Anda di halaman 1dari 6

TEORI SOSILOGI MODERN

MEMAKNAI KONSEP STRUKTURAL FUNGSIONAL TALCOTT PARSONS


Dosen: Dr. Mohamad Anas, M. Phil

Disusun Oleh :
Nama : Farizal Firmansyah
NIM : 195120100111049
Kelas : D-3 SOSIOLOGI
Nomer Absen : 30

JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2020
Jalan Veteran, Malang, Jawa Timur 65145, Indonesia. Telp +62 341 551611, Fax: +62 0341-
565420, Website: https://ub.ac.id
A. PENDAHULUAN

Teori Struktural Fungsional disebut juga sebagai teori fungsional struktural.


Dalam hal ini masyarakat dilihat dalam prespektif jaringan kelompok yang memiliki
kerjasama antara satu sama lain. Masyarakat bekerja secara terorganisisr, teratur serta
menurut norma dan teori yang berkembang (Maunah, 2015). Struktural fungsional adalah
salah satu sudut pandang dalam sosiologi dan antropologi. Pandangan ini berupaya
mendefinisikan masyarakat sebagai sebuah kesatuan stuktur yang saling berhubungan.
Dalam perkembangan teori pada dasarnya tidak ada teori atau gagasan yang tidak
berpengaruh dari teori sebelumnya. Dalam hal ini gagasan struktural fungsional Talcott
parsons sedikit banyak dipengaruhi oleh Durkheim dan Weber.

Teori fungsionalisme mengartikan masyarakat dalam konteks secara keseluruhan


yaitu fungsi dari elemen konsituennya seperti adat, tradisi, norma dan institusi (Idi,
2013:24 dalam Maunah, 2015). Dalam hal ini masyarakat sendiri didefinisikan sebagai
sebuah sistem sosial yang memiliki hubungan satu sama lain dan saling memiliki
ketergantungan antara satu dengan yang lainnya1. Teori struktural fungsional bertujuan
untuk mencapai keteraturan sosial. Teori ini menekankan pada unsur integrasi, fungsi,
kordinasi, stabilisasi dan konsesnus. Teori fungsional sedikit banyak terpengaruh oleh
disiplin ilmu biologi. Dalam ilmu biologi kesatuan manusia terdiri dari organ-organ yang
berhubungan satu sama lain. Organ-organ ini membutuhkan satu sama lain untuk tetap
bertahan hidup (Maunah, 2015). Unsur-unsur dalam masyarakat ini memiliki fungsinya
masing-masing guna menjaga stabilitas sistem sosial.

Teori ini juga menggambarkan bahwa suatu masyarakat adalah sebuah sistem
yang terdiri dari berbagai macam unsur dan bagian. Sistem ini saling berhubungan dan
memiliki ketergantungan satu sama lain. Parsons sendiri menambahkan bahwa pada
perkembanganya masyarakat akan berada dalam kondisi harmonis dan seimbang saat
institusi dan lembaga yang ada di masyarakat ikut andil dalam menjaga stabilitas
masyarakat tersebut. Sehingga jika sebuah struktur masyarakat dapat menjalankan
fungsinya dengan baik dalam menjaga norma dan nilai yang ada di masyarakat. Maka
akan terjadi sebuah stabilitas pada masyarakat itu sendiri.

B. TEORI STRUKTURAL

1
Richard Grathoff. 2000. Kesesuaian antara Alfred Schutz dan Talcott Parsons: Teori Aksi Sosial.Jakarta:
kencana
Talcott Parsons sendiri lahir pada 13 Desember 1902 di Colorado Amerika
Serikat, ia lahir dari pasangan Erdward Smith Parsons dan Mary Augusta Parsons.
Parsons sendiri memiliki latar belakang intelektual pada keluarganya. Ayahnya
merupakan seorang pendeta dan juga rektor di perguruan tinggi. Parsons meninggal pada
tahun 1979. Selama hidupnya parsons telah menghasilkan karya-karya yang digunakan
sebagai acuan para sosiolog. Gagasan parsons mempengaruhi banyak tokoh sosiologi,
salah satunya adalah Robert K Merton yang merupakan murid dari Talcott Parsons itu
sendiri. Karya-Karya parsons yang terkenal diantara lain adalah The Structure of Social
Action (1937), The Social System (1951), dan Modern Societies system (1971). Gagasan
parsons dipengaruhi oleh tokoh-tokoh awal sosiologi seperti Max Weber dan Emile
Durkheim (Agung, 2015).

Kedua tokoh ini sedikit banyak mempengaruhi cara berpikir Parsons salah satunya
karyanya yang berjudul The Structure of Social Action mendapat insipirasi dari pemikiran
Max Weber. Karyanya ini jugalah yang membawa Parsons dikenal memiliki teori
struktural fungsionalis. Teori Struktural fungsionalis pada dasarnya memberikan
pandangan untuk melihat bagaimana sebuah dilemma dalam kebijakan sosial. Teori ini
mempunyai hubungan dengan struktur sosial (Johnson, 1986: 100). Parsons melakukan
pendekatan dengan melihat masyarakat sebagai suatu equilibrium atau keseimbangan.
Talcott Parsons mempunyai pandangan bahwa:

1. Masyarakat adalah sistem yang saling terhubung satu sama lain,


2. Masyarakat saling mempengaruhi dan bersifat timbal balik,
3. Sistem sosial yang ada selalu bergerak kearah yang dinamis dan keseimbangan,
4. Sistem sosial pada akhirnya selalu mengarah pada sebuah integrasi biarpun ada
penyimpangan, ketegangan maupun disfungsi,
5. Perubahan dalam sistem sosial pasti melalui proses penyesuaian dan tidak
berlangsung secara revolusioner,
6. Dalam integrasi sosial faktor yang menyebabkan integrasi adalah adanya
kesepakatan bersama tiap anggota masyarakat (Turama, 2018).

Pada perkembanganya Parsons mengembangkan konsep AGIL (Adaptation, Goal


Attainment, Integration, dan Latency). Parsons menggunakan analisis AGIL guna
persyaratan fungsional dalam sebuah masyatakat Doyle Paul Johnson (1986: 129).
Penjelasan mengenai konsep AGIL menurut Talcott Parsons adalah sebagai berikut yaitu
Adaptasi atau adaptation adalah kemampuan seseorang atau masyarakat untuk
beradaptasi dengan lingkunganya, masyarakat diharapkan untuk melakukan penyesuaian
dan beradaptasi dengan lingkungannya. Pencapaian tujuan atau goal attainment yang
berarti kemampuan seseorang dalam hal ini masyarakat untuk menyusun tujuan hidup
masa depan melalui keputusan yang dibuat. Integrasi atau integration adalah kegiatan
yang dilakukan suatu masyarakat guna menjalin relasi antar anggota yang berada dalam
suatu lingkungan, integrasi ini bertujuan untuk meningkatkan solidaritas internal sebuah
kelompok. Terakir merupakan pemeliharaan pola atau latent pattern maintenance yang
berarti upaya sebuah masyarakat guna memelihara pola yang sudah ditetapkan bersama,
dalam hal ini bisa sebuah budaya, nilai, norma dan hal lainnya. Kempat konsep AGIL
yang dicetuskan Parsons ini saling berkaitan satu sama lain atau biasa dikenal dengan
konsep transaksi internal. Konsep ini juga memiliki fungsinya masing-masing. Menurut
Robert H. Lauer berikut adalah fungsi masing-masing konsep AGIL Talcot Parsons:

1. Adaptation: memiliki fungsi untuk mengetahui peranan individu dalam sebuah


kelompok.

2. Goal Attainment: memiliki fungsi dasar kesepakatan apa yang ciapai untuk
mencapai sebuah tujuan akhir.

3. Integration: memiliki fungsi integrasi pada sebuah kelompok dengan menjadikan


nilai dan norma yang ada sebagai acuan kelomopok.

4. Latent Pattern Maintenance: memiliki fungsi menjaga dan memotivasi suatu


kelompok agar tetap terintegrasi.

C. REFLEKSI TEORI

Konsep teori struktural fungsional yang dibawa oleh Talcott Parsons masih dapat
di aplikasikan pada kehidupan saat ini. Penulis sependapat bahwa masyarakat mempunyai
fungsinya masing-masing guna menjalankan sistem sosial yang ada. Setiap fungsi dalam
masyarakat ini pada akhirnya membawa kepada sebuah integrasi masyarakat meskipun
caranya tidak selalu berjalan dengan lancar. Parsons juga menyebutkan bahwa manusia
memiliki ketergantungan dan membutuhkan satu sama lain. Hal ini masih terbukti pada
masa sekarang. Seperti denga nada kasusnya pandemi covid-19 yang terjadi di Indonesia,
terlihat jelas bagaimana masyarakat saling ketergantungan atau membutuhkan satu sama
lain.
Contoh kongkritnya yaitu pada awal pandemi banyak masyarakat Indonesia yang
mengalami PHK masal akibat ditutupnya operasional bisnis. Tidak lama kemudian,
terdapat gerakan untuk membantu satu sama lain atau orang yang membutuhkan. Gerakan
ini kebanyakan dilakukan melalui sosial media dengan berlandaskan bahwa “Kita adalah
mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri” hal ini juga sesuai dengan teori parsons
mengenai struktur sosial. Yaitu sebuah individu dalam masyarakat mempunyai peran dan
fungsinya masing-masing. Saat itu orang yang memiliki harta benda lebih diharapkan
untuk membantu orang-orang yang terdampak akibat pandemi covid-19.

Konsep AGIL menurut parsons juga masih berguna pada saat ini. Jika maknai
lebih jauh maka konsep AGIL Parsons bersifat universal dan dapat diterapkan pada
semua bidang pekerjaan. Contohnya pada sebuah perusahaan, perusahaan dapat
menerapkan konsep AGIL pada lingkungan karyawannya. Salah satunya adalah adaptasi,
adaptasi yang dimaksud adalah penyesuaian cara kerja perusahaan tersebut. Misalnya
melakukan sistem Work From Home. Kemudian ada goal attainment, dengan kondisi
pandemi seperti sekarang ini bisa saja goal attainment yang dituju adalah menjaga
kesehatan para karyawan atau menjaga penjualan barang agar tidak turun. Setelah
menetapkan goal maka perusahaan tersebut dapat melakukan integrasi pada karwayannya
guna mempunyai tujuan yang sama serta acuan yang sama. Hal terakir yang dapat
dilakukan oleh perusahaan tersebut adalah latent pattern maintenance, dalam hal ini bisa
menjaga sebuah pola kerja yang sudah disepakati.

D. KESIMPULAN

Konsep teori fungsionalis menurut Talcott Parsons masih dapat digunakan pada
saat ini. Dengan perkembangan masyarakat yang bergerak secara dinamis. Konsep AGIL
Talcott Parsonss dapat diadaptasikan oleh berbagai pihak dan disiplin ilmu. Kemudian
Pada dasarnya manusia merupakan mahluk sosial yang memiliki fungsi masing-maising
serta berkaitan satu sama lain. Fungsi inilah yang membuat individu atau masyarakat
dapat menjadi satu dan terciptanya integrasi sosial dalam masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Agung, D. A. G. (2015). Pemahaman Awal terhadap Anatomi Teori Sosial dalam Perspektif
Struktural Fungsional dan Struktural Konflik. Sejarah Dan Budaya, 9(2), 162–170.
Retrieved from http://journal2.um.ac.id/index.php/sejarah-dan-
budaya/article/view/1532/827

Lestari MS, I. E. (2004). KELOMPOK TANI SEBAGAI MEDIA INTERAKSJ SOSIAL


( KAJIAN ANALISIS FUNGSIONAL STRUKTURAL TALCOTT PARSON). 59–73.

Maunah, B. (2015). Pendidikan Dalam Perspektif Struktural Konflik. CENDEKIA: Journal


of Education and Teaching, 9(1), 71. https://doi.org/10.30957/cendekia.v9i1.53

Poloma, M. M. (2010). SOSIOLOGI KONTEMPORER (8th ed.). Jakarta: Rajawali Pers.

Turama, A. R. (2018). Formulasi Teori Fungsionalisme Struktural Talcott Parsons.


EUFONI : Journal of Language, Literary and Cultural Studies, 2(2), 58–69.

Richard Grathoff. 2000. Kesesuaian antara Alfred Schutz dan Talcott Parsons: Teori Aksi
Sosial.Jakarta: kencana

Anda mungkin juga menyukai