusnya lebih kepada animo
masyarakat Indonesia untuk tertarik berwisata ke Korea Selatan, sedangkan
penulis membahas kurangnya daya tarik masyarakat Indonesia untuk berwisata di
Indonesia dibandingkan harus berwisata jauh ke Korea Selatan dengan berwisata
di negara Indonesia merupakan salah satu cara untuk memperkenalkan dan
mengetahui lebih dalam budaya Indonesia.

Rujukan bahan keempat berjudul Strategi Korea Selatan dalam upaya


peningkatan ekspor produk kosmetik ke Jepang tahun 2011-2012 oleh AF Islami
(2017). Tulisan ini membahas mengenai Kondisi Korea yang strategis dikawasan
Asia Timur tidak berarti Korea memiliki tingkat perekonomian yang maju seperti
sekarang ini. Korea Selatan mengalami suatu revolusi, pada beberapa dekade
terakhir ini tidak lepas dari jasa ke Presiden Park Chung Hee yang mampu
memperbaiki sistem perkekonomian Korea Selatan. Pertumbuhan ekonomi dan
kemajuan tekonologi meningkat pesat. Korea Selatan mampu bangkit dari salah
satu negara paling miskin yang setara dengan Asia Afrika pada dekade 1950-an di
dunia, menjadi salah satu dari sedikit negara yang berkembang dan terkaya pada
dekade 1990-an dan berhasil memasuki Negara dengan industri yang mau di
dunia. Salah satu perubahan industri menjadi ke arah ekspor merupakan salah satu
kebijakan yang membawa perubahan pada perkekonomian Korea Selatan. Yang
dimana dengan adanya orientasi ekspor dapat memperkenalkan produk Korea
Selatan ke dunia Internasional dan agar dapat bersaing dengan produk lainnya.

Perbedaan penelitian yang akan penulis lakukan dengan bahan rujukan


yang penulis gunakan terletak pada studi kasus wilayahnya. Penulis disini menulis
penelitian mengenai Korea Selatan yang mengekspor kebudayaannya ke
Indonesia dan akhirnya mendapat keuntungan ekonomi berupa devisa pariwisata
dari para turis Indonesia yang berwisata ke Korea Selatan, sedangkan pada bahan
rujukan menjelaskan mengenai Korea Selatan yang mengekspor produk kosmetik
ke Jepang. Sementara persamaanya terdapat dari majunya industri Korea Selatan
dalam berbagai hal salah satunya yaitu produk kosmetik yang sudah beredar di
berbagai negara.

Dari keempat penelitian yang telah penulis pilih untuk kemudian dijadikan
sebagai acuan tinjauan pustaka penelitian terdahulu dan juga terdapat beberapa
kemiripan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti di dalam karya
ilmiah ini, tetapi tentu terdapat beberapa perbedaan. Penelitian yang akan
dilakukan lewat karya ilmiah ini akan lebih spesifik, yaitu membahas mengenai
analisa gaya hidup remaja yang mengikuti trend Korea yang menyebabkan remaja
di Indonesia lupa akan jati dirinya sebagai remaja Indonesia yang membuat
budaya di Indonesia menjadi lutur dan hilang. Penulis dalam penelitian ini
bertujuan untuk mengenal fenomena Korean Wave lebih dalam dan pengaruhnya
pada penggemar budaya Korea di Indonesia. Penulis berharap dari penelitian ini
dapat dipaparkan dengan jelas fenomena Korean Wave, bagaimana proses
penyebaran Korean Wave di dunia hingga masuk ke Indonesia dan dapat menjadi
pengetahuan akan pentingnya melestarikan budaya Indonesia dan untuk memiliki
sikap yang kritis terhadap budaya Korean Wave yang masuk ke Indonesia.
2.2 Landasan Teori

Dalam penyusunan karya ilmiah ini akan digunakan landasan teori yang
sesuai dengan masalah yang diteliti. Landasan teori ini bertujuan untuk membantu
memahami dan menganalisa permasalahan dengan didukung oleh teori-teori dari
pakar dan para ahli Landasan teori merupakan sumber dan landasan atau bahan
acuan untuk menganalisa masalah yang akan diteliti. Warisan keilmuan berupa
konsep teori dan pernyataan para pakar atau otoritas tertentu yang memilki
wewenang serta pemahaman yang komprehensif terhadap permasalahan yang
tengah dikaji sangat diperlukan sebagai bahan acuan dalam permasalahan yang
tengah dikaji. Landasan teori yang penulis teliti meliputi Korean Wave , remaja ,
budaya.

2.2.1 Budaya

Ruang Lingkup penelitian yang akan dibahas dalam budaya meliputi


pengertian budaya

2.2.1.1 Pengertian Budaya

Budaya dalam Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Sansekerta


“buddayah”, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti akal atau budi. Menurut
Williams (dalam Storey, 1993: 2) “Budaya adalah praktek-praktek kehidupan
dalam suatu konteks tertentu, baik dalam konteks masyarakat dalam suatu periode
tertentu, atau sekelompok orang tertentu”. Menurut penulis yang disampaikan
oleh Williams artinya budaya menjadi kebiasaan yang dinyatakan dalam tindakan
di kehidupan masyarakat / kelompok.

Sedangkan Linton (dalam Sari 2018: 14) menjelaskan : “Kebudayaan


adalah konfigurasi dari tingkah laku yang dipelajari dan hasil tingkah laku yang
unsur-unsur pembentukkannya didukung dan diteruskan oleh anggota masyarakat
tertentu. Menurut penulis yang disampaikan oleh Liston artinya budaya telah ada
dan dinjadikan sebagai pola kebiasaan yang di teruskan dan diajarkan ke generasi
selanjutnya untuk dibudidayakan.

Sementara, Menurut Schiffman dan Kanuk (2007 : p.356) Budaya adalah


keseluruhan kepercayaan, nilai – nilai, dan kebiasaan yang dipelajari yang
membantu mengarahkan perilaku konsumen para anggota masyarakat tertentu.
Menurut penulis yang disampaikan oleh Schiffman dan Kanuk artinya bahwa
budaya ini sudah menjadi kepercayaan yang dilakukan untuk menentukan setiap
perilaku masyarakat karena memiliki nilai-nilai yang membantu kehidupan
anggota masyarakat.

Seperti yang disampaikan Liston, Menurut Kotler dan Keller (2009 :


p.166) Budaya adalah simbol dan barang – barang buatan manusia yang
diciptakan oleh masyarakat tertentu dan diwariskan dari generasi ke generasi
sebagai faktor penentu dasar keinginan perilaku seseorang. Menurut penulis yang
disampaikan oleh Kotler dan Keller yang artinya budaya diartikan sebagai barang
yang diwariskan dan dilanjutkan ke generasi selanjutnya untuk dikembangkan dan
dilestarikan sebagai pembentuk karakter seseorang.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa budaya adalah


sebuah aspek kehidupan yang penting dalam sebuah negara, bisa diartikan sebagai
hal yang harus ada dalam sebuah negara sebagai salah satu ciri penting dan
haruslah dilestarikan oleh warga negara tersebut.

2.2.2 Korean Wave

Ruang Lingkup penelitian yang akan dibahas dalam Korean Wave


meliputi pengertian Korean Wave

2.2.2.1 Pengertian Korean Wave


Menurut Sella (2013:2) Korean Wave atau Hallyu adalah budaya yang
mengacu pada popularitas budaya korea di luar negeri dan menawarkan hiburan
Korea yang terbaru yang mencakup film dan drama, musik pop, animasi, games
dan sejenisnya. Istilah Hallyu atau Korean Wave adalah sebuah istilah yang
diberikan untuk tersebarnya budaya Pop Korea atau gelombang Korea secara
global diberbagai negara di dunia termasuk Negara Indonesia. Menurut penulis
yang disampaikan Sella artinya Korean Wave awal dari majunya Korea yang
dimana industri Korea seperti musik, drama sudah masuk dan tersebar ke negara
di berbagai dunia.

Menurut Septyarti (2011:16) Korean Wave merupakan istilah yang


dipopulerkan media China untuk merujuk pada budaya pop dan hiburan Korea,
meliputi film, drama seri, musik, dan fashion yang berhasil mempengaruhi
negara-negara lain. Menurut penulis yang disampaikan oleh Septyarti artinya
Korean Wave menjadi media penghibur meliputi film, pakaian yang dapat dan
sudah dinikmati oleh berbagai orang di seluruh dunia.

Menurut Korean culture and information service (2011: 94) Korean Wave
merupakan munculnya berbagai website tentang Korea dan produknya berupa
musik dan film telah menarik perhatian banyak penggemar di seluruh dunia.
Menurut penulis yang disampaikan oleh Korean culture and information service
artinya banyaknya website yang tersebar dan yang dapat kita lihat di sosial media
mengenai budaya Korea berupa musik dan film dan diminati oleh banyak orang.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Korean Wave


(demam korea) atau Hallyu adalah gelombang Korea yang telah menjadi hal yang
sangat populer di banyak negara dan seluruh kalangan di dalam negara tersebut,
bahkan telah menjadi sebuah trend dikalangan remaja.

2.2.3 Remaja

Ruang Lingkup penelitian yang akan dibahas dalam remaja meliputi


pengertian remaja
2.2.3.1 Pengertian Remaja

Menurut Ali dan Asrori (2010:9) Remaja dalam bahasa disebut


adolescence, berasal dari bahasa latin yaitu adolescere yang artinya “tumbuh atau
tumbuh untuk mencapai kematangan”, yaitu mencakup kematangan mental,
emosional, sosial, dan fisik. Menurut penulis yang disampaikan oleh Ali dan
Asrori artinya remaja merupakan masa seseorang untuk bertumbuh sampai
menjadi pribadi yang matang atau sudah dewasa dalam sikap, fisik, dan mental.

Menurut Desiani (2008:9) Remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-
kanak kemasa dewasa yang merupakan proses pembelajaran diri dalam aspek
intelegensi, sosial, dan pembentukan kepribadiannya dimasa dewasa nanti.
Menurut penulis yang disampaikan oleh Desiani artinya masa dimasa anak-anak
diberikan pemahanan terhadap kepribadian diri dalam bentuk intelegensi dan
sosial agar dapat menghadapi masa dewasanya yang akan datang.

Menurut King (2012) remaja merupakan perkembangan yang merupakan


masa transisisi dari anak-anak menuju dewasa. Masa ini dimulai sekitar pada usia
12 tahun dan berakhir pada usia 18 sampai 21 tahun. Menurut penulis yang
disampaikan oleh King artinya perkembangan yang terjadi pada setiap anak-anak
dan bertumbuh menuju dewasa yang memiliki sikap dan pemikiran yang matang.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Remaja adalah


masa tengah dalam pertumbuhan manusia, kecendrungan sifat dalam masa ini
adalah labil atau masih dapat melakukan kesalahan dalam hidup setiap manusia,
dimasa inilah juga manusia memiliki sifat terpengaruh hal-hal yang asing,
termasuk budaya asing.

2.3 Kerangka Berpikir

Menurut hasil angket, didapatkan bahwa yang menjadi penggemar korea


secara pasti adalah 20 orang dari total 21 angket yang dibagikan. Hal itu
menunjukkan bahwa responden yang mengetahui secara persis apa itu korean
wave, jika di masukkan dalam persen maka 97,9% responden menyatakan
mengetahui Korean Wave, sedangkan 2,1% lainnya tidak begitu mengetahui
tentang Korean Wave. Hasil ini menunjukkan bahwa remaja di Indonesia sebagian
besar mengetahui secara persis apa itu Korean Wave. Dari 20 responden yang
menjadi penggemar korea, sebagian besar mulai mengenal korean wave sejak
SMP dan SMA. Mereka mengenal korean wave dari teman dan media sosial.

Kerangka berpikir dalam penelitian ini berawal dari pengamatan mengenai


semakin maraknya budaya Korea di Indonesia. Seiring pergerakan arus
globalisasi, perkembangan dan penyebaran suatu budaya sebagai produk, paham
dan gaya baru, bahkan identitas, dapat dengan mudah menyebar ke seluruh
penjuru wilayah yang diinginkan melalui media. Menyebarnya produk Korea,
berikut budaya dan gaya hidup yang dibawanya, disebut dengan Hallyu atau
Korean Wave. Dalam Korean wave ini terdapat produk budaya populer, yaitu
Korea Pop dan drama Korea. Dalam menganalisa gaya hidup remaja di Indonesia
digunakan teori cultural studies untuk mengetahui bagaimana penyampaian pesan
berkontribusi mengubah gaya hidup seseorang sehingga dapat di ketahui
bagaimana terjadinya proses gaya hidup imitasi pada remaja.

Kerangka pemikiran menurut Uma Sekar Kinanti dalam Sugiyono (2011 :


60) mengemukakan bahwa kerangka pemikiran merupakan model konseptual
tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah
diidentifikasikan sebagai hal yang penting dimana kerangka pemikiran bertujuan
untuk memudahkan suatu penelitian untuk menggambarkan suatu hubungan dari
variabel independen terhadap variabel dependen. Sesuai dengan hipotesis dan
tinjauan pustaka, maka disusunlah kerangka pemikiran teoritis sebagai berikut :
Skema Kerangka Teoritis

KOREAN WAVE KOREA

Produk – produk
industri budaya :
1. K- Pop
2. K- Drama
3. K- Food
4. K-Style

Masuk Ke Cultural studies


Indonesia theory

Pengaruh budaya Korean wave


terhadap remaja di Indonesia

2.4 Hipotesis Tindakan


Menurut Sugiyono (2009) Hipotesis merupakan jawaban sementara yang
masih harus dibuktikan kebenarannya melalui penelitian. Karena sifat dari
hipotesis ini masih dugaan, maka hipotesis diharapkan mengandung implikasi
yang lebih jelas dalam pengujian hubungan yang dinyatakan. Berdasarkan
kerangka pemikiran serta melihat permasalahan yang ada maka peneliti menarik
hipotesis yaitu bahwa pengaruh budaya Korean Wave sangat berpengaruh
terhadap sikap remaja di Indonesia yang tidak melestarikan budaya Indonesia
yang berdampak pada lenturnya budaya di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai