Ilmu Lingkungan
Diajarkan Pada :
Lingkup Fakultas Teknik
Prodi Teknik Sipil
Kata Pengantar
Alhamdulillahi Rabbilalamin Puji Syukur Kehadirat Allah SWT, atas
segala nikmat yang diberikan, sehingga saya dapat menyusun materi
pengajaran pada Mata Kuliah Ilmu Lingkungan pada Lingkup Mahasiswa
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muslim Indonesia (UMI).
Materi Pokok yang disajikan mengacu pada satuan acara pengajaran
Imu Lingkungan, antara lain : Gambaran Umum Mengenai Lingkungan,
Hirarki Lingkungan, Pengertian Lingkungan, Sifat-Sifat Lingkungan,
Keseimbangan dan Daya Dukung Lingkungan, Komponen Lingkungan,
Pencemaran, Ekosistem dan Ekologi, Analisis Dampak Lingkungan, Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan, PIL, PEL, RKL, RPL dan Pendekatan
Perencanaan Bangunan Sipil Terhadap ANDAL dan AMDAL.
Dengan lingkup materi tersebut diatas diharapkan mahasiswa dapat
memahami masalah cakupan ilmu lingkungan secara umum, memahami
mengenai Analsisi Dampak Lingkungan (ANDAL) dan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL). Sebagai nilai plus dilakukan pemahaman
terkait perancangan bangunan teknik sipil pada penerapan ANDAL dan
AMDAL. Dengan materi tambahan tersebut mahasiswa Teknik Sipil
memahami bagaimana pentingnya Perancangan bangunan sipil terhadap
ANDAL dan AMDAL untuk pembangunan berkelanjutan
Demikian penyusunan materi kuliah ini sebagai acuan pada
pembelajaran Ilmu Lingkungan bagi mahasiswa Teknik sipil, khususnya
dilingkup Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UMI Makassar. Materi ini
belum sepenuhnya sempurna, dan akan senantiasa mengalami perubahan
guna menyesuaikan kondisi lingkungan, sejalan pesatnya perkembangan
ilmu dan teknologi serta terjadinya perubahan lingkungan yang semakin
komplit masalahnya kedepan.
Makassar, Nopember 2015
Dosen Pengampuh
Daftar isi
Halaman
Unit : 1. Pendahuluan…………………………………………………
Unit : 2. Pencemaram…………………………………………………
UNIT 1
Pendahuluan
1.1. Umum
Masalah Lingkungan Hidup diawali sejak adanya permukaan
bumi termasuk manusia, hewan dan tumbuhan, dan selama
keberadaannya sampai pada dekade tahun 1970-an, masyarakat
internasional belum memusatkan perhatian terhadap
permasalahan lingkungan hidup, tentunya karena seluruh
komponen lingkungan hidup dan keterkaitan kebutuhan belum
mengalami ketimpangan, sehingga belum timbul berbagai
bencana dan malapetaka yang mengancam mahluk hidup
khususnya manusia. Perhatian masalah lingkungan hidup pada
tingkat Internasional dimulai sejak awal 1970 setelah
diadakannya Konprensi PBB tentang Lingkungan Hidup di
Stokholm pada tahun 1972, yang selanjutnya dikenal sebagai
Konprensi Stokholm, tepatnya pada tanggal 5 Juni 1972,
sehingga hari Lingkungan Hidup dunia ditetapkan pada Tanggal
5 Juni 1972 di Stokholm. Sedangkan di Indonesi masalah
Lingkungan Hidup diselenggarakan pertama kali pada seminar
Pengelolaan Lingkungan Hidup diadakan di Universitas
Padjadjaran pada tanggal 15-18 Mei 1972.
Para ahli memperkirakan umur bumi telah mencapai kurang
lebih 5 milyar tahun yang lalu, dimana pada mulanya pada
atmosfer bumi tidak terdapat oksigen (O2), sementara Carbon
dioksida (CO) cukup tinggi, susunan kimia atmosfir dan kondisi
lingkungan lainnya saat itu menunjukkan belum adanya
kehidupan di bumi, sehingga dikenal dengan Lingkungan Alam.
Nanti setelah kira-kira 4,5 milyar tahun yang lalu baru mulai
terdapat air dan mulailah terjadi kehidupan yang sederhana
dalam bentuk molekul, yang mengandung zat hijau daun atau
klorofil sekaligus awal terjadinya proses fotosintesis, dan perlahan
kadar CO2 menurun dan mulai meningkat kadar O2.
Soedjono
Soejono, mengartikan lingkungan hidup sebagai lingkungan
fisik atau jasmani yang terdapat di alam. Pengertian ini
menjelaskan bahwa manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan
dilihat dan dianggap sebagai perwujudan fisik jasmani.
Menurut definisi Soedjono, lingkungan hidup mencakup
lingkungan hidup manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan
yang ada di dalamnya.
Munadjat Danusaputro
Lingkungan hidup adalah semua benda dan daya serta kondisi
termasuk didalamnya manusia dan tingkah perbuatannya yang
terdapat dalam ruang dimana manusia berada dan
mempengaruhi kelangsungan hidup yang lain. dengan
demikian, lingkungan hidup mencakup dua lingkungan, yaitu
lingkungan fisik dan lingkungan budaya.
Sambas Wirakusumah
Lingkungan merupakan semua aspek kondisi eksternal
biologis, dimana organisme hidup dan ilmu-ilmu lingkunga
menjadi studi aspek lingkungan organisme itu.
Pengertian lingkungan hidup adalah semua benda, daya dan
kondisi yang terdapat dalam suatu tempat atau ruang tempat
manusia atau makhluk hidup berada dan dapat mempengaruhi
hidupnya. Istilah lingkungan hidup, dalam bahasa Inggris
disebut dengan environment, dalam bahasa Belanda disebut
dengan millieu atau dalam bahasa Perancis disebut dengan
l’environment. Dalam kamus lingkungan hidup yang disusun
Michael Allaby, lingkungan hidup itu diartikan sebagai: the
physical, chemical and biotic condition surrounding and
organism.
1. Lingkungan Biotik
Lingkungan biotik (lingkungan organik) merupakan komponen
makhluk hidup yang menghuni planet bumi, terdiri atas
mikroorganisme, seperti bakteri dan virus, tumbuhan, hewan,
dan manusia. Secara khusus, lingkungan biotik
diklasifikasikan menjadi:
a. Produsen, dalam hal ini tumbuhan yang memproduksi
sumber bahan makanan bagi makhluk hidup lainnya;
b. Konsumen, yaitu hewan serta manusia; dan
c. Pengurai, yang merupakan mikroorganisme yang
merombak dan menghancurkan sisa-sisa organisme yang
telah mati. Termasuk ke dalam kelompok pengurai adalah
jamur, bakteri, dan cacing tanah.
2. Lingkungan Abiotik
Lingkungan abiotik merupakan kondisi yang terdapat di
sekeliling makhluk hidup berupa benda mati (unsur
anorganik), seperti batuan, tanah, mineral, dan udara.
Lingkungan abiotik dinamakan juga lingkungan anorganik.
Dalam sudut pandang ekologi manusia, yaitu ilmu yang
mempelajari dan menganalisis hubungan timbal balik
(interaksi dan interelasi) antara manusia dan lingkungannya,
unsur lingkungan hidup itu dibedakan atas tiga kelompok
utama, yaitu lingkungan alam (lingkungan fisik), sosial, dan
budaya.
a. Lingkungan alam merupakan kondisi alamiah suatu
wilayah yang meliputi kondisi iklim, tanah, fisiografi, dan
batuan.
b. Lingkungan sosial adalah manusia dengan semua
aktivitas dan karakternya, baik sebagai individu atau pribadi
maupun makhluk sosial.
c. Lingkungan budaya adalah benda-benda hasil daya cipta
manusia, seperti bangunan, karya seni, sistem kepercayaan,
dan tatanan kelembagaan sosial.
Gas-gas lain yang ada dalam udara antara lain : gas-gas mulia,
nitrogen oksida, hydrogen, methane, belerang dioksida, ammonia
dan lainnya. Jika susunan udara mengalami perubahan dari
keadaan normal dan menimbulkan gangguan bagi manusia,
hewan dan lainnya, mak udara tersebut mengalami pencemaran
Penyebab pencemaran udara, terjdi seiring dengan pertumbuhan
penduduk dan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan,
menyebabkan ambang batas kondisi normal susunan unsur
udara mengalami perubahan dan menyebabkan rasa tidak
nyaman. Ada 2 faktor penyebab pencemaran udara, yaitu :
1. Faktor Internal atau secara Alami, Contoh :
a. Debu yang beterbangan akibat angin
b. Abu yng dikeluarkan dari letusan gunung berapi beserta
gas-gas vulkanik
c. Proses pembusakan sampah organic, dll
2. Faktor External karena ulah manusia, Contoh :
a. Hasil pembakaran bahan bakar fosil
b. Debu, serbuk hasil pengolahan industri, emisi gas buang
c. Pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan keudara
d. Berbagai Limbah baik limbah cair maupun limbah padat
2.Dampak Insektisida,
Penggunaan insektisida yang bertujuan untuk meningkatkan
hasil produksi pertanian, disatu sisi memberikan dampak pada
manusia sebagai konsumen hasil pertanian. Satu penyakit
yang sering didengar pada saat ini saat ini adalah penyakit
kanker yang merupakan hasil dari penggunaan insektisida
pada buah-buah dan sayuran, yang dikomsumsi tanpa
menlakukan tindakan sterilisasi. Selain melalui media
pertanian racun hama seperti semprot nyamuk atau semprot
kimia dapat langsung dihirup oleh manusia memiliki kepastian
besar untuk manusia mengalami gangguan kesehatan.
3.Dampak Ozon dan Efek Rumah Kaca
Lapisan ozon adalah lapisan atmosfir bumi yang berfungsi
sebagai pelindung dari sinar ultra violet yang datang berlebihan
dari matahari. Jika lapisan ozon rusak maka sifat ozon sebagai
penyaring sinar UV tidak akan berfungsi lagi, maka dipastikan
sinar UV akan masuk kepermukaan bumi dan sangat
berpengaruh pada penyakit kulit dan penyakit-penyakit
lainnya. Selain merusak kulit juga dapat meningkatkan suhu
bumi dan menjadikan bumi sudah tidak nyaman lagi dihuni
oleh manusi dan mahluk lainnya, selain dari pada itu suhu
bumi akan memaksa bongkahan es dikutub mencair dampak
berdampak pada naiknya permukaan air laut, sehingga
kehidupan digaris pantai menjadi rusak dan tenggelam.
Air dari Mata Air Gunung mengandung : Na, Mg, Ca, Fe, O2
Air yang mengandung bakteri atau mikroorganisme, dalam
proses sterilisasi biasanya dilakukan dengan memasak air
tersebut sampai mencapai tempratur 100 C, agar micro
organism dan bakteri dapat dimusnahkan untuk selanjutnya
air tersebut dapat dikomsumsi. Disatu sisi air minum yang
dikomsumsi diharapkan mengandung mineral, namun akibat
karena air tersebut harus dimasak untuk memusnahkan
bakteri akibatnya air kehilangan mineral, air yang kehilangan
mineral biasanya terasa tidak enak diminum
5. Microorganisme,
Jika bahan buangan yang harus didegradasi cukup banyak
maka organisme akan ikut berkembang biak menjadi lebih
banyak. Pada proses perkembangan mikroorganisme
diapastikan bahwa mikroba pathogen ikut berkembang,
mikroba pathogen adalah penyebab timbulnya berbagai macam
penyakit.
Daya dukung alam dalam hal ini adalah meliputi kekayaan alam
yang terdapat dimuka bumi, termasuk kekeyaan alam dalam
perut bumi yang terbentuk sejalan dengan umur bumi yang
sudah cukup lama. Para ahli geologi menggambarkan umur bumi
melalui tahapan keadaan geologi bumi serta keadaan kehidupan
pada saat itu, sebagai berikut :
Ekologi dan Daya Dukung Alam, merupakan dua hal yang tak
dapat dipisahkan dimana kata ekologi berasal dari bahasa Yunani
diartikan sebagai oikos artinya habitat atau lingkungan tempat
tinggal dan logos adalah ilmu pengetahuan atau yang
mempelajari, sehingga ekologi dapat diartikan sebagai hubungan
antara organism dan habitatya, atau ilmu yang mempelajari
tempat hubungan antara mahluk hidup dan lingkungannya.
Karena pengetahuan ekologi dipelajari untuk kepentingan
manusia, maka menurut Webster’s New World Dictionary ekologi
merupakan ilmu yang mempelajari penyebaran masyarakat
manusia dalam hubungannya dengan kekayaan alam serta pola
sosial budaya sebagai akibat adanya hubungan tersebut. Dalam
kenyataannya segala kegiatan manusia tidak sekedar biotic
individual, tapi juga bersifat sosiokultural yang melibatkan segala
macam segi kehidupan.
UNIT 3
Ekologi Lingkungan
3.1. Ekologi Lingkungan
1. Pengertin Ekologi
Definisi Ekologi dan Lingkungan - Ekologi merupakan salah satu
cabang dari biologi yang mempelajari pengaruh faktor
lingkungan terhadap jasad hidup. Kata ekologi pertama kali
diperkenalkan oleh Ernest Haekel, ahli biologi Jerman pada
tahun 1869, namun sebelumnya yakni pada tahun 1965 Reiter
juga telah menggunakan istilah ekologi dalam karyanya. Secara
etimologis, Ekologi berasal dari bahasa Yunani ‘oikos’ (rumah
tangga atau tempat hidup) dan ‘logos’ (ilmu). Jadi ekologi adalah
ilmu tentang rumah atau tempat tinggal makhluk yang secara
harfiah diartikan sebagai pengkajian hubungan organisme-
organisme atau kelompok organisme terhadap lingkungannya.
*Sumber : http://edelweistyasayu.blogspot.co.id/2015/04/ekologi-dan-
ilmu-lingkungan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Ekologi
http://66fadli.wordpress.com/2011/10/25/ekologi-dan-ilmu-
lingkungan/
http://www.mateik.blogspot.com
https://intanayuda8.wordpress.com/2013/05/12/ekologi-dengan-ilmu-
lainnya-html/
UNIT 4
Ekosistem Lingkungan
4.1. Umum
1. Pengertian Ekosistem
Pengertian Ekosistem Menurut Para Ahli, Ekosistem bisa
didefinisikan ” sebagai interaksi timbal balik antar makhluk
hidup terhadap lingkungannya “. Selain itu juga ekosistem
mempunyai tingkat organisasi kehidupan yang tinggi karena
meliputi organisme-organisme hidup dan lingkungan sekitarnya,
dimana kedua komponen tersebut saling mempengaruhi dan
berinteraksi satu sama lain.
1. Komponen Biotik
Komponen Biotik melingkupi seluruh organisme ataupun
mahkluk hidup dengan segala ukuran, mulai dari yang
berukuran sangat kecil (mikroskopis) maupun yang
berukuran sangat besar (makroskopis). Ada empat jenis
Komponen Biotik yang dibedakan dari caranya memperoleh
makanan atau bertahan hidup, yaitu:
Produsen, yang disebut juga sebagai penghasil. Produsen
merupakan ” organisme yang mampu menghasilkan zat
makanan sendiri “ yang disebut ( autotrof ) melalui
fotosintesis. Beberapa kelompok yang termasuk pada
kelompok ini ialah jenis tumbuhan hijau atau tumbuhan
yang memiliki zat klorofil. Kemudian produsen ini
dimanfaatkan oleh organisme-organisme yang tidak mampu
menghasilkan makanan sendiri atau disebut
( heterotrof ) yang mengambil peran sebagai konsumen.
Konsumen, yang disebut juga sebagai pemakai, Konsumen
” merupakan organisme yang tidak dapat menghasilkan zat
makanan sendiri tetapi ia selalu mengkonsumsi zat
makanan yang diproduksi oleh organisme atau mahkluk
lain “. Ada beberapa organisme yang tergolong sebagai
pemakai atau Konsumen itu sendiri
Konsumen Tingkat I (pertama) adalah organisme yang
secara langsung mengambil zat makanan dari
tumbuhan hijau yang disebut
juga herbivora atau hewan pemakan tumbuhan. Adapun
contoh hewan yang tegolong Konsumen Tingkat I ini
adalah: Ulat, Tikus Sawah & Belalang.
Konsumen Tingkat II (kedua) adalah organisme yang
mendapatkan makanan dengan cara memangsa
herbivora yang disebut Karnivora atau hewan pemakan
daging. Contoh hewan yang tergolong Konsumen Tingkat
II adalah: Katak & Ayam.
Konsumen Tingkat III (ketiga) adalah organisme dimana
ia berada di posisi teratas dalam rantai makanan.
Hewan ini disebut juga sebagai Predator karena ia tidak
mempunyai pemangsa. Contoh hewan yang tergolong
Konsumen Tingkat III ini adalah: Harimau, Buaya dan
Elang.
1. Akuatik (air)
1. Ekosistem air tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain memiliki variasi suhu
yang tidak menyolok, penetrasi cahaya yang kurang, serta
terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang
terbanyak pada ekosistem air tawar adalah jenis ganggang,
sedangkan tumbuhan yang lainnya adalah tumbuhan biji.
2. Ekosistem air laut
Habitat laut ditandai oleh salinitas atau kadar garam yang
tinggi dengan ion CI- dapat mencapai 55% terutama pada
daerah laut tropik, hal ini karena disana memiliki suhu yang
tinggi dan penguapan yang sangat besar. Pada daerah tropik,
suhu laut dapat berkisar 25 °C. Terjadinya perbedaan suhu
bagian atas dengan bagian bawah tinggi dan terdapat batas
antara lapisan tersebut yang disebut dengan termoklin.
1. Ekosistem estuari
Estuari atau muara merupakan tempat bersatunya sungai
dengan air laut. Estuari sering dipagari dengan lempengan
lumpur intertidal yang cukup luas. Ekosistem estuari
memiliki produktivitas yang sangat tinggi serta memiliki
banyak nutrisi. Komunitas tumbuhan yang dapat hidup di
estuari antara lain rumput rawa garam, fitoplankton, dan
ganggang. Komunitas hewannya seperti cacing, ikan,
kerang, dan kepiting.
2. Ekosistem pantai
Dinamakan ekosistem pantai karena yang paling banyak
tumbuh pada gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea
pes caprae memiliki kemampuan untuk dapat tahan
terhadap hempasan gelombang dan angin.
3. Ekosistem sungai
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir pada satu arah.
Air sungai dingin serta jernih dan memiliki sedikit kandungan
sedimen. Aliran air dan gelombang secara konstan dapat
memberikan oksigen pada air. Ekosistem sungai dihuni oleh
beberapa hewan seperti gurame, kura-kura, dan sebagainya.
6. Ekosistem lamun
Lamun atau seagrass adalah satu-satunya kelompok
tumbuhan yang dapat berbunga di lingkungan laut.
Tumbuhan tersebut dapat hidup pada perairan pantai
dangkal. Lamun atau seagrass mempunyai tunas berdaun
yang tegak serta tangkai-tangkai yang merayap untuk berbiak.
Sebagai sumber daya hayati, tumbuhan lamun banyak
dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan.
7. Ekosistem Terestrial (darat)
Penentuan zona yang terjadi pada ekosistem terestrial
ditentukan dengan temperatur dan curah hujan. Ekosistem
terestrial atau ekosistem darat dapat dikontrol oleh iklim dan
gangguan. Iklim sangat berperan penting untuk menentukan
mengapa pada suatu ekosistem terestrial berada pada tempat
tertentu. Pola ekosistem tersebut dapat berubah akibat
berbagai gangguan misal seperti petir, kebakaran, penebangan
pohon, dan sebagainya.
2. Ekosistem Hutan hujan tropis
Hutan hujan tropis terdapat pada daerah tropik dan
subtropik. Hutan hujan tropis memiliki ciri-ciri curah hujan
200-225 cm per tahun. Spesies pepohonan relatif cukup
banyak dan jenisnya berbeda tergantung letak geografisnya.
Dalam hutan hujan tropis terdapat tumbuhan khas, yaitu
liana atau rotan dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara
lain, burung, kera, badak, harimau, dan burung hantu.
3. Ekosistem Sabana
Sabana dari daerah tropik terdapat pada wilayah yang
memiliki curah hujan 40 – 60 inci per tahun, tetapi temperatur
serta kelembaban masih tergantung terhadap musim. Hewan
yang hidup di sabana antara lain serangga serta mamalia
seperti zebra, hyena, dan singa.
5.Ekosistem Gurun
Gurun terdapat pada daerah tropik yang berbatasan dengan
padang rumput. Ekosistem gurun memiliki ciri-ciri gersang
dan curah hujan rendah sekitar 25 cm/tahun. Perbedaan
suhu yang terjadi antara siang dan malam sangat besar.
Dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti kaktus
atau tak berdaun dan memiliki akar yang cukup panjang serta
mempunyai jaringan yang dapat menyimpan air. Hewan yang
hidup di gurun seperti ular, kalajengking, dan beberapa hewan
nokturnal lainnya.
7.Ekosistem Taiga
Taiga terdapat dibelahan bumi sebelah utara dan pegunungan
daerah tropik. Taiga memiliki ciri-ciri suhu di musim dingin
yang rendah. Hutan taiga seperti konifer, pinus, dan
sejenisnya. Hewan yang hidup di taiga antara lain moose,
beruang hitam, dan burung-burung yang bermigrasi ke
selatan pada saat musim gugur.
8. Ekosistem Tundra
Tundra terdapat pada belahan bumi sebelah utara dalam
lingkaran kutub utara serta terdapat di puncak gunung tinggi.
Pertumbuhan tanaman di daerah tundra hanya sekitar 60
hari. Contoh tumbuhan pada ekosistem tundra yang dominan
adalah sphagnum, liken, tumbuhan perdu, dan rumput alang-
alang.
9.Ekosistem Buatan
Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan sendiri
oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan. Contoh ekosistem
buatan adalah:
o Bendungan
o Hutan tanaman produksi seperti jati serta pinus
o Agroekosistem yang berupa sawah tadah hujan
o Sawah irigasi
o Perkebunansawit
http://woocara.blogspot.co.id/2015/02/pengertian-ekosistem-
komponen-dan-tipe.html
http://www.gurupendidikan.com/pengertian-ekosistem-dan-
contohnya-secara-lengkap/
UNIT 5
Air Bersih, Sanitasi dan Limbah
5.1. Umum
Teori asal usul air di muka bumi menurut adam sarrafial ,
rossetta ,marschaal, dan al quran : Penjelasan:
1. Adam Sarafial
Penelitian yang dipimpin oleh Adam mendapati bahwa lautan
telah ada jauh lebih lama daripada perkiraan sebelumnya
ketika tata surya sedang terbentuk. Ilmuwan menduga bahwa
bumi dahulunya kering tanpa air. Kemudian saat usia bumi
masih muda suatu energi membuat permukaan mencair.
2. Rosetta
Rosetta mengungkap air di Bumi bukan berasal dari komet.
Air di Bumi diduga keras berasal dari asteroid yang jatuh ke
permukaan Bumi sekitar 4 milyar tahun lalu.
3. Horst Marschaal
Horst Marschall, ahli geologi WHOI berpendapat bahwa studi
ini menunjukkan bumi menjadi planet yang basah karena
munculnya air di permukaan.
4. Alquran
Di alam wujud ini terdapat tiga makhluk ciptaan Allah yang
paling tua. Yaitu, “singgasana” Tuhan (‘arasy), buku rahasia
kejadian (lauh mahfudh), dan air (maa’). Dikatakan paling tua
karena ketiga makhluk tadi sudah ada sebelum segala sesuatu
diciptakan artinya sebelum jagad raya diciptakan air sudah
ada serta dalam Alquran :
di Brainly.co.id - https://brainly.co.id/tugas/27961864#readmore
Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau pada
kondisi standar (Allafa, 2008). Keberadaan air tanah sangat
tergantung besarnya curah hujan dan besarnya air yang dapat
meresap ke dalam tanah. Kondisi tanah yang berpasir lepas atau
batuan yang permeabilitasnya tinggi akan mempermudah
infiltrasi air hujan ke dalam formasi batuan. Dan sebaliknya,
batuan dengan sedimentasi kuat akan kompak memiliki
kemampuan untuk meresapkan air kecil. Dalam hal ini hampir
semua curah hujan akan mengalir sebagai limpahan (runnoff)
dan terus kelaut. Faktor lainnya adalah perubahan lahan-lahan
terbuka menjadi pemukiman dan industri, serta penebangan
hutan tanpa kontrol. Hal tersebut akan sangat mempengaruhi
infiltrasi terutama bila terjadi pada daerah resapan (recharge
area) (Usmar dkk, 2006).
Air juga dapat bersumber dari air tanah yaitu air yang tersimpan
atau terperangkap di dalam lapisan batuan yang mengalami
pengisisan/penambahan secara terus menerus oleh alam.
Menurut Sanropie (1984), keuntungan penggunaan air tanah
adalah :
1. Pada umumnya dapat dipakai tanpa pengolahan lebih lanjut
2. Praktis dan ekonomis untuk mendapatkannya dan
membaginya.
3. Lapisan tanah yang menampung air dari mana air itu diambil
biasanya merupakan pengumpulan air alamiah.
1. Kualitas Fisik
Menurut Kusnaedi (2010), syarat-syarat sumber mata air yang
bisa digunakan sebagai air bersih adalah sebagai berikut :
a). Tidak berwarna
Air untuk keperluan rumah tangga harus jernih. Air yang
berwarna berarti mengandung bahan-bahan lain yang
berbahaya bagi kesehatan, artinya sebaiknya air minum tidak
boleh berwarna untuk alasan esteris dan untuk mencegah
keracunan dari berbagai zat kimia maupun mikroorganisme
yang berwarna. Warna dapat disebabkan tanin dan asam
humat atau zat organik, senyawa kloroform yang beracun,
sehingga berdampak terhadap kesehatan pengguna air
(Slamet, 2004).
d). Kekeruhan
Air yang berkualitas harus memenuhi persyaratan fisik
seperti berikut jernih atau tidak keruh. Air yang keruh
disebabkan oleh partikel bahan yang tersuspensi sehingga
memberikan warna/rupa yang berlumpur dan kotor. Untuk
standar air bersih di tetapkan oleh Permenkes RI No. 416 /
MENKES / PER / IX / 1990, yaitu kekeruhan yang
dianjurkan maksimum 25 NTU (Depkes RI, 1995).
e). Temperatur
Air yang baik harus memiliki temperatur yang sama dengan
temperatur udara (± 3°C). Air yang secara mencolok
mempunyai temperatur diatas atau di bawah temperatur
udara berarti mengandung zat-zat tertentu yang
mengeluarkan atau menyerap energi dalam air. Berdasarkan
aspek suhu air yang normal akan mempermudah reaksi zat
kimia, sehingga secara tidak langsung berimplikasi terhadap
keadaan kesehatan pengguna air (Slamet, 2004).
2. Kualitas Kimia
Kualitas air tergolong baik apabila memenuhi persyaratan kimia
sebagai berikut ;
a) pH netral
pH merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan
intensitas keadaan asam atau basa suatu larutan (Sutrisno,
2004). Skala pH diukur dengan pH meter atau lakmus. Air
murni memiliki pH 7. Apabila dibawah 7 maka air bersifat
asam, sedangkan apabila di atas 7 maka bersifat basa
(rasanya pahit) (Kusnaedi, 2010).
Besi (Fe)
Besi atau Ferrum (Fe) adalah metal berwarna abu-abu, liat,
dan dapat di bentuk. Besi merupakan elemen kimiawi yang
dapat di temukan hampir di setiap tempat di bumi pada
semua lapisan-lapisan geologis, namun besi juga
merupakan salah satu logam berat yang berbahaya apabila
kadarnya melebihi ambang batas (Soemirat,2009). Besi
dapat larut pada pH rendah. Kadar besi dalam air tidak
boleh melebihi 1,0 mg/L, karena dapat menimbulkan rasa,
bau dan dapat menyebabkan air yang berwarna
kekuningan, menimbulkan noda pakaian dan tempat
berkembang biaknya bakteri Creonothrinx yaitu bakteri besi
(Soemirat, 2009). Besi dibutuhkan tubuh dalam
pembentukan hemoglobin. Banyaknya Fe di dalam tubuh di
kendalikan pada fase absorbsi. Tubuh manusia tidak dapat
mengekskresikan Fe. Karenanya mereka yang sering
mendapat tranfusi darah, warna kulitnya menjadi hitam
karena akumulasi Fe. Sekalipun Fe itu diperlukan oleh tubuh,
tetapi dosis besar dapat merusak dinding usus (Soemirat,2009).
Nitrat, nitrit
Nitrat dan nitrit dalam jumlah besar dapat menyebabkan
gangguan GI (Gastro Intestinal), diare campur darah,
disusul oleh konvulsi, koma, dan bila tidak tertolong akan
menyebabkan kematian. Keracunan kronis menyebabkan
depresi umum, sakit kepala, dan gangguan mental. Nitrit
terutama bereaksi dengan hemoglobin dan membentuk
methemoglobin(metHb). Dalam jumlah melebihi normal
Methemoglobin akan menimbulkan Methemoglobinemia.
Pada bayi Methemoglobinemiasering dijumpai karena
pembentukan enzim untuk mengurai Methemoglobinemia
menjadi Haemoglobin masih belum sempurna. Sebagai
akibat Methemoglobinemia., bayi akan kekurangan oksigen
maka mukanya akan berwarna biru, karenanya penyakit ini
juga dikenal sebagai penyakit “blue babbies” (Wardhana,
2004).
2. Limbah cair
Limbah cair. merupakan gabungan atau campuran dari air dan
bahan-bahan pencemar yang terbawa oleh air, baik dalam
keadaan terlarut maupun tersuspensi yang terbuang dari sumber
domestik (perkantoran, perumahan, dan perdagangan), sumber
industri, dan pada saat tertentu tercampur dengan air tanah, air
permukaan, ataupun air hujan (Soeparman dan Suparmin,
2002).
Menurut Chandra (2005), limbah cair merupakan salah satu jenis
sampah. Adapun sampah (waste) adalah zat-zat atau benda-
benda yang sudah tidak terpakai lagi, baik yang berasal dari
rumah maupun sisa-sisa proses industri. Secara umum limbah
cair dapat dibagi menjadi :
1.Human excreta (feses dan urine)
2.Sewage (air limbah)
3.Industrial waste (bahan buangan dari sisa proses industri).
2. Limbah Padat
Menurut Tchobanoglous dalam Suhartono, Limbah Domestik
adalah limbah yang dibuang dari pemukiman penduduk,
pasar,dan pertokoan, serta perkantoran yang merupakan sumber
utama pencemaran di perairan pantai.
Sedangkan berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 81 Tahun
2012 bahwa sampah rumah tangga adalah sampah yang berasal
dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga yang tidak
termasuk tinjak dan sampah spesifik.
5. Konsep 3R
Mengelola sampah pada dasarnya membutuhkan peran aktif dari
masyarakat terutama dalam mengurangi jumlah timbulan
sampah, memilah jenis sampah hingga berupaya menjadikan
sampah menjadi lebih bermanfaat. Peran ini telah banyak
dilakukan di berbagai negara yang telah maju dan berhasil. Peran
ini didukung dengan adanya kampanye yang disosialisasikan oleh
pemerintah antara lain melalui konsep 3R yaitu Reduce, Reuse
dan Recycle (Kastaman, 2004). Uraian mengenai konsep 3R
tersebut, sebagaimana dijelaskan oleh Dinas Pekerjaan Umum
(2007), adalah sebagai berikut :
1. Reduce
Prinsip pertama adalah Reduce atau Reduksi sampah, yaitu
upaya untuk mengurangi timbulan sampah di lingkungan
sumber dan bahkan dapat dilakukan sejak sebelum sampah
dihasilkan. Setiap sumber dapat melakukan upaya reduksi
sampah dengan cara mengubah pola hidup konsumtif, yaitu
perubahan kebiasaan dari yang boros dan menghasilkan
banyak sampah menjadi hemat/efisien dan sedikit sampah.
Diperlukan kesadaran dan kemauan masyarakat untuk
mengubah perilaku tersebut. Proses pemilahan sampah ini
merupakan cara yang efektif untuk membantu meningkatkan
kinerja fasilitas dalam suatu pengelolaan sampah
(Tchobanoglous, dkk., 1993).
2.Reuse
Prinsip kedua adalah Reuse yang berarti menggunakan kembali
bahan atau material agar tidak menjadi sampah (tanpa melalui
proses pengolahan), seperti menggunakan kertas bolak balik,
menggunakan kembali botol bekas minuman untuk tempat air,
mengisi kaleng susu dengan susu isi ulang, dan lain-lain.
Dengan demikian, Reuse akan memperpanjang usia
penggunaan barang melalui perawatan dan pemanfaatan
kembali barang secara langsung.
3.Recycel
Prinsip ke tiga yaitu Recycle yang berarti mendaur ulang suatu
bahan yang sudah tidak berguna (sampah) menjadi bahan lain
atau barang yang baru setelah melalui proses pengolahan.
Barang-barang seperti besi, kaca, ban dan beberapa bahan
lainnya memerlukan teknologi yang canggih, peralatan yang
moderen dan campur tangan pihak lain, untuk diubah menjadi
bahan baku. Selain itu beberapa sampah dapat didaur ulang
secara langsung oleh masyarakat dengan menggunakan
teknologi dan alat yang sederhana, seperti mengolah sisa kain
perca menjadi selimut, kain lap, keset kaki, dan sebagainya;
atau sampah dapur berupa sisa-sisa makanan menjadi kompos
UNIT 6
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL),
DAN
ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL)
1. Dampak
Dampak atau imfact diartikan sebagai adanya suatu benturan
antara dua kepentingan, yaitu kepentingan pembangunan proyek
dengan kepentingan usaha melestarikan lingkungan yang baik.
Penjelasan tersebut diatas kurang tepat karena benturan hanya
memberikaan dampak negatif padahal bukan hanya dampak
negatif yang dianalisis akan tetapi juga dampak positifnya dengan
bobot brimbang. Dengan demikian dampak diartikan sebagai
setiap perbahan yang terjadi pada lingkungan akibat adanya
aktivitas manusia.
2. Lingkungan
Pengertian Lingkungan yang digunakan pada analisis dampak
lingkungan adalah lingkungan hidup. Sehingga Pengertian
Lingkungan Hidup dapat diartikan sebagai segala sesuatu
disekitar suatu objek yang saling memepengaruhi. Peratura
Pemerintah Nomor 29 tahun 1986 menyebutkan bahwa
Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,
daya keadaan dan makhuk hidup termasuk didalamnya manusia
serta lingkungan hidup.
3. Ekologi
Ekologi yang berasal pada kata Oikos yang berarti tempat atau
rumah, dan Logos yang berarti Ilmu, sehingga Ekologi dapat
didefinisikan sebagai ilmu mengenai hubungan antara organisme
sendiri dan antara organisme dengan lingkungannya.
4. Pendugaan Dampak
beberapaa ahli menterjemahkan pendugaan sebagai perkiraan
atau peramalan. Pendugaan Dampak dapat didefinisikan sebagai
aktivitas untuk menduga dampak yang akan terjadi dimasa yang
akan datang akibat suatu aktvitas manusia (proyek). Dampak
yang diduga tersebut merupakan perbedaan nilai lingkungan atau
nilai suatu sumber daya dimasa yang akan datang antara
lingkungan tanpa proyek dan lingkungan dengan proyek.
8. Laporan Andal,
Laporan adalah penyampaian secara tertulis suatu hasil analisis
dampak lingkungan yang telah dilakukan pada suatu hasil
kegiatan manusia atau proyek. Dalam Peraturan Pemerintah
dikatakan bahwa Laporan Amdal, adalag Hasil studi mengenai
dampak suatu kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan
hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan
7.1. Umum
Andal bukanlah suatu proses yag berdiri sendiri, tetapi merupakan
bagian dari proses Andal yang lebih besar dan lebih penting sehingga
Andal dapat dikaitkan sebagai bagian :
1. Pengelolaan Lingkungan
2. Pemantauan Lingkungan
3. Pengelolaan Proyek
4. Pengambil Keputusan
5. Dokumen Yang Penting
Aktivitas/program
Dampak +
peningkatan dampak Positif
Usulan Proyek
Proyek berlang-
Pembangu sung
Dampak - Aktivitas/program
nan
pengendalian dampak negatif
Perbedaan dari dampak yang diduga dan Dampak yang terjadi dapat
disebabkan oleh 2 faktor, yaitu :
1. Penyusunan Laporan Andal kurang tepat pada saat melakukan
pendugaan. dapat juga tidak telitinya pihak evaluator yang
berwenang untuk melakukan evaluasi, sehingga konsep atau draf
laporan Andal diseujui untuk menjadi laporan akhir.
2. Pemilik proyek tidak menjalankan proyeknya ssuai dengan apa
yang telah tertulis didalam laporan Andal yang telah diterima
pemerintah terutama saran-saran dan pedoman didalm
mengendalikan dampak negatif. Contoh dalam Laporan Andal
tercantum adanya pembangunan pengelolaan air limbah, namun
kenyataan tidak dilakukan.
Menghindari kegagalan pengelolaan lingkungan maka pemantauan
haruslah dilakukan sedini mungkin, yaitu sejak awal
pembangunan secara terus menerus dilakukan. Hasil dari
pemantauan kemudian digunakan untuk memperbaiki rencana
pengelolaan lingkungan.
Studi Kelayakan
Lingkungan (Andal)
Keputu-san Proyek
Proyek Tidak
dapat
Dapat Dibangun dibangun
UNIT 8
PROSEDURE PELAKSANAAN ANDAL
8.1. Umum
Guna mendapatkan hasil pendugaan dampak lingkungan yang
baik, maka sangat perlu adanya langkah-langkah urutan kerja
yang dikenal dengan procedure kerja. Disamping melakukan
pendugaan dampak berdasar urutan kegiatan juga harus
mengikuti akidah-akidah atau etika secara sistimatika ilmiah,
dan pelaksanaannya dilakukan oleh suatu tim terpadu dari
berbagai disiplin ilmu sesuai dengan kebutuhan lingkup
pendugaan dampak karena hal ini didasarkan pada diskripsi dan
rona lingkungan yang sama. Penyajian hasil studi Andal dan
masalah pokok yang diteliti juga harus memenuhi aturan
perundang-undangan dan pedoman-pedoman yang dikeluarkan
pemerintah secara nasional
Pendugaan Seleksi
Dampak Usulan
Aktivitas
proyek
Penyusunan
Dasar
Lap. Andal
Gambar : Skema langkag-Langkah Dalam Melakukan Pendugaan Lingkungan
Rona
Gambar 8 Skema Langkah-Langkah dalam melakukan pendugaan dampak lingkungan
Lingkungan
Kelima langka-langkah tersebut diatas baru merupakan langkah
pokok, dimana masing-masing langkah pokok akan diuraikan
beberapa item kegiatan didalamnya secara berurut dan
sistimatik. Perlu diketahui bahwa langkah dasar merupakan
langkah yang penting dicermati, karean jika dalam langkah-
langkah kegiatan terjadi kesalahan maka dipastikan akan
member pengaruh hasil akhir dari pada pendugaan dampak
lingkungan yang dilakukan. Ketepatan dari pendugaan dampak
lingkungan sangat tergantung pada tingkat keahlian dan
pengalaman dari anggota tim dan kerjasama diantara seluruh
multi disiplin ilmu yang terlibat.
UNIT 9
DESKRIPSI PROYEK DAN SCOPING
9.1. Deskipsi Proyek
Terjadinya dampak pada lingkungan merupakan interaksi antra
adanya aktivitas proyek dengan lingkungan dimana proyek
dibangun. Pendugaan dampak lingkungan dapat dilakukan
dengan baik jika deskripsi proyek Dapat diketahui secara jelas
dan mendetail serta sifat-sifat dari tiap aktivitas proyek
hubungannya dengan lingkungan diketahui. Tidak lengkap dan
mendetailnya informasi mengenai proyek menyebabkan sulitnya
melakukan pendugaan dampak yang tepat, detail dan lengkap.
Karena pentingnya deskripsi proyek sebagai informasi dasar yang
sangat penting didalam pendugaan maka usaha mengumpulkan
informasi dari tim Amdal harus dilakukan degan berbagai cara,
dalam hal ini ada 5 cara untuk mengumpulkan informasi proyek
secara sistimatis, yaitu :
1. Cara Pengumpulan Informasi
a. Cara Pertama, adalah mempelajari hasil pemberian data dari
pemilik proyek pada saat permulaan meminta suatu tim
Amdal atau konsultan untuk melakukan Amdal. Jika pada
saat awal tim amdal hanya menyebutkan jenis dan macam
dari proyek yang akan dibangun maka tim amdal wajib
meminta informai mengenai proyek tersebut
1. Pengertian Pelingkupan
Scoping dalam bahasa inggris diartikan sebagai focus pandangan
atau lingkup pandangan atau perhatian. Sehingga skoping dalam
Amdal dapat diartkan sebagai proses untuk menetapkan dampak
penting atau masalah utama dalam suatu proyek terhadap
lingkungannya. Jauh sebelum dilakukannya suatu proyek atau
masih pada rahap rencana stilah skoping sudah ada hanya saja
dalam konteks scoping policy atau lingkup rencana berupa
kebijaksanaan perencanaan.
2. Kegunaan Pelingkupan
Suatu studi Amdal sangat tergantung dengan masalah waktu dan
biaya, biasaya waktu yang diberikan untuk suatu studi hanya
kurang lebih 6-12 bulan, sedangkan biaya yang dibutuhkan
dipengaruhi oleh jangka waktu, dimana biaya juga sangat
terbatas. Dengan demikian terkadang tim Amdal tidak dapat
meneliti terlalu banyak komponen dan system hubungan tiap
komponen dalam lingkungan. Untuk itu dengan jangka waktu
dan biaya yang terbatas maka perlu dilakukan penentuan
kompoenen lingkungan yang akan diteliti yang terkait dengan
dengan kompoenen yang akan mendapatkan pengaruh atau
dampak yang penting. Dengan demikian maka hasil seleksi
komponen yang akan berdampak merupakan hal yang masuk
dalam konteks skoping, sehingga kegunaan dari skoping tersebut
dapat dirumuskan sebagai berikut :
a. Identifikasi dampak penting atau masalah utama dari suatu
proyek
b. Menetapkan komponen-komponen lingkungan yang akan
terkena dampak nyata
c. Menetapkan strategi penelitian pada kompoenen lingkungan
yang akan akan terkena dampak
d. Menetapkan parameter atau indicator dari komponen
lingkungan yang akan diukur
e. Efisiensi waktu atudi Amdal
f. Efisiensi Biaya studi Amdal
g. Komponen-komponen lingkungan yang ditetapkan sedikit atau
sama sekali tidak akan terkena dampak tidak akan dievaluasi
lagi
Deskripsi Proyek
Yg Diusulkan
Keahlian &
Pengalaman Tim
Amdal
UNIT 10
PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN TIM
10.1. Umum
Hasil studi yang baik hanya dapat dihasilkan oleh tim yang baik.
Baik buruknya suatu tim tergantung pada bagaimana cara
menyusun tim dan bagaimana mengelolanya. Hal ini adalah
masalah yang tidak mudah, dan jarang dibahas pada buku-buku
Andal. pada buku ini yang dibahas hanya merupakan saran-
saran untuk menjadi perhatian saja.
Studi Amdal merupakan studi multidisiplin atau interdisiplin,
bukan saja studi yang dihasilkan oleh berbagai disiplin saja,
tetapi tiap disiplin harus saling mengadakan integrasi secara
terpadu, atau secara lintas disiplin. Setiap penelitian atau studi
lingkungan harus dilakukan oleh ahli dari berbagai disiplin yang
bekerja saling terpadu. Tim Amdal yang terdiri atas berbagai
disiplin ilmu mudah dibentuk tetapi masing-masing disiplin ilmu
sering jalan sendiri-sendiri, mulai dri rencana studi sampai
penyusunan laporan dikerjakan sendiri-sendiri pula, sehingga
laporan akhir digabung tanpa ada keterkaitan.
Jika keempat anggota tim inti tidak ada yang ahli dalam proses
atau aktivitas suatu proyek yang akan di Amdal, maka tim harus
menambah seorang konsultan yang ahli dibidang diskripsi proyek
yang akan membantu mengumpulkan data proyek secara setail
dan membantu dalam skoping awal untuk menentukan secara
garis besar dampak apa saja yang akan terjadi. Konsultan Amdal
dibutuhkan untuk memecahkan permasalahan dalam diskusi
dan penyusunan laporan.
Kualitas Lingkungan
Keadaan Lingkungan
Tanpa Proyek Dampak Lingkungan
gRAFIK
Keadaan Lingkungan
Dengan proyek
waktu
Kualitas Lingkungan
waktu
Grafik Keadaan Kualitas Lingkungan yang jika tanpa proyek makin lama akan
makin meningkat kualitasnya
Kualitas Lingkungan
Keadaan Lingkungan
waktu
Grafik Keadaan Lingkungan yang tidak akan berubah dari waktu ke waktu jika
tidak ada proyek dibangun
Kualitas Lingkungan
Keadaan Lingkungan
waktu
Grafik Keadaan Lingkungan yang sekalipun tidak ada proyek yang dibangun
makin lama makin buruk
Kualitas Lingkungan
T1waktu
Grafik : Keadaan lingkungan yang makin baik setelah dibangun proyek pada
waktu t1
Kualitas Lingkungan
T1waktu
Grafik :
Keadaan lingkungan yang relative tidak berubah sekalipun dibangun proyek
pada waktu t1
3. Sumber Kebisingan
Untuk dapat menduga kebisingan dari tiap alternative dapat
ditempuh dengan dua jalan. Pertama dengan mempelajari hasil
pemantauan proyek-proyek lain yang serupa. Kedua dengan
mengukur dampak kebisingan dari pembangunan proyek serupa
yang telah ada. Aktifitas berbagai pembangunan menghasilkan
dampak yang berbeda. Dari pengalaman di Amerika besarnya
dampak kebisingan dari pembangunan proyek dapat dibagi
kedalam empat type pembangunan, yaitu :
1. Type pembangunan perumahan
2. Type pembangunan gedung bukan tempat tinggal tetap. Mis
Kantor, Hotel, Rumah sakit, sekolah dan lain-lainnya
3. Type pembangunan industry
4. Type Pekerjaan umum, misal jalan, saluran nduk air, selokan
dan sebagainya.
Dampak kebisingan dapat pula kita bagi berdasarkan fase
pembangunan proyek, yaitu fse konstruksi, dan fase operasi.
Besarnya kebisingan yang ditimbulkan dari fase pembangunan
fisik proyek (gedung dan industry) dapat dibagi lagi menjadi
kebisingan yang disebabkan oleh :
1. Pembersihan lahan proyek
2. Penggalian
3. Pondasi
4. Menegakkan bangunan
5. Penyelesaian akhir bangunan
13.1. Umum
Rona Lingkungan diartikan sebagai suatu kondisi lingkungan
sebelum ada kegiatan proyek, atau merupakan kondisi eksiting
actual saat ini tanpa adanya kegiatan dan masih bersipat natur
atau alami. Untuk Studi Evaluasi Lingkungan (SEL) Rona
Lingkungan dapat disebut sebagai keadaan lingkungan sewaktu
dilakukan penelitian. Penyusunan deskripsi dari rona lingkungan
merupakan bagian dasar yang sangat penting dalam proses
amdal seperti juga halnya dengan penyusunan deskripsi proyek.
Deskripsi proyek dan rona lingkungan yang tidak lengkap atau
datanya tidak tepat, akan menghasilkan pendugaan dampak yang
tidak lengkap dan benar. Utuk perencanaan penelitia terhadap
rona lingkungan harus cermat dan dalam waktu yang cukup
b. Faktor Ekologi
1. Perikanan
2. Bilogi Perairan
3. Biologi Darat
4. Kehutanan
5. Ekologi Reservoir
c. Nilai Yang digunakan masyarakat
1. Suplai air
2. Navigasi
3. Pengendalian banjir
4. Pengembangan pengelolaan mineral
5. Jalan Raya dan Kereta Api
6. Tataguna Tanah
d. Nilai Kualitas Kehidupan
1. Sosial Ekonomi
2. Pemukiman
3. Kesehatan Masyarakat
4. Nutrisi masyarakat
5. Rekreasi dan estetika
6. Arkeologi dan nilai sejarah
e. Bangunan irigasi
1. Tanaman dan produksi makanan
2. Kelembagaan
3. Pembagian irigasi
4. Drainase dan salinitas
5. Kesuburan Tanah
6. Aliran Kembali
7. Persediaan air
8. Agro industry
9. Kimia Pertanian
2. Fisiografi
2.1. Topografi
2.2. Stabilitas geologis tanah
2.3. Keunikan, keistimewaan, kerawanan bentuk lahan dan
batuan secara geologis
3. Hidrologi
3.1. Karakteritik fisik sungai, danau, rawa
3.2. Rata-rata debit
3.3. Kadar sedimentasi
3.4. Dan sebagainya
4. Hidro-Oseanografi
4.1. Pola hidrodinamika
4.2. Interaksi dipantai
4.3. Interaksi dengan cuaca
b. Air
b.1. Air Permukaan
b.2. Air Laut
b.3. Air Tanah
b.4. Kualitas Air
b.5. Tempratur Air
b.6. Peresapan
b.7. Salju, Es, permafrost
c. Atmosfir
c.1. Kualitas (gas dan partikel)
c.2. Iklim ( mikro dan makro) tempratur
d. Proses
d.1. Banjir
d.2. Erosi
d.3. Pengendapan
d.4. Larutan
d.5. Serapan (pertukaran ion, penggabungan)
d.6. Pemadatan dan Pemampatan
d.7. Stabilitas ( longsoran, amblasan)
d.8. Tekanan-Tegangan (gempa bumi)
d.9. Pergerakan udara
2. Biologis
a. Flora
a.1. Pohon-pohon
a.2. Semak-semak
a.3. Rumput
a.4. Tanaman Pertanian
a.5. Flora Mikro
a.6. Tumbuhan air
a.7. Spesis yang terancam punah
a.8. Penghalang
a.9. Koridor
b. Fauna
b.1. Burung-burung
b.2. Hewan daratan, termasuk reptile
b.3. Ikan dan Ubur-ubur
b.4. Benthos
b.5. Serangga
b.6. Fauna mikro
b.7. Spesis yang terancam punah
b.8. Penghalang
b.9. Koridor
3. Sosial
3.1. Tataguna Lahan
a. Lahan alam belantara dan lahan terbuka
b. Lahan basah
c. Hutan
d. Pengembalaan (padang rumput)
e. Pertanian
f. Permukiman
g. Perdagangan
h. Industri
i. Pertambangan dan quarry
1.2. Rkreasi
a. Perburuan
b. Memancing
c. Berperahu
d. Berenang
e. Berkemah dan Pendakian
f. Pikinik
g. Kawasan wisata
1.3. Estetika dan Kesenangan
a. Pandangan Alam
b. Kualitas belantara
c. Kulaitas lahan yang terbuka
d. Desain Pemandangan
e. Bentuk fisik yang unik
f. Taman dan Daerah konservasi
g. Tugu peringatan
h. Spesia atau ekosistem yang jarang dan unik
i. Tempat dan objek bersejarah atau arkeologi
1.4. Kebudayaan
a. Pola Kebudayaan atau pola hidup
b. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
c. Kerapatan populasi
1.5. Fasilitas yang dibangun dan Aktivitas
a. Struktur
b. Jaringan Transportasi
c. Jaringan Pemanfaatan
d. Pembuanagn Limbah
e. Pengahalang
f. Koridor
2. Hubungan Ekologi
1. Proses Penggaraman dari sumber air
2. Eutrofikasi
3. Penyakit- Serangga pembawa penyakit
4. Rantai Makanan
5. Proses Penggramana bahan dipermukaan
6. Bruch Encroachment
7. Lain-lain
Daftar kompone lingkungan Leopold ini, meski disusun untuk
keperluan survey geologi, namun sangat lengkap dengan
komponen lingkungan lainnya sehingga banyak digunakan
sebagai acuan
C. Ekosistem
2. Pencemaran Lingkungan
1. Air
a. Temperatur
b. Tingkat pH air
c. Turbiditas
d. Salinitas
e. Variasi Aliran
f. Pengaruh Pasang Surut
g. Iklim Mikro
h. D.O
i. B.O>D
j. Nutrient
k. Organic Carbon
l. Bahan Racun
m. Pestisida
2. Udara
a. CO
b. Hidrokarbon
c. Nitrogen Oksida
d. Bahan Khusus
e. Photo Chemical Oxidant
f. Sulfur oksida
g. Kebisingan
h. Iklim Mikro
3. Lahan
a. Tataguna Tanah
b. Erosi Tanah
c. Iklim Mikro
3. Estetika
1. Lahan
a. Vegetasi Penutup
b. Cakrawala
c. Bentuk Lahan
2. Air
a. Penampilan air
b. Pencampuran lahan dan air
c. Baud an benda terapung
4. Kepentingan Manusia
1. Sosial dan Demografi
a. Sifat-sifat umum dan kecendrungan
b. Kecendrungan dan perpindahan
c. Interaksi sosial
d. Ciri perumahan
e. Sikap/aspirasi komunitas
2. Pelayanan Sosial
a. Kesehatan
b. Umum/perorangan
c. Sumber pendidikan
d. Sistem transparansi
e. Fasilitas rekreasi
3. Ekonomi
13.4. Daftar Komponen Lingkungan dari Sorenson
Sorenson menyajikan komponen lingkungan dalam suatu
jaringan kerja. Cara ini banyak digunakan dengan diberi nama
skema aliran atau aliran dampak.Bentuk Jaringan kerja
tersebut disajikan pada daftar lampiran.
14.1. Umum
Usaha melestarikan kualitas lingkungan dapat dilakukan
dengan berbagai cara, sejak masih dalam menyusun rencana
pembangunan daerah sampai setelah proyek-proyek
pembangunan dilaksanakan : Sebagai contoh Penyususnan
rencana penggunaan tataruang, rencana pembangunan ekonomi
suatu daerah, penetapan proyek-proyek yang akan dibangun,
sampai pada waktu proyek-proyek telah berlangsung.
Selanjutnya akan dibahas mengenai penyusunan Rencana
Pengelolaan Lingkungan (RKL) dari suatu proyek yang akan
dibangun atau proyek yang sudah dibangun tetapi belum ada
RKL-nya
A
N
D Hasil Pendugaan RKL RPL (Renc. Pemantaun
A Dampak Suatu Proyek Lingkungan
L
Dampak Lingkungan
Keadaan Kualitas Hasil Pemantauan
Lingkungan Kualitas Lingkungan
Kedudukan RKL dalam Amdal dalam Kaitannya dengan Aktivitas Pengelolaan Lingkungan
Setelah Proyek Dibangun dan Berjalan
1. Bantuan Ekonomi
Usaha pengelolaan lingkungan sering memerlukan biaya yang
tinggi, terkadang ada proyek untuk mengelola limbahnya
dibutuhkan suatu mesin yang harganya dan operasional cukup
mahal, sehingga proyek tidak sanggup mmbiayai pembeliaan alat
dan operasionalnya. Sehingga proyek semacam ini perlu mendapat
bantuan, keringanan atau insentif, yang dapat berbentuk sebagai
berikut :
- membebaskan pajak import alat-alat pengelolaan lingkungan
- Memberikan pinjaman atau kredit khusus untuk pembelian alat-
alat tersebut
- Kemudahan dalam medapatkan isin import peralatan
- Pemerintah ikut membantu baik pada peralatan dan operasinya
2. Sosial-Ekonomi Masyarakat
Memeberikan ganti rugi pada masyarakat, dalam bentuk :
- Dana
- Melibatkan sebagai pekerja proyek
- Meningkatkan pengetahuan mereka untuk menghindari bahaya
limbah
- Menjalin hubungan baik dan saling menguntungkan antara
pihak proyek dengan masyarakat
- Menciptakan lapangan kerja baru diluar proyek
- Meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat
- Meningkatkan struktur ekonomi
- Memberikan pelayanan umum : listrik, air bersih, poliklinik,
sekolah rumah ibadah dan lainnya
- Menghindarkan timbulnya kesenjangan sosial
- Mencegah timbulnya komplik pada nilai-nilai sosial
b. Sumber Dampak
Uraian secara jelas tentang komponen kegiatan yang dapat
merupakan sumber dampak, misalnya penggunaan kilang yang
menghasilkan emisi SO2 dan NOx dengan konsentrasi tinggi
UNIT 15
RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN (RPL)
15.1. Pemantauan
Pemantauan merupakan bagian yang sangat penting dalam
pengelolaan lingkungan hidup. Amdal tanpa diikuti oleh aktivitas
pemantauan tidak akan banyak berarti, tidak akan banyak berarti,
tidak akan ada yang dapat mengetahui apakah pendugaan dampak
yang tercantum didalam laporan Amdal benar terjadi dan aktivitas
pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan dapat berjalan sesuai
yang diharapkan. Hasil pemantauan merupakan bahan untuk
melakukan evaluasi atas kebijaksanaan yang telah diambil oleh
pengambil keputusan berdasarkan laporan Andal, apakah tidak perlu
perbaikan atau penyempurnaan. Kalau dianggap perlu,
kebijaksanaan yang mana dan bagaimana caranya. masih banyak
lagi kerugian yang dialami dalam pengelolaan lingkungan apabila
aktivitas pemantauan lingkungan tidak dijalankan. Agar tidak salah
mengartikan mengenai arti dari pemantauan dalam Amdal, maka
pembahasan akan dimulai dengan pengerian dan definisi dari
pemntauan dalam analisis mengenai dampak lingkungan.
15.2.Tipe Pemantauan
Carley (1984) membagi pemantauan menjadi delapan tipe
sebagai berikut :
1. Inspeksi
Inspeksi adalah bentuk pemantauan yang paling sederhana,
yang merupakan penagwasan secara teratur pada tingkat-
tingkat aktivitas proyek yang diusulkan. Misalnya, apakah
prosedur pengamanan telah dilaksanakan, perubahan
lingkungan yang terlihat dengan mata tidak terjadi dan lain
sebagainya.
2. Pemantauan Perizinan
Pemantauan secara periodik berdasarkan fase-fase
pembangunan. Misalnya perizinan eksplorasi, perizinan
pembangunan, izin pengendalian pencemaran, izin membuang
bahan pencemar ke suatu areal (sungai, laut, sumur) dan lain
sebagainya.