Anda di halaman 1dari 47

FINAL PROJECT REKAYASA SISTEM DAN KENYAMANAN TERMAL

EVALUASI BEBAN PENDINGINAN RUANG DAN DESAIN KAPASITAS


SISTEM PENGKONDISIAN UDARA PADA RUANG TEATER A TEKNIK FISIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Disusun oleh:
Alif Helmi
2413100025
Alief Ghazi
2413100043
Angga Hari Saputra
2413100058
Ivan Taufik Akbar Pradhana
2413100076
Dicky Dwi A
2413100118
Dosen Pembimbing: Nur Laila Hamidah

JURUSAN TEKNIK FISIKA


PROGRAM STUDI S1 TEKNIK FISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2016
ABSTRAK
Perhitungan cooling load dari suatu ruangan yang akan dikondisikan udaranya
merupakan tahapan yang diperlukan agar diperoleh tingkat kenyamanan termal

yang diinginkan. Suatu ruangan memperoleh panas dari berbagai sumber. Panas
yang diperoleh ruangan dapat berasal dari beban eksternal, beban internal,
infiltrasi, dan ventilasi. Untuk menjaga temperatur dan kelembaban udara ruangan
pada kondisi yang nyaman maka panas harus dikeluarkan dari ruangan. Jumlah
panas yang dikeluarkan tersebut dinamakan cooling load. Pada final project ini,
dilakukan evaluasi beban pendinginan dan desain kapasitas sistem pengkondisian
udara pada ruang teater A Teknik Fisika ITS. Kemudian, dilakukan pengukuran
secara langsung dimensi ukuran ruang teater A Teknik Fisika ITS, suhu luar, suhu
dalam ruang, suhu rata-rata, jumlah appliances, equipment, dan orang di ruang,
serta pencarian data tambahan dari tabel pada buku thermal enviromental
engineering, sehingga diperoleh nilai Q total sebesar 33952,34 Btu/hr setelah
diubah kedalam bentuk PK, dibutuhkan PK sebesar 3,83 PK, sehingga untuk
membuat kelas R-201 berada pada kondisi nyaman optimal yaitu berada pada suhu
250C dibutuhkan 1 AC dengan nilai PK sebesar 2 PK, karena didalam ruangan R-201
telah terdapat AC.
Kata kunci: kenyamanan termal, cooling load, AC bertingkat

ABSTRACT
Perhitungan cooling load dari suatu ruangan yang akan dikondisikan udaranya
merupakan tahapan yang diperlukan agar diperoleh tingkat kenyamanan termal
yang diinginkan. Suatu ruangan memperoleh panas dari berbagai sumber. Panas
yang diperoleh ruangan dapat berasal dari beban eksternal, beban internal,
infiltrasi, dan ventilasi. Untuk menjaga temperatur dan kelembaban udara ruangan
pada kondisi yang nyaman maka panas harus dikeluarkan dari ruangan. Jumlah
panas yang dikeluarkan tersebut dinamakan cooling load. Pada final project ini,
dilakukan evaluasi beban pendinginan dan desain kapasitas sistem pengkondisian
udara pada ruang teater A Teknik Fisika ITS. Kemudian, dilakukan pengukuran
secara langsung dimensi dari ruang teater A Teknik Fisika ITS, suhu luar, suhu ratarata, dan pencarian data tambahan dari tabel pada buku thermal enviromental
engineering, sehingga diperoleh nilai Q total sebesar 33952,34 Btu/hr setelah
dirubah kedalam bentuk PK, dibutuhkan PK sebesar 3,83 PK, sehingga untuk
membuat kelas R-201 berada pada kondisi nyaman optimal yaitu berada pada suhu
250C dibutuhkan 1 AC dengan nilai PK sebesar 2 PK, karena didalam ruangan R-201
telah terdapat AC.
Keywords: thermal comfortability, cooling load, AC bertingkat

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan final project Rekayasa
Sistem dan Kenyamanan Termal ini terselesaikan tepat pada waktunya. Laporan ini
disusun dalam rangka untuk memenuhi mata kuliah rekayasa sistem dan
kenyamanan termal pada kurikulum S1 Teknik Fisika Institut Teknologi Sepuluh
Nopember Surabaya. Laporan ini mengambil judul Evaluasi Beban Pendinginan
Ruang dan Desain Kapasitas Sistem Pengkondisian Udara pada Ruang Teater A Teknik
Fisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Dalam proses penyelesaian
seluruh pengerjaan dan laporan rekayasa sistem dan kenyamanan termal ini,
penulis mendapatkan banyak bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih
kepada:
1. Ibu Nur Laila Hamidah selaku dosen pengampu mata kuliah Rekayasa Sistem dan
Kenyamanan Termal yang telah memberi banyak ilmu dan memberikan
bimbingan dalam pengerjaan final project dan laporan ini.
2. Bapak Agus Muhammad Hatta, S.T., M.Si, Ph.D selaku Ketua Jurusan Teknik Fisika
ITS Surabaya yang telah memberikan ijin peminjaman ruang Teater A.
3. Orang tua dan keluarga yang senantiasa memberikan motivasi, doa, dan
dukungan baik secara moril maupun spiritual.
4. Semua mahasiswa kelas B Rekayasa Sistem dan Kenyamanan Termal.
5. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang turut
membantu dan memperlancar pengerjaan final project dan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan final project rekayasa sistem dan
kenyamanan termal ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan
maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Akhir kata,
semoga laporan final project rekayasa sistem dan kenyamanan termal ini berguna
bagi penulis dan menambah wawasan bagi pembaca serta dapat menjadi rujukan
bagi pembuatan laporan final project rekayasa sistem dan kenyamanan termal
selanjutnya.

Surabaya, 11 Desember 2016

Penulis

DAFTAR ISI

ABSTRAK................................................................................................................... ii
ABSTRACT................................................................................................................ iii
DAFTAR ISI................................................................................................................ v
BAB I........................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN.......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................. 1
1.3 Tujuan............................................................................................................. 1
1.4 Sistematika Laporan.......................................................................................... 1
BAB II....................................................................................................................... 3
DASAR TEORI............................................................................................................. 3
2.1 Pengkondisian Udara......................................................................................... 3
2.2 Beban Pendinginan Udara...................................................................................3
2.3 Cooling Load Temperature Differensial................................................................4
BAB III...................................................................................................................... 7
METODOLOGI PERCOBAAN........................................................................................... 7
3.1 Alat dan Bahan................................................................................................. 7
3.2 Prosedur Percobaan........................................................................................... 7
BAB IV.................................................................................................................... 10
DATA DAN PEMBAHASAN............................................................................................ 10
4.1 Data Pengukuran dan Perhitungan Secara Manual dengan Metode CLTD/CLF...........10
4.2 Data Pengukuran dan Perhitungan Secara Manual Objek di R201...........................13
4.3 Nilai Total Q................................................................................................... 16
BAB V..................................................................................................................... 18
KESIMPULAN............................................................................................................ 18

DAFTAR GAMB
Gambar 3. 1 Flowchart Percobaan.........................................................13
YGambar 4. 1 Denah Ruang Kelas
R2........................................................14
Gambar 4. 2 (a) dan (b) Ruang kelas R201 software....................................15
Gambar 4. 3 Ruang Kelas R201 dari Belakang............................................16
Gambar 4. 4 Komputer di Ruang Kelas R201..............................................16
Gambar 4. 5 Projector di Ruang Kelas R201..............................................16
Gambar 4. 6 Ruang Kelas R201 Belakang..................................................17

DAFTAR TABEL
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel

4.
4.
4.
4.
4.
4.

1
2
3
4
5
6

Luas Bangunan dan Objek......................................................18


Nilai U dari Material Bangunan.................................................18
Nilai CLTD Bangunan.............................................................19
Luas Pada Sisi Bagian Selatan..................................................19
Luas Pada Sisi Bagian Utara....................................................20
Luas Pada Sisi Bagian Barat.....................................................20
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu permasalahan yang dihadapai oleh manusia dibumi saat ini adalah
pemanasan global atau global warming. Hal ini menyebabkan semakin
meningkatnya suhu di permukaan bumi sehingga membuat suhu di permukaan bumi
semakin panas. Beberapa penyebab semakin meningkatnya suhu di permukaan bumi
adalah penggunaaan listrik yang berlebihan, kurangnya pepohonan, penggunaan
kendaraan bermotor yang semakin meningkat, penggunaan peralatan elektronik
yang menghasilkan gas CFC seperti AC, dan lain sebagainya. Dengan semakin
meningkatnya suhu di permukaan bumi maka membuat kenyamanan termal di bumi
semakin menurun, terutama ketika berada di dalam suatu ruangan yang tertutup,
seperti ruang kelas, theater, kantor, pusat perbelanjaan, dan lain sebagainya,
sehingga mempengaruhi aktivitas manusia di dalam ruangan. Oleh karena itu, untuk
memperoleh kenyamanan termal tersebut, pada umumnya masyarakat
menggunakan alat bantu pendingin ruangan berupa AC maupun kipas angin.
Penggunaan pendingin ruangan berbanding lurus dengan penggunaan energi
listrik, sehingga dengan semakin tinggi penggunaan pendingin ruangan maka
semakin tinggi pula konsumsi energi listrik yang diperlukan. Tingginya konsumsi
energi listrik ini terkadang disebabkan oleh tidak sesuainya beban pendinginan
ruangan tersebut dengan penggunaan pendingin ruangan. Terkadang pendingin
ruang yang digunakan terlalu besar atau terlalu kecil sehingga selain berdampak
pada boros energi juga membuat kenyaman termal yang diinginkan tidak tercapai,
sehingga perlu mengetahui beban pendinginan suatu ruangan.
Pada tugas mata kuliah Rekayasa Sistem Kenyamanan Termal ini dilakukanlah
perhitungan beban pendinginan ruang kelas pada jurusan desain produksi ITS, yaitu
pada ruang R201 yang didalamnya terdapat beberapa peralatan seperti lampu,
kursi, meja, projector dan komputer. Perhitungan beban pendinginan dari ruangan
ini bertujuan agar dapat menentukan besar dari pendingin ruangan yang diperlukan
agar tepat dan tidak boros energi sehingga kenyamanan penghuni ruangan tercapai.
1.2. Rumusan Masalah
Permasalahan yang dibahas dalam laporan final project rekayasa sistem dan
kenyamanan termal ini adalah sebagai berikut.
a. Berapa besar beban pendinginan ruang teater A Teknik Fisika ITS?
b. Berapa besar kapasitas pendingin yang diperlukan ruang teater A Teknik Fisika
ITS berdasarkan nilai beban pendinginan agar mencapai kenyamanan termal?

c. Bagaimana sistem desain AC bertingkat yang sesuai dengan beban pendinginan


ruang teater A Teknik Fisika ITS sehingga mencapai kenyamanan termal?
1.3. Batasan Masalah
Pada laporan final project rekayasa sistem dan kenyamanan termal ini,
cakupan bahasan akan dibatasi sebagai berikut.
a. Ruang yang dievaluasi beban pendinginan dan desain kapasitas sistem
pengkondisian udara adalah ruang Teater A Teknik Fisika Institut Teknologi
Sepuluh Nopember Surabaya.
b. Pengambilan data beban pendinginan ruang dilakukan selama 12 jam dari pukul
07.00-18.00 WIB.
1.4. Tujuan
Tujuan dari pengerjaan final project dan laporan final project rekayasa sistem
dan kenyamanan termal ini adalah sebagai berikut.
a. Untuk mengetahui nilai beban pendinginan ruang teater A Teknik Fisika ITS.
b. Untuk mengetahui kapasitas pendingin yang diperlukan ruang teater A Teknik
Fisika ITS berdasarkan nilai beban pendinginan.
c. Untuk membuat sistem desain AC bertingkat yang sesuai dengan beban
pendinginan ruang teater A Teknik Fisika ITS sehingga mencapai kenyamanan
termal.
1.5. Realisasi Pengerjaan Final Project dan Laporan
Pengerjaan final project dan laporan evaluasi beban pendinginan dan desain
kapasitas sistem pengkondisian udara pada ruang teater A Teknik Fisika ITS ini
dilaksanakan selama tiga minggu terhitung mulai tanggal 23 November 2016 sampai
13 Desember 2016.
Adapun jadwal dan kegiatan pengerjaan final project dan laporan evaluasi
beban pendinginan dan desain kapasitas sistem pengkondisian udara pada ruang
teater A Teknik Fisika ITS dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut ini.
Tabel 1.1. Jadwal Kegiatan Pengerjaan Final Project dan Laporan

1.6. Sistematika Laporan


Dalam laporan final project rekayasa sistem dan kenyamanan termal ini terdiri
atas lima bab dengan beberapa subbab pada setiap babnya. Berikut ini sistematika
laporan pada laporan final project rekayasa sistem dan kenyamanan termal ini.
a. BAB I: Pendahuluan. Latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan,
Realisasi Kegiatan Kerja Praktek, dan sistematika laporan.
b. BAB II: Dasar teori.
c. BAB III: Metodologi percobaan
d. BAB IV: Analisa Data dan Pembahasan
e. BAB V: Penutup. Kesimpulan dan Saran.

BAB II
DASAR TEORI
2.1. Pengkondisian Udara
Stocker, (1994) menjelaskan Mengondisikan udara adalah perlakuan
terhadap udara untuk mengatur suhu, kelembaban, kebersihan dan
pendistribusiaanya secara simultan guna mencapai kondisi nyaman yang dibutuhkan
oleh penghuni yang ada didalammnya. Pengkondisian udara adalah salah satu
aplikasi dari refrigerasi. Refrigerasi adalah proses penurunan suhu dan menjaga
agar suhu ruang/material tetap dibawah suhu linkungannya. [Dossat, Roy,J,1981]
2.2. Beban Pendinginan Udara
Berdasarkan jenis kalornya, penambahan kalor pada ruangan (space heat
gain) dibedakan menjadi dua jenis yaitu penambahan sensible (sensible heat gain)
dan penambahan kalor laten (laten heat gain). Kalor sensible adalah suatu kalor
yang berhubungan dengan perubahan suhu udara sedangkan kalor laten adalah
suatu kalor yang berhubungan dengan perubahan fasa air.
Beban pendinginan ruangan (space cooling load) merupakan laju aliran kalor
yang harus diambil dari dalam ruangan untuk mempertahankan suhu dan
kelembapan udara relatif ruangan pada kondisi yang diinginkan.
Penambahan kalor pada ruangan terjadi secara konduksi, konveksi dan
radiasi. Beban pendiginan ruangan sebenarnya menangani kalor konveksi saja. Kalor
radiasi harus terlebih dahulu diserap oleh permukaan selubung ruangan (atap,
dinding, jendela, dll) dan benda-benda furniture yang terdapat dalam ruangan.
Ketika penyimpanan kalor (heat storage) tersebut menjadi lebih hangat dari suhu
udara ruangan, maka sebagian kalor dipindahkan ke udara ruangan secara konveksi.
Beban pendinginan ruangan terdiri dari beban pendinginan luar (external
cooling load) dan beban pendinginan dalam (internal cooling load). Selain kedua
beban pendinginan tersebut, terdapat juga beban pendinginan akibat ventilasi dan
infiltrasi udara dari luar ruangan.

2.2.1 Beban Pendinginan Luar


Beban pendinginan ini terjadi akibat penambahan kalor di dalam ruangan
yang dikondisikan karena sumber kalor dari luar yang masuk melalui selubung
bangunan termasuk dinding partisi. Sumber kalor luar yang termasuk beban
pendinginan ini adalah :
a. Konduksi kalor sensibel melalui dinding luar (external wall), atap, jendela,
dan benda transparan seperti kaca.
b. Radiasi kalor sensibel melalui jendela dan benda transparan seperti kaca
c. Konduksi kalor sensibel melalui dinding dalam, lantai, dan langit langit
d. Radiasi kalor sensibel dan laten melalui infiltrasi
e. Radiasi kalor sensibel dan laten melalui ventilasi

2.2.2 Beban Pendinginan Dalam


Beban pendinginan ini terjadi akibat dilepaskannya kalor sensibel maupun
kalor laten dari sumber yang ada di dalam ruangan yang dikondisikan. Sumber
kalor dalam ruangan yang termasuk beban pendinginan adalah:
a. Kalor sensibel dari pencahayaan buatan di dalam ruang yang dikondisikan
b. Kalor sensibel dan laten penghuni ruangan yang dikondisikan
c. Kalor sensibel dan laten peralatan listrik, uap, dan gas (electric, steam, and
gas heated appliances) yang ada di dalam ruangan dikondisikan
d. Kalor sensibel dari peralatan daya (power equipment) termasuk motor listrik
penggeraknya yang ada di dalam ruangan dikondisikan
2.3 Cooling Load Temperature Differensial
Dalam perancangan suatu ruangan, diperlukan perhitungan beban
pendinginan. Beban pendinginan dapat berasal dari beban eksternal, internal
maupun beban akibat ventilasi dan infiltrasi. Beban eksternal bisa berasal dari
konduksi bangunan yang ada di sekitar dan sinar matahari. Beban internal berasal
dari panas yang dihasilkan dalam ruangan tersebut. Metode yang digunakan untuk
perhitungan beban pendinginan yaitu metode CLTD/CLF (Cooling Load Temperature
Difference/Cooling Load Factor).
2.3.1 Konduksi pada Dinding Luar, Jendela dan Pintu
Besar beban pendinginan melalui dinding tergantung pada luas dinding,
harga koefisien perpindahan panas dinding (U), dan perbedaan temperatur luar
dengan temperatur ruangan. Harga U dapat dihitung menggunakan persamaan:
1
U= R
(2.1)
dimana:
U = Koefisien perpindahan panas dinding (Btu/hr.ft2.oF),
R = Tahanan dinding (hr. ft2.oF/Btu).

Besar beban pendinginan melalui dinding luar, jendela, dan pintu dihitung
berdasarkan persamaan:
Q = U x A x T
(2.2)
Tetapi jika dinding, jendela dan pintu terkena cahaya matahari maka dapat
digunakan persamaan :
Q = UxAxCLTDcorr
(2.3)
Dengan:
Q = laju kalor pada bahan dinding luar, jendela, pintu (Btu/h)
U = koefisien transmisi kalor bahan (Btu/h. oF.ft2)
A = luas permukaan bahan (ft2)
T = Perbedaan suhu dalam dan luar ruangan (F)
CLTDcorr = Potensial kalor pada bahan yang terkena matahari (F)
Berikut adalah persamaan lengkap untuk koreksi CLTD dinding :
CLTDcorr = (CLTD+LM) x K + (78 - Ti) + (To 85)
(4)
Dengan:
Ti = Suhu ruangan (F)
To = Suhu luar (F)
LM = lattitude-month correction
K = faktor warna
2.3.2 Beban Panas Akibat Lampu
Beban pendinginan dari lampu didasarkan pada asumsi bahwa semua
lampu yang berada di ruangan menyala. Beban panas dari lampu dapat
dihitung dengan persamaan:
Q = Px3.41xCLFxfs
(5)
Dengan:
Q = laju kalor (Btu/h)
P = Daya input (watt)
CLF = Cooling Load Factor
fs = faktor ballast
2.3.3 Konduksi pada atap dan lantai
Beban pendinginan melalui atap dan lantai adalah besar panas yang
melalui lantai dan atap, perpindahan panas secara konduksi dari luar ke
dalam ruangan yang dikondisikan. Konduksi panas lantai dan atap adalah
sebagai berikut:
Q = AxUxT
(6)
Dengan:
Q = laju heat loss (Btu/h)
U = koefisien transmisi kalor bahan (Btu/h.F.ft2)
A = luas permukaan bahan (ft2)
T = Perbedaan suhu dalam dan luar ruangan (F)

2.3.4 Beban Akibat Penghuni


Beban pendinginan dari manusia diakibatkan panas yang dikeluarkan
tubuh yang berada di ruangan. Beban panas yang dikeluarkan tubuh
bergantung dari aktvitas manusia tersebut.
Qs= N x sensHG x CLF
(7)
Dengan :
Qs = laju kalor (Btu/h)
sensHG = laju kalor sensibel per orang
CLF = Cooling Load Factor
2.3.5 Beban Panas Sumber Lain (Peralatan)
Beban pendinginan dari sumber lain adalah beban yang disebabkan
oleh peralatan yang dapat menimbulkan panas. Beban pendinginan ini dapat
juga disebabkan adanya kebocoran pada saluran udara, penambahan panas
ini memiliki toleransi 10% dari room sensible heat (RSH)
Q = NxPxCLF

(8)

Atau
Q = N x Qsensible x CLF
Q = N x Qlaten

(9)
(10)

Dengan:
Q = Laju heat loss (Btu/h)
P = Daya input (watt)
Qsens = laju kalor sensibel (Btu/hr)
Qlaten = laju kalor laten (Btu/hr)
2.3.6 Radiasi Matahari Melalui Jendela
Panas selain dikonduksikan dari jendela, juga terdapat radiasi
matahari lewat jendela yang diberikan oleh persamaan berikut:
Q =A x SC x SCL
(11)
Dengan:
Q = laju aliran kalor radiasi pada kaca (Btu/h)
SC = Shading Coefficient
SCL = Solar Cooling Load

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam
a. Termometer
b. RH meter
c. Meteran
3.2 Prosedur Percobaan
1. Alat dan bahan disiapkan
2. Luas ruangan yang akan dihitung diukur panjang, lebar serta tingginya
menggunakan meteran.
3. Luas permukaan benda yang terdapat di ruangan diukur menggunakan
meteran.
4. Suhu diluar ruangan diukur menggunakan termometer.
5. Material bangunan dan benda diidentifikasi.
6. Semua data yang diperoleh dicatat.
7. Data data yang belum diketahui dicari di tabel dalam buku.
8. Nilai Q pada dinding, jendela, pintu, lampu, atap, lantai, penghuni,
peralatan sumber lain, radiasi matahari dihitung.
9. Nilai Q dijumlahkan dan kemudian diperoleh nilai pk

Gambar 3. 1 Flowchart Percobaan

BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.1. Data Pengukuran Geometri dan Suhu Ruang
Pengambilan data ukuran geometri ruang Teater A Teknik Fisika dilakukan pada
hari Kamis-Jumat 24-25 November 2016. Kemudian, pengambilan data beban
pendinginan ruang Teater A Teknik Fisika ITS dilakukan pada hari Senin, 28
November 2016 dari pukul 07.00-18.00 WIB atau selama 12 jam. Kemudian data
pengukuran dan perhitungan beban pendinginan ruang Teater A Teknik Fisika ITS
dianalisa berdasarkan metode yang digunakan dalam analisis beban pendinginan
ruang, yaitu sebagai berikut.
4.1.1. Desain Ruangan
Ruangan yang dianalisa beban pendinginan dan desain kapasitas sistem
pengkondisian udara adalah ruang Teater A Jurusan Teknik Fisika ITS. Ruang Teater
A Teknik Fisika ITS digunakan mulai pukul 07.00-18.00 WIB untuk kegiatan akademik
mahasiswa, rapat, dan kegiatan non-akademik seperti pelatihan atau seminar, dan
lainnya. Berikut adalah tampilan ruang teater A dalam bentuk 2 dimensi, seperti
ditunjukkan pada gambar 4.1.

T
S

U
B
Gambar 4.1. Denah Ruang Teater A Teknik Fisika ITS

Tinggi bangunan 4-6 meter karena tinggi tiap bagian di ruang Teater A berbeda
disebabkan terdapat tangga berundak di dalam teater A.
Ruang Teater A Teknik Fisika ITS memiliki bentuk seperti trapesium, dengan
panjang sisi sejajar memiliki ukuran 23,2 m dan 6,8 m. Sedangkan sisi miring

memiliki ukuran 17,15 m. Pada sisi bagian barat terdapat 2 pintu dengan ukuran
masing-masing 1,5m x 2m. Pada sisi timur hanya terdapat dinding datar saja.
Kemudian pada sisi selatan terdapat dinding datar dan dinding yang menonjol serta
berundak. Ukuran dinding timbul dengan panjang 1,80 m, lebar 1,2 m, dan tinggi
2,5 m dimana tiap kenaikan undakan, tinggi ditambah 0,38 m dengan jumlah 11
undakan. Sedangkan dinding tidak timbul memiliki panjang 9,4 m dan tinggi 2,5 m
dimana tiap kenaikan undakan, tinggi ditambah 0,38 m dengan jumlah 11 undakan.
Dan pada sisi utara terdapat 1 buah jendela dengan ukuran 80 cm x 40 cm, dinding
datar, dan dinding yang menonjol serta berundak. Ruang Teater A Teknik Fisika ITS
memiliki 212 buah kursi dan 1 meja sehingga ruangan ini mampu menampung
manusia sebanyak 212 orang. Selain itu, terdapat 8 buah AC merk Panasonic dengan
ukuran 1,5 PK, 1 buah laptop, 1 buah LCD proyektor, 1 buah layar LCD, 1 buah
papan tulis, 12 buah lampu dinding (24 watt), 24 buah lampu atap TL (36 watt),
dan 27 buah lampu atap bulat (24 watt). Ruang Teater A Teknik Fisika ITS
menghadap ke arah barat.

Gambar 4.1. Tampilan 3 dimensi Ruang Teater A Teknik Fisika ITS

Gambar 4. 2 Ruang Kelas R201 dari Belakang

Gambar 4. 3 Komputer di Ruang Kelas R201

Gambar 4. 4 Projector di Ruang Kelas R201

Gambar 4. 5 Ruang Kelas R201 Belakang


Kemudian
dilakukan
pengambilan
data
suhu
lingkungan luar
dan kelembaban
di
sekitar
ruang Teater A
Teknik
Fisika
ITS pada tanggal
28 November
2016 dari pukul
07.00-18.00 WIB atau selama 12 jam. Berikut adalah data suhu lingkungan dan
kelembaban yang ditunjukkan pada tabel 4.1.
Tabel 4.1. Suhu Lingkungan dan Kelembaban di sekitar Teater A Teknik Fisika pada
tanggal 28 November 2016.
Waktu (WIB)

Suhu Lingkungan (
)

Kelembaban (%)

07.00
08.00
09.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
16.00
17.00
18.00
Daily Rate
(DR)

91,3
92,5
92,8
93,8
94,2
94,6
95,7
94,0
93,4
92,9
91,8
90,7
93,14

27
29
30
30
32
37
40
76
71
68
64
61

4.2. Data Pengukuran dan Perhitungan Beban Pendinginan Secara Manual


dengan Metode CLTD/CLF
Data pengukuran beban pendinginan ruang Teater A Teknik Fisika ITS yang telah
didapat, kemudian dihitung hingga didapatkan nilai beban pendinginan total dari
ruang Teater A. Data geometri ruang Teater A diukur dalam satuan meter kemudian
diubah ke satuan feet, dimana 1 m2 =10,764 ft2. Untuk data luas bagian dan objek
di teater A dapat dilihat di tabel 4.2.
Tabel 4.2. Luas Bangunan dan Objek di Teater A
No
Bagian
Luas (ft2)
Utara
Selatan
Timur
Barat

1
2
3
4
5
6

Dinding
Pintu
Jendela
Atap
Lantai datar
Lantai berundak

4886,82
3,44

4886,82
998,89
2583,34
548,96
10440,99

439,17
75,99
-

Daftar koefisien transmisi kalor bahan dari masing-masing bagian ruangan ditunjukkan
dalam tabel 4.3 berikut ini.

Tabel 4.3. Nilai U dari Material Bangunan (tabel 14.4,14.5,14.7)


No
Obyek
Material
R
R total
2
(hours. ft . (hours. ft2.
F/Btu)
F/Btu)
1
Dinding
Air outdoor
0,25
2,08
Cement
0,2
Brike
0,18
Cement
0,2
Air indoor
0,68
Wood
0,57
2
Atap
Air Outdoor
0,68
4,88
Concrete
0,77
Tile
0,05
Asbestos-cement
2,7
Air indoor
0,68
3
Lantai berundak
Air Outdoor
0,68
2,18
Concrete
0,77
Tile
0,05
Air indoor
0,68
4
Lantai datar
Air Outdoor
0,68
2.7
Concrete
0,77
Wood
0,57
Air indoor
0,68
5
Jendela
Glass
1,23
1,23
Aluminium
Frame-Thermal
6
Pintu
Wood Panel
0,57
0,57
Door

U
(Btu/hours
. ft2. F)
0,48

0,21

0,46

0,37

0,81

1,76

Dalam pengambilan data beban pendinginan ruang Teater A dilakukan dari


pukul 07.00-18.00 WIB. Konstruksi bangunan dinding Teater A Teknik Fisika ITS
adalah berjenis #W5 Face Brick, insulation, dan Concrete. Data-data penunjang
lainnya dan tetapan dalam perhitungan beban pendinginan melalui metode
CLTD/CLF adalah sebagai berikut.

Tabel 4.4. Nilai CLTD Bangunan Tiap Jam (Tabel 16.5, dinding #W5)
Waktu
CLTD ( )
(WIB)
Utara
Timur
Selatan
07.00
9
12
12
08.00
8
12
10
09.00
8
14
9
10.00
7
16
9
11.00
7
19
9
12.00
8
22
10
13.00
8
25
11
14.00
9
27
14
15.00
10
29
17
16.00
12
29
20
17.00
13
30
22
18.00
14
30
24

Barat
18
16
14
13
12
12
12
13
14
16
20
24

Berikut adalah persamaan lengkap untuk CLTDcorr:


CLTDcorr = (CLTD+LM) x K + (78

- Ti) + (To 85 )

(4.1)

Ti = Suhu ruangan (F)


To = Suhu luar (F)
LM = Lattitude-Month correction (tabel 16.7)
K = faktor warna
Nilai K = 1,0 untuk permukaan dinding yang berwarna gelap, seperti biru tua,
merah, coklat, dan hijau.
Nilai K = 0,83 untuk permukaan dinding yang berwarna sedang, seperti biru muda,
hijau muda, merah muda, dan coklat muda.
Nilai K = 0,65 untuk permukaan dinding yang berwarna terang, seperti cream.
Karena dinding di Teater A dominan berwarna coklat muda maka dalam
perhitungan CLTD menggunakan nilai K =0,83.
Pengambilan data beban pendinginan dilakukan pada bulan November maka
nilai CLTD terpengaruh Lattitude-Month (LM), seperti ditunjukkan tabel 4.5.
Tabel 4.5. Nilai CLTD correction pengaruh Lattitude-Month (LM) (tabel 16.7)
Bulan
CLTD ( )
November

Utara
-5

Timur
-9

Selatan
+11

Barat
-5

Untuk menghitung nilai CLTD maka dibutuhkan data suhu luar dan suhu dalam
ruang Teater A, seperti ditunjukkan tabel 4.6 berikut ini.

Tabel 4.6. Suhu Luar dan Suhu Dalam serta Kelembaban Luar dan Kelembaban
Dalam Ruang Teater A tiap jam
Waktu
W(%)
T( )
(WIB)
T
W
Ti
To
Wi
Wo
07.00
08.00
09.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
16.00
17.00
18.00

78.1
78.3
78
78.6
78.8
79
79.3
79.5
79.6
80
79.7
79.6

91.3
92.5
92.8
93.8
94.2
94.6
95.7
94
93.4
92.9
91.8
90.7

13.2
14.2
14.8
15.2
15.4
15.6
16.4
14.5
13.8
12.9
12.1
11.1

20
24
26
28
29
32
34
65
60
55
51
49

27
29
30
30
32
37
40
76
71
68
64
61

7
5
4
2
3
5
6
11
11
13
13
12

4.2.1 Nilai Cooling Load Temperature Different (CLTD)corr


Dengan persamaan 4.1, maka nilai Cooling Load Temperature Different
CLTD corr
corrected (
) dari berbagai sisi dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini.
Tabel 4.7. Nilai Cooling Load Temperature Different (CLTD)corr dari Berbagai Sisi
CLTDcorr
Waktu
( )
(WIB)
Utara
Timur
Selatan
Barat
07.00
9.52
8.69
25.29
16.99
08.00
9.69
9.69
24.63
16.33
09.00
10.29
11.95
24.4
15.27
10.00
9.86
14.01
24.8
14.84
11.00
10.06
16.7
25
14.21
12.00
11.49
19.79
26.43
14.81
13.00
12.49
23.28
28.26
15.81
14.00
11.22
22.84
28.65
14.54
15.00
10.65
23.1
29.74
13.97
16.00
10.71
21.5
30.63
14.03
17.00
11.44
22.23
32.19
17.25
18.00
10.97
20.93
32.55
19.27

4.2.2. Beban Pendinginan dari Konduksi pada Sisi Bagian Utara


Pada sisi bagian utara dari ruang Teater A Teknik Fisika ITS hanya terdapat
dinding timbul dan dinding tidak timbul yang merupakan beban pendinginan dengan
konduksi. Oleh karena itu, beban pendinginan dinding perlu dihitung. Berikut
adalah luas obyek dan nilai beban pendinginan pada sisi bagian utara.

Tabel 4.8. Luas Obyek Pada Sisi Bagian Utara


No
Objek
Ukuran (m)
1 Dinding timbul
2 Dinding tidak
timbul
3 Jendela

Luas
(m2)
1,8 x 1,2 x (2,5+0,38 m 163
tiap undakan)x11 undakan
9,4 x 2,5 m (+0,38 m tiap 291
undakan) x11 undakan
0,8 m x 0,4 m
0,32

Luas
Luas total
2
total (m )
(ft2)
454
4886,82

0,32

3,44

Jika dinding, jendela, dan pintu terkena cahaya matahari maka dapat
digunakan persamaan:
Q = UxAxCLTDcorrsisi utara
(4.2)
Dengan menggunakan persamaan 4.2 maka didapatkan nilai beban pendinginan
dari dinding dan jendela dengan konduksi. Nilai beban pendinginan dari dinding sisi
bagian utara dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini.
Tabel 4.9. Nilai Beban Pendinginan dari Konduksi Dinding Sisi Utara
Waktu (WIB)
07.00
08.00
09.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
16.00
17.00
18.00

U (Btu/hour.ft2.
)

A
(ft2)

CLTDcorr (
)

Q
(Btu/hr)

0,48

4886,82

9.52
9.69
10.29
9.86
10.06
11.49
12.49
11.22
10.65
10.71
11.44
10.97

22330.81
22729.58
24136.98
23128.34
23597.48
26951.79
29297.46
26318.46
24981.42
25122.16
26834.51
25732.04

Kemudian dihitung juga beban pendinginan dari konduksi jendela di sisi utara.
Berikut ini adalah nilai beban pendinginan dari konduksi jendela di sisi utara dapat
dilihat di tabel 4.10.

Tabel 4.10. Nilai Beban Pendinginan dari Konduksi pada Jendela Sisi Utara
Waktu (WIB)

U
(Btu/hours. ft2.

A
(ft2)

CLTDcorr (

Q
(Btu/hr)

)
07.00
08.00
09.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
16.00
17.00
18.00

0,81

)
3,44

9.52
9.69
10.29
9.86
10.06
11.49
12.49
11.22
10.65
10.71
11.44
10.97

26.53
27
28.67
27.47
28.03
32.02
34.8
31.26
29.68
29.84
31.88
30.57

Dari nilai beban pendinginan konduksi pada dinding dan jendela pada sisi utara
maka didapatkan nilai beban pendinginan total (Qtotal) untuk konduksi pada bagian
sisi utara dapat dilihat di tabel 4.11.
Tabel 4.11. Nilai Beban Pendinginan Total (Qtotal) dari Konduksi pada Bagian Sisi
Utara Teater A
Q dinding Q jendela
Q total
Waktu (WIB)
(Btu/hr)
(Btu/hr)
(Btu/hr)
26.53
22330.81
07.00
22357.34
27
22729.58
08.00
22756.58
28.67
24136.98
09.00
24165.65
27.47
23128.34
10.00
23155.81
28.03
23597.48
11.00
23625.51
32.02
26951.79
12.00
26983.81
34.8
29297.46
13.00
29332.26
31.26
26318.46
14.00
26349.72
29.68
24981.42
15.00
25011.1
29.84
25122.16
16.00
25152
31.88
26834.51
17.00
26866.39
30.57
25732.04
18.00
25762.61
4.2.3. Beban Pendinginan dari Konduksi pada Sisi Bagian Timur
Pada bagian sisi timur dari ruang Teater A Teknik Fisika ITS hanya terdapat
dinding tidak timbul yang merupakan beban pendinginan dengan konduksi. Oleh
karena itu, beban pendinginan dinding perlu dihitung. Berikut adalah luas obyek
dan nilai beban pendinginan pada sisi bagian timur.
Tabel 4.12. Luas Obyek Pada Sisi Bagian Timur
No
Objek
Ukuran (m)
1 Dinding tidak
timbul

23,2 m x 4 m

Luas
(m2)
92,8

Luas
Luas total
2
total (m )
(ft2)
92,8
998,89

Jika dinding, jendela, dan pintu terkena cahaya matahari maka dapat
digunakan persamaan:
Q = UxAxCLTDcorrsisi timur
(4.3)
Dengan menggunakan persamaan 4.3 maka didapatkan nilai beban pendinginan
dari dinding dengan konduksi. Nilai beban pendinginan dari sisi bagian timur dapat
dilihat pada tabel 4.13 berikut ini.
Tabel 4.13. Nilai Beban Pendinginan dari Konduksi pada Dinding Sisi Timur
Waktu (WIB)

U (Btu/hour.ft2.
)

A
(ft2)

CLTDcorr (
)

Q
(Btu/hr)

0,48
998,89
07.00
8.69
4166.57
08.00
9.69
4646.037
09.00
11.95
5729.633
10.00
14.01
6717.335
11.00
16.7
8007.102
12.00
19.79
9488.656
13.00
23.28
11162
14.00
22.84
10951.03
15.00
23.1
11075.69
16.00
21.5
10308.54
17.00
22.23
10658.56
18.00
20.93
10035.25
Dari nilai beban pendinginan konduksi pada dinding sisi timur maka didapatkan
nilai beban pendinginan total (Qtotal) untuk konduksi pada bagian sisi timur dapat
dilihat di tabel 4.14.

Tabel 4.14. Nilai Beban Pendinginan Total (Qtotal) dari Konduksi pada Bagian Sisi
Timur Teater A
Q dinding
Q total
Waktu (WIB)
(Btu/hr)
(Btu/hr)

07.00
08.00
09.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
16.00
17.00
18.00

4166.57
4646.037
5729.633
6717.335
8007.102
9488.656
11162
10951.03
11075.69
10308.54
10658.56
10035.25

4166.57
4646.037
5729.633
6717.335
8007.102
9488.656
11162
10951.03
11075.69
10308.54
10658.56
10035.25

4.2.4 Beban Pendinginan dari Konduksi pada Sisi Bagian Selatan


Pada bagian sisi selatan dari ruang Teater A Teknik Fisika ITS terdapat dinding
timbul dan dinding tidak timbul yang merupakan beban pendinginan dengan
konduksi. Oleh karena itu, beban pendinginan dinding perlu dihitung. Berikut
adalah luas obyek dan nilai beban pendinginan pada sisi bagian selatan.
Tabel 4.15. Luas Obyek Pada Sisi Bagian Selatan
No
Objek
Ukuran (m)
1 Dinding timbul
2 Dinding
timbul

tidak

Luas
(m2)
1,8 x 1,2 x (2,5+0,38 m 163
tiap undakan) x11 undakan
9,4 x 2,5 m (+0,38 m tiap 291
undakan) x11 undakan

Luas
Luas total
2
total (m )
(ft2)
454
4886,82

Jika dinding, jendela, dan pintu terkena cahaya matahari maka dapat
digunakan persamaan:
Q = UxAxCLTDcorrsisi selatan
(4.4)
Dengan menggunakan persamaan 4.4 maka didapatkan nilai beban pendinginan
dari dinding dengan konduksi. Nilai beban pendinginan dari sisi bagian selatan
dapat dilihat pada tabel 4.16 berikut ini.

Tabel 4.16. Nilai Beban Pendinginan dari Konduksi pada Dinding Sisi Selatan
Waktu (WIB)

U (Btu/hour.ft2.
)

A
(ft2)

CLTDcorr (
)

Q
(Btu/hr)

0,48
4886,82
07.00
25.29
59322.09
08.00
24.63
57773.94
09.00
24.4
57234.44
10.00
24.8
58172.71
11.00
25
58641.84
12.00
26.43
61996.15
13.00
28.26
66288.74
14.00
28.65
67203.55
15.00
29.74
69760.33
16.00
30.63
71847.98
17.00
32.19
75507.23
18.00
32.55
76351.68
Dari nilai beban pendinginan konduksi pada dinding sisi selatan maka
didapatkan nilai beban pendinginan total (Qtotal) untuk konduksi pada bagian sisi
selatan, dapat dilihat di tabel 4.17.
Tabel 4.17. Nilai Beban Pendinginan Total (Qtotal) dari Konduksi pada Bagian Sisi
Selatan Teater A
Q dinding
Q total
Waktu (WIB)
(Btu/hr)
(Btu/hr)
07.00
59322.09 59322.09
08.00
57773.94 57773.94
09.00
57234.44 57234.44
10.00
58172.71 58172.71
11.00
58641.84 58641.84
12.00
61996.15 61996.15
13.00
66288.74 66288.74
14.00
67203.55 67203.55
15.00
69760.33 69760.33
16.00
71847.98 71847.98
17.00
75507.23 75507.23
18.00
76351.68 76351.68
4.2.5 Beban Pendinginan dari Konduksi pada Sisi Bagian Barat
Pada bagian sisi barat dari ruang Teater A Teknik Fisika ITS terdapat dinding dan
dua pintu yang merupakan beban pendinginan dengan konduksi. Oleh karena itu,
beban pendinginan dinding dan pintu perlu dihitung. Berikut adalah luas obyek dan
nilai beban pendinginan pada sisi bagian barat.
Tabel 4.18. Luas Obyek Pada Sisi Bagian Barat
No
Objek
Ukuran (m)
Jumlah
1 Dinding
timbul
2 Pintu

tidak

6,8 m x 6 m

1,69 m x 2,09 m

Luas
Luas total
2
total (m )
(ft2)
40,8
439,17
7,06

75,99

Jika dinding, jendela, dan pintu terkena cahaya matahari maka dapat
digunakan persamaan:
Q = UxAxCLTDcorrsisi barat
(4.5)
Dengan menggunakan persamaan 4.5 maka didapatkan nilai beban pendinginan
dari dinding dan pintu dengan konduksi. Nilai beban pendinginan dari sisi bagian
barat dapat dilihat pada tabel 4.19 berikut ini.
Tabel 4.19. Nilai Beban Pendinginan dari Konduksi pada Dinding Sisi Barat
U (Btu/hour.ft2.
A
CLTDcorr (
Q
Waktu (WIB)
2
(ft )
(Btu/hr)
)
)
07.00
08.00
09.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
16.00
17.00
18.00

0,48

439,17

16.99
16.33
15.27
14.84
14.21
14.81
15.81
14.54
13.97
14.03
17.25
19.27

3581.52
3442.39
3218.94
3128.30
2995.49
3121.97
3332.77
3065.06
2944.90
2957.55
3636.33
4062.15

Kemudian dihitung juga beban pendinginan dari konduksi dua pintu di sisi
barat. Berikut ini adalah nilai beban pendinginan dari konduksi dua pintu di sisi
barat, dapat dilihat di tabel 4.20.

Tabel 4.20. Nilai Beban Pendinginan dari Konduksi pada Pintu Sisi Barat
Waktu (WIB)

U
(Btu/hours. ft2.
)

A
(ft2)

CLTDcorr (
)

Q
(Btu/hr)

07.00
08.00
09.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
16.00
17.00
18.00

1,76

75,99

16.99
16.33
15.27
14.84
14.21
14.81
15.81
14.54
13.97
14.03
17.25
19.27

2272.28
2184.01
2042.25
1984.74
1900.48
1980.72
2114.47
1944.61
1868.38
1876.41
2307.06
2577.22

Dari nilai beban pendinginan konduksi pada dinding dan pintu sisi barat maka
didapatkan nilai beban pendinginan total (Qtotal) untuk konduksi pada bagian sisi
barat, dapat dilihat di tabel 4.21.
Tabel 4.21. Nilai Beban Pendinginan Total (Qtotal) dari Konduksi pada Bagian Sisi
Barat Teater A
Q dinding
Q pintu
Q total
Waktu (WIB)
(Btu/hr)
(Btu/hr)
(Btu/hr)
07.00
3581.52
2272.28
5853.8
08.00
3442.39
2184.01
5626.4
09.00
3218.94
2042.25
5261.19
10.00
3128.30
1984.74
5113.04
11.00
2995.49
1900.48
4895.97
12.00
3121.97
1980.72
5102.69
13.00
3332.77
2114.47
5447.24
14.00
3065.06
1944.61
5009.67
15.00
2944.90
1868.38
4813.28
16.00
2957.55
1876.41
4833.96
17.00
3636.33
2307.06
5943.39
18.00
4062.15
2577.22
6639.37
Jadi, nilai total beban pendinginan dari konduksi dinding dapat dilihat di tabel
4.22 berikut ini.

Tabel 4.22. Nilai total beban pendinginan dari konduksi dinding


Q dinding Q dinding Q dinding Q dinding
Waktu (WIB)
timur
utara
selatan
barat
(Btu/hr)
(Btu/hr)
(Btu/hr)
(Btu/hr)

Q dinding
total
(Btu/hr

07.00
08.00
09.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
16.00
17.00
18.00

22330.81
22729.58
24136.98
23128.34
23597.48
26951.79
29297.46
26318.46
24981.42
25122.16
26834.51
25732.04

4166.57
4646.037
5729.633
6717.335
8007.102
9488.656
11162
10951.03
11075.69
10308.54
10658.56
10035.25

59322.09
57773.94
57234.44
58172.71
58641.84
61996.15
66288.74
67203.55
69760.33
71847.98
75507.23
76351.68

3581.52
3442.39
3218.94
3128.30
2995.49
3121.97
3332.77
3065.06
2944.90
2957.55
3636.33
4062.15

89400.99
88591.95
90319.99
91146.69
93241.91
101558.6
110081
107538.1
108762.3
110236.2
116636.6
116181.1

4.2.6 Beban Pendinginan dari Konduksi Atap


Teater A memiliki atap dengan bentuk trapesium. Atap teater A memiliki
panjang sisi sejajar, yaitu 23,2 m dan 6,8 m. Sedangkan lebarnya 15,5 m. Beban
pendinginan melalui atap adalah besar panas yang melalui atap, yaitu perpindahan
panas secara konduksi dari luar ke dalam ruangan yang dikondisikan. Beban
pendinginan dari konduksi atap adalah sebagai berikut.
Q = AxUxT
(4.6)
Dengan menggunakan persamaan 4.6 maka didapatkan nilai beban pendinginan
dari konduksi atap. Nilai beban pendinginan dari konduksi atap dapat dilihat pada
tabel 4.23 berikut ini.

Tabel 4.23. Nilai Beban Pendinginan dari Konduksi Atap


U (Btu/hour.ft2.
A
A
Waktu
2
(m )
(ft2)
)
(WIB)

T (
)

Q
(Btu/hr)

07.00
08.00
09.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
16.00
17.00
18.00

0,21

232,5

2502,61

13.2
14.2
14.8
15.2
15.4
15.6
16.4
14.5
13.8
12.9
12.1
11.1

6937.23
7462.78
7778.11
7988.33
8093.44
8198.55
8618.99
7620.45
7252.56
6779.57
6359.13
5833.58

4.2.7 Beban Pendinginan dari Konduksi Lantai


Teater A memiliki dua macam jenis lantai, yaitu lantai datar dan lantai
berundak. Lantai datar memiliki panjang 8,5 m dan lebar 6 m serta dilapisi bahan
kayu. Sedangkan lantai berundak memiliki luas total 970 m2 dan terbuat dari bahan
ubin. Beban pendinginan melalui lantai adalah besar panas yang melalui lantai,
yaitu perpindahan panas secara konduksi dari luar ke dalam ruangan. Beban
pendinginan dari konduksi lantai adalah sebagai berikut.
Q = AxUxT
(4.7)
Dengan menggunakan persamaan 4.7 maka didapatkan nilai beban pendinginan
dari konduksi lantai. Nilai beban pendinginan dari konduksi lantai datar dapat
dilihat pada tabel 4.24.

Tabel 4.24. Nilai Beban Pendinginan dari Konduksi Lantai Datar


T (
U (Btu/hour.ft2.
A
A
Waktu
2
2
(m )
(ft )
)
(WIB)
)

Q
(Btu/hr)

07.00
08.00
09.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
16.00
17.00
18.00

0,37

51

548,96

13.2
14.2
14.8
15.2
15.4
15.6
16.4
14.5
13.8
12.9
12.1
11.1

2681.12
2884.24
3006.10
3087.35
3127.97
3168.60
3331.09
2945.17
2802.99
2620.19
2457.69
2254.58

Sedangkan nilai beban pendinginan dari konduksi lantai berundak dapat dilihat
pada tabel 4.25.
Tabel 4.25. Nilai Beban Pendinginan dari Konduksi Lantai Berundak
T (
U (Btu/hour.ft2.
A
A
Q
Waktu
2
2
(m
)
(ft
)
(Btu/hr)
)
(WIB)
)
07.00
08.00
09.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
16.00
17.00
18.00

0,46

970

10440,99

13.2
14.2
14.8
15.2
15.4
15.6
16.4
14.5
13.8
12.9
12.1
11.1

63397.69
68200.55
71082.26
73003.4
73963.97
74924.54
78766.83
69641.4
66279.4
61956.83
58114.55
53311.69

Dari nilai beban pendinginan konduksi pada lantai datar dan lantai berundak
maka didapatkan nilai beban pendinginan total (Qtotal) untuk konduksi pada lantai,
dapat dilihat di tabel 4.25.

Tabel 4.26. Nilai Beban Pendinginan Total (Qtotal) dari Konduksi Lantai
Q lantai datar
Q lantai berundak
Q total
Waktu (WIB)
(Btu/hr)
(Btu/hr)
(Btu/hr)

07.00
08.00
09.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
16.00
17.00
18.00

2681.12
2884.24
3006.10
3087.35
3127.97
3168.60
3331.09
2945.17
2802.99
2620.19
2457.69
2254.58

63397.69
68200.55
71082.26
73003.4
73963.97
74924.54
78766.83
69641.4
66279.4
61956.83
58114.55
53311.69

66078.81
71084.79
74088.36
76090.75
77091.94
78093.14
82097.92
72586.57
69082.39
64577.02
60572.24
55566.27

4.2.8 Beban Pendinginan dari Penghuni Ruang


Pengambilan data beban pendinginan dilakukan pada hari Senin 28 November
2016 dari pukul 07.00-18.00 WIB. Dalam jangka waktu tersebut, Teater A digunakan
untuk kegiatan akademik atau perkuliahan dari pukul 07.00-10.00 WIB dan 10.0013.00 WIB. Jumlah penghuni/orang yang mengikuti kegiatan perkuliahan dalam
kelas, yaitu 48 orang dari pukul 07.00-10.00 WIB dan 50 orang dari pukul 10.0013.00 WIB. Ruang Teater A tergolong zona C berdasarkan tabel 16.10 sehingga CLF
juga menggunakan zona C pada tabel 16.13. Beban pendinginan dari manusia
menghasilkan kalor sensible dan kalor laten sehingga untuk menghitung beban
pendinginan dari penghuni ruang dengan menggunakan persamaan 4.8 dan 4.9.
Qs N sensHGCLF (CLF dari tabel 16.13)
(4.8)
Ql N latentHG
(4.9)
Beban pendinginan yang dihasilkan oleh penghuni ruang dapat dilihat di tabel
4.27.

Tabel 4.27. Nilai Beban Pendinginan dari Penghuni Ruang Teater A


N
SensHG LatentHG CLF
Qsens
Qlatent
Waktu
(Btu/hr (Btu/hr
(Btu/hr) (Btu/hr)
(WIB)

Qtotal
(Btu/hr

07.00
08.00
09.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
16.00
17.00
18.00

48
48
48
48
50
50
50
0
0
0
0
0

250

200

0,61
0,69
0,75
0,79
0,83
0,86
0,89
0,91
0,32
0,26
0,21
0,17

)
7320
8280
9000
9480
10375
10750
11125
0
0
0
0
0

)
9600
9600
9600
9600
10000
10000
10000
0
0
0
0
0

)
16920
17880
18600
19080
20375
20750
21125
0
0
0
0
0

4.2.9 Beban Pendinginan dari Lampu (Lighting)


Dalam ruang Teater A Teknik Fisika ITS terdapat 12 buah lampu dinding (24
watt), 24 buah lampu atap TL (36 watt), dan 27 buah lampu atap bulat (24 watt).
Ketika pengambilan data beban pendinginan dilakukan, lampu yang dinyalakan
hanya 24 buah lampu atap TL (36 watt). Lampu atap TL dinyalakan hanya untuk
kegiatan perkuliahan dari pukul 07.00-13.00 WIB. Ruang Teater A tergolong zona C
berdasarkan tabel 16.10 sehingga CLF juga menggunakan zona C pada tabel 16.12
Untuk menghitung beban pendinginan dari lampu dengan menggunakan persamaan
4.10.
Beban pendinginan yang ditimbulkan oleh sejumlah lampu tersebut adalah:
Q NP3.41CLFfs(ballast factor) (CLF dari tabel 16.12)
(4.10)
Beban pendinginan yang dihasilkan oleh lampu dapat dilihat di tabel 4.28.

Tabel 4.28. Nilai Beban Pendinginan dari Lampu


N
P
CLF
fs
Qlampu
Waktu
(Btu/hr
(watt)
(WIB)
)

07.00
08.00
09.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
16.00
17.00
18.00

24
24
24
24
24
24
24
0
0
0
0
0

36

0,72
0,80
0,84
0,87
0,88
0,89
0,90
0,91
0,23
0,15
0,11
0,09

1,2

2545.55
2828.39
2969.81
3075.87
3111.23
3146.58
3181.94
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00

4.2.10 Beban Pendinginan dari Equipments


Pada ruang Teater A terdapat beberapa equipment yang dapat menghasilkan
beban pendinginan, yaitu laptop dan LCD projector. Equipment tersebut
menghasilkan kalor sensible dan latent. Oleh karena itu, untuk menghitung beban
pendinginan menggunakan persamaan 4.11 dan 4.12.
Qs N sensHGCLF (CLF dari tabel 16.14)
(4.11)
Ql N latentHG
(4.12)
Pada saat dilakukan pengambilan data pada 28 November 2016, laptop dan LCD
projector yang terdapat di Teater A hanya digunakan ketika kegiatan perkuliahan
dari pukul 07.00-13.00 WIB. Laptop yang digunakan berjumlah 1 sedangkan LCD
projector juga berjumlah 1. Nilai CLF dapat dilihat di tabel 16.14 zona C. Maka
untuk nilai beban pendinginan dari laptop dan LCD projector dapat dilihat di tabel
4.29 dan 4.30.

Tabel 4.29. Nilai Beban Pendinginan dari Laptop


N
SensHG LatentHG CLF
Qsens
Waktu
(Btu/hr)
(Btu/hr)
(Btu/hr)
(WIB)

Qtotal
(Btu/hr)

07.00
08.00
09.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
16.00
17.00
18.00

1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0

1614.59

0,44
0,56
0,64
0,70
0,76
0,80
0,84
0,87
0,46
0,37
0,30
0,24

710.42
904.17
1033.34
1130.21
1227.09
1291.67
1356.26
1404.69
742.71
597.40
484.38
387.50

710.42
904.17
1033.34
1130.21
1227.09
1291.67
1356.26
1404.69
742.71
597.40
484.38
387.50

Nilai beban pendinginan dari LCD projector dapat dilihat di tabel 4.29 berikut
ini.
Tabel 4.30. Nilai Beban Pendinginan dari LCD projector
N
SensHG LatentHG CLF
Qsens
Waktu
(Btu/hr
(Btu/hr) (Btu/hr)
(WIB)
)
239
0,44 105.16
07.00
1
0,56 133.84
08.00
1
0,64 152.96
09.00
1
0,70
10.00
1
167.3
0,76 181.64
11.00
1
0,80
12.00
1
191.2
0,84 200.76
13.00
1
0,87 207.93
14.00
0
0,46 109.94
15.00
0
0,37
16.00
0
88.43
0,30
17.00
0
71.7
0,24
18.00
0
57.36

Qtotal
(Btu/hr
)
105.16
133.84
152.96
167.3
181.64
191.2
200.76
207.93
109.94
88.43
71.7
57.36

Nilai beban pendinginan total dari equipment dapat dilihat di tabel 4.31.

Tabel 4.31. Nilai Beban Pendinginan dari Equipment


Qsens
Qsens
Qsens
Waktu
laptop
LCD
total
(WIB)
(Btu/hr)
(Btu/hr)
(Btu/hr)

07.00
08.00
09.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
16.00
17.00
18.00

710.42
904.17
1033.34
1130.21
1227.09
1291.67
1356.26
1404.69
742.71
597.40
484.38
387.50

105.16
133.84
152.96
167.3
181.64
191.2
200.76
207.93
109.94
88.43
71.7
57.36

815.58
1038.01
1186.30
1297.51
1408.73
1482.87
1557.02
1612.62
852.65
685.83
556.08
444.86

4.2.11 Beban Pendinginan dari Appliances


Pada ruang Teater A terdapat beberapa appliances yang dapat menghasilkan
beban pendinginan, yaitu meja, kursi, papan tulis, dan layar LCD. Appliances
tersebut menghasilkan kalor sensible dan latent. Oleh karena itu, untuk
menghitung beban pendinginan menggunakan persamaan 4.13 dan 4.14.
Qs N sensHGCLF (CLF dari tabel 16.14)
(4.13)
Ql N latentHG
(4.14)
Di ruang Teater A terdapat 1 meja, 212 kursi, 1 papan tulis, dan 1 layar LCD.
Nilai CLF dapat dilihat di tabel 16.14 zona C. Maka untuk nilai beban pendinginan
dari meja, kursi, papan tulis, dan LCD projector dapat dilihat di tabel 4.32, 4.33,
4.34, dan 4.35.

Tabel 4.32. Nilai Beban Pendinginan dari Meja


N
SensHG LatentHG CLF
Qsens
Waktu
(Btu/hr)
(Btu/hr)
(Btu/hr)
(WIB)

Qtotal
(Btu/hr)

07.00
08.00
09.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
16.00
17.00
18.00

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

300

0,44
0,56
0,64
0,70
0,76
0,80
0,84
0,87
0,46
0,37
0,30
0,24

132
168
192
210
228
240
252
261
138
111
90
72

132
168
192
210
228
240
252
261
138
111
90
72

Nilai beban pendinginan dari kursi dapat dilihat di tabel 4.33 berikut ini.
Tabel 4.33. Nilai Beban Pendinginan dari Kursi
N
SensHG LatentHG CLF
Qsens
Qtotal
Waktu
(Btu/hr (Btu/hr
(Btu/hr) (Btu/hr)
(WIB)
)
)
40
0,44 3731.2
07.00
212
3731.2
0,56 4748.8
08.00
212
4748.8
0,64 5427.2
09.00
212
5427.2
0,70
10.00
212
5936
5936
0,76 6444.8
11.00
212
6444.8
0,80
12.00
212
6784
6784
0,84 7123.2
13.00
212
7123.2
0,87 7377.6
14.00
212
7377.6
0,46 3900.8
15.00
212
3900.8
0,37 3137.6
16.00
212
3137.6
0,30
17.00
212
2544
2544
0,24 2035.2
18.00
212
2035.2
Nilai beban pendinginan dari papan tulis dapat dilihat di tabel 4.34 berikut ini.

Tabel 4.34. Nilai Beban Pendinginan dari Papan Tulis


N
SensHG LatentHG CLF
Qsens
Waktu
(Btu/hr)
(Btu/hr
(Btu/hr)
(WIB)
)

Qtotal
(Btu/hr
)

07.00
08.00
09.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
16.00
17.00
18.00

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

55

0,44
0,56
0,64
0,70
0,76
0,80
0,84
0,87
0,46
0,37
0,30
0,24

24.2
30.8
35.2
38.5
41.8
44
46.2
47.85
25.3
20.35
16.5
13.2

24.2
30.8
35.2
38.5
41.8
44
46.2
47.85
25.3
20.35
16.5
13.2

Nilai beban pendinginan dari layar LCD dapat dilihat di tabel 4.35 berikut ini.
Tabel 4.35. Nilai Beban Pendinginan dari Layar LCD
N
SensHG LatentHG CLF
Qsens
Qtotal
Waktu
(Btu/hr (Btu/hr
(Btu/hr) (Btu/hr)
(WIB)
)
)
75
0,44
07.00
1
33
33
0,56
08.00
1
42
42
0,64
09.00
1
48
48
0,70
10.00
1
52.5
52.5
0,76
11.00
1
57
57
0,80
12.00
1
60
60
0,84
13.00
1
63
63
0,87
14.00
1
65.25
65.25
0,46
15.00
1
34.5
34.5
0,37
16.00
1
27.75
27.75
0,30
17.00
1
22.5
22.5
0,24
18.00
1
18
18
Nilai beban pendinginan total dari appliances dapat dilihat di tabel 4.36 berikut
ini.

Tabel 4.36. Nilai Beban Pendinginan Total dari dari Appliances


Qsens
Qsens
Qsens
Qsens layar
Waktu
meja
kursi
papan tulis
LCD
(WIB)
(Btu/hr)
(Btu/hr)
(Btu/hr)
(Btu/hr)

Qsens total
(Btu/hr)

07.00
08.00
09.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
16.00
17.00
18.00

132
168
192
210
228
240
252
261
138
111
90
72

3731.2
4748.8
5427.2
5936
6444.8
6784
7123.2
7377.6
3900.8
3137.6
2544
2035.2

24.2
30.8
35.2
38.5
41.8
44
46.2
47.85
25.3
20.35
16.5
13.2

33
42
48
52.5
57
60
63
65.25
34.5
27.75
22.5
18

3920.4
4989.6
5702.4
6237
6771.6
7128
7484.4
7751.7
4098.6
3296.7
2673
2138.4

4.2.12 Beban Pendinginan dari Radiasi Matahari melalui Jendela


Di ruang Teater A terdapat satu jendela yang menghadap ke arah utara. Jendela
itu juga terpapar sinar matahari langsung. Ukuran jendela 80 cm x 40 cm. Oleh
karena itu, juga terdapat beban pendinginan dari radiasi matahari melalui jendela.
Nilai SCL dapat dilihat di tabel 16.11 Untuk mendapatkan nilai beban pendinginan
dapat menggunakan persamaan 4.15.
Q =A x SC x SCL
(4.15)
Nilai beban pendinginan dari radiasi matahari melalui jendela dapat dilihat di
tabel 4.37.
Tabel 4.37. Nilai Beban Pendinginan dari Radiasi Matahari melalui Jendela
Jumla
Luas
SC
SCL
Qtotal
Waktu
2
(Btu/hr)
h
(ft )
(WIB)
3.44445
0,82
23
07.00
1
64.96
24
08.00
1
67.79
1
27
09.00
1
76.26
30
10.00
1
84.73
33
11.00
1
93.21
34
12.00
1
96.03
35
13.00
1
98.86
34
14.00
1
96.03
32
15.00
1
90.38
29
16.00
1
81.91
29
17.00
1
81.91
34
18.00
1
96.03

4.2.13 Beban Pendinginan dari Infiltrasi


Infiltrasi juga menyebabkan beban pendinginan di ruang Teater A. Infiltrasi
menghasilkan kalor sensible dan kalor latent. Untuk menghitung infiltrasi dengan
menggunakan persamaan 4.16 dan 4.17.
Qsensible = 1.085 airflow T
(4.16)
Qlatent = 0.7 airflow W
(4.17)

Airflow =

Ax 0,3
60

(4.18)

A yang digunakan adalah luas jendela.


Nilai beban pendinginan dari infiltrasi dapat dilihat dari tabel 4.38 berikut ini.
3.444451 x 0,3
=0,017 cfm
Airflow =
60
Tabel 4.38. Nilai Beban Pendinginan dari Infiltrasi
T
W
Airflow
Qsens
Qlatent
Waktu
(cfm)
(Btu/hr (Btu/hr
(WIB)
)
)
0,017
7
07.00
13.2
0.24
0.08
5
08.00
14.2
0.26
0.06
4
09.00
14.8
0.27
0.05
2
10.00
15.2
0.28
0.02
3
11.00
15.4
0.28
0.04
5
12.00
15.6
0.29
0.06
6
13.00
16.4
0.30
0.07
11
14.00
14.5
0.27
0.13
11
15.00
13.8
0.25
0.13
13
16.00
12.9
0.24
0.15
13
17.00
12.1
0.22
0.15
12
18.00
11.1
0.20
0.14

Qtotal
(Btu/hr
)
0.33
0.32
0.32
0.30
0.32
0.35
0.37
0.40
0.39
0.39
0.38
0.35

4.3 Nilai Beban Pendinginan Total (Q)


Nilai beban pendinginan total (Q) dari ruang Teater A pada hari Senin, 28
November 2016 dari pukul 07.00-18.00 dapat dilihat di tabel 4.39 berikut ini.

Tabel 4.39. Nilai beban pendinginan total (Q) dari ruang Teater A
Waktu
(WIB)

Q1
(Btu/hr)

Q2
(Btu/hr
)

Q3
(Btu/hr)

Q4
(Btu/hr
)

Q5
(Btu/hr
)

Q6
(Btu/hr
)

Q7
(Btu/hr
)

07.00
08.00
09.00
10.00
11.00
12.00

89400.9
9
88591.9
5
90319.9
9
91146.6
9
93241.9
1
101558.
6

6937.23
7462.78
7778.11
7988.33
8093.44
8198.55

13.00
14.00
15.00
16.00
17.00
18.00

Wakt
u
(WIB)

110081
107538.
1
108762.
3
110236.
2
116636.
6
116181.
1
Q8
(Btu/hr
)

8618.99
7620.45
7252.56
6779.57
6359.13
5833.58
Q9
(Btu/hr
)

66078.8
1
71084.7
9
74088.3
6
76090.7
5
77091.9
4
78093.1
4
82097.9
2
72586.5
7
69082.3
9
64577.0
2
60572.2
4
55566.2
7
Q10
(Btu/hr
)

7320

9600

2545.55

815.58

8280

9600

2828.39

1038.01

9000

9600

2969.81

1186.30

9480

9600

3075.87

1297.51

10375

10000

3111.23

1408.73

10750

10000

3146.58

1482.87

11125

10000

3181.94

1557.02

0.00

1612.62

0.00

852.65

0.00

685.83

0.00

556.08

0.00

444.86

Q11
(Btu/hr
)

Qtotal
(Btu/hr)

07.00
08.00
09.00

26.53
27
28.67

10.00

27.47

11.00

28.03

12.00

34.8

14.00

31.26

15.00

29.68

16.00

29.84

18.00

0.24
0.26

0.08
0.06

76.26

0.27

0.05

84.73

0.28

0.02

93.21

0.28

0.04

96.03

0.29

0.06

98.86

0.30

0.07

96.03

0.27

0.13

90.38

0.25

0.13

81.91

0.24

0.15

81.91

0.22

0.15

96.03

0.20

0.14

32.02

13.00

17.00

64.96
67.79

31.88
30.57

182790
188981
195047.
8
198791.
7
203443.
8
213358.
1
226795.
9
189485.
4
186070.
3
182390.
8
184238.
2
178152.
8

Keterangan:
Q1 = Beban pendinginan total konduksi dinding
Q2 = Beban pendinginan total konduksi atap
Q3 = Beban pendinginan total konduksi lantai
Q4 = Beban pendinginan total dari kalor sensible orang
Q5 = Beban pendinginan total dari kalor latent orang
Q6 = Beban pendinginan total dari lampu
Q7 = Beban pendinginan total dari kalor sensible equipment
Q8 = Beban pendinginan total dari Konduksi jendela
Q9 = Beban pendinginan total dari Radiasi Matahari Lewat Jendela
Q10 = Beban pendinginan total dari infiltrasi sensible
Q11 = Beban pendinginan total dari infiltrasi latent

Qsensible = 6769,28 Btu/hr + 3163,02 Btu/hr + 3105,88 Btu/hr + 0 + 0 + 0 +


9942,5 Btu/hr +1679,36 Btu/hr + 119,7 Btu/hr + 615,6 Btu/hr +
237 Btu/hr + 120 Btu/hr
= 25752,34 Btu/hr
Qlaten = 8200 Btu/hr
Qtotal = 25752,34 Btu/hr + 8400 Btu/hr = 33952,34 Btu/hr = 3,77HP = 3,83
PK

Sehingga dari perhitungan diatas diperoleh total nilai keseluruhan Q sebesar


33952,34 Btu/hr atau sama dengan 3,83 PK. Sehingga dibutuhkan AC dengan

kapasitas 3,83 PK untuk mencapai suhu ruangan 25 0C. Karena AC yang dijual
memliki besar PK , , 1, 1 , dan 2 PK, maka ruangan R-201 bisa memasang 2
buah AC dengan nilai masing-masing 2 PK
Pada kenyataanya, pada ruang R201 telah terpasang alat pendingin ruangan
(AC) Panasonic 2 PK, namun AC yang terpasang masih belum cukup untuk membuat
ruangan R201 mencapai keadaan nyaman optimal (atau bisa dikatakan AC
undersize), sehingga diperlukan penambahan 1 AC lagi yang memiliki kapasitas 2
PK.

BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil perhitungan cooling load yang telah dilakukan secara manual
dengan metode CLTF/CLF, didapatkan nilai Qtotal sebesar 33952,34 Btu/hr. Dengan
Qtotal tersebut, jika dikonversi kedalam bentuk satuan PK maka dihasilkan nilai
3,83 PK. Sehingga,AC di ruangan R-201 bisa dikatakan undersize (asumsi AC yang
telah terpasang memiliki kapasitas 1 PK) karena R201 membutuhkan AC dengan
nilai 3,83 PK. Namun, di pasaran AC dengan nilai 3,83 PK tidak tersedia. Sehingga,
Ruangan R-201 membutuhkan tambahan 1 buah AC dengan 2 PK.

Anda mungkin juga menyukai