Anda di halaman 1dari 54

MAKALAH BIOLOGI

MASALAH LINGKUNGAN SECARA


GLOBAL
Dibuat untuk memenuhi tugas Biologi Umum II
Dosen: Abdul Hakim Daulae

Disusun Oleh:
NAMA : Aisyah Adelina
NIM

: 4153111002

Kelas

: Matematika Reguler A 2015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunianya saya dapat
menyelesaikan makalah Biologi Umum II yang berjudul Masalah Lingkungan Secara
Global, Nasional, dan Lokal dengan baik dan tepat pada waktunya.
Adapun makalah ini memaparkan sebagian dari masalah-masalah yang terjadi di
sekitar kita.
Terima kasih saya ucapkan kepada bapak dosen pembimbing yang telah
membimbing saya dalam pengerjaan tugas ini sehingga wawasan yang saya miliki
semakin luas. Tak lupa terima kasih saya ucapkan kepada semua pihak yang telah
membantu proses pembuatan makalah ini dari awal sampai akhir.
Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat dan
menambah ilmu. Kritik dan saran yang membangun akan saya terima dengan senang
hati.

Medan, 12 April 2016

Aisyah Adelina

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ................................................................................................ 2
DAFTAR ISI .............................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 4
A. Latar Belakang ...............................................................................................4
B. Rumusan Masalah ..........................................................................................5
C. Tujuan ............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................6
1. PERUBAHAN IKLIM DUNIA .....................................................................6
2. PENIPISAN LAPISAN OZON ....................................................................13
3. PENGHILANGAN HUTAN DAN PENGGURUNAN ...............................17
4. KEANEKARAGAMAN BIOLOGI .............................................................19
5. LAUT DAN SUMBER DAYA AIR .............................................................23
6. PERTUMBUHAN PENDUDUK .................................................................36
7. PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DAN BAHAN ADITIF............37
(NARKOBA) .................................................................................................
BAB III PENUTUP...................................................................................................51
A. KESIMPULAN ...........................................................................................51
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Makalah ini membahas tentang masalah - masalah lingkungan secara global
seperti perubahan iklim dunia, penipisan lapisan ozon, penghilangan hutan dan
penggurunan, keanekaragaman biologi, laut dan sumber daya air, pertumbuhan
penduduk, serta penyalahgunaan narkotika dan bahan aditif (narkoba) dimana, pada
dasarnya semuanya adalah merupakan masalah - masalah lingkungan yang pada era
globalisasi ini semakin rusak kita lihat, akibat banyak faktor yang menyebabkannya,
salah satunya adalah akibat ulah manusia, maka dari itu dibuatlah suatu teori yang
menyangkut tentang lingkungan ini untuk mencari solusi penanganan masalah masalah lingkungan tersebut.
Dalam kenyataannya, masalah lingkungan sudah menjadi suatu hal yang tidak
asing lagi bagi manusia di bumi, karena pada dasarnya manusia kebanyakan tidak
pernah melakukan tindakan pemeliharaan terhadap lingkungannya sendiri termasuk
salah satunya pemeliharaan pohon atau hutan untuk keseimbangan ekosistem, oleh
sebab itu hal inilah yang harus menjadi perhatian yang serius bagi pemerintah dalam
pelaksanaan program - program kepemerintahan. Masalah lingkungan harusnya
menjadi masalah pembahasan yang serius.
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan,
dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Masalah lingkungan semakin lama semakin besar, meluas, dan serius. Persoalannya
bukan hanya bersifat lokal, tetapi regional, nasional, trans-nasional, dan global.
Dampak-dampak yang terjadi terhadap lingkungan tidak hanya berkait pada satu atau
dua segi saja, tetapi kait mengait sesuai dengan sifat lingkungan yang memiliki multi
mata rantai relasi yang saling mempengaruhi secara subsistem. Apabila satu aspek dari
lingkungan terkena masalah, maka berbagai aspek lainnya akan mengalami dampak
atau akibat pula.
Pada mulanya masalah lingkungan hidup merupakan masalah alami, yakni
peristiwa-peristiwa yang terjadi sebagai bagian dari proses natural. Proses natural ini
terjadi tanpa menimbulkan akibat yang berarti bagi tata lingkungan itu sendiri dan dapat
pulih kemudian secara alami (homeostasi).
Akan tetapi, sekarang masalah lingkungan tidak lagi dapat dikatakan sebagai
masalah yang semata-mata bersifat alami, karena manusia memberikan faktor penyebab
yang sangat signifikan secara variabel bagi peristiwa-peristiwa lingkungan. Tidak bisa
disangkal bahwa masalah-masalah lingkungan yang lahir dan berkembang karena faktor
manusia jauh lebih besar dan rumit (complicated) dibandingkan dengan faktor alam itu
sendiri. Manusia dengan berbagai dimensinya, terutama dengan faktor mobilitas
pertumbuhannya, akal pikiran dengan segala perkembangan aspek-aspek
kebudayaannya, dan begitu juga dengan faktor proses masa atau zaman yang mengubah
karakter dan pandangan manusia, merupakan faktor yang lebih tepat dikaitkan kepada
masalah-masalah lingkungan hidup.
Sekarang ini, pemanasan global merupakan masalah yang paling menarik
perhatian di antara masalah lingkungan yang menyebabkan peningkatan suhu,
perubahan iklim, meningkatnya permukaan air laut, dan perubahan ekologi yang
memberikan pengaruh besar kepada dasar eksistensi manusia. Selain itu, masalah
4

kerusakan lapisan ozon, hujan asam, oksidan fotokimia, dan lain-lain memberikan
pengaruh kepada kesehatan dan lingkungan, bukan hanya masalah lingkungan udara,
tetapi juga masalah lingkungan air dan tanah yang berada dalam kondisi yang tidak
dapat diabaikan.
Saat ini masalah lingkungan yang paling menarik perhatian adalah pemanasan
global. Bumi menerima energi yang dipancarkan oleh matahari dan menjadi hangat, dan
menjadi dingin karena melepaskan energi ke ruang angkasa. Apabila energi berada
dalam keseimbangan maka suhu bumi juga akan tetap dan stabil. Tetapi jika konsentrasi
gas di udara (gas rumah kaca) yang berfungsi mencegah lepasnya energi ke ruang
angkasa meningkat, maka terjadilah ketidakseimbangan dan suhu permukaan bumi akan
meningkat. Peningkatan suhu ini menyebabkan perubahan iklim dan meningkatnya
permukaan air laut. Perubahan tersebut memberikan efek yang besar pada dasar
eksistensi manusia seperti misalnya ekologi. Inilah yang disebut masalah pemanasan
global
Salah satu dampak dari pemanasan global misalnya : Musim dingin yang lebih
hangat akan berarti kematian lebih sedikit, khususnya di kalangan kelompok-kelompok
rentan seperti manula. Namun, kelompok yang sama juga rentan terhadap panas
tambahan, dan kematian akibat gelombang panas diperkirakan sekitar lima kali lebih
besar dari pencegahan terhadap kematian di musim dingin. Hal ini secara luas diyakini
bahwa iklim yang lebih hangat akan mendorong migrasi penyebaran penyakit akibat
serangga seperti nyamuk dan malaria dimana sudah muncul di tempat-tempat yang
belum pernah terlihat sebelumnya.
Oleh sebab itu, makalah ini dibuat agar pembaca dapat lebih mengerti
lagi tentang masalah - masalah yang ada di lingkungan, sehingga dapat menimbulkan
isu positif terciptanya kesadaran cinta lingkungan.
B. RUMUSAN MASALAH :
1
2
3
4

Apa yang menyebabkan timbulnya masalah lingkungan ?


Mengapa masalah lingkungan dapat terjadi ?
Apa saja masalah lingkungan yang terjadi ?
Bagaimana cara menanggulangi masalah tersebut ?

C. TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui masalah maslah
lingkungan yang terjadi secara global, penyebab terjadinya masalah global, dan cara
cara penanggulangan dampak dari masalah global, serta untuk menambahkan
pemahaman mengenai pentingnya menjaga lingkungan.

BAB II
PEMBAHASAN
1. PERUBAHAN IKLIM DUNIA
1.1 Definisi Perubahan Iklim
Perubahan iklim dunia merupakan sesuatu yang paling dikhawatirkan oleh para ahli
geologi dunia. Karena para ahli dunia beranggapan bahwa perubahan iklim akan
membawa pengaruh negatif di dalam aspek-aspek kehidupan. Di dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) perubahan iklim memilliki arti peralihan cuaca yang
mencolok yang terjadi di antara dua periode tertentu dari suatu wilayah iklim.
Definisi perubahan iklim menurut Environmental Protection Agency (EPA), sebuah
lebaga yang berasal dari Amerika Serikat adalah perubahan keadaan rata-rata cuaca
secara signifikan yang terjadi pada periode tertentu. Dengan kata lain, perubahan iklim
juga termasuk perubahan suhu yang drastis, curah hujan, pola angin, dan perubahanperubahan lainnya yang terjadi dalam kurun waktu tertentu.
Perubahan iklim merupakan suatu perubahan yang bersifat semi reversible. Yakni
berarti dimana perubahan iklim ini memang tidak dapat dicegah secara total, akan tetapi
perubahan ini dapat ditanggulangi dan dikurangi dampaknya terhadap kelangsungan
kehiupan dimuka bumi. Disamping itu perubahan iklim itu sendiri apabila ditinjau lebih
jauh hal ini terkait dengan pemanasan global yang telah menjadi perbincangan yang
hangat sejak abad ke-21. Hal ini merupakan sesuatu yang saling terkait karena menurut
data yang dilansir dari EPA bahwa kenaikan suhu yang lebih dari 1F akan
menimbulkan efek yang besar terhadap iklim dunia.
1.2 Gejala Perubahan Iklim
Kenaikan temperatur global menyertai perubahan cuaca dan iklim dunia. Beberapa
tempat di dunia telah mengalami peningkatan curah hujan yang menyebabkan
bertambah luasnya banjir yang terjadi, kekeringan, atau cuaca ekstrim lainnya.
Perubahan iklim dapat menimbulkan perubahan karakteristik komponen-komponen
biotik yang mendiami suatu wilayah tertentu yang terkena dampak perubahan iklim.
Karena perubahan terhadap komponen abiotik yang disebabkan oleh berubahnya iklim
akan memberikan dampak kepada komponen biotik yang ada.
Perubahan yang terjadi pada awalnya akan memberikan dampak pada siklus cuaca
dan musim yang sebelumnya telah memiliki siklus tertentu. Dan kemudian diikuti
dengan timbulnya fenomena-fenomena aneh yang terjadi di alam, seperti berubahnya
perilaku komponen biotik yang ada.
1.2.1 Perubahan Sistem Angin Monsun dan Fenomena Daratan
Angin monsun merupakan angin yang bertiup sepanjang tahun dan berganti arah
dua kali dalam setahun. Umumnya pada setengah tahun pertama bertiup angin darat
yang kering dan setengah tahun berikutnya bertiup angin laut yang basah.
1.2.2 Ketidakteraturan Cuaca
Akibat yang ditimbulkan oleh perubahan iklim adalah dimana kondisi rata-rata
berubah menjadi tidak menentu dan hal ini digunakan sebagai indikator utama dari
perubahan iklim itu sendiri.
1.2.3 Naiknya Suhu Permukaan Air Laut
Naiknya suhu permukaan bumi secara keseluruhan mengakibatkan suhu air laut
meningkat pula. Air sebagai suatu material yang bersifat lebih cepat menyerap panas
dan lebih lama menyimpan panas dibanding material yang menyusun daratan
membuatnya menghangat dan juga menyimpan panas itu lebih lama. Sehingga pada
6

akhirnya berujung pada perubahan prilaku yang di tunjukan oleh biota laut yang terkena
dampaknya.
1.2.4 Anomali Fenomena Tropis dan Subtropis
Iklim tropis dan sub trtopis pada memiliki perbedaan yang cukup sigifikan.
Dimana iklim tropis hanya memiliki dua musin sedangkan iklim subtropis memiliki
empat musim. Akan tetapi pada akhir-akhir ini terjadi anomali pada pola
kelngsungannya. Dimana perubahan yang terjadi disini adalah perubahan dalam
kadar/efek yang dihasilkan oleh cuaca tersebut dan rentang waktu berlangsungnya
setiap musim di dalamnya.
1.2.5 Peningkatan Curah Hujan Dan Terjadinya Hujan Es
Peningatan suhu yang terjadi sebagai gejala dari perubahan iklim juga
meningkatkan laju penguapan air permukaan bumi. Sehingga jumlah air yang menguap
semakin besar. Dengan demikian, curah hujan juga semakin menigkat. Meningkatnya
laju penguapan juga membuat jumlah uap air yang mencapai lapisan atmosfer yang
lebih tinggi juga semakin banyak. Uap air dengan jumlah yang lebih banyak ini
kemudian mengalami pendinginan menjadi bongkahan es yang kemudian jatuh ke
bumi. Berapa bongkahan dengan ukuran yang lebih kecil dapat mecair sebelum
mencapai permukaan bumi. Akan tetapi, seiring bertambah besarnya ukuran bongkahan
es yang terbentuk, es tersebut dapat mencapai permukan bumi dalam wujud padat
sebelum mencair secara keseluruhan.
1.2.6 Lamanya Musim Kemarau dan Musim Panas
Lamanya musim kemarau yang terjadi di daerah tropis disebabkan oleh beberapa
indikator diantaranya El Nino Southern Oscillation (ENSO), anomali suhu permukaan
air laut, serta Dipole Mode di Samudera. Dimana faktor tersebut menyebabkan anomali
pada musim kemarau yang harusnya berlangsung sekitar enam bulan menjadi lebih dari
itu. Tiupan angin musim yang berlangsung lebih lama dikarenakan el nino (anomali
iklim di pasifik selatan) menyebabkan lautan di bagian selatan menghangat lebih lama
maka dari itu tiupan angin musim kemarau juga bertambah lama. Sedangkan di waktu
dan keadaan yang sama belahan bumi bagian subtropis yang mengalami musim panas
juga merasakan dampaknya. Hal ini juga menyebabkan musim panas berlangsung lebih
lama.
1.3 Fenomena Atmosfer
1.3.1 Penikngkatan Suhu Rata-Rata Atmosfer
Tidak jauh berbeda dengan lautan, material penyusun atmosfer adalah udara yang
merupakan bagian dari fluida. Dimana fluida disini merupakan sebuah material yang
juga dapat dengan mudah mengalirkan panas. Sehingga walaupun pemanasan terjadi
pada suatu titik tertentu, maka panas tersebut akan mengalir ke tempat yang lain dan
melakukan penyebaran secara merata sehingga mencapai suatu titik ekuilibrium yang
merupakan titik kestabilan dimana panas di semua tempat terdistribusi secara merata.
1.3.2 Terjadinya Badai Ekstrim
Akibat dari meningkatnya suhu rata-rata atmosfer dan suhu lautan yang
menyebabkan laju pengupan air laut meningkat juga menyebabkan pembentukan awan
hujan dengan jumlah yang lebih besar. Jumlah awan hujan yang besar ini menyebabkan
perbedaan tekanan yang mencolok karena disebabkan perubahan suhu yang lumayan
cepat. Selain itu hal ini juga dipicu oleh ekspansi vertikal awan hujan sehingga
menimbulkan badai yang lebih kencang.
1.3.3 Fenomena Aneh Pada Komponen Biotik
7

Komponen biotik sebagai komponen yang merasakan dampak dari perubahan iklim
akan menunjukkan sebah perilau penyesuaian terhadap perubahan tersebut. Seperti
kawanan burung yang bermigrasi dari belahan bumi selatan ke belahan bumi utara pada
bulan Desember dan kembali pada bulan Juni. Namun, akibat dari ketidakteraturan
iklim yang terjadi yang berujung pada berubahnya waktu berlangsungnya siklus musim,
maka pola migrasi dari kawanan burung tersebut juga ikut berubah.
1.4 Periodisasi Musim dan Perubahannya
Salah satu gejala yang ditimbulkan dari perubahan iklim dapat berupa perubahan
musim yang tidak sesuai dengan waktu yang seharusnya, serta terdapat berbagai
anomali cuaca yang menyertakan perubahan musim tersebut.
Perubahan musim yang tidak sesuai ini terjadi sebagai penyimpangan periode
musim yang seharusnya. Berdasarkan intensitas matahari yang diterima setiap
tahunnya, bumi dibagi menjadi 4 wilayah iklim, yaitu iklim tropis (23,5 LU 23,5
LS), iklim subtropis (23,5-40LU dan 23,5-40LS), iklim sedang (40-66,5LU dan
40-66,5LS), serta iklim kutub (66,5-90LU dan. 66,5-90LU). Perbedaan intensitas
matahari yang diterima di setiap bagian bumi disebabkan oleh kemiringan bumi sebesar
23,5 dari porosnya.
Daerah dengan iklim tropis (23,5 LU 23,5 LS) adalah wilayah yang menerima
sinar matahari sepanjang tahun. Wilayah-wilayah ini memiliki 2 musim setiap
tahunnya, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan biasanya berlangsung
pada bulan Oktober hingga bulan Maret, sedangkan musim kemarau pada bulan April
Hingga September.
Daerah dengan iklim subtropis (23,5-40LU dan 23,5-40LS) dan sedang (4066,5LU dan 40-66,5LS) mengalami 4 musim, yaitu musim semi, musim panas,
musim gugur, dan musim dingin. Yang membedakan musim di daerah subtropis dan
tropis adalah intensitas panasnya. Daerah sedang menerima sinar matahari yang lebih
banyak dibandingkan daerah subtropis, sehingga pada daerah sedang musim panasnya
lebih panas dan musim dininnya lebih dingin. Pada belahan bumi utara, musim semi
terjadi pada tanggal 21 Maret hingga 21 Juni, musim panas pada tanggal 21 Juni hingga
23 September, musim gugur pada tanggal 23 September hingga 22 Desember, dan
musim dingin pada tanggal 22 Desember hingga 21 Maret. Sedangkan pada belahan
bumi selatan terjadi sebaliknya. Saat utara mengalami musim semi, selatan mengalami
musim gugur, dan saat utara mengalami musim panas, selatan mengalami musim
dingin.
Daerah dengan iklim subtropis (23,5-40LU dan 23,5-40LS) dan sedang (4066,5LU dan 40-66,5LS) mengalami 4 musim, yaitu musim semi, musim panas,
musim gugur, dan musim dingin. Yang membedakan musim di daerah subtropis dan
tropis adalah intensitas panasnya. Daerah sedang menerima sinar matahari yang lebih
banyak dibandingkan daerah subtropis, sehingga pada daerah sedang musim panasnya
lebih panas dan musim dininnya lebih dingin. Pada belahan bumi utara, musim semi
terjadi pada tanggal 21 Maret hingga 21 Juni, musim panas pada tanggal 21 Juni hingga
23 September, musim gugur pada tanggal 23 September hingga 22 Desember, dan
musim dingin pada tanggal 22 Desember hingga 21 Maret. Sedangkan pada belahan
bumi selatan terjadi sebaliknya. Saat utara mengalami musim semi, selatan mengalami
musim gugur, dan saat utara mengalami musim panas, selatan mengalami musim
dingin.

Daerah kutub (66,5-90LU dan. 66,5-90LU) mengalami 2 musim, yakni musim


panas dan musim dingin. Musim dingin berlangsung sangat lama, dan musim panas
yang sejuk berlangsung singkat.
Namun akibat perubahan iklim yang terjadi, batasan-batasan musim yang ada
mulai kabur, terutama pada daerah tropis. Sebagai contoh adalah keadaan kemarau
basah, dimana pada saat musim kemarau malah turun hujan. Deputi Bidang Klimatologi
BMKG Widada Sulistia DEA mengatakan, ada dua hal yang menyebabkan
penyimpangan cuaca di sebagian wilayah Indonesia. Pertama, suhu perairan laut
Indonesia lebih panas dari biasanya. Penyimpangan suhu panas tersebut bahkan
mencapai dua derajat. Karena suhu perairan yang lebih panas,maka potensi uap pun
lebih banyak, sehingga kelembaban udara juga menjadi lebih tinggi. Penyebab kedua,
yaitu karena adanya suplai uap air dari Samudera Hindia. Padahal, seharusnya
Indonesia mendapat kiriman udara dari wilayah Australia yang kondisinya kering.
Namun, karena adanya penyimpangan, Indonesia justru mendapat udara dari Samudera
Hindia yang kondisinya basah.
Perubahan musim ini juga dapat dilihat dari kemarau yang berkepanjangan.
Menurut Kepala Pusat Meteorologi Publik, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan
Geofisika, Mulyono R Prabowo, musim kemarau berkepanjangan disebabkan oleh
adanya peristiwa El Nino yang menyebabkan pembentukan awan hujan berkurang.
Peningkatan kejadian El Nino turut dipicu oleh kegiatan manusia seperti membuka
hutan, mengubahnya menjadi lahan pertanian, perkebunan, maupun perumahan
memengaruhi uap air yang menuju ke udara.
Karena terjadinya peningkatan suhu bumi yang terus menerus, diperkirakan pada
tahun 2035 Kutub Utara akan mengalami musim panas tanpa es, sehingga Samudera
Arktik akan
menjadi perairan terbuka. Dampak besar secara global yang akan terjadi yaitu, mulai
terbukanya jalur pelayaran di Kutub Utara, dimungkinkannya penambangan minyak
bumi dan gas di Samudera Arktik, hingga pemanasan lebih lanjut Samudera Arktik
karena mempunyai sifat laut yang menyerap radiasi matahari. Tidak hanya itu,
pemanasan yang terjadi di Samudera Arktik akan meningkatkan tinggi gelombang yang
akan membawa cuaca ekstrim di daerah tropis.
1.5 Global Warming Sebagai Penyebab Perubahan Iklim
Masalah yang kini mulai muncul ke permukaan ialah tentang pergeseran
keseimbangan alam. Cuaca yang tidak menentu, lingkungan yang panas, seringnya
terjadi banjir di ibu kota, hal-hal tersebut terjadi karena global warming dan efek rumah
kaca.Sebelum kita masuk lebih jauh mengenai pergeseran perubahan keseimbangan
alam karena global warming dan efek rumah kaca, mari kita memahami definisi dan
perbedaan antara cuaca dan iklim.
Iklim adalah sintesis atau kesimpulan atau rata-rata nilai, unsur-unsur cuaca (hari
dan bulan) dalam jangka panjang di suatu tempat pada suatu wilayah. Pada umumnya,
untuk mengetahui iklim suatu daerah diperlukan waktu perhitungan rata-rata selama 30
tahun. Cuaca adalah niali sesaat (aktual) dari keadaan atmosfer, serta perubahan dalam
jangka pendek (kurang dari 1 jam hingga 24 jam) di suatu tempat tertentu di bumi.
Seiring waktu berjalan, cuaca kini sering tidak menentu. Ramalah cuaca menjadi lebih
tidak tepat. Hal ni pada dasarnya terjadi karena efek rumah kaca dan global warming.
Proses efek rumah kaca ialah sebagai berikut. Panas dari matahari masuk ke bumi
melalui proses radiasi (perpindahan panas tanpa perantara). Radiasi yang masuk ke
bumi tersebut, sebagan diserap bumi dan dihisapnya, sedangkan sebagian energi
9

dipantulkan ke ruang angkasa dalam bentuk sinar inframerah. Namun, karena


banyaknya gas-gas rumah kaca seperti CO2, CH4, CFC dan lain lain, sebagian sinar
inframerah tersebut terperangkap oleh lapisan gas rumah kaca yang beredar di atmosfer
dan memanasi bumi.
Proses efek rumah kaca tersebut adalah penyebab utama pergeseran keteraturan
alam. Karena berbagai kegiatan manusia seperti pertambangan, industrialisasi,
pembakaran hutan dam transportasi, gas-gas rumah kaca semakin banyak dan
meningkatkan efek rumah kaca, mengakibatkan pemanasan global dan
ketidakseimbangan alam.
Global warming adalah peningkatan temperatur rata-rata permukaan bumi akibat
efek rumah kaca yang terjadi di atmosfer. Gas-gas rumah kaca menyebabkan
peningkatan suhu bumi secara global. Pada tahun 1910-1940, suhu bumi naik 0,35C
dan pada tahun 1970 hingga 2006, suhu kembali meningkat 0,55C.
Dampak pemanasan global artinya pergeseran keseimbangan alam, yaitu adalah
sebagai berikut :
1. Melelehnya es di kutub utara dan kutub selatan karena tren peningkatan suhu bumi.
Hal tersebut menyebabkan elevasi air. Hal ini menyebabkan mudahnya air melewati
pelabuhan, menyebabkan erosi di tepian pantai, melemahkan sektor perairan, dan kotakota besar mudah terkena banjir
2. Ketidakteraturan cuaca
3. Punahnya beberapa hewan dan tumbuhan
4. Keringnya danau dan sungai membuat petani kehilangan sunber air
5. Badai dan topan sering terjadi karena perubahan panas dan seringnya penguapan air
Hal-hal yang dapat dilakukan dalam menyikapi hal tersebut adalah :
1. Melakukan 3R. Pertama, kita harus mengurangi pemakaian barang barang yang tidak
dapat terpakai.Memulai untuk menggunakan barang-barang yang dapat digunakan
secara berulang. Contohnya, penggunaan kertas belanja agar mengurangi penggunaan
plastik, yang sulit terurai.
2. Mengurangi penggunaan pemanas dan pendingin ruangan. Dengan menguranginya,
kita mampu menghemat 2.000 pound CO2 per tahunnya.
3. Mengganti bola lampu. Mengganti lampu bohlam biasa dengan lampu Compact
Flourescent Light (CFL) yang lebih hemat dan lebih tahan lama 10 kali dari lampu
bohlam biasa.
4. Menggunakan transportasi umum agar gas emisi kendaraan dapat dikurangi secara
besar.
5. Mematikan alat rumah tangga yang mengkonsumsi listrik ketika tak terpakai
6. Menanam pohon. Setiap pohon yang tertanam akan menyerap 1 ton CO2 sepanjang
hidup pohon tersebut.
1.6 Dampak Perubahan Iklim
Perubahan iklim berkaitan dengan perubahan pada indikator-indikator iklim seperti
suhu permukaan, curah hujan, suhu permukaan laut, tinggi permukaan laut serta
kejadian iklim dan cuaca ekstrem. Dampak perubahan iklim berpotensi pada bidangbidang yang terkait dengan sistem pembangunan nasional yaitu ekonomi, tatanan
kehidupan, ekosistem serta wilayah khusus.
Naiknya suhu bumi mengakibatkan kebaikan suhu permukaan. Hal ini berakibat
langsung pada manusia, tumbuhan dan hewan seperti serangga. Selain itu kenaikan
suhu permukaan dapat berpotensi meningkatkan konsumsi energi pada wilayah tropis
seperti Indonesia. Akibatnya, harga pangan meningkat. Para pakar memprediksi hasil
10

tanaman pangan mulai dari jagung hingga gandum, beras hingga kapas, akan menurun
hingga 30%. Hasil yang menurun ini berujung pada peningkatan harga pangan. Sebab,
akan ada proses, penyimpanan, dan transportasi pangan yang membutuhkan air dan
energi lebih. Kenaikan suhu permukaan juga mengakibatkan evatranspirasi berlebihan
pada tumbuhan, timbulnya kebakaran hutan, serta pengembangbiakan serangga lebih
cepat dan luas.
Perubahan iklim juga berdampak pada curah hujan. Curah hujan yang berubah
mengakibatkan bencana alam seperti banjir dan longsor, kekeringan dan penurunan
ketersediaan air. Penurunan ketersediaan air mempengaruhi pasokan air untuk wilayah
perkotaan dan pertanian. Ditambah lagi dengan membludaknya jumlah penduduk akan
meningkatkan angka permintaan air.
Dampak perubahan iklim selanjutnya yaitu kenaikan suhu dan tinggi permukaan
laut. Kenaikan suhu permukaan laut dapat merusak terumbu karang (coral bleachingi)
dan mengubah arus laut yang berakibat pada pola migrasi ikan di laut yang selanjutnya
akan mempengaruhi mata pencaharian nelayan. Budidaya perikanan penting sebagai
mata pencaharian bagi nelayan dan sumber makanan. Jika suhu air laut memanas, maka
jumlah ikan akan menurun. Para nelayan pun akan sulit memperoleh makanan dan
penghasilan. Kenaikan tinggi permukaan laut diakibatkan kutub es utara dan selatan
yang mencair mengakibatkan volume air laut meningkat sehingga permukaan
bertambah tinggi. Meluasnya genangan air laut dan abrasi di wilayah pesisir serta
peningkatan intrusi air laut ke daratan mengancam kehidupan di wilayah pesisir.
Khusus untuk Jakarta, naiknya muka air laut dapat membuat batas antara air tanah dan
air laut semakin jauh ke daratan. Sehingga mencemari lebih banyak sumber air minum.
Perubahan iklim juga berdampak pada kesehatan. Bahaya perubahan iklim di
Indonesia bagi masa depan kesehatan yang ditandai dengan peningkatan curah hujan
yang cukup signifikan pada bulan-bulan tertentu dengan peningkatan variabilitas di
daerah tertentu, penurunan curah hujan di bulan-bulan kering, sementara pada bulanbulan musim basah curah hujan meningkat. Yang terakhir yaitu kenaikan temperatur
permukaan rata-rata. Bahaya perubahan iklim mempengaruhi kesehatan melalui jalur
kontaminasi mikroba dan transmisi dinamis, dampak kesehatan yang dapat terjadi dari
proses tersebut diantaranya efek peningkatan temperatur terhadap kesakitan dan
kematian, bencana akibat cuaca ekstrim, peningkatan pencemaran udara, penyakit
bawaan air dan makanan dan penyakit hewan vector dan hewan pengerat. Penyakit
yang timbul akibat perubahan iklim antara lain diare & malnutrisi, ISPA, DBD &
Malaria, penyakit degenerative dan penyakit akiban penipisan lapisan ozon seperti
kanker kulit, katarak, penurunan daya tahan tubuh dan pertumbuhan mutasi genetik.
Dampak terakhir yaitu peningkatan kejadian iklim dan cuaca ekstrim. Kejadian
iklim dan cuaca ekstrim seperti musim kemarau yang berkepanjangan atau hujan yang
terus-terusan mengguyur memiliki dampak yang spontan dan masif yaitu kerusakan
infrastrukur sehingga perlu diadaptasi dalam bentuk upaya pengelolaan penanggulangan
bencana. Integrasi adaptasi perubahan iklim dengan pengurangan risiko bencana
merupakan suatu tantangan baru untuk disinergikan pada sistem pembangunan nasional.
1.7 Teknologi untuk Mengurangi Dampak Perubahan Iklim
Perubahan iklim yang terjadi akibat naiknya suhu atmosfer semenjak revolusi
industri, maka perkembangan iptek kala itu menjadi pemicunya. Kini harapan manusia
untuk menghadapi dan mengantisipasi dampak perubahan iklim juga kembali tertuju
pada peran iptek. Berbagai pusat riset dunia saat ini hampir pasti bersinggungan dengan
tema riset perubahan iklim, termasuk di Indonesia sendiri.
11

Hasil kajian DRN tahun 2010 yang dituangkan dalam dokumen Peranan Iptek
Dalam Menjawab Pemanasan Global misalnya sudah disampaikan berbagai peran iptek
dalam kaitan merespon perubahan iklim di Indonesia. Sebagai contoh, apa yang telah
dilakukan BMKG
dengan membuat zona musim (ZOM) di Indonesia agar mudah dalam prediksi luasan
area persawahan. ZOM juga didasarkan atas rekomendasi Kelompok Kerja Prakiraan
Musim Nasional (KKPMN) yang terdiri dari BMKG, LAPAN, BPPT, Balitklim, ITB
dan IPB. Dokumen ZOM sangat penting bagi sektor pertanian.
Contoh lain peran iptek antara lain dalam penerapan teknologi modifikasi cuaca
yang dilakukan di BPPT baik dalam mengatasi kekeringan atau mencegah hujan
(memindah awan) agar tidak terjadi volume hujan yang berlebih (banjir). Di sektor
energi saat ini juga banyak penerapan iptek dalam riset energi baru dan terbarukan. Dua
iptek utama dalam penerapannya bidang energi ini adalah pembangkit listrik non bahan
bakar fosil seperti tenaga surya, panas bumi dan hidro serta pengembangan bahan bakar
nabati (biofuel). Pengembangan biofuel, dengan sentuhan iptek saat ini juga berasal dari
mikroalga. Pada tema ini, saat ini LIPI fokus pada pencarian spesies yang optimum,
sedangkan BPPT fokus pada optimasi teknologi fotobioreaktor sedangkan ITB juga
fokus pada teknologi konversi menjadi minyak diesel.
Iptek sistem informasi geografi yang digabungkan dengan teknologi inderaja juga
diterapkan dalam penentuan lokasi perikanan tangkap yang sangat berguna bagi
nelayan. Respon perubahan iklim memerlukan kebijakan, sedangkan iptek perubahan
iklim memerlukan riset baik dasar maupun terapan.
Dalam rangka mendukung kebijakan penurunan gas rumah kaca dan mengurangi
dampak perubahan iklim, telah disusun Rencana Aksi Nasional Mitigasi Adaptasi
Perubahan Iklim (RAN MAPI) yang disusun oleh kementerian/ lembaga yang terkait
dengan perubahan iklim. Upaya mitigasi bertujuan untuk meningkatkan kapasitas
penyerapan karbon dan pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) ke atmosfir yang
berpotensi menipiskan lapisan ozon, sedangkan upaya adaptasi bertujuan melakukan
tindakan penyesuaian sistem alam dan sosial dalam menghadapi dampak negatif dari
perubahan iklim.
Ada dua macam sektor teknologi dalam mengahadapi perubahan iklim, yaitu
teknologi adaptasi yang meliputi : Sumber daya air, Kerentanan pesisir, Ketahanan
pangan dan teknologi mitigasi yang meliputi : Energi, RBCS, Kehutanan dan tata guna
lahan dan Waste composting.
Teknologi Adaptasi
Sektor sumber daya air, teknologi untuk adaptasi perubahan iklim dalam sektor
sumber daya air adalah teknologi pemanenan air hujan. Ada beberapa metode
pemanenan air hujan yang diterapkan yaitu kolam pengumpulan air hujan, sumur
resapan air hujan, parit resapan air hujan, areal resapan air hujan, tangul pekarangan,
lobang air tanah, pagar pekarangan, modifikasi lanskap.
Sektor kerentanan pesisir, perubahan iklim akan mempengaruhi penduduk
Indonesia yang tinggal di daerah pesisir pantai, oleh karena itu harus dibuat inovasi
teknologi. Upaya adaptasi digunakan untuk menghadapi peningkatan permukaan air
laut. Ada dua cara yaitu : struktural (fisik) dan non-struktural(non fisik). Contoh dari
struktural adalah hutan bakau, gundukan pasir, terumbu karang, dan penanaman pohon;
sedangkan non-struktural yaitu dengan breakwater, panggung, reklamasi pantai.
Sektor ketahanan pangan, terkait pertahanan pangan perubahan iklim memiliki
pengaruh buruk terhadap produksi pangan nasional. Dilihat dari fenomena perubahan
musim hujan dan musim kemarau, daerah pertanian di Indonesia akan terpengaruh
12

dalam hal panjang musim tanam, banjir, kekeringan. Ada banyak teknologi adaptif yang
dapat dikembangkan untuk mengatasi hal tersebut. Salah satunya adalah teknologi
pengembangan benih padi yang toleran kering atau banjir.
Teknologi Mitigasi
Sektor energi, photovoltaic (PV) Cell harus dikembangkan karena akan sesuai
dengan program nasional pada program perluasan penggunaan sumber energi
terbaharukan khususnya energi surya. PV Cell merupakan komponen yang penting
dalam pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang telah menjadi prioritas dalam
penggunaan energi nasional. Di Indonesia, pemanfaatan PLTS sebagai Solar Home
System (SHS) telah dilakukan selama sekitar dua dekade dengan kapasitas terpasang
total sekitar 13.5 MW.
Sektor Regenerative Burner Combustion System (RBCS) merupakan salah satu
teknologi pemanfaatan limbah panas dalam Industri. Di Indonesia teknologi ini telah
dimanfaatkan dalam salah satu industri baja. Tujuannya adalah untuk mempercepat
proses produksinya, seperti keramikk. Dengan menggunakan alat ini berarti telah
membantu mengurangi pencemaran atmosfer yang mencegah dampak perubahan iklim,
karena pembakarannya stabil dan efisien menurunkan emisi gas CO2 dan NOx.
Sektor kehutanan dan tata guna lahan, dalam manajemen hutan prosesnya cukup
kompleks dan dalam kebanyakan kasus hambatan pengelolaan hutan disebabkan oleh
masalah kelembagaan serta disebabkan kekurangan teknologi. Teknologi prioritas untuk
mitigasi Emisi Gas Rumah Kaca di sektor kehutanan salah satunya adalah Teknologi
untuk Pengukuran dan Monitoring Penyerapan serta Emisi Karbon.
Sektor waste composting, pengomposan teknologi banyak digunakan dikota di
Indonesia dengan menggunakan Windrow Composting System. Jika sistem tersebut
diperlakukan dengan cara yang tepat maka akan menghasilkan kompos kualitas tinggi.
Sistem ini dioperasikan melibatkan pemulung untuk memisahkan limbah secara
manual. Selain itu, terdapat teknologi pengomposanlain yaitu In-Vessel Composting
yang dapat dijadikan pilihan lain.
2. PENIPISAN LAPISAN OZON
2.1. Pengertian Ozon
Ozon merupakan gas yang secara alami terdapat didalam atmosfer. Lapisan ozon
mulai dikenal oleh seorang ilmuwan dari Jerman, Christian Friedrich Schonbein pada
tahun 1839. Ozon adalah hasil reaksi antara oksigen dengan sinar ultraviolet dari
matahari. Ozon di udara berfungsi menahan radiasi sinar ultraviolet dari matahari pada
tingkat yang aman untuk kesehatan kita semua. Ozon juga diproduksi manusia untuk
dipergunakan sebagai bahan pemurni air, pemutih, dan salah satu unsur pembentuk
plastik. Setiap molekul ozon mengandung 3 atom oksigen dengan rumus kimia O 3.
Ozon ditemukan terutama di lapisan atmosfer bagian bawah. Kira kira 10% ozon
atmospheric terdapat di Troposfir, suatu lapisan atmosfir yang paling dekat dengan
bumi (mulai dari permukaan bumi hingga 10-16 Km).
Ozon troposfir terbentuk dari reaksi kimia yang disebabkan adanya gas pencemar
hasil aktivitas manusia, sehingga berbahaya terhadap sistem kehidupan. Sisanya
sebanyak 90% terdapat di Stratosfir, terutama antara bagian puncak lapisan troposfir
hingga ketinggian 50 Km. Ozon di stratosfir ini terbentuk secara alami, dikenal dengan
lapisan ozon (ozone layer) dan sangat berguna bagi ssstem kehidupan. Istilah 'ozon' atau
lebih tepat lagi 'lapisan ozon' mulai mendapat perhatian sekitar tahun 1980-an ketika
13

para ilmuwan menemukan adanya 'lubang' di lapisan ozon di Antartika. Lubang tersebut
merupakan hasil dari tenaga matahari yang mengeluarkan radiasi ultra yang tinggi.
Radiasi itu berpecah menjadi molekul oksigen sekaligus melepaskan atom bebas di
mana setengahnya diikat dengan molekul oksigen yang lain untuk membentuk ozon.

Gambar 2.1.1. Penipisan Lapisan Ozon.


2.2. Faktor- Faktor Penyebab Rusaknya Lapisan Ozon
a. CFC. Ancaman yang diketahui terhadap keseimbangan ozon adalah
kloroflorokarbon (CFC) yang mengakibatkan menipisnya lapisan ozon. CFC digunakan
oleh masyarakat modern dengan cara yang tidak terkira banyaknya.
b. Banyaknya volume kendaraan yang ada di bumi sangat berakibat negatif pada
lapisan ozon. Karbon monoksida yang dihasilkan oleh kendaraan dapat merusak lapisan
ozon. Semakin lama, volume kendaraan semakin banyak, semakin banyak pula gas
karbon monokida yang di keluarkan, bisa dibayangkan keadaan lapisan ozon beberapa
tahun kedepan bila volume kendaraan semakin hari semakin bertambah.
c. Penggundulan hutan secara besar-besaran sangat berakibat buruk pada kualitas
udara yang ada di bumi. Gas-gas karbon yang merusak lapisan ozon tidak lagi diserap
oleh tumbuhan. Sehingga apa lagi yang harus diandalkan untuk menyerap gas-gas
tersebut untuk membantu mengurangi kerusakan ozon dan tentunya menghasilkan
oksigen bagi makhluk hidup?
d. Pada bidang pertanian, penerimaan sinar ultra violet pada tanaman dapat
memusnahkan hasil tanaman utama dunia. Hasil kajian menunjukkan hasil tanaman
seperti 'barli' dan 'oat' menunjukkan penurunan karena penerimaan sinar radiasi yang
semakin tinggi. Tanaman diperkirakan akan mengalami kelambatan pertumbuhan,
bahkan akan cenderung kerdil, sehingga merusak hasil panen dan hutan-hutan yang ada.
e. Pada hewan, radiasi penuh ini juga dapat mematikan anak-anak ikan, kepiting
dan udang di lautan, serta mengurangi jumlah plankton yang menjadi salah satu sumber
makanan kebanyakan hewan-hewan laut. Kerusakan lapisan ozon juga memiliki
pengaruh langsung pada pemanasan bumi yang sering disebut sebagai "efek rumah
kaca". Usaha-usaha untuk mencegah penipisan ozon menjadi mulai dilakukan bersama
oleh semua negara di dunia. Usaha itu pun telah di galakkan secara serius melalui
UNEP (United Nation Environment Programme) salah satu organisasi PBB yang
bergerak dibidang program perlindungan lingkungan dan alam.
14

f. Asap yang dihasilkan oleh pabrik juga amat sangat berpengaruh dalam
memperparah kerusakan lapisan ozon. Sama halnya seperti asap kendaraan. Gas yang
dikeluarkan dapat merusak lapisan ozon,amat mencemari udara, belum lagi limbah cair
dan limbah padat yang dihasilkan pabrik, dapat merusak lingkungan.

Gambar 2.2.1. Faktor yg Menyebabkan Penipisan Lapisan Ozon.


2.3 Proses Kerusakan Lapisan Ozon
- Sinar UVB memasuki ozon
- Energi uv memecah atm klorin dari molekul cfc
- Klorin radikal memecah molekul ozon
- Membentuk klorin monoksida dan dua atom oksigen
- Oksigen terlepas ke atmosfir
- Atom oksigen di atmosfir memecah molekul klorin monoksida
- Menghasilkan oksigen dan klorin radikal bebas
- Lalu reaksi siklus memulai lagi
Kerusakan lapisan ozon adalah istilah yang sering digunakan untuk
mendeskripsikan berkurangnya atau hilangnya lapisan ozon yang terdapat pada lapisan
atmosfir. Berdasarkan laporan dari NASA bahwa lubang ozon di Antartika telah
mencapai 29 juta Km. Konsentrasi rata rata lapisan ozon kurang dari 200 DU
dikategorikan sebagai lubang ozon (Ozone Hole). Penyebab rusaknya atau menipisnya
lapisan ozon yaitu oleh Bahan Perusak Ozon (BPO) yang diemisikan dari berbagai
kegiatan, baik dalam menggunakan atau memproduksi barang mengandung BPO.
Ancaman yang diketahui terhadap keseimbangan ozon adalah kloroflorokarbon (CFC)
yang mengakibatkan menipisnya lapisan ozon. CFC digunakan oleh masyarakat modern
dengan cara yang tidak terkira banyaknya, misalnya dengan :
AC,Kulkas,bahan dorong dalam penyembur (aerosol), diantaranya kaleng semprot
untuk pengharum ruangan, penyemprot rambut atau parfum pembuatan busa,bahan
pelarut terutama bagi kilang-kilang elektronik.
Satu buah molekul CFC memiliki masa hidup 50 hingga 100 tahun dalam atmosfer
sebelum dihapuskan. Dalam waktu kira-kira 5 tahun, CFC bergerak naik dengan
15

perlahan ke dalam stratosfer (10 50 km). Molekul CFC terurai setelah bercampur
dengan sinar UV, dan membebaskan atom KLORIN. Atom klorin ini berupaya
memusnahkan ozon dan menghasilkan LUBANG OZON. Penipisan lapisan ozon akan
menyebabkan lebih banyak sinar UV memasuki bumi.
Oleh karena itu, kita semua harus memandang serius masalah ini dan berupaya
untuk mencegah atau meminimalkan penipisan lapisan ozon di alam ini dengan cara
meminimalkan penggunaan bahan-bahan yang dapat mempertipis ozon agar generasi
yang akan datang dapat mewarisi alam sekitar yang masih baik.
Dalam bulan Oktober 1987, 1989, 1990 dan 1991, lubang ozon yang luas telah
dilacak di seluruh Antartika dengan kenaikan 60% pengurangan ozon berbanding
dengan permukaan lubang pra-ozon. Pada bulan Oktober 1991, permukaan terendah
atmosfer ozon yang pernah dicatat telah terjadi di seluruh Antartika.
2.4. Dampak Rusaknya Lapisan Ozon
Dampak dari rusaknya lapisan ozon adalah seperti yang sudah dijelaskan diatas
bahwa sinar matahari yang menuju bumi dapat dikategorikan menjadi dua yaitu sinar
UV-A yang bermanfaat bagi kelangsungan hidup di bumi dan sinar UV-B yang merusak
kelangsungan hidup di bumi. Jika lapisan ozon telah mengalami kerusakan atau
berlubang maka sinar UV-B tidak dapat diserap oleh lapisan ozon sehingga sinar UV-B
langsung jatuh ke permukaan bumi. Akibat yang ditimbulkan oleh sinar UV-B tersebut
dapat berdampak langsung dan tidak langsung terhadap manusia dan lingkungan di
bumi.
a. Dampak Langsung Rusaknya Lapisan Ozon
Sinar UV-B yang langsung jatuh ke permukaan bumi tanpa diserap oleh lapisan
ozon dapat menyebabkan volume panas yang jatuh ke bumi begitu besar. Seperti yang
kita sudah rasakan saat ini bahwa panas yang kita rasakan sangat menyengat kulit.
Panas yang begitu panas pada siang hari membuat begitu dingin di malam hari. Hal
tersebut diakibatkan oleh sifat bumi yang menyimpan panas dan mengeluarkannya
sedikit demi sedikit pada malam hari. Karena panas yang diterima begitu besar pada
siang hari mengakibatkan bumi menyerap panas berlebihan dan hanya melepaskan
sedikit panas pada malam hari. Akibatnya sisa panas yang masih ada berakumulasi dan
akan berdampak secara tidak langsung pada bumi kita.
b. Dampak Tidak langsung Rusaknya Lapisan Ozon
Penggunaan CFC pada beberapa alat seperti parfum dan hairspray dapat merusak
paru-paru. Dan jika CFC tersebut bergerak ke atmosfer tentu saja akan merusak lapisan
ozon. Sinar UV-B yang terus menerus mengenai kulit dapat menyebabkan kanker kulit.
Oleh karena itu, para ilmuan sangat khawatir ketika mereka menemukan bahwa bahan
kimia kloro fluoro karbon (CFC) yang biasa digunakan sebagai media pendingin dan
gas pendorong spray aerosol, memberikan ancaman terhadap lapisan ini. Bila dilepas ke
atmosfer, zat yang mengandung klorin ini akan dipecah oleh sinar Matahari yang
menyebabkan klorin dapat bereaksi dan menghancurkan molekul-molekul ozon. Setiap
satu molekul CFC mampu menghancurkan hingga 100.000 molekul ozon. Oleh karena
itu, penggunaan CFC dalam aerosol dilarang di Amerika Serikat dan negara-negara lain
di dunia. Bahan-bahan kimia lain seperti bromin halokarbon, dan juga nitrogen oksida
dari pupuk, juga dapat menyerang lapisan ozon.

16

2.5. Cara Mengurangi Kerusakan Lapisan Ozon


Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menjaga lapisan ozon adalah dengan
melakukan kegiatan ramah ozon atau ozone friendly dan sosialisasi untuk mengubah
perilaku manusia secara bertahap. Upaya ini harus selalu menerapkan prinsip 4R, yaitu
melakukan: reduce, reuse, recycle, replace/replant.
Langkah-langkah lain:
a. Kurangi pemakaian barang-barang yang memiliki bahan .
b. Di rumah dan perkantoran, minimalkan jumlah Air Conditioner yang digunakan.
c. Diperlukan desain arsitektur yang lebih baik sehingga udara segar dapat masuk
dengan leluasa ke dalam ruangan kantor atau kamar tidur sehingga keperluan
AC bisa dikurangi.
d. Sesuaikan kapasitas kulkas dengan dengan kebutuhan sehingga lebih efektif.
3. PENGHILANGAN HUTAN DAN PENGGURUNAN
3.1. Pengertian Penghilangan Hutan dan Penggurunan
Penghilangan
hutan
atau
pengawahutanan atau penggundulan
hutan atau deforestasi adalah kegiatan penebangan hutan atau tegakan pohon (stand of
trees) sehingga lahannya dapat dialihgunakan untuk penggunaan nir-hutan (non-forest
use) yakni pertanian, peternakan atau kawasan perkotaan.
Istilah deforestasi sering disalahartikan untuk menggambarkan kegiatan
penebangan yang semua pohonnya di suatu daerah ditebang habis. Namun, di daerah
beriklim ugahari yang cukup lengas (temperate mesic climate), penebangan semua
pohonsesuai dengan langkah-langkah pelaksanaan kehutanan yang berkelanjutan
(sustainable forestry)tepatnya disebut sebagai 'panen permudaan' (harvest
regeneration). Di daerah tersebut, permudaan alami oleh tegakan hutan biasanya tidak
akan terjadi tanpa gangguan, baik secara alami maupun akibat manusia. Selain itu,
akibat dari panen permudaan seringkali mirip dengan gangguan alami, termasuk
hilangnya
keanekaragaman
hayati (biodiversity)
setelah
perusakan hutan
hujan (rainforest) yang terjadi secara alami.
Pengawahutanan dapat terjadi karena pelbagai alasan : pohon atau arang yang
diperoleh dari hutan dapat digunakan atau dijual untuk bahan bakar atau
sebagai kayu saja, sedangkan lahannya dapat dialihgunakan sebagai padang
rumput untuk ternak, perkebunan untuk barang dagangan (commodity), atau untuk
permukiman (settlement). Penebangan pohon tanpa penghutanan kembali
(reforestation) yang cukup dapat merusak lingkungan tinggal (habitat), hilangnya
keanekaragaman hayati dan kegersangan (aridity). Penebangan juga berdampak buruk
terhadap penyitaan hayati (biosequestration) karbon dioksida dari udara. Daerah-daerah
yang telah ditebang habis biasanya mengalami pengikisan tanah yang parah dan sering
menjadi gurun.
Pengabaian atau ketidaktahuan nilai hakiki (intrinsic value), kurangnya nilai yang
terwariskan (ascribed value), kelengahan dalam pengelolaan hutan dan hukum
lingkungan yang kurang memadai merupakan beberapa alasan yang memungkinkan
terjadinya pengawahutanan secara besar-besaran. Banyak negara di dunia mengalami
pengawahutanan terus-menerus, baik secara alami maupun akibat manusia.
Pengawahutanan dapat menyebabkan kepunahan, perubahan iklim, penggurunan
(desertification), dan ketersingkiran penduduk semula. Perubahan tersebut juga pernah

17

terjadi pada masa lalu dan dapat dibuktikan melalui penelitian rekaman sisa
purba (fossil record).
Akan tetapi, angka pengawahutanan bersih sudah tidak lagi meningkat di antara
negara-negara dengan PDB per kapita yang sedikitnya $4.600 AS.
3.2 Penyebab Pengawahutanan
Banyak pengawahutanan pada masa kini terjadi karena penyelewengan kuasa
pemerintahan (political corruption) di kalangan lembaga pemerintah, ketidakadilan
dalam pembagian kekayaan (wealth) dan kekuasaan, pertumbuhan penduduk
dan ledakan
penduduk (overpopulation), maupun pengkotaan (urbanization).
Kesejagatan (globalization) seringkali dipandang sebagai akar penyebab lain yang
mengakibatkan pengawahutanan, meskipun ada pula dampak baik dari kesejagatan
(datangnya tenaga kerja, modal, barang dagangan dan gagasan baru) yang telah
menggalakkan pemulihan hutan setempat.
Pada tahun 2000, Perhimpunan Pangan dan Pertanian (FAO) menemukan bahwa
"peran keberubahan penduduk (population dynamics) dalam keadaan setempat dapat
berubah-ubah dari sangat berpengaruh hingga tidak berpengaruh sama sekali," dan
pengawahutanan dapat terjadi karena "tekanan penduduk dan kemandekan keadaan
ekonomi (stagnating economic conditions), masyarakat maupun teknologi."
Terjadinya kemerosotan lingkungan alam hutan (forest ecosystem) juga dapat
berakar dari dorongan-dorongan ekonomi yang menonjolkan keuntungan
pengalihgunaan hutan daripada pelestarian hutan. Banyak kegunaan hutan yang penting
tidak ada pasaran, maka dari itu, tidak ada nilai ekonomi yang bermanfaat bagi para
pemilik
hutan
atau
masyarakat
yang
bergantung
pada
hutan
untuk kesejahteraan mereka.[19] Dari sudut pandang negara berkembang, hilangnya
manfaat hutan (sebagai penyerap karbon (carbon sink) atau cagar keanekaragaman
hayati (biodiversity reserve)), ketika sebagian besar sisa pohonnya dikirim ke negaranegara maju, merupakan hal yang tidak adil karena tidak ada imbalan yang cukup untuk
jasa tersebut. Negara-negara berkembang merasa beberapa negara maju, seperti
Amerika Serikat, telah mendapatkan banyak manfaat dengan menebang hutannya
sendiri berabad-abad yang lalu, dan adalah hal yang munafik apabila negara-negara
maju tidak membiarkan negara-negara berkembang dengan kesempatan yang sama:
bahwa negara miskin tidak harus menanggung biaya pelestarian karena negara kayalah
yang telah menciptakan masalahnya.
Para pakar tidak sepakat bahwa pembalakan (logging) besar-besaran bagi
perdagangan memainkan peran penting bagi pengawahutanan sejagat (global
deforestation). Beberapa pakar berpendapat bahwa orang miskin lebih cenderung
menebangi hutan karena mereka tidak punya jalan keluar yang lain. Ada juga yang
berpendapat bahwa masyarakat miskin tidak mampu membayar bahan dan tenaga kerja
yang diperlukan untuk menebang hutan. Hasil dari salah satu pengkajian
pengawahutanan menyatakan bahwa hanya 8% penebangan hutan beriklim panas
terjadi karena peningkatan jumlah penduduk oleh angka kesuburan yang tinggi (high
fertility rate).

18

Hutan yang telah dibakar untuk pertanian di bagian selatan Meksiko

Pengawahutanan di Gran Caku, Paraguai


4. KEANEKARAGAMAN BIOLOGI (HAYATI)
4.1 Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Persebaran Keanekaragaman Biologi
(Hayati)
Keanekaragaman biologi di muka bumi selalu berkaitan pada kondisi wilayah.
Beberapa flora dan fauna hanya dapat bertahan hidup pada wilayah yang beriklim
tropis, dimana curah hujan dan penyinaran matahari terjadi secara optimal. Sebaliknya
beberapa flora dan fauna dapat hidup di daerah yang bersuhu ekstrim, seperti pada
daerah kutub dan gurun. Pengaruh kondisi suatu wilayah terhadap persebaran flora dan
fauna dapat berupa faktor-faktor abiotik dan faktor biotik. Yang termasuk faktor abiotik
adalah iklim (suhu, kelembaban udara, angin), tanah, dan topografi, serta faktor
geologi. Sedangkan yang termasuk biotik adalah aktivitas manusia, hewan dan
tumbuhan.
4.1.1. Faktor iklim
Iklim adalah faktor penting yang memainkan peran utama dalam persebaran flora
dan fauna. Faktor iklim yang berbeda-beda pada suatu wilayah menyebabkan jenis
tumbuhan maupun hewannya juga berbeda. Wilayah-wilayah dengan pola iklim ekstrim
seperti kutub yang memiliki suhu sangat rendah dan gurun yang memiliki suhu sangat
tinggi mengakibatkan persebaran flora dan fauna tidak optimal karena sangat
menyulitkan bagi kehidupan tumbuhan maupun hewan. Oleh karena itu, persebaran
flora dan fauna pada wilayah ini sangat sedikit sehingga mempengaruhi jumlah maupun
jenis dari flora dan fauna. Sebaliknya pada wilayah-wilayah yang beriklim tropis
persebaran flora dan fauna bervariasi sehingga terjadi peningkatan baik jumlah maupun
jenisnya.
Daerah tropis merupakan daerah yang sangat kaya akan keanekaragaman flora dan
fauna, karena pada daerah ini mendapatkan sinar matahari dan hujan yang cukup,
19

keadaan ini berbeda dengan daerah kutub dan daerah gurun. Variasi suhu pada wilayah
akan mempengaruhi bagaimana flora dan fauna dapat merespon terhadap pengaruh
lingkuunagan sekitarnya sehingga dapat mempertahankan kehidupannya.
4.1.1.1. Suhu
Garis lintang setiap wilayah akan mempengaruhi seberapa banyak wilayah tersebut
menerima penyinaran matahari. wilayah yang berada pada posisi lintang beriklim tropis
akan cenderung lebih banyak menerima penyinaran matahari setiap tahunnya di
bandingkan dengan wilayah yang memiliki posisi lintang lainnya. Akibat dari
perbedaan penyinaran matahari tersebut mengakibatkan variasi suhu udara di setiap
wilayah di muka bumi. Selain itu perbedaan ketinggian suatu tempat maupun wilayah
di atas permukaan laut juga akan berpengaruh pada perbedaan suhu yang terjadi.
Kondisi suhu udara tentunya sangat berpengaruh terhadap kehidupan flora dan
fauna. Flora dan fauna memiliki tingkat tanggap terhadap pengaruh lingkungan sekitar
yang berbeda-beda. Setiap spesies memiliki syarat suhu lingkungan yang ideal yang
berbeda satu sama lain utuk dapat bertahan hidup. sebagai contoh, Flora dan fauna yang
berada pada kawasan tropis tidak dapat bertahan hidup apabila menempati wilayah
yang beriklim gurun maupun dingin. Flora dan fauna iklim tropis tidak memiliki tingkat
ketahanan yang tinggi terhadap perbedaan suhu yang ekstrim antara siang dan malam.
4.1.1.2. Kelembaban Udara
Dalam kehidupan di bumi kelembaban udara merupakan salah satu unsur penting
bagi keanekaragaman hayati. Kelembaban udara juga menentukan bagaimana mahluk
hidup tersebut dapat beradaptasi terhadap lingkungannya. Tingkat kelembaban udara
berpengaruh langsung terhadap pola persebaran tumbuhan di muka bumi. Beberapa
jenis tumbuhan sangat cocok hidup di wilayah kering, sebaliknya terdapat jenis
tumbuhan yang hanya bertahan hidup di atas lahan dengan kadar air selalu tinggi.
sebagai contoh tanaman bakau yang ditanam pada daerah yang berkelembaban tinggi,
bakau tersebut akan berkembang dan berproduktifitas dengan maksimal, sebaliknya jika
bakau tersebut di tanam pada daerah yang mempunyai kelembaban yang rendah maka
bakau tersebut tidak akan berproduktifitas dan berkembang secara maksimal.
4.1.1.3. Angin
Angin secara tidak langsung memiliki pengaruh penting terhadap persebaran
keanekaragaman hayati di bumi. Angin berfungsi sebagai alat transportasi yang
memindahkan benih beberapa jenis tumbuhan dan membantu proses penyerbukan baik
penyerbukan secara alami maupun silang. Selain itu, angin berfungsi untuk
mendistribusikan uap air atau awan yang mengandung hujan dari suatu tempat ke
tempat lain.
4.1.1.4. Curah Hujan
Jumlah dan distribusi curah hujan sangat berpengaruh terhadap keanekaragaman
hayati. Bagi makhluk hidup, air merupakan kebutuhan utama karena air merupakan
sumber kehidupan. Begitu pentingnya air bagi kehidupan keanekaragaman hayati
mengakibatkan terjadinya persebaran mahluk hidup antar wilayah. Persebaran berbagai
makhluk hidup ini biasanya tergantung intensitas curah hujan. Akibat perbedaan curah
hujan pada tiap-tiap wilayah di permukaan bumi menyebabkan perbedaan jenis hewan
dan variasi karakteristik vegetasi yang mendiami wilayah tersebut.
4.1.2. Faktor Geologi
Keanekaragaman flora dan fauna yang ada di permukaan bumi ini diperkirakan
sesuai dengan perkembangan bumi. Beberapa teori terdahulu memperkirakan bumi
terdiri atas satu benua besar dan satu samudra, namun karena adanya gaya endogen
20

yang sangat kuat maka benua itu menjadi terpisah. Pecahan benua itu yang sering
disebut dengan puzzle raksasa.
Menurut Teori Apungan dan Pergeseran Benua yang disampaikan oleh Alfred
Lothar Wegener (1880-1930). Kurang lebih 265 juta tahun yang lalu, bumi hanya terdiri
atas satu benua besar yang disebut Pangaeadan satu samudra besar panthalassa,
karena adanya tenaga endogen benua besar itu terpecah membentuk Benua Eurasia di
bagian utara (Amerika Utara, Eropa, Asia bagian utara, dan Asia bagian tengah) dan
Gondwana di bagian selatan (Amerika Selatan, Afrika, India, Australia, dan Antartika).
Adanya pergeseran benua yang terus berlangsung akibat tenaga endogen, kurang lebih
20 50 juta tahun yang lalu Afrika dan Asia selatan bergabung dengan Eurasia, sedang
Australia memisahkan diri dengan Antartika. Proses pemisahan benua-benua tersebut
menyebabkan terpisah pula flora dan fauna saat itu.

Gambar : Pergeseran benua


Fauna di Afrika mempunyai kesamaan dengan fauna di India. Padahal diketahui
kedua tempat tersebut dipisahkan oleh samudra. Beberapa ahli berpendapat bahwa hal
tersebut bisa terjadi sesuai dengan Teory Apung Benua. Pada saat Pangaea terpecah,
afrika dan india hanyut dengan membawa serta flora dan fauna yang ada, diantaranya
pada saat itu terdapat spesies luluhur kerbau dan badak masa kini. Dua daratan tersebut
tetap terpisah dalam waktu yang lama namun kemudian keduanya bertabrakan dengan
benua Eurasia sehingga mulai saat itu yang terjadi adalah terbentuk jembatan darat
antara keduanya yaitu daratan Arab dan Asia sehingga memungkinkan terjadinya
migrasi fauna diantaranya gajah, kucing besar, dan mamalia kecil. Seiring berjalannya
waktu dan berbagai proses endogen dan eksogen, terjadi penghalang alami yaitu gurun
pasir serta laut merah dan laut arab maka selanjutnya spesies-spesies yang ada di
masing-masing tempat berkembang dan beradaptasi sesuai dengan lingkungannya.
4.1.3. Faktor Topografi
Perbedaan ketinggian tempat akan berpengaruh pada persebaran flora dan fauna.
Faktor topografi meliputi ketinggian tempat dan kemiringan lahan. Ketinggian tempat
erat kaitannya dengan perbedaan suhu. Diantara daerah yang mempunyai ketinggian
yang berbeda, akan ditumbuhi oleh vegetasi yang jenisnya berbeda pula karena vegetasi
tumbuhan maupun hewan mempunyai tingkat adaptasi yang berlainan.
21

Ahli klimatologi dari Jerman yang bernama Junghunn membagi habitat beberapa
tanaman di Indonesia berdasarkan suhu, sehingga didapatkan empat penggolongan
iklim sebagai berikut :
a. Wilayah berudara panas (0 600 m dpal). Suhu wilayah ini antara 23,3 C 22 C,
tanaman yang cocok ditanam di wilayah ini adalah tebu, kelapa, karet, padi, lada, dan
buah-buahan.
b. Wilayah berudara sedang (600 1.500 m dpal). Suhu wilayah ini antara 22 C 17,1
C, tanaman yang cocok ditanam pada wilayah ini adalah kapas, kopi, coklat, kina, teh,
dan macam-macam sayuran, seperti kentang, tomat, dan kol.
c. Wilayah berudara sejuk (1.500 2.500 m dpal). Suhu wilayah ini antara 17,1 C
11,1 C, tanaman yang cocok ditanam pada wilayah ini antara lain sayuran, kopi, teh,
dan aneka jenis hutan tanaman industri.
d. Wilayah berudara dingin (lebih 2.500 m dpal). Wilayah ini dijumpai tanaman yang
berjenis pendek, contoh: edelweis.
4.1.4. Faktor Tanah
Selain iklim, faktor lingkungan yang mempengaruhi persebaran keanekaragaman
hayati di bumi terutama tumbuhan adalah kondisi tanah. Tingkat kesuburan tanah
menjadikan tanah sebagai faktor utama yang berpengaruh terhadap persebaran
tumbuhan. Tumbuhan sangat tergantung pada tanah yang dapat menyimpan dan
memberikan nutrisi bagi tanaman untuk tetap bertahan hidup. Tanah humus dan tanah
vulkanis sangat baik untuk pertumbuhan tanaman karena memiliki banyak unsur hara.
Ini berarti semakin subur tanah maka kehidupan tumbuhan semakin banyak jumlah dan
keanekaragamannya. Tanah banyak mengandung unsur-unsur kimia yang diperlukan
bagi pertumbuhan flora di dunia. Kadar kimiawi berpengaruh terhadap tingkat
kesuburan tanah. Apabila tanah mengalami kekurangan nutrisi maka akan
mengakibatkan terjadinya kompetisi organisme. Bila kesuburan tanah terus memburuk
maka spesies yang kurang agresif dalam mempertahankan hidupnya akan mengalami
jumlah yang terus berkurang. Komposisi tanah umumnya terdiri dari bahan mineral
anorganik (70%-90%), bahan organik (1%-15%), udara dan air (0-9%).
4.1.5. Faktor Biotik
4.1.5.1. Manusia
Manusia adalah komponen biotik paling berperan terhadap keberadaan
keanekaragaman hayati di bumi. Pada dasarnya manusia berperan sebagai penjaga
kelestarian keanekaragaman hayati. Perubahan keanekaragaman hayati sebagian besar
disebabkan oleh aktivitas manusia, bencana alam, maupun seleksi alam. Untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia mengolah dan memanfaatkan lingkungan
secara optimal. Terkadang aktivitas manusia dalam mengelola dan memanfaatkan
lingkungan dapat merusak keanekaragaman hayati yang ada di lingkungan tersebut.
Sebagai contoh dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia
dapat dengan mudah dan relatif cepat melakukan reboisasi terhadap lingkungan atau
mengubah fungsi hutan sebagai wilayah pemukiman. Perubahan fungsi hutan sebagai
wilayah pemukiman misalnya akan berdampak pada ketidak seimbangan ekosistem.
Hilangnya berbagai jenis flora dan fauna karena perubahan fungsi lahan akan
berpengaruh pada jumlah keanekaragaman hayati.
Aktivitas manusia juga dapat berfungsi sebagai faktor persebaran keanekaragaman
hayati di bumi. Manusia dapat memindahkan tumbuhan maupun hewan dari suatu
wilayah ke wilayah lainnya.
22

4.1.5.2. Hewan
Hewan memiliki peran dalam persebaran keanekaragaman hayati di muka bumi.
Suatu wilayah yang di dominan oleh hewan karnivora akan berakibat pada
berkurangnya jumlah hewan herbivora. Hal ini akan berpengaruh juga terhadap hewan
karnivora, sehingga untuk dapat bertahan hidup hewan karnivora harus berpindah
kewilayah lain. Selain itu, seleksi alam mengharuskan hewan yang memiliki tingkat
tanggap rendah terhadap lingkungan harus berpindah dari suatu wilayah ke wilayah lain
untuk tetap mempertahankan hidupnya. Selain itu aktivitas dari hewan juga berfungsi
sebagai penyebar tumbuhan. Sebagai contoh, tupai dapat membantu penyebaran biji
tumbuhan dari suatu wilayah ke wilayah lain.
4.1.5.3. Tumbuhan
Tumbuhan dapat berperan sebagai faktor persebaran bagi tumbuhan maupun bagi
hewan. Bagi hewan herbivora berkurangnya jumlah tumbuhan di suatu wilayah akan
mengakibatkan hewan-hewan herbivora akan berpindah ke wilayah lain untuk
mencukupi kebutuhan hidupnya untuk bertahan hidup. Selain itu tumbuhan yang
berukuran besar merupakan pelindung bagi tumbuh-tumbuhan kecil yang berada
dibawahnya. Bagi tumbuhan besar tumbuhan parasit memanfaatkan tumbuhan besar
untuk dapat bertahan hidup dengan menempel di batang pohonnya. Tumbuhan yang
hidup menempel di batang pohonnya, seperti anggrek, dan benalu. Tumbuh-tumbuhan
juga mempunyai peran dalam menyuburkan tanah melalui daun-daun yang telah
membusuk. Tanah yang subur memungkinkan terjadi perkembangan kehidupan
tumbuhan dan juga memengaruhi kehidupan hewan.
5. LAUT DAN SUMBER DAYA AIR
5.1. PengertianPencemaran Laut
Pencemaran laut didefinisikan sebagai peristiwa masuknya partikel kimia, limbah
industri, pertanian dan perumahan, kebisingan, atau penyebaran organisme invasif
(asing) ke dalam laut, yang berpotensi memberi efek berbahaya.
Dalam sebuah kasus pencemaran, banyak bahan kimia yang berbahaya berbentuk
partikel kecil yang kemudian diambil oleh plankton dan binatang dasar, yang sebagian
besar adalah pengurai ataupun filter feeder (menyaring air). Dengan cara ini, racun yang
terkonsentrasi dalam laut masuk ke dalam rantai makanan, semakin panjang rantai yang
terkontaminasi, kemungkinan semakin besar pula kadar racun yang tersimpan. Pada
banyak kasus lainnya, banyak dari partikel kimiawi ini bereaksi dengan oksigen,
menyebabkan perairan menjadi anoxic. Sebagian besar sumber pencemaran laut berasal
dari daratan, baik tertiup angin, terhanyut maupun melalui tumpahan.
5.2. Penyebab Pencemaran Laut
5.2.1 Pencemaran oleh minyak
Saat ini industri minyak dunia telah berkembang pesat, sehingga kecelakaan
kecelakaan yang mengakibatkan tercecernya minyak dilautan hampir tidak bisa
dielakkan. Kapal tanker mengangkut minyak mentah dalam jumlah besar tiap tahun.
Apabila terjadi pencemaran miyak di lautan, ini akan mengakibatkan minyak
mengapung diatas permukaan laut yang akhirnya terbawa arus dan terbawa ke pantai.
Contoh kecelakaan kapal yang pernah terjadi :
a) Torrey canyon dilepas pantai Inggris 1967mengakibatkan 100.000 burung mati
b) Showa maru di selat Malaka pada tahun 1975
c) Amoco Cadiz di lepas pantai Perancis 1978
23

Pencemaran minyak mempunyai pengaruh luas terhadap hewan dan tumbuh


tumbuhan yang hidup disuatu daerah. Minyak yang mengapung berbahaya bagi
kehidupan burung laut yang suka berenang diatas permukaan air. Tubuh burung akan
tertutup minyak. Untuk membersihkannya, mereka menjilatinya. Akibatnya mereka
banyak minum minyak dan mencemari diri sendiri. Selain itu, mangrove dan daerah air
payau juga rusak. Mikroorganisme yang terkena pencemaran akan segera
menghancurkan ikatan organik minyak, sehingga banyak daerah pantai yang terkena
ceceran minyak secara berat telah bersih kembali hanya dalam waktu 1 atau 2
tahun.
5.2.2. Pencemaran oleh logam berat
Logam berat ialah benda padat atau cair yang mempunyai berat 5 gram atau lebih
untuk setiap cm3, sedangkan logam yang beratnya kurang dari 5 gram adalah logam
ringan.
Logam berat, seperti merkuri (Hg), timbal (Pb), arsenik (As), kadmium (Cd),
kromium (Cr), seng (Zn), dan nikel (Ni), merupakan salah satu bentuk materi anorganik
yang sering menimbulkan berbagai permasalahan yang cukup serius pada perairan.
Penyebab terjadinya pencemaran logam berat pada perairan biasanya berasal dari
masukan air yang terkontaminasi oleh limbah buangan industri dan pertambangan.
Jenis - jenis industri pembuang limbah yang mengandung logam berat :
Kertas
: Cr, Cu, Hg, Pb, Ni, Zn
Petro-chemical
: Cd, Cr, Hg, Pb, Sn, Zn
Pengelantang
: Cd, Cr, Hg, Pb, Sn, Zn
Pupuk
: Cd, Cr, Cu, Hg, Pb, Ni, Zn
Kilang minyak
: Cd, Cr, Cu, Pb, Ni, Zn
Baja
: Cd, Cr, Cu, Hg, Pb, Ni, Sn, Zn
Logam bukan besi : Cr, Cu, Hg, Pb, Zn
Kendaraan bermotor : Cd, Cr, Cu, Hg, Pb, Sn, Zn
Semen, keramik
: Cr
Tekstil
: Cr
Industri kulit
: Cr
Pembangkit listrik tenaga uap : Cr, Zn
Logam berat memiliki densitas yang lebih dari 5 gram/cm 3 dan logam berat bersifat
tahan urai. Sifat tahan urai inilah yang menyebabkan logam berat semakin terakumulasi
di dalam perairan. Logam berat yang berada di dalam air dapat masuk ke dalam tubuh
manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Logam berat di dalam air dapat
masuk secara langsung ke dalam tubuh manusia apabila air yang mengandung logam
berat diminum, sedangkan secara tidak langsung apabila memakan bahan makanan
yang berasal dari air tersebut. Di dalam tubuh manusia, logam berat juga dapat
terakumulasi dan menimbulkan berbagai bahaya terhadap kesehatan.
A. Contoh kasus pencemaran akibat logam berat di Indonesia
Teluk Buyat, terletak di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, adalah lokasi
pembuangan limbah tailing (lumpur sisa penghancuran batu tambang) milik PT.
Newmont Minahasa Raya (NMR). Sejak tahun 1996, perusahaan asal Denver, AS,
tersebut membuang sebanyak 2.000 ton limbah tailing ke dasar perairan Teluk Buyat
setiap harinya. Sejumlah ikan ditemui memiliki benjolan semacam tumor dan
mengandung cairan kental berwarna hitam dan lendir berwarna kuning keemasan.
Fenomena serupa ditemukan pula pada sejumlah penduduk Buyat, dimana mereka
memiliki benjol-benjol di leher, payudara, betis, pergelangan, pantat dan kepala.
24

B. Contoh kasus pencemaran akibat logam berat di Jepang


Kasus minamata yang terjadi dari tahun 1953 sampai 1975 telah menyebabkan
ribuan orang meninggal dunia akibat pencemaran mercury di Teluk Minamata Jepang.
Industri Kimia Chisso menggunakan mercury khlorida (HgCl2) sebagai katalisator
dalam memproduksi acetaldehyde sintesis di mana setiap memproduksi satu ton
acetaldehyde menghasilkan limbah antara 30-100 gr mercury dalam bentuk methyl
mercury (CH3Hg) yang dibuang ke laut Teluk Minamata.
Methyl mercury ini masuk ke dalam tubuh organisme laut baik secara langsung
dari air maupun mengikuti rantai makanan. Kemudian mencapai konsentrasi yang
tinggi pada daging kerang-kerangan, crustacea dan ikan yang merupakan konsumsi
sehari-hari bagi masyarakat Minamata. Konsentrasi atau kandungan mercury dalam
rambut beberapa pasien di rumah sakit Minamata mencapai lebih 500 ppm. Masyarakat
Minamata yang mengonsumsi makanan laut yang tercemar tersebut dalam jumlah
banyak telah terserang penyakit syaraf, lumpuh, kehilangan indera perasa dan bahkan
banyak yang meninggal dunia.
5.2.3. Pencemaran oleh sampah
Plastik telah menjadi masalah global. Sampah plastik yang dibuang, terapung dan
terendap di lautan. 80% (delapan puluh persen) dari sampah di laut adalah plastik,
sebuah komponen yang telah dengan cepat terakumulasi sejak akhir Perang Dunia II.
Massa plastik di lautan diperkirakan yang menumpuk hingga seratus juta metrik ton.
Plastik dan turunan lain dari limbah plastik yang terdapat di laut berbahaya untuk
satwa liar dan perikanan. Organisme perairan dapat terancam akibat terbelit, sesak
napas, maupun termakan.
Jaring ikan yang terbuat dari bahan plastik, kadang dibiarkan atau hilang di laut.
Jaring ini dikenal sebagai hantu jala sangat membahayakan lumba-lumba, penyu, hiu,
dugong, burung laut, kepiting, dan makhluk lainnya. Plastik yang membelit membatasi
gerakan, menyebabkan luka dan infeksi, dan menghalangi hewan yang perlu untuk
kembali ke permukaan untuk bernapas.
Sampah yang mengandung kotoran minyak juga dibuang kelaut melalui sistem
daerah aliran sungai (DAS). Sampah-sampah ini kemungkinan mengandung logam
berat dengan konsentrasi yang tinggi. Tetapi umumnya mereka kaya akan bahan-bahan
organik, sehingga akan memperkaya kandungan zat-zat makanan pada suatu daerah
yang tercemar yang membuat kondisi lingkungan menjadi lebih baik bagi pertumbuhan
mikroorganisme.
Aktivitas pernafasan dari organisme ini membuat makin menipisnya kandungan
oksigen khususnya pada daerah estuarin. Hal tersebut akan berpengaruh besar pada
kehidupan tumbuh-tumbuhan dan hewan yang hidup di daerah tersebut. Pada keadaan
yang paling ekstrim, jumlah spesies yang ada didaerah itu akan berkurang secara drastis
dan dapat mengakibatkan bagian dasar dari estuarin kehabisan oksigen. Sehingga
mikrofauna yang dapat hidup disitu hanya dari golongan cacing saja. Jenis-jenis sampah
kebanyakan termasuk golongan yang mudah hancur dengan cepat, sehingga
pencemaran yang disebabkannya tidak merupakan suatu masalah besar diperairan
terbuka.
5.2.4. Pencemaran oleh pestisida
Kerusakan yang disebabkan oleh pestisida adalah bersifat akumulatif. Mereka
sengaja ditebarkan ke dalam suatu lingkungan dengan tujuan untuk mengontrol hama
tanaman atau organism-organisme lain yang tidak diinginkan. Idealnya pestisida ini
25

harus mempunyai spesifikasi yang tinggi yaitu dapat membunuh organism-organisme


yang tidak dikehendaki tanpa merusak hewan lainnya, tetapi pada kenyataannya
pestisida bisa membunuh biota air yang ada di laut.
Beberapa pestisida yang dipakai kebanyakan berasal dari suatu grup bahan kimia
yang disebut Organochloride. DDT termasuk dalam grup ini. Pestisida jenis ini
termasuk golongan yang mempunyai ikatan molekul yang sangat kuat dimana molekulmolekul ini kemungkinan dapat bertahan di alam sampai beberapa tahun sejak mereka
mulai dipergunakan. Hal itu sangat berbahaya karena dengan digunakannya golongan
ini secara terus menerus akan membuat mereka menumpuk di lingkungan dan akhirnya
mencapai suatu tingkatan yang tidak dapat ditolerir lagi dan berbahaya bagi organism
yang hidup didaerah tersebut.
Hewan biasanya menyimpan organochloride di dalam tubuh mereka. Beberapa
organisme air termasuk ikan dan udang ternyata menumpuk bahan kimia didalam
jaringan tubuhnya.
Ketika pestisida masuk ke dalam ekosistem laut, mereka segera diserap ke
dalam jaring makanan di laut. Dalam jarring makanan, pestisida ini dapat menyebabkan
mutasi, serta penyakit, yang dapat berbahaya bagi hewan laut , seluruh penyusun rantai
makanan termasuk manusia.
5.2.5. Pencemaran akibat proses Eutrofikasi
Peristiwa Eutrofikasi adalah kejadian peningkatan/pengkayaan nutrisi, biasanya
senyawa yang mengandung nitrogen atau fosfor, dalam ekosistem. Hal ini dapat
mengakibatkan peningkatan produktivitas primer (ditandai peningkatan pertumbuhan
tanaman yang berlebihan dan cenderung cepat membusuk). Efek lebih lanjut termasuk
penurunan kadar oksigen, penurunan kualitas air, serta tentunya menganggu kestabilan
populasi organisme lain.
Muara merupakan wilayah yang paling rentan mengalami eutrofikasi karena nutrisi
yang diturunkan dari tanah akan terkonsentrasi. Nutrisi ini kemudian dibawa oleh air
hujan masuk ke lingkungan laut , dan cendrung menumpuk di muara.
The World Resources Institute telah mengidentifikasi 375 hipoksia (kekurangan
oksigen) wilayah pesisir di seluruh dunia. Laporan ini menyebutkan kejadian ini
terkonsentrasi di wilayah pesisir di Eropa Barat, Timur dan pantai Selatan Amerika
Serikat, dan Asia Timur, terutama di Jepang. Salah satu contohnya adalah meningkatnya
alga merah (red tide) secara signifikan yang membunuh ikan dan mamalia laut serta
menyebabkan masalah pernapasan pada manusia dan beberapa hewan domestik.
Umumnya terjadi saat organisme mendekati ke arah pantai.
5.2.6 Pencemaran akibat peningkatan keasaman
Dewasa ini sangat banyak kegiatan manusia yang menyebabkan polusi udara,
tanah dan air, yang disebabkan oleh limbah pabrik, industri, asap kendaraan, dan
banyak lagi. Salah satu contoh adalah semakin banyak karbon dioksida memasuki
atmosfer bumi, maka karbondioksida yang kita hasilkan sehari-hari dapat menyebabkan
hujan asam dan juga meningkatkan kadar keasaman laut menjadi lebih asam. Potensi
peningkatan keasaman laut dapat mempengaruhi kemampuan karang dan hewan
bercangkang lainnya untuk membentuk cangkang atau rangka. Perubahan iklim juga
akan berdampak buruk pada ekosistem di lautan. Jika air laut semakin memanas,
maka akan terjadi peningkatan keasaman laut, dan terumbu karang adalah yang paling
rentan menghadapi peningkatan keasaman ini.
26

Menurut Dr. Nerilie Abrahams dari Universitas Nasional Australia, terumbu karang
seperti sedang mencatat kematiannya sendiri. Jumlah Karbon Dioksida yang
dipompakan ke atmosfer sebetulnya mengubah keasaman laut, dan membuat lebih asam
lagi. Bahayanya adalah tentu saja seluruh terumbu karang akan hancur dan larut karena
asam tadi. Persoalan perubahan suhu maupun berbagai perubahan lain yang dialami
lautan sebetulnya bukanlah sesuatu yang luar biasa. Di masa lalu hal ini sudah
barangkali terjadi, nemun perbedaannya adalah saat ini perubahan suhu tersebut dipicu
oleh campur tangan manusia, jadi bukan karena sebab alami
5.2.7 Pencemaran akibat polusi kebisingan
Kehidupan laut dapat rentan terhadap pencemaran kebisingan atau suara dari
sumber seperti kapal yang lewat, survei seismik eksplorasi minyak, dan frekuensi sonar
angkatan laut. Perjalanan suara lebih cepat di laut daripada di udara. Hewan laut, seperti
paus, cenderung memiliki penglihatan lemah, dan hidup di dunia yang sebagian besar
ditentukan oleh informasi akustik. Hal ini berlaku juga untuk banyak ikan laut yang
hidup lebih dalam di dunia kegelapan. Dilaporkan bahwa antara tahun 1950 dan 1975,
ambien kebisingan di laut naik sekitar sepuluh desibel (telah meningkat sepuluh kali
lipat).
Sumber suara di laut antara lain :
1. Sumber alami
Suara di laut yang timbul akibat proses alami terbagi dalam dua yaitu proses fisika
serta proses biologi. Proses fisika ini antara lain : aktivitas tektonik, gunung api dan
gempa bumi, angin, gelombang. Sedangkan contoh dari aktivitas biologis misalnya
suara dari mamalia laut dan ikan.
2. Lalu lintas kapal
Banyak dari kapal-kapal yang beroperasi di laut menimbulkan kebisingan yang
berpengaruh pada ekosistem laut dan umumnya berada pada batasan suara 1000Hz.
Kapal-kapal Tanker Besar yang beroperasi mengangkut minyak biasanya mengeluarkan
suara dengan level 190 desibel atau sekitar 500Hz. Sedangkan untuk ukuran kapal yang
lebih kecil biasanya hanya menimbulkan gelombang suara sekitar160-170 desibel.
Kapal-kapal ini menimbulkan sejenis tembok virtual yang disebut white noise yang
memiliki kebisingan konstan. White noise dapat menghalangi komunikasi antara
mamalia di laut sampai batas untuk area yang lebih kecil. Selain kapal Tanker juga
Kapal-kapal besar lainnya sejenis Cargo yang membawa petikemas memiliki
kebisingan yang cukup menimbulkan pencemaran suara di laut.
3. Eksplorasi dan Ekspoitasi Gas dan Minyak
Kegiatan eksplorasi dan ekspoitasi gas dan minyak banyak menggunakan survei
seismik, pembangunan anjungan minyak/rig, pengeboran minyak, dll. Kebanyakan dari
survei seismik saat ini menggunakan airguns sebagai sumber suara, alat ini merupakan
alat berisi udara yang memproduksi sinyal akustik dengan cepat mengeluarkan udara
terkompresi ke dalam kolom air. Metoda tersebut dapat menciptakan suara dengan
intensitas sampai dengan 255 desibel. Pengaruhnya terhadap hewan lainnya juga dapat
menimbulkan kerusakan pendengaran akibat dari tekanan air yang ditimbulkan. Seperti
layaknya penggunaan dinamit, airguns juga berpengaruh terhadap pendengaran manusia
secara langsung. Pulsa sinyal akustik ini dapat menimbulkan konflik terhadap mamalia
laut, seperti misalnya paus jenis mysticete, sperm, dan beaked yang menggunakan
frekuensi suara yang rendah.

27

Begitu juga dalam aktivitas pembangunan rig dan pengeboran minyak dimana
dalam operasionalnya setiap hari banyak menghasilkan suara serta menimbulkan
kebisingan yang beresiko bagi mamalia laut.
4. Penelitian Oseanografi dan Perikanan
Pernah diadakan survei dengan menggunakan Acoustic Thermography of Ocean
Climate (ATOC) dimana digunakan kanal suara untuk memperlihatkan rata-rata
temperatur laut. Sistem ini digunakan untuk penelitian mengenai faktor temperatur laut.
Akibatnya terhadap hewan-hewan di laut terbukti bahwa mereka bergerak menjauh
(terutama Paus jenis tertentu) namun selang beberapa saat mereka kembali untuk
mencari makanan. Deruman dari Speaker yang dipasang berkekuatan 220 desibel tepat
di sumbernya, dan terdeteksi sampai dengan 11000 mil jauhnya.
Dari penyebab diatas terdapat juga penyebab lainnya yang tidak disebutkan di sini,
salah satunya adalah kegiatan perikanan para nelayan yang menggunakan peledak atau
pukat harimau yang tidak hanya menimbulkan polusi suara namun juga merusak secara
langsung ekosistem di laut itu sendiri.
5. Kegiatan militer
Ada beberapa aktivitas yang dilakukan militer yang menghasilkan sumber suara
yang menimbulkan kebisingan di laut. Salah satu contohnya yaitu aktivitas kapal naval
milik US.Army yang menggunakan sonar aktif ketika berlatih dan dalam aktivitas rutin.
Angkatan Laut Amerika (NAVY) pernah mengembangkan suatu sistem yang
dinamakan Low Frequency Active Sonnars (LFA) untuk keperluan militernya. Dalam
penggunaannya, terbukti bahwa terdapat beberapa efek negatif terhadap kehidupan dan
perilaku mamalia di lautan. Terhadap ikan paus efek tersebut ternyata mengganggu jalur
migrasi dan untuk jenis ikan paus biru dan ikan paus sirip adalah terhentinya proses
komunikasi satu sama lain. Bahkan setelah melalui beberapa penelitian, maka
pengunaan LFA tersebut juga berpengaruh terhadap kesehatan manusia. Beberapa
penyelam NAVY yang menerima transmisi dari sekitar 160 desibel akibat sistem
tersebut terbukti terkena gangguan seperti vertigo, gangguan terhadap gerakan tubuh
serta gangguan di daerah perut dan dada.
Bukti-bukti lainnya dari pengaruh akibat sonar yang dihasilkan ini di sebutkan oleh
Vonk and Martin (1989), Simmonds and Lopez-Jurado (1991), Frantzis (1998) dan
Frantzis and Cebrian (1999) mereka menganggap bunyi keras yang ditimbulkan oleh
aktifitas militer ini telah menyebabkan terdamparnya paus jenis beaked di Pulau Canary
dan Laut Ionia. Selain itu paus jenis sperm mengalami perubahan kelakuan dalam
vokalisasi dalam merespons sonar ini.
Pendamparan lainnya terjadi pada bulan maret 2000 di Bahama, 17 mamalia
laut( termasuk 2 spesies paus jenis beaked dan minke). Pendamparan ini terjadi akibat
latihan militer Amerika yang menggunakan sonar.
5.3. Dampak pencemaran laut
5.3.1. Logam berat
WHO (World Health Organization) atau Organisasi Kesehatan Dunia dan FAO
(Food Agriculture Organization) atau Organisasi Pangan Dunia merekomendasikan
untuk tidak mengonsumsi makanan laut (seafood) yang tercemar logam berat. Logam
berat telah lama dikenal sebagai suatu elemen yang mempunyai daya racun yang sangat
potensil dan memiliki kemampuan terakumulasi dalam organ tubuh manusia. Bahkan
tidak sedikit yang menyebabkan kematian.

28

Bahaya yang Dapat Ditimbulkan oleh Logam Berat di dalam Tubuh Manusia
:Barium (Ba) : Dalam bentuk serbuk, mudah terbakar pada temperatur ruang. Jangka
panjang, menyebabkan naiknya tekanan darah dan terganggunya sistem syaraf.

Cadmium (Cd) : Dalam bentuk serbuk mudah terbakar. Beracun jika terhirup
dari udara atau uap. Dapat menyebabkan kanker. Larutan dari kadmium sangat beracun.
Jangka panjang, terakumulasi di hati, pankreas, ginjal dan tiroid, dicurigai dapat
menyebabkan hipertensi

Kromium (Cr) : Kromium hexavalen bersifat karsinogenik dan korosif pada


jaringan tubuh. Jangka panjang, peningkatan sensitivitas kulit dan kerusakan pada ginjal

Timbal (Pb) : Beracun jika termakan atau terhirup dari udara atau uap. Jangka
panjang, menyebabkan kerusakan otak dan ginjal; kelainan pada kelahiran

Raksa (Hg) : Sangat beracun jika terserap oleh kulit atau terhirup dari uap.
Jangka panjang, beracun pada sistem syaraf pusat, dapat menyebabkan kelainan pada
kelahiran.

Perak (Ag) : Beracun. Jangka panjang, pelunturan abu-abu permanen pada


kulit, mata dan membran mukosa (mucus)
5.3.2. Tumpahan minyak
Minyak yang mengapung berbahaya bagi kehidupan burung laut yang suka
berenang diatas permukaan air. Tubuh burung akan tertutup minyak. Untuk
membersihkannya, mereka menjilatinya. Akibatnya mereka banyak minum minyak dan
mencemari diri sendiri serta dapat menyebabkan keracunan pada burung tersebut.
5.3.3. Sampah
Banyak hewan yang hidup pada atau di laut mengonsumsi plastik karena tak jarang
plastik yang terdapat di laut akan tampak seperti makanan bagi hewan laut. Plastik tidak
dapat dicerna dan akan terus berada pada organ pencernaan hewan ini, sehingga
menyumbat saluran pencernaan dan menyebabkan kematian melalui kelaparan atau
infeksi. Selain berpengaruh terhadap kesehatan biota laut, adanya sampah dilaut juga
nerpengaruh terhadap kesehatan manusia. Penyakit yang paling sederhana seperti gatalgatal pada kulit setelah bersentuhan dengan air laut, dll.
5.3.4. Pestisida
Pengaruh pestisida terhadap kehidupan organisme air :
- Penumpukan pestisida dalam jaringan tubuh, bersifat racun dan dapat
mempengaruhi sistem syaraf pusat.
- Bahan aktifnya selain bisa membunuh organism perairan (ikan) juga dapat
merubah tingkah laku ikan dan menghambat perkembangan telur moluska dan juga
ikan.
- Daya racun berkisar dari rendah-tinggi. Moluska cenderung lebih toleran
terhadap racun pestisida dibandingkan dengan Crustacea dan teleostei (ikan bertulang
sejati), dll.
5.3.5. Eutrofikasi
Eutrofikasi adalah perairan menjadi terlalu subur sehingga terjadi ledakan jumlah
alga dan fitoplankton yang saling berebut mendapat cahaya untuk fotosintesis. Karena
terlalu banyak maka alga dan fitoplankton di bagian bawah akan mengalami kematian
secara massal, serta terjadi kompetisi dalam mengonsumsi O2 karena terlalu banyak
organisme pada tempat tersebut. Sisa respirasi menghasilkan banyak CO 2 sehingga
29

kondisi perairan menjadi anoxic dan menyebabkan kematian massal pada hewan-hewan
di perairan tersebut.
5.3.6. Peningkatan keasaman
Selain menyebabkan kerusakan pada terumbu karang, kehidupan laut
terpengaruh karena perubahan itu, khususnya hewan dan tumbuhan yang memiliki
tulang karbonat kalsium dan yang menjadi sumber makanan bagi penghuni laut lainnya.
Satu miliar orang yang bergantung pada ikan sebagai sumber utama penghasil protein
akan terkena dampak dari peningkatan keasama laut tersebut.
5.3.7. Polusi kebisingan
Gangguan bunyi-bunyi dapat saja menghasilkan frekuensi atau intensitas yang
dapat berbentrokan atau bahkan menghalangi suara/bunyi biologi yang penting, yang
menjadikan tidak terdeteksi oleh mamalia laut. Padahal seperti diketahui bahwa suarasuara biologi ini penting seperti untuk mencari mangsa, navigasi, komunikasi antara ibu
dan anak, untuk manarik perhatian, atau melemahkan mangsa.
5.4 Pencegahan dan penanggulangan terjadinya pencemaran laut
Upaya pencegahan maupun penanggulangan pemcemaran laut telah diatur oleh
pemerintah dalam PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR
19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU
PERUSAKAN LAUT :
a. Pencegahan terjadinya pencemaran laut
Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah pencemaran
laut :
- Tidak membuang sampah ke laut
- Penggunaan pestisida secukupnya
- Yang paling sering di temukan pada saat pembersihan pantai dan laut adalah
puntung rokok. Selalu biasakan untuk tidak membuang puntung rokok di sekitar laut.
- Kurangi penggunaan plastik
- Jangan tinggalkan tali pancing, jala atau sisa sampah dari kegiatan memancing di
laut.
- Setiap industri atau pabrik menyediakan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL)
- Menggunakan pertambangan ramah lingkungan, yaitu pertambangan tertutup.
- Pendaurulangan sampah organik
- Tidak menggunakan deterjen fosfat, karena senyawa fosfat merupakan makanan
bagi tanaman air seperti enceng gondok yang dapat menyebabkan terjadinya
pencemaran air.
- Penegakan hukum serta pembenahan kebijakan pemerintah
b. Penanggulangan pencemaran laut :
- Melakukan proses bioremediasi, diantaranya melepaskan serangga untu
menetralisir pencemaran laut yang disebabkan oleh tumpahan minyak dari ledakan
ladang minyak.
- Fitoremediasi dengan menggunakan tumbuhan yang mampu menyerap logam
berat juga ditempuh. Salah satu tumbuhan yang digunakan tersebut adalah pohon apiapi (Avicennia marina). Pohon Api-api memiliki kemampuan akumulasi logam berat
yang tinggi.
- Melakukan pembersihan laut secara berkala dengan melibatkan peran serta
masyarakat
30

Usaha yang dapat dilakukan untuk menanggulangi dan mengurangi tingkat


pencemaran laut diantaranya adalah :
1. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya laut bagi
kehidupan.
2. Menggalakkan kampanye untuk senantiasa menjaga dan melestarikan laut beserta
isinya.
3. Tidak membuang sampah ke sungai yang bermuara ke laut.
4. Tidak menggunakan bahan-bahan berbahaya seperti bom, racun, pukat harimau, dan
lain-lain yang mengakibatkan rusaknya ekosistem laut.
5.Tidak menjadikan laut sebagai tempat pembuangan limbah produksi pabrik yang akan
mencemari laut.
5.5. Pengertian Sumber Daya Air
Sumber daya air adalah sumber daya berupa air yang berguna atau potensial bagi
manusia. Kegunaan air meliputi penggunaan di bidang pertanian,industri, rumah
tangga, rekreasi, dan aktivitas lingkungan. Sangat jelas terlihat bahwa seluruh manusia
membutuhkan air tawar. 97% air di bumi adalah air asin,dan hanya 3% berupa air tawar
yang lebih dari 2 per tiga bagiannya berada dalam bentuk es di glasier dan es kutub. Air
tawar yang tidak membeku dapat ditemukanterutama di dalam tanah berupa air tanah,
dan hanya sebagian kecil berada di atas permukaan tanah dan di udara.
Air tawar adalah sumber daya terbarukan, meski suplai air bersih terus berkurang.
Permintaan air telah melebihi suplai di beberapa bagian di dunia dan populasi dunia
terus meningkat yang mengakibatkan peningkatan permintaanterhadap air bersih.
Perhatian terhadap kepentingan global dalammempertahankan air untuk pelayanan
ekosistem telah bermunculan, terutamasejak dunia telah kehilangan lebih dari setengah
lahan basah bersama dengan nilai pelayanan ekosistemnya. Ekosistem air tawar yang
tinggi biodiversitasnya saat initerus berkurang lebih cepat dibandingkan dengan
ekosistem laut ataupun darat.
5.2.1 Air Permukaan
Air permukaan adalah air yang terdapat di sungai, danau, atau rawa air tawar. Air
permukaan secara alami dapat tergantikan dengan presipitasi dan secara alami
menghilang akibat aliran menuju lautan, penguapan, dan penyerapan menuju ke bawah
permukaan.Meski satu-satunya sumber alami bagi perairan permukaan hanya presipitasi
dalam area tangkapan air, total kuantitas air dalam sistem dalam suatu waktu
bergantung pada banyak faktor. Faktor-faktor tersebut termasuk kapasitas danau, rawa,
dan reservoir buatan, permeabilitas tanah di bawah reservoir, karakteristik aliran pada
area tangkapan air, ketepatan waktu presipitasi dan rata-rata evaporasi setempat. Semua
faktor tersebut juga memengaruhi besarnya air yang menghilang dari aliran permukaan.
Aktivitas manusia memiliki dampak yang besar dan kadang-kadang
menghancurkan faktor-faktor tersebut. Manusia seringkali meningkatkan kapasitas
reservoir total dengan melakukan pembangunan reservoir buatan, dan menguranginya
dengan mengeringkan lahan basah. Manusia juga sering meningkakan kuantitas dan
kecepatan aliran permukaan dengan pembuatan sauran-saluran untuk berbagai
keperluan, misalnya irigasi.Kuantitas total dari air yang tersedia pada suatu waktu
adalah hal yang penting. Sebagian manusia membutuhkan air pada saat-saat tertentu
saja. Misalnya petani membutuhkan banyak air ketika akan menanam padi dan
membutuhkan lebih sedikit air ketika menanam palawija. Untuk mensuplai petani
dengan air, sistem air permukaan membutuhkan kapasitas penyimpanan yang besar
untuk mengumpulkan air sepanjang tahun dan melepaskannya pada suatu waktu
31

tertentu. Sedangkan penggunaan air lainnya membutuhkan air sepanjang waktu,


misalnya pembangkit listrik yang membutuhkan air untuk pendinginan, atau
pembangkit listrik tenaga air. Untuk mensuplainya, sistem perairan permukaan harus
terisi ketika aliran arus rata-rata lebih rendah dari kebutuhan pembangkit listrik.
Perairan permukaan alami dapat ditambahkan dengan mengambil air permukaan
dari area tangkapan hujan lainnya dengan kanal atau sistem perpipaan. Dapat juga
ditambahkan secara buatan dengan cara lainnya, namun biasanya jumlahnya diabaikan
karena terlalu kecil.Manusia dapat menyebabkan hilangnya sumber air permukaan
dengan menjadikannya tidak lagi berguna, misalnya dengan cara polusi.
Brazil adalah negara yang diperkirakan memiliki suplai air tawar terbesar di dunia,
diikuti oleh Rusia, Kanada, dan Indonesia.
a. Sungai
Sungai merupakan jalan air alami. mengalir menuju Samudera, Danau atau laut,
atau ke sungai yang lain.Pada beberapa kasus, sebuah sungai secara sederhana mengalir
meresap ke dalam tanah sebelum menemukan badan air lainnya. Dengan melalui sungai
merupakan cara yang biasa bagi air hujan yang turun di daratan untuk mengalir ke laut
atau tampungan air yang besar seperti danau. Sungai terdiri dari beberapa bagian,
bermula dari mata air yang mengalir ke anak sungai. Beberapa anak sungai akan
bergabung untuk membentuk sungai utama. Aliran air biasanya berbatasan dengan
kepada saluran dengan dasar dan tebing di sebelah kiri dan kanan. Penghujung sungai di
mana sungai bertemu laut dikenali sebagai muara sungai.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Nama Sungai
Bengawan Solo
Ci Sadane
Ciliwung
Ci Manuk
Batang Hari
Sungai Barito
Sungai Kapuas
Sungai Kahayan
Sungai Mahakam
Sungai Mamberamo

Lokasi
Jawa Tengah
Jawa Barat
Jakarta
Jawa Barat
Jambi
Kalimantan Tengah
Kalimantan Barat
Palangka Raya
Kalimantan Timur
Papua

Panjang
548,53 km
126 km
120 km
180 km
800 km
909 km
1.178 km.
250 km.
920 km
670 km

b. Laut
Laut adalah kumpulan air asin dalam jumlah yang banyak dan luas yang
menggenangi dan membagi daratan atas benua atau pulau. Jadi laut adalah merupakan
air yang menutupi permukaan tanah yang sangat luas dan umumnya mengandung
garam dan berasa asin. Biasanya air mengalir yang ada di darat akan bermuara ke laut.
No Nama Laut
Lokasi
Kedalaman
1
Laut Arafura
sebelah
selatan 650.000 km
Kepulauan Aru
2
Laut Banda
sebelah
selatan 470.000 Km2
Pulau Seram
3
Laut Flores
sebelah utara Pulau 5.123 meter
Flores
32

Laut Sawu

Pulau Sawu.

105.000 Km2

Laut Jawa

Laut Maluku

1,790,000
Km2
200,000 Km2

Laut Sawu

Laut Seram

Laut Halmahera

sebelah utara Pulau


Jawa
sebelah barat Pulau
Halmahera
sebelah
selatan
Pulau Flores
sebelah utara Pulau
Seram
sebelah utara Pulau
Sulawesi

10

Laut Timor

105.000 Km2
12.000 Km2
95.000 km2

sebelah timur Pulau 5.300 km2


Timor

c. Danau
Danau adalah sejumlah air (tawar atau asin) yang terakumulasi di suatu tempat
yang cukup luas, yang dapat terjadi karena mencairnya gletser, aliran sungai, atau
karena adanya mata air. Biasanya danau dapat dipakai sebagai sarana rekreasi, dan
olahraga. Danau adalah cekungan besar di permukaan bumi yang digenangi oleh air
bisa tawar ataupun asin yang seluruh cekungan tersebut dikelilingi oleh daratan.
Kebanyakan danau adalah air tawar dan juga banyak berada di belahan bumi utara pada
ketinggian yang lebih atas.
No Nama Danau
Lokasi
Luas
1
Danau Singkarak
Sumatera Barat
107,8 km
2
Danau Laut Tawar Nanggre
Aceh 5.472 hektar
Darussalam
3
Danau Maninjau
Sumatra Barat
99,5 km
4
Danau Ranau
Lampung
128km
persegi
5
Danau Towuti
Sulawesi Selatan
561,1Km
persegi
6
Danau Tempe
Kabupaten Wajo
13.000 hektar
7
Danau Sembuluh
Kalimantan Tengah
7.832,5 ha
8
Danau Sentani
Papua
9.360 ha
9
Danau Wanayasa
Purwakarta
7 ha
10 Situ Lengkong
Ciamis
70 Ha
d. Waduk
Waduk adalah kolam besar
kehidupan
No Nama Waduk
1
Waduk Cirata
2
Waduk Jatiluhur
3
Waduk karangkates

tempat penyimpanan air sediaan untuk berbagai


Lokasi
Jawa Barat
Jawa Barat
Jawa Timur
33

Luas
43.777,6 ha,
8.300 ha
6 hektar

4
5
6
7
8
9
10

Waduk Malahayu
Waduk Saguling
Way Rarem
waduk Cacaban
WadukRiam Kanan
Bendungan Bilibili
waduk darma

Jawa Tengah
Jawa Barat
Lampung
Jawa Tengah
Kalimantan Selatan
Sulawesi Selatan
Jawa Barat

944 hektare
5.607 ha
49,2 ha,
6.792,71 ha
6.800 Ha
40.428 hektar
425 ha

5.3. Air tanah


Air tanah adalah air tawar yang terletak di ruang pori-pori antara tanah
dan bebatuan dalam. Air tanah juga berarti air yang mengalir di lapisan aquifer
di bawah water table. Terkadang berguna untuk membuat perbedaan antara perairandi
bawah permukaan yang berhubungan erat dengan perairan permukaan dan perairan
bawah tanah dalam di aquifer (yang kadang-kadang disebut dengan "air fosil").Sistem
perairan di bawah permukaan dapat disamakan dengan sistem perairan permukaan
dalam hal adanya input, output, dan penyimpanan. Perbedaanyang paling mendasar
adalah kecepatan dan kapasitasnya; air tanah mengalir dengan kecepatan bervariasi,
antara beberapa hari hingga ribuan tahun untuk muncul kembali ke perairan permukaan
dari wilayah tangkapan hujan, dan air tanah memiliki kapasitas penyimpanan yang jauh
lebih besar dari perairan permukaan.Input alami dari air tanah adalah serapan dari
perairan permukaan,terutama wilayah tangkapan air hujan.
Sedangkan output alaminya adalah mata air dan serapan menuju lautan.Air tanah
mengalami ancaman berarti menghadapi penggunaan berlebihan,misalnya untuk
mengairi lahan pertanian. Penggunaan secara belebihan di area pantai dapat
menyebabkan mengalirnya air laut menuju sistem air tanah,menyebabkan air tanah dan
tanah di atasnya menjadi asin (intrusi air laut). Selainitu, manusia juga dapat
menyebabkan air tanah terpolusi, sama halnya dengan air permukaan yang
menyebabkan air tanah tidak dapat digunakan.
a. Air tanah dangkal
Air freatis adalah air tanah yang terletak di atas lapisan kedap air tidak jauh dari
permukaan tanah.Air freatis sangat dipengaruhi oleh resapan air di sekelilingnya. Pada
musim kemarau jumlah air freatis berkurang. Sebaliknya pada musim hujan jumlah air
freatis akan bertambah. Air freatis dapat diambil melalui sumur atau mata air.
b. Air tanah dalam
Air artesis adalah air tanah yang terletak jauh di dalam tanah, di antara dua lapisan
kedap air.Lapisan di antara dua lapisan kedap air tersebut disebut lapisan akuifer.
Lapisan tersebut banyak menampung air. Jika lapisan kedap air retak, secara alami air
akan keluar ke permukaan. Air yang memancar ke permukaan disebut mata air artesis.
Air artesis dapat dapat diperoleh melalui pengeboran. Sumur pengeborannya disebut
sumur artesis.
5.4. Pembentukan Sumber Daya Air
Proses Pembentukan sumber daya air di alam teryata sangat sulit. Apabila terdapat
sejumlah atom hidrogen dan oksigen yang merupakan komponen penyusun molekul air
dengan perbandingan tertentu dalam sebuah bejana kaca dengan jangka waktu yang
sangat lama,ratusan bahkan sampai ribuan tahun lamanya, maka belum tentu atom-atom
tersebut akan segera bereaksi membentuk molekul air, kalaupun terbentuk, maka tidak
akan lebih dari segelintir pada dasar wadah dan itupun akan terjadi dengan sangat
34

lambat. Hal itu disebabkan karena faktor suhu yang tidak mendukung, dimana pada
suhu kamar antara Oksigen dan Hidrogen sangat lambat untuk bereaksi. Dalam keadaan
bebas, Oksigen dan Hidrogen ditemukan sebagai molekul H2 dan O2.Untuk dapat
bergabung membentuk molekul air H2O maka keduanya harus bertubrukan,supaya
ikatan-ikatan yang membentuk masing-masing molekul hidrogen dan oksigenmelemah,
akibatnya tidak ada lagi penghalang untuk bergabungnya atom oksigen danhidrogen
tersebut membentuk molekul air H2O. Temperatur yang tinggi akan
berpengruhterhadap kecepatan reaksi antara molekul Hidrogen dan Oksigen.
Dengan temperatur yang tinggi akan meningkatkan energi, begitu pula dengan
kecepatan molekul-molekulyang bergerak semakin cepat sehingga menyebabkan
terjadinya peningkatan jumlahtubrukan antar molekul. Akibat dari semua ini, reaksi
yang terjadi berjalan semakincepat, sehingga terbentuklah apa yang disebut sebagai
molekul air.Pada saat sekarang ini, tidak ada lagi temperatur yang cukup tinggi untuk
membentuk air di permukaan bumi. Panas yang diperlukan untuk pembentukan air pada
awalnya disuplaiselama terbentuknya bumi ini, yang mana akhirnya memunculkan
banyak air sebanyak yang menutupi tiga perempat permukaan bumi. Air tidak lagi
terbentuk baru, namun yangterjadi adalah air yang ada di permukaan bumi menguap
kemudian naik ke atomosfir,selanjutnya menjadi dingin dan akhirnya kembali ke bumi
dalam bentuk hujan. Olehkarena itulah sehingga jumlah air tidak akan pernah
bertambah tapi hanya mengalamisiklus yang terjadi secara terus menerus.
5.5. Pemanfaatan Sumber Daya air
Seluruh makhluk hidup di muka bumi membutuhkan air. Sejak itu kehidupan,
mahluk hidup terutama manusia telah memanfaatkan air untuk kelangsungan hidupnya,
bahkan mutlak dibutuhkan manusia. Seiring dengan pertambahan penduduk dan
perkembangan industri, kebutuhan manusia akan air cenedrung meningkat. Berikut
adalah manfaat sumber daya air sebagai pendukung kehidupan.
1. Sumber bahan pangan. Manusia dan hewan dapat memperoleh sumber makanan
dari perairan, seperti berbagai jenis ikan, rumput laut, kepiting, udang, kereang
dan lainnya.
2. Prasarana lalulintas air antar pulau atau antarbenua. Wilayah yang didominasi
oleh perairan sangat bergantung pada lalulintas air, seperti adanya sungai atau
laut inilah hubungan antar wilayah dapat erjalin.
3. Fungsi energi seperti pembangkit tenaga. Pergerakan air pasang dan surut dapat
menghasilkan energi listrik. Selain itu, arus laut dapat dimanfaatkan ebagai
energi pendorong perahu secara alami.
4. Fungsi rekreasi. Kondisi pantai, danau, dan lau yang indah dan bersih
difungsikan sebagai objek wisata.
5. Fungsi pengaturan iklim. Perbedaan sifat fisik air laut dan daeratan dapat
memengaruh gereakan udara (angin). Hal ini selanjutnya memanaskan perairan
dan mengakibatkan penguapan kemudian turun sebagai hujan.
6. Sebagai tempat usaha perikanan. Manusia memanfaatkan perairan sebagai usaha
perikanan, seperti tambank udang, pengembangbiakan kerang mutiara dan
sejenisnya.
7. Sumber mineral, seperti garam, kalium karbonat, dan sejenisnya
8. Sumber bahan tambang, seperti minyak bumi, timah, gas alam, dan sejenisnya

35

Dengan ke 8 manfaat sumber daya air ini kita dapat memaksimalkan sumber daya
air yang ada dan tentunya tetap menjaga dan melestarikannya untuk kebutuhan sekrang
dan masa yang akan datang.
5.6. Persebaran Sumber daya Air di Indonesia
Di indonesia Persebaran sumber daya airnya tidak merata, hal ini seperti yang di
tunjukan dalam peta perairan indonesia, meskipun kondisi umum sumber daya air di
Indonesia ini memiliki cadangan air yang cukup besar 2530 km3 (no. 5 di dunia),
namun sebarannya tidak merata. Contohnya di wilayah barat untuk sumber daya airnya
cukup besar namun di timur dan selatan kurang. Hal ini diperparah karena
bertambahnya jumlah penduduk yang tidak merata, seperti di pulau jawa yang hanya
7% dari luas lahan di Indonesia, sekitar 65% penduduk Indonesia tinggal di pulau ini
dan potensi airnya hanya 4,5 % dari potensi air di Indonesia, sehingga hal ini
ketersediaan air di tiap-tiap wilayah tidak sama.Seperti yang terlihat di peta perairan
indonesia di atas bahwa Persebaran potensi air tanah dan air permukaan di Indonesia
jika di persentasekan adalah sebagai berikut :
a. Kalimantan
: 30.4%
b. Sumatera
: 24.6%
c. Papua
: 23.8%
d. Sulawesi
: 14.8%
e. Jawa dan Bali
: 6.4%
Dari persentase di atas jelas terlihat bahwa pulau jawa merupakan pulau yang
memiliki sumber daya air terkecil dan kalimantan sebagai pulau yang memiliki sumber
daya air terbesar di indonesia. walaupun kondisi Pulau Jawa seperti itu ternyata sumber
irigasi di pulau jawa cukup besar yaitu sekitar 49% dari irigasi yang ada di luar pulau
jawa dan itu menyumbang hampir 60% produksi beras di Indonesia. di Indonesia yang
paling parah cadangan airnya cukup krisis di daerah NTT, indeks perkapitanya 1600 m3
suatu daerah indeks perkapitanya di bawah 2000m3 perkapita/tahun berarti itu sudah
mengalami stress area dari sisi penyediaan airnya. Dan pulau Jawa yang mengalami
krisis air paling parah ada di bagian timur dan selatan pulau Jawa dan salah satu upaya
untuk mengatasinya adalah menyiapkan 8 buah waduk di sekitar agar DAS Brantas
dapat menampung air lebih banyak lagi, sehingga dapat menyumbang 25% produksi
beras di wilayah jawa timur.
Dari peta perairan di atas dapat di lihat bahwa indonesia merupakan negara dengan
potensi sumber daya air yang cukup besar sehingga tidaklah heran indonesia merupakan
negara ke 5 yang memiliki sumber daya air terbesar dunia. Dengan sebaran air yang
tidak merata ini sebenarnya memberikan peluang kepada kita sebagai salah satu negara
yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang khususnya air untuk meningkatkan
dan menggali potensi yang ada untuk kebaikan bersama dalam membangun dan
mensejahterakan rakyat, namun sayang masih banyak di antara pulau-pulau yang
memiliki potensi besar belum di manfaatkan.
6. PERTUMBUHAN PENDUDUK
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah
tertentu pada waktu tertentu dibandingkan waktu sebelumnya. Misalnya pertumbuhan
penduduk Indonesia dari tahun 1995 ke tahun 2000 adalah perubahan jumlah penduduk
Indonesia dari tahun 1995 sampai 2000. Dan biasanya masalah pertumbuhan penduduk
sering di alami oleh negara negara yang sedang berkembang seperti Indonesia.
36

Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu faktor penting dalam masalah sosial
ekonomi umumnya dan masalah penduduk khususnya.1
Berhubung fasilitasfasilitas dan sarana untuk menstransmigasikan penduduk itu
tetap menjadi masalah dan sukar untuk diatasi.
Pertumbuhan penduduk yang cepat menyebabkan ketidak mampuan suatu daerah
untuk mendukung sejumlah manusia tertentu pada tingkat kehidupan yang wajar
(Soemarwoto,dalam Paul Naiola ,1977 )
Ada berbagai kenyataan yang di wujudkan oleh pertumbuhan penduduk yang
cepat, misalnya di sawah, menyebabkan kelebihan tenaga kerja, ada dua kemungkinn
bagi mereka yakni
1. Tetap tinggal di desa sehingga jumlah tenaga kerja lebih banyak dari pada
submer daya alam lebih sedikit daripada pertumbuhan penduduk
2. Mereka akan masuk ke dalam bidang yang masih mendukung pendapatan
yakni kehutan atau kota.
Guna mengatasi dan mengurangi masalah-masalah kependudukan, pada dasarnya
usaha-usaha pemerintah dapat dikelompokkan atas :
a. Program jangka pendek
b. Program jangka panjang
Yang dimaksud dengan program jangka pendek adalah suatu program yang
hasilnya dapat diraksakan dalam waktu relatif amat singkat, yakni sekitar satu sampai
lima tahun. Dan yang termasuk dalam kelompok program jangka pendek antara lain ::
a. Transmigrasi
b. Usaha KB
c. Usaha pemenuhan bahan-bahan pokok
d. Pembentukan modal dengan Tabanas dan Taska
Untuk program jangka panjang, hasil usaha dari program ini diharapkan dapat
dicapai dalam waktu yang relatif lama, biasanya berjangka waktu lebih dari sepuluh
tahun, bahkan mungkin baru dapat dirasa manfaatnya setelah 25 sampai 30 tahun
kemudian.
7. PENYALAHGUNAAN NARKOTIK DAN BAHAN ADITIF (NARKOBA)
7.1. Pengertian Narkotika
Narkotika merupakan zat atau obat yang sangat bermanfaat dan diperlukan
untuk pengobatan penyakit tertentu. Namun, jika disalahgunakan atau digunakan tidak
sesuai dengan standar pengobatan dapat menimbulkan akibat yang sangat merugikan
bagi perseorangan atau masyarakat khususnya generasi muda. Hal ini akan lebih
merugikan jika disertai dengan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika yang
dapat mengakibatkan bahaya yang lebih besar bagi kehidupan dan nilai-nilai budaya
bangsa yang pada akhirnya akan dapat melemahkan ketahanan nasional.
Narkotika adalah zat yang dapat menimbulkan pengaruh tertentu bagi mereka
yang menggunakannya dengan cara memasukkan obat tersebut ke dalam tubuhnya,
pengaruh tersebut berupa pembiasan, hilangnya rasa sakit rangsangan, semangat dan
halusinasi. Dengan timbulnya efek halusinasi inilah yang menyebabkan kelompok
masyarakat terutama di kalangan remaja ingin menggunakan Narkotika meskipun tidak
menderita apa-apa. Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya penyalahgunaan
Narkotika (obat). Bahaya bila menggunakan Narkotika bila tidak sesuai dengan
peraturan adalah adanya adiksi/ketergantungan obat (ketagihan).
37

Adiksi adalah suatu kelainan obat yang bersifat kronik/periodik sehingga


penderita kehilangan kontrol terhadap dirinya dan menimbulkan kerugian terhadap
dirinya dan masyarakat. Orang-orang yang sudah terlibat pada penyalahgunaan
Narkotika pada mulanya masih dalam ukuran (dosis) yang normal. Lama-lama
pengguna obat menjadi kebiasaan, setelah biasa menggunakan mar kemudian untuk
menimbulkan efek yang sama diperlukan dosis yang lebih tinggi (toleransi). Setelah
fase toleransi ini berakhir menjadi ketergantungan, merasa tidak dapat hidup tanpa
Narkotika.
7.2. Kemungkinan Yang Terjadi Pada Pengguna Narkotika
Banyak orang beranggapan bagi mereka yang sudah mengkonsumsi narkotika
secara berlebihan beresiko sebagai berikut :
a. Sebanyak 60% orang beranggapan bahwa Narkotika dapat menyebabkan
kematian karena zat-zat yang terkandung dalam Narkotika mengganggu
sistem kekebalan tubuh mereka sehingga dalam waktu yang relatif singkat
bisa merenggut jiwa si pemakai.
b. Sebanyak 20% orang beranggapan bahwa pengguna Narkotika dapat
bertindak nekat/bunuh diri karena pemakai cenderung memiliki sifat acuh
tak acuh terhadap lingkungannya. Ia menganggap dirinya tidak berguna bagi
lingkungannya ini yang memacunya untuk bertindak nekat.
c. Sebanyak 15% orang beranggapan bahwa Narkotika dapat menyebabkan
hilangnya kontrol bagi si pemakainya, karena setelah mengkonsumsi
Narkotika. Zat-zat yang terkandung di dalamnya langsung bekerja
menyerang syaraf pada otak yang cenderung membuat tidak sabar dan lepas
kontrol.
d. Sebanyak 5% orang beranggapan bahwa Narkotika menimbulkan penyakit
bagi pemakainya. Karena di dalam Narkotika mengandung zat yang
mempunyai efek samping yang menimbulkan penyakit baru.
7.3. Jenis-jenis Narkotika yang Disalahgunakan dan Peredarannya
1. Narkotika
Zat berasal dari tanaman atau bukan tanaman.
a. Tanaman
1) Opium atau candu/morfin yaitu olahan getah tanaman papaver
somniferum tidak terdapat di Indonesia, tetapi diselundupkan di
Indonesia.
2) Kokain yaitu olahan daun koka diolah di Amerika (Peru, Bolivia,
Kolumbia).
3) Cannabis Sativa atau Marihuana atau Ganja banyak ditanam di
Indonesia.
b. Bukan tanaman
1) Semi sintetik : adalah zat yang diproses secara ekstraksi,
isolasidisebutalkaloid opium. Contoh : Heroin, Kodein, Morfin.
2) Sintetik : diperoleh melalui proses kimia bahan baku kimia,
menghasilkan zat baru yang mempunyai efek narkotika dan diperlukan
medis untuk penelitian serta penghilang rasa sakit (analgesic) seperti
penekan batuk (antitusif). Contoh : Amfetamin, Metadon, Petidin,
Deksamfetamin.
2. Psikotropika
Adalah obat keras bukan narkotika, digunakan dalam dunia pengobatan sesuai
Permenkes RI No. 124/Menkes/Per/II/93, namun dapat menimbulkan ketergantungan
38

psikis fisik jika dipakai tanpa pengawasan akan sangat merugikan karena efeknya
sangat berbahaya seperti narkotika. Psikotropika merupakan pengganti narkotika,
karena narkotika mahal harganya. Penggunaannya biasa dicampur dengan air mineral
atau alkohol sehingga efeknya seperti narkotika.
a. Penenang (anti cemas) : bekerja mengendorkan atau mengurangi aktifitas
susunan syaraf pusat. Contoh : Pil Rohypnol, Mogadon, Valium, Mandrax
(Mx).
b. Stimulant : bekerja mengaktifkan susunan syaraf pusat. Contoh :
Amphetamine, MDMA, MDA.
c. Hallusinogen : bekerja menimbulkan rasa halusinasi/khayalan. Contoh
Lysergic Acid Diethylamide (LSD), Psylocibine.
Alkohol
Alkohol dalam ilmu kimia dikenal dengan sebutan etanol adalah minuman keras
yang mempunyai efek bisa memabukkan jika minumnya berlebihan.
3. Zat Adiktif
Zat adiktif adalah zat yang sangat berbahaya jika salah pemakaiannya bisa
merusak tubuh, bila keracunan bisa menimbulkan halusinasi atau mungkin yang fatal
kematian. Contoh : Terpentine, lem karet, thinner, spray aerosol, aceton, dll.
Narkoba yang sering disalahgunakan :
Narkoba yang sering dikonsumsi oleh masyarakat secara salah antara lain :
A. HEROIN
Nama
: Putauw, PT, Bedak putih, brown sugar, benana, smaek,horse,
hammer, snow white brown.
Asal
: Papaver Somniferum
Bentuk
: Seperti bedak warna putih, rasa pahit, terdapat paket hemat,
dijual sebesar ujung kuku/ibu jari dalam kemasan kertas.
Cara pakai : Dihirup, dihisap, ditelan dan disuntikan lewat tangan, kaki, dan
leher
Efek
: Mual, mengantuk, cadel, pendiam, mata sayu, muka pucat, tidak
konsentrasi, hidung gatal-gatal.
Gejala putus obat :
Sebelum memakai :
a. Tulang otot sendi terasa nyeri, demam, takut air
b. Keringat keluar berlebihan
c. Takut kedinginan, bulu kuduk berdiri
d. Mata berair, hidung berair
e. Mual-mual, perut sakit, diare
f. Tidak suka makan
g. Tidak bisa bekerja (lemas)
Setelah memakai :
a. Fly (berkhayal), mata sembab kadang muntah
b. Jantung berdebar, mata susah bangun
Bahaya :
a. Hepatitis B, C, AIDS, HIV
b. Menstruasi terganggu, infertilitas (impotensi)
c. Abses (jika pakai suntik)
d. Tubuh kurus, pucat, kurang gizi
e. Sulit buang air besar
f. Mudah terserang radang paru, TBC paru, radang hati, empedu, ginjal
39

B. KOKAIN
Nama
Asal
Bentuk

: Charle, Nosc Candy, Snow, Coke


: Daun (Tanaman Erythrro Xylon Coca)
: Serbuk putih, kadang dicampur dengan beberapa macam zat
berbahaya, disebut Drug Cocktail
Efek
: suhu bdan tinggi, denyut jantung bertambah, mudah marah,
agresif, dan merusak, merasa energik dan waspada serta merasa
memiliki dunia (arogan)
Gejala putus obat :
Ada keinginan bunuh diri, mual, kejang-kejang
Bahaya :
a. Paranoid
b. Menyebabkan perkelahian
c. Mabuk dan tidak bergairah
d. Jika dihirup akan menyebabkan mimisan dan sinusitis
e. Kerusakan jantung jika dicampur rokok
f. Pemakaian banyak, nafsu sex hilang
g. Bisa terjadi psikotik atau gila dalam jangka panjang

C. GANJA
Nama

: Ganja, cimeng, gelek, daun, rumput, jayus, jum, barang,


marihuana, bang bunga, ikat, labang, hijau
Jenis
: Stick, daun atau tembakau, hashish (minyak/lemak ganja)
Bentuk
: Daun kering atau dalam bentuk rajangan kering, dimasukkan
dalam amplop. Daun basah, runcing berjari-jari ganjil 5, 7, 9
dst
Cara pakai : Dilinting seperti rokok, dihisap dan dimakan, minyak ganja bisa
dioles pada rokok biasa.
Efek
: Jantung berdebar-debar, tidak bergairah, cepat marah, sensitif,
perasaan tidak tenang, eforia, kuran percaya diri, rasa letih atau
malas
Gejala putus obat :
Sebenarnya hanya faktor psikis dan sugesti yang lebih dominan, apabila tidak
memakai ganja.
Bahaya :
Untuk pemakaian yang lama akan menjadikan pemakai menjadi linglung.

D. EKSTASI
Nama
: Kancing, XTC, Inex, Adam, Hug-Drug, Essence, Disco,
Biscuits, Venus, Yupie, Butterfly, Elektrix, Gober, Beladin
Bentuk
: Pil, serbuk, kapsul
Cara pakai : Diminum dengan air atau yang lain
Efek
: Mulut kering, gigi berkerut-kerut, banyak berkeringat dingin,
nafsu makan kurang, badan tak terkendali geraknya (triping),
denyut jantung dan nadi bertambah, tekanan darah naik, rasa
percaya diri tinggi, keintiman bertambah
Gejala putus obat :
a. Rasa letih, malas
40

b. Mudah tersinggung, emosi labil


c. Sulit tidur, mimpi buruk jika tidur
d. Depresi, mata kabur

41

Bahaya :
a. Paranoid (rasa takut berlebihan, curiga yang berlebihan)
b. Pemakaian yang lama akan menjadikan pemakai bisa linglung
c. Merusak syaraf otak
d. Pucat kurang darah
e. Kurus kurang gizi
f. Penyakit Parkinson
5.

SHABU-SHABU (Methyl Amphetamin)


Nama
: Ubas, SS, Mecin
Jenis-jenis
: Gold silver, coconut, crystal, blue ice, tebu
Bentuk
: Bubuk atau kristal
Cara Pakai
: Dibakar di atas kertas timah dan dihisap melalui alat
yang disebut bong
Pemakai bisa diindikasikan : Tidak tenang (cemas),
mudah marah, dapat cepat lelah, mata nanar, tidak
bersemangat, tidak beraktifitas, keringat berlebihan
dan bahu, wajah pucat, lidah warna putih, nafsu
makan kurang, susah tidur (2-3 hari), jantung
berdebar-debar, banyak omong, percaya diri tinggi.
Efek
: Sebelum memakai gelisah, ngantuk, lemas, tidak
bergairah, Jika sudah memakai, agresif, hiperaktif
dan percaya diri tinggi

Gejala putus obat :


- Mudah marah
- Ngantuk
- Faktor sugesti yang dominan apabila tidak memakai
- Mudah capek
- Rasa lebih malas
- Malas hidup
Bahaya :
- Paranoid (rasa takut berlebihan)
- Pemakaian yang lama akan menjadikan pemakai bisa linglung
- Merusak syaraf otak
- Kanker hati
- Terjadinya gejala psikotik (gila)
6.

HALUSINOGEN

42

Nama

Cara
Pakai
Efek

LSD (Lysergic Diethyl Amid), Magic


Mushroom (jamur tahi kuda/sapi), STP (Serenity,
Tranquility, Peace)
:
Diminum, dihirup, dimakan
:
Menimbulkan serenity, tranquility dan peace
(rasa tenang dan damai) sesaat, Perasaan labil yaitu
murung dan bahagia atau euforia kadang-kadang
menjadi takut.

Bahaya :
- Kecemasan akut, reaksi panic
- Terjadi depresi sampai berbulan-bulan
- Terjadinya gejala psikotik (gila)
7.
HIPNOTIKA/SEDATIVA (Obat Tidur, Obat Penenang)
Nama
:
Metaqualon (Mandrax), Flunitrazepam (Rohyp),
Clona Zepam (RIV), Nitra Zepam (pil koplo, pil anjing,
dum, BK, MG).
Bentuk
:
Pil
Cara
:
Ditelan
Pakai
:
Teler (bicara cadel, jalan sempoyongan), Mudah
Efek
tersinggung, Banyak bicara yang tidak karuan, Ngawur
dalam bertindak, tidak terkontrol
Gejala putus obat :
- Denyut jantung cepat
- Banyak berkeringat
- Tekanan darah tinggi
- Tangan, kelopak dan lidah bergetar
Bahaya :
- Terjadinya perkelahian
- Mudah tersinggung dan marah
- Lemas, sedih, ingin bunuh diri
- Menimbulkan halusinasi dan melakukan tindakan berbahaya
8.

ALKOHOL
Nama
:
Jenis-jenis :

Etanol atau Ethyl Alkohol


Bir, wiski, gin, vodka, martini, brem, arak, ciu,
saquer, tuak, johny walker (topi miring), black and
white (kam-put, kambing putih)
Bentuk
:
Cairan, berupa minuman
Cara
:
Diminum / ditelan
Pakai
:
Mabuk teller, Muka merah, banyak bicara, bicara
Efek
cadel, Jalan sempoyongan, konsentrasi kurang, Bola
mata bergerak-gerak
Gejala putus obat :
- Mual, muntah, lemah, letih
43

- Denyut jantung cepat, banyak berkeringat, tekanan darah naik


- Tangan, lidah, kelopak mata gemetar
- Cemas, depresi, mudah tersinggung
- Gangguan kesadaran
Bahaya :
- Kanker hati, cacat pada janin
- Perdarahan lambung, radang pancreas
- Penyakit otot, pikun

9. INHALANSIA dan SOLVEN


Nama
Bentuk
Efek

Lem karet, aerosol spray, aceton, gas N2O2,


pelumas, thinner, terpentine, DDT, pestisida, zat
: pewarna
:
Cairan, gas
Timbul ilusi, halusinasi, Kemampuan persepsi
yang

Bahaya :
- Merasa dirinya bisa terbang, sehingga bisa terjun dari tempat tinggi tanpa
mati
- Keracunan akut, bisa mati mendadak akibat menghisap inhalansia
- Kejang saluran nafas
- Keracunan kronis merusak organ tubuh otak, ginjal, paru-paru, jantung,
sunsum tulang
- Kulit bisa mengelupas karena keracunan terpentine (zat mudah menguap)
7.4. PENGGOLONGAN NARKOTIKA UU.NO.22 TAHUN 1997
a. Narkotika golongan I : narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan & tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai
potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan, misal : heroin, ganja, kokain
b. Narkotika golongan II : narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan & tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai
potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan, misal : morfin
c. Narkotika golingan III : narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan & tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai
potensi ringan mengakibatkan ketergantungan, misal : codein
7.5. PENGGOLONGAN PSIKOTROPIKA UU. NO. 05 TAHUN 1995
a. Psikotopika golongan I : psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk
tujuan ilmu pengetahuan dan tidak dapat digunakan dalam terapi, serta mempunyai
potensi amat kuat mengakibatkan ketergantungan, misal : LSD
b. Psikotropika golongan II : psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk
tujuan ilmu pengetahuan dan tidak dapat digunakan dalam terapi, serta mempunyai
potensi kuat mengakibatkan ketergantungan, misal : ampetamiin, dan metilfenidad

44

c. Psikotropika golongan III : psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk


tujuan ilmu pengetahuan dan tidak dapat digunakan dalam terapi, serta mempunyai
potensi sedang, mengakibatkan ketergantungan, misal : barbiturate
d. Psikotropika golongan IV : psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan
dapat digunakan dalam terapi dan atau tujuan ilmu pengetahuan, misal : Diazepam
7.6. SANKSI-SANKSI PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA NARKOTIKA
Mengingat betapa besar bahaya penyalahgunaan Narkotika ini, maka perlu
diingat beberapa dasar hukum yang diterapkan menghadapi pelaku tindak pidana
narkotika berikut ini:
1. Undang-undang RI No. 8 Tahun 1981 tentang KUHAP
2. Undang-undang RI No. 7 tahun 1997 tentang Pengesahan United Nation
Convention Against Illicit Traffic in Naarcotic Drug and Pshychotriphic
Suybstances 19 88 ( Konvensi PBB tentang Pemberantasan Peredaran Gelap
narkotika dan Psikotrapika, 1988)
3. Undang-undang RI No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika sebagai pengganti UU
RI No. 22 tahun 1997.
Untuk pelaku penyalahgunaan Narkotika dapat dikenakan Undang-undang No.
35 tahun 2009 tentang Narkotika, hal ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Sebagai pengguna
Dikenakan ketentuan pidana berdasarkan pasal 116 Undang-undang Nomor 35 tahun
2009 tentang Narkotika, dengan ancaman hukuman paling lama 15 tahun.
2. Sebagai pengedar
Dikenakan ketentuan pidana berdasarkan pasal 81 dan 82 Undang-undang No. 35 tahun
2009 tentang narkotika, dengan ancaman hukuman paling lama 15 + denda.
3. Sebagai produsen
Dikenakan ketentuan pidana berdasarkan pasal 113 Undang-undang No. 35 tahun 2009,
dengan ancaman hukuman paling lama 15 tahun / seumur hidup / mati + denda.
Untuk mencegah dan memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika
yang sangat merugikan dan membahayakan kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara,
pada Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Tahun 2002
melalui Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor
VI/MPR/2002 telah merekomendasikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia dan Presiden Republik Indonesia untuk melakukan perubahan atas UndangUndang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika. Undang-Undang Nomor 22 Tahun
1997 tentang Narkotika mengatur upaya pemberantasan terhadap tindak pidana
Narkotika melalui ancaman pidana denda, pidana penjara, pidana seumur hidup, dan
pidana mati. Di samping itu, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 juga mengatur
mengenai pemanfaatan Narkotika untuk kepentingan pengobatan dan kesehatan serta
mengatur tentang rehabilitasi medis dan sosial. Namun, dalam kenyataannya tindak
pidana Narkotika di dalam masyarakat menunjukkan kecenderungan yang semakin
meningkat baik secara kuantitatif maupun kualitatif dengan korban yang meluas,
terutama di kalangan anak anak, remaja, dan generasi muda pada umumnya.
Tindak pidana Narkotika tidak lagi dilakukan secara perseorangan, melainkan
melibatkan banyak orang yang secara bersama sama, bahkan merupakan satu sindikat
yang terorganisasi dengan jaringan yang luas yang bekerja secara rapi dan sangat
rahasia baik di tingkat nasional maupun internasional. Berdasarkan hal tersebut guna
peningkatan upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana Narkotika perlu
dilakukan pembaruan terhadap Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang
45

Narkotika. Hal ini juga untuk mencegah adanya kecenderungan yang semakin
meningkat baik secara kuantitatif maupun kualitatif dengan korban yang meluas,
terutama di kalangan anak-anak, remaja, dan generasi muda pada umumnya. Selain itu,
untuk melindungi masyarakat dari bahaya penyalahgunaan Narkotika dan mencegah
serta memberantas peredaran gelap Narkotika, dalam Undang-Undang ini diatur juga
mengenai Prekursor Narkotika karena Prekursor Narkotika merupakan zat atau bahan
pemula atau bahan kimia yang dapat digunakan dalam pembuatan Narkotika. Dalam
Undang-Undang ini dilampirkan mengenai Prekursor Narkotika dengan melakukan
penggolongan terhadap jenis-jenis Prekursor Narkotika.Selain itu, diatur pula mengenai
sanksi pidana bagi penyalahgunaan Prekursor Narkotika untuk pembuatan Narkotika.
Untuk menimbulkan efek jera terhadap pelaku penyalahgunaan dan peredaran gelap
Narkotika dan Prekursor Narkotika, diatur mengenai pemberatan sanksi pidana, baik
dalam bentuk pidana minimum khusus, pidana penjara 20 (dua puluh) tahun, pidana
penjara seumur hidup, maupun pidana mati. Pemberatan pidana tersebut dilakukan
dengan mendasarkan pada golongan, jenis, ukuran, dan jumlah Narkotika.
Untuk lebih mengefektifkan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan
peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika, diatur mengenai penguatan
kelembagaan yang sudah ada yaitu Badan Narkotika Nasional (BNN). BNN tersebut
didasarkan pada Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2007 tentang Badan Narkotika
Nasional, Badan Narkotika Provinsi, dan Badan Narkotika Kabupaten/Kota. BNN
tersebut merupakan lembaga non struktural yang berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab langsung kepada Presiden, yang hanya mempunyai tugas dan fungsi
melakukan koordinasi. Dalam Undang-Undang ini, BNN tersebut ditingkatkan menjadi
lembaga pemerintah nonkementerian (LPNK) dan diperkuat kewenangannya untuk
melakukan penyelidikan dan penyidikan. BNN berkedudukan di bawah Presiden dan
bertanggung jawab kepada Presiden. Selain itu, BNN juga mempunyai perwakilan di
daerah provinsi dan kabupaten/kota sebagai instansi vertikal, yakni BNN provinsi dan
BNN kabupaten/kota.
Untuk lebih memperkuat kelembagaan, diatur pula mengenai seluruh harta
kekayaan atau harta benda yang merupakan hasil tindak pidana Narkotika dan
Prekursor Narkotika dan tindak pidana pencucian uang dari tindak pidana Narkotika
dan Prekursor Narkotika berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap dirampas untuk negara dan digunakan untuk kepentingan
pelaksanaan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan peredaran gelap
Narkotika dan Prekursor Narkotika dan upaya rehabilitasi medis dan sosial.
Untuk mencegah dan memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika
dan Prekursor Narkotika yang modus operandinya semakin canggih, dalam UndangUndang
ini
juga
diatur
mengenai
perluasan
teknik
penyidikan
penyadapan (wiretapping), teknik pembelian terselubung(under cover buy), dan teknik
penyerahan yang diawasi (controlled delevery), serta teknik penyidikan lainnya guna
melacak dan mengungkap penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan
Prekursor Narkotika.
Dalam rangka mencegah dan memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap
Narkotika dan Prekursor Narkotika yang dilakukan secara terorganisasi dan memiliki
jaringan yang luas melampaui batas negara, dalam Undang-Undang ini diatur mengenai
kerja sama, baik bilateral, regional, maupun internasional.
Dalam Undang-Undang ini diatur juga peran serta masyarakat dalam usaha
pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan Narkotika dan Prekursor Narkotika
termasuk pemberian penghargaan bagi anggota masyarakat yang berjasa dalam upaya
46

pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan Narkotika dan Prekursor Narkotika.


Penghargaan tersebut diberikan kepada penegak hukum dan masyarakat yang telah
berjasa dalam upaya pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran
gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika. Namun demikian, dalam tataran
implementasi, sanksi yang dikenakan tidak sampai pada kategori maksimal. Hal ini
setidaknya disebabkan oleh dua hal. Pertama, kasus yang diproses memang ringan,
sehingga hakim memutuskan dengan sanksi yang ringan pula. Kedua, tuntutan yang
diajukan relatif ringan, atau bahkan pihak hakim sendiri yang tidak memiliki ketegasan
sikap. Sehingga berpengaruh terhadap putusan yang dikeluarkan.

47

7.7. PENEGAKAN HUKUM PIDANA DALAM TINDAK PIDANA NARKOTIKA


Berbicara mengenai penegakan hukum pidana, dapat dilihat dari cara penegakan
hukum pidana yang dikenal dengan sistem penegakan hukum atau criminal law
enforcement sebagai bagian daricriminal policy atau kebijakan penanggulangan
kejahatan. Dalam penanggulangan kejahatan dibutuhkan dua sarana yakni
menggunakan penal atau sanksi pidana, dan menggunakan sarana non penal yaitu
penegakan hukum tanpa menggunakan sanksi pidana (penal). Penegakan hukum dengan
mempunyai sasaran agar orang taat kepada hukum. Ketaatan masyarakat terhadap
hukum disebabkan tiga hal yakni:
a) takut berbuat dosa;
b) takut karena kekuasaan dari pihak penguasa berkaitan dengan sifat hukum yang
bersifat imperatif;
c) takut karena malu berbuat jahat. Penegakan hukum dengan sarana non penal
mempunyai sasaran dan tujuan untuk kepentingan internalisasi.
Keberadaan Undang-Undang Narkotika merupakan suatu upaya politik hukum
pemerintah Indonesia terhadap penanggulangan tindak pidana narkotika dan
psikotropika. Dengan demikian, diharapkan dengan dirumuskanya undang-undang
tersebut dapat menanggulangi peredaran gelap dan penyalahgunaan narkotika dan
psikotropika, serta menjadi acuan dan pedoman kepada pengadilan dan para
penyelenggara atau pelaksana putusan pengadilan yang menerapkan undang-undang,
khususnya hakim dalam menjatuhkan sanksi pidana terhadap kejahatan yang terjadi.
Dalam penelitian ini, penulis akan mencoba meneliti tentang kebijakan hukum pidana
yang tertuang dalam Undang-Undang Psikotropika dan Undang-Undang Narkotika
serta implementasinya dalam penangulangan tindak pidana narkotika dan psikotropika.
penegakan hukum salah satunya dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat
menghambat berjalannya proses penegakan hukum itu sendiri. Adapun faktor-faktor
tersebut, adalah sebagai berikut:
a) Faktor hukumnya sendiri, yang dalam hal ini dibatasi pada undangundang aja;
b) Faktor penegak hukum, yakni pihak-pihak yang membuat atau membentuk
maupun yang menerapkan hukum;
c) Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum;
d) Faktor masyarakat, yakni faktor lingkungan dimana hukum tersebut berlaku atau
diterapkan;
e) Faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta dan rasa yang
didasarkan pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup. Kelima faktor tersebut di atas
saling berkaitan, hal ini disebabkan esensi dari penegakan hukum itu sendiri serta
sebagai tolak ukur dari efektivitas penegakan hukum.
7.8. EFEK YANG DITIMBULKAN
a. Depresan : jenis zat berfungsi mengurangi aktifitas fungsional tubuh. Jenis ini
membuat pemakai merasa fly, bahkan tertidur, tidak sadar diri, misal : opium, morfin,
heroin, codein, dan sedative
b. Stimulan : zat yang dapat merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan
kegairahan kerja (segar & bersemangat), misal : ekstasi, kafein, kokain, dan amfetamin
c. Halusinogen : zat yg dapat menimbulkan efek halusinasi yang bersifat
merubah perasaan dan pikiran seringkali disertai halusinasi, misal : ganja, mescalin dan
LSD
7.9. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PENYALAHGUNAAN
48

1)
2)
3)

1)
2)
1)
2)
3)
4)

a. Faktor Individu
Penyakit jasmaniah
Kepribadian dengan resiko tinggi : mudah kecewa, cenderung agresif, kurang
percaya diri, selalu menuntut, sifat antisocial, memiliki gangguan jiwa (cemas,
depresi, apatis), kurang religious, penilaian diri negatif.
Motivasi tertentu : menyatakan diri bebas, memuaskan rasa ingin tahu, dan
mendapat pengalaman baru, agar diterima kelompok tertentu, melarikan diri dari
sesuatu, sebagai lambang kemoderan.
b. Factor Zat
Ketersediaan zat pada peredaran gelap
Kemudahan memperoleh zat
c. Faktor lingkungan
Lingkungan keluarga : tidak harmonis, komunikasi antara orangtua dan anak
kurang efektif, orangtua otoriter.
Lingkungan sekolah : sekolah kurang disiplin, adanya murid pengguna.
Lingkungan teman sebaya : tekanan kelompok sebaya sangat kuat, ancaman
fisik sangat kuat, ancaman fisik dari teman pengedar.
Lingkungan masyarakat luas : situasi politik, ekonomi, sosial yang kurang
mendukung.

7.10. TINGKAT PEMAKAIAN


1) Eksperimen use : sekedar mencoba - coba dan memenuhi rasa ingin tahu.
Sebagian akan berhenti tapi ada juga yang meneruskan.
2) Recreation use : hanya untuk bersenang - senang, rekreasi atau santai.
3) Situasional use : memakai zat pada saat tertentu saja ( saat sedih, kecewa,
tegang) dan bertujuan menghilangkan perasaan.
4) Abuse ; pemakai sebagai pola penggunaan bersifat patologik yang ditandai
untuk mengendalikan, terus menggunakan walaupaun sakit fisiknya kambuh,
yang akan menimbulkan gangguan fungsional / okupasional.
5) Dependence use : telah terjadi toleransi dan gejala putus zat, bila pemakaian zat
dihentikan atau dikurangi dosisnya.
7.11. DAMPAK PENYALAHGUNAAN
1) Komplikasi medic : akibat zat itu sendiri (Kokain : anemia, malnutrisi,
kehilangan berat badan. Opioida : kemandulan, gangguan haid, impotensi.
Kafein : gastritis, sakit jantung dan hipertensi. Nikotin : kanker paru, bronchitis,
bronkiektosis), akibat bahan campuran atau pelarut akibat cara pemakaian jarum
suntik yang tidak steril, akibat pertolongan yang salah, akibat cara hidup kurang
bersih.
2) Akibat gangguan mental emosional
3) Memburuknya kehidupan sosial
7.12. UPAYA PENCEGAHAN
1) Melalui keluaga ; luangkan waktu bersama, ciptakan suasan yg hangat, menjadi
contoh yg baik, beri informasi yg benar, memperkuat kehidupan agama, sikap
positif ortu.
2) Melalui sekolah : lokasi sekolah tdk berada pada tempat rawan, hubungan guru
murid baik, disiplin, proses belajar mengajar bentuk siswa mandiri, konseling
49

bagi mahasiswa bermasalh, libatkan partisipasi siswa dalam program


pencegahan NAPZA melalui :
a) Lembaga keagamaan
b) LSM
c) Kawan bukan pengguna
d) Media masaa
7.13. Zat Aditif
7.13.1. Pengertian Zat Aditif
Menurut WHO dan FAO yaitu bahan-bahan yang ditambahkan dengan sengaja ke
dalam makanan dalam jumlah yang sedikit. Tujuannya adalah untuk menambahkan cita
rasa, warna, bentuk, tekstur serta mempertahankan lamanya penyimpanan. Serta
menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.329/Menkes/PER/XII/76 yaitu bahan yang
ditambahkan dan dicampurkan sewaktu pengolahan makanan untuk meningkatkan mutu
serta kualitas makanan. Jadi dapat disimpulkan, zat aditif adalah zat yang ditambahkan
pada makana saat pengolahan makanan untuk meningkatkan mutu makanan.
Pada awalnya zat-zat aditif tersebut berasal dari bahan tumbuhtumbuhan yang
selanjutnya disebut zat aditif alami. Umumnya zat aditif alami tidak menimbulkan efek
samping yang membahayakan kesehatan manusia. Akan tetapi, jumlah penduduk bumi
yang makin bertambah menuntut jumlah makanan yang lebih besar sehingga zat aditif
alami tidak
mencukupi lagi. Oleh karena itu, industri makanan memproduksi makanan yang
memakai zat aditif buatan (sintesis). Bahan baku pembuatannya adalah dari zat-zat
kimia yang kemudian direaksikan. Zat aditif sintesis yang berlebihan dapat
menimbulkan beberapa efek samping misalnya : gatal-gatal, dan kanker.
7.13.2. Macam-macam Zat Aditif
a. Zat Pewarna

50

b. Penyedap rasa dan aroma serta penguat rasa


Zat aditif ini dapat memberikan, menambah, mempertegas rasa dan aroma
makanan.Penyedap rasa dan aroma yang banyak digunakan berasal dari golongan ester.
Contoh: Isoamil asetat (rasa pisang), isoamil valerat (rasa apel), butil butirat (rasa
nanas), isobutil propionat (rasa rum). Bahan penguat rasa atau penyedap makanan yang
paling banyak digunakan adalah MSG (Monosodium Glutamate) yang sehari-hari
dikenal dengan nama vetsin.
c. Zat Pemanis Buatan
Pemanis buatan memiliki tingkat kemanisan yang melebihi sukrosa beberapa kali
lipat. Bahan pemanis dapat berupa pemanis alami dan buatan: Pemanis alami yang
biasa dipakai adalah gula sedangkan pemanis buatan biasa dikonsumsi oleh orang yang
menderita sakit kencing manis.
Contoh-contoh pemanis buatan yaitu (1) sakarin, berbentuk kristal putih.
Memiliki tingkat rasa manis 500 kali dari manis gula pasir. ADI (Acceptable Daily
Intake) untuk pemnanis buatan ini adalah adalah 1 gram. (2) Aspartam, berbentuk
serbuk putih, tidak berbau dan bersifat higroskopik. Memiliki tingkat rasa manis 200
kali dari rasa manis gula pasir. ADI untuk pemanis aspartam adalah 40 mg. Tidak boleh
dicampur dengan makanan yang mengandung MSG (Monosodium Glutamat). (3)
Sorbitol, diolah dari buah cherry, plum, apel, pir, lumut dan rumput laut. (4) Siklamat,
memiliki tingkat rasa manis 50 kali dari
rasa manis gula pasir. Di Amerika Serikat, pengguanaan siklamat sudah dilarang karena
bersifat karsinogenik. (5) Dulsin, memiliki tingkat rasa manis 250 kali dari rasa manis
gula pasir. Pemakaian zat ini sudah dilarang oleh Departemen Kesehatan RI.
d. Pengawet
Zat aditif ini dapat mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman atau
penguraian lain terhadap makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme.
Contoh bahan pengawet dan penggunaannya:
1) Asam benzoat, natrium benzoat dan kalium benzoat, untuk
minuman ringan, kecap, acar ketimun dalam botol dan caos.
2) Natrium nitrat (NaNo3), untuk daging olahan dan keju.
3) Natrium nitrit (Na No2), untuk daging olahan, daging awetan dan
kornet kalangan.
4) Asam propionate, untuk roti dan sediaan keju olahan.
e. Anti oksidan
Zat aditif ini dapat mencegah atau menghambat oksidasi.
Contoh:
1) Asam askorbat (bentukan garam kalium, natrium, dan kalium), digunakan pada
daging olahan, kaldu, dan buah kalengan.
2) Butil hidroksianisol (BHA), digunakan untuk lemak dan minyak makanan
3) Butil hidroksitoluen (BHT), digunakan untuk lemak, minyak makan, margarin
dan mentega, pengemulsi, pemantap, dan pengental.
4) Zat aditif ini dapat membantu pembentukan atau pemantapan sistem dispersi
yang homogen pada makanan.
Contoh: agar-agar, gelatin, dan gom arab

51

f. Pemutih dan pematang tepung


Zat aditif ini dapat mempercepat proses pemutihan atau pematangan tepung
sehingga dapat memperbaiki mutu pemanggangan.
Contoh: Asam askorbat, aseton peroksida, dan kalium bromat
g. Pengatur keasaman
Zat aditif ini dapat mengasamkan, menetralkan, dan mempertahankan derajat
keasaman makanan. Contoh: asam asetat, aluminium amonium sulfat, amonium
bikarbonat, asam klorida, asam laktat, asam sitrat, asam tentrat, dan natrium bikarbonat
h. Anti kempal
Zat aditif ini dapat mencegah pengempalan makanan yang berupa serbuk. Contoh:
aluminium silikat (susu bubuk), dan kalsium aluminium silikat (garam meja).

52

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Masalah - masalah lingkungan secara global seperti perubahan iklim dunia,
penipisan lapisan ozon, penghilangan hutan dan penggurunan, keanekaragaman biologi,
laut dan sumber daya air, pertumbuhan penduduk, serta penyalahgunaan narkotika dan
bahan aditif (narkoba) dimana, pada dasarnya semuanya adalah merupakan masalah masalah lingkungan yang pada era globalisasi ini semakin rusak kita lihat, akibat
banyak faktor yang menyebabkannya, salah satunya adalah akibat ulah manusia, maka
dari itu dibuatlah suatu teori yang menyangkut tentang lingkungan ini untuk mencari
solusi penanganan masalah - masalah lingkungan tersebut.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi pemanasan global misalnya:
Konservasi Energi dan Efisiensi Energi merupakan salah satu cara mengatasi
pemanasan global. Penghematan energi dilakukan bukan semata-mata untuk alasan
ekonomi, melainkan untuk alasan konservasi energi. Dunia industri merupakan potensi
terbesar untuk penghematan energi, di mana sebagian besar energi dikonsumsi.
Penghematan energi yang lain adalah sektor rumah tangga dan transportasi, baik dalam
penggunaan listrik maupun bahan bakar lainnya. Jadi salah satu cara mengatasi
pemanasan global dengan melakukan konservasi energi dan efesiensi energi.
Dari pemaparan yang telah disampaikan, diketahui bahwa menjaga lingkungan
sangatlah penting sehingga diperlukan berbagai tindakan berupa isu positif terciptanya
kesadaran cinta lingkungan.

53

DAFTAR PUSTAKA
Girindra, A. 1990. Biokimia I. Jakarta : Gramedia
Pidwirny, Michael. 2006. Permukaan Bumi. Jakarta : Gramedia
https://id.wikipedia.org/wiki/Keanekaragaman_hayati [Diakses 16 Maret 2016]
https://id.wikipedia.org/wiki/Pengawahutanan [Diakses 6 Maret 2016]
http://www.academia.edu/7146760/Bagian_Makalah_PBL_2 [Diakses 8 Maret 2016]
http://tyna17.wordpress.com/2009/04/21/teknologi-mitigasi-perubahan-iklim/ [Diakses
23 Maret 201]
https://www.academia.edu/20336997/Makalah_zat_aditif_adiktif_dan_psikotropika
[Diakses 6 Maret 2016]
http://www.academia.edu/8318846/Makalah_Pencemaran_Laut [Diakses 3 April 2016]
http://www.slideshare.net/YAVYSTA/makalah-s-umber-daya-air-16186946 [Diakses 3
April2016]
https://www.academia.edu/8151210/Paper_lubang_ozon [Diakses 28 Maret 2016]
https://www.academia.edu/8726956/Pengaruh-Pertumbuhan-Penduduk-Yang-PadatTerhadap-Perkembangan-Sosial-dan-Kebudayaan [Diakses 28 Maret 2016]
http://www.drn.go.id/index.php/en/71-artikel-drn/178-peran-iptek-dalam-menjawab
perubahan-iklim [Diakses 6 April 2016]

54

Anda mungkin juga menyukai