PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sebagaimana kita ketahui bahwa komponen utama agama islam adalah akidah, syariah
dan akhlak . kategorisasi ini didasarkan pada penjelasan Nabi ketika melakukan dialog
dengan malaikat Jibril berkenaan dengan pengertian iman, Islam dan Ihsan. Kata yang
terakhir kerapkali disejajarkan dengan term akhlak. Terminologi ihsan diambil dari kata
ahsana, yuhsinu, ihsanan yang berarti berbuat baik.
Ketika kita merujuk pada kalamullah maka banyak kita temukan perkataan ihsan yang
berarti berbuat kebajikan atau kebaikan seperti dalam surat An-Nahl ayat 90
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi
kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan
permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil
pelajaran.”
Ayat kebajikan lain juga dapat kita lihat dalam surat Arrahman ayat 60
“Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)”.
Tentunya kebaikan atau kebajikan inilah yang memiliki hubungan yang erat dengan
peristilahan akhlak. Perkataan akhlak sendiri memiliki persesuaian dengan kata “kholik”
dan “mahluk” atau pencipta dengan yang dicipta.
Dari sinilah asal ilmu akhlak dirumuskan, yang memungkinkan terjadinya hubungan
baik antara khalik dengan mahkluk serta antara makhluk dengan makhluk lainnya.
Dalam bahasa yang lebih islami kita dapat mengatakan bahwa akhlak adalah sikap
kepribadian manusia terhadap Allah, manusia, diri sendiri dan makhluk lainnya, sesuai
dengan petunjuk dan tuntunan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Ini berarti akhlak merujuk
pada seluruh tindak tanduk manusia dalam segala aspek baik yang bersifat ubudiyah
ataupun muamalah.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian akhlak
Akhlak menurut bahasa berasal dari bahasa Arab اخالقjamak dari kata َخلُق
ُ yang
berarti tingkah laku, perangai atau tabiat. Sementara menurut Wikipedia akhlak secara
terminologi diartikan sebagai tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu
keinginan secara sadar untuk melakukan suatuperbuatan yang baik[1].
Kemudian lain dari pada itu, kita akan membahas akhlak terhadap lingkungan di tinjau
dari beberapa aspek, yakni: agama, etika, dan budaya.
Prinsip pertama,
Bahwa disisi Allah manusia adalah makhluk yang mulia.Allah telah menundukkan
semua yang ada dilangit dan dibumi untuk memeudahkan manusia. Allah berfirman:
“Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam,kami angkut mereka
didaratan dan dilautan,kami beri mereka rizqi dari yang baik-baik dan kami lebihkan
mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah kami
ciptakan” (Q.S Al-Israa:70).
Kemuliaan yang diberikan Allah kepada manusia adalah bentuk yang indah,
kemampuan untuk berbicara, free will, dan kemampuan berjalan dimuka bumi, di udara,
dan di lautan dengan berbagai bentuk kendaraan. Disamping itu, mereka juga
mendapatkan anugerah rizqi yang berlimpah berupa makanan yang lezat dan baik. Di
tambah lagi keutamaan akal, pikiran, wahyu, Rasul, dan lainnya, serta kemuliaan dan
karomah jika taat kepada Allah.
Prinsip kedua
Manusia dituntut untuk memakmurkan dan melestarikan bumi. Hal ini dapat
terimplementasi dalam beberapa hal sebagai berikut:
Belajar, mencari ilmu dan mengajar.
Menunaikan amar ma’ruf nahi munkar.
Berjihad dijalan Allah dengan tujuan agar ajaran Allah tetap jaya.
Mematuhi konsep dan aturan Islam dalam kehidupan yang merupakan bentuk ibadah
kepada Allah, serta mengikuti prinsip musyawarah, keadilan, menolak kerugian, serta
mewujudkan kemaslahatan.
Prinsip ketiga
Manusia dituntut untuk berfikir dan merenungkan apa yang ada dilangit dan apa yang
ada bumi. Hal ini bertujuan agar kehidupan mereka menjadi lebih baik dengan
memanfaatkan yang ada di sekelilingnya, serta lebih dapat mendekatkan diri kepada
Allah sehingga memperoleh ridlo-Nya. Akan tetapi, dalam menggunakan akal, pikiran,
dan dalam perenungannya, manusia tidak boleh melampaui apa yang telah digariskan
oleh Allah.
Prinsip keempat
Manusia dituntut untuk menghiasi diri mereka dengan keutamaan-keutamaan,
meninggalkan hal-hal yang tercela dan berinteraksi dengan baik antar sesama manusia
dan lingkungannya.
Prinsip kelima
Interaksi manusia dengan alam lingkungan bukanlah sebuah konflik ataupun
peperangan.Akan tetapi, interaksi manusia dengan alam lingkungan adalah ketundukan
alam untuk membantu manusia dengan tetap menjaga keseimbangan yang
menempatkan manusia dan alam lingkungn pada posisinya masing-masing.
Prinsip keenam
Ajaran Islam telah memberikan kebebasan kepada umat manusia dalam
berakidah,beribadah,mengungkapkan pendapat, bekerja dan mencari bekal hidup, serta
kebebasan-kebebasan lain yang sangat mereka butuhkan dalam kehidupan.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, At-Tirmidzi, Ibnu Majjah Alhakim dengan sanad
mereka dari Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah Saw bersabda:
“Setiap anak adam pasti berbuat kesalahan,dan sebaik-baik orang yang berbuat
kesalahan adalah mereka yang bertaubat”.