Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada saat ini, topik tentang perubahan iklim bumi menjadi isu yang selalu

diangkat dalam pertemuan internasional. Dimulai dari Persetujuan Paris (Paris

Agreement) yang merupakan bagian dari Konvensi Kerangka Kerja Perubahan

Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa atau United Natios Framework Convention on

Climate Change (UNFCCC) pada 12 Desember 2015. Persetujuan ini kemudian

dinegosiasikan oleh 195 perwakilan negara-negara pada Konferensi Perubahan

Iklim PBB ke-21 di Paris, Perancis. Sampai Juli 2021, Perjanjian Paris telah

ditandantangani oleh 197 negara dan diratifikasi oleh 195 negara, termasuk

Indonesia.

Persetujuan Paris merupakan dokumen perjanjian global negara-negara di

dunia mengenai kewajiban negara untuk turut serta melakukan kontribusi

penurunan kenaikan suhu global. Persetujuan Paris bersifat mengikat secara

hukum dan diterapkan semua negara (legally binding and applicable to all)

dengan prinsip tanggung jawab bersama yang dibedakan dan berdasarkan

kemampuan masing-masing (common but differentiated responsibilities and

respective capabilities), dan memberikan tanggung jawab kepada negara maju

untuk menyediakan dana, peningkatan kapasitas, dan alih teknologi kepada negara

berkembang

1
2

UU No. 31 Tahun 2009 mendefinisikan perubahan iklim sebagai proses

yang disebabkan baik itu secara langsung maupun tidak langsung yang dapat

dipengaruhi oleh aktivitas manusia yang berakibat pada perubahan komposisi

atmosfer secara global dan perubahan variabilitas iklim alamiah yang diamati

dalam kurun waktu tertentu serta dapat dibandingkan.

Pada umumnya perubahan iklim ditandai dengan terjadinya kenaikan suhu

udara dipermukaan bumi dan naiknya paras permukaan laut. Indonesia memiliki

variabilitas unsur iklim curah hujan yang lebih besar dibanding unsur iklim

lainnya seperti suhu,tekanan, dan kelembaban udara (Qodrita dan Berliana, 2006).

Bukti dari terjadinya perubahan iklim telah jelas dapat dirasakan pada saat

ini yang ditandai dengan meningkatnya suhu global yang disertai perubahan cuaca

juga iklim. Banyak tempat yang mengalami perubahan curah hujan. Hal ini

mengakibatkan banjir lebih besar, kekeringan, hujan intens, gelombang panas

lebih sering, bahkan lebih parah yang dapat menyebabkan korban jiwa. Lautan,

gletser telah mengalami beberapa perubahan pula seperti suhu air laut makin

panas, laut menjadi asam, puncak gunung es mencair, kenaikan permukaan air

laut yang menyebabkan beberapa pulau mengilang dan tenggelam

Perubahan iklim dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan

faktor eksternal. Faktor internal merupakan proses interaksi alami antara gas-gas

tak terlihat yang terjadi di atmosfer bumi. Sedangkan faktor eksternal merupakan

pengaruh yang ditimbulkan oleh aktivitas manusia yang berupa gas-gas yang

dapat mengganggu keseimbangan interaksi di atmosfer bumi. Manusia berperan


3

menjadi penyebab perubahan iklim, bahkan sebagain besar dari kerusakan

lingkungan dan alam yang terjadi disebabkan akibat ulah manusia.

Berdasarkan penelusuran di internet, perubahan iklim memiliki dampak

yang luas terhadap lingkungan dan kehidupan manusia karena iklim yang stabil

sangat penting bagi aspek kehidupan. Namun, apabila iklim mengalami kenaikan

dari keadaan normal tentunya akan mengakibat berbagai perubahan mulai dari

perubahan pola cuaca yang memengaruhi kesehatan manusia.

Salah satu kasus akibat dari perubahan iklim terhadap manusia adalah

penyakit saluran pernapasan. Penyakit ini disebabkan oleh polusi udara yang lebih

tinggi dalam cuaca ekstrem. Seperti kebakaran hutan yang sering terjadi dapat

memperburuk masalah kesehatan pernapasan seperti asma dan penyakit paru

obstruktif kronis (PPOk).

Indonesia merupakan salah satu negara yang terkena dampak akibat

perubahan iklim. Banjir, kekeringan panjang, tanah longsor, kebakaran hutan

yang terjadi di Indonesia berkaitan dengan terjadinya perubahan iklim di dunia.

Hal tersebut diutarakan Dirjen SDA, Iwan Nursyirwan pada acara Konferensi

Perubahan Iklim (UN Climate Change Conference 2007) di Nusa Dua, Bali.

Dalam Presentasi Dirjen SDA, Iwan Nursyirwan, pada kegiatan Paralel

Events Konferensi Perubahan Iklim (UN Climate Change Conference 2007)

disebutkan bahwa umumnya perubahan iklim yang terjadi di Indonesia berkisar

pada penggundulan hutan secara besar-besaran, kebakaran hutan, kerusakan lahan

rawa dan hilangnya serapan karbondioksida. Strategi yang dapat dilakukan untuk
4

menghadapi perubahan iklim adalah pengembangan dan perbaikan jaringan

irigasi, manajemen pengelolaan bencana alam terpadu, membangun infrastruktur

dan melindungi pantai dari potensi kerusakan akibat abrasi dan naiknya

permukaan laut hingga kampanye publik

Peneliti Pusris Iklim dan Atmosfer Erma Yulihastin menyampaikan, pada

Januari 2023 European Centre for Medium-Range Weather Forecasts (ECMWF)

menyatakan pemanasan global diperkirakan mencapai 1,21oC. Dalam 30 tahun,

pemanasan global ini dapat berlanjut hingga mencapai 1,5oC pada Maret 2023. Ia

menjelaskan perubahan Iklim di Indonesia memiliki dampak dan efek yang

berbeda di setiap wilayah di Indonesia.

Berdasarkan data hasil penelitian tim peneliti BRIN, sekaligus untuk

pengembangan model dalam Kamajaya, telah terjadi perubahan klimatologis di

Indonesia selama kurun waktu 19 tahun terakhir. yaitu 2001-2019. Durasi musim

hujan lebih panjang di beberapa wilayah selatan di Indonesia, di antaranya adalah

wilayah 1 di Sumatera Selatan dan Kalimantan serta sebagian wilayah di selatan

Pulau Sulawesi selama 49 hari. Sementara, di Lampung dan bagian barat Pulau

Jawa durasi musim hujan berlangsung lebih panjang 12 hari, ungkap Erma. Hari-

hari kering mengalami peningkatan selama musim hujan untuk wilayah selatan

Indonesia, ujarnya dalam Webinar Hari Meteorologi Dunia Ke-73 pada Selasa

(28/03). Hasil kajian tersebut saat ini dalam proses review di Jurnal Remote

Sensing Application: Society and Enviroment.


5

Perubahan iklim ini mengakibatkan terjadinya Badai Vorteks dan Siklon

Tropis, di selatan Nusa Tenggara Timur, sehingga dampaknya meningkatkan

hujan dan menimbulkan banjir di Madura dan wilayah Jawa Timur lainnya. Selain

itu, adanya penghangatan suhu permukaan laut di Laut Jawa di utara Jakarta. Di

sisi lain, suhu permukaan laut yang mendingin terbentuk di Laut China Selatan

telah menciptakan tekanan tinggi. Pendinginan suhu laut itu disebut juga dengan

istilah cold tongue, tuturnya.

Pendidikan sains merupakan salah satu aspek penting dalam pembentukan

pemahaman dan kesadaran siswa terhadap lingkungan sekitar mereka. Di tingkat

pendidikan dasar, seperti sekolah dasar (SD), penting bagi siswa untuk

memperoleh pengetahuan dasar tentang sains melalui metode yang menyenangkan

dan menarik perhatian mereka.

Salah satu cara efektif untuk memperkenalkan konsep pembelajaran sains

kepada siswa sekolah dasar yaitu melalui penggunaan media pembelajaran yang

tepat. Maka dari itu pada buku board book atau biasa disebut dengan nama lain

buku papan merupakan salah satu media yang sangat cocok digunakan oleh siswa

sekolah dasar karena tahan lama, mudah digunakan, fleksibel dan menarik bagi

siswa dalam proses belajar mereka.

Ekosistem adalah tema atau topik yang penting dan signifikan dalam

pembelajaran sains di tingkat sekolah dasar. Karena didalam topik tersebut siswa

perlu memahami hubungan antara makhluk hidup dan lingkungan tempat tinggal

mereka. Dengan mempelajari topik ekosistem, siswa lebih bisa mengembangkan


6

pemahaman tentang pentingnya menjaga lingkungan dan menjaga keseimbangan

alam.

Sekolah dasar negeri (SDN) 03 Batusangkar merupakan salah satu sekolah

yang berkomitmen untuk menigkatkan kualitas pendidikan sains bagi siswa

mereka. Namun, mereka masih membutuhkan sumber daya dan media

pembelajaran yang memadai untuk mencapai tujuan ini. Oleh karena itu, penulis

mengangkat topik pembuatan buku board book dengan tema ekosistem akan

menjadi salah satu langkah yang tepat sebagai sarana peningkatan literasi sains

siswa sekolah ini.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah SD Negeri 03

batusangkar yaitu menjelaskan bahwa, untuk ketersediaan bahan bacaan di

pepustakaan SD Negeri 03 Batusangkar yang terbilang masih minim. Hal ini

dilihat dari jumlah koleksi buku di perpustakaan tersebut yang kurang memadai

untuk bisa dibaca oleh siswa sekolah tersebut. Apalagi buku dengan tema

ekosistem belum ada di perpustakaan tersebut. Koleksi buku yang ada di

perpustakaan tersebut hanya di isi oleh beberapa buku pelajaran dan buku bacaan

tentang bidang pertanian.

Permasalahan diatas menjadi salah satu hal yang melatarbelakangi dalam

mengangkat judul tugas akhir mengenai pembuatan board book dengan tema

ekosistem sebagai media literasi sains untuk siswa sekolah SD Negeri 03

Batusangar
7

Maka dari itu, berdasarkan permasalahan diatas pada kesempatan ini

dilakukan lah pembuatan board book tentang ekosistem untuk siswa SD Negeri

03 Batusangkar dengan membuat makalah serta produk "Pembuatan Board

Book dengan Tema Ekosistem sebagai Media Literasi Sains untuk Siswa SD

Negeri 03 Batusangkar” oleh karena itu diharapkan dengan adanya board book

ini siswa sekolah SD Negeri 03 Batusngkar dapat mengenal tentang perubahan

iklim dan mengimplementasikan pada kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu

diharapkan dengan adanya pembuatan board book ini siswa sekolah SDNegeri 03

Batusangkar lebih tahu dan lebih mudah dalam mencari informasi tentang

ekosistem dalam bentuk bahan bacaan.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian sebelumnya dapat dikembangkan permasalahan yang

diteliti dalam penelitian ini yaitu: (1) Bagaimana proses pembuatan board book

dengan tema ekosistem sebagai media literasi sains untuk siswa SD Negeri 03

Batusangakar?; (2) Bagaimana hasil uji coba produk board book di SD Negeri 03

Batusangkar?.

C. Tujuan Penulisan

Sesuai dengan latar belakang diatas, maka tujuan penulisan makalah tugas

akhir ini adalah: (1) mendeskripsikan proses pembuatan tentang board book

dengan tema ekosistem di SD Negeri 03 Batusangkar terhadap informan; (2)

mendeskripsikan hasil uji coba produk board book di SD Negeri 03 Batusangkar.


8

D. Manfaat Penelitian

Penulisan makalah Tugas Akhir ini diharapkan dapat memberikan manfaat

yang berarti bagi: (1) bagi penulis, mengetahui dan menambah pengetahuan,

wawasan dan informasi tentang bagaimana proses pembuatan board book dengan

tema ekosistem sebagai media literasi sains untuk siswa SD Negeri 03

Batusangkar; (2) bagi siswa, untuk mempermudah siswa dalam menemukan

informasi dan bacaan tentang ekosistem

E. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Board Book

Buku papan (board book) adalah jenis buku anak-anak yang terbuat dari

bahan tahan lama seperti karton tebal atau papan yang digunakan untuk halaman

buku. Mereka biasanya memiliki halaman yang tebal dan kokoh agar tahan

terhadap tangan kecil yang belum terampil dalam membalik halaman buku dengan

lembut. Buku papan sering digunakan untuk buku-buku anak-anak yang berisi

gambar-gambar besar, warna-warni, dan teks yang sederhana, sehingga cocok

untuk anak-anak prasekolah yang sedang belajar membaca dan menjelajahi buku-

buku pertama mereka. Buku papan populer dalam literatur anak-anak karena daya

tahan mereka yang baik dan daya tarik visual yang kuat.

Menurut definisi Asosiasi Perpustakaan amerika (2008) board Book

adalah Buku secara khusus ditulis dan diberi ilustrasi untuk anak hingga berusia

12-13 tahun. Termasuk ke dalam kategori ini adalah buku nonfiksi dan novel
9

untuk remaja.Bruno Bettheim (2011), menyebutkan bahwa cerita yang menarik

untuk anak haruslah merangsang imajinasi, membantu mengembangkan

kecerdasan, menjernihkan emosi, dan menyesuaikan diri dengan kecemasan

ketika ia dihadapkan pada pencarian jalan keluar. Cerita untuk anak selayaknya

berkaitan dengan anak, misalnya saja dongeng-dongeng yang merefleksikan

pandangan anak tentang dunia.

Menurut Repository Unpas Buku yang terbuat dari karton tebal yang

membuat buku ini tidak robek meski sering dimainkan oleh anak. Kukuhnya

halaman board book inilah yang menjadi keistimewaan utamanya. Tulisan di buku

jenis ini biasanya hanya satu-dua kalimat per halaman, membuatnya lebih cocok

sebagai teman bermain bayi dan balita

Dapat disimpulkan bahwa board book adalah Board book adalah sebuah

buku khusus untuk anak-anak yang terbuat dari karton tebal. Mereka dirancang

dengan halaman-halaman yang tahan lama, cocok untuk tangan-tangan kecil anak-

anak, dan sering berisi gambar-gambar cerah serta cerita yang disesuaikan untuk

tahap perkembangan awal. Board book digunakan untuk mengenalkan anak-anak

pada dunia membaca, belajar huruf, angka, bentuk, dan konsep dasar lainnya

dengan cara yang interaktif dan tahan lama.

2. Fungsi Board Book

Board book memiliki peranan penting dalam dunia literasi anak-anak

karena berbagai alasan yang berkontribusi pada pengembangan dan pendidikan

anak-anak. Adapun fungsi board book menurut Well Being with Alysia (2022)
10

Boardbook mempunyai banyak manfaat. Buku papan dapat digunakan untuk

memperkenalkan topik atau memperluas pembelajaran dan minat anak. Buku

papan membantu anak-anak mengembangkan keterampilan pra-membaca, seperti

pengenalan huruf dan diskriminasi suara. Mereka juga memberikan landasan bagi

perkembangan bahasa awal. Selain itu, board book dapat meningkatkan bonding

antara orang tua dan anak serta menumbuhkan kecintaan membaca.

Menurut pendapat Evita Ar (2019) Board book merupakan buku yang

sampul dan isinya menggunakan kertas keras hampir sulit disobek, sedangkan

concept book adalah buku yang isinya membahas konsep tertentu semisal buku

alfabet, buku tentang warna, perasaan, lawan kata, dan sebagainya yang umum

digunakan untuk edukasi dini.

Menurut Mandira (2018) manfaat Board Book antara lain Pertama,

menumbuhkan rasa cinta buku dan minat baca pada anak. Kemudian

menstimulasi dan mendukung perkembangan otak, mengembangkan kemampuan

berbahasa atau berbicara, memberinya pengetahuan dasar tentang alam di

sekitarnya, menciptakan kebahagiaan di masa pertumbuhannya.

Berdasarkan pendapat diatasa dapat disimpulkan bahwa fungsi dari board

book bagi anak adalah buku yang berisikan materi yang mudah dimengerti oleh

anak sehingga dapat membantu perkembangan anak. Mulai dari kemampuan anak

untuk berbahasa maupun berbicara dalam kehidupan sehari-hari.

3. Perancangan Board Book


11

Salah satu pengertian mengenai buku cerita bergambar menurut Rothlein

dan Meinbach (1991) yaitu buku cerita yang disajikan dengan menggunakan teks

dan ilustrasi atau gambar yang biasanya ditujukan kepada anak-anak.

Menurutnya, dengan buku cerita bergambar yang baik, anak-anak akan terbantu

dalam proses memahami dan memperkaya pengalaman dari cerita. Berkaitan

dengan itu, Stewing (dalam Hafid, 2002:82) menjelaskan bahwa buku cerita

bergambar adalah sebuah buku yang mensejajarkan antara cerita dengan gambar.

Kedua elemen itu saling melengkapi untuk menghasilkan suatu cerita.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) perancangan adalah

proses,cara, perbuatan merancang. Berdasarkan penjelasan tersebut, perancangan

dapat diartikan sebagai suatu proses yang menentukan objek, cara, tujuan, hingga

segala tindakan terkait dalam pencapaiannya. Seperti halnya dengan mendesain,

merancang atau perancangan mempunyai arti yang sama. Istilah-istilah serupa

sering digunakan dari zaman dahulu hingga sekarang. Sebuah perancangan

melibatkan aktivitas pengambilan keputusan yang akan membawa ke tujuan

tertentu. Adapun tahapan perancangan yaitu:

Pertama, penentuan tujuan (misi), Dalam perancangan tujuan atau misi

berfungsi sebagai landasan utama atau batasan yang memagari tindakan

selanjutnya agar segala sesuatu terarah menuju tujuan atau misi tersebut. Karena

itulah tujuan atau misi harus ditentukan paling awal, sehingga langkah selanjutnya

dapat terorganisir berbasis tujuan tersebut.


12

Kedua, penentuan objek (media), Setelah tujuan ditentukan, langkah

selanjutnya yang dilakukan adalah menentukan objek yang akan menjadi media

untuk mencapai tujuan tersebut. Pemilihan objek harus dilakukan secara seksama

sehingga tujuan dapat tercapai secara efektif serta efisien.

Ketiga, Penentuan strategi, Strategi dibutuhkan sebagai bagaimana (how)

mencapai tujuan tersebut. Penentuan strategi meliputi kegiatan perencanaan

pembuatan objek, saluran/sarana, media, dan kegiatan promosi dalam rangka

mencapai tujuan

Keempat, Penentuan dasar/landasan/pemahaman umum, Dalam upaya

melaksanakan strategi, diperlukan sebuah pemahaman umum agar terjadi suatu

koordinasi yang baik. Dasar/landasan/pemahaman umum ini berfungsi sebagai

pegangan agar segala aktivitas yang dilakukan mencapai tujuan seefisien dan

seefektif mugkin

Kelima, Penentuan tata cara, Penentuan tata cara adalah proses

menentukan cara dengan lebih spesifik.langkah ini dilakukan untuk mengurangi

resiko terjadinya aktivitas tidak perlu yang dapat mengurangi efisiensi

perancangan. Langkah ini dapat jugadisebut sebagai penentu deskripsi kerja.

4. Ekosistem

An ecosystem includes the plants and animals that live in a given area

together with their physical surroundings (Trefil, 2000: 454). Artinya ekosistem

termasuk di dalamnya tumbuhan dan hewan yang hidup di daerahtertentu

bersama-sama dengan lingkungan fisik mereka. Ekosistem adalah sebuah sistem


13

ekologi yang dibentuk dari hubungan timbal balik antara mahkluk hidup dengan

ligkungannya. Dalam sebuah ekosistem terdapat tatanan kesatuan utuh dan

menyeluruh antara unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2017

tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, ekosistem adalah tatanan unsur

lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling

mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas

lingkungan. I Gusti Ayu (2014: 381-382) mengemukakan bahwa ekosistem adalah

kesatuan lingkungan hidup tempat berlangsungnya hubungan timbal balik

(interaksi) antara makhluk hidup dengan lingkungannya.

Alam terdapat organisme hidup (makhluk hidup) dengan lingkungannya

yang saling berinteraksi dan berhubungan erat tak terpisahkan dan mempengaruhi

satu sama lain yang merupakan suatu sistem. Di dalam sistem tersebut terdapat

dua aspek penting yaitu arus energi (aliran energi) dan daur materi atau disebut

juga daur mineral atau siklus mineral atau siklus bahan. Aliran energi dapat

terlihat pada struktur makanan, keragaman biotik. Sistem tersebut disebut

ekosistem (Zoer’aini, 2014: 27).

Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas, ekosistem adalah suatu

lingkungan yang didalamnya terdapat komponen biotik dan abiotik yang saling

berinteraksi atau melakukan hubungan timbal balik sehingga terjadi aliran energi

dan materi.
14

a. Literasi Sains

Dalam kehidupan sehari-hari, diperlukan kemampuan berliterasi untuk

mencapai tujuan tertentu. Biasanya, kemampuan literasi ini digunakan dalam

pembelajaran atau pendidikan. Ada berbagai kemampuan literasi yang harus

dikuasai, tergantung studi apa yang dipelajari oleh orang tersebut.

Menurut Organization for Economic Cooperation and Development

(OECD ) dalam Kemendikbud 2017 menyatakan bahwa literasi sains merupakan

pengetahuan dan juga kecakapan ilmiah yang mampu melakukan identifikasi

pertanyaan, memeroleh pengetahuan baru, menjelaskan fenomena ilmiah, dan

juga mengambil simpulan berdasarkan fakta, memahami karakteristik sains,

bagaimana kesadaran sains dan teknologi membentuk lingkungan alam,

intelektual, dan budaya, serta kemauan untuk terlibat dan peduli terhadap isu-isu

yang terkait sains.

Menurut Ibrahim, dkk (2017: 8), literasi sains yaitu pengetahuan dan

kecakapan yang ilmiah agar memperoleh pengetahuan baru, mampu

mengidentifikasi pertanyaan, dapat menjelaskan fenomena ilmiah, intelektual dan

budaya, dapat memberikan kesimpulan berdasarkan fakta, memahami

karakteristik sains, serta kemauan untuk peduli dan terlibat dalam isu yang

berhubungan dengan sains. Sanjaya, Maridi, dan Suciati mengatakan bahwa

literasi sains merupakan kemampuan untuk menggunakan pengetahuan dan

prinsip ilmiah untuk memahami lingkungan dan menguji hipotesis juga

merupakan bentuk literasi sains.


15

Bagi siswa sekolah dasar, literasi sains merupakan kemampuan untuk

memahami, menggunakan, dan mengkomunikasikan konsep-konsep sains dan

pengetahuan tentang alam semesta. Literasi sains pada tingkat dasar membantu

siswa mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang dunia di sekitar

mereka dan mengajarkan mereka bagaimana cara berpikir secara kritis dan ilmiah.

Windyariani (2017) menuturkan bahwa literasi sains erat hubungannya

dengan perkembangan perekonomian suatu negara. Masyarakat yag objektif,

berproses, dan memiliki kemampuan sains yang mumpuni akan mencetak tenaga

ahli yang handal, ilmuwan, insinyur, dan profesor yang mampu meningkatkan

perekonomian negaranya.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa literasi

sains merupakan pengetahuan dan juga kecakapan ilmiah yang didalamnya

melibatkan kemampuan untuk memahami, menggunakan, dan

mengkomunikasikan konsep-konsep sains yang nantinya dapat membantu

kehidupan sehari-hari

b. Uji Coba Produk

Uji coba merupakan suatu syarat yang harus dilakukan peneliti, dimana

sebelum produk tersebut disebarluaskan kepada masyarakat, produk tersebut

harus dilakukan uji coba terlebih dahulu untuk mengetahui apakah produk

tersebut layak dilakukan atau tidak.


16

Menurut Pulistjkanov (2008) uji coba model atau produk bertujuan untuk

mengetahui apakah produk yang dibuat layak digunakan atau tidak. Uji coba

sasaran dan tujuan. Model atau produk yang baik memenuhi 2 kriteria yaitu,

kriteria pembelajaran yakni bahwa produk memang sesuai materi dan menunjang

tujuan pembelajaran, sedangkan kriteria penampilan berupa kemudahan

menggunakan produk, dan produk memiliki penampilan yang baik bagi

penggunanya.

Menurut Fauziah (2012) uji coba dalam dua langkah, yaitu langkah

pertama uji coba terbatas dan langkah kedua uji coba luas. Pelaksanaan uji coba

jumlah sumber data yang membedakan kedua uji coba tersebut. Uji model

merupakan pengujian dari produk yang dikembangkan oleh pembuat produk. uji

coba model ini memberikan evaluasi terhadap suatu produk guna menjadi produk

yang dapat digunakan sesuai kebutuhannya

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa uji coba

produk yaitu sebelum melakukan penyebaran produk maka dilakukan uji coba

produk untuk mengetahui apa produk layak digunakan atau tidak. Produk yang

baik harus memenuhi tiga kriteria yakni, kriteria pembelajaran, kriteria

pengetahuan dan kriteria penampilan. Maka dengan itu suatu produk dapat

memenuhi kebutuhan informasi dari informan.


17

F. Metode Penulisan

1. Jenis Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan ini mengguakan metode

penulisan deskrptif dengan pendekatan kualitatif. Nazir (2011:54) menyatakan

bahwa metode penelitian deskriptif adalah metode dalam penelitian status

kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, maupun

satu kabar peristiwa pada manusia sekarang. Penelitian ini dimaksudkan untuk

menggambarkan suatu objek secara sistematis, tentang fakta-fakta yang diselidiki

yakni mengenai pengetahuan tentang ekosistem di Sekolah Dasar Negeri 03

Batusangkar.

2. Objek Kajian

Lokasi yang menjadi tempat observasi dan penelitian dari penulis yaitu

dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 03 Batusangkar. Objek penelitiannya adalah

terkait pengetahuan siswa terhadap ekosistem di Sekolah Dasar Negeri 03

Batusangkar.

3. Pengumpulan Data

Pada tahapan ini, dengan melakukan pengumpulan data yang diperlukan

dalam pembuatan sebuah produk board book dengan itu maka penulis dapat

menentukan suatu bentuk data yang akan dikumpulkan dalam pembuatan produk

board book. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
18

disesuaikan dengan tujuan penelitian. Adapun teknik dalam pengumpulan data

yaitu: (a) wawancara, yaitu peneliti melakukan proses tanya jawab dengan

narasumber yaitu kepala sekolah Sekolah Dasar Negeri 03 Batusangkar. (b)

Observasi, merupakan pengumpulan data dengan cara langsung ke lapangan yaitu

melakukan pengamatan langsung. Data mengenai ekosistem yang ada di Sekolah

Dasar Negeri 03 Batusangkar; (c) Dokumentasi, untuk mengambil gambar atau

foto perpustakaan untuk mendeskripsikan hasil penelitian. Sebelum melakukan

wawancara terlebih dahulu membuat kisi-kisi instrument penelitian sebagai

berikut:

Tabel 1. Tabel Kisi-Kisi Wawancara

NO Variabel Indikator

1 Hakikat terkait pengetahuan mengenai 1.Gambaran bumi yang hijau


ekosistem yang ada di Sekolah Dasar
Negeri 03 Batusangkar. 2. Proses terjadinya perubahan
iklim

3. Dampak Perubahan iklim

4.Tindakan pencegahan
tentang perubahan iklim

2 Rancangan Isi Pembuatan Board Book 1.Gambaran umum mengenai


kondisi bumi yang hijau

2. Proses terjadinya perubahan


iklim

3. Dampak Perubahan iklim

4.Tindakan pencegahan
tentang perubahan iklim
19

4. Tahapan Kerja

Data yang telah ditemukan dan dikumpulkan akan dianalisis dengan

mendeskripsikan hasil yang telah diperoleh dari wawancara, observasi, dan

dokumentasi yang telah dilakukan. Maka dari itu diperlukan kesimpulan dalam

melakukan pelaksanaan dari alur tahapan kerja dalam pembuartan board book

yang akan dibutuhkan oleh penggguna. Berikut alur tahapan dalam membuat

board book dengan tema ekosistem yang ada di SD Negeri 03 Batusangkar.

v Mencari Sumber Yang Buku


Dibutuhkan

Penelitian Online

Pengumpulan Wawancara
Informasi

Observasi

v Mencari Sumber Yang


Dibutuhkan

Penataan Tulisan Dan


Gambar

Mencetak Buku

Gambar 1. Alur Pembuatan Board Book


20

Gambar 1 merupakan alur pembuatan board book yang dilakukan penulis

selama proses pembuatan board book. Langkah-langkah yang dilakukan penulis

adalah sebagai berikut: Pertama, penulis mencari dan menelusuri sumber dan

mengumpulkan informasi yang dibutuhkan guna dapat mengetahui informasi yang

akan dijadikan produkj. Kedua, penulis melakukan wawancara dan observasi

terhadap data yang akan dijadikan informasi. Ketiga, setelah melakukan

pengumpulan informasi tersebut maka penulis melakukan penataan tulisan dan

gambar. Keempat, setelah melakukan melakukan penataan tulisan dan gambar

maka disusun buku tersebut dengan susunan yang benar agar terlihat lebih

foormal dalam board book. Keenam, pengemasan terhadap produk board book.

Ketujuh, penyebarluasan board book kepada para informan.

Anda mungkin juga menyukai