Anda di halaman 1dari 10

EKONOMI POLITIK LINGKUNGAN HIDUP

Artikel ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Politik
Dosen Pengampu : Erma Ariyani, S.Sos, M.Sc

Disusun Oleh :
Aisya Yulianti 2010411120008
Fathur Rahman 2010411110010
Khairatunnisa 2010411220044
Meisya Alma Sonia 2010411120007
Noor Anita 2010411120017
Rahmatun Nisa 2010411120001
Shafa Az Zahra 2010411120002
Tri Apriliya Rahayu 2010411120004
Puput Sapitri 2010411120005

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2022
EKONOMI POLITIK LINGKUNGAN HIDUP

Pencemaran lingkungan menjadi salah satu masalah terbesar yang sedang dihadapi di
Indonesia terutama daerah pesisir pantai. Menurut Kemp, dalam buku Santos (1990 : 44)
bahwa pencemaran sebagai kontaminasi habitat, pemanfaatan sumber daya alam yang tidak
dapat terurai.

Kerusakan lingkungan dapat menghambat atau membalik pertumbuhan ekonomi, dimana


kerusakan lingkungan dapat mengerosi potensi-potensi bagi pembangunan. Lingkungan dan
pembngunan bukan tantangan yang terpisah, keduanya saling berkaitan tanpa dapat di tawar-
tawar lagi.

Salah satu akibat dari pencemaran lingkungan adalah dibuangnya limbah rumah tangga ke
laut. Bila limbah dibuang ke lingkungan sampai batas tertentu, lingkungan masih mampu
mengasimilasikannya dan mempertahankan kualitasnya.

Namun, apabila pembuangan limbah ke lingkungan terjadi terus menerus dan intensif, maka
lingkungan akan kehilangan kemampuan asimilasinya, dan akan ada kelebihan limbah di
lingkungan tempat kita hidup. Dengan demikian, lingkungan tidak mampu memenuhi fungsinya
sebagai penerima limbah, dan dapat merusak fungsinya bagi manfaat yang lain, juga dapat
mengganggu kemampuannya sebagai penyedia bahan baku dan penyedia fasilitas.

Perlu kesadaran semua pihak untuk turut menangani pencemaran lingkungan. Pemerintah
melalui kebijakan dan aturan harus mampu mengatur industri dalam pengolahan limbah baik
cair, kayu dan udara. Pihak industri pun harus menyadari peranan pencemarannya yang
sangat besar sehingga harus mau membangun pengolahan limbah.

Masyarakat pun harus mempunyai peranan yang sangat besar dalam pengolahan
limbah rumah tangga dan lingkungan sekitar sehingga kelestarian lingkungan baik udara,
tanah maupun air dapat terjaga dengan baik.

Pemanasan Global

Pemanasan global merupakan suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer laut, serta
daratan bumi. Peningkatan suhu permukaan bumi ini dihasilkan oleh adanya radiasi sinar
matahari menuju ke atmosfer bumi, kemudian sebagian sinar ini berubah menjadi energi panas
dalam bentuk sinar infra merah diserap oleh udara dan permukaan bumi.

Menurut Berge (2009), sektor industri bangunan merupakan sektor konsumsi sumber daya alam
dunia kedua terbesar setelah sektor industri makanan. Pelaku industri bangunan memiliki peran
penting dalam mengurangi dampak lingkungan akibat pemanasan global.

Menurut Ervianto (2010), dimulai dari tahap konstruksi hingga tahap operasional tidak dapat
terhindar dari pemanfaatan sumber daya alam yang jumlahnya semakin terbatas, belum lagi
dampak lain yang timbul dari penggunaan fasilitas bangunan serta pemilihan material bangunan
yang terkait dengan peningkatan suhu di bumi.

Pengertian Ekonomi Lingkungan

Ekonomi lingkungan adalah ilmu yang mempelajari tentang kegiatan manusia dalam
memanfaatkan lingkungan sedemikian rupa sehingga fungsi/peranan lingkungan dapat
dipertahankan atau bahkan dapat ditingkatkan dalam penggunaannya untuk jangka panjang.

Adapun yang dimaksud dengan lingkungan hidup seperti yang dimaksud dalam Undang-Undang
Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 23/1997 adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan, dan makhuk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
lainnya.

Seiring berkembangnya waktu dan semakin meningkatnya pembangunan demi meningkatkan


kesejahteraan manusia, ternyata fungsi atau peranan lingkungan mengalami penurunan dari
waktu ke waktu. Jumlah bahan mentah yang dapat disediakan lingkungan alami semakin
berkurang dan menjadi langka.

Kemampuan alam untuk mengelola limbah juga semakin berkurang karena terlalu banyaknya
limbah yang harus ditampung melebihi daya tampung lingkungan, dan kemampuan alam
menyediakan kesenangan juga semakin berkurang karena banyak sumber daya alam dan
lingkungan yang telah diubah fungsinya atau karena meningkatnya pencemaran (Suparmoko dan
Suparmoko, 2000).
Konsep Politik Lingkungan

Dinamika lingkungan adalah sebagai produk saling penguatan dari banyak susunan yang saling
berinteraksi dan proses dari pada lebih suatu desain. Dengan demikian, perbedaan yang
fundamental antara tabiat manusia dan lingkungan bermakna bahwa pemahaman peran suatu
masyarakat di dalam sistem lingkungan memerlukan bukan hanya pemahaman bagaimana
masyarakat telah berbuat di masa lampau, tetapi juga apa yang mereka rencanakan untuk masa
depan.

Menurut Vandana Siva (1993), akar krisis ekologis terletak pada kelalaian pihak penguasa dalam
menyingkirkan hak-hak komunitas lokal untuk berpartisipasi secara aktif dalam kebijakan
lingkungan.

Peterson mengatakan bahwa politik lingkungan adalah suatu pendekatan yang menggabungkan
masalah lingkungan dengan politik ekonomi untuk mewakili suatu pergantian tensi yang dinamik
antara lingkungan dan manusia, dan antara kelompok yang bermacam-macam di masyarakat baik
dalam skala individu lokal kepada transnasional secara keseluruhan.

Mengamati skala sosial lingkungan yang berbeda, politik lingkungan menjelaskan sekurangnya
tiga penelitian area yang berbeda. Pertama, penelitian ke dalam sumber yang kontektual
perubahan lingkungan yang menguji pengaruh lingkungan secara umum pada suatu negara,
hubungan antar negara, dan kapitalisme global. Kedua, area penelitian mencari tahu suatu lokasi
dari aspek-aspek yang khusus mengenai perubahan lingkungan, yaitu dengan studi suatu konflik
atas akses sember-sumber lingkungan. Ketiga, penelitian area ini menjelaskan jaringan politik
dari perubahan lingkugan atas hubungan sosio-ekonomi politik.

Realitas Pemanasan Global

Pemanasan global merupakan hal yang nyata dan benar-benar ada. Walaupun pada dasarnya
pemansan global tidak selalu mencangkup hal-hal yang bersifat fisik dan terlihat. Hakikat
realitas sendiri mencangkup berbagai pertanyaan, misalnya tentang apakah hanya objek fisik
yang nyata (fisikalisme), apakah realitas pada dasarnya tidak material, dan apakah entitas
hipotesisi yang tidak dapat diobservasi.
Banyak sekali faktor penyebab pemanasan global seperti, polusi udara, gas-gas pabrik, limbah
rumah tangga pembakaran bahan bakar fosil, seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam yang
melepaskan karbondioksida (CO2) dan gas lain yang disebut gas rumah kaca yang menyebabkan
Efek Rumah Kaca.

Efek rumah kaca merupakan istilah untuk panas yang terperangkap di dalam atmosfer bumi dan
tidak dapat menyebar. Terdapat enam jenis gas rumah kaca, yaitu Karbondioksida, Metana
(CH4), Nitrous Oksida (N2O), Hydroperfluorokarbon (HFCs), Perfluorokarbon (CFCs), dan
Sulfur Heksaflorida (SF6).

Limbah-limbah yang berasal dari aktivitas penduduk berpotensi sebagai sumber gas metana,
yang akan merusak lapisan ozon bumi karena gas metana termasuk gas-gas rumah kaca yang
dapat mengakibatkan perubahan iklim (WWF, n.d.).

Setiap rumah tangga membuang berbagai macam sampah dan terlalu banyak sampah yang
dihasilkan berbanding terbalik dengan kebijakan pengelolaan sampah. Kementrian Lingkungan
Hidup memperkirakan sampah yang dihasilkan per hari akan mencapai sekitar 90 ton/ tahun
pada tahun 2020.

Adapun dampak Pemanasan Global adalah sebagai berikut :

 Cuaca
 Perubahan Iklim yang tidak menentu
 Tinggi Permukaan Laut

Adapun dampak lain dari pemanasan global , antara lain :

1. Dampak ekstrim Sederhana


a) Dampak yang menguntungkan
 Bertambahnya produktivitas tanaman di daerah beriklim dingin
 Menurunnya risiko kerusakan tanaman pertanian oleh cekaman dingin
 Meningkatnya runoff yang berarti. meningkatnya debit aliran air pada daerah
kekurangan air
 Berkurangnya tenaga listrik untuk pemanasan
b) Dampak yang merugikan
 Meningkatnya tingkat kematian dan penyakit serius pada manula dan golongan
miskin perkotaan

2. Dampak ekstrim kompleks (seluruhnya merugikan)


 Berkurangnya produksi tanaman pertanian oleh kejadian kekeringan dan banjir
 Meningkatnya kerusakan bangunan oleh pergeseran batuan
 Meningkatnya risiko kebakaran hutan
 Meningkatnya risiko kehidupan manusia, epidemi penyakit infeksi
 Meningkatnya erosi pantai dan kerusakan bangunan dan infrastruktur pantai
 Meningkatnya kejadian kekeringan dan kebanjiran
 Meningkatnya kerusakan infrastruktur

Pencemaran Lingkungan Hidup

Kerusakan lingkungan dapat menghambat atau membalik pertumbuhan ekonomi, di mana


kerusakan lingkungan dapat mengerosi potensi - potensi bagi pembangunan. Lingkungan dan
pembangunan bukan tantangan yang terpisah, keduanya saling berkaitan tanpa dapat di tawar-
tawar lagi.

Yang menarik untuk diperhatikan adalah bahwa penggunaan sumber daya alam untuk masa yang
akan datang secara langsung berhubungan dengan imbangan antara penduduk dengan sumber
daya alam tersedia. Apabila penduduk membutuhkan terlalu banyak barang dan jasa maka akan
meningkatkan eksploitasi sumberdaya alam yang dapat mengakibatkan buruknya kondisi
lingkungan.

Peranan utama dari lingkungan sebagai pendukung kegiatan ekonomi dapat digolongkan ke
dalam tiga kategori yakni sebagai penyedia bahan baku, penerima sisa produksi/konsumsi
(limbah), dan penyedia fasilitas. Implikasi dari peran tersebut adalah bahwa lingkungan
merupakan komponen penting dari sistem ekonomi.
Artinya, bahwa tanpa adanya lingkungan maka sistem ekonomi tidak akan berfungsi. Ini
menyiratkan bahwa dalam sistem ekonomi, nilai lingkungan harus diperlakukan. Sama seperti
halnya perlakuan terhadap nilai aset yang lain (tenaga kerja dan modal) yakni sebagai aset
ekonomi. Ini berarti pula bahwa jika ekonomi ingin diperbaiki, maka kualitas sumberdaya alam
dan lingkungan perlu dipertahankan.

Kegiatan ekonomi dan bertambahnya jumlah penduduk menyebabkan munculnya masalah di


wilayah pesisir dan di perairan. Kerusakan sumber daya alam (SDA) diakibatkan
terjadinya ketidakseimbangan kekuasaan yang ditandai dengan adanya ketimpangan
kepentingan dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam.

Pencemaran di wilayah pesisir Kabupaten Batu Bara merupakan salah satu bentuk krisis
ekologi dan salah satu bentuk kerusakan sumber daya air laut yang disebabkan oleh
dibuangnya limbah rumah tangga ke laut. Akses dan pengawasan masyarakat terhadap
sumberdaya alam yang dekat merupakan alasan utama masyarakat membuang sampah
disekitar rumah maupun di laut tempat mereka tinggal.

Apabila di analisis menggunakan teori etika lingkungan, aktivitas membuang sampah ke


sungai oleh masyarakat daerah bantaran sungai yang menyebabkan pencemaran pesisir
merupakan bentuk etika antroposentrisme yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan manusia
semata, tanpa memperhatikan keberlanjutan lingkungan (Keraf, 2002).

Dampak yang sangat terlihat dari pencemaran lingkungan adalah berkurangnya ketersediaan
air bersih. Minimnya sarana pelayanan dan buruknya kualitas masyarakat pesisir harus
membeli air bersih tiap hari.

Tidak hanya itu, pencemaran sampah anorganik adalah pencemaran limbah kegiatan rumah
tangga seperti botol plastik dan kaleng yang sangat sulit terurai. Misalnya, untuk mengurai
satu botol plastik dibutuhkan waktu sekitar 450 tahun. Hal tersebut tentu membuat
kelestarian ekosistem laut semakin terancam. Limbah rumah tangga lain dapat berupa sisa
konsumsi makanan sehari-hari, air bekas mencuci pakaian, air bekas mandi dan air bekas
sanitasi.
Pencemaran tersebut akan ditandai dengan tingginya mikroba berbahaya yang
terkandung dalam air laut. Bertambahnya jumlah penduduk di daerah tersebut juga akan
mempengaruhi banyaknya limbah yang dihasilkan. Semakin banyak limbah rumah tangga
yang mengalir menuju laut maka air laut akan semakin tercemar.

Dengan demikian, pembangunan ekonomi yang mesti diterapkan adalah pembangunan yang
berwawasan lingkungan dalam arti tidak menguras sumber daya alam dan merusak lingkungan.
Dengan adanya kebijakan pembangunan ekonomi berguna untuk meningkatkan kesejahteraan
dalam arti yang seluas-luasnya, kegiatan pembangunan ekonomi selalu dipandang sebagai
bagian dari keseluruhan usaha pembangunan yang dijalankan oleh suatu masyarakat.

Pembangunan ekonomi hanya meliputi usaha sesuatu masyarakat untuk mengembangkan


kegiatan ekonomi dan meningkatkan pendapatan masyarakatnya, sedangkan keseluruhan usaha-
usaha pembangunan meliputi juga usaha-usaha pembangunan sosial, politik, dan kebudayaan.
Dengan adanya pembatasan tersebut, maka pengertian pembangunan ekonomi pada umumnya
didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan terjadinya kenaikan pendapatan per kapita
penduduk suatu masayarakat dalam jangka panjang.

Strategi Global Penyelamatan Lingkungan Hidup

Strategi global adalah salah satu bentuk perusahaan multinasional (multinasional enterprise/
MNE) srategi yang menjadi (treats) negara di seluruh dunia sebagai sebuah pasar global (global
marketplace).

Seperti Unilever yang merupakan perusahaan multinastional (MNC) penghasil barang pakai
sehari-sehari. Unilever sebagai strategi global hal itu bisa menjadi masalah besar sebab
meningkatnya produk-produk Unilever yang digunakan oleh masyarakat, berdampak pada
jumlah limbah pasca penggunaan oleh konsumen juga ikut meningkat.

Maka dari itu Unilever membuat suatu program yang mampu membantu menangani masalah
yang ada di lingkungan di Indonesia seperti sampah rumah tangga, domestik dan lain lain nya
melalui program Green and Clean. Melalui program Unilever Green and Clean ini, Unilever
berusaha ikut serta membantu menangani masalah lingkungan guna mengedukasi masyarakat
tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan alam di Indonesia.
Adapun strategi yang dapat digunakan adalah dengan environmentalisme. Environtalisme
merupakan gerakan sosial kaum penyelamat lingkungan hidup. Perspektif environmental didasari
oleh adanya green movement, yakni kesadaran bahwa perkembangan globalisasi berdampak
buruk bagi lingkungan. Selain itu juga diperlukan gerakan-gerakan pelestarian dan konservasi
lingkungan agar pencemaran lingkungan dari hasil limbah rumah tangga tidak semakin banyak
dan merugikan lingkungan sekitar.

Kesimpulan

Ekonomi lingkungan adalah ilmu yang mempelajari tentang kegiatan manusia dalam
memanfaatkan lingkungan sedemikian rupa sehingga fungsi/peranan lingkungan dapat
dipertahankan atau bahkan dapat ditingkatkan dalam penggunaannya untuk jangka panjang.

Pencemaran lingkungan menjadi salah satu masalah terbesar yang sedang dihadapi di
Indonesia terutama daerah pesisir pantai.

Salah satu permasalahan lingkungan ini adalah pemanasan global yaitu suatu proses
meningkatnya suhu rata-rata atmosfer laut, serta daratan bumi. Peningkatan suhu permukaan
bumi ini dihasilkan oleh adanya radiasi sinar matahari menuju ke atmosfer bumi, kemudian
sebagian sinar ini berubah menjadi energi panas dalam bentuk sinar infra merah diserap oleh
udara dan permukaan bumi.

Kerusakan lingkungan dapat menghambat atau membalik pertumbuhan ekonomi, di mana


kerusakan lingkungan dapat mengerosi potensi – potensi bagi pembangunan. Semakin tinggi
pertumbuhan ekonomi, maka kebutuhan akan sumber daya alam akan semakin meningkat.

Dengan demikian, pembangunan ekonomi yang mesti diterapkan adalah pembangunan yang
berwawasan lingkungan dalam arti tidak menguras sumber daya alam dan merusak lingkungan.
Untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi kita memerlukan strategi global. Adapun
strategi yang dapat digunakan adalah dengan environmentalisme. Environtalisme merupakan
gerakan sosial kaum penyelamat lingkungan hidup. Perspektif environmental didasari oleh
adanya green movement, yakni kesadaran bahwa perkembangan globalisasi berdampak buruk
bagi lingkungan. Selain itu juga diperlukan gerakan-gerakan pelestarian dan konservasi
lingkungan agar pencemaran lingkungan dari hasil limbah rumah tangga tidak semakin banyak
dan merugikan lingkungan sekitar.

DAFTAR PUSTAKA

berylele.blogspot.com, “Hubungan Ekonomi dan Lingkungan”, 21 Februari 2017,


http://berylele.blogspot.com/2017/02/hubungan-ekonomi-dan-lingkungan.html?m=1 (15
Februari 2022)

Harmoni, A. (2005, August). Dampak Sosial Ekonomi Perubahan Iklim. In Proceeding, Seminar
Nasional PESAT 2005. Universitas Gunadarma.

Hasan, M., & Azis, M. (2018). Pembangunan Ekonomi & Pemberdayaan Masyarakat: Strategi
Pembangunan Manusia dalam Perspektif Ekonomi Lokal.

Hidayat, A. (2017). Konstruksi gerakan sosial: efektivitas gerakan lingkungan hidup global.
Jurnal administrative reform, 5(2), 56-68.

HIDAYAT, H. (2019). ANALISIS PERATURAN DAERAH NOMOR 9 TAHUN 2016 PADA


PENGELOLAAN LIMBAH KULIT DALAM KONSEP POLITIK LINGKUNGAN DI
KOTA TASIKMALAYA (Doctoral dissertation, Universitas Siliwangi).

https://m.merdeka.com/jabar/mengenal-yang-dimaksud-pemanasan-global-berikut-penyebabnya-
kln.html?page=2

Lubis, A. I. F. (2019). Analisis Dampak Pencemaran Lingkungan Terhadap Faktor Sosial


Ekonomi Pada Wilayah Pesisir Di Desa Pahlawan Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten
Batu Bara. Jurnal Abdi Ilmu, 11(2), 94-116.

Sumakul, B. (2014). Valuasi Ekonomi Kawasan Karst Gunung Sewu, Desa Pacarejo, Kecamatan
Semanu, Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013. Jurnal Ilmu Ekonomi, 1-13

Viyanto, Y. A. (2017). Evaluasi Pemanfaatan Green Material Berdasarkan Greenship Rating


Tools Pada Proyek Konstruksi DI Yogyakarta (Doctoral Dissertation, Uajy).

Anda mungkin juga menyukai