UNIVERSITAS TRISAKTI
SKRIPSI
Diajukan oleh:
ERISCA OCTAVIANY
NIM: 023142034
THESIS
Submitted by:
ERISCA OCTAVIANY
NIM: 023132014
Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Program Studi Akuntansi Pembimbing Skripsi
(Dr. Muhammad Nuryatno, Ak. CA, MM) (Drs. Antonius Supardi,, MM. MSi. CA)
i
TRISAKTI UNIVERSITY
FACULTY OF ECONOMICS AND BUSINESS
(Dr. Muhammad Nuryatno, Ak. CA, MM) (Drs. Antonius Supardi,, MM. MSi. CA)
ii
UNIVERSITAS TRISAKTI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
Telah disetujui dan diterima untuk memenuhi sebagian dari persyaratan guna
iii
TRISAKTI UNIVERSITY
ECONOMIC AND BUSINESS FACULTY
Economics.
iv
Yang bertanda tangan di bawah ini :
N.I.M : 023142034
Jurusan : Akuntansi
Menyatakan bahwa skripsi ini adalah murni hasil karya sendiri. Apabila saya
mengutip dari karya orang lain, maka saya mencantumkan sumbernya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Saya bersedia dikenakan sanksi pembatalan skripsi ini
(Erisca Octaviany)
NIM : 023142034
v
SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN UNTUK DIPUBLIKASIKAN
N.I.M : 023142034
Jurusan : Akuntansi
Menyatakan bahwa saya bersedia untuk mempublikasikan skripsi ini atas nama saya
(Erisca Octaviany)
NIM : 023142034
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji serta rasa syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala atas berkat, rahmat dan kuasaNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini,
yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trisakti. Judul tugas akhir yang penulis
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna
telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik
dan benar.
Pada kesempatan ini, penulis dengan tulus hati mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada:
arti sebuah kehidupan yang baik dan benar menurut ajaran syariat Islamiyyah.
3. Bapak dan Ibu tercinta yang telah mendidik dengan ikhlas dan penuh kasih
sayang, memberikan doa dan dukungan yang luar biasa tiada henti hingga saya
4. Bapak Prof. Dr. Bambang Soedaryono, Ak., MBA., CA., CPA. selaku Dekan
vii
5. Bapak Dr. Muhammad Nuryatno, Ak., CA., MM., selaku Ketua Jurusan
6. Bapak Drs. Antonius Supardi,, MM. MSi. CA, selaku Dosen Pembimbing Skripsi
ini.
7. Ibu Juniati Gunawan,, M.Ak, Ph.D selaku Dosen Wali yang telah bersedia untuk
8. Segenap dosen dan staff Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trisakti yang
9. Lian dan Chalika selaku saudara kandung penulis yang selalu memberikan
10. Bowo selaku kakak ipar yang memberi bimbingan dan dukungan dalam tahap
penulisan.
11. Hana ayuningtyas, Marsonia Friskila sebagai sahabat, mentor dari semester awal
hingga lulus, orang yang selalu mengajarkan jangan pernah menyerah dalam
belajar, orang yang selalu mendengarkan keluh kesah penulis dan selalu
12. Merry amelia, sahabat seperjuangan yang selalu memberikan motivasi dan
dorongan serta semangat dikala penulis malas dan menyerah untuk meyelesaikan
skripsi ini.
13. Fransiska dan Dwi sronita, selaku sahabat penulis, yang selalu memberikan
viii
14. Dea malais, Deva zahra, Adinda mutiara, Yolanda angelica sahabat terbaik
15. Caca yaumil, Yolanda prisca, Gia cinta selaku sahabat dari penulis yang selalu
16. Lucky fahri sahabat penulis yang selalu memberikan dukungan dan kegilaan serta
semangat.
17. Jessica, Riana, Sindy, Tyas, Alfiyah, Merry selaku members of #JERSTAM
18. Adit, agus, handi, yohanes, wiliam, sari, meidiana, delina, melinda, elis, isma,
ananda, neneng, indah, norma, eka, aliyana, dian, echa, jeje, bang chan, rofiqi,
selaku teman-teman penulis yang dari awal perkuliahan sudah menemani kala
19. Teman-teman penulis angkatan 2013, 2014, 2015, 2016 terimakasih atas support
Pada akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pihak-pihak yang membutuhkan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari seluruh pihak demi kesempurnaan skripsi ini.
Penulis
Erisca octaviany
ix
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI........................................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR............................................................................................ xv
ABSTRAK............................................................................................................ xvii
ABSTRACT........................................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN
x
1.4 Manfaat Penelitian
2.2 Kinerja
10
11
14
18
18
xi
2.3.2 Ukuran Perusahaan (SIZE)
19
19
20
20
21
22
25
25
26
xii
26
27
28
29
31
31
32
32
33
xiii
3.1 Rancangan Penelitian
35
35
36
37
38
39
3.3.1. Sampel
39
39
40
42
xiv
43
43
44
45
45
48
48
49
55
xv
4.3. Pembahasan
58
Nilai Perusahaan
.............................................................................................
.............................................................................................
58
Pengungkapan Lingkungan
.............................................................................................
.............................................................................................
58
59
Pengungkapan Lingkungan.
.............................................................................................
.............................................................................................
59
5.1 Simpulan
61
62
xvi
5.3 Implikasi dan Saran
62
LAMPIRAN......................................................................................................... 67
xvii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.4 Hasil Outer Model pada Variabel Pengungkapan Lingkungan ............. 51
Tabel 4.7 Hasil Pengujian Pengaruh Tidak Langsung dalam Inner Model .......... 57
xviii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 2 Data................................................................................................ 68
xx
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh secara langsung dan
tidak langsung antara kinerja keuangan dan lingkungan terhadap nilai perusahaan
yang di mediasi oleh pengungkapan lingkungan. Populasi penelitian ini adalah
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2015 – 2017.
Sampel dalam penelitian ini sebanyak 33 perusahaan dengan metode sampel
purposif. Teknik analisis dalam penelitian ini adalah analisisPartial Least Square
(PLS) dengan menggunakan SmartPLS versi 2.0. Jenis data dalam penelitian ini
adalah data sekunder berupa laporan keberlanjutan, laporan tahunan dan laporan
keuangan tahunan yang terdapat di website Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id dan
yang berpartisipasi dalam Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan
(PROPER) tahun 2015-2017. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, terdapat
pengaruh langsung signifikan positif antara, kinerja keuangan dan lingkungan
dengan nilai perusahaan, kinerja keuangan dan lingkungan dengan pengungkapan
lingkungan, pengungkapan lingkungan dengan nilai perusahaan dan pengaruh tidak
langsung signifikan positif antara kinerja keuangan dan lingkungan terhadap nilai
perusahaan yang dimediasi oleh pengungkapan lingkungan.
xxi
ABSTRACT
The purpose of this research is to analyze the direct and indirect effects of
financial and environmental performance on the firmvalue mediated by
environmental disclosure. Population of this research is manufacturing companies,
which listed in BEI at period 2015 – 2017.
The sample in this study were 33 companies with purposive sampling method.
The analytical technique in this study is the analysis of Partial Least Square (PLS)
using SmartPLS version 2.0. The types of data in this study are secondary data in the
form of sustainability reports, annual reports and annual financial statements of the
annual financial statements contained on the Indonesia Stock Exchange website
www.idx.co.id and who participated in the 2015-2017 Company Performance Rating
Program (Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan / PROPER). The results
show that there is a significant positive direct effect between financial and
environmental performance with firm value, financial and environmental
performance with environmental disclosure, environmental disclosure with firm
value and a significant positive indirect effect between financial and environmental
performance on company value mediated by environmental disclosure.
xxii
BAB I
PENDAHULUAN
merupakan salah satu dampak negatif yang ditimbulkan oleh aktivitas manusia.
Pencemaran udara, air dan penurunan fungsi tanah merupakan dampak dari suatu
Aktivitas ekonomi saat ini secara langsung maupun tidak langsung telah menjadi
praktek Industri hijau sejak tahun 2010. Salah satu bentuk upaya pemerintah tersebut
industri hijau. Peningkatan jumlah Industri yang secara sukarela ikut serta dalam
penilaian industri hijau oleh pemerintah ini terjadi dari tahun ke tahun. Sejak tahun
2010 sampai 2016 tercatat sebanyak 492 perusahaan yang ikut serta dalam penilaian
industri hijau, hal ini cukup menggembirakan namun jika dibandingkan dari total
bertanggung jawab sosial adalah biaya modal yang lebih rendah. Mereka
sebagai target investasi. Martin dan Moser (2015) menemukan bahwa calon investor
1
2
program CSR tidak hanya semata-mata dibuat karena tekanan regulasi tetapi juga
untuk menarik dan persepsi pengaruh investor, yang secara ekonomi menguntungkan
bertekad untuk menjaga investor dan pemangku kepentingan lainnya lebih melalui
kinerja lingkungan yang lebih rendah. Dari temuan tersebut, kita bisa mengatakan
bahwa kinerja keuangan dan lingkungan merupakan faktor kunci yang menentukan
positif pada nilai pasar perusahaan ( Qiu et al. , 2014 ) dan pengungkapan positif
diperdebatkan. Runtu dan Naukoko (2014) tidak mengamati efek langsung dari
kinerja lingkungan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Studi oleh Qiu et al.
(2014) dan Iatidris (2013) menemukan bahwa kinerja lingkungan yang baik
lingkungan yang lebih luas, dan ini akhirnya mengarah ke yang lebih tinggi nilai
lingkungan menimbulkan peran mediasi untuk efek dari kinerja keuangan dan
Selain itu peneliti menyertakan variabel kontrol dalam penelitian ini yaitu,
media (MDX), kegiatan keuangan (FnActs), Qiu et,al (2014) menemukan bahwa
nilai buku persaham (BVPS), laba bersih per saham (EPS) dan return on asset
Penelitian ini bertujuan untuk menguji: (1) Dampak dari kinerja keuangan dan
pada nilai perusahaan; dan (3) Dampak kinerja keuangan dan lingkungan pada nilai
perusahaan.
4
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penelitian ini diberi judul
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan orang-
Republik Indonesia, di mana bisnis adalah di bidang atau terkait dengan sumber daya
tentang Tanggung Jawab Lingkungan Perseroan Terbatas Sosial dan, penelitian kami
mencakup tahun dari 2012 ke 2016. Dengan berlakunya peraturan ini, perusahaan
operasi mereka,
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam
perusahaan ?
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian
ini adalah:
diterapkan dan yang sesuai dengan iklim, biaya terkait dan peraturan perundang-
undangan di Indonesia.
BAB I: PENDAHULUAN
Dalam bab ini adalah pengantar dari penelitian yang berisi: latar
sistematika penulisan.
Dalam bab ini adalah landasan teori yang menjadi acuan dalam analisis
Dalam bab ini adalah ikhtisar dari isi penelitian, yaitu: jenis penelitian,
Dalam bab ini adalah analisis dan pembahasan serta hasil dari uji analisis
BAB V : PENUTUP
Dalam bab ini berupa simpulan, keterbatasan, implikasi dan saran untuk
penelitian berikutnya.
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
pihak yang berkepentingan dengan informasi. Kurangnya informasi bagi pihak luar
nilai perusahaan dengan mengurangi informasi asimetri. Salah satu cara untuk
mengurangi informasi asimetri adalah dengan memberikan sinyal ada pihak luar,
salah satunya berupa informasi keuangan yang dapat dipercaya dan akan mengurangi
ketidakpastian mengenai prospek perusahaan yang akan datang (Wolk et al, 2001).
memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi
mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan
pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa
perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain (Sari dan Zuhrohtun, 2006).
8
9
kemudian dipakai oleh Kazt dan Rosenzweig (1973) yang menyatakan bahwa tidak
ada cara terbaik dalam mencapai kesesuaian antara faktor organisasi dan lingkungan
untuk memperoleh prestasi yang baik bagi suatu organisasi. Menurut Sari dan
Zuhrohtun (2006), teori kontingensi merupakan suatu teori yang cocok digunakan
dalam hal mengkaji reka bentuk, perancangan, prestasi dan kelakuan organisasi serta
kajian yang berkaitan dengan pengaturan strategik. Menurut Raybun dan Thomas
(1991) dalam Azli dan Azizi (2014), teori kontingensi menyatakan pemilihan sistem
lingkungan perusahaan.
Teori ini penting sebagai media untuk menerangkan perbedaan dalam struktur
organisasi. Variabel yang sering dipakai dalam bidang ini adalah organisasi,
strategi, dan budaya organisasi (Raybun dan Thomas, 1991), serta ketidakpastian,
saham semakin banyak. Nofandrilla (2013) menemukan pengaruh yang positif pada
ukuran perusahaan terhadap pengungkapan lingkungan. Namun, hal ini tidak sejalan
10
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Anggraini (2014) yang menyatakan
perusahaan mempunyai tingkat risiko hutang tak tertagihnya pada kreditur yang
mengenai hal ini juga sama yakni menunjukkan hasil yang berbeda-beda Apriwenni
2.2 Kinerja
Kinerja atau performance adalah sebuah kata dalam bahasa Indonesia dari kata
dasar ‘kerja’ yang menerjemahkan kata dari bahasa asing prestasi, bisa pula berarti
hasil kerja Christensen dan Hughes (2003). Pengertian kinerja menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (1997:503) yaitu kinerja merupakan kata benda yang artinya: 1.
peralatan).
tujuan yang telah ditetapkan organisasi merupakan jawaban dari kinerja di dalam
organisasi. Para atasan atau manajer kadang kala tidak memperhatikan kinerja
tersebut kecuali keadaannya sudah amat buruk atau telah menjadi serba salah.
merosot sehingga perusahaan atau instansi menghadapi krisis yang serius, keadaan
11
dan kesan-kesan buruk atau instansi menghadapi krisis yang serius, keadaan dan
kesan-kesan buruk organisasi yang mendalam akan berakibat pada kinerja yang
memburuk terlebih lagi apabila para atasan atau manajer mengalihkan tanda-tanda
peringatan adanya kinerja yang merosot dalam organisasi. Salah satu kinerja di
perusahaan yang dapat membawa nasib suatu perusahaan ialah kinerja keuangan dan
lingkungan.
kegiatan perusahaan dalam mewujudkan target, tujuan, visi dan misi organisasi yang
merupakan prestasi kerja yang telah dicapai oleh perusahaan dalam periode waktu
(Munawir, 1998).
ada. Salah satu caranya adalah mengukur kinerja keuangan dengan menganalisa
pencapaian kinerja dijadikan dasar bagi manajemen atau pengelola perusahaan untuk
perbaikan kinerja pada periode berikutnya dan dijadikan landasan pemberian reward
and punishment terhadap manajer dan anggota organisasi. Pengukuran kinerja yang
dilakukan setiap periode waktu tertentu sangat bermanfaat untuk menilai kemajuan
yang telah dicapai perusahaan dan menghasilkan informasi yang sangat bermanfaat
12
Tujuan pokok dari penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam
mencapai sasaran organisasi dan memenuhi standar perilaku yang telah diterapkan
manfaat bagi manajemen untuk menciptakan organisasi yang efektif dan efisien,
mereka.
terkait dengan perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung akan
laporan keuangan. Dengan informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan di masa
lalu, pengguna laporan dapat memprediksi posisi keuangan dan kinerja di masa
depan dan hal-hal lain yang menarik perhatian pengguna laporan, seperti pembayaran
Dalam penelitian ini Return On Sales digunakan sebagai alat ukur untuk
mengukur kinerja keuangan perusahaan. Return on Sales atau disingkat dengan ROS
laba dari pendapatan penjualannya. Dengan kata lain, Rasio ROS atau Return on
Sales ini mengukur kinerja perusahaan dengan cara menganalisis persentase dari
total pendapatan perusahaan yang dapat dikonversikan menjadi keuntungan atau laba
perusahaan. Return on Sales (ROS) menunjukan berapa banyak keuntungan atau laba
yang dihasilkan oleh perusahaan setelah membayar biaya variabel produksi seperti
upah, bahan baku dan lain-lainnya, namun belum termasuk pembayaran pajak dan
bunga.
Investor dan kreditur pada umumnya tertarik dengan rasio efisiensi ini karena
periode berikutnya atau membandingkan dua perusahaan yang berbeda namun dalam
Kinerja lingkungan adalah hasil yang dapat diukur dari sistem manajemen
lingkungan dan target lingkungan (ISO 14004, dari ISO 14001). Menurut Ikhsan
manfaat tidak hanya untuk lingkungan, tetapi juga untuk perusahaan itu sendiri dan
suatu penilaian yang sistematik dan didasarkan pada kelompok indikator kinerja
dampak”. penilaian tersebut tidak lepas dari proses yang merupakan kegiatan
yang dapat diukur dari hal-hal yang terkait dengan ukuran aset non fisik, seperti
prosedur, proses inovasi, motivasi dan semangat kerja yang dialami manusia pelaku
targetnya.
lingkungan perusahaan dalam penelitian ini diukur melalui PROPER atau Program
peraturan yang berlaku. Agar perusahaan yang dinilai dapat memperoleh insentif
sejak 1995. Program ini awalnya dikenal dengan nama PROPER PROKASIH.
mengetahui tingkat tata kelola lingkungan pada perusahaan dengan hanya melihat
serta pengendalian pencemaran laut. Ketentuan ini bersifat wajib untuk dipenuhi.
Jika perusahaan memenuhi seluruh peraturan tersebut (in compliance) maka akan
diperoleh peringkat BIRU, jika tidak maka MERAH atau HITAM, tergantung kepada
aspek ketidak-taatannya.
Menurut Christiawan dan Tarigan (2013), terdapat beberapa konsep nilai yang
1. Nilai nominal yaitu nilai yang tercantum secara formal dalam anggaran dasar
perseroan, disebutkan secara eksplisit dalam neraca perusahaan, dan juga ditulis
2. Nilai pasar, sering disebut kurs adalah harga yang terjadi dari proses tawar-
menawar di pasar saham. Nilai ini hanya bisa ditentukan jika saham perusahaan
3. Nilai intrinsik merupakan nilai yang mengacu pada perkiraan nilai riil suatu
perusahaan. Nilai perusahaan dalam konsep nilai intrinsik ini bukan sekadar
harga dari sekumpulan aset, melainkan nilai perusahaan sebagai entitas bisnis
4. Nilai buku, adalah nilai perusahaan yang dihitung dengan dasar konsep
akuntansi. Nilai likuidasi itu adalah nilai jual seluruh aset perusahaan setelah
dikurangi semua kewajiban yang harus dipenuhi. Nilai sisa itu merupakan bagian
para pemegang saham. Nilai likuidasi bisa dihitung berdasarkan neraca performa
menyatakan bahwa nilai perusahaan akan lebih tinggi ketika direktur memiliki
bagian saham yang lebih besar. Minguez dan Francisco (2000) yang melakukan
18
terhadap nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Wijaya dan Sedana (2016)
mengelola kekayaannya, hal ini bisa dilihat dari pengukuran kinerja keuangan yang
perusahaan lebih tinggi dibandingkan dengan total aset yang dimiliki perusahaan
besarnya dana yang disediakan oleh kreditor. Hal ini akan membuat investor berhati-
hati untuk berinvestasi di perusahaan yang rasio leveragenya tinggi karena semakin
tinggi rasio leveragenya semakin tinggi pula resiko investasinya. Maka, akan terjadi
Ukuran perusahaan pada penelitian ini dilihat dari net sales. Besar kecilnya
perusahaan. Semakin besarnya penjualan pada suatu perusahaan semakin besar pula
perusahaan yang besar cenderung memiliki kondisi yang lebih stabil. Kestabilian
keadaan perusahaan tersebut yang akan menarik perhatian para investor untuk
naiknya harga saham perusahaan dipasar modal. Investor memiliki ekspektasi yang
besar terhadap perusahaan yang besar. Maka, akan terjadi hubungan positif antara
Nilai buku atau Book Value pada dasarnya mewakili jumlah aset/ekuitas yang
dimiliki oleh perusahaan tersebut. Secara normal, book value suatu perusahaan akan
terus naik seiring dengan naiknya kinerja perusahaan demikian pula sebaliknya,
sehingga book value ini penting untuk mengetahui kapasitas dari harga per lembar
suatu saham serta dalam penentuan wajar atau tidaknya harga saham di pasar.
Dengan demikian secara tidak langsung dapat disimpulkan bahwa book value
Menurut Tryfino (2009) Book Value per Share adalah nilai/harga buku per
lembar dari suatu saham yang diterbitkan. BVPS yang diterbitkan pada dasarnya
20
buku dari suatu saham bukan saja penting untuk mengetahui kapasitas dari harga
perlembar suatu saham. Ini juga penting untuk digunakan sebagai tolok ukur dalam
Earning per Share adalah rasio yang digunakan untuk menghitung laba atau
keuntungan bersih yang diperoleh dari selembar saham. Semakin besar EPS dapat
disimpulkan bahwa kinerja perusahaan semakin efektif atau baik sehingga pada
akhirnya rasio ini dapat juga digunakan untuk memprediksi pergerakan harga suatu
saham. Dengan kata lain, besarnya rasio EPS mampu memberikan pengaruh positif
Sihombing (2008) menjelaskan bahwa Earnings per Share (EPS) adalah rasio
selembar saham. Kegunaan dari metode ini adalah untuk mengukur kinerja
relatif tinggi.
Para investor melakukan overview pada suatu perusahaan dengan melihat rasio
tinggi rendahnya nilai perusahaan. Jika investor ingin melihat seberapa besar
21
perusahaan menghasilkan return atas investasi yang akan mereka tanamkan, yang
(www.menlh.go.id) bahwa :
menurut GRI :
23
Kategori Lingkungan
-Material EN1 Material yang digunakan berdasarkan berat atau
Volume
EN2 Persentase material yang digunakan yang merupakan
bahan input daur ulang
-Energi EN3 Konsumsi energi dalam organisasi
EN4 Konsumsi energi diluar organisasi
EN5 Intensitas Energi
EN6 Pengurangan konsumsi energi
-Air EN7 Konsumsi energi diluar organisasi
EN8 Total pengambilan air berdasarkan sumber
EN9 Sumber air yang secara signifika dipengaruhi oleh
pengambilan air
EN10 Persentase dan total volume air yang didaur ulang dan
digunakan kembali
EN11 Lokasi-lokasi operasional yang dimiliki, disewa,
dikelola di dalam atau yang berdekatan dengan, kawasan
lindung dan kawasan dengan nilai keanekaragaman
hayati tinggi diluar
EN12 Uraian dampak signifikan kegiatan, produk, dan jasa
terhadap keanekaragaman hayati di kawasan lindung
dan kawasan dengan nilai Keanekaragaman hayati
tinggi diluar kawasan Lindung
EN13 Habitat yang dilindungi dan dipulihkan
EN14 Jumlah total spesies dalam IUCN Red List
(International Union for the Conservation of Nature and
Natural Resource) dan spesies dalam daftar spesies
yang dilindungi nasional dengan habitat di tempat
yang dipengaruhi operasional, berdasarkan tingkat
risiko kepunahan
-Emisi EN15 Emisi gas rumah kaca (GRK) langsung
(cakupan 1)
EN16 Emisi gas rumah kaca (GRK) energi tidak
langsung (Cakupan 2)
EN17 Emisi gas rumah kaca (GRK) tidak langsung
lainnya (Cakupan 3)
EN18 Intensitas emisi gas rumah kaca (GRK)
EN19 Pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK)
EN20 Emisi bahan perusak ozon (BPO)
EN21 NOX, SOX, dan emisi udara signifikan lainnya
-Efluen dan Limbah EN22 Total air yang dibuang berdasarkan kualitas dan
Tujuan
EN23 Bobot total limbah berdasarkan jenis dan
metode pembuangan
24
saham semakin banyak. Nofandrilla (2013) menemukan pengaruh yang positif pada
25
ukuran perusahaan terhadap pengungkapan lingkungan. Namun, hal ini tidak sejalan
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Anggraini (2014) yang menyatakan
besar perusahaan mempunyai tingkat risiko hutang tak tertagihnya pada kreditur
yang nantinya akan digunakan dalam membiayai aset perusahaan. Hasil penelitian
mengenai hal ini juga sama yakni menunjukkan hasil yang berbeda-beda Apriwenni
secara efektif sehingga dapat mengurangi manajemen laba. Sesuai teori agensi, pihak
investor institusi sebagai prinsipal dapat memonitor agen. Persentase saham tertentu
pihak manajemen.
oleh pihak investor institusional dapat mendorong manajer untuk lebih memfokuskan
manajemen laba.
lingkungan, yaitu melalui media televisi, koran, serta internet (web perusahaan).
Rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk menilai efisiensi atau
efektivitas perusahaan dalam pemanfaatan semua sumber daya atau aset yang
dimiliki oleh suatu perusahaan. Rasio aktivitas merupakan salah satu macam macam
rasio yang melakukan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada
semua aset yang dimiliki sehingga fungsi akuntansi keuangan bisa berjalan dengan
baik. Menurut Zeptian dan Rohman (2013) penjualan dan beragam unsur aset harus
seimbang contohnya persediaan, aset tetap dan aktiva lainnya. Aset yang kurang
dimanfaatkan pada tingkat penjualan pada waktu tertentu akan mengakibatkan dana
kelebihan yang tertanam pada aset tersebut semakin besar. Dana kelebihan akan lebih
baik jika ditanamkan pada aset lainnya yang lebih produktif. Dalam hal ini akuntansi
Tabel 2.1
Hasil-hasil Penelitian Terdahulu
Nama
Judul Penelitian Hasil Penelitian
Peneliti
Deswanto & The association between Kinerja keuangan tidak berpengaruh terhadap
Siregar environmental Pengungkapan lingkungan, Kinerja lingkungan
(2018) disclosures, with memiliki pengaruh positif terhadap pengungkapan
financial performance, lingkungan, dan Pengungkapan lingkungan tidak
environmental memiliki pengaruh apapun terhadap nilai
performance and firm perusahaan.
value
Rahayu Pengaruh kinerjaa Kinerja keuangan tidak berpengaruh positif terhadap
(2010) keuangan terhadap nilai nilai perusahaan, Pengungkapan Corporate Social
perusahaan dengan Responsibility tidak mempengaruhi hubungan
pengungkapan antara kinerja keuangan dengan nilai perusahaan
Corporate Social dan Good Corporate Governance mempengaruhi
Responsibility dan Good hubungan antara kinerja keuangan dengan nilai
Corporate Governance perusahaan.
sebagai variabel
moderasi
Rakhiemah Pengaruh kinerja Kinerja lingkungan memiliki pengaruh positif yang
& Agustia lingkungan terhadap signifikan terhadap pengungkapan Corporate Social
(2010) pengungkapan Responsibility, Kinerja lingkungan tidak memiliki
Corporate Social pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan,
Responsibility dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility tidak
kinerja keuangan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
perusahaan keuangan perusahaan dan Pengungkapan Corporate
Social Responsibility dapat berfungsi sebagai
variabel intervening dalam pengaruh tidak langsung
kinerja lingkungan terhadap kinerja keuangan
Clarkson et Revisiting the relation Terdapat hubungan positif antara pengungkapan
al (2007) betwen environmental lingkungan dan kinerja lingkungan dan Terdapat
performance and hubungan positif antara pengungkapan lingkungan
environmental terhadap nilai pasar
disclosure: An empirical
analysis
Qiu et al Environmental and Kinerja keuangan memiliki dampak positif terhadap
(2014) social disclosures: Link kinerja lingkungan, Pengungkapan lingkungan
with corporate financial berpengaruh positif terhadap kinerja lingkungan dan
performance Pengungkapan lingkungan memiliki pengaruh positif
terhadap nilai perusahaan.
29
landasan teori tersebut peneliti menyertakan beberapa variabel kontrol dalam model
lingkungan. Dalam penelitian ini juga disertakan ukuran perusahaan (SIZE), leverage
(LEV), nilai buku per saham (BVPS), laba bersih per saham (EPS) dan return on
asset (ROA) sebagai variabel kontrol untuk nilai pasar perusahaan, maka untuk
Gambar 2.1
Rerangka Pemikiran
31
Perusahaan dengan kinerja yang baik, baik dari kinerja keuangan maupun
kinerja lingkungan akan menciptakan perusahaan yang sehat dengan cara nilai
perusahaan yang tinggi dan stabil. Kinerja menjadi salah satu aspek penilaian yang
perusahaan. Baik buruknya kinerja baik kinerja keuangan maupun lingkungan yang
dimiliki oleh perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan dan laporan tahunan.
pergunakan oleh investor untuk menilai suatu perusahaan yang terekspresikan adalah
harga pasar saham di bursa efek. Semakin baik kinerja perusahaan maka semakin
tinggi pula return yang akan di dapatkan oleh investor. Investor akan berusaha
mencari perusahaan yang memiliki kinerja yang terbaik dan menanamkan modalnya
baik yang tercermin dalam laporan keuangan dan laporan tahunan, Rakhiemah dan
Agustia (2010). Berdasarkan argumen ini, hipotesis dalam penelitian ini adalah:
manajemen untuk secara bebas dan fleksibel melaporkan CSR kepada para
termasuk keterlibatan dalam kegiatan sosial. Ketika perusahaan lebih terlibat dalam
lingkungan secara sukarela Deswanto dan Siregar (2018). Siegel dan Paul (2009)
penjualan dan pengukuran aspek lingkungan perusahaan, seperti jumlah limbah atau
menanggung biaya tersebut ( qiu et al., 2014 ). Berdasarkan argumen ini, hipotesis
untuk dilakukan oleh perusahaan dengan sejumlah item yang harus diungkapkan.
berisi informasi nilai yang relevan bagi mereka untuk membuat keputusan, sehingga
sedikit jumlah item menunjukkan berbagai risiko, seperti risiko litigasi, hukuman
untuk polusi, biaya lingkungan masa depan dan arus kas masa depan rendah
( Iatidris, 2013 ). qiu et al. ( 2014) menjelaskan bahwa perusahaan akan mendapatkan
lingkungan dalam bentuk harga saham yang lebih tinggi. Berdasarkan penjelasan di
perusahaan.
nilai perusahaan.
baik dan mampu membangun persepsi positif investor terhadap kinerja keuangan
yang baik cenderung memiliki nilai pasar yang tinggi. Perusahaan dengan kinerja
keuangan yang baik perlu membangun reputasi yang baik untuk sangat dihargai oleh
perusahaan.
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Refandi Budi
Deswanto dan Sylvia Veronica Siregar (2018) dengan judul “The Associations
perbedaan antara kelompok–kelompok, atau independensi dari dua atau lebih faktor
dalam suatu situasi Sekaran, (2015). Uji hipotesis yang dilakukan untuk menguji
pengaruh antara kinerja keuangan dan lingkungan terhadap nilai perusahaan yang
suatu penelitian, maka diperlukan pengetahuan mengenai variabel apa saja yang akan
digunakan. Menurut Sekaran, (2015) variabel adalah segala sesuatu yang dapat
membedakan atau membawa variasi pada nilai, dimana nilai bisa berbeda pada
berbagai waktu untuk objek yang sama atau pada waktu yang sama untuk objek yang
berbeda. Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan terdiri dari tiga variabel
35
36
variabel dependen atau variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel bebasnya
adalah kinerja yang terdiri dari kinerja keuangan dan kinerja lingkungan. Kinerja
dengan PROPER
Tabel 3.1
Variabel dan Pengukuran Kinerja
Variabel Indikator
Kinerja Keuangan Laba atas rasio penjualan (ROS) dihitung dengan membagi
laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dengan penjualan
bersih perusahaan.
Kinerja Lingkungan Berdasarkan sistem peringkat, mulai dari 1 sampai 5:
1. Skor dari 5 diberikan kepada perusahaan-perusahaan
yang pengelolaan kinerja lingkungan diberikan warna
emas di PROPER atau perusahaan yang menerima
Tingkat Industri Green Award 5
2. Skor 4 untuk warna hijau dalam PROPER atau Industri
Hijau Tingkat Penghargaan 4
3. Skor 3 untuk warna biru di PROPER
4. Skor 2 untuk warna merah di PROPER
5. Dan A skor 1 untuk hitam di PROPER
variabel) dan variabel terikat (dependent variabel) baik secara positif maupun
negatif. Selain itu peneliti menyertakan variabel kontrol dalam penelitian ini yaitu,
lingkungan.
Tabel 3.2
Variabel dan Pengukuran Pengungkapan Lingkungan
Variabel Indikator
Pengungkapan Diukur dengan teknik skoring berdasarkan GRI, G3.1 atau
G4 indeks, dengan menggunakan rumus berikut:
Lingkungan
% Disclosures = Number items of Disclosed x 100%
Maximum number of Disclosed
Exposur media (MDX) Jumlah artikel yang melaporkan isu-isu lingkungan yang
dihadapi oleh perusahaan sampel dari tahun 2015 ke 2017.
Kami menggunakan kelestarian lingkungan, pengelolaan
limbah, polusi dan penghargaan lingkungan sebagai kata
kunci dalam mencari artikel
Aktivitas Rasio total utang terhadap total aset
perusahaan/rasio
EPS
aktivitas (RActs)
RActs =
38
Variabel Indikator
Net Asset
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan, yaitu variabel
intervening baik secara positif maupun secara negatif. Nilai perusahaan akan diukur
Selain itu peneliti menyertakan variabel kontrol dalam penelitian ini yaitu,
ukuran perusahaan (SIZE), leverage (LEV), nilai buku persaham (BVPS), laba bersih
per saham (EPS) dan return on asset (ROA) merupakan variabel kontrol untuk
Tabel 3.3
Variabel dan Pengukuran Nilai Perusahaan
Variabel Indikator
Nilai Perusahaan Harga saham pada akhir April t + 1
Ukuran Logarithm of total penjualan bersih = LOG(net sales)
perusahaan
(SIZE)
Leverage (LEV) Rasio total utang terhadap total aset
Total Liabilities
LEV=
Total Asset
Nilai buku Total nilai buku dibagi dengan jumlah saham yang beredar
persaham
(BVPS) Book Value
BVPS =
Total Outstanding Share
Laba bersih per Laba bersih dibagi dengan jumlah saham yang beredar
saham (EPS) Net Income
EPS =
Total Outstanding Share
Return on asset laba sebelum bunga dan pajak dibagi dengan total aset
(ROA) EBIT x 100%
39
Variabel Indikator
ROA =
Total Asset
3.3.1. Sampel
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) serta mengikuti PROPER
metode purposive sampling yaitu suatu metode dalam penelitian sampel dimana
sampel yang diambil dari populasi harus memenuhi kriteria tertentu yang disesuaikan
dengan tujuan atau masalah penelitian yaitu dalam teknik analisis yang
Dalam melakukan penelitian ini, jenis data yang digunakan adalah data
sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain yang berkaitan
atau berhubungan dengan data yang akan diambil. Data sekunder ini bersumber pada
laporan keuangan perusahaan publik tahun 2015-2017. Sumber data ini diperoleh
dengan cara download melalui internet dari situs resmi BEI yaitu dengan alamat
keuangannya.
data yang digunakan adalah metode analisis Partial Least Square (PLS)
menggunakan software SmartPLS versi 2 45. PLS adalah metode analisis yang
bersifat soft modeling karena tidak mengasumsikan data harus dengan pengukuran
skala tertentu, yang berarti jumlah sampel dapat kecil (dibawah 100 sampel).
Perbedaan mendasar PLS yang merupakan SEM berbasis varian dengan LISREL
dengan covariance based SEM (yang diwakili oleh software AMOS, LISREL dan
EQS) component based Partial Least Square (PLS) mampu menghindarkan dua
masalah besar yang dihadapi oleh covariance based SEM yaitu inadmissible solution
Square (PLS) dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini alasan-alasan tersebut
yaitu: pertama, Partial Least Square (PLS) merupakan metode analisis data yang
didasarkan asumsi sampel tidak harus besar, yaitu jumlah sampel kurang dari 100
bisa dilakukan analisis, dan residual distribution. Kedua, Partial Least Square (PLS)
dapat digunakan untuk menganalisis teori yang masih dikatakan lemah, karena
41
Partial Least Square (PLS) dapat digunakan untuk prediksi. Ketiga, Partial Least
(Ghozali, 2014)
ini terdapat indikator reflektif yang membentuk variabel laten dan membentuk efek
parameter model menjadi pengukuran prediksi yang relevan. Sehingga, fokus analisis
bergeser dari hanya estimasi dan penafsiran signifikan parameter validitas dan
akurasi prediksi.
Menurut Ghozali (2014), Pemeriksaan goodness of fit model dalam PLS dapat
dilihat dari nilai predictive-relevance (Q2). Nilai Q2 dihitung berdasarkan nilai R2 dari
Q2 = 1 – (1 – R12)(1 – R22)
Q2 = 1 – (1 – 0.598)(1 – 0.162)
Q2 = 0.375
Nilai outer loading ataupun outer weight menunjukkan bobot dari setiap indikator
43
sebagai pengukur dari masing-masing variabel latent. Indikator dengan outer loading
pengukur variabel yang terkuat (dominan). Nilai outer loading dinyatakan signifikan
mengukur variabel laten. Jika nilai T-statistik lebih besar dari 1.96 dan nilai P-value
Pengujian inner model atau structural model pada intinya menguji hubungan
antar variabel dalam penelitian. Pengujian hipotesis dilakukan dengan nilai T-statistic
dan P-value pada masing-masing jalur pengaruh secara parsial. Terdapat dua jenis
pengaruh dalam PLS. yaitu (1) pengaruh langsung. dan (2) pengaruh tidak langsung.
BAB IV
Bab IV pada penelitian ini akan berisi hasil penelitian dan pembahasan, pada
bab ini akan dipaparkan deskripsi dari hasil penelitian yang terdiri dari beberapa uji
statistik dan kemudian pembahasan hasil penelitian. Pada pembahasan peneliti akan
intervening pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari
Data pada penelitian ini merupakan data sekunder yang berupa laporan tahunan
44
45
Tabel 4.1
pemilihan sampel penelitian
No. Kriteria Pemilihan Sampel Perusahaan
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
1. Indonedia selama tahun 2015-2017 149
Perusahaan manufaktur yang tidak terdaftar sebagai
peserta PROPER secara berturut-turut selama (91)
2. periode 2015-2017
Perusahaan yang tidak menggunakan mata uang
3. rupiah dalam penyajian data (15)
Perusahaan yang tidak mencantumkan data lengkap
4. (data kepemilikan institusional tidak ada) (7)
Perusahaan yang tidak memiliki artikel yang
5. melaporkan isu-isu lingkungan di tahun 2015-2017 (3)
Partial Least Square (PLS). Metode ini digunakan karena kerangka konseptual pada
profil, distribusi, dan populasi data. Analisis ini dilakukan untuk menggambarkan
karakteristik sampel yang diujikan dengan menghitung nilai indikator dari masing –
masing variabel.
Tabel 4.2
hasil uji statistik deskriptif
Statistics
46
47
Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa rata-rata kinerja keuangan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebesar 0.189 dilihat dari nilai R
penjualan bersih. Kemudian jika dilihat nilai maximum dari data statistic terlihat bah
wa kinerja keuangan perusahaan mencapai angka 0.700 yang berarti cukup bagus.
peringkat rata-rata 3.030, jika dilihat pada skor proper maka rata-rata perusahaan di I
ndonesia memiliki predikat warna biru berarti perusahaan telah melakukan upaya pe
ngelolaan lingkungan sesuai dengan yang disyaratkan dan sesuai dengan ketentuan p
eraturan yang berlaku. Meskipun nilai minimum menujukkan angka 2 atau warna me
rah yang berarti ada perusahaan yang berusaha melakukan pengelolaan lingkungan n
amun masih ada beberapa ketentuan yang belum memenuhi persyaratan tetapi secara
lingkungan.
an yang tidak menampilkan pengungkapan lingkungan nya pada data tahunan perusa
haan. Tetapi di lain sisi berita mengenai lingkungan yang berhubungan dengan perus
ahaan manufaktur di Indonesia juga termasuk sedikit, hal ini ditunjukkan dengan nila
sia, tabel deskriptif diatas memperlihatkan nilai rata-rata yang cukup bagus yaitu 6.2
44, sehingga setiap satu asset yang dimiliki, perusahaan manufaktur di Indonesia sec
ara umum mampu memberikan return sebanyak 6.244 dan begitu seterusnya.
48
Goodness of Fit model. kedua hasil outer model. dan ketiga hasil inner model
sebagai berikut:
Menurut Ghozali (2014), Pemeriksaan goodness of fit model dalam PLS dapat
dilihat dari nilai predictive-relevance (Q2). Nilai Q2 dihitung berdasarkan nilai R2 dari
Q2 = 1 – (1 – R12)(1 – R22)
Q2 = 1 – (1 – 0.598)(1 – 0.162)
Q2 = 0.375
atau 37.50% bernilai cukup. sehingga model cukup layak dikatakan memiliki nilai
bahwa keragaman data yang dapat dijelaskan oleh model PLS yang dibangun adalah
sebesar 37.50% atau dengan kata lain informasi yang terkandung dalam data 37.50%
dapat dijelaskan oleh model tersebut. Sedangkan sisanya 62.50% dijelaskan oleh
Nilai outer loading ataupun outer weight menunjukkan bobot dari setiap indikator
sebagai pengukur dari masing-masing variabel latent. Indikator dengan outer loading
pengukur variabel yang terkuat (dominan). Nilai outer loading dinyatakan signifikan
mengukur variabel laten. jika nilai T-statistik lebih besar dari 1.96 dan nilai P-value
Variabel yang pertama adalah Kinerja. Variabel ini diukur menggunakan dua
Tabel 4.3
Hasil Outer Model pada Variabel Kinerja
Indikator Outer Loading T-statistik P-value Keterangan
KK 0.902 1.380 0.168 Non Signifikan
KL 0.297 0.859 0.390 Non signifikan
Sumber: Data sekunder diolah
Dari tabel di atas diperoleh hasil pengukuran outer model sebagai berikut:
Pada indikator pertama (KK) yaitu Kinerja keuangan, memiliki nilai outer
loading sebesar 0.902 dengan nilai T-statistik sebesar 1.380 dan P-value
sebesar 0.168. Karena nilai T-statistik < 1.96 dan P-value > 0.05.
loading sebesar 0.297 dengan nilai T-statistik sebesar 0.859 dan P-value
sebesar 0.390. Karena nilai T-statistik < 1.96 dan P-value > 0.05.
Dari hasil pengujian outer model di atas terlihat bahwa variabel Kinerja tidak
Lingkungan.
Pengungkapan Lingkungan.
Tabel 4.4
51
Dari tabel di atas diperoleh hasil pengukuran outer model sebagai berikut:
outer loading sebesar 0.006 dengan nilai T-statistik sebesar 0.065 dan P-value
sebesar 0.948. Karena nilai T-statistik < 1.96 dan P-value > 0.05.
sebesar -0.137 dengan nilai T-statistik sebesar 0.426 dan P-value sebesar
0.670. Karena nilai T-statistik < 1.96 dan P-value > 0.05. mengindikasikan
Pengungkapan Lingkungan.
Pada indikator ketiga (MDX) yaitu exposur media, memiliki nilai outer
loading sebesar 0.063 dengan nilai T-statistik sebesar 0.592 dan P-value
sebesar 0.554. Karena nilai T-statistik < 1.96 dan P-value > 0.05.
outer loading sebesar 0.235 dengan nilai T-statistik sebesar 1.161 dan P-value
52
sebesar 0.245. Karena nilai T-statistik < 1.96 dan P-value > 0.05.
nilai outer loading sebesar 0.646 dengan nilai T-statistik sebesar 1.674 dan P-
value sebesar 0.094. Karena nilai T-statistik < 1.96 dan P-value > 0.05.
Lingkungan (PL).
Variabel yang ketiga adalah Nilai Perusahaan. Variabel ini diukur menggunakan
Tabel 4.5
Hasil Outer Model pada Nilai Perusahaan
Indikator Outer Loading T-statistik P-value Keterangan
BVPS 0.033 0.432 0.666 Non Signifikan
LEV2 -0.142 0.437 0.662 Non signifikan
ROA 0.472 1.896 0.058 Non Signifikan
SIZE2 -0.551 1.178 0.239 Non signifikan
EPS 0.127 0.887 0.375 Non Signifikan
Saham 0.350 1.699 0.089 Non Signifikan
Sumber: Data sekunder diolah
Dari tabel di atas diperoleh hasil pengukuran outer model sebagai berikut:
Pada indikator pertama (BVPS) yaitu nilai buku per saham nilai outer loading
sebesar 0.033 dengan nilai T-statistik sebesar 0.432 dan P-value sebesar
0.666. Karena nilai T-statistik < 1.96 dan P-value > 0.05. mengindikasikan
bahwa indikator nilai buku per saham tidak signifikan sebagai pengukur
outer loading sebesar -0.142 dengan nilai T-statistik sebesar 0.437 dan P-
value sebesar 0.662. Karena nilai T-statistik < 1.96 dan P-value > 0.05.
mengindikasikan bahwa indikator Rasio total utang terhadap total aset tidak
dengan total aset nilai outer loading sebesar 0.472 dengan nilai T-statistik
sebesar 1.896 dan P-value sebesar 0.058. Karena nilai T-statistik < 1.96 dan
sebesar -0.551 dengan nilai T-statistik sebesar 1.178 dan P-value sebesar
54
0.239. Karena nilai T-statistik < 1.96 dan P-value > 0.05. mengindikasikan
sebesar 0.127 dengan nilai T-statistik sebesar 0.887 dan P-value sebesar
0.375. Karena nilai T-statistik < 1.96 dan P-value > 0.05. mengindikasikan
bahwa indikator Laba bersih per saham tidak signifikan sebagai pengukur
0.350 dengan nilai T-statistik sebesar 1.699 dan P-value sebesar 0.089.
Karena nilai T-statistik < 1.96 dan P-value > 0.05. mengindikasikan bahwa
perusahaan.
Dari hasil pengujian outer model di atas terlihat bahwa variabel Nilai
(SIZE), leverage (LEV), nilai buku persaham (BVPS), laba bersih per saham
Mengingat semua indikator dari masing- masing variabel tidak signifikan yaitu
setiap variabel, dengan asumsi bahwa dengan menghilangkan satu indikator akan
menghilangkan bagian yang unik dari variabel laten. Oleh karena itu, dengan
Pengujian inner model atau structural model pada intinya menguji hubungan
antar variabel dalam penelitian. Pengujian hipotesis dilakukan dengan nilai T-statistic
dan P-value pada masing-masing jalur pengaruh secara parsial. Terdapat dua jenis
pengaruh dalam PLS. yaitu (1) pengaruh langsung. dan (2) pengaruh tidak langsung.
1. Pengaruh Langsung
Pengaruh langsung adalah pengaruh yang langsung diukur dari satu variabel ke
variabel lainnya. Terdapat tiga pengaruh langsung yang diuji dalam penelitian ini
Tabel 4.6
Hasil Pengujian Pengaruh Langsung dalam Inner Model
Inner T- P-
Pengaruh Langsung Kesimpulan
Weight statistik value
Kinerja -> Nilai perusahaan 0.232 1.214 0.225 Non Signifikan
Kinerja -> P. Lingkungan 0.402 2.761 0.006 Signifikan
P. Lingkungan -> Nilai
0.650 3.587 0.000 Signifikan
perusahaan
Sumber: Data sekunder diolah
Dari hasil pengujian di atas. maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut:
diperoleh nilai koefisien inner weight sebesar 0.232 dengan nilai T-statistik
sebesar 1.214 dan p-value sebesar 0.225 karena nilai T-statistik < 1.96. dan p-
value > 0.05 maka tidak terdapat pengaruh langsung yang signifikan antara
Lingkungan diperoleh nilai koefisien inner weight sebesar 0.402 dengan nilai
T-statistik sebesar 2.761 dan p-value sebesar 0.006 Karena nilai T-statistik <
1.96. dan p-value > 0.05 maka terdapat pengaruh langsung antara Kinerja
Nilai Perusahaan diperoleh nilai koefisien inner weight sebesar 0. 650 dengan
nilai T-statistik sebesar 3.587 dan p-value sebesar 0.000 karena nilai T-
statistik > 1.96. dan p-value < 0.05 maka terdapat pengaruh langsung yang
Pengaruh tidak langsung adalah pengaruh yang diukur secara tidak langsung
pengaruh tidak langsung diperoleh dari hasil kali kedua pengaruh langsung. Jika
langsung juga signifikan. Akan tetapi jika salah satu atau kedua koefisien
57
nonsignifikan.
Terdapat satu pengaruh tidak langsung yang diuji dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.7
Hasil Pengujian Pengaruh Tidak Langsung dalam Inner Model
Pengujian
Pengaruh Tidak
Pengaruh Langsung Pengaruh Kesimpulan
Langsung
1 Langsung 2
Kinerja -> Nilai Kinerja -> P. P. Lingkungan ->
perusahaan Lingkungan Nilai perusahaan
dengan perantara P.
Koef: 0.402 Koef: 0.650 Signifikan
Lingkungan
Koefisien:
Signifikan Signifikan
0.402*0.650=0.261
Sumber: Data sekunder diolah
Dari tabel di atas diperoleh hasil pengujian pengaruh tidak langsung sebagai
berikut:
4.3. Pembahasan
diperoleh nilai koefisien inner weight sebesar 0.232 dengan nilai T-statistik sebesar
1.214 dan p-value sebesar 0.225 karena nilai T-statistik < 1.96. dan p-value > 0.05
maka tidak terdapat pengaruh langsung yang signifikan antara Kinerja terhadap Nilai
Perusahaan.
Hal ini memperlihatkan bahwa hipotesis 1 penelitian yaitu tidak dapat diduga
bahwa semakin tinggi Kinerja akan mengakibatkan semakin tinggi pula Nilai
Perusahaan.
Lingkungan
Lingkungan diperoleh nilai koefisien inner weight sebesar 0.402 dengan nilai T-
statistik sebesar 2.761 dan p-value sebesar 0.006 Karena nilai T-statistik < 1.96. dan
p-value > 0.05 maka terdapat pengaruh langsung antara Kinerja terhadap
Perusahaan diperoleh nilai koefisien inner weight sebesar 0. 650 dengan nilai T-
statistik sebesar 3.587 dan p-value sebesar 0.000 karena nilai T-statistik > 1.96. dan
p-value < 0.05 maka terdapat pengaruh langsung yang signifikan antara
Nilai Perusahaan.
Perusahaan.
perusahaan signifikan maka pengaruh tidak langsung antara Kinerja terhadap Nilai
dan secara tidak langsung akan mengakibatkan semakin tinggi pula Nilai Perusahaan.
BAB V
5.1 Simpulan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaiman pengaruh kinerja
1. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kinerja perusahaan baik kinerja
61
62
antara lain :
1. Sampel pada penelitian ini hanya berjumlah 33 perusahaan hal ini dikarenakan
banyaknya perusahaan yang tidak konsisten mengikuti proper selama tahun 2015
hingga 2017.
2. Sampel yang digunakan pada penelitian ini hanyalah berasal dari data tahun 2015
penelitian ini, karena penelitian ini hanya berfokus pada perusahaan manufaktur
dimungkinkan akan memiliki hasil yang berbeda jika digunakan untuk sector
DAFTAR PUSTAKA
63
Al-Tuwaijiri, S.A., Christensen, T.E. and Hughes, K.E. (2003), “The relations among
environmental disclosure, environmental performance, and economic
performance: a simultaneous equation approach”, Accounting Organizations
and Society, Vol. 29(5/6), 447-471.
Andra Zeptian dan Abdul Rohman (2013) “Analisis Pengaruh Penerapan Corporate
Governance, Struktur Kepemilikan dan Ukuran Perusahaan terhadap
Manajemen Laba pada Perbankan”. Diponegoro Journal of Accounting Vol.
2, No 4,pp 1-11.
Arfan Ikhsan. (2013). Akuntansi Sumber Daya Manusia Edisi Pertama. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Azli, Mohd Noor dan Azizi, Noor. (2014), “Pelaporan Kewangan Menerusi Internet:
Perspektif Teori Kontingensi”, Jurnal Kemanusiaan Bil 14 Dis 2014,
Malaysia.
Bayu Wijaya dan Panji Sedana. (2015). Pengaruh profitabilitas terhadap nilai
perusahaan (kebijakan dividen dan kesempatan investasi sebagai variabel
moderating), E-Jurnal manajemen Unud, Vol 4(12)
Clarkson, P.M., Li, Y., Richardson, G.D. and Vasvari, F.P. (2007), “Revisiting the
relation between environmental performance and environmental disclosure:
an empirical analysis”, Accounting, Organizing, and Society, Vol. 33(4), 303-
327.
http://www.kemenperin.go.id/direktori-perusahaan?what=&prov=&hal=489 diakses
pada 5 Mei 2018.
Kementrian Lingkungan Hidup. 2014. Keputusan Nomor 180 tahun 2017 tentang
Hasil Penilaian Peringkat Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tahun 2016-2017. http://proper.menlh.go.id
Martin, P.R. and Moser, D.V. (2015), “Managers ‘green investment disclosures and
investors’ reaction”, Journal of Accounting and Economics, Vol. 61 No. 1, pp.
239-254.
65
Qiu, Y., Shaukat, A. and Tharyan, R. (2014), “Environmental and social disclosures:
link with corporate financial performance”, The British Accounting Review,
1-15.
Rakhiemah, Aldilla Noor dan Dian Agustia. 2010. Pengaruh Kinerja Lingkungan
terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure dan Kinerja
Finansial Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Simposium Nasional Akuntansi XII, Palembang
Refandi Budi Deswanto, Sylvia Veronica Siregar, (2018) "The associations between
environmental disclosures with financial performance, environmental
performance, and firm value", Social Responsibility Journal, Vol. 14(1), 180-
193
Sari, dan Zuhrotun. (2006), “Keinformatifan Laba Di Pasar Obligasi dan Saham: Uji
Liquidation Option Hypothesis”, Simposium Nasional Akuntansi 9.
Siegel, D.S. dan Paul, C.J.M. (2009). Corporate Social Responsibility and Economic
Performance. Springer Science and Business Media, LLC, J Prod Anal 26.
207 -211.
Sihombing, Gregorius. (2008). “Kaya dan Pinter Jadi Trader & Investor Saham”.
Yogyakarta : Penerbit Indonesia Cerdas.
Suranta, Eddy dan Mas’ud Machfoedz. (2013). Analisis Struktur Kepemilikan, Nilai
Perusahaan, Investasi dan Ukuran Dewan Direksi. Simposium Nasional
Akuntansi VI. Surabaya
LAMPIRAN
Lampiran 2. Data
69
70
71
72
73
74
75
76
77
R Square
78
R Square
kinerja
nilai perusahaan 0,598249
p.lingkungan 0,161654
Cross Loadings
nilai perusahaan
p.lingkungan 3,586686
83