Anda di halaman 1dari 108

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TRISAKTI

SKRIPSI

PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN LINGKUNGAN TERHADAP


NILAI PERUSAHAAN YANG DIMEDIASI OLEH PENGUNGKAPAN
LINGKUNGAN STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2015-2017

Diajukan oleh:
ERISCA OCTAVIANY
NIM: 023142034

UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN DARI PERSYARATAN


GUNA MENCAPAI GELAR
SARJANA AKUNTANSI
2018
FACULTY OF ECONOMICS AND BUSINESS
TRISAKTI UNIVERSITY

THESIS

THE IMPACT OF FINANCIAL AND ENVIRONMENTAL PERFORMANCE


ON THE FIRM VALUE MEDIATED BY ENVIRONMENTAL DISCLOSURE
STUDIES ON MANUFACTURE COMPANIES AS LISTED IN THE
INDONESIAN STOCK EXCHANGE DURING 2015-2017

Submitted by:
ERISCA OCTAVIANY
NIM: 023132014

SUBMITTED TO FULFILL PARTIAL REQUIREMENTS


IN OBTAINING BACHELOR DEGREE
OF ACCOUNTING
2018
UNIVERSITAS TRISAKTI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI

1. Nama : Erisca Octaviany


2. N.I.M : 023142034
3. Jurusan : Akuntansi
4. Bidang/Konsentrasi Skripsi : Akuntasi Keberlanjutan
5. Judul Skripsi : Pengaruh Kinerja Keuangan dan Lingkungan
terhadap Nilai Perusahaan yang di Mediasi oleh
Pengungkapan Lingkungan Studi Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI
Periode 2015-2017

Jakarta, Agustus 2018

Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Program Studi Akuntansi Pembimbing Skripsi

(Dr. Muhammad Nuryatno, Ak. CA, MM) (Drs. Antonius Supardi,, MM. MSi. CA)

i
TRISAKTI UNIVERSITY
FACULTY OF ECONOMICS AND BUSINESS

THESIS APPROVAL FORM

1. Name : Erisca Octaviany


2. N.I.M : 023142034
3. Majoring : Accounting
4. Concentrated : Sustainability Accounting
5. Thesis Title : The Effects of Audit Quality, Audit Committee,
Firm Size, and Leverage to Tax Avoidance on
Property and Real Estate Companies That Listed
in Indonesia Stock Exchange in 2014-2016

Jakarta, August 2018

Acknowledge by, Approved by,


Head of Accounting Major Thesis Advisor

(Dr. Muhammad Nuryatno, Ak. CA, MM) (Drs. Antonius Supardi,, MM. MSi. CA)

ii
UNIVERSITAS TRISAKTI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

TANDA PENGESAHAN SKRIPSI

1. Nama : Erisca Octaviany


2. N.I.M : 023142034
3. Jurusan : Akuntansi
4. Bidang/Konsentrasi Skripsi : Akuntasi Keberlanjutan
5. Judul Skripsi : Pengaruh Kinerja Keuangan dan Lingkungan
terhadap Nilai Perusahaan yang di Mediasi oleh
Pengungkapan Lingkungan Studi Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI
Periode 2015-2017

PANITIA PENGUJI SKRIPSI

Tanggal : Agustus 2018 :…………………………………………….


KETUA
(Dr. Yvonne Augustine, Ak, MM)

Tanggal : Agustus 2018 Pembimbing :…………………………………………….


(Drs. Antonius Supardi,, MM. MSi. CA)

Tanggal : Agustus 2018 :…………………………………………….


Anggota
( Drs. Lutfi Baradja, Ak. MBA)

Telah disetujui dan diterima untuk memenuhi sebagian dari persyaratan guna

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi.

Jakarta, Agustus 2018


Ketua Jurusan Akuntansi

(Dr. Muhammad Nuryatno, Ak, CA, MM)

iii
TRISAKTI UNIVERSITY
ECONOMIC AND BUSINESS FACULTY

THESIS LEGALIZATION FORM

1. Name : Erisca Octaviany


2. N.I.M : 023142034
3. Majoring : Accounting
4. Concentrated : Sustainability Accounting
5. Thesis Title : The Effects of Audit Quality, Audit Committee,
Firm Size, and Leverage to Tax Avoidance on
Property and Real Estate Companies That Listed in
Indonesia Stock Exchange in 2014-2016

THESIS EXAMINE COMMITTE

Date: August 2018 :…………………………………………….


LEADER
( Dr. Yvonne Augustine, Ak, MM)

Date: August 2018 ADVISOR :…………………………………………….


(Drs. Antonius Supardi,, MM. MSi. CA)

Date: August 2018 :…………………………………………….


MEMBER
( Drs. Lutfi Baradja, Ak. MBA)

Accepted and approved to fulfill one of requirment for a Bachelor of Degree in

Economics.

Jakarta, August 2018


Head of Accounting Department

(Dr. Muhammad Nuryatno, Ak, CA, MM)


SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

iv
Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Erisca Octaviany

N.I.M : 023142034

Jurusan : Akuntansi

Menyatakan bahwa skripsi ini adalah murni hasil karya sendiri. Apabila saya

mengutip dari karya orang lain, maka saya mencantumkan sumbernya sesuai dengan

ketentuan yang berlaku. Saya bersedia dikenakan sanksi pembatalan skripsi ini

apabila terbukti melakukan tindakan plagiat.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Jakarta, Agustus 2018

(Erisca Octaviany)
NIM : 023142034

v
SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN UNTUK DIPUBLIKASIKAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Erisca Octaviany

N.I.M : 023142034

Jurusan : Akuntansi

Menyatakan bahwa saya bersedia untuk mempublikasikan skripsi ini atas nama saya

dan Dosen Pembimbing setelah dilakukan penulisan kembali (rewrite).

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Jakarta, Agustus 2018

(Erisca Octaviany)
NIM : 023142034

vi
KATA PENGANTAR

Segala puji serta rasa syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu wa

Ta’ala atas berkat, rahmat dan kuasaNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini,

yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trisakti. Judul tugas akhir yang penulis

ajukan adalah ‘‘Pengaruh Kinerja Keuangan dan Lingkungan Terhadap Nilai

Perusahaan yang di Mediasi oleh Pengungkapan Lingkungan .”

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna

karena keterbatasan pengetahuan yang dimiliki penulis. Meskipun demikian, penulis

telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik

dan benar.

Pada kesempatan ini, penulis dengan tulus hati mengucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah menciptakan saya dan memberikan

kesempatan saya selaku penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

2. Nabi Muhammad Rasullah Shallallahu’alaihi Wasallam yang telah mengajarkan

arti sebuah kehidupan yang baik dan benar menurut ajaran syariat Islamiyyah.

3. Bapak dan Ibu tercinta yang telah mendidik dengan ikhlas dan penuh kasih

sayang, memberikan doa dan dukungan yang luar biasa tiada henti hingga saya

selalu semangat dan dilancarkan dalam setiap urusan.

4. Bapak Prof. Dr. Bambang Soedaryono, Ak., MBA., CA., CPA. selaku Dekan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trisakti.

vii
5. Bapak Dr. Muhammad Nuryatno, Ak., CA., MM., selaku Ketua Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trisakti.

6. Bapak Drs. Antonius Supardi,, MM. MSi. CA, selaku Dosen Pembimbing Skripsi

yang telah bersedia meluangkan waktu dan tenaganya untuk memberikan

petunjuk, bimbingan, dan pengarahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi

ini.

7. Ibu Juniati Gunawan,, M.Ak, Ph.D selaku Dosen Wali yang telah bersedia untuk

memberikan konsultasi kepada penulis selama perkuliahan ini.

8. Segenap dosen dan staff Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trisakti yang

telah membekali penulis dengan ilmu pengetahuan selama ini.

9. Lian dan Chalika selaku saudara kandung penulis yang selalu memberikan

dukungan dan perhatian.

10. Bowo selaku kakak ipar yang memberi bimbingan dan dukungan dalam tahap

penulisan.

11. Hana ayuningtyas, Marsonia Friskila sebagai sahabat, mentor dari semester awal

hingga lulus, orang yang selalu mengajarkan jangan pernah menyerah dalam

belajar, orang yang selalu mendengarkan keluh kesah penulis dan selalu

menemani serta menyemangati penulis dalam penyusunan skripsi ini.

12. Merry amelia, sahabat seperjuangan yang selalu memberikan motivasi dan

dorongan serta semangat dikala penulis malas dan menyerah untuk meyelesaikan

skripsi ini.

13. Fransiska dan Dwi sronita, selaku sahabat penulis, yang selalu memberikan

motivasi, semangat dan kebahagiaan kepada penulis.

viii
14. Dea malais, Deva zahra, Adinda mutiara, Yolanda angelica sahabat terbaik

penulis yang selalu memberikan semangat dan motivasi kepada penulis.

15. Caca yaumil, Yolanda prisca, Gia cinta selaku sahabat dari penulis yang selalu

memberikan motivasi, dukungan, dan semangat kepada penulis.

16. Lucky fahri sahabat penulis yang selalu memberikan dukungan dan kegilaan serta

semangat.

17. Jessica, Riana, Sindy, Tyas, Alfiyah, Merry selaku members of #JERSTAM

18. Adit, agus, handi, yohanes, wiliam, sari, meidiana, delina, melinda, elis, isma,

ananda, neneng, indah, norma, eka, aliyana, dian, echa, jeje, bang chan, rofiqi,

selaku teman-teman penulis yang dari awal perkuliahan sudah menemani kala

suka dan duka, sukses selalu untuk kita bersama teman-teman.

19. Teman-teman penulis angkatan 2013, 2014, 2015, 2016 terimakasih atas support

dan doa kalian.

20. Tongkrongan Mstri, Parkiran, gedung M terima kasih kepada teman-teman

tongkrongan penulis atas support dan doa kalian.

Pada akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

pihak-pihak yang membutuhkan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan

saran yang membangun dari seluruh pihak demi kesempurnaan skripsi ini.

Jakarta, Agustus 2018

Penulis

Erisca octaviany

ix
DAFTAR ISI

Halaman

TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI.................................................................. i

THESIS APPROVAL ................................................................................................................... ii

TANDA PENGESAHAN SKRIPSI.................................................................... iii

THESIS ENDORSEMENT ......................................................................................................... iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN............................................. v

SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN UNTUK DIPUBLIKASIKAN......... vi

KATA PENGANTAR.......................................................................................... vii

DAFTAR ISI........................................................................................................ x

DAFTAR TABEL................................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR............................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ xvi

ABSTRAK............................................................................................................ xvii

ABSTRACT........................................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penelitian

x
1.4 Manfaat Penelitian

1.5 Sistematika Pembahasan

BAB II TINJAUAN LITERATUR

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Teori Sinyal (Signaling Theory)

2.1.2 Teori Kontigensi (Contigency Theory)

2.2 Kinerja

10

2.2.1 Kinerja Keuangan

11

2.2.2 Kinerja Lingkungan

14

2.3 Nilai Perusahaan

18

2.3.1 Leverage pada Nilai Perusahaan

18

xi
2.3.2 Ukuran Perusahaan (SIZE)

19

2.3.3 Nilai Buku per Saham (Book Value per Share)

19

2.3.4 Earnings per Share (EPS)

20

2.3.5 Return On Asset (ROA)

20

2.4 Pengungkapan Lingkungan

21

2.4.1 Pengukuran Pengungkapan Lingkungan

22

2.4.2 Ukuran Perusahaan (SIZE)

25

2.4.3 Rasio Leverage

25

2.4.4 Kepemilikan Institutional

26

2.4.5 Media Exposure

xii
26

2.4.6 Aktivitas Perusahaan / Rasio Aktivitas

27

2.5 Penelitian Terdahulu

28

2.6 Rerangka Pemikiran

29

2.7 Pengembangan Hipotesis

31

2.7.1 Pengaruh kinerja terhadap nilai perusahaan

31

2.7.2 Pengaruh kinerja terhadap pengungkapan lingkungan

32

2.7.3 Pengungkapan lingkungan terhadap nilai perusahaan

32

2.7.4 Pengungkapan lingkungan sebagai mediasi pengaruh

kinerja terhadap nilai perusahaan.


.............................................................................................
.............................................................................................

33

BAB III METODE PENELITIAN

xiii
3.1 Rancangan Penelitian

35

3.2 Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran

35

3.2.1. Variabel Bebas (Independent Variable)

36

3.2.2. Variabel Intervening

37

3.2.3 Variabel Terikat (Dependent variable)

38

3.3 Teknik Pengumpulan Data

39

3.3.1. Sampel

39

3.3.2. Prosedur Pengumpulan Data

39

3.4 Metode Analisis Data

40

3.4.1 Goodness of Fit Model

42

3.4.2 Hasil Outer Model

xiv
43

3.4.3 Hasil Inner Model

43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

44

4.2 Analisis dan Pembahasan

45

4.2.1 Statistik deskriptif

45

4.2.2. Hasil Analisis PLS

48

4.2.2.1 Goodness of Fit Model


.............................................................................................
.............................................................................................

48

4.2.2.2. Hasil Outer Model


.............................................................................................
.............................................................................................

49

4.2.2.3 Hasil Inner Model


.............................................................................................
.............................................................................................

55

xv
4.3. Pembahasan

58

4.3.1. H1: Kinerja berpengaruh signifikan dan positif terhadap

Nilai Perusahaan
.............................................................................................
.............................................................................................

58

4.3.2. H2: Kinerja berpengaruh signifikan dan positif terhadap

Pengungkapan Lingkungan
.............................................................................................
.............................................................................................

58

4.3.3. H3: Pengungkapan Lingkungan berpengaruh signifikan

dan positif terhadap Nilai Perusahaan


.............................................................................................
.............................................................................................

59

4.3.4. H4: Pengaruh kinerja tidak langsung terhadap Nilai

Perusahaan berpengaruh signifikan dan positif melalui

Pengungkapan Lingkungan.
.............................................................................................
.............................................................................................

59

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

61

5.2 Keterbatasan Penelitian

62

xvi
5.3 Implikasi dan Saran

62

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 63

LAMPIRAN......................................................................................................... 67

xvii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Hasil-hasil Penelitian Terdahulu ........................................................... 28


Tabel 3.1 Variabel dan Pengukuran Kinerja ......................................................... 36

Tabel 3.2 Variabel dan Pengukuran Pengungkapan Lingkungan ......................... 37

Tabel 3.3 Variabel dan Pengukuran Nilai Perusahaan .......................................... 38

Tabel 4.1 Pemilihan Sampel Penelitian ................................................................ 45

Tabel 4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................................... 46

Tabel 4.3 Hasil Outer Model pada Variabel Kinerja............................................. 50

Tabel 4.4 Hasil Outer Model pada Variabel Pengungkapan Lingkungan ............. 51

Tabel 4.5 Hasil Outer Model pada Nilai Perusahaan............................................. 53

Tabel 4.6 Hasil Pengujian Pengaruh Langsung dalam Inner Model..................... 55

Tabel 4.7 Hasil Pengujian Pengaruh Tidak Langsung dalam Inner Model .......... 57

xviii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Rerangka Pemikiran ...................................................................... 30

xix
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Nama Perusahaan........................................................................... 67

Lampiran 2 Data................................................................................................ 68

Lampiran 3 Data yang telah distandarisasi ....................................................... 72

Lampiran 4 Output analisis PLS....................................................................... 76

xx
ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh secara langsung dan
tidak langsung antara kinerja keuangan dan lingkungan terhadap nilai perusahaan
yang di mediasi oleh pengungkapan lingkungan. Populasi penelitian ini adalah
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2015 – 2017.
Sampel dalam penelitian ini sebanyak 33 perusahaan dengan metode sampel
purposif. Teknik analisis dalam penelitian ini adalah analisisPartial Least Square
(PLS) dengan menggunakan SmartPLS versi 2.0. Jenis data dalam penelitian ini
adalah data sekunder berupa laporan keberlanjutan, laporan tahunan dan laporan
keuangan tahunan yang terdapat di website Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id dan
yang berpartisipasi dalam Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan
(PROPER) tahun 2015-2017. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, terdapat
pengaruh langsung signifikan positif antara, kinerja keuangan dan lingkungan
dengan nilai perusahaan, kinerja keuangan dan lingkungan dengan pengungkapan
lingkungan, pengungkapan lingkungan dengan nilai perusahaan dan pengaruh tidak
langsung signifikan positif antara kinerja keuangan dan lingkungan terhadap nilai
perusahaan yang dimediasi oleh pengungkapan lingkungan.

Kata Kunci: Kinerja Keuangan, Kinerja Lingkungan, Nilai Perusahaan,


Pengungkapan Lingkungan dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.

xxi
ABSTRACT

The purpose of this research is to analyze the direct and indirect effects of
financial and environmental performance on the firmvalue mediated by
environmental disclosure. Population of this research is manufacturing companies,
which listed in BEI at period 2015 – 2017.
The sample in this study were 33 companies with purposive sampling method.
The analytical technique in this study is the analysis of Partial Least Square (PLS)
using SmartPLS version 2.0. The types of data in this study are secondary data in the
form of sustainability reports, annual reports and annual financial statements of the
annual financial statements contained on the Indonesia Stock Exchange website
www.idx.co.id and who participated in the 2015-2017 Company Performance Rating
Program (Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan / PROPER). The results
show that there is a significant positive direct effect between financial and
environmental performance with firm value, financial and environmental
performance with environmental disclosure, environmental disclosure with firm
value and a significant positive indirect effect between financial and environmental
performance on company value mediated by environmental disclosure.

Keywords: Financial performance, Environmental performance, Firm value,


Environmental disclosure and Corporate social responsibility.

xxii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kerusakan lingkungan yang saat ini mulai dirasakan oleh masyarakat

merupakan salah satu dampak negatif yang ditimbulkan oleh aktivitas manusia.

Pencemaran udara, air dan penurunan fungsi tanah merupakan dampak dari suatu

usaha perusahaan dalam upaya meningkatkan produktivitas dan efisiensi perusahaan.

Aktivitas ekonomi saat ini secara langsung maupun tidak langsung telah menjadi

faktor penyebab terjadinya global warming.

Di Indonesia pemerintah telah mulai mendorong industri untuk melaksanakan

praktek Industri hijau sejak tahun 2010. Salah satu bentuk upaya pemerintah tersebut

adalah dengan diberikan penghargaan kepada industri yang menjalankan praktek

industri hijau. Peningkatan jumlah Industri yang secara sukarela ikut serta dalam

penilaian industri hijau oleh pemerintah ini terjadi dari tahun ke tahun. Sejak tahun

2010 sampai 2016 tercatat sebanyak 492 perusahaan yang ikut serta dalam penilaian

industri hijau, hal ini cukup menggembirakan namun jika dibandingkan dari total

industri yang tercatat di Indonesia sebanyak 23.941 (kemenperin.go.id) angka ini

tentunya masih terbilang kecil.

Salah satu manfaat yang akan diterima oleh perusahaan-perusahaan yang

bertanggung jawab sosial adalah biaya modal yang lebih rendah. Mereka

berpendapat bahwa tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) meningkatkan

kepercayaan investor terhadap manajemen perusahaan sehingga lebih menarik

sebagai target investasi. Martin dan Moser (2015) menemukan bahwa calon investor

1
2

memberikan respon positif pada perusahaan-perusahaan yang secara sukarela

mengungkapkan inisiatif investasi hijau. Iatidris (2013) menemukan bahwa

pengungkapan lingkungan mengandung informasi yang relevant. Oleh karena itu,

program CSR tidak hanya semata-mata dibuat karena tekanan regulasi tetapi juga

untuk menarik dan persepsi pengaruh investor, yang secara ekonomi menguntungkan

perusahaan, dan pada akhirnya akan tercermin dalam nilai perusahaan.

Pengungkapan lingkungan sebagai salah satu bentuk tanggung jawab

perusahaan diharapkan dapat menambah nilai perusahaan dan meningkatkan

sustainabilitas perusahaan. Penting bagi pihak manajemen untuk melakukan

pengungkapan lingkungan sebagai salah satu bentuk tanggung jawab perusahaan

terhadap lingkungannya (Titisari dan Alviana, 2015).

Perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi mampu menanggung biaya yang

terkait dengan penyusunan pengungkapan lingkungan obyektif ( Qiu et al. ,

2014 ). Clarkson et al. (2007) dalam penelitian Deswanto dan Siregar,

(2018) menjelaskan bahwa perusahaan dengan kinerja lingkungan yang tinggi

bertekad untuk menjaga investor dan pemangku kepentingan lainnya lebih melalui

pengungkapan lingkungan secara sukarela dibandingkan dengan perusahaan dengan

kinerja lingkungan yang lebih rendah. Dari temuan tersebut, kita bisa mengatakan

bahwa kinerja keuangan dan lingkungan merupakan faktor kunci yang menentukan

tingkat pengungkapan lingkungan.

Pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan masih tidak

meyakinkan. Di satu sisi, Hermawan dan Maf'ulah (2014) mengungkapkan bahwa

kinerja keuangan tidak langsung mempengaruhi nilai perusahaan. Di sisi lain,


3

beberapa penelitian lain menemukan bahwa kinerja keuangan memiliki dampak

positif pada nilai pasar perusahaan ( Qiu et al. , 2014 ) dan pengungkapan positif

mempengaruhi perusahaan nilai pasar ( Iatidris, 2013 ).

Pengaruh kinerja lingkungan terhadap kinerja keuangan juga bisa

diperdebatkan. Runtu dan Naukoko (2014) tidak mengamati efek langsung dari

kinerja lingkungan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Studi oleh Qiu et al. 

(2014) dan Iatidris (2013) menemukan bahwa kinerja lingkungan yang baik

menyebabkan perusahaan-perusahaan untuk mempersiapkan pengungkapan

lingkungan yang lebih luas, dan ini akhirnya mengarah ke yang lebih tinggi nilai

perusahaan Iatidris (2013). Temuan ini menunjukkan bahwa pengungkapan

lingkungan menimbulkan peran mediasi untuk efek dari kinerja keuangan dan

lingkungan pada nilai pasar perusahaan.

Selain itu peneliti menyertakan variabel kontrol dalam penelitian ini yaitu,

ukuran perusahaan (SIZE), leverage (LEV), kepemilikan strategis (STH), exposur

media (MDX), kegiatan keuangan (FnActs), Qiu et,al (2014) menemukan bahwa

variabel-variabel tersebut dapat mempengaruhi pengungkapan lingkungan. Untuk

nilai buku persaham (BVPS), laba bersih per saham (EPS) dan return on asset

(ROA) merupakan variabel kontrol untuk mempengaruhi nilai perusahaan.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji: (1) Dampak dari kinerja keuangan dan

lingkungan pada pengungkapan lingkungan; (2) Dampak pengungkapan lingkungan

pada nilai perusahaan; dan (3) Dampak kinerja keuangan dan lingkungan pada nilai

perusahaan.
4

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penelitian ini diberi judul

“Pengaruh Kinerja Keuangan dan Lingkungan terhadap Nilai Perusahaan

Yang Dimediasi oleh Pengungkapan Lingkungan”. Sampel kami terdiri dari

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan orang-

orang yang berpartisipasi dalam Program Penilaian Peringkat Kinerja Penilaian

tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER / Program PENILAIAN Peringkat

KINERJA Perusahaan) dari Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia

atau perusahaan diberikan Industri Hijau penghargaan dari Departemen Perindustrian

Republik Indonesia, di mana bisnis adalah di bidang atau terkait dengan sumber daya

alam. Mengingat tanggal berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012

tentang Tanggung Jawab Lingkungan Perseroan Terbatas Sosial dan, penelitian kami

mencakup tahun dari 2012 ke 2016. Dengan berlakunya peraturan ini, perusahaan

harus lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan di mana mereka melakukan

operasi mereka,

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat pengaruh positif antara kinerja keuangan dan lingkungan

terhadap nilai perusahaan ?

2. Apakah terdapat pengaruh positif antara kinerja keuangan dan lingkungan

terhadap pengungkapan lingkungan ?


5

3. Apakah terdapat pengaruh positif antara pengungkapan lingkungan terhadap nilai

perusahaan ?

4. Apakah terdapat pengaruh positif antara kinerja keuangan dan lingkungan

terhadap nilai perusahaan yang dimediasi oleh pengungkapan lingkungan?

1.3 Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian

ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan dan lingkungan terhadap nilai

perusahaan pada perusahaan industri yang terdaftar di BEI

2. Untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan dan lingkungan terhadap

pengungkapan lingkungan pada perusahaan industri yang terdaftar di BEI.

3. Untuk mengetahui pengaruh pengungkapan lingkungan terhadap nilai perusahaan

pada perusahaan industri yang terdaftar di BEI.

4. Untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan dan lingkungan terhadap nilai

perusahaan yang dimediasi oleh pengungkapan lingkungan.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan kontribusi atas

perkembangan prinsip pengungkapan lingkungan. Serta dapat digunakan sebagai

bahan referensi dan perbandingan untuk penelitian-penelitian selanjutnya.


6

2. Manfaat bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi

perusahaan bahwa dalam mencapai tujuan perusahaan perlu diperhatikan dari

kinerja agar memaksimalkan nilai perusahaan serta mengungkapkan tanggung

jawab social perusahaan agar dapat lebih menarik investor

3. Manfaat bagi Pemerintah

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan kepada pemerintah

mengenai kebijakan-kebijakan pembangunan yang berkelanjutan yang dapat

diterapkan dan yang sesuai dengan iklim, biaya terkait dan peraturan perundang-

undangan di Indonesia.

1.5 Sistematika Pembahasan


Sistematika penulisan pada penelitian ini terdiri dari beberapa bab :

BAB I: PENDAHULUAN

Dalam bab ini adalah pengantar dari penelitian yang berisi: latar

belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

sistematika penulisan.

BAB II: TINJAUAN LITERATUR

Dalam bab ini adalah landasan teori yang menjadi acuan dalam analisis

penelitian, yaitu: kajian teori, hasil penelitian terdahulu, rerangka

pemikiran, dan pengembangan hipotesis.

BAB III : METODE PENELITIAN


7

Dalam bab ini adalah ikhtisar dari isi penelitian, yaitu: jenis penelitian,

variabel operasional dan pengukuran, populasi dan sampel, jenis dan

sumber data, teknik pengumpulan data, metode pengumpulan data dan

metode analisis data.

BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini adalah analisis dan pembahasan serta hasil dari uji analisis

data yang didapatkan dari penyebaran kuesioner.

BAB V : PENUTUP

Dalam bab ini berupa simpulan, keterbatasan, implikasi dan saran untuk

penelitian berikutnya.
BAB II

TINJAUAN LITERATUR

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Teori Sinyal (Signaling Theory)

Teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk

memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Teori sinyal

menunjukan adanya asimetri informasi antara manajemen perusahaan dengan pihak-

pihak yang berkepentingan dengan informasi. Kurangnya informasi bagi pihak luar

mengenai perusahaan menyebabkan mereka melindungi diri mereka dengan

memberikan harga yang rendah untuk perusahaan. Perusahaan dapat meningkatkan

nilai perusahaan dengan mengurangi informasi asimetri. Salah satu cara untuk

mengurangi informasi asimetri adalah dengan memberikan sinyal ada pihak luar,

salah satunya berupa informasi keuangan yang dapat dipercaya dan akan mengurangi

ketidakpastian mengenai prospek perusahaan yang akan datang (Wolk et al, 2001).

Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan

memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi

mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan

pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa

perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain (Sari dan Zuhrohtun, 2006).

2.1.2 Teori Kontigensi (Contigency Theory)

8
9

Teori kontingensi mula-mula diperkenalkan oleh Lawrence dan Lorsch (1967)

kemudian dipakai oleh Kazt dan Rosenzweig (1973) yang menyatakan bahwa tidak

ada cara terbaik dalam mencapai kesesuaian antara faktor organisasi dan lingkungan

untuk memperoleh prestasi yang baik bagi suatu organisasi. Menurut Sari dan

Zuhrohtun (2006), teori kontingensi merupakan suatu teori yang cocok digunakan

dalam hal mengkaji reka bentuk, perancangan, prestasi dan kelakuan organisasi serta

kajian yang berkaitan dengan pengaturan strategik. Menurut Raybun dan Thomas

(1991) dalam Azli dan Azizi (2014), teori kontingensi menyatakan pemilihan sistem

akuntansi oleh pihak manajemen adalah tergantung pada perbedaan desakan

lingkungan perusahaan.

Teori ini penting sebagai media untuk menerangkan perbedaan dalam struktur

organisasi. Variabel yang sering dipakai dalam bidang ini adalah organisasi,

lingkungan, teknologi, cara pembuatan keputusan, ukuran perusahan, struktur,

strategi, dan budaya organisasi (Raybun dan Thomas, 1991), serta ketidakpastian,

teknologi, industri, misi dan strategi kompetitif, observabilitas.

Penelitian ini membahas mengenai ukuran perusahaan (SIZE) yang

menunjukan bahwa ukuran perusahaan merupakan variabel control yang banyak

digunakan untuk menjelaskan variasi pengungkapan dalam laporan perusahaan.

Menurut Nofandrilla (2013) semakin besar ukuran perusahaan, informasi yang

tersedia untuk investor dalam pengambilan keputusan sehubungan dengan investasi

saham semakin banyak. Nofandrilla (2013) menemukan pengaruh yang positif pada

ukuran perusahaan terhadap pengungkapan lingkungan. Namun, hal ini tidak sejalan
10

dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Anggraini (2014) yang menyatakan

bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan lingkungan.

Leverage merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar

perusahaan mempunyai tingkat risiko hutang tak tertagihnya pada kreditur yang

nantinya akan digunakan dalam membiayai aset perusahaan. Hasil penelitian

mengenai hal ini juga sama yakni menunjukkan hasil yang berbeda-beda Apriwenni

(2014) menunjukkan hasil bahwa leverage berpengaruh positif terhadap

pengungkapan lingkungan. Namun, berbanding terbalik dengan penelitian yang

dilakukan oleh Karpik (1989).

2.2 Kinerja

Kinerja atau performance adalah sebuah kata dalam bahasa Indonesia dari kata

dasar ‘kerja’ yang menerjemahkan kata dari bahasa asing prestasi, bisa pula berarti

hasil kerja Christensen dan Hughes (2003). Pengertian kinerja menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia (1997:503) yaitu kinerja merupakan kata benda yang artinya: 1.

Sesuatu yang dicapai, 2. Prestasi yang diperlihatkan, 3. Kemampuan kerja (tentang

peralatan).

Christensen dan Hughes (2003) menyatakan bahwa berhasil atau tidaknya

tujuan yang telah ditetapkan organisasi merupakan jawaban dari kinerja di dalam

organisasi. Para atasan atau manajer kadang kala tidak memperhatikan kinerja

tersebut kecuali keadaannya sudah amat buruk atau telah menjadi serba salah.

Ketidaktahuan manajer mengenai kondisi seberapa buruknya kinerja yang telah

merosot sehingga perusahaan atau instansi menghadapi krisis yang serius, keadaan
11

dan kesan-kesan buruk atau instansi menghadapi krisis yang serius, keadaan dan

kesan-kesan buruk organisasi yang mendalam akan berakibat pada kinerja yang

memburuk terlebih lagi apabila para atasan atau manajer mengalihkan tanda-tanda

peringatan adanya kinerja yang merosot dalam organisasi. Salah satu kinerja di

perusahaan yang dapat membawa nasib suatu perusahaan ialah kinerja keuangan dan

lingkungan.

2.2.1 Kinerja Keuangan

Kinerja ialah suatu gambaran mengenai tingkat pencapaian suatu pelaksanaan

kegiatan perusahaan dalam mewujudkan target, tujuan, visi dan misi organisasi yang

tertuang dalam strategic planning suatu perusahaan. Sedangkan kinerja keuangan

merupakan prestasi kerja yang telah dicapai oleh perusahaan dalam periode waktu

tertentu dan tertuang pada laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan

(Munawir, 1998).

Tujuan manajemen adalah memaksimalkan nilai perusahaan. Agar dapat

mencapai tujuan, perusahaan wajib memanfaatkan keunggulan dari kekuatan suatu

perusahaan dan secara terus menerus memperbaiki kelemahan – kelemahan yang

ada. Salah satu caranya adalah mengukur kinerja keuangan dengan menganalisa

laporan keuangan menggunakan rasio-rasio keuangan. Hasil pengukuran terhadap

pencapaian kinerja dijadikan dasar bagi manajemen atau pengelola perusahaan untuk

perbaikan kinerja pada periode berikutnya dan dijadikan landasan pemberian reward

and punishment terhadap manajer dan anggota organisasi. Pengukuran kinerja yang

dilakukan setiap periode waktu tertentu sangat bermanfaat untuk menilai kemajuan

yang telah dicapai perusahaan dan menghasilkan informasi yang sangat bermanfaat
12

untuk pengambilan keputusan manajemen serta mampu menciptakan nilai

perusahaan itu sendiri kepada para stakeholder.

2.2.1.1 Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja Keuangan

Tujuan pokok dari penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam

mencapai sasaran organisasi dan memenuhi standar perilaku yang telah diterapkan

sebelumnya agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan. Sedangkan,

Jumingan (2014) menyatakan bahwa tujuan kinerja keuangan adalah untuk

mengetahui keberhasilan pengelolaan keuangan perusahaan, serta juga kemampuan

perusahaan dalam mendayagunakan semua aset yang dimiliki dalam menghasilkan

profit secara efisien.

Berdasarkan tujuan-tujuan tersebut, pengukuran kinerja keuangan mempunyai

manfaat bagi manajemen untuk menciptakan organisasi yang efektif dan efisien,

menurut Rahayu (2010) penilaian kinerja dimanfaatkan oleh manajemen untuk :

1. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisiensi dengan memotivasi

karyawan secara maksimal.

2. Membantu pengambilan keputusan yang berhubungan dengan karyawan seperti

promosi, transfer dan pemberhentian kerja.

3. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan

menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan.

4. Menyediakan umpan balik bagi karyawan bagaimana atasan menilai kinerja

mereka.

5. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.


13

Dengan melakukan penilaian kinerja keuangan, maka berbagai pihak yang

terkait dengan perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung akan

memperoleh manfaat dari aktivitas tersebut.

2.2.1.2 Pengukuran Kinerja Keuangan

Kinerja perusahaan dapat diukur dengan menganalisa dan mengevaluasi

laporan keuangan. Dengan informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan di masa

lalu, pengguna laporan dapat memprediksi posisi keuangan dan kinerja di masa

depan dan hal-hal lain yang menarik perhatian pengguna laporan, seperti pembayaran

dividen, upah, pergerakan harga sekuritas, dan kemampuan perusahaan untuk

memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2015).

Dalam penelitian ini Return On Sales digunakan sebagai alat ukur untuk

mengukur kinerja keuangan perusahaan. Return on Sales atau disingkat dengan ROS

adalah Rasio Keuangan yang mengukur seberapa efisien perusahaan menghasilkan

laba dari pendapatan penjualannya. Dengan kata lain, Rasio ROS atau Return on

Sales ini mengukur kinerja perusahaan dengan cara menganalisis persentase dari

total pendapatan perusahaan yang dapat dikonversikan menjadi keuntungan atau laba

perusahaan. Return on Sales (ROS) menunjukan berapa banyak keuntungan atau laba

yang dihasilkan oleh perusahaan setelah membayar biaya variabel produksi seperti

upah, bahan baku dan lain-lainnya, namun belum termasuk pembayaran pajak dan

bunga.

Investor dan kreditur pada umumnya tertarik dengan rasio efisiensi ini karena

dapat menunjukan persentase uang yang dihasilkan oleh perusahaan melalui

pendapatannya selama suatu periode tertentu. Mereka dapat menggunakan


14

perhitungan ini untuk membandingkan kinerja perusahaan dari satu periode ke

periode berikutnya atau membandingkan dua perusahaan yang berbeda namun dalam

bisnis yang sama.

2.2.2 Kinerja Lingkungan

Kinerja lingkungan adalah hasil yang dapat diukur dari sistem manajemen

lingkungan, yang terkait dengan kontrol aspek-aspek lingkungannya, serta

pengkajian kinerja lingkungan yang didasarkan pada kebijakan lingkungan, sasaran

lingkungan dan target lingkungan (ISO 14004, dari ISO 14001). Menurut Ikhsan

(2013), kinerja lingkungan adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan perusahaan yang

terkait langsung dengan lingkungan alam sekitarnya. Sedangkan menurut Suratno

(2012:8), kinerja lingkungan perusahaan (environmental performance) adalah kinerja

perusahaan dalam menciptakan lingkungan yang baik (green).

2.2.2.1 Tujuan Kinerja Lingkungan

Seluruh aktivitas operasi perusahaan berkaitan dengan lingkungan, baik secara

langsung maupun tidak langsung. Beberapa aktivitas seperti mengurangi

pembuangan, meningkatkan kualitas, menghemat energi daur ulang dan menaati

peraturan hukum pengendalian polusi sangatlah diperlukan, sehingga kinerja

perusahaan terhadap lingkungan diharapkan dapat meningkatkan dan memberikan

manfaat tidak hanya untuk lingkungan, tetapi juga untuk perusahaan itu sendiri dan

masyarakat secara umum.

2.2.2.2 Pengukuran Kinerja Lingkungan


15

Menurut Aniela (2015) : “Pengukuran kinerja lingkungan merupakan hasil dari

suatu penilaian yang sistematik dan didasarkan pada kelompok indikator kinerja

kegiatan yang berupa indikator-indikator masukan , keluaran, hasil, manfaat dan

dampak”. penilaian tersebut tidak lepas dari proses yang merupakan kegiatan

mengolah masukan menjadi keluaran atau penilaian dalam proses penyusunan

kebijakan/program/kegiatan yang dianggap penting dan berpengaruh terhadap

pencapaian dan sasaran tujuan.

Kinerja lingkungan dibagi menjadi dua, yaitu kinerja lingkungan kuantitatif

dan kinerja lingkungan kualitatif. Kinerja lingkungan kuantitatif merupakan hasil

yang dapat diukur dari hal-hal yang terkait dengan ukuran aset non fisik, seperti

prosedur, proses inovasi, motivasi dan semangat kerja yang dialami manusia pelaku

kegiatan, dalam mewujudkan kebijakan lingkungan organisasi, sasaran dan

targetnya.

2.2.2.3 Penilaian Kinerja Lingkungan Perusahaan Melalui PROPER

Kinerja lingkungan perusahaan menurut Suratno dkk. (2012) adalah kinerja

perusahaan dalam upaya menciptakan lingkungan yang baik (green). Kinerja

lingkungan perusahaan dalam penelitian ini diukur melalui PROPER atau Program

Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup.

PROPER merupakan instrumen yang dilakukan oleh Kementerian Negara

Lingkungan Hidup untuk mengukur tingkat ketertiban perusahaan berdasarkan

peraturan yang berlaku. Agar perusahaan yang dinilai dapat memperoleh insentif

maupun disinsentif reputasi, tergantung kepada tingkat ketaatannya, untuk itu

PROPER diumumkan secara rutin kepada masyarakat.


16

Penilaian peringkat kinerja perusahaan dalam pengelolan lingkungan mulai

dikembangkan Kementrian Lingkungan Hidup, sebagai satu alternatif instrumen

sejak 1995. Program ini awalnya dikenal dengan nama PROPER PROKASIH.

Alternatif instrumen penataan dilakukan melalui penyebaran informasi tingkat

kinerja penataan masing–masing perusahaan kepada stakeholder pada skala nasional.

Dengan diberlakukannya program ini maka diharapkan dapat memicu perusahaan

agar lebih dapat meningkatkan kinerja dalam pengelolaan lingkungan. Dengan

demikian dampak lingkungan dari kegiatan perusahaan dapat diminimalisasi.

Penggunaan warna dalam penilaian PROPER merupakan bentuk dari

komunikatif penyampaian kinerja kepada masyarakat, mulai dari terbaik, EMAS,

HIJAU, BIRU, MERAH, sampai ke yang terburuk, HITAM. Penggunaan warna

dalam penilaian tersebut dapat membuat masyarakat secara lebih sederhana

mengetahui tingkat tata kelola lingkungan pada perusahaan dengan hanya melihat

peringkat warna yang ada.

Aspek penilaian PROPER adalah ketaatan terhadap peraturan pengendalian

pencemaran air, pengendalian pencemaran udara, pengelolaan limbah B3, AMDAL

serta pengendalian pencemaran laut. Ketentuan ini bersifat wajib untuk dipenuhi.

Jika perusahaan memenuhi seluruh peraturan tersebut (in compliance) maka akan

diperoleh peringkat BIRU, jika tidak maka MERAH atau HITAM, tergantung kepada

aspek ketidak-taatannya.

2.3 Nilai Perusahaan


17

Menurut Christiawan dan Tarigan (2013), terdapat beberapa konsep nilai yang

menjelaskan nilai suatu perusahaan antara lain:

1. Nilai nominal yaitu nilai yang tercantum secara formal dalam anggaran dasar

perseroan, disebutkan secara eksplisit dalam neraca perusahaan, dan juga ditulis

jelas dalam surat saham kolektif.

2. Nilai pasar, sering disebut kurs adalah harga yang terjadi dari proses tawar-

menawar di pasar saham. Nilai ini hanya bisa ditentukan jika saham perusahaan

dijual di pasar saham.

3. Nilai intrinsik merupakan nilai yang mengacu pada perkiraan nilai riil suatu

perusahaan. Nilai perusahaan dalam konsep nilai intrinsik ini bukan sekadar

harga dari sekumpulan aset, melainkan nilai perusahaan sebagai entitas bisnis

yang memiliki kemampuan menghasilkan keuntungan di kemudian hari.

4. Nilai buku, adalah nilai perusahaan yang dihitung dengan dasar konsep

akuntansi. Nilai likuidasi itu adalah nilai jual seluruh aset perusahaan setelah

dikurangi semua kewajiban yang harus dipenuhi. Nilai sisa itu merupakan bagian

para pemegang saham. Nilai likuidasi bisa dihitung berdasarkan neraca performa

yang disiapkan ketika suatu perusahaan akan likuidasi.

Berbagai macam faktor dapat mempengaruhi nilai perusahaan antara lain

kepemilikan manajerial, kinerja keuangan suatu perusahaan, kebijakan deviden,

corporate governance dan lain sebagainya.Sebagai contoh, penelitian yang dilakukan

oleh Suranta dan Machfoedz (2013) mengacu pada penelitian-penelitian terdahulu

menyatakan bahwa nilai perusahaan akan lebih tinggi ketika direktur memiliki

bagian saham yang lebih besar. Minguez dan Francisco (2000) yang melakukan
18

penelitian tentang struktur kepemilikan terhadap perusahaan-perusahaan publik di

Spanyol mengungkapkan bahwa struktur kepemilikan perusahaan berpengaruh

terhadap nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Wijaya dan Sedana (2016)

menemukan bahwa kebijakan dividen memberikan pengaruh positif terhadap nilai

perusahaan. Hasil penelitian Siallagan (2006) juga menunjukkan bahwa mekanisme

corporate governance berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Nilai perusahaan menggambarkan seberapa baik atau buruk manajemen

mengelola kekayaannya, hal ini bisa dilihat dari pengukuran kinerja keuangan yang

diperoleh. Suatu perusahaan akan berusaha untuk memaksimalkan nilai

perusahaannya. Peningkatan nilai perusahaan biasanya ditandai dengan naiknya

harga saham di pasar.

2.3.1 Leverage pada Nilai Perusahaan

Pada sebuah perusahaan dikatakan tidak solvabel apabila total hutang

perusahaan lebih tinggi dibandingkan dengan total aset yang dimiliki perusahaan

tersebut. Dengan semakin tingginya rasio leverage maka menunjukkan semakin

besarnya dana yang disediakan oleh kreditor. Hal ini akan membuat investor berhati-

hati untuk berinvestasi di perusahaan yang rasio leveragenya tinggi karena semakin

tinggi rasio leveragenya semakin tinggi pula resiko investasinya. Maka, akan terjadi

hubungan negatif antara leverage dengan nilai perusahaan dimana tingginya

leverage akan membuat investor berhati-hati dalam menanamkan modal.

2.3.2 Ukuran Perusahaan (SIZE)


19

Ukuran perusahaan pada penelitian ini dilihat dari net sales. Besar kecilnya

perusahaan yang nampak pada penjualan bersih akan mencerminkan ukuran

perusahaan. Semakin besarnya penjualan pada suatu perusahaan semakin besar pula

ukuran perusahaan, maka ada kecenderungan lebih banyak investor yang

memberikan perhatian pada perusahaan tersebut. Hal ini disebabkan karena

perusahaan yang besar cenderung memiliki kondisi yang lebih stabil. Kestabilian

keadaan perusahaan tersebut yang akan menarik perhatian para investor untuk

memiliki saham pada perusahaan tersebut. Kondisi itulah yang menyebabkan

naiknya harga saham perusahaan dipasar modal. Investor memiliki ekspektasi yang

besar terhadap perusahaan yang besar. Maka, akan terjadi hubungan positif antara

ukuran perusahaan dan nilai perusahaan karena investor menginginkan perusahaan

yang besar dan akan cenderung memiliki kondisi yang stabil.

2.3.3 Nilai Buku per Saham (Book Value per Share)

Nilai buku atau Book Value pada dasarnya mewakili jumlah aset/ekuitas yang

dimiliki oleh perusahaan tersebut. Secara normal, book value suatu perusahaan akan

terus naik seiring dengan naiknya kinerja perusahaan demikian pula sebaliknya,

sehingga book value ini penting untuk mengetahui kapasitas dari harga per lembar

suatu saham serta dalam penentuan wajar atau tidaknya harga saham di pasar.

Dengan demikian secara tidak langsung dapat disimpulkan bahwa book value

berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

Menurut Tryfino (2009) Book Value per Share adalah nilai/harga buku per

lembar dari suatu saham yang diterbitkan. BVPS yang diterbitkan pada dasarnya
20

mewakili jumlah aset/ekuitas yang dimiliki perusahaan tersebut. Mengetahui nilai

buku dari suatu saham bukan saja penting untuk mengetahui kapasitas dari harga

perlembar suatu saham. Ini juga penting untuk digunakan sebagai tolok ukur dalam

menentukan wajar atau tidaknya harga saham di pasar (market value).

2.3.4 Earnings per Share (EPS)

Earning per Share adalah rasio yang digunakan untuk menghitung laba atau

keuntungan bersih yang diperoleh dari selembar saham. Semakin besar EPS dapat

disimpulkan bahwa kinerja perusahaan semakin efektif atau baik sehingga pada

akhirnya rasio ini dapat juga digunakan untuk memprediksi pergerakan harga suatu

saham. Dengan kata lain, besarnya rasio EPS mampu memberikan pengaruh positif

terhadap nilai perusahaan.

Sihombing (2008) menjelaskan bahwa Earnings per Share (EPS) adalah rasio

yang digunakan untuk menghitung laba/keuntungan bersih yang diperoleh dari

selembar saham. Kegunaan dari metode ini adalah untuk mengukur kinerja

perusahaan dalam menghasilkan laba sehingga menciptakan nilai perusahaan yang

relatif tinggi.

2.3.5 Return On Asset (ROA)

Para investor melakukan overview pada suatu perusahaan dengan melihat rasio

keuangan sebagai alat evaluasi investasi, karena rasio keuangan mencerminkan

tinggi rendahnya nilai perusahaan. Jika investor ingin melihat seberapa besar
21

perusahaan menghasilkan return atas investasi yang akan mereka tanamkan, yang

akan dilihat pertama kali adalah rasio profitabilitas.

2.4 Pengungkapan Lingkungan

Menurut Suhardjanto dan Miranti (2014) Pengungkapan lingkungan

merupakan wujud pertanggungjawaban sosial perusahaan melalui pengungkapan

lingkungan hidup pada laporan tahunan dimana masyarakat dapat memantau

aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan dalam memenuhi tanggungjawab sosialnya.

Seperti yang dikutip dalam situs resmi Kementerian Lingkungan Hidup

(www.menlh.go.id) bahwa :

Pengungkapan lingkungan adalah sebuah istilah yang biasanya digunakan


oleh suatu institusi atau organisasi untuk mengungkapkan data yang
berhubungan dengan lingkungan, disahkan (diaudit) atau tidak, mengenai
risiko lingkungan, dampak lingkungan, kebijakan, strategi, target, biaya,
pertanggungjawaban atau kinerja lingkungan kepada pihak-pihak yang
memiliki kepentingan terhadap informasi dengan tujuan meningkatkan nilai
hubungan dengan instuisi atau organisasi yang memberi laporan melalui
laporan tahunan, a stand-alone corporate environmental statement
(pernyataan mengenai pengelolaan lingkungan) atau dalam bentuk newsletter,
video, CD-ROOM, dan website).

Pengungkapan lingkungan merupakan jenis pengungkapan sukarela.

Pengungkapan lingkungan (environmental disclosure) adalah penyajian informasi

yang berkaitan dengan lingkungan di dalam laporan tahunan perusahaan.

Pengungkapan data akuntansi lingkungan biasanya meliputi hal sebagai berikut :

1. Proses dari hasil kegiatan konservasi lingkungan

2. Item-item yang membentuk dasar akuntansi lingkungan

3. Hasil yang dikumpulkan dari akuntansi lingkungan.


22

Suhardjanto dan Miranti (2014) menjelaskan mengenai pengungkapan

lingkungan berdasarkan EPA (Environmental Protection Agency’s). EPA merupakan

suatu badan pemeliharaan lingkungan di Amerika Serikat, EPA berargumen bahwa :

1. Pengungkapan lingkungan menjadi insentif perusahaan untuk memenuhi

kewajiban secara cepat.

2. Pengungkapan informasi kinerja lingkungan membantu perusahaan meningkatkan

kinerja perusahaan agar lebih baik kedepannya.

3. Pengungkapan lingkungan secara periodik mengenai kesadaran isu-isu lingkungan

dalam manajemen perusahaan.

4. Pengungkapan informasi lingkungan memfasilitasi fungsi efisien dari capital

market untuk kinerja lingkungan perusahaan.

2.4.1 Pengukuran Pengungkapan Lingkungan

Dalam penelitian ini akan menggunakan Global Reporting Initiative (GRI)

untuk pengukuran secara luas pengungkapan lingkungan. Pemilihan GRI sebagai

tolok ukur luas pengungkapan lingkungan dilandasi pemikiran bahwa GRI

merupakan kerangka pelaporan berkelanjutan (sustainability) yang paling banyak

digunakan di seluruh dunia. Di sisi lain perusahaan di Indonesia juga mengadopsi

GRI yang digunakan sebagai standar dalam melakukan pengungkapan lingkungan.

Global Reporting Initiative (GRI) adalah sebuah jaringan berbasis organisasi

yang telah mempelopori perkembangan dunia, paling banyak menggunakan kerangka

laporan keberlanjutan dan berkomitmen untuk terus-menerus melakukan perbaikan

dan penerapan di seluruh dunia. Indikator-indikator kinerja bidang lingkungan

menurut GRI :
23

Kategori Lingkungan
-Material EN1 Material yang digunakan berdasarkan berat atau
Volume
EN2 Persentase material yang digunakan yang merupakan
bahan input daur ulang
-Energi EN3 Konsumsi energi dalam organisasi
EN4 Konsumsi energi diluar organisasi
EN5 Intensitas Energi
EN6 Pengurangan konsumsi energi
-Air EN7 Konsumsi energi diluar organisasi
EN8 Total pengambilan air berdasarkan sumber
EN9 Sumber air yang secara signifika dipengaruhi oleh
pengambilan air
EN10 Persentase dan total volume air yang didaur ulang dan
digunakan kembali
EN11 Lokasi-lokasi operasional yang dimiliki, disewa,
dikelola di dalam atau yang berdekatan dengan, kawasan
lindung dan kawasan dengan nilai keanekaragaman
hayati tinggi diluar
EN12 Uraian dampak signifikan kegiatan, produk, dan jasa
terhadap keanekaragaman hayati di kawasan lindung
dan kawasan dengan nilai Keanekaragaman hayati
tinggi diluar kawasan Lindung
EN13 Habitat yang dilindungi dan dipulihkan
EN14 Jumlah total spesies dalam IUCN Red List
(International Union for the Conservation of Nature and
Natural Resource) dan spesies dalam daftar spesies
yang dilindungi nasional dengan habitat di tempat
yang dipengaruhi operasional, berdasarkan tingkat
risiko kepunahan
-Emisi EN15 Emisi gas rumah kaca (GRK) langsung
(cakupan 1)
EN16 Emisi gas rumah kaca (GRK) energi tidak
langsung (Cakupan 2)
EN17 Emisi gas rumah kaca (GRK) tidak langsung
lainnya (Cakupan 3)
EN18 Intensitas emisi gas rumah kaca (GRK)
EN19 Pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK)
EN20 Emisi bahan perusak ozon (BPO)
EN21 NOX, SOX, dan emisi udara signifikan lainnya
-Efluen dan Limbah EN22 Total air yang dibuang berdasarkan kualitas dan
Tujuan
EN23 Bobot total limbah berdasarkan jenis dan
metode pembuangan
24

EN24 Jumlah dan volume total tambahan signifikan


EN25 Bobot limbah yang dianggap berbahaya menurut
ketentuan konvensi basel 2 lampiran I, II, III, dan VIII
yang diangkut, diimpor, diekspor, atau diolah, dan
persentase limbah Yang diangkut untuk pengiriman
internasional
EN26 Identitas, ukuran, status lindung, dan nilai
keanekaragaman hayati dari badan air dan
habitat terkait yang secara signifikan terkait dampak
dari pembuangan dan air limpasan dari organisasi
-Produk dan Jasa EN27 Tingkat mitigasi dampak terhadap lingkungan produk
dan jasa
EN28 Persentase produk yang Terjual dan Kemasannya yang
direklamasi menurut kategori
-Kepatuhan EN29 Nilai moneter denda signifikan dan jumlah total
sanksi non-moneter atas ketidakpastian terhadap UU
dan peraturan lingkungan
EN30 Dampak lingkungan signifikan dari pengangkutan
produk dan barang lain serta bahan untuk
operasional organisasi dan Pengangkutan tenaga kerja
EN31 Total pengeluaran dan invenstasi perlindungan
Perlindungan lingkungan berdasarkan jenis
EN32 Persentase penapisan pemasok baru menggunakan
kriteria lingkungan
EN33 Dampak lingkungan negatif signifikan actual dan
potensial dalam rantai pasokan dan tindakan yang
diambil
EN34 Jumlah pengaduan tentang dampak lingkungan yang
diajukan, ditangani, dan diselesaikan melalui
mekanisme pengaduan resmi

2.4.2 Ukuran Perusahaan (SIZE)

Penelitian ini membahas mengenai ukuran perusahaan (SIZE) yang

menunjukan bahwa ukuran perusahaan merupakan variabel control yang banyak

digunakan untuk menjelaskan variasi pengungkapan dalam laporan perusahaan.

Menurut Nofandrilla (2013) semakin besar ukuran perusahaan, informasi yang

tersedia untuk investor dalam pengambilan keputusan sehubungan dengan investasi

saham semakin banyak. Nofandrilla (2013) menemukan pengaruh yang positif pada
25

ukuran perusahaan terhadap pengungkapan lingkungan. Namun, hal ini tidak sejalan

dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Anggraini (2014) yang menyatakan

bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan lingkungan

2.4.3 Rasio Leverage

Leverage merupakan alat yang digunakan untuk mengukur sesuatu seberapa

besar perusahaan mempunyai tingkat risiko hutang tak tertagihnya pada kreditur

yang nantinya akan digunakan dalam membiayai aset perusahaan. Hasil penelitian

mengenai hal ini juga sama yakni menunjukkan hasil yang berbeda-beda Apriwenni

(2014) menunjukkan hasil bahwa leverage berpengaruh positif terhadap

pengungkapan lingkungan. Namun, berbanding terbalik dengan penelitian yang

dilakukan oleh Belkaoui dan Karpik (1989).


26

2.4.4 Kepemilikan Institutional

Menurut Zeptian dan Rohman (2013), kepemilikan institusional memiliki

kemampuan untuk mengendalikan pihak manajemen melalui proses monitoring

secara efektif sehingga dapat mengurangi manajemen laba. Sesuai teori agensi, pihak

investor institusi sebagai prinsipal dapat memonitor agen. Persentase saham tertentu

yang dimiliki oleh institusi dapat mempengaruhi proses penyusunan laporan

keuangan yang tidak menutup kemungkinan terdapat akrualisasi sesuai kepentingan

pihak manajemen.

Zeptian dan Rohman (2013) menjelaskan tindakan pengawasan perusahaan

oleh pihak investor institusional dapat mendorong manajer untuk lebih memfokuskan

perhatiannya terhadap kinerja perusahaan sehingga akan mengurangi perilaku

opportunistic atau mementingkan diri sendiri. Investor institusional memiliki

kemampuan untuk mengurangi pengelolaan laba yang bersifat opportunistic yang

dilakukan perusahaan, maka kepemilikan institusional yang tinggi dapat mengurangi

manajemen laba.

2.4.5 Media Exposure

Bagi perusahaan yang menyadari pentingnya pengungkapan lingkungan pasti

akan memikirkan bermacam-macam cara untuk memberikan informasi kepada para

stakeholdersnya, termasuk informasi mengenai pengungkapan lingkungan. Dengan

mengkomunikasikan hal ini melalui media, diharapkan masyarakat mengetahui

aktivitas sosial yang dilakukan perusahaan, sehingga perusahaan akan mendapatkan

kepercayaan dan legitimasi dari masyarakat. Menurut Munif et al., (2015)


27

Perusahaan dapat mengungkapkan kegiatan lingkungan melalui berbagai media.

Terdapat tiga media yang sering dipakai perusahaan dalam pengungkapan

lingkungan, yaitu melalui media televisi, koran, serta internet (web perusahaan).

2.4.6 Aktivitas Perusahaan / Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk menilai efisiensi atau

efektivitas perusahaan dalam pemanfaatan semua sumber daya atau aset yang

dimiliki oleh suatu perusahaan. Rasio aktivitas merupakan salah satu macam macam

rasio yang melakukan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada

semua aset yang dimiliki sehingga fungsi akuntansi keuangan bisa berjalan dengan

baik. Menurut Zeptian dan Rohman (2013) penjualan dan beragam unsur aset harus

seimbang contohnya persediaan, aset tetap dan aktiva lainnya. Aset yang kurang

dimanfaatkan pada tingkat penjualan pada waktu tertentu akan mengakibatkan dana

kelebihan yang tertanam pada aset tersebut semakin besar. Dana kelebihan akan lebih

baik jika ditanamkan pada aset lainnya yang lebih produktif. Dalam hal ini akuntansi

sebagai sistem informasi berperan sebagaimana mestinya.


28

2.5 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1
Hasil-hasil Penelitian Terdahulu
Nama
Judul Penelitian Hasil Penelitian
Peneliti
Deswanto & The association between Kinerja keuangan tidak berpengaruh terhadap
Siregar environmental Pengungkapan lingkungan, Kinerja lingkungan
(2018) disclosures, with memiliki pengaruh positif terhadap pengungkapan
financial performance, lingkungan, dan Pengungkapan lingkungan tidak
environmental memiliki pengaruh apapun terhadap nilai
performance and firm perusahaan.
value
Rahayu Pengaruh kinerjaa Kinerja keuangan tidak berpengaruh positif terhadap
(2010) keuangan terhadap nilai nilai perusahaan, Pengungkapan Corporate Social
perusahaan dengan Responsibility tidak mempengaruhi hubungan
pengungkapan antara kinerja keuangan dengan nilai perusahaan
Corporate Social dan Good Corporate Governance mempengaruhi
Responsibility dan Good hubungan antara kinerja keuangan dengan nilai
Corporate Governance perusahaan.
sebagai variabel
moderasi
Rakhiemah Pengaruh kinerja Kinerja lingkungan memiliki pengaruh positif yang
& Agustia lingkungan terhadap signifikan terhadap pengungkapan Corporate Social
(2010) pengungkapan Responsibility, Kinerja lingkungan tidak memiliki
Corporate Social pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan,
Responsibility dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility tidak
kinerja keuangan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
perusahaan keuangan perusahaan dan Pengungkapan Corporate
Social Responsibility dapat berfungsi sebagai
variabel intervening dalam pengaruh tidak langsung
kinerja lingkungan terhadap kinerja keuangan
Clarkson et Revisiting the relation Terdapat hubungan positif antara pengungkapan
al (2007) betwen environmental lingkungan dan kinerja lingkungan dan Terdapat
performance and hubungan positif antara pengungkapan lingkungan
environmental terhadap nilai pasar
disclosure: An empirical
analysis
Qiu et al Environmental and Kinerja keuangan memiliki dampak positif terhadap
(2014) social disclosures: Link kinerja lingkungan, Pengungkapan lingkungan
with corporate financial berpengaruh positif terhadap kinerja lingkungan dan
performance Pengungkapan lingkungan memiliki pengaruh positif
terhadap nilai perusahaan.
29

2.6 Rerangka Pemikiran

Berdasarkan kajian pustaka terhadap beberapa penelitian terdahulu dan

landasan teori tersebut peneliti menyertakan beberapa variabel kontrol dalam model

penelitian. Peneliti menyertakan ukuran perusahaan (SIZE), leverage (LEV),

kepemilikan strategis (STH), eksposur media (MDX), kegiatan keuangan (FnActs),

Qiu et al. ( 2014) menemukan variabel-variabel ini mempengaruhi pengungkapan

lingkungan. Dalam penelitian ini juga disertakan ukuran perusahaan (SIZE), leverage

(LEV), nilai buku per saham (BVPS), laba bersih per saham (EPS) dan return on

asset (ROA) sebagai variabel kontrol untuk nilai pasar perusahaan, maka untuk

membuat mempermudah pemahaman konsep yang digunakan, model kerangka

konseptual penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :


30

Gambar 2.1
Rerangka Pemikiran
31

2.7 Pengembangan Hipotesis

2.7.1 Pengaruh kinerja terhadap nilai perusahaan

Perusahaan dengan kinerja yang baik, baik dari kinerja keuangan maupun

kinerja lingkungan akan menciptakan perusahaan yang sehat dengan cara nilai

perusahaan yang tinggi dan stabil. Kinerja menjadi salah satu aspek penilaian yang

fundamental mengenai kondisi yang dimiliki perusahaan Heinze (1976). Masyarakat

atau calon investor dalam berinvestasi mempertimbangkan beberapa hal yang

berhubungan dengan informasi yang dapat mereka pergunakan sebagai dasar

keputusan investasi, di antaranya adalah mengenai kinerja keuangan dan lingkungan

perusahaan. Baik buruknya kinerja baik kinerja keuangan maupun lingkungan yang

dimiliki oleh perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan dan laporan tahunan.

Pengukuran kinerja suatu perusahaan merupakan salah satu indikator yang di

pergunakan oleh investor untuk menilai suatu perusahaan yang terekspresikan adalah

harga pasar saham di bursa efek. Semakin baik kinerja perusahaan maka semakin

tinggi pula return yang akan di dapatkan oleh investor. Investor akan berusaha

mencari perusahaan yang memiliki kinerja yang terbaik dan menanamkan modalnya

pada perusahaan tersebut dengan jalan membeli saham-sahamnya. Dapat dikatakan

perolehan modal perusahaan akan meningkat apabila perusahaan memiliki reputasi

baik yang tercermin dalam laporan keuangan dan laporan tahunan, Rakhiemah dan

Agustia (2010). Berdasarkan argumen ini, hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H1 : kinerja memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan..


32

2.7.2 Pengaruh kinerja terhadap pengungkapan lingkungan

Menurut Heinze (1976), profitabilitas merupakan faktor yang memungkinkan

manajemen untuk secara bebas dan fleksibel melaporkan CSR kepada para

pemangku kepentingan. Alasannya adalah bahwa perusahaan dengan keuntungan

yang tinggi mampu mengalokasikan pengeluaran mereka pada banyak aspek,

termasuk keterlibatan dalam kegiatan sosial. Ketika perusahaan lebih terlibat dalam

kegiatan sosial, mereka memiliki informasi lebih banyak untuk mengungkapkan.

Dengan demikian, tingkat profitabilitas yang tinggi mengarah ke pengungkapan

lingkungan secara sukarela Deswanto dan Siregar (2018). Siegel dan Paul (2009)

menjelaskan bahwa pengungkapan lingkungan secara sukarela terkait dengan

penjualan dan pengukuran aspek lingkungan perusahaan, seperti jumlah limbah atau

emisi rumah kaca, cenderung secara signifikan meningkatkan pengeluaran

perusahaan. Pengungkapan lingkungan juga membutuhkan biaya riil tinggi, termasuk

biaya untuk membangun sistem, dan mengidentifikasi, mengukur dan melaporkan

informasi. Oleh karena itu, hanya perusahaan yang menguntungkan mampu

menanggung biaya tersebut ( qiu et al., 2014 ). Berdasarkan argumen ini, hipotesis

dalam penelitian ini adalah:

H2 : kinerja memiliki pengaruh positif terhadap pengungkapan lingkungan.

2.7.3 Pengungkapan lingkungan terhadap nilai perusahaan

Martin dan Moser (2015) menemukan bahwa calon investor cenderung

memberikan respon positif terhadap pengungkapan sukarela pada green accounting.

Menurut Clarkson et al. ( 2007) , Sebagian besar pengungkapan green accounting


33

kepada investor merupakan jaminan pengungkapan berkualitas tinggi, yang sulit

untuk dilakukan oleh perusahaan dengan sejumlah item yang harus diungkapkan.

Iatidris (2013) menjelaskan bahwa investor menemukan pengungkapan tersebut

berisi informasi nilai yang relevan bagi mereka untuk membuat keputusan, sehingga

meningkatkan nilai perusahaan. Perusahaan yang mengungkapkan kebijakan

lingkungan mereka secara transparansi, risiko ketidakpastian berkurang dan

keunggulan kompetitif, sementara perusahaan-perusahaan yang mengungkapkan

sedikit jumlah item menunjukkan berbagai risiko, seperti risiko litigasi, hukuman

untuk polusi, biaya lingkungan masa depan dan arus kas masa depan rendah

( Iatidris, 2013 ). qiu et al. ( 2014) menjelaskan bahwa perusahaan akan mendapatkan

manfaat ekonomi dari mempersiapkan diperluas pengungkapan sosial dan

lingkungan dalam bentuk harga saham yang lebih tinggi. Berdasarkan penjelasan di

atas, hipotesis ketiga kami adalah:

H3: Pengungkapan lingkungan memiliki pengaruh positif terhadap nilai

perusahaan.

2.7.4 Pengungkapan lingkungan sebagai mediasi pengaruh kinerja terhadap

nilai perusahaan.

Jika perusahaan bertujuan untuk meningkatkan harga saham mereka, mereka

mungkin menggunakan tanggung jawab sosial lingkungan sehingga investor dapat

memperhatikan kinerja lingkungan, Siegel dan Paul (2009). Pengungkapan

membantu perusahaan untuk meningkatkan reputasi mereka dan akhirnya

membangun kepercayaan investor. Qiu et al ( 2014) menjelaskan bahwa perusahaan


34

yang mempersiapkan pengungkapan lingkungan cenderung memiliki reputasi yang

baik dan mampu membangun persepsi positif investor terhadap kinerja keuangan

mereka. Ferna'ndez-Ga'mez et al (2016) percaya bahwa perusahaan dengan reputasi

yang baik cenderung memiliki nilai pasar yang tinggi. Perusahaan dengan kinerja

keuangan yang baik perlu membangun reputasi yang baik untuk sangat dihargai oleh

investor. Oleh karena itu, hipotesis keempat kami adalah:

H4: Pengungkapan lingkungan memediasi pengaruh kinerja pada nilai

perusahaan.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Refandi Budi

Deswanto dan Sylvia Veronica Siregar (2018) dengan judul “The Associations

between environmental disclosures with financial performance, financial

performance, environmental performance and firm value”. Rancangan yang

digunakan dalam penelitian ini menggunakan pengujian hipotesis (hypotesis testing)

yang bertujuan untuk menjelaskan sifat hubungan tertentu, atau menetapkan

perbedaan antara kelompok–kelompok, atau independensi dari dua atau lebih faktor

dalam suatu situasi Sekaran, (2015). Uji hipotesis yang dilakukan untuk menguji

pengaruh antara kinerja keuangan dan lingkungan terhadap nilai perusahaan yang

dimediasi oleh pengungkapan lingkungan.

3.2. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran

Untuk memberikan penjelasan mengenai data yang akan ditampilkan dalam

suatu penelitian, maka diperlukan pengetahuan mengenai variabel apa saja yang akan

digunakan. Menurut Sekaran, (2015) variabel adalah segala sesuatu yang dapat

membedakan atau membawa variasi pada nilai, dimana nilai bisa berbeda pada

berbagai waktu untuk objek yang sama atau pada waktu yang sama untuk objek yang

berbeda. Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan terdiri dari tiga variabel

35
36

yaitu: Kinerja sebagai variabel independent, pengungkapan lingkungan sebagai

variabel intervening dan nilai perusahaan sebagai variabel dependent.

3.2.1. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas atau variabel independen yaitu variabel yang mempengaruhi

variabel dependen atau variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel bebasnya

adalah kinerja yang terdiri dari kinerja keuangan dan kinerja lingkungan. Kinerja

keuangan diukur dengan Return On Sales, sedangkan kinerja lingkungan diukur

dengan PROPER

Tabel 3.1
Variabel dan Pengukuran Kinerja

Variabel Indikator
Kinerja Keuangan Laba atas rasio penjualan (ROS) dihitung dengan membagi
laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dengan penjualan
bersih perusahaan.
Kinerja Lingkungan Berdasarkan sistem peringkat, mulai dari 1 sampai 5:
1. Skor dari 5 diberikan kepada perusahaan-perusahaan
yang pengelolaan kinerja lingkungan diberikan warna
emas di PROPER atau perusahaan yang menerima
Tingkat Industri Green Award 5
2. Skor 4 untuk warna hijau dalam PROPER atau Industri
Hijau Tingkat Penghargaan 4
3. Skor 3 untuk warna biru di PROPER
4. Skor 2 untuk warna merah di PROPER
5. Dan A skor 1 untuk hitam di PROPER

3.2.2. Variabel Intervening


37

Variabel intervening dalam penelitian ini adalah pengungkapan lingkungan

yaitu variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel bebas (independent

variabel) dan variabel terikat (dependent variabel) baik secara positif maupun

negatif. Selain itu peneliti menyertakan variabel kontrol dalam penelitian ini yaitu,

ukuran perusahaan (SIZE), leverage (LEV), kepemilikan insitusional (IH), exposur

media (MDX), aktivitas perusahaan/rasio aktivitas (RActs), Qiu et,al (2014)

menemukan bahwa variabel-variabel tersebut dapat mempengaruhi pengungkapan

lingkungan.

Tabel 3.2
Variabel dan Pengukuran Pengungkapan Lingkungan
Variabel Indikator
Pengungkapan Diukur dengan teknik skoring berdasarkan GRI, G3.1 atau
G4 indeks, dengan menggunakan rumus berikut:
Lingkungan
% Disclosures = Number items of Disclosed x 100%
Maximum number of Disclosed

Rata-rata pengungkapan berdasarkan industri dihitung


dengan menggunakan rumus yang sesuai sebagai berikut :
Disclosure Score = % Disclosure - Mean % of Sector
Disclosure
Ukuran perusahaan Logarithm of total penjualan bersih = LOG(net sales)
(SIZE)
Leverage (LEV) Rasio total utang terhadap total aset
Total Liabilities
LEV=
Total Asset

Kepemilikan Jumlah saham yang dimiliki instituisi


institusional (IH) Kepemilikan institusional=
Jumlah seluruh modal saham yang beredar

Exposur media (MDX) Jumlah artikel yang melaporkan isu-isu lingkungan yang
dihadapi oleh perusahaan sampel dari tahun 2015 ke 2017.
Kami menggunakan kelestarian lingkungan, pengelolaan
limbah, polusi dan penghargaan lingkungan sebagai kata
kunci dalam mencari artikel
Aktivitas Rasio total utang terhadap total aset
perusahaan/rasio
EPS
aktivitas (RActs)
RActs =
38

Variabel Indikator
Net Asset

3.2.3 Variabel Terikat (Dependent variable)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan, yaitu variabel

yang dipengaruhi oleh variabel bebas (independent variable) dan variabel

intervening baik secara positif maupun secara negatif. Nilai perusahaan akan diukur

dengan harga akhir peredaran saham.

Selain itu peneliti menyertakan variabel kontrol dalam penelitian ini yaitu,

ukuran perusahaan (SIZE), leverage (LEV), nilai buku persaham (BVPS), laba bersih

per saham (EPS) dan return on asset (ROA) merupakan variabel kontrol untuk

mempengaruhi nilai perusahaan.

Tabel 3.3
Variabel dan Pengukuran Nilai Perusahaan

Variabel Indikator
Nilai Perusahaan Harga saham pada akhir April t + 1
Ukuran Logarithm of total penjualan bersih = LOG(net sales)
perusahaan
(SIZE)
Leverage (LEV) Rasio total utang terhadap total aset
Total Liabilities
LEV=
Total Asset

Nilai buku Total nilai buku dibagi dengan jumlah saham yang beredar
persaham
(BVPS) Book Value
BVPS =
Total Outstanding Share

Laba bersih per Laba bersih dibagi dengan jumlah saham yang beredar
saham (EPS) Net Income
EPS =
Total Outstanding Share

Return on asset laba sebelum bunga dan pajak dibagi dengan total aset
(ROA) EBIT x 100%
39

Variabel Indikator
ROA =
Total Asset

3.3. Teknik Pengumpulan Data

3.3.1. Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) serta mengikuti PROPER

selama periode 2015 – 2017. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan

metode purposive sampling yaitu suatu metode dalam penelitian sampel dimana

sampel yang diambil dari populasi harus memenuhi kriteria tertentu yang disesuaikan

dengan tujuan atau masalah penelitian yaitu dalam teknik analisis yang

menggunakan Partial Least Square (PLS).

3.3.2. Prosedur Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian ini, jenis data yang digunakan adalah data

sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain yang berkaitan

atau berhubungan dengan data yang akan diambil. Data sekunder ini bersumber pada

laporan keuangan perusahaan publik tahun 2015-2017. Sumber data ini diperoleh

dengan cara download melalui internet dari situs resmi BEI yaitu dengan alamat

website www.idx.co.id. Adapun kriteria dalam penelitian ini adalah :

1. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2017.

2. Perusahaan yang mengikuti program PROPER periode 2015-2017.

3. Perusahaan yang membukukan laba selama tahun 2015 – 2017.


40

4. Perusahaan yang menggunakan mata uang Rupiah (Rp) dalam laporan

keuangannya.

5. Perusahaan yang menerbitkan laporan tahunan per 31 Desember

3.4 Metode Analisis Data

Dalam menganalisis pengaruh kinerja keuangan dan kinerja lingkungan

terhadap nilai perusahaan melalui pengungkapan lingkungan maka metode analisis

data yang digunakan adalah metode analisis Partial Least Square (PLS)

menggunakan software SmartPLS versi 2 45. PLS adalah metode analisis yang

bersifat soft modeling karena tidak mengasumsikan data harus dengan pengukuran

skala tertentu, yang berarti jumlah sampel dapat kecil (dibawah 100 sampel).

Perbedaan mendasar PLS yang merupakan SEM berbasis varian dengan LISREL

atau AMOS yang berbasis kovarian adalah tujuan penggunaannya. Dibandingkan

dengan covariance based SEM (yang diwakili oleh software AMOS, LISREL dan

EQS) component based Partial Least Square (PLS) mampu menghindarkan dua

masalah besar yang dihadapi oleh covariance based SEM yaitu inadmissible solution

dan factor indeterminacy .

Terdapat beberapa alasan yang menjadi penyebab digunakan Partial Least

Square (PLS) dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini alasan-alasan tersebut

yaitu: pertama, Partial Least Square (PLS) merupakan metode analisis data yang

didasarkan asumsi sampel tidak harus besar, yaitu jumlah sampel kurang dari 100

bisa dilakukan analisis, dan residual distribution. Kedua, Partial Least Square (PLS)

dapat digunakan untuk menganalisis teori yang masih dikatakan lemah, karena
41

Partial Least Square (PLS) dapat digunakan untuk prediksi. Ketiga, Partial Least

Square (PLS) memungkinkan algoritma dengan menggunakan analisis series

ordinary least square (OLS) sehingga diperoleh efisiensi perhitungan olgaritma

(Ghozali, 2014). Keempat, pada pendekatan Partial Least Square (PLS),

diasumsikan bahwa semua ukuran variance dapat digunakan untuk menjelaskan,

(Ghozali, 2014)

Pemilihan metode PLS didasarkan pada pertimbangan bahwa dalam penelitian

ini terdapat indikator reflektif yang membentuk variabel laten dan membentuk efek

moderating. Metode reflektive mengasumsikan bahwa konstruk atau variabel laten

mempengaruhi indikator, Ghozali (2014).

Pendekatan PLS didasarkan pada pergeseran analisis dari pengukuran estimasi

parameter model menjadi pengukuran prediksi yang relevan. Sehingga, fokus analisis

bergeser dari hanya estimasi dan penafsiran signifikan parameter validitas dan

akurasi prediksi.

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Untuk menganalisis pengaruh kinerja baik kinerja keuangan dan lingkungan

terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur di Indonesia

menggunakan metode analisis PLS dengan bantuan software SmartPLS.


2. Untuk menganalisis pengaruh kinerja baik kinerja keuangan dan lingkungan

terhadap pengungkapan lingkungan pada perusahaan manufaktur di Indonesia

menggunakan metode analisis PLS dengan bantuan software SmartPLS.


3. Untuk menganalisis pengaruh pengungkapan lingkungan terhadap nilai

perusahaan pada perusahaan manufaktur di Indonesia menggunakan metode

analisis PLS dengan bantuan software SmartPLS.


42

4. Untuk menganalisis pengaruh kinerja baik kinerja keuangan dan lingkungan

terhadap nilai perusahaan yang di mediasi oleh pengungkapan lingkungan pada

perusahaan manufaktur di Indonesia menggunakan metode analisis PLS dengan

bantuan software SmartPLS.

Adapun uji yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

3.4.1 Goodness of Fit Model

Menurut Ghozali (2014), Pemeriksaan goodness of fit model dalam PLS dapat

dilihat dari nilai predictive-relevance (Q2). Nilai Q2 dihitung berdasarkan nilai R2 dari

masing-masing variabel endogen sebagai berikut:

1. Pengukuran variabel Nilai Perusahaan diperoleh R2 sebesar 0.598 atau 59.8%.

Hal ini mengindikasikan sebesar 59.8% Nilai Perusahaan dipengaruhi oleh

Kinerja dan Pengungkapan Lingkungan

2. Pengukuran variabel Pengungkapan Lingkungan diperoleh R2 sebesar 0.162 atau

16.2%. Hal ini mengindikasikan sebesar 16.2% Pengungkapan Lingkungan

dipengaruhi oleh Kinerja.

Dengan demikian nilai predictive relevance (Q2) diperoleh sebagai berikut:

Q2 = 1 – (1 – R12)(1 – R22)

Q2 = 1 – (1 – 0.598)(1 – 0.162)

Q2 = 0.375

3.4.2 Hasil Outer Model

Outer model adalah pengukuran variabel berdasarkan indikator-indikatornya.

Nilai outer loading ataupun outer weight menunjukkan bobot dari setiap indikator
43

sebagai pengukur dari masing-masing variabel latent. Indikator dengan outer loading

ataupun outer weight terbesar menunjukkan bahwa indikator tersebut sebagai

pengukur variabel yang terkuat (dominan). Nilai outer loading dinyatakan signifikan

mengukur variabel laten. Jika nilai T-statistik lebih besar dari 1.96 dan nilai P-value

lebih kecil dari 0.05.

3.4.3 Hasil Inner Model

Pengujian inner model atau structural model pada intinya menguji hubungan

antar variabel dalam penelitian. Pengujian hipotesis dilakukan dengan nilai T-statistic

dan P-value pada masing-masing jalur pengaruh secara parsial. Terdapat dua jenis

pengaruh dalam PLS. yaitu (1) pengaruh langsung. dan (2) pengaruh tidak langsung.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Bab IV pada penelitian ini akan berisi hasil penelitian dan pembahasan, pada

bab ini akan dipaparkan deskripsi dari hasil penelitian yang terdiri dari beberapa uji

statistik dan kemudian pembahasan hasil penelitian. Pada pembahasan peneliti akan

menjelaskan bagaimana pengaruh kinerja keuangan dan lingkungan terhadap nilai

perusahaan dengan menggunakan pengungkapan lingkungan sebagai variabel

intervening pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari

tahun 2015 hingga tahun 2017.

Data pada penelitian ini merupakan data sekunder yang berupa laporan tahunan

(annual report ) dan laporan keberlanjutan (sustainability report) setiap perusahaan

manufaktur yang diterbitkan baik di website masing-masing perusahaan maupun di

Bursa Efek Indonesia. Setelah melakukan penilaian perusahaan berdasarkan kriteria

penentuan sampel maka didapatlah 33 perusahaan manufaktur yang mewakili seluruh

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berikut disajikan

sortir pemilihan sampel perusahaan.

44
45

Tabel 4.1
pemilihan sampel penelitian
No. Kriteria Pemilihan Sampel Perusahaan
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
1. Indonedia selama tahun 2015-2017 149
Perusahaan manufaktur yang tidak terdaftar sebagai
peserta PROPER secara berturut-turut selama (91)
2. periode 2015-2017
Perusahaan yang tidak menggunakan mata uang
3. rupiah dalam penyajian data (15)
Perusahaan yang tidak mencantumkan data lengkap
4. (data kepemilikan institusional tidak ada) (7)
Perusahaan yang tidak memiliki artikel yang
5. melaporkan isu-isu lingkungan di tahun 2015-2017 (3)

Total Sampel Penelitian 33


Sumber: data diolah

4.2 Analisis dan Pembahasan

Untuk menetahui pengaruh kinerja keuangan dan lingkungan terhadap nilai

perusahaan melalui pengungkapan lingkungan, peneliti menggunakan metode

Partial Least Square (PLS). Metode ini digunakan karena kerangka konseptual pada

penelitian ini cukup kompleks sehingga dapat mempermudah peneliti untuk

mempengaruh setiap variabel.

4.2.1 Statistik deskriptif

Uji statistik deskriptif digunakan dalam penelitian ini untuk mengidentifikasi

profil, distribusi, dan populasi data. Analisis ini dilakukan untuk menggambarkan

karakteristik sampel yang diujikan dengan menghitung nilai indikator dari masing –

masing variabel.
Tabel 4.2
hasil uji statistik deskriptif
Statistics

kinerja kinerja pengungkap


RACT Nilai BVP
N keuang lingkung an IH MDX SIZE Leverage EPS ROA
S Perusahaan S
an an lingkunga
Valid 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99 99
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 279.294
.1891 3.0303 .6703 .5570 5.3636 .0052 6714.6768 5.7941 .4568 6.2442 .4793
4
Median .1600 3.0000 .6700 .5100 5.0000 .0000 1101.0000 6.1100 .5100 42.7600 2.7000 .2600
Std. . .
2.8372 1.5186 666.724 10.669
Deviation .14932 .22381 .04912 1716 .01265 13278.99417 .18997 6933
7 2 67 54
0 1
Minimum -.16 2.00 .57 .06 .00 .00 61.00 1.92 .08 -124.70 -6.66 .01
Maximum .70 4.00 .86 .91 12.00 .05 65526.00 8.55 .82 4030.00 53.00 4.20
Sumber: data diolah

46
47

Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa rata-rata kinerja keuangan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebesar 0.189 dilihat dari nilai R

OS perusahaan yaitu dengan membandingkan laba sebelum pajak perusahaan dengan

penjualan bersih. Kemudian jika dilihat nilai maximum dari data statistic terlihat bah

wa kinerja keuangan perusahaan mencapai angka 0.700 yang berarti cukup bagus.

Pengungkapan lingkungan untuk perusahaan manufaktur Indonesia memiliki

peringkat rata-rata 3.030, jika dilihat pada skor proper maka rata-rata perusahaan di I

ndonesia memiliki predikat warna biru berarti perusahaan telah melakukan upaya pe

ngelolaan lingkungan sesuai dengan yang disyaratkan dan sesuai dengan ketentuan p

eraturan yang berlaku. Meskipun nilai minimum menujukkan angka 2 atau warna me

rah yang berarti ada perusahaan yang berusaha melakukan pengelolaan lingkungan n

amun masih ada beberapa ketentuan yang belum memenuhi persyaratan tetapi secara

garis besar perusahaan manufaktur di Indonesia sudah melakukan upaya pengelolaan

lingkungan.

Begitu juga dengan pengungkapan lingkungan, masih ada beberapa perusaha

an yang tidak menampilkan pengungkapan lingkungan nya pada data tahunan perusa

haan. Tetapi di lain sisi berita mengenai lingkungan yang berhubungan dengan perus

ahaan manufaktur di Indonesia juga termasuk sedikit, hal ini ditunjukkan dengan nila

i rata-rata media exposure perusahaan yang hanya menunjukkan angka 5.360.

Kemudian jika dilihat pada return on asset perusahaan manufaktur di Indone

sia, tabel deskriptif diatas memperlihatkan nilai rata-rata yang cukup bagus yaitu 6.2

44, sehingga setiap satu asset yang dimiliki, perusahaan manufaktur di Indonesia sec

ara umum mampu memberikan return sebanyak 6.244 dan begitu seterusnya.
48

4.2.2. Hasil Analisis PLS

Di dalam PLS. terdapat beberapa pengujian. Yang pertama adalah pemeriksaan

Goodness of Fit model. kedua hasil outer model. dan ketiga hasil inner model

sebagai berikut:

4.2.2.1 Goodness of Fit Model

Menurut Ghozali (2014), Pemeriksaan goodness of fit model dalam PLS dapat

dilihat dari nilai predictive-relevance (Q2). Nilai Q2 dihitung berdasarkan nilai R2 dari

masing-masing variabel endogen sebagai berikut:

1. Pengukuran variabel Nilai Perusahaan diperoleh R2 sebesar 0.598 atau 59.8%.

Hal ini mengindikasikan sebesar 59.8% Nilai Perusahaan dipengaruhi oleh

Kinerja dan Pengungkapan Lingkungan

2. Pengukuran variabel Pengungkapan Lingkungan diperoleh R2 sebesar 0.162 atau

16.2%. Hal ini mengindikasikan sebesar 16.2% Pengungkapan Lingkungan

dipengaruhi oleh Kinerja.


49

Dengan demikian nilai predictive relevance (Q2) diperoleh sebagai berikut:

Q2 = 1 – (1 – R12)(1 – R22)

Q2 = 1 – (1 – 0.598)(1 – 0.162)

Q2 = 0.375

Hasil perhitungan memperlihatkan nilai predictive-relevance sebesar 0.375

atau 37.50% bernilai cukup. sehingga model cukup layak dikatakan memiliki nilai

prediktif yang relevan. Nilai predictive relevance sebesar 37.50% mengindikasikan

bahwa keragaman data yang dapat dijelaskan oleh model PLS yang dibangun adalah

sebesar 37.50% atau dengan kata lain informasi yang terkandung dalam data 37.50%

dapat dijelaskan oleh model tersebut. Sedangkan sisanya 62.50% dijelaskan oleh

variabel lain (yang belum terkandung dalam model) dan error.

4.2.2.2. Hasil Outer Model

Outer model adalah pengukuran variabel berdasarkan indikator-indikatornya.

Nilai outer loading ataupun outer weight menunjukkan bobot dari setiap indikator

sebagai pengukur dari masing-masing variabel latent. Indikator dengan outer loading

ataupun outer weight terbesar menunjukkan bahwa indikator tersebut sebagai

pengukur variabel yang terkuat (dominan). Nilai outer loading dinyatakan signifikan

mengukur variabel laten. jika nilai T-statistik lebih besar dari 1.96 dan nilai P-value

lebih kecil dari 0.05.

1. Outer Model pada Variabel Kinerja

Variabel yang pertama adalah Kinerja. Variabel ini diukur menggunakan dua

indikator. Berikut disajikan hasil outer model variabel Kinerja.


50

Tabel 4.3
Hasil Outer Model pada Variabel Kinerja
Indikator Outer Loading T-statistik P-value Keterangan
KK 0.902 1.380 0.168 Non Signifikan
KL 0.297 0.859 0.390 Non signifikan
Sumber: Data sekunder diolah

Dari tabel di atas diperoleh hasil pengukuran outer model sebagai berikut:

 Pada indikator pertama (KK) yaitu Kinerja keuangan, memiliki nilai outer

loading sebesar 0.902 dengan nilai T-statistik sebesar 1.380 dan P-value

sebesar 0.168. Karena nilai T-statistik < 1.96 dan P-value > 0.05.

mengindikasikan bahwa indikator Kinerja Keuangan tidak signifikan sebagai

pengukur variabel Kinerja.


 Pada indikator kedua (KL) yaitu Kinerja Lingkungan memiliki nilai outer

loading sebesar 0.297 dengan nilai T-statistik sebesar 0.859 dan P-value

sebesar 0.390. Karena nilai T-statistik < 1.96 dan P-value > 0.05.

mengindikasikan bahwa indikator Kinerja Lingkungan tidak signifikan

sebagai pengukur variabel Kinerja.

Dari hasil pengujian outer model di atas terlihat bahwa variabel Kinerja tidak

dicerminkan oleh dua indikator yaitu Kinerja Keuangan dan Kinerja

Lingkungan.

2. Outer Model pada Variabel Pengungkapan Lingkungan

Variabel yang kedua adalah Pengungkapan Lingkungan. Variabel ini diukur

menggunakan empat indikator. Berikut disajikan hasil outer model variabel

Pengungkapan Lingkungan.

Tabel 4.4
51

Hasil Outer Model pada Variabel Pengungkapan Lingkungan

Indikator Outer Loading T-statistik P-value Keterangan


IH 0.006 0.065 0.948 Non Signifikan
LEV -0.137 0.426 0.670 Non signifikan
MDX 0.063 0.592 0.554 Non Signifikan
PL 0.235 1.161 0.245 Non signifikan
RACTS 0.646 1.674 0.094 Non Signifikan
SIZE -0.455 1.183 0.237 Non signifikan
Sumber: Data sekunder diolah

Dari tabel di atas diperoleh hasil pengukuran outer model sebagai berikut:

 Pada indikator pertama (IH) yaitu kepemilikan institusional, memiliki nilai

outer loading sebesar 0.006 dengan nilai T-statistik sebesar 0.065 dan P-value

sebesar 0.948. Karena nilai T-statistik < 1.96 dan P-value > 0.05.

mengindikasikan bahwa indikator kepemilikan insitusional tidak signifikan

sebagai pengukur variabel Pengungkapan Lingkungan.


 Pada indikator kedua (LEV) yaitu leverage, memiliki nilai outer loading

sebesar -0.137 dengan nilai T-statistik sebesar 0.426 dan P-value sebesar

0.670. Karena nilai T-statistik < 1.96 dan P-value > 0.05. mengindikasikan

bahwa indikator leverage tidak signifikan sebagai pengukur variabel

Pengungkapan Lingkungan.
 Pada indikator ketiga (MDX) yaitu exposur media, memiliki nilai outer

loading sebesar 0.063 dengan nilai T-statistik sebesar 0.592 dan P-value

sebesar 0.554. Karena nilai T-statistik < 1.96 dan P-value > 0.05.

mengindikasikan bahwa indikator exposur media tidak signifikan sebagai

pengukur variabel Pengungkapan Lingkungan.


 Pada indikator keempat (PL) yaitu Pengungkapan Lingkungan, memiliki nilai

outer loading sebesar 0.235 dengan nilai T-statistik sebesar 1.161 dan P-value
52

sebesar 0.245. Karena nilai T-statistik < 1.96 dan P-value > 0.05.

mengindikasikan bahwa indikator Pengungkapan Lingkungan tidak

signifikan sebagai pengukur variabel Pengungkapan Lingkungan.


 Pada indikator kelima (RACTS) yaitu rasio aktivitas perusahaan, memiliki

nilai outer loading sebesar 0.646 dengan nilai T-statistik sebesar 1.674 dan P-

value sebesar 0.094. Karena nilai T-statistik < 1.96 dan P-value > 0.05.

mengindikasikan bahwa indikator rasio aktivitas perusahaan tidak signifikan

sebagai pengukur variabel Pengungkapan Lingkungan.

Dari hasil pengujian outer model di atas terlihat bahwa variabel

Pengungkapan Lingkungan tidak dicerminkan oleh enam indikator yaitu ukuran

perusahaan (SIZE), leverage (LEV), kepemilikan insitusional (IH), exposur

media (MDX), aktivitas perusahaan/rasio aktivitas (RActs), dan Pengungkapan

Lingkungan (PL).

3. Outer Model pada Variabel Nilai Perusahaan

Variabel yang ketiga adalah Nilai Perusahaan. Variabel ini diukur menggunakan

enam indikator. Berikut disajikan hasil outer model Nilai Perusahaan.


53

Tabel 4.5
Hasil Outer Model pada Nilai Perusahaan
Indikator Outer Loading T-statistik P-value Keterangan
BVPS 0.033 0.432 0.666 Non Signifikan
LEV2 -0.142 0.437 0.662 Non signifikan
ROA 0.472 1.896 0.058 Non Signifikan
SIZE2 -0.551 1.178 0.239 Non signifikan
EPS 0.127 0.887 0.375 Non Signifikan
Saham 0.350 1.699 0.089 Non Signifikan
Sumber: Data sekunder diolah

Dari tabel di atas diperoleh hasil pengukuran outer model sebagai berikut:

 Pada indikator pertama (BVPS) yaitu nilai buku per saham nilai outer loading

sebesar 0.033 dengan nilai T-statistik sebesar 0.432 dan P-value sebesar

0.666. Karena nilai T-statistik < 1.96 dan P-value > 0.05. mengindikasikan

bahwa indikator nilai buku per saham tidak signifikan sebagai pengukur

variabel Nilai perusahaan.


 Pada indikator kedua (LEV2) yaitu Rasio total utang terhadap total aset nilai

outer loading sebesar -0.142 dengan nilai T-statistik sebesar 0.437 dan P-

value sebesar 0.662. Karena nilai T-statistik < 1.96 dan P-value > 0.05.

mengindikasikan bahwa indikator Rasio total utang terhadap total aset tidak

signifikan sebagai pengukur variabel Nilai perusahaan.


 Pada indikator ketiga (ROA) yaitu laba sebelum bunga dan pajak dibagi

dengan total aset nilai outer loading sebesar 0.472 dengan nilai T-statistik

sebesar 1.896 dan P-value sebesar 0.058. Karena nilai T-statistik < 1.96 dan

P-value > 0.05. mengindikasikan bahwa indikator ROA tidak signifikan

sebagai pengukur variabel Nilai perusahaan.


 Pada indikator keempat (SIZE2) yaitu Ukuran Perusahaan nilai outer loading

sebesar -0.551 dengan nilai T-statistik sebesar 1.178 dan P-value sebesar
54

0.239. Karena nilai T-statistik < 1.96 dan P-value > 0.05. mengindikasikan

bahwa indikator Ukuran Perusahaan tidak signifikan sebagai pengukur

variabel Nilai perusahaan.


 Pada indikator kelima (EPS) yaitu Laba bersih per saham nilai outer loading

sebesar 0.127 dengan nilai T-statistik sebesar 0.887 dan P-value sebesar

0.375. Karena nilai T-statistik < 1.96 dan P-value > 0.05. mengindikasikan

bahwa indikator Laba bersih per saham tidak signifikan sebagai pengukur

variabel Nilai perusahaan.


 Pada indikator keenam (Saham) yaitu harga saham nilai outer loading sebesar

0.350 dengan nilai T-statistik sebesar 1.699 dan P-value sebesar 0.089.

Karena nilai T-statistik < 1.96 dan P-value > 0.05. mengindikasikan bahwa

indikator harga saham tidak signifikan sebagai pengukur variabel Nilai

perusahaan.

Dari hasil pengujian outer model di atas terlihat bahwa variabel Nilai

Perusahaan tidak dicerminkan oleh enam indikator yaitu ukuran perusahaan

(SIZE), leverage (LEV), nilai buku persaham (BVPS), laba bersih per saham

(EPS), return on asset (ROA), dan Harga saham (Saham).

Mengingat semua indikator dari masing- masing variabel tidak signifikan yaitu

variabel tidak dicerminkan oleh masing-masing indikatornya, maka penulis tetap

melanjutkan analisis dengan tetap mempertahankan masing-masing indikator dari

setiap variabel, dengan asumsi bahwa dengan menghilangkan satu indikator akan

menghilangkan bagian yang unik dari variabel laten. Oleh karena itu, dengan

menghilangkan (dropping) satu indikator akan menimbulkan persoalan serius.

4.2.2.2 Hasil Inner Model


55

Pengujian inner model atau structural model pada intinya menguji hubungan

antar variabel dalam penelitian. Pengujian hipotesis dilakukan dengan nilai T-statistic

dan P-value pada masing-masing jalur pengaruh secara parsial. Terdapat dua jenis

pengaruh dalam PLS. yaitu (1) pengaruh langsung. dan (2) pengaruh tidak langsung.

1. Pengaruh Langsung

Pengaruh langsung adalah pengaruh yang langsung diukur dari satu variabel ke

variabel lainnya. Terdapat tiga pengaruh langsung yang diuji dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6
Hasil Pengujian Pengaruh Langsung dalam Inner Model
Inner T- P-
Pengaruh Langsung Kesimpulan
Weight statistik value
Kinerja -> Nilai perusahaan 0.232 1.214 0.225 Non Signifikan
Kinerja -> P. Lingkungan 0.402 2.761 0.006 Signifikan
P. Lingkungan -> Nilai
0.650 3.587 0.000 Signifikan
perusahaan
Sumber: Data sekunder diolah

Hasil Inner Model Pengujian Pengaruh Langsung

Dari hasil pengujian di atas. maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai

berikut:

a. Pengujian pengaruh langsung antara Kinerja terhadap Nilai Perusahaan

diperoleh nilai koefisien inner weight sebesar 0.232 dengan nilai T-statistik

sebesar 1.214 dan p-value sebesar 0.225 karena nilai T-statistik < 1.96. dan p-

value > 0.05 maka tidak terdapat pengaruh langsung yang signifikan antara

Kinerja terhadap Nilai Perusahaan.


56

b. Pengujian pengaruh langsung antara Kinerja terhadap Pengungkapan

Lingkungan diperoleh nilai koefisien inner weight sebesar 0.402 dengan nilai

T-statistik sebesar 2.761 dan p-value sebesar 0.006 Karena nilai T-statistik <

1.96. dan p-value > 0.05 maka terdapat pengaruh langsung antara Kinerja

terhadap Pengungkapan Lingkungan. Mengingat koefisien inner weight

bertanda positif. mengindikasikan bahwa hubungan keduanya positif, Artinya

semakin tinggi Kinerja maka akan mengakibatkan pula Pengungkapan

Lingkungan semakin tinggi.

c. Pengujian pengaruh langsung antara Pengungkapan Lingkungan terhadap

Nilai Perusahaan diperoleh nilai koefisien inner weight sebesar 0. 650 dengan

nilai T-statistik sebesar 3.587 dan p-value sebesar 0.000 karena nilai T-

statistik > 1.96. dan p-value < 0.05 maka terdapat pengaruh langsung yang

signifikan antara Pengungkapan Lingkungan terhadap Nilai Perusahaan.

Mengingat koefisien inner weight bertanda positif. mengindikasikan bahwa

hubungan keduanya positif. Artinya semakin tinggi Pengungkapan

Lingkungan akan mengakibatkan semakin tinggi pula Nilai Perusahaan.

2. Pengaruh Tidak Langsung

Pengaruh tidak langsung adalah pengaruh yang diukur secara tidak langsung

pada satu variabel ke variabel lainnya. melalui perantara (intervening). Koefisien

pengaruh tidak langsung diperoleh dari hasil kali kedua pengaruh langsung. Jika

kedua koefisien pengaruh langsung signifikan. maka koefisien pengaruh tidak

langsung juga signifikan. Akan tetapi jika salah satu atau kedua koefisien
57

pengaruh langsung nonsignifikan. maka koefisien pengaruh tidak langsung

nonsignifikan.

Terdapat satu pengaruh tidak langsung yang diuji dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.7
Hasil Pengujian Pengaruh Tidak Langsung dalam Inner Model
Pengujian
Pengaruh Tidak
Pengaruh Langsung Pengaruh Kesimpulan
Langsung
1 Langsung 2
Kinerja -> Nilai Kinerja -> P. P. Lingkungan ->
perusahaan Lingkungan Nilai perusahaan
dengan perantara P.
Koef: 0.402 Koef: 0.650 Signifikan
Lingkungan
Koefisien:
Signifikan Signifikan
0.402*0.650=0.261
Sumber: Data sekunder diolah

Dari tabel di atas diperoleh hasil pengujian pengaruh tidak langsung sebagai

berikut:

1. Pengaruh tidak langsung antara Kinerja terhadap Nilai perusahaan melalui

perantara Pengungkapan Lingkungan diperoleh besarnya koefisien sebesar 0.261.

Pengujian pengaruh tidak langsung antara Kinerja terhadap Pengungkapan

Lingkungan signifikan dan antara Pengungkapan Lingkungan terhadap Nilai

perusahaan signifikan maka pengaruh tidak langsung antara Kinerja terhadap

Nilai perusahaan melalui perantara Pengungkapan Lingkungan adalah signifikan.

Dengan demikian, semakin tinggi Kinerja akan mengakibatkan semakin tinggi

pula Pengungkapan Lingkungan dan secara tidak langsung akan mengakibatkan

semakin tinggi pula Nilai Perusahaan.


58

4.3. Pembahasan

4.3.1. H1: Kinerja tidak berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan

Pengujian pengaruh langsung antara Kinerja terhadap Nilai Perusahaan

diperoleh nilai koefisien inner weight sebesar 0.232 dengan nilai T-statistik sebesar

1.214 dan p-value sebesar 0.225 karena nilai T-statistik < 1.96. dan p-value > 0.05

maka tidak terdapat pengaruh langsung yang signifikan antara Kinerja terhadap Nilai

Perusahaan.

Hal ini memperlihatkan bahwa hipotesis 1 penelitian yaitu tidak dapat diduga

bahwa semakin tinggi Kinerja akan mengakibatkan semakin tinggi pula Nilai

Perusahaan.

4.3.2. H2: Kinerja berpengaruh signifikan dan positif terhadap Pengungkapan

Lingkungan

Pengujian pengaruh langsung antara Kinerja terhadap Pengungkapan

Lingkungan diperoleh nilai koefisien inner weight sebesar 0.402 dengan nilai T-

statistik sebesar 2.761 dan p-value sebesar 0.006 Karena nilai T-statistik < 1.96. dan

p-value > 0.05 maka terdapat pengaruh langsung antara Kinerja terhadap

Pengungkapan Lingkungan. Mengingat koefisien inner weight bertanda positif.

mengindikasikan bahwa hubungan keduanya positif, Artinya semakin tinggi Kinerja

maka akan mengakibatkan pula Pengungkapan Lingkungan semakin tinggi.

Hal ini memperlihatkan bahwa hipotesis 2 penelitian yaitu diduga semakin

tinggi Kinerja akan mengakibatkan semakin tinggi pula Pengungkapan lingkungan.


59

4.3.3. H3: Pengungkapan Lingkungan berpengaruh signifikan dan positif

terhadap Nilai Perusahaan

Pengujian pengaruh langsung antara Pengungkapan Lingkungan terhadap Nilai

Perusahaan diperoleh nilai koefisien inner weight sebesar 0. 650 dengan nilai T-

statistik sebesar 3.587 dan p-value sebesar 0.000 karena nilai T-statistik > 1.96. dan

p-value < 0.05 maka terdapat pengaruh langsung yang signifikan antara

Pengungkapan Lingkungan terhadap Nilai Perusahaan. Mengingat koefisien inner

weight bertanda positif. mengindikasikan bahwa hubungan keduanya positif. Artinya

semakin tinggi Pengungkapan Lingkungan akan mengakibatkan semakin tinggi pula

Nilai Perusahaan.

Hal ini memperlihatkan bahwa hipotesis 3 penelitian yaitu diduga semakin

tinggi Pengungkapan lingkungan akan mengakibatkan semakin tinggi pula Nilai

Perusahaan.

4.3.4. H4: Pengaruh kinerja tidak langsung terhadap Nilai Perusahaan

berpengaruh signifikan dan positif melalui Pengungkapan Lingkungan.

Pengaruh tidak langsung antara Kinerja terhadap Nilai perusahaan melalui

perantara Pengungkapan Lingkungan diperoleh besarnya koefisien sebesar 0.261.

Pengujian pengaruh tidak langsung antara Kinerja terhadap Pengungkapan

Lingkungan signifikan dan antara Pengungkapan Lingkungan terhadap Nilai

perusahaan signifikan maka pengaruh tidak langsung antara Kinerja terhadap Nilai

perusahaan melalui perantara Pengungkapan Lingkungan adalah signifikan. Dengan


60

demikian, semakin tinggi Kinerja akan mengakibatkan semakin tinggi pula

Pengungkapan Lingkungan dan secara tidak langsung akan mengakibatkan semakin

tinggi pula Nilai Perusahaan.

Hal ini memperlihatkan bahwa hipotesis 4 penelitian yaitu diduga semakin

tinggi Kinerja akan mengakibatkan semakin tinggi pula Pengungkapan Lingkungan

dan secara tidak langsung akan mengakibatkan semakin tinggi pula Nilai Perusahaan.
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaiman pengaruh kinerja

keuangan dan kinerja lingkungan terhadap nilai perusahaan melalui pengungkapan

lingkungan. Setelah melakukan analisis dengan menggunakan Partial Least Square

(PLS) maka disimpulkan beberapa hasil temuan penelitian yaitu :

1. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kinerja perusahaan baik kinerja

keuangan maupun kinerja lingkungan terhadap nilai perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


2. Terdapat pengaruh yang signifikan positif antara kinerja perusahaan baik kinerja

keuangan maupun kinerja lingkungan terhadap pengungkapan lingkungan

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


3. Terdapat pengaruh yang signifikan positef antara pengungkapan lingkungan

dengan nilai perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


4. Secara tidak langsung terdapat hubungan yang signifikan positif antara kinerja

perusahaan baik kinerja keuangan maupun kinerja lingkungan terhadap nilai

perusahaan melalu pengungkapan lingkungan.

61
62

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan, beberapa keterbatasan tersebut

antara lain :

1. Sampel pada penelitian ini hanya berjumlah 33 perusahaan hal ini dikarenakan

banyaknya perusahaan yang tidak konsisten mengikuti proper selama tahun 2015

hingga 2017.
2. Sampel yang digunakan pada penelitian ini hanyalah berasal dari data tahun 2015

hingga 2017 yaitu 3 tahun, sehingga perkembangan perusahaan tidak terlalu

terlihat pada penelitian ini.

5.3 Implikasi dan Saran

Berdasarkan beberapa keterbatasan penelitian diatas maka berikut beberapa

saran penelitian yang diharapkan berguna bagi peneliti selanjutnya:

1. Sebaiknya peneliti selanjutnya berhati-hati dalam menginterpretasikan hasil

penelitian ini, karena penelitian ini hanya berfokus pada perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2015-2017 sehingga

dimungkinkan akan memiliki hasil yang berbeda jika digunakan untuk sector

perusahaan yang berbeda.


2. Sebaiknya peneliti selanjutnya menambah jumlah sampel perusahaan dan tahun

penelitian sehingga data yang digunakan menjadi lebih relevan.


3. Sebaiknya peneliti selanjutnya dapat menambahkan variabel independent dan

dependent lainnya, yang belum diteliti dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA
63

Al-Tuwaijiri, S.A., Christensen, T.E. and Hughes, K.E. (2003), “The relations among
environmental disclosure, environmental performance, and economic
performance: a simultaneous equation approach”, Accounting Organizations
and Society, Vol. 29(5/6), 447-471.

Andra Zeptian dan Abdul Rohman (2013) “Analisis Pengaruh Penerapan Corporate
Governance, Struktur Kepemilikan dan Ukuran Perusahaan terhadap
Manajemen Laba pada Perbankan”. Diponegoro Journal of Accounting Vol.
2, No 4,pp 1-11.

Anggraini (2014). “Laporan Diskusi: Temuan Ilmiah Perubahan Iklim dan


Implikasinya pada Kontribusi Nasional Indonesia di Tingkat Global”.
Jakarta: www.iesr.co.id.

Aniela, Y. (2015). Peran Akuntansi Lingkungan dalam meningkatkan Kinerja


Lingkungan Dan Kinerja Keuangan Perusahaan.Berkala Ilmiah Akuntan
pendidik, Vol. 1(1) .

Apriwenni. (2014). “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Corporate


Social Responsibility pada”, Laporan Tahunan Perusahaan untuk Industri
Manufaktur Tahun 2014. IBII, Jakarta.

Arfan Ikhsan. (2013). Akuntansi Sumber Daya Manusia Edisi Pertama. Yogyakarta:
Graha Ilmu.

Aulia Zahra Munif. (2010). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Indeks


Pengungkapan Corporate Social Responsibility Di Indonesia (Studi Empiris
Pada Perusahaan Non Keuangan Yang Listing Di Bursa Efek
Indonesia).Tesis. Universitas Diponegoro.

Azli, Mohd Noor dan Azizi, Noor. (2014), “Pelaporan Kewangan Menerusi Internet:
Perspektif Teori Kontingensi”, Jurnal Kemanusiaan Bil 14 Dis 2014,
Malaysia.

Bayu Wijaya dan Panji Sedana. (2015). Pengaruh profitabilitas terhadap nilai
perusahaan (kebijakan dividen dan kesempatan investasi sebagai variabel
moderating), E-Jurnal manajemen Unud, Vol 4(12)

Belkaoui, A. dan P. G. Karpik. (1989). Determinants of the Corporate Decision to


Disclose Social Information. Accounting. Auditing and Accountability
Journal. Vol. 2(1), 36-51.

Christiawan, Y. J. dan J. Tarigan. (2013). “Kepemilikan Manajerial: Kebijakan


Hutang, Kinerja dan Nilai Perusahaan”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan.
Vol.1(1), 1-8
64

Clarkson, P.M., Li, Y., Richardson, G.D. and Vasvari, F.P. (2007), “Revisiting the
relation between environmental performance and environmental disclosure:
an empirical analysis”, Accounting, Organizing, and Society, Vol. 33(4), 303-
327.

Ferna´ndez-Ga´mez, M.A., Gil-Corral, A.M. and Gala´n-Valdivieso, F. (2016),


“Corporate reputation and market value: evidence with generalized regression
neutral networks”, Expert System With ApplicationGlobal Reporting
Initiative : G4 Pedoman Pelaporan Berkelanjutan tentang Prinsip-Prinsip
Pelaporan dan Pengungkapan Standar.

Ghozali, Imam. 2014. Structural Equation Modeling, Metode Alternatif dengan


Partial Least Square (PLS). Edisi 4. Semarang : Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.

Hamonangan Siallagan dan Mas’ud Machfoedz. (2006). Mekanisme Corporate


Governance, Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan. SNA 9 Padang.

Heinze, D. C. 1976. Financial correlates of a social involvement measure. Akron


Business and Economic Review, 7 (1), 48-51.

Hermawan, S dan A. N. Maf’ulah. (2014). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap


Nilai Perusahaan Dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility
Sebagai Variabel Pemoderasi. Jurnal Dinamika Akuntansi, Vol. 6(2), 104-118.

http://www.kemenperin.go.id/direktori-perusahaan?what=&prov=&hal=489 diakses
pada 5 Mei 2018.

Iatidris, G.E. (2013), “Environmental disclosure quality: evidence on environmental


performance, corporate governance and value relevance”, Emerging Market
Review, Vol. 14, pp. 55-75.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2015. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.

ISO 14000 “Environmental Management”. Dalam http://www.iso14000-iso14001-


environmentalmanagement.com/iso14000.html.

Jumingan. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Media Grafika.

Kementrian Lingkungan Hidup. 2014. Keputusan Nomor 180 tahun 2017 tentang
Hasil Penilaian Peringkat Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tahun 2016-2017. http://proper.menlh.go.id

Martin, P.R. and Moser, D.V. (2015), “Managers ‘green investment disclosures and
investors’ reaction”, Journal of Accounting and Economics, Vol. 61 No. 1, pp.
239-254.
65

Munawir S. (1998). Analisis Laporan Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan


Jangka Pendek). Buku Kedua BPFE. Yogyakarta.

Nofandrilla. (2013), “Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap


Kebijakan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial”, Jurnal Riset Akuntansi
Indonesia. Vol. 4(1), 48-83.

Qiu, Y., Shaukat, A. and Tharyan, R. (2014), “Environmental and social disclosures:
link with corporate financial performance”, The British Accounting Review,
1-15.

Rahayu, Sri. (2010), “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan


Dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Good Corporate
Governance sebagai Variabel Moderasi”, Universitas Diponegoro

Rakhiemah, Aldilla Noor dan Dian Agustia. 2010. Pengaruh Kinerja Lingkungan
terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure dan Kinerja
Finansial Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Simposium Nasional Akuntansi XII, Palembang

Refandi Budi Deswanto, Sylvia Veronica Siregar, (2018) "The associations between
environmental disclosures with financial performance, environmental
performance, and firm value", Social Responsibility Journal, Vol. 14(1), 180-
193

Runtu, T. and Naukoko, P.A. (2014), “Hubungan antara environmental performance


tahun sebelumnya dengan economic performance tahun berjalan (studi pada
perusahaan tambang yang mengikuti program PROPER dan terdaftar di
IDX)”, Jurnal Riset Akuntansi dan Auditing “Goodwill, Vol. 5, 60-67.

Sari, dan Zuhrotun. (2006), “Keinformatifan Laba Di Pasar Obligasi dan Saham: Uji
Liquidation Option Hypothesis”, Simposium Nasional Akuntansi 9.

Sekaran, Uma. (2015). Metedologi Penelitian untuk Bisnis. Ed 4, Jakarta: Salemba


Empat.

Siegel, D.S. dan Paul, C.J.M. (2009). Corporate Social Responsibility and Economic
Performance. Springer Science and Business Media, LLC, J Prod Anal 26.
207 -211.

Sihombing, Gregorius. (2008). “Kaya dan Pinter Jadi Trader & Investor Saham”.
Yogyakarta : Penerbit Indonesia Cerdas.

Suhardjanto, D.,dan Miranti, L. 2014. Praktik Penerapan Indonesian Environmental


Reporting Index dan Kaitannya Dengan Karakteristik Perusahaan. JAAI. Vol.
13(1), 63-67
66

Suranta, Eddy dan Mas’ud Machfoedz. (2013). Analisis Struktur Kepemilikan, Nilai
Perusahaan, Investasi dan Ukuran Dewan Direksi. Simposium Nasional
Akuntansi VI. Surabaya

Suratno, Ignatius Bondan, dkk. (2012). “Pengaruh Environmental Performance


terhadap Environmental Disclosure dan Economic Performance”. Simposium
Nasional Akuntansi 9, Padang.

Titisari, Kartika H dan Alviana, Khara. 2015. Pengaruh Pengungkapan Lingkungan


terhadap . Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol. 9(1), 56 - 67.

Tryfino. (2009). Cara Cerdas Berinvestasi Saham, Edisi 1, Transmedia Pustaka,


Jakarta.

Wolk, et al (2001). “Signaling, Agency Theory, Accounting Policy Choice”.


Accounting and Business Research. Vol. 18(69), 47-56
67

LAMPIRAN

Lampiran 1. Nama Perusahaan

NO KODE NAMA PERUSAHAAN


1 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk
2 SMCB Holcim Indonesia Tbk d.h Semen Cibinong Tbk
3 SMGR Semen Indonesia Tbk d.h Semen Gresik Tbk
4 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk
5 ARNA Arwana Citra Mulia Tbk
6 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk
7 INAI Indal Aluminium Industry Tbk
8 ISSP Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk
9 JPRS Jaya Pari Steel Tbk
10 NIKL Pelat Timah Nusantara Tbk
11 BUDI Budi Starch and Sweetener Tbk d.h Budi Acid Jaya Tbk
12 SOBI Sorini Agro Asia Corporindo Tbk
13 UNIC Unggul Indah Cahaya Tbk
14 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk
15 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk
16 MAIN Malindo Feedmill Tbk
17 TIRT Tirta Mahakam Resources Tbk
18 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk
19 INKP Indah Kiat Pulp & paper Tbk
20 INRU Toba Pulp Lestari Tbk
21 SPMA Suparma Tbk
22 GJTL Gajah Tunggal Tbk
23 LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk d.h Lippo Enterprises Tbk
24 ADMG Polychem Indonesia Tbk
25 ARGO Argo Pantes Tbk
26 DLTA Delta Djakarta Tbk
27 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
28 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk
29 GGRM Gudang Garam Tbk
30 KLBF Kalbe Farma Tbk
31 MERK Merck Tbk
32 MRAT Mustika Ratu Tbk
33 UNVR Unilever Indonesia Tbk
68

Lampiran 2. Data
69
70
71
72
73
74
75
76
77

Lampiran 4. Output analisis PLS

Latent Variable Correlations

kinerja nilai perusahaan p.lingkungan


kinerja 1,000000
nilai perusahaan 0,493540 1,000000
p.lingkungan 0,402062 0,743717 1,000000

R Square
78

R Square
kinerja
nilai perusahaan 0,598249
p.lingkungan 0,161654

Outer Model (Weights or Loadings)

kinerja nilai perusahaan p.lingkungan


BVPS 0,071266
IH 0,225138
KK 0,956529
KL 0,462688
LEV -0,182105
LEV2 -0,174517
MDX 0,211377
PL 0,249622
RACTS 0,909098
ROA 0,752713
SIZE -0,690245
SIZE2 -0,548939
eps 0,542828
saham 0,703153
79

Cross Loadings

kinerja nilai perusahaan p.lingkungan


BVPS 0,063674 0,071266 0,021329
IH 0,097548 -0,045216 0,225138
KK 0,956529 0,510870 0,381264
KL 0,462688 0,110459 0,196121
LEV -0,023042 -0,174517 -0,182105
LEV2 -0,023042 -0,174517 -0,182105
MDX 0,063344 0,052309 0,211377
PL 0,297052 0,160942 0,249622
RACTS 0,406699 0,663859 0,909098
ROA 0,615924 0,752713 0,413014
SIZE -0,135363 -0,548939 -0,690245
SIZE2 -0,135363 -0,548939 -0,690245
eps 0,090158 0,542828 0,138311
saham 0,318241 0,703153 0,354983
80

Hasil Analisis PLS dengan Bootsrap


81

Outer Loadings (Mean, STDEV, T-Values)


Standard
Original Sample Standard T Statistics (|
Deviation
Sample (O) Mean (M) Error (STERR) O/STERR|)
(STDEV)
BVPS <- nilai
0,032868 0,031431 0,076053 0,076053 0,432176
perusahaan
IH <- p.lingkungan 0,005501 -0,016553 0,084798 0,084798 0,064867
KK <- kinerja 0,901929 0,500144 0,653645 0,653645 1,379846
KL <- kinerja 0,296698 0,364846 0,345249 0,345249 0,859374
LEV <- p.lingkungan -0,136766 -0,051709 0,321060 0,321060 0,425984
LEV2 <- nilai
-0,142033 -0,028703 0,325101 0,325101 0,436889
perusahaan
MDX <- p.lingkungan 0,063311 0,083967 0,106962 0,106962 0,591905
PL <- p.lingkungan 0,235192 0,251240 0,202490 0,202490 1,161496
RACTS <-
0,646421 0,363224 0,386082 0,386082 1,674308
p.lingkungan
ROA <- nilai
0,472188 0,280628 0,249007 0,249007 1,896285
perusahaan
SIZE <- p.lingkungan -0,455061 -0,120278 0,384677 0,384677 1,182970
SIZE2 <- nilai
-0,551143 -0,132730 0,467979 0,467979 1,177708
perusahaan
eps <- nilai
0,127219 0,122533 0,143459 0,143459 0,886800
perusahaan
saham <- nilai
0,349634 0,234458 0,205772 0,205772 1,699133
perusahaan
Inner Model T-Statistic
kinerja nilai perusahaan p.lingkungan
kinerja 1,214302 2,761345
82

nilai perusahaan
p.lingkungan 3,586686
83

Path Coefficients (Mean, STDEV, T-Values)


Standard
Original Sample Mean Standard Error T Statistics (|
Deviation
Sample (O) (M) (STERR) O/STERR|)
(STDEV)
kinerja -> nilai
0,232029 0,138958 0,191080 0,191080 1,214302
perusahaan
kinerja -> p.lingkungan 0,402062 0,443666 0,145604 0,145604 2,761345
p.lingkungan -> nilai
0,650427 0,718716 0,181345 0,181345 3,586686
perusahaan
Outer Loadings (Mean, STDEV, T-Values)
Original Sample Sample Mean Standard Standard T Statistics
(O) (M) Deviation (STDEV) Error (STERR) (|O/STERR|)
BVPS <- nilai
0,071266 0,070863 0,164514 0,164514 0,433189
perusahaan
IH <- p.lingkungan 0,225138 0,062769 0,265012 0,265012 0,849538
KK <- kinerja 0,956529 0,575005 0,654239 0,654239 1,462047
KL <- kinerja 0,462688 0,461250 0,362190 0,362190 1,277473
LEV <- p.lingkungan -0,182105 -0,058369 0,438463 0,438463 0,415325
LEV2 <- nilai
-0,174517 -0,058608 0,431368 0,431368 0,404567
perusahaan
MDX <- p.lingkungan 0,211377 0,180990 0,231945 0,231945 0,911322
PL <- p.lingkungan 0,249622 0,325813 0,293204 0,293204 0,851360
RACTS <-
0,909098 0,502456 0,619764 0,619764 1,466845
p.lingkungan
ROA <- nilai
0,752713 0,519064 0,436648 0,436648 1,723845
perusahaan
84

SIZE <- p.lingkungan -0,690245 -0,235097 0,572639 0,572639 1,205376


SIZE2 <- nilai
-0,548939 -0,156619 0,525939 0,525939 1,043730
perusahaan
eps <- nilai
0,542828 0,436625 0,429523 0,429523 1,263794
perusahaan
saham <- nilai
0,703153 0,527747 0,478636 0,478636 1,469077
perusahaan

Anda mungkin juga menyukai