PENGANTAR SOSIOLOGI
Disusun Oleh :
Bella Amalia
11816378
Dosen Pembimbing:
UNIVERSITAS GUNADARMA
2016
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas terselesaikan nya
makalah Pengantar Sosiologi ini . Makalah ini saya buat berdasarkan tanggung
jawab tugas yang diberikan kepada saya dan ber isi materi Kajian Ontologi dalam
Sosiologi, Kajian Epistemologi dalam Sosiologi, Kajian Aksiologi dalam
Sosiologi dan Metodologi dalam Sosiologi. Maka dari itu saya mengucapkan
banyak terima kasih kepada segala pihak terutama Ibu Dr. Nuriyati Samatan, Dra.,
M.Ag. yang menjadi Dosen Pembimbing Mata Kuliah Pengantar Sosiologi kelas
1MA12.
Semua perbuatan manusia tiada yg sempurna maka dari itu saya akan
menerima saran dan kritik untuk perbaikan makalah ini agar makalah berikutnya
yang saya buat akan menjadi lebih baik lagi.
Wassalamualaikum wr.wb
Bella Amalia
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
ii
2.4.3.6 Penentuan populasi dan sampel penelitian 18
2.4.3.7 Pengumpulan data 20
2.4.3.8 Penentuan cara mengolah dan menganalisis data ................
24
2.4.4 Ciri proses penelitian 26
2.4.5 Fungsi proses penelitian 28
2.4.6 Prinsip proses penelitian 28
2.4.7 Dimensi pembeda proses penelitian 29
2.4.8 Metode penelitian kualitatif 30
2.4.9 Metode penelitian kuantitatif 34
2.4.10 Perbedaan perbedaan pokok penelitian kuantitatif dari penelitian
kualitatif .............................................. 38
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan 39
DAFTAR PUSTAKA 40
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Penelitian sosial banyak terdapat fenomena yang tidak terindra oleh panca
indra manusia, serta terkadang menjadikan fenomena perilaku sebagai penejelas
situasi yang dirasakan subjek, dan pada kondisi tersebut terdapat suatu proses
yang tidak cukup untuk diungkapkan dalam bilangan, terlebih jika dalam proses
tersebut mengandung makna sebagai penjelas perilaku yang ditampilakn oleh
subjek penelitian. Artinya ada fenomena khusus yang tidak dapat dijangkau
oleh pendekatan positivistik (kuantitatif) dan fenomena tersebut hanya mungkin
dipahami jika dilakukan pemahaman interpretatif terhadap simbol simbol
1
tingkah laku yang ditampilkan individu. Stephen dan Stephen (1990) memberi
catatan bahwa fenomena tingkah laku sosial kebudayaan dapat dijelaskan dengan
tepat jika peneliti memahami secara mendalam makna tingkah laku itu
berdasarkan sudut pandang subejktif partisipan penelitian,
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pembicaran tentang hakikat sangatlah luas sekali, yaitu segala yang ada
dan yang mungkin ada. Hakikat adalah realitas; realita adalah ke real-an, Rill
artinya kenyataan yang sebenarnya. Jadi hakikat adalah kenyataan sebenarnya
sesuatu, bukan kenyataan sementara atau keadaan yang menipu, juga byukan
kenyataan yang berubah.
Sementara itu, A. Dardiri dalam buku nya Humaniora, Filsafat dan Logika
mengatakan, ontologi adalah menyelidiki sifat dasar dari apa yang nyata secara
fundamental dan cara yang berbeda di mana entitas dari kategori-kategori yang
logis yang berlainan (objek-objek fisis, hal universal, abstraksi) dapat dikatakan
ada; dalam kerangka tradisional ontologi dianggap sebagai teori mengenai prinsip-
prinsip umum dari hal ada, sedangkan dalam hal pemakaiannya akhir-akhir ini
ontologi dipandang sebagai teori mengenai apa yang ada (A.Dardiri, 1986:17).
Sidi Gazalba dalam bukunya Sistematika Filsafat mengatakan, ontologi
mempersoalkan sifat dan keadaan terakhir dari kenyataan. Karena itu ia disebut
ilmu hakikat, hakikat yang bergantung pada pengetahauan. Dalam agama ontologi
memikirkan tentang Tuhan (Sidi Gazalba, 1973:106).
2. Menurut istilah, ontologi ialah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada,
yang merupakan ultimate reality baik yang berbentuk jasmani/konkret maupun
rohani abstrak.
Nilai dan norma yang harus berada pada etika keilmuan adalah nilai dan
norma moral. Nilai moral tidak berdiri sendiri. Yang paling utama dalam nilai
norma moral adalah yang terkait dengan tanggung jawab seseorang. Penerapan
ilmu pengetahuan yang telah dihasilkan oleh para ilmuan, mesti memperhatikan
nilai-nilai kemanusiaan, nilai agama, nilai adat, dan sebagainya.
Menurut Jujun S. Suriasumantri dalam bukunya Filsafat Ilmu mengatakan
bahwa aksiologi adalah cabang filsafat yang mempelajari tentang nilai secara
umum. Sebagai landasan ilmu, aksiologi mempertanyakan untuk apa pengetahuan
yang berupa ilmu itu dipergunakan serta kaitannya dengan kaidah-kaidah moral.
Istilah penelitian (research) telah banyak didefinisikan oleh para ahli dalam
bidang metodologi research. Para ahli yang dimaksud antara lain sebagai berikut:
John Dewey (1933) memberikan garis garis besar dari apa yang disebut
metode ilmiah yang lima taraf, yakni:
- The felt need. Dalam taraf ini orang merasakan kesuliatan untuk menyesuaikan
dirinya terhadap kebutuhan atau tujuan tujuan masyarakat, atau untuk
menemukan ciri ciri dari suatu objek, atau untuk menerangkan sesuatu kejadian
yang terjadi tiba tiba dan tidak terduga.
- The problem. Orang merumuskan kesulitan kesulitan itu sebagai masalah atau
problema, yakni sesuatu yang terjadi dalam kenyataan (das sein) namun tidak
sesuai dengan harapan (das sollen), atau sebagai sesuatu yang tidak diketahui
who, what, where, when, why dan how.
- Concluding bilief. Berdasarkan bukti bukti yang sudah di olah maka akan
terbukti hipotesis, teori atau kesan kesan yang telah dirumuskan apakah benar
atau salah, diterima atau ditolak.
4. Tinjauan kepustakaan;
7. Pengumpulan data;
9. Daftar pustaka.
Terdapat dua hal yang harus diperhatikan dalam judul penelitian, yaitu
penentuan judul dan syarat pemilihan judul.
a. Penentuan judul
a. Peranan Masalah
5. memanfaatkan konsep-konsep teori atau data dan teknik dari disiplin yang
bertalian; dan
2. Masalah dapat diperoleh dari membaca buku, jurnal, koran, majalah, atau
hasil penelitian orang lain.
3. Masalah dapat diperoleh dengan cara diberi oleh orang lain, terutama
berhubungan dengan pemegang kekuasaan (otoritas) atau guru.
5. Masalah dapat diperoleh dari hasil diskusi dengan teman atau seminar
yang diselenggarakan oleh suatu lembaga.
Secara garis besar, masalah penelitian terdiri atas tiga jenis atau bentuk, yakni
sebagai berikut.
Masalah penelitian harus dirumuskan dengan jelas dan tegas, tetapi tidak lepas
dari judul dan tujuan penelitian. Seperti dikatakan dalam uraian sebelumnya, judul
penelitian itu sendiri sebenarnya sudah merupakan bentuk masalah yang masih
terlalu umum dan global sehingga masih perlu diperinci lebih lanjut. Masalah
perlu dibatasi agar peneliti dapat membatasi diri pada apa saja yang perlu dan
tidak perlu untuk diteliti. Peneliti harus menegaskan bahwa ia akan meneliti
masalah tertentu dan aspek tertentu yang berhubungan dengan judul penelitian,
dengan membuat pernyataan atau pertanyaan-pertanyaan pokok yang perlu dikaji
lebih lanjut.
1. Mempelajari hasil yang diperoleh dari setiap sumber yang relevan dengan
penelitian yang akan dilakukan.
2.4.3.5 Hipotesis
Ada beberapa petunjuk untuk merumuskan hipotesis antara lain sebagai berikut.
Hipotesis yang baik adalah hipotesis yang searah atau mendukung judul, masalah,
dan tujuan penelitian.
Hipotesis agar bersifat spesifik, konsep-konsep yang digunakan harus jelas dan
sedapat mungkin dapat diolah secara spesifik atau dapat digolongkan ke
dalam kategori-kategori tertentu.
Dalam statistik dikenal dua hipotesis, yakni hipotesis nol (H0) dan
hipotesis alternatif (Ha/H1). Hipotesis nol (H) adalah hipotesis yang menyatakan
adanya kesamaan atau tidak adanya perbedaan atau tidak ada pengaruh antara dua
variabel yang dipersoalkan.Kebalikan dari hipotesis nol (H0) adalah hipotesis
alternatif (H1). Hipotesis alternatif (H1) adalah suatu hipotesis yang menyatakan
ketidaksamaan, perbedaan, atau adanya pengaruh antara dua variabel yang
dipersoalkan.
Hipotesis tersebut dapat diuji dengan metode statistik, seperti uji tchi
kuadrat, analisis korelasi, dan sebagainya. Berdasarkan hasil dari tes tersebut
dapat ditemukan apakah hipotesis diterima atau ditolak.
a. Populasi
Jika seorang peneliti ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah
penelitian, penelitian dilaksanakan melalui populasi. Dilihat dari jumlahnya,
populasi dapat dibedakan atas populasi terhingga, yaitu jumlahnya dapat
ditentukan, dan populasi tak terhingga yang jumlahnya sulit untuk ditentukan.
Untuk mengatasi kesulitan kedua populasi tersebut, dengan tidak mengurangi
karakteristik umum populasi, peneliti melakukan pengambilan sampel.
b. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang dipilih untuk diteliti.
Terdapat beberapa keuntungan jika orang menggunakan sampel, yaitu sebagai
berikut.
3. Penelitian sampel akan lebih efisien dalam arti biaya, waktu, dan tenaga.
Cara ini dapat dilakukan dengan jalan memasukkan kertas yang telah
diberi tanda atau nama-nama populasi, ditentukan jumlah sampel yang
akan diambil, kemudian dikocok dan yang keluar terlebih dahulu maka
itulah sampel. Hal ini seperti awal pembukaan arisan.
Sumber data
a. Analisis isi
Selain itu dengan cara ini dapat dibandingkan antara satu buku dengan
buku yang lain dalam bidang yang sama, baik berdasarkan perbedaan waktu
penulisannya maupun mengenai kemampuan buku-buku tersebut mencapai
sasarannya sebagai bahan yang disajikan kepada masyarakat atau sekelompok
masyarakat tertentu.
b. Observasi
c. Wawancara
Responden
2. Sikap pewawancara
3. Keuntungan wawancara
4. Kelemahan wawancara
a. Mengelompokkan data
Setelah data dikumpulkan lengkap dari lapangan, tahap berikut yang harus
dikerjakan adalah mengelompokkan dan menganalisis data. Jadi data yang
dikumpulkan akan digunakan untuk:
Mengambil/menyarankan kebijakan
Mencapai tujuan
Analisis data dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kualitatif dan
kuantitatif. Perbedaan ini tergantung pada sifat data yang dikumpulkan oleh si
peneliti. Apabila data yang dikumpulkan itu hanya sedikit dan berbentuk kasus-
kasus, maka analisisnya pasti kualitatif. Demikian pula, kalau data yang
dikumpulkan itu berjumlah besar dan mudah untuk diklasifikasikan, maka
analisisnya kuantitatif dan disebut juga analisis statistik. Proses pengolahan data
dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:
Coding
Setelah editing diselesaikan, kegiatan selanjutnya yang perlu dilakukan
adalah memberi kode (pengkodean). Pengkodean dilakukan dengan
memberi tanda (simbol) yang berupa angka pada jawaban responden yang
diterima. Tujuan pengkodean adalah untuk menyederhanakan jawaban
responden. Jadi coding ialah usaha mengklasifikasikan jawaban-jawaban
para responden menurut macamnya yang dilakukan dengan menandai
masing-masing jawaban dalam bentuk angka.
Tabel Frekuensi
Tabulasi
Tabulasi artinya menyusun data ke dalam bentuk tabel. Pada tahap ini data
dianggap telah selesai diproses. Melalui tabulasi, data dari lapangan akan tampak
ringkas dan bersifat merangkum. Dalam keadaannya yang ringkas dan tersusun
dalam tabel yang baik, data akan dapat mudah dipahami.
Tabulasi Silang
pertama;
Menurut Taylor & Bodgan, 1984; Marshall & Rossman, 1989; Silverman,
1993. Penelitian Kualitatif memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Bersifat Induktif, yaitu mendasarkan pada prosesur logika yang berawal dari
proposisi khusus sebagai hasil pengamatan dan berakhir pada suatu kesimpulan
(pengetahuan baru) hipotesis yang bersifat umum. Dalam hal ini konsep konsep,
pengertian pengertian dan pemahaman didasarkan pada pola pola yang di
temui di dalam data.
2. Melihat pada setting dan manusia sebagai suatu kesatuan, yaitu memperlajari
manusia dalam konteks dan situasi dimana mereka berada. Oleh karena itu,
manusia dan setting tidak disederhanakan kedalam variabel, tetapi dilihat sebagai
suatu kesatuan yang saling berhubungan.
4. Lebih mementingkan proses penelitian dari pada hasil penelitian. Oleh karena
itu, bukan pemahaman mutlak yang dicari, tetapi pemahaman mendalam tentang
kehidupan sosial.
6. Bersifat humanistik, yaitu memahami secara pribadi orang yang diteliti dalam
kehidupannya sehari hari.
7. Semua aspek kehidupan sosial dan manusia dianggap berharga dan penting
untuk dipahami karena dianggap bersifat spesifik dan unik.
Menurut Taylor & Bodgan, 1984; Marshall & Rossman, 1989; Silverman,
1993 Penerapan sebuah metode penelitian sangatlah tergantung dari research
questions yang telah di tentukan. Ada beberapa pedoman yang dapat digunakan
untuk menentukan apakah penelitian kualitatif memang sesuai untuk diterapkan
dalam suatu penelitian, yaitu sebagai berikut :
Penelitian kualitatif sangat sesuai untuk diterapkan bila penelitian
itu bertujuan untuk memahami makna yang mendasari tingkah laku
manusia.
Penelitian kualitatif sesuai diterapkan bila penilitian itu ingin
mendeskripsikan latar dan interaksi yang kompleks dari partisipan .
Penelitian kualitatif sesuai diterapkan pada penelitian yang
dimaksudkan untuk melakukan eksplorasi atau untuk
mengidentifikasi informasi baru.
Penelitian kualitatif sesuai diterapkan pada penelitian yang
dimaksudkan untuk memahami keadaan yang terbatas jumlahnya
dengan fokus yang mendalam dan rinci.
Penelitian kualitatif sesuai diterapkan pada penelitian yang ingin
mendeskripsikan gejala untuk melahirkan sesuatu teori atau
hipotesis.
Penelitian kualitatif sesuai diterapkan pada penelitian yang
mempersoalkan variabel variabel menurut pandangan dan
definisi partisipan.
2. Perumusan Masalah
2. Peranan nilai
Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif tidak bersifat kaku tetapi selalu
disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Demikian pula hubungan antara
peneliti dan yang diteliti bersifat interaktif dan tidak dapat dipisahkan.
Sedangkan dalam penelitian kuantitatif prosedur pengumpulan data standarisasi
3.1 Kesimpulan
39
DAFTAR PUSTAKA