Anda di halaman 1dari 4

Judul : Harry Potter and the Half-Blood Prince

Penulis : J. K. Rowling

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit : 2006

Harga : Rp 110.000;00

Ukuran : 13,5 cm  20 cm

Tebal : 816 halaman

Penerjemah : Listina Srisanti

ISBN : 979-22-1762-2

Harry Potter and the Half-Blood Prince merupakan buku keenam Joanne

Karhleen Rowling yang diterbitkan secara serentak pada tanggal 8 Januari 2006,

di berbagai negara termasuk Indonesia. Buku keenam J. K. Rowling ini

merupakan bukunya yang paling laris di pasaran. Bahkan buku Harry Potter and

the Half-Blood Prince ini telah difilmkan dengan disutradarai oleh David Yates.

Novel ini mengangkat kisah yang dilatarbelakangi pada waktu Harry

Potter berada pada tahun keenam sekolahnya di Hogwarts. Novel ini mengisahkan

masa lalu Lord Voldemort dan persiapan Harry Potter untuk pertarungan

terakhirnya. Voldemort dan para “ Pelahap Mautnya” secara terang-terangan

melakukan kekacauan besar di seluruh negara Inggris. Cornelius Fudge didepak


dari posisinya sebagai menteri sihir atas kesalahannya menangani Voldemort. Ia

digantikan oleh Rufus Scrimgeour sebagai menteri sihir yang baru. Dalam rezim

yang baru ini, dibentuk struktur departemen yang baru dan Arthur Weasley

mendapatkan kenaikan jabatan. Hal ini dengan cepat meningkatkan kondisi

finansial keluarga Weasley. Di Spinne End, Severus Snape mendapatkan

kunjungan dari ibu Draco Malfoy, Narcissa dan Bellatrix Lestrange kakaknya.

Narcissa memaksa Snape melindungi Draco dan bila tugas Draco gagal, Snape

harus menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Sang Pangeran Kegelapan.

Pada pesta tahun ajaran baru, Snape telah diumumkan sebagai guru

pertahanan terhadap ilmu hitam yang baru. Albus Dumbledore berhasil membujuk

Horace Slughorn untuk mengakhiri masa pensiunnya dan kembali mengajar

sebagai guru ramuan.

Harry dan Ron berhasil mendaftar di kelas Ramuan. Slughorn kemudian

meminjamkan Harry buku tua “ Pembuatan Ramuan Tingkat Lanjutan” yang

bertuliskan nama pemiliknya yaitu Pangeran Berdarah Campuran. Catatan

tersebut telah membuat Harry menjadi siswa unggul dikelas Ramuan. Sebagai

hadiah Slughorn memberikan sebotol kecil Felix Felicis, yaitu cairan

keberuntungan. Harry menceritakan kecurigaannya bahwa Draco Malfoy mungkin

adalah seorang pelahap maut kepada Dumbledore yang tampaknya tidak khawatir

seperti Ran dan Hermione. Belakangan diketahui bahwa Dumbledore sudah

menyuruh Snape untuk menyelidiki.

Dumbledore mulai memberikan Harry pelajaran privat. Pelajaran ini

berupa sihir baru untuk menjelajahi masa lalu. Dumbledore menugasi Harry untuk
menjelajah masa lalu dan mendapatkan potongan memori Slughorn. Dumbledore

berspekulasi bahwa Voldemort telah membagi jiwanya menjadi tujuh bagian dan

menyimpan enam bagian dari jiwanya dalam Horcrux untuk memastikan bahawa

dirinya hidup abadi, sementara bagian ketujuhnya tetap berada di dalam tubuhnya.

Dua Horcrux telah berhasil dihancurkan oleh Harry. Untuk mendapatkan Horcrux

yang lain Harry dan Dumbledore pergi ke sebuah gua rahasia tersembunyi.

Kondisi Dumbledore semakin lemah akibat harus meminum cairan yang

melingkupi Horcrux tersebut. Mereka segera kembali ke puri Hogwarts dan

menemukan tanda kegelapan. Mereka disergap Draco Malfoy diatas menara

astronomi.

Para pelahap maut tiba dan mendesak Draco untuk menyelesaikan misinya

membunuh Dumbledore, tetapi Draco ragu-ragu. Tiba-tiba Snape membunuh

Dumbledore dengan kutukan pembunuh Avada Kedavra. Kekuatan itu

melemparkan Dumbledore melampaui tembok menara. Tewasnya Dumbledore

menyebabkan manteranya yang menahan Harry terangkat. Harry yang bebas

kemudian pergi dan mengejar Snape. Akhirnya Snape memperkenalkan dirinya

sebagai Sang Pangeran Berdarah Campuran.

Harry menemukan Horcrux ditubuh Dumbledore, namun Horcrux tersebut

ternyata palsu. Di Horcrux tersebut terdapat secraik perkamen dengan

berinisialkan “ R. A. B.” Tahun ajaran berakhir duka dengan pemakaman

Dumbledore. Profesor Mc. Gonagall, wakil kepala sekolah, menggatikan

Dumbledore sebagai kepala sekolah untuk sementara. Harry yang tetap bertekad

memutuskan untuk meninggalkan sekolah dan mencari sisa Horcrux lainnya. Dan
misi Harry dalam mencari Horcrux, masih berlanjut dalam novel J. K. Rowling

yang terakhir dengan judul “ Harry Potter and the Deathly Hallows.”

Walaupun buku ini merupakan novel terjemahan, novel ini menggunakan

bahasa yang mudah dipahami. Novel ini juga sangat bagus dalam

mengembangkan imajinasi semua orang yang membaca novel ini. Novel ini

sangat cocok bagi para pecinta Harry Potter diseluruh dunia. Meski novel ini

memiliki banyak halaman, tetapi hal itu tidak membuat para pembaca merasa

bosan. Walaupun para pecinta Harry Potter harus merogoh uang yang lumayan

banyak, namul hal itu tidak menyurutkan semangat para pecinta Harry Potter

untuk membeli novel Harry Potter ini.

Novel ini banyak memberikan pelajaran kepada pembacanya. Kita harus

berani menghadapi segala keaadaan dan pantang menyerah seperti Harry Potter.

Kita harus mampu menerima segala sesuatu atas apa yang kita perbuat, bisa jadi

berakhir menyedihkan ataupun berakhir menggembirakan.

Anda mungkin juga menyukai