Anda di halaman 1dari 7

AGENDA REFORMASI

YANG DISUARAKAN
PARA MAHASISWA

ASNA NADZIROTUL ‘AZIZAH – 10 – XII MIPA 3


Karena maraknya praktik KKN, terkhusus praktik nepotisme dalam
pemerintahan membuat agenda ini harus dijalankan, korupsi di dalam
negara yang ditimbulkan pada masa presiden soeharto tidak terhitung,
puluhan milyar hingga triliyun rupiah tidak tau dikemanakan, sehingga
tuntutan tersebut wajib untuk ada.
Pada masa kini, tuntutan tersebut belum sepenuhnya terpenuhi,
dalam media-media pemberitaan mainstream, berita tentang
pengadilan kroni-kroni Soeharto sangat minim, presiden Soeharto pun
1. Mengadili tidak dapat diadili karena memang beliau mengalami sakit, hingga
meninggal dunia pada tahun 2008 dengan penyakit gagal jantung.
Soeharto dan
Kroni-kroninya
2. Amandemen
Pada UUD 1945, tidak ada batasan untuk presiden mencalonkan
UUD 1945 diri dan memimpin Indonesia, sehingga setiap 5 tahun sekali, dapat
terus mencalonkan diri, dengan adanya aturan yang membolehkan
setiap individu untuk mencalonkan diri sebagai presiden tanpa adanya
batasan membuat Soeharto memimpin Indonesia selama 32 tahun.
  Pada 2 periode pertama, pembangunan Indonesia masih berjalan
dengan baik, pemerataan masih baik, namun setelah beberapa
periode berikutnya, mulai terjadi penyelewengan-penyelewengan
yang mengakibatkan kerugian negara secara materil atau pun non-
materil.
Pada masa presiden soeharto, ketimpangan di beberapa daerah
sangat terasa dengan pusat, pembangunan jakarta dan jawa sangat
berkembang dengan pesat, namun di daerah-daerah lainnya tidak
ada pembangunan yang signifikan.
Kurangnya perhatian pemerintah pusat waktu itu terhadap
daerah-daerah lain, khususnya pada daerah timur, mengakibatkan
daerah timur terbelakang. Dari masalah tersebut akhirnya MPR
membuat peraturan baru tentang otonomi daerah yang
memungkinkan pemerintah daerah untuk mengembangkan dan
3. Otonomi meningkatkan pembangunan daerah mereka masing-masing.

daerah seluas-
luasnya
4. Penghapusan Pada masa pemerintahan Soeharto, ABRI (TNI sekarang) memiliki
supremasi dan legitimasi terhadap kontrol Indonesia yang berlebih, ABRI
dwi-fungsi ABRI waktu itu tidak hanya memiliki fungsi sebagai pengaman negara, namun
juga berfungsi politik.
Faktanya waktu itu ABRI yang menduduki DPR sangatlah banyak,
sehingga kontrol terhadap politik di Indonesia sangatlah tinggi, itulah salah
satu penyebab mengapa presiden Soeharto dapat memimpin begitu lama,
karena waktu itu pemilihan presiden dilakukan secara tidak langsung untuk
posisi presiden dan wakilnya, yang menentukan pengangkatan presiden
waktu itu adalah DPR yang waktu itu didominasi oleh ABRI dan Soeharto
memiliki latar belakang sebagai ABRI.
Pada waktu pemerintahan presiden Soeharto banyak praktek-praktek
KKN, yang mengakibatkan kerugian besar untuk Indonesia, mungkin kita
sering mendengar kata “keluarga cendana” yang terkenal dengan
kekayaan mereka.
Pada waktu itu, kritik media juga gencar, terbukti dengan pembuatan
serial televisi yang berjudul “keluarga cemara” yang menggambarkan
keluarga miskin dan sederhana namun tetep bahagia, menggambarkan
5. ketimpangan yang terjadi dengan kehidupan penguasa dan rakyatnya.
Pemberantasan
praktik KKN
(Korupsi, Kolusi,
dan Nepotisme)
6. Penegakan Hukum Indonesia waktu itu dapat dikatakan “tumpul ke atas, tajam ke
supremasi bawah” tebang pilih para penegak hukum, mengakibatkan masalah yang
serius, ketidakadilan terhadap rakyat menjadi hal yang lumrah, kritik adalah
hukum barang yang tidak lazim untuk para penguasa.
Zaman teror untuk rakyat menjadi makanan sehari-hari mereka,
sehingga banyak dari rakyat yang bungkam pada perilaku pemerintah yang
sewenang-wenang pada waktu itu, hanya sedikit yang berbicara, dan
berakhir di balik jeruji, bahkan ada yang menghilang dari peradaban dan
hingga sekarang tidak tau kemana.
Penegakan hukum yang kacau pada waktu itu menodai demokrasi,
tercatat oleh berbagai media, pemerintahan Soeharto memiliki catatan
sebagai salah satu pemimpin yang paling korup.

Anda mungkin juga menyukai