Anda di halaman 1dari 17

GLOBAL WARMING DALAM PANDANGAN ISLAM (PEMANASAN GLOBAL)

Disusun Guna Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Al-Qurán Dan Isu-Isu Kontemporer
Dosen Pengampu: Bapak Mochamad Tholib Khiril Waro, M.Ag.

Disusun Oleh Kelompok 3 IQT-C6:

1. Noviani Dwi Aryani (1930110078)


2. Mohammad Khalilurrahman (1930110111)
3. Uswatun Roikhanah (1930110114)

PROGAM STUDI ILMU QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
TAHUN 2020/2021

1
Abstrak

Hampir seluruh penduduk dunia merasakan suhu yang semakin panas, musim kemarau
terjadi dimana-mana. Musim yang dipertanyakan memicu kekecewaan panen, terutama di
kalangan peternak adat. Dinyatakan bahwa pihak berwenang dalam hal ini setuju, bahwa kondisi
ini adalah efek dari penyimpangan atmosfer yang berbahaya.
Setiap tindakan manusia untuk mengatasi masalah mereka tidak diragukan lagi
mempengaruhi iklim. Keadaan ini diketahui karena meningkatnya volume kebutuhan
transportasi individu bersamaan dengan penggunaan bahan bakar seperti gas, solar, dan lain-lain,
kebutuhan pakaian jadi dan lain-lain telah mendorong berkembangnya usaha-usaha baru yang
sebagian besar tidak fokus pada pembuangan sampah yang ditangani, penebangan dan konsumsi
kayu-kayuan sehingga meskipun jumlah kelahiran di planet ini tidak disesuaikan dengan jumlah
kematian.16
Untuk mengurangi efek yang ditimbulkan oleh peningkatan suhu di seluruh bumi,
persyaratan untuk sekolah lain dan di antara yang paling signifikan di masa sekarang dan nanti,
khususnya pelatihan ekologi berbasis Islam. Pelatihan dikaitkan dengan iklim di sekitar
informasi manusia sesuai dengan ajaran Islam, khususnya Al-Qur'an dan hadits, dan mengikuti
berbagai komponen yang dapat membawa bahaya pemusnahan, pencemaran, atau pemusnahan.
Keywords: global warming, environmental education and Islamic-based

A. PENDAHULUAN
Allah menurunkan Al-Qur'an kepada Muhammad sebagai kitab pemahaman (Kitab maqrû')
untuk diturunkan kepada umat manusia dan menjadikan alam semesta sebagai kitab persepsi dan
pemeriksaan (kitab Manzur) yang mengomunikasikan hal-hal yang terkandung dalam Al-Qur'an.
sebuah dalam istilah asli. 'sebuah. Kedua buku ini adalah sumber kebenaran yang ketat dan ilmu
pengetahuan secara bersamaan. Keduanya berasal dari sumber yang sama, khususnya Allah
SWT.
Semua ilmu yang mengkaji keganjilan normal adalah ilmu yang mengkaji tentang kekuatan
Tuhan di alam semesta ini. Sains tidak dimaksudkan untuk sains itu sendiri, tetapi merupakan
kebutuhan hidup dan akal yang mengingat arah keyakinan untuk aspek-aspek baru. Ilmu
pengetahuan akan menganggap keanehan-keanehan biasa sebagai bait-bait yang membahas
tentang kekuasaan dan keesaan Allah.
Salah satu keanehan normal yang sedang dibicarakan saat ini adalah kekhasan peningkatan
suhu di seluruh bumi. Penyimpangan atmosfer yang berbahaya atau perubahan cuaca yang tidak
wajar adalah kata-kata yang dalam banyak kasus terdengar hari ini. Koran, TV, dan, yang
mengejutkan, aktivitas serius di jalan juga melaporkan perubahan suhu di seluruh dunia.
Perubahan cuaca yang tidak wajar adalah ekspansi suhu normal lingkungan, laut, dan
daratan Dunia. Saat ini, bumi sedang menghadapi pemanasan cepat. Para peneliti berharap
bahwa pemanasan ini disebabkan oleh latihan manusia yang berbeda. Penggerak utama
2
pemanasan ini adalah konsumsi turunan minyak bumi, seperti batu bara, minyak, dan gas yang
mudah terbakar. Bahan-bahan ini melepaskan karbon dioksida dan berbagai gas yang dikenal
sebagai zat yang merusak ozon ke udara.
Peristiwa perubahan suhu di seluruh dunia atau penyimpangan atmosfer yang berbahaya
dan tantangan lingkungan atau perubahan lingkungan menyebabkan ketidakteraturan di alam
semesta. Banjir, longsor, gempa bumi, angin kencang, tsunami, dan iklim yang buruk, harus
diperiksa dan dirumuskan kembali tentang hubungan antara manusia dan alam semesta. Sesuai
dengan Kekerasan, semakin jauh saya mencari alasan darurat ekologis di seluruh dunia, semakin
saya menerima bahwa itu adalah tanda lahiriah dari keadaan darurat dunia lain yang ditutup-
tutupi.
Laporan Intergovernmental Board on Environmental Change (IPCC) menunjukkan bahwa
di suatu tempat di kisaran tahun 1970 dan 2004, telah terjadi kenaikan suhu tahunan antara 0,2
derajat Celcius dan 1 derajat Celcius. Peningkatan suhu normal dunia dari 1,5 derajat Celcius
menjadi 2,5 derajat Celcius, serta membuat udara semakin panas, juga akan membuat
musnahnya 20% dari 30% spesies tumbuhan dan makhluk hidup. Suhu panas juga
mempengaruhi efisiensi pedesaan di daerah tropis seperti Asia dan Afrika. Stok pangan
diperkirakan akan menurun dan ini akan memperbesar pertaruhan kelaparan. Efek lainnya adalah
permukaan laut akan naik, dan banjir akan terjadi di mana-mana. Demikian pula, kekuatan badai
tropis dan angin topan akan menambah dan memusnahkan daerah tepi laut.
Peningkatan suhu di seluruh bumi adalah salah satu dari beberapa bagian Kauniyah yang
harus dibaca dan diuraikan. Oleh karena itu, penting untuk memusatkan perhatian secara umum
antara bagian Kauniyah sebagai kitab persepsi dan pemeriksaan (kitab Manzur) dan reff
Qur'aniyah sebagai kitab pemahaman (kitab maqru). Jadi apakah ada perubahan cuaca yang tidak
wajar dalam Al-Qur'an? Menarik dari gambaran di atas, menurut penciptanya, ada persyaratan
untuk tinjauan luar dan dalam dan penting yang diperoleh dari Al-Qur'an tentang peningkatan
suhu di seluruh bumi. Ulasan tersebut akan diberi judul "Peningkatan Suhu di Seluruh Bumi
dalam Perspektif Islam".
Strategi pengujian dalam penelitian ini menggunakan teknik subjektif menggunakan
metodologi ilmiah yang mencerahkan yang ditujukan untuk memberikan gambaran tentang
perubahan cuaca yang tidak wajar, penyebabnya, dan efek dari pemberitahuan sebelumnya di
seluruh dunia dan memecahkan masalah yang muncul di antara setidaknya dua efek samping.
Standar dasar pemeriksaan subyektif adalah penelitian yang dimulai dengan topik mengapa,
bagaimana, apa, di mana, dan kapan tentang kekhasan atau keanehan yang terjadi di lapangan.
Eksplorasi subyektif yang hebat juga memberikan pertimbangan yang berbeda berdasarkan
pertimbangan dan pengaturan, karena pendekatan ini memberikan ruang bagi para ahli untuk
mencari tahu tentang kerangka dan hubungan gerakan dari setiap jenis dalam kerangka yang
harus terlihat secara keseluruhan dan tidak hanya sampai taraf tertentu.1

1
Iskandar. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kualitatif & Kuantitatif). (Jakarta: Gang Persada Press,
2008), 18.
3
B. PENGERTIAN GLOBAL WARMING
Bumi kita adalah satu, di mana semua orang hidup, menciptakan, dan membuat peradaban.
Hingga kini, semakin sedikit individu yang mulai tergerak dan sadar untuk memberikan 'lebih'
perhatian pada bumi sebagai habitat aslinya. Kelompok masyarakat bergejolak mengingat akhir-
akhir ini sering terjadi bencana alam yang menyambut mereka. Di antara bencana, misalnya;
torrents, gempa tremor, banjir, hujan korosif, angin topan, dan berbagai bencana.
Perhatian publik yang dipicu oleh peristiwa-peristiwa normal yang ada di alam sekitar pada
akhirnya berkumpul menjadi kesadaran umum yang mendunia dan di seluruh dunia. Jelas,
kumpulan kesadaran ini tidak muncul begitu saja. Kesadaran wilayah lokal dunia tentang habitat
aslinya juga dipicu oleh kegagalan di seluruh dunia. Bencana di seluruh dunia adalah peristiwa
perubahan lingkungan (environmental change) yang disebabkan oleh peningkatan suhu di
seluruh bumi (peningkatan suhu di seluruh bumi).
Penurunan atmosfer yang berbahaya adalah kekhasan perluasan suhu permukaan dunia,
siklus ini dikenal sebagai dampak pembibitan. Dalam sebuah hubungan, efek pembibitan
menyerupai kendaraan yang ditinggalkan di tempat yang langsung menghadap ke siang hari
(semua jendela tertutup). Sinar matahari akan menyusup ke kaca depan, dan di dalam kendaraan,
sinarnya berubah menjadi panas. Intensitasnya tidak bisa lepas karena tertahan oleh kaca
sehingga suhu di dalam kendaraan naik.2
Dalam kondisi biasa, zat perusak ozon diperlukan. Karena tanpa zat perusak ozon, suhu
khas bumi hanya - 180C, sangat dingin bagi makhluk hidup untuk hidup. Dengan adanya zat
perusak ozon, suhu khas bumi menjadi +150C, wajar bagi keberadaan makhluk hidup di planet
ini. Persoalannya saat ini, baik dari segi kadar maupun jenisnya, kekuatan zat perusak ozon
(selanjutnya disebut GRK) terus meningkat. Jika pola peningkatan kadar GRK terus berlanjut
seperti saat ini, diperkirakan suhu permukaan dunia akan meningkat 1,5 hingga 4,50C menjelang
akhir abad berikutnya.3
Gas yang paling dominan dalam memperluas dampak pembibitan adalah karbon dioksida
(CO2). Selain gas CO2, yang dapat menyebabkan nursery impact adalah sulfur dioksida (SO2),
nitrogen monoksida (NO), dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa campuran alam, misalnya
gas metana (CH4) dan karbon kolera-fluoro. (CFC). Gas-gas ini berperan penting dalam
memperluas dampak pembibitan dan disebut-sebut sebagai zat yang merusak ozon.4
Gas-gas ini memiliki sifat seperti kaca yang mengkomunikasikan radiasi gelombang pendek atau
siang hari, namun mengasimilasi dan memantulkan radiasi gelombang panjang atau radiasi balik
yang dikeluarkan oleh bumi yang panas sehingga suhu iklim dunia meningkat. Bumi yang
2
Ulfah Utami, Konservasi Sumber Daya Alam: Perspektif Islam dan Sains, (Malang: UIN Malang Press, 2008),
140-141
3
John Firor, Perubahan Atmosfer: Sebuah Tantangan Global, Terj. Yuliani Lipoto, (Bandung: Rosda Jaya Putra,
1995), 9-10.
4
Rukaesih Ahmad, Kimia Lingkungan, (Yogyakarta: ANDI OFFSET, 2004), 3.

4
diselimuti oleh gas-gas ini menyerupai pembibitan yang secara konsisten lebih banyak berasap
daripada suhu udara di luar. Dengan cara ini, gas-gas ini disebut zat perusak ozon (GRK), dan
dampak yang ditimbulkannya dikenal sebagai dampak pembibitan, yang dengan demikian
menyebabkan perubahan suhu dan perubahan lingkungan di seluruh dunia.5
Menumpuknya gas tersebut di atmosfer dapat menghalangi keluarnya panas dari
permukaan bumi ke angkasa. Akibatnya panas tersebut terkurung di dekat muka bumi dan
meningkatkan suhu permukaan bumi. Meningkatnya suhu ini akan mengubah pola iklim dunia.6
Dewan Antar Pemerintah untuk Perubahan Lingkungan (IPCC) beralasan bahwa sebagian
besar ekspansi suhu normal di seluruh dunia sejak pertengahan abad kedua puluh tidak diragukan
lagi karena sentralisasi yang diperluas dari zat yang merusak ozon karena latihan manusia
melalui dampak pembibitan. Tujuan penting ini telah diajukan oleh sekitar 30 badan logis dan
ilmiah, termasuk semua yayasan ilmu publik negara-negara G8. Meskipun demikian, masih ada
beberapa peneliti yang mau tidak mau bertentangan dengan sebagian dari tujuan yang ditetapkan
oleh IPCC.7
Penggunaan kata mendunia dalam bencana ini adalah karena kegagalan nyata terjadi di
mana-mana, di berbagai sudut dan tempat di dunia ini yang menjadi lingkungan manusia dan
hewan yang berbeda, baik biotik maupun abiotik. Pemberitahuan peristiwa bencana sebagai
kekhasan di seluruh dunia tidak hanya menunjukkan jaringan dan penyebab peristiwa bencana,
misalnya, dengan pemicu dan penyebab di tempat atau negara tertentu, tetapi juga efek dan
kehebatannya dapat melanda berbagai wilayah dan wilayah di planet ini.
Sebelumnya, semua perubahan lingkungan terjadi secara normal. Bagaimanapun, dengan
Transformasi Modern, orang mulai mengubah lingkungan dan iklim di mana mereka bertahan
dari aktivitas agraris dan modern. Kerusuhan Modern adalah ketika orang mulai menggunakan
mesin untuk membuat hidup mereka lebih mudah. Sebelumnya, orang hanya mengirimkan
sejumlah kecil gas ke lingkungan, namun saat ini dengan bantuan pengembangan populasi,
konsumsi produk minyak bumi, dan penggundulan hutan, orang berdampak pada perubahan
pengaturan gas di iklim.
Ketika revolusi industri baru dimulai sekitar tahun 1850, konsentrasi salah satu GRK
penting yaitu CO2 di atmosfer baru 290 ppmv (part per million by volume), saat ini (l50 tahun
kemudian) telah mencapai sekitar 350 ppmv. Jika pola konsumsi, gaya hidup, dan pertumbuhan
penduduk tidak berubah, 100 tahun yang akan datang konsentrasi CO2 diperkirakan akan
meningkat menjadi 580 pprmv atau dua kali lipat dari zaman pra-industri. Akibatnya, dalam
kurun waktu 100 tahun yang akan datang suhu rata-rata bumi akan meningkat hingga 4,5 °C
dengan dampak terhadap berbagai sektor kehidupan manusia yang luar biasa besarnya.
Menurunnya produksi pangan, terganggunya fluktuasi dan distribusi ketersediaan air,
penyebaran hama dan penyakit tanaman, dan manusia adalah di antara dampak sosial ekonomi
5
Rukaesih Ahmad, Kimia Lingkungan, (Yogyakarta: ANDI OFFSET, 2004), 3.
6
A. Tresna Sastrawijaya, Pencemaran Lingkungan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), Cet. 2, 254
7
John Hart, Pemansan Global, Wikipedia, http://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global, (diakses pada 25 Maret
2022)

5
yang dapat ditimbulkan. Tidak semua negara industri penyebab masalah ini siap rnengatasinya
karena upaya mitigasi yang menangani penyebabnva memerlukan biaya yang tinggi.8
Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahanperubahan yang
lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim,
serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah
terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.9

C. PENYEBAB GLOBAL WARMING DAN DAMPAKNYA


Global warming yang dalam istilah bahasa Indonesia dinamakan dengan pemanasan
global, jika ditinjau dari kejadiannya merupakan kejadian yang diakibatkan adanya:
a) Peningkatan temperatur rata-rata pada lapisan atmosfer
b) Peningkatan temperatur pada air laut
c) Peningkatan temperatur daratan.
Perluasan daya ERK (Nursery Impact) terjadi karena gas di iklim yang menahan pancaran panas
(infrared beams) yang dihasilkan oleh bumi, gas tersebut disebut GHG (Ozone Harming
Substance). Retensi sinar intensitas tertangkap sehingga menaikkan suhu permukaan dunia.
Dengan asumsi bahwa tidak ada GRK dan akibatnya tidak ada ERK, suhu khas permukaan dunia
hanya akan menjadi -18oC, sangat dingin untuk hewan hidup. Dengan ERK, suhu tipikal bumi
adalah 15oC, sehingga ERK sangat membantu kehidupan di planet ini. 10 Perubahan cuaca yang
tidak wajar sangat mempengaruhi iklim bio-geofisika, antara lain:
a) Pelunakan es di poros
Pembenaran utama di balik peristiwa ini adalah disintegrasi ozon dengan respons
yang diciptakan oleh Cl dan Br dan dibantu oleh siang hari, sehingga membuat lapisan
berkurang. Sebagian besar peristiwa ini terjadi di daratan Antartika, yang umumnya masih
diselimuti es, sehingga es yang menutupinya mencair dan menaikkan permukaan laut dari
satu hari ke hari lainnya.
b) Derajat yang diperluas dari surat pernyataan korosif
Peningkatan kadar korosif disebabkan oleh belerang (sulfur) (S) yang merupakan
penurunan kadar dalam produk minyak bumi dan nitrogen (N) di udara yang bereaksi dengan
oksigen (O2) untuk membentuk belerang dioksida (SO2) dan nitrogen oksida (NOx). Zat-zat
ini berdifusi ke lingkungan dan bereaksi dengan air (H2O) untuk membentuk korosif
belerang (H2SO4) dan korosif nitrat (NHO3) yang larut dan jatuh bersama air.
c) Perkembangan berbagai infeksi menjadi transformasi herediter
Ketika udara, tanah, dan air yang menjadi tumpuan kehidupan makhluk hidup di
planet ini telah mengalami pencemaran yang luar biasa dan sampai saat ini belum dapat
8
Daniel Murdianto, Konvensi Perubahan Iklim, (Jakarta: Kompas, 2003), 1-2
9
John Firor, Perubahan Atmosfer: Sebuah Tantangan Global, Terj. Yuliani Lipoto, (Bandung: Rosda Jaya Putra,
1995), 10.
10
Hira Jhamtani, Agung Wardana dan Kadek Lisa, Berubah atau Diubah: Lembar Fakta dan Panduan Tentang
Pemanasan Global dan Perubahan Iklim, (Bali: INSISTPress, 2009), 33.

6
dikendalikan, maka unsur racun yang terkandung di dalamnya dapat masuk ke dalam
golongan siapa saja. yang meminumnya. Sehingga akan terikat dalam darah dan memicu
berbagai penyakit, khususnya penyakit.
Memang, bahkan dengan kekuatan ketidakpekaan, makhluk hidup dapat
memenuhinya. Meskipun demikian, komponen racun dapat bergerak untuk mengontrol sifat-
sifat keturunannya, sehingga akan mengganggu proses turun-temurun bagi makhluk hidup,
dan bahkan membentuk sifat-sifat keturunan baru yang akan mempengaruhi jenis makhluk
hidup yang sebenarnya.
d) Perubahan Lingkungan
Dengan habisnya lapisan ozon sebagai pelindung bumi, suhu permukaan dunia pun
meningkat. Hal ini akan mempengaruhi peristiwa hilangnya air yang terjadi di permukaan
dunia secara temperamental, mengakibatkan musim badai yang tertunda, atau musim
kemarau yang tidak berkesudahan. Memang, bahkan dengan perbedaan musim yang sulit
diprediksi, aliran angin kadang-kadang membawa prahara dan curah hujan yang tinggi di
Lokal.

D. ISYARAT GLOBAL WARMING MENURUT AL QUR’AN DAN HADTS


Setiap aktivitas manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya pasti mempengaruhi
lingkungan. Hal tersebut telah ditanyakan oleh para malaikat kepada Allah dalam Surat Al-
Baqarah ayat 30: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya
Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau
hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui”. (QS. Al-Baqarah: 30).
Pengulangan di atas direncanakan bahwa sejak manusia diciptakan, mereka membutuhkan
bantuan alam untuk mengatasi masalah mereka, sehingga semakin banyak individu, semakin
menonjol kecenderungan kerusakan ekologis. Kerugian yang disinggung di sini disebabkan oleh
aktivitas manusia dan efek selanjutnya adalah hasil dari aktivitas manusia dalam mengawasi aset
normal dan iklim.11
Allah SWT berfirman:
Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia;
Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar
mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Ruum [30]: 41)
Menurut Imam Al-Alusi menjelaskan dalam tafsir Ruh Al-Ma’ani, saat menafsirkan QS.
Ar-Ruum: 41, bahwa kerusakan dimuka bumi tersebut antara lain; kemarau, wabah penyakit,
banyaknya kebakaran, kebanjiran, penghapusan berkah dari segala sesuatu, berkurangnya
sesuatu yang bermanfaat, dan merajalelanya marabahaya.

11
Achmad Baiquni, Al-Qur’an, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, (Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 1996), 17.
7
Dari ungkapan Allah SWT dalam reff di atas, ada tanda-tanda atau sinyal dari pengaruh
peningkatan suhu di seluruh bumi sesuai Al-Qur'an dan Hadits, antara lain:
a) Indikasi hujan korosif
Pergolakan modern di abad kedua puluh yang dipisahkan oleh perkembangan motor
uap telah berubah menjadi bagian lain untuk berbagai wahyu mekanis yang dihasilkan, dan
karenanya mereka mendesak mereka untuk mengkonsumsi lebih banyak sumber energi tidak
terbarukan daripada sebelumnya.
Dampak penggunaan bahan-bahan ini dalam industri dan otomotif bercampur dengan
asap air dan oksigen di lingkungan untuk membentuk korosif nitrat dan korosif sulfur.
Dengan asumsi itu rusak dalam hujan, itu akan menjadi hujan korosif, jatuh ke tanah ini akan
membawa kehancuran hutan, tanaman pangan, dan makhluk lain yang hidup di air tawar.12
Keadaan ini telah disebutkan Rasulullah saw yang diriwayatkan HR. Abu Daud
sebagai tanda akhir zaman: “Kebinasaan adalah segala sesuatu yang jelas merusak berasal
dari hujan, salju, belalang, angin atau kebakaran”.13
Dan sabda Nabi saw: HR. Ahmad dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw.
bersabda: “Sesungguhnya kiamat bukanlah karena tidak ada hujan, tetapi kiamat adalah
ketika langit menurunkan hujan tetapi bumi tidak menumbuhkan sesuatu apapun”.14
Dari hadits di atas dikatakan bahwa kerusakan bumi yang diakibatkan hujan
dimaksudkan adalah hujan asam akibat dari reaksi hasil pembakaran bahan bakar fosil
dengan air hujan sehingga menjadi hujan yang mengandung asam.
b) Isyarat tentang adanya hujan meteor
Isyarat tentang pemanasan global yang lain seperti dalam QS. Al-Infithar: 1-3 yang
artinya : “apabila langit terbelah, dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan, dan
apabila lautan menjadikan meluap.
Dari ayat tersebut sekiranya sudah bisa dijadikan sebuah alasan bahwa akibat adanya
pemanasan global telah mampu membelah langit yang selama ini telah menjadi pelindung
kehidupan bumi, seperti yang difirmankan Allah pada al-Qur’an surat al-Anbiya’ : 32 yang
artinya : ‘bahwa langit telah dijadikan Allah sebagai atap (pelindung) yang terjaga’.
Dalam hal ini perlu dipahami bahwa langit yang dijadikan pelindung dan atap
tersebut adalah lapisan ozon yang fungsinya melindungi bumi dari pancaran sinar ultraviolet
yang dipancarkan matahari.
Sehubungan dengan bintang-bintang yang jatuh, itu dapat diartikan sebagai hujan
meteor yang keanehannya telah terjadi satu ton akhir-akhir ini. Hujan meteor terjadi karena
lingkungan saat ini tidak siap untuk menahan gesekan dengan benda-benda langit yang jatuh
karena kekuatan gravitasi bumi. Dengan asumsi itu terkait dengan bait terakhir, ternyata
semakin terbukti bahwa itu terkait erat dengan lapisan ozon yang melemahkan sebagai
pelindung dunia.

12
Purwanto, Awas Banjir, (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 2007), 11
13
Sijistani, Abu Daud Sulaiman ibn Al-Asy’ats Al-. Sunan Abi Dawud, Juz 9
14
Hanbal, Ahmad ibn. Musnad Ahmad ibn Hanbal, Juz 17
8
c) Tanda-tanda adanya banjir bandang
Di situs Wikipedia, masuk akal bahwa ekspansi suhu di seluruh dunia akan
menyebabkan naiknya permukaan laut dan akan mengubah jumlah dan contoh curah hujan.
Pemanasan diperkirakan akan lebih tinggi di sekitar kutub utara yang akan mempengaruhi
pelunakan es kutub. Bahkan Emil Salim (sebelumnya Pendeta Iklim) menyatakan bahwa
selama 10 tahun terakhir 23 pulau kecil tak berpenghuni telah tenggelam karena naiknya
permukaan laut.
Diperkirakan pada tahun 2030 suhu akan naik 1,5–4,50 C, maka air laut naik 25–140
cm. Jika permukaan laut naik 1 cm, garis pantai akan mundur 1 m. Bisa kita bayangkan kota-
kota yang tanahnya di bawah permukaan laut seperti Jakarta, Semarang, dan Surabaya punya
masalah besar. Firman Allah SWT. dalam Surat Al-Infithar ayat 3 sudah terbukti
kebenarannya. “Dan apabila lautan dijadikan meluap”. (QS. Al-Infithar: 3).
Dari bait di atas, tersirat bahwa banyak terjadi bencana dimana air laut tumpah ke
permukaan (pencurian) pada masyarakat perkotaan tepi pantai, hal ini menunjukkan bahwa air
laut meluas permukaannya sehingga tumpah ke lapisan terluar daratan.
Demikian pula dengan hutan, karena penebangan liar terjadi di mana-mana, gas
karbon kemudian, pada saat itu, naik menyebabkan peningkatan suhu di seluruh bumi yang
terus meningkat. Penebangan tanpa diikuti oleh restorasi hutan umumnya terjadi. Dengan
demikian, tanah bergelombang rusak, banjir beruntun dan longsoran salju menewaskan
penduduk di dekatnya, dan air menenggelamkan tanah pedesaan. Ada banyak contoh banjir
bandang yang terjadi di Indonesia, Australia, dan berbagai negara.
d) Indikasi perubahan herediter
Air yang jatuh ke bumi sebagai hujan dikonsumsi oleh pepohonan, kemudian, pada
saat itu, menghilang sangat tinggi untuk membentuk kabut dan kembali menjadi hujan. 15
Namun, dengan asumsi siklus pembuangan berasal dari air yang tercemar kotoran manusia,
limbah modern dan keluarga yang mengandung berbagai jenis sintetis, kemudian akan
bergabung dengan komponen di udara untuk membentuk campuran baru yang lebih
berbahaya dan kemudian terlepas ke udara. bumi dengan hujan.
Anda dapat membayangkan hasilnya, khususnya pohon tidak dapat mengasimilasi air
berbahaya, orang mengalami kesulitan mendapatkan air yang sempurna, berbagai jenis
penyakit baru menyebar (penyakit kulit, sistem pencernaan, pernapasan, demam berdarah,
dan sebagainya), dan pemancing mengalami masalah. menemukan ikan karena kandungan
oksigen di air. najis dan ikan mencari tempat steril di lautan yang lebih dalam.
Ketika bisikan qur'aniyah dan nabawiyah digabungkan di atas, kita akan menemukan
hubungan yang nyaman dengan kekhasan akhir zaman seperti gempa bumi (gemetar brilian),
hujan meteor (badai batu/kepingan material berjatuhan dari langit), dan perubahan herediter.

15
Purwanto, Awas Banjir, (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 2007), 23
9
E. KONSEP DAN PERAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN ISLAMI GUNA
MENCEGAH GLOBAL WARMING
Proses kerusakan lingkungan telah terjadi dan terus terjadi. Itu semua karena ulah tangan
manusia dan bencananya pun menimpa manusia itu sendiri. Untuk mengatasinya, kita harus
membentuk Sumber Daya Manusia (SDM) bertakwa yang bisa mengelola bumi sesuai petunjuk
Allah SWT. Dengan begitu, bukan hanya manusia yang sejahtera tetapi alam ikut lestari. Sebab,
manusia diciptakan Allah untuk mengemban tugas seperti yang dibebankan kepada Nabi kita:
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam”. (QS. Al-Anbiya: 107).
Quraish Shihab di dalam Tafsir Al-Mishbah (2002: Juz 8, 135), bahwa maksud rahmatan
lil ‘alamin bukanlah rahmat hanya bagi kaum muslimin saja tetapi diperuntukkan bagi seluruh
makhluk ciptaan Allah. Melalui konsep rahmatan lil ‘alamin, dengan pendekatan ajaran-ajaran
agama dan spiritual dianggap mampu memperkuat kesadaran umat manusia tentang pelestarian
lingkungan. Pendidikan pelestarian lingkungan tersebut berkaitan dengan pengetahuan
lingkungan di sekitar manusia dan menjaga berbagai unsurnya dari ancaman kehancuran,
pencemaran, atau perusakan.16
Sekolah ekologi telah ditunjukkan oleh Nabi Muhammad kepada para mitranya. Abu
Darda'. r.a pernah merasakan bahwa Rasulullah SAW telah menunjukkan tentang pentingnya
bercocok tanam dan menanam pohon serta mengubah lahan tandus menjadi persemaian yang
subur. Kegiatan ini akan mendapatkan hadiah yang luar biasa melihat Allah SWT dan
kesuksesan dunia termasuk cinta kepada Allah SWT.17
Sekolah ekologi yang diajarkan Rasulullah SAW bergantung pada bait-bait logis Al-Qur'an
dan Sunnah yang mengkaji iklim. Pesan-pesan Al-Qur'an tentang iklim sangat jelas, termasuk
iklim sebagai kerangka kerja, kewajiban manusia untuk menjaga iklim, penolakan terhadap
penghapusan iklim sebagai aset fundamental, dan peringatan tentang alam. kerugian yang terjadi
karena para eksekutif yang mengabaikan petunjuk Allah dan pengaturan administrasi ekologis.18
a) Iklim Sebagai Kerangka
Iklim adalah kerangka kerja yang terdiri dari bagian-bagian yang secara rutin mengisi
sebagai satu kesatuan. Iklim terdiri dari komponen biotik (manusia, makhluk, dan tumbuhan)
dan komponen abiotik (udara, air, tanah, lingkungan, dan lain-lain).19
Allah SWT berfirman:
“Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan
Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran. Dan Kami telah menjadikan
untukmu di bumi keperluan-keperluan hidup, dan (Kami menciptakannya pula) makhluk-
makhluk yang kamu sekali-kali bukan pemberi rezeki kepadanya.” (QS. 15: 19-20)
16
Sijistani, Abu Daud Sulaiman ibn Al-Asy’ats Al-. Sunan Abi Dawud, Juz 9.
17
Departemen IPTEK-Lingkungan Hidup. Visi Pembangunan IPTEK dan Lingkungan Hidup Partai Keadilan:
Kesejahteraan, Kemandirian dan Kesinambungan, 23.
18
Abdul Majid bin Aziz Al-Qur’an Zindani (et. Al-Qur’an.). Mujizat Al-Qur’an dan As-Sunnah Tentang IPTEK,
194.
19
Depdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia, 849.
10
Hal ini senada dengan pengertian lingkungan hidup, yaitu sistem yang merupakan
kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk manusia
dan perilakunya yang menentukan perikehidupan serta kesejahteraan manusia dan makhluk
hidup lainnya.
b) Pemeliharaan Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup adalah sebagai sumber daya yang dapat dimanfaatkan manusia
guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Allah SWT berfirman:
“Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala
penjurunya, dan makanlah sebagian dari rizki-Nya. Dan hanya kepada-Nya lah kamu
(kembali setelah) dibangkitkan.” (QS. 67: 15)
Eksploitasi atau penggunaan lingkungan di bawah batas daya regenerasi, maka
sumber daya terbaharui dapat digunakan secara lestari. Akan tetapi apabila batas itu
dilampaui, sumber daya akan mengalami kerusakan. Oleh karena itu, pembangunan
lingkungan hidup yaitu pembangunan yang mengurangi resiko lingkungan dan atau
memperbesar manfaat lingkungan. Sehingga manusia mempunyai tanggung jawab untuk
memelihara dan memakmurkan alam sekitarnya.20
Allah SWT berfirman:
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)
memperbaikinya dan berdo’alah kepada-Nya dengan rasa takut dan harapan.
Sesungguhnya Allah amat dekat kepada orang yang berbuat baik.” (QS. 7: 56)
Maksud ayat di atas adalah kita harus mengusahakan agar lingkungan tetap pada
kondisi yang mampu untuk menopang secara terus-menerus pertumbuhan dan
perkembangan manusia, sehingga kelangsungan hidup kita dan anak cucu kita dapat
terjamin pada tingkat mutu hidup yang makin baik. Konsep pembangunan ini lebih
terkenal dengan pembangunan lingkungan berkelanjutan.21
Allah SWT berfirman:
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)
memperbaikinya dan berdo’alah kepada-Nya dengan rasa takut dan harapan.
Sesungguhnya Allah amat dekat kepada orang yang berbuat baik.” (QS. 7: 56)
Berkaitan dengan pemeliharaan lingkungan, Rasulullah SAW mengajarkan kepada
kita tentang beberapa hal, diantaranya agar melakukan penghijauan, melestarikan
kekayaan hewani dan hayati, dan lain sebagainya.
c) Aset yang sangat diperlukan
Orang-orang telah cukup berhasil dalam mengatur kehidupan mereka sendiri (obat
anti-konsepsi dan kontrol lewat) dan saat ini diharapkan untuk mencoba cara biasa
mengarahkan alam dan iklim untuk terus seimbang. Khususnya terhadap tanah (tanah), air,
dan udara, mengingat ketiga komponen tersebut merupakan aset vital bagi manusia.

 Tanah atau Aset Tanah


20
Otto Soemarwoto, Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan, (Bandung: Djambatan, 1988), 59
21
Bruce Mitchell, dkk. Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan, (Yogyakarta: UGM Press, 2016), 50.
11
Hubungan antara manusia dan tanah sangat dekat. Ketahanan manusia
bergantung pada tanah dan sebaliknya, tanah juga membutuhkan asuransi manusia.22
Allah SWT berfirman:
“Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah banyaknya Kami
tumbuhkan di bumi itu pelbagai macam tumbuhan-tumbuhan yang baik?
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat suatu tanda kekuasaan
Allah. Dan kebanyakan mereka tidak Beriman.” (QS. 26: 7-8)
Penggundulan hutan tanpa diikuti dengan penanaman kembali merusak tanah
miring, menyebabkan longsoran. Selain itu, adanya kebakaran hutan di Indonesia
semakin menyebabkan musnahnya alam hutan.
Adanya pergantian peristiwa spasial yang mengerikan, seperti kemajuan
metropolitan dan penginapan, telah menyebabkan terbatasnya lahan pertanian yang
subur. Demikian pula, ada juga kerusakan pada tingkat kematangan tanah karena
penggunaan bahan kimia yang berlebihan.
Melihat kenyataan ini, perlindungan tanah tanpa henti seharusnya menjadi
kebutuhan yang tak terbantahkan, bagi keberadaan manusia. Upaya yang dapat
dilakukan antara lain reboisasi, persiapan tata ruang yang baik (lahan subur untuk
hortikultura dan lahan tanpa hasil untuk industri atau bangunan), dan penggunaan
kerangka pertanian ekosistem yang tidak berbahaya (agribisnis alami atau ekonomis).
 Aset air
Selain luas atau daratan, yang tidak kalah pentingnya adalah perairan. Manusia
membutuhkan air untuk hidup, karena 66% dari tubuh manusia terdiri dari air.
Allah SWT berfirman:
“Dan Kami beri minum kamu dengan air tawar?” (QS. 77: 27).
Jika pada suatu saat kita kekurangan air, namun pada waktu yang berbeda kita
mengalami kelebihan air. Masyarakat harus memiliki pilihan untuk mengendalikannya
agar air dapat tersedia secara konsisten (tidak kurang dan tidak lebih). Hal ini benar-
benar telah ditunjukkan pada dasarnya sebagai pola hidrologis air yang konstan,
volume air yang dikandungnya tetap, hanya saja bentuknya berubah karena hujan
berasal dari uap air yang naik dari bumi (baik dari air laut, danau, sungai, dan aliran).
lain) naik tinggi, kemudian, pada saat itu, turun ke bumi sebagai hujan, kemudian,
pada titik itu, kembali ke atas, dan dari atas kembali ke bumi, dll.23
 Aset Udara
Terlepas dari dua aset yang disebutkan di atas, pembentukan Allah SWT yang
tidak kalah penting kecuali sering diabaikan atau diremehkan adalah udara. Namun,
tanpa udara, tidak akan pernah ada kehidupan. Secara konsisten manusia normal
menghirup beberapa kali dari 18 hingga 22 kali setiap saat. Pentingnya udara sering
diabaikan, terutama karena saat ini kita masih bisa mendapatkannya secara gratis.
22
Moh. Soerjani, dkk. Lingkungan: Sumberdaya Alam dan Kependudukan dalamPembangunan, 39.
23
Dr. Yusuf Al Qaradlawi, Fiqih Peradaban: Sunnah Sebagai Paradigma IlmuPengetahuan, (Surabaya: Dunia Ilmu),
183.
12
Sejujurnya, di Tokyo, udara bersih (oksigen) dijual dalam bentuk tabung.
Kejutan utama yang membuat orang sadar akan risiko polusi udara terjadi di Inggris
pada tahun 1952 yang dikenal sebagai "The Incomparable London Brown kabut"
yang menyebabkan sekitar 4000 nyawa dan sejumlah besar penghuni mengalami
bronkitis dan berbagai penyakit pernapasan lainnya.
Pencemaran udara juga terjadi di Yogyakarta karena penggunaan bahan bakar
yang meluas. Hal ini menyebabkan CO2 dan timbal (Pb) melampaui batas yang
diizinkan. Tepian timbal (Pb) yang sesuai hanya 0,03 g/l, saat ini normalnya di atas
0,09 g/l. Demikian pula di Jakarta, dari angkutan umum, 765.000 atau 60%
menghasilkan gas buang di atas batas baku mutu. Ini menyiratkan bahwa setiap saat
umumnya ada zat berbahaya dalam knalpot kendaraan, oksida belerang, oksida
nitrogen, dan timbal (Pb).24
Upaya yang dapat dilakukan antara lain penanaman kawasan hijau (kayu
metropolitan), pemanfaatan bahan bakar ramah lingkungan (BBL), pembuatan
saluran pembuangan, dan pengurangan pemanfaatan kendaraan pribadi, pemanfaatan
energi secara produktif, pengembangan sumber energi baru dan aman, pencegahan
kebakaran. Terlebih lagi, penebangan hutan atau penebangan pohon dalam skala
besar, pembentukan pohon baru, peningkatan penggunaan transportasi umum,
pengurangan penggunaan pendingin, stoples, sistem udara paksa, dll.
e) Larangan Perusakan Lingkungan
Allah SWT tidak menyukai kerusakan, seperti firman Allah di bawah ini:
“Dan bila dikatakan kepada mereka: “Janganlah membuat kerusakan di muka bumi”,
mereka menjawab: “Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.” (QS.
2: 11).
Dari ayat di atas Allah menegaskan bahwa Allah SWT melarang manusia untuk
melakukan perusakan di muka bumi. Keingkaran mereka disebabkan karena keserakahan
mereka dan mereka mengingkari petunjuk Allah SWT dalam mengelola bumi ini. Sehingga
terjadilah bencana alam dan kerusakan di bumi karena ulah tangan manusia. Allah SWT
berfirman:
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka,
agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. Katakanlah: “Adakan perjalanan di muka
bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang dahulu. Kebanyakan dari
mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).” (QS. 30: 41-42).
Ayat di atas menerangkan sudah banyak contoh kejadian bencana alam yang terjadi
di muka bumi ini akibat dari ulah tangan manusia.

f) Solusi Pengelolaan Lingkungan


Untuk mengatasi masalah tersebut, pendekatan yang dapat kita lakukan diantaranya
dengan pengembangan Sumber Daya Manusia yang handal, pembangunan lingkungan
24
Shihab, Quraish. Tafsir Al-Mishbah, Juz 8.
13
berkelanjutan, dan kembali kepada petunjuk Allah SWT dan Rasul-Nya dalam pengelolaan
lingkungan hidup.
Kita diajarkan untuk hidup serasi dengan alam sekitar kita, dengan sesama manusia
dan dengan Allah SWT. Allah berfirman: “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan
untuk (menjadi) rahmatan lil’alamiin” (QS. 21: 107).
Orang-orang sangat penting bagi lingkungan tempat mereka tinggal, sehingga
keamanan dan bantuan pemerintah dari orang-orang bergantung pada tegaknya sistem
biologis tempat mereka tinggal. Dengan begitu individu akan mengetahui tentang peraturan-
peraturan yang mengatur iklim dari Allah SWT dan kewajibannya terhadap masalah ekologi.
Semua isu kerusakan ekologi dan dewan harus menjadi kewajiban semua
perkumpulan (pemerintah, LSM, kelompok masyarakat, dan masyarakat) dan semua area
(baik lingkungan, teritorial, publik, dan internasional).25

F. PENGARUH TERHADAP KESEHATAN MANUSIA


Perubahan lingkungan akan mempengaruhi kesejahteraan manusia. Peningkatan suhu
dunia membuat jantung bekerja lebih keras yang akan membangun asma dan pertumbuhan ganas
kulit. Karena polusi udara juga dapat menyebabkan kerusakan karbon monoksida individu. Hasil
lainnya adalah penurunan berat badan janin, penurunan pengetahuan dalam pikiran anak, dan
peningkatan kematian bayi dan anak.
Sebagian dari infeksi yang disebabkan oleh perubahan lingkungan termasuk lebih banyak
orang yang terkena penyakit, seperti demam berdarah yang dipengaruhi oleh curah hujan,
peningkatan frekuensi kepekaan, dan penyakit pernapasan karena udara. Banyak dari kita secara
proaktif merasakan efek ini. Seperti melarutkan bongkahan es, itu dapat menyebabkan
permukaan laut naik dengan tujuan membahayakan pemukiman tepi laut. Selain akibat
presipitasi energi terfokus dan luapan air laut akibat efek samping Perubahan cuaca yang tidak
wajar, salah satu penyebabnya adalah manusia. Manusia sebagai penyebab utama terjadinya
global warming Manusia diciptakan oleh Allah SWT untuk memahami kehidupan dan
kehidupannya secara altruistik sesuai dengan keadaan ciptaannya dan permintaan Allah kepada
semua orang untuk memahami dan mengetahui kecenderungannya tentang dirinya sendiri.
Islam memandang manusia sebagai binatang yang diberi penjelasan dan kehendak. Dari
sudut pandang Islam, manusia dipandang sebagai khalifah (wakil) Allah di muka bumi. Hewan
dengan keridhaan Allah dijadikan sebagai khalifah dan penguasa di planet ini. Manusia adalah
perpanjangan antara surga dan bumi, instrumen yang berubah menjadi enkapsulasi kehendak
Tuhan di dunia ini.
Allah berfirman dalam surat Fatir ayat 39:
‫ض ۚ فَ َم ْن َكفَ َر فَ َعلَ ْي ِه ُك ْف ُرهُ ۖ َواَل يَ ِزي ُد ْال َكافِ ِرينَ ُك ْف ُرهُ ْم ِع ْن َد َربِّ ِه ْم ِإاَّل َم ْقتًا ۖ َواَل يَ ِزي ُد ْال َكافِ ِرينَ ُك ْف ُرهُ ْم‬
ِ ْ‫هُ َو الَّ ِذي َج َعلَ ُك ْم خَ اَل ِئفَ فِي اَأْلر‬
‫ِإاَّل خَ َسارًا‬

25
Departemen IPTEK-Lingkungan Hidup. Visi Pembangunan IPTEK dan Lingkungan Hidup Partai Keadilan:
Kesejahteraan, Kemandirian dan Kesinambungan, 23.

14
“Dialah yang menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah di bumi. Siapa yang kufur, (akibat)
kekufurannya akan menimpa dirinya sendiri. Kekufuran orang-orang kafir itu hanya akan
menambah kemurkaan di sisi Tuhan mereka. Kekufuran orang-orang kafir itu juga hanya akan
menambah kerugian mereka”.
Pada saat manusia diutus oleh Allah SWT untuk menjadi khalifah di muka bumi, maka
pada saat itu manusia harus menjaga dan benar-benar fokus pada bumi dan segala isinya.
Namun, dalam upaya mereka untuk mencapai kepuasan pribadi, orang berusaha dengan penuh
semangat untuk mengembangkan dan menggunakan aset biasa. Manusia seharusnya memiliki
pandangan yang cerdas dan jiwa yang besar dengan tujuan agar kepentingan semua makhluk
hidup dipandang secara adil.
Dalam Qs. Al-Qashash ayat 77 Allah menyeru manusia agar menghindari pengrusakan di
bumi dan menjaga keseimbangan.

ِ ْ‫َصيبَكَ ِمنَ ال ُّد ْنيَا ۖ َوَأحْ ِس ْن َك َما َأحْ َسنَ هَّللا ُ ِإلَ ْيكَ ۖ َواَل تَب ِْغ ْالفَ َسا َد فِي اَأْلر‬
‫ض ۖ ِإ َّن هَّللا َ اَل‬ َ ‫َوا ْبت َِغ فِي َما آتَاكَ هَّللا ُ ال َّدا َر اآْل ِخ َرةَ ۖ َواَل تَ ْن‬
ِ ‫سن‬
َ‫ي ُِحبُّ ْال ُم ْف ِس ِدين‬
“Dan, carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (pahala) negeri akhirat, tetapi
janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia. Berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana
Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”
Orang sering gagal untuk mengingat dampak dari kerakusan. Tidak sedikit orang yang
berharga atau memberi nilai kepada makhluk hidup lain hanya untuk bantuan pemerintah mereka
sendiri. Al-Qur'an juga telah menjelaskan alasan orang-orang yang diciptakan oleh Allah untuk
memuliakan-Nya. Alam semesta sebagai kehadiran Tuhan dapat dirasakan oleh orang-orang
dengan kapasitas ilmiah dalam aspek mendalam mereka yang dapat memahami tanda-tanda dan
bagian-bagian yang tersembunyi di semua jenis seluruh langit, bumi, air, dan udara sebagai
penampakan Surgawi. Peristiwa bencana yang berbeda seperti banjir, longsoran salju, musim
kemarau, kelaparan, dan banyak lainnya adalah efek samping dari perubahan suhu di seluruh
dunia.

H. KESIMPULAN
Global warming adalah pemanasan global yang diakibatkan karena Peningkatan
temperatur rata-rata pada lapisan atmosfer, peningkatan temperatur pada air laut, peningkatan
temperatur daratan, dan penyebab paling utama nya adalah manusia itu sendiri. Manusia sebagai
penyebab utama terjadinya global warming Manusia diciptakan oleh Allah SWT untuk
memahami kehidupan. Padahal menusia di utus oleh Allah SWT untuk menjadi khilafah di muka
bumi dan menjaga bumi dengan baik. Akan tetapi dengan sifat nafsu yang melekat pada diri
manusia, mereka akhirnya lalai terhadap tugas yang harus nya dia emban.
Dampak yang di timbulkan oleh global warming sangat luas. Terjadinya berbagai bencana
alam, seperti gelombang panas, badai tropis, banjir, kekeringan berkepanjangan. Kejadian
15
sebagai akibat dari global warming jika dilihat dari isyarat qur’aniyah dan nabawiyah ditemukan
hubungan yang erat dari sebuah fenomena akhir zaman yaitu berupa hujan asam, hujan meteor
(badai batu/kepingan-kepingan material yang jatuh dari langit), penyakit berbahaya dan
perubahan wajah (mutasi genetika).
Degan berbagai macam bencana yang timbul akibat dari global warming, islam memiliki
konsep dan peran dari Pendidikan tentang lingkungan yang bisa mencegah terjadinya global
warming. Konsep dan peranan dari islam tersebut adalah iklim sebagai kerangka, pemeliharaan
lingkungan hidup, aset yang sangat diperlukan, larangan perusakan lingkungan, solusi
pengelolaan lingkungan. Kemudian pengaruh nya terhadap kesehatan manusia adalah membuat
jantung bekerja lebih keras yang akan membangun asma dan pertumbuhan ganas kulit. Karena
polusi udara juga dapat menyebabkan kerusakan karbon monoksida individu. Hasil lainnya
adalah penurunan berat badan janin, penurunan pengetahuan dalam pikiran anak, dan
peningkatan kematian bayi dan anak.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid bin Aziz Al-Qur’an Zindani (et. Al-Qur’an.). 1997. Mujizat Al-Qur’an dan As-
Sunnah Tentang IPTEK. Jakarta. Gema Insani Press. 194.
Ahmad, Rukaesih. 2004. Kimia Lingkungan. Yogyakarta: ANDI OFFSET.
Baiquni, Achmad. 1996. Al-Qur’an, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Yogyakarta: Dana Bhakti
Prima Yasa.
Bruce Mitchell, dkk. 2000. Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan. Yogyakarta. Gadjah
Mada University Press.
Depdikbud. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka.
Departemen IPTEK-Lingkungan Hidup. 1999. Visi Pembangunan IPTEK dan Lingkungan
Hidup Partai Keadilan: Kesejahteraan, Kemandirian dan Kesinambungan. Jakarta:
Departemen IPTEK-Lingkungan Hidup.
Hanbal, Ahmad ibn. 1985. Musnad Ahmad ibn Hanbal, Juz 17. Al-Maktab Al-Islami.
Hira Jhamtani, Agung Wardana dan Kadek Lisa. 2009. Berubah atau Diubah: Lembar Fakta
dan Panduan Tentang Pemanasan Global dan Perubahan Iklim, Yogyakarta: INSIST
Press.
Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kualitatif & Kuantitatif). Jakarta:
Gang Persada Press.
Moh. Soerjani, dkk. 1987. Lingkungan: Sumberdaya Alam dan Kependudukan dalam
Pembangunan. Jakarta. UI-Press. 39.
Murdianto, Daniel. 2003. Konvensi Perubahan Iklim. Jakarta: Kompas.
Otto Soemarwoto. 1997. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta. Djambatan.
Purwanto. 2008. Awas Banjir. Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti.
Shihab, Quraish. 2002. Tafsir Al-Mishbah, Juz 8, Jakarta: Lentera Hati.

16
Sijistani, Abu Daud Sulaiman ibn Al-Asy’ats Al-. Sunan Abi Dawud, Juz 9, Beirut: Maktabh
Al‘Ashriyah, tth.
Yusuf Al Qaradlawi, Dr. 1997. Fiqih Peradaban: Sunnah Sebagai Paradigma Ilmu
Pengetahuan. Surabaya. Dunia Ilmu.
Utami, Ulfah. 2008. Konservasi Sumber Daya Alam: Perspektif Islam dan Sains. Malang: UIN
Malang Press.
Firor, John. 1995. Perubahan Atmosfer: Sebuah Tantangan Global, Terj. Yuliani Lipoto. Bandung:
Rosda Jaya Putra.
Sastrawijaya, A. Tresna. Pencemaran Lingkungan. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), Cet. 2.
Hart, John. 2005. Pemansan Global, http://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global. (25 Maret 2022).

17

Anda mungkin juga menyukai