Oleh
Nama : Nurfauzul
Nim 3121009
November, 2022
Penulis
1
DAFTAR ISI
Cover ..........................................................................................................................i
Kata Pengantar .........................................................................................................1
Daftar Isi ....................................................................................................................2
Bab I Pendahuluan ...................................................................................................3
1.1. Latar Belakang ..............................................................................................3
1.2. Rumusan Masalah .........................................................................................4
1.3. Tujuan Penulisan ...........................................................................................4
Bab II Pembahasan ...................................................................................................5
2.1. Pemanasan Global .........................................................................................5
2.2. Iklim dan Perubahan Iklim ............................................................................6
2.3. Faktor Penyebab Perubahan Iklim ................................................................7
2.4. Efek Pemanasan global dan Perubahan Iklim Pada Kesehatan .....................8
2.5. Kebijakan Pemerintah Indonesia Menangani Perubahan Iklim ....................10
Bab III Penutup.........................................................................................................12
Daftar Pustaka ..........................................................................................................13
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perubahan iklim akibat pemanasan global yang terjadi akhir-akhir ini
menjadi salah satu efek yang sangat signifikan dalam perubahan kondisi bumi
selama beberapa dekade dan abad ke depan. Setiap negara tentunya mempunyai
masalah tentang iklim bahkan hampir seluruh negara di belahan dunia ini
memiliki masalah dalam perubahan iklim tidak terkecuali Indonesia. Saat ini
telah banyak kerugian yang disebabkan oleh adanya perubahan iklim. Sampai
sekarang pun masalah ini masih susah diatasi walaupun sudah ditemukan cara-
cara efektif yang dapat digunakan. Berbagai program pun sudah dicanangkan
baik oleh pemerintah maupun komunitas social yang banyak tersebar di
masyarakat.
Beberapa dampak perubahan iklim sudah dirasakan oleh manusia sendiri
seperti terjadinya badai dan banjir, gelombang panas (umumnya terjadi di
perkotaan), biologi vector, polusi udara, terbatasnya persediaan pangan, dan
kerentanan sosial . Dampak dari kejadian-kejadian tersebut pada akhirnya semua
terhubung dengan kesehatan manusia.
Pada tahun 2017, bencana terkait perubahan iklim telah menewaskan 1,3
juta orang dan menyebabkan 4,4 miliar terluka. Angka ini bukan merupakan
angka yang sedikit untuk keberlagsungan hidup manusia. Tak hanya itu, kerugian
terkait perubahan iklim ini mencapai ratusan miliar dolar, ini belum lagi dampak
manusia dari bencana geo-fisik yang mana 91 persennya adalah masalah terkait
iklim.
Secara langsung maupun secara tidak langsung, perubahan iklim dapat
mempengaruhi kesehatan manusia. Misalnya secara langsung, perubahan pola
cuaca bisa mempengaruhi pertumbuhan bakteri dan virus serta kekebalan
manusia, hingga berdampak pada gangguan kesehatan manusia. Untuk secara
tidak langsung perubahan iklim dapat mempengaruhi kesehatan manusia melalui
perubahan kualitas lingkungan (kualitas air, udara dan tanah), penipisan lapisan
ozon, penurunan kualitas dan kuantitas sumber daya air, kehilangan fungsi
ekosistem dan degradasi lahan yang pada akhirnya faktor – faktor tersebut akan
mempengaruhi kesehatan manusia.
3
Berdasarkan penjelasan-penejelasan sebelumnya yang menjelaskan
eratnya hubungan perubahan iklim dan kesehatan, maka makalah ini akan
membahas mengenai perubahan iklim dan dampaknya terhadap kesehatan.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
2.2. Iklim dan Perubahan Iklim
Pengertian iklim menurut WHO didefinisikan sebagai sintesis dari kondisi
cuaca pada suatu daerah, yang dicirikan oleh statistik jangka panjang daerah
tersebut (rerata, varians, peluang nilai ektrems, dan sebagainya). Sedangkan
pengertian umum Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca berdasarkan waktu yang
panjang untuk suatu lokasi di bumi atau planet lain. Iklim di suatu tempat di bumi
dipengaruhi oleh letak geografis dan topografi tempat tersebut. Pengaruh posisi
relatif matahari terhadap suatu tempat di bumi menimbulkan musim, suatu penciri
yang membedakan iklim satu dari yang lain. Perbedaan iklim menghasilkan
beberapa sistem klasifikasi iklim.
Berdasarkan posisi relatif suatu tempat di bumi terhadap garis
khatulistiwa dikenal kawasan-kawasan dengan kemiripan iklim secara umum
akibat perbedaan dan pola perubahan suhu udara, yaitu kawasan tropika
(23,5°LU-23,5°LS), subtropika (23,5°LU- 40°LU dan 23°LS-40°LS), sedang
(40°LU-66,5°LU dan 40°LS-66,5°LS), dan kutub (66,5°LU-90°LU dan 66,5°LS-
90°LS). Ilmuwan menggunakan pola iklim berdasarkan beberapa pola iklim
(dikenal sebagai mode variabilitas) dalam usaha mereka mengkarakterisasi dan
memahami berbagai mekanisme iklim yang memuncak dalam cuaca sehari-hari.
Pola iklim umumnya dirancang secara sederhana sebagai dua objek yang saling
melengkapi dalam kurun waktu tersebut, yang berosilasi seperti fenomena El
Nino yang lalu diikuti La Nina, lalu kembali ke El Nino .
Perubahan Iklim adalah perubahan pola perilaku iklim dalam kurun waktu
tertentu yang relatif panjang (sekitar 30 tahunan). Ini bisa terjadi karena efek
alami. Namun, saat ini yang terjadi adalah perubahan iklim akibat kegiatan
manusia. Perubahan iklim terjadi akibat peningkatan suhu udara yang
berpengaruh terhadap kondisi parameter iklim lainnya. Perubahan iklim
mencakup perubahan dalam tekanan udara, arah dan kecepatan angin, dan curah
hujan. Menurut United Nations Framework Convention on Climate Change
(UNFCC) Perubahan Iklim adalah perubahan yang disebabkan oleh aktivitas
manusia baik secara langsung maupun tidak langsung yang mengubah komposisi
atmosfer secara global dan mengakibatkan perubahan variasi iklim yang dapat
diamati dan dibandingkan selama kurun waktu tertentu.
Panel Antar pemerintahan PBB tentang Perubahan Iklim (IPCC) yang
berhasil meyakinkan negara-negara di dunia lewat fakta-fakta ilmiah hubungan
6
antara aktivitas manusia dengan pemanasan global yang mengakibatkan
perubahan iklim (man-made climate change), setelah beberapa lama hanya
dianggap sebagai hipotesa belaka. Keberhasilan dalam peningkatan kesadaran ini,
yang sekaligus memberikan dasar bagi upaya solusinya, mengantarkan IPCC
menerima Hadiah Nobel Perdamaian bersama Al Gore pada 2007.
Perubahan iklim global sebagai dampak dari pemanasan global telah
mengekibatkan tidak stabilnya atmosfer di lapisan bawah terutama yang dekat
dengan permukaan bumi. Perubahan iklim global ditandai dengan meningkatnya
suhu di permukaan bumi sebagai akibat dari peningkatan aktifitas manusia.
Perubahan iklim global ditandai dengan peningkatan suhu sebagai akibat dari
peningkatan aktifitas manusia.. Tercatat sejak abad ke-19 suhu permukaan bumi
telah mengalami peningkatan sekitar 0,8° C. Peningkatan suhu diperkirakan
sekitar 0,15° C sampai 0,3° C setiap dekade sejak tahun 1990-2005
(IPCC/Intergovernmental Panel on Climate Change, 2007). Perubahan iklim ini
menyebabkan dampak negative bagi kehidupan manusia seperti peningkatan
curah hujan, penurunan curah hujan, dan juga kekeringan.
2.3. Faktor Penyebab Perubahan Iklim
Adanya perubahan iklim disebabkan oleh beberapa faktor, diantara faktor-
faktor tersebut adalah sebagai beriku,
a) Pemanasan Global
Fenomena perubahan iklim berawal dari pemanasan
global. Pemanasan global merupakan keadaan dimana suhu bumi mengalami
kenaikan dibandingkan sebelumnya. Kenaikan suhu tersebut disebabkan
oleh peningkatan emisi gas karbon dioksida dan gas rumah kaca lainnya.
Akibatnya, gas rumah kaca akan memerangkap panas di bumi sehingga
terjadi kenaikan suhu. Hal tersebut akhirnya memengaruhi keadaan iklim
yang berdampak kepada perubahan pola cuaca.
b) Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca atau ‘Greenhouse effect’ adalah keadaan
ketika panas (radiasi matahari) terperangkap di atmosfer (lapisan troposfer).
Hal tersebut membuat suhu permukaan bumi menjadi lebih hangat.
Fenomena tersebut disebabkan oleh gas rumah kaca yang dihasilkan oleh
alam atau aktivitas manusia. Sayangnya, kegiatan manusia yang tidak ramah
lingkungan justru menghasilkan gas rumah kaca yang berlebihan. Akibatnya,
7
semakin banyak panas yang terperangkap dan membuat bumi menjadi lebih
hangat. Inilah yang menyebabkan terjadinya pemanasan global.
c) Kerusakan Lapisan Ozon
Lapisan ozon (O3) terletak di stratosfer dan berfungsi
untuk menghalau radiasi ultraviolet B (UV-B) dari matahari. Jika
terjadi kerusakan pada lapisan ozon, maka bumi akan mudah terpapar radiasi
sinar UVB. Radiasi UVB berbahaya karena dapat merusak susunan DNA.
Pada manusia, UVB menyebabkan timbulnya penyakit kanker kulit dan
katarak. Tidak hanya manusia, UVB juga berbahaya bagi makhluk hidup lain
sehingga berpotensi mengganggu keseimbangan ekosistem. Gas rumah kaca
yang menyebabkan kerusakan lapisan ozon ialah CFC.
Pemanasan global yang terjadi di lapisan troposfer (bumi)
menyebabkan kerusakan lapisan ozon semakin parah. Hal itu dikarenakan
semakin sedikit panas yang dilepaskan ke luar troposfer sehingga stratosfer
menjadi lebih dingin. Semakin rendah suhu pada stratosfer, maka semakin
besar kerusakan pada lapisan ozon. Selain itu, dampak lain yang ditimbulkan
dari hilangnya lapisan ozon ialah perubahan pola cuaca. Perubahan pola
cuaca ini terjadi di daerah dengan garis lintang bumi yang lebih tinggi. Pola
cuaca yang mengalami perubahan adalah salah satu faktor terjadinya
perubahan iklim.
8
mengandung debu halus dan berbagai oksida karbon itu menyebabkan
gangguan pernapasan dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), mulai
asma, bronkhitis hingga penyakit paru obstruktif kronis (COPD). Asap
tersebut juga membawa racun dioksin yang bisa menimbulkan kanker paru
dan gangguan kehamilan serta kemandulan pada wanita.
b) Demam Berdarah (DBD) & Malaria
Pergeseran ekosistem dapat memberi dampak pada penyebaran
penyakit melalui air (Waterborne diseases) maupun penyebaran penyakit
melalui vektor (vector-borne diseases). Seperti meningkatnya kejadian
Demam Berdarah karena munculnya ruang (ekosistem) baru untuk nyamuk
ini berkembang biak. Dengan adamya perubahan iklim ini maka ada
beberapa spesies vektor penyakit (eq Aedes Agipty), Virus, bakteri,
plasmodium menjadi lebih resisten terhadap obat tertentu yang target nya
adalah organisme tersebut. Penyakit DBD sendiri terkait dengan musim
hujan yang tidak menentu. Dampak lain yang terasa adalah nyamuk-nyamuk
semakin berkembang biak erutama di Afrika dan Asia. Dua penyakit serius
akibat gigitan nyamuk, yaitu malaria dan demam berdarah dengue, sangat
sensitif terhadap perubahan iklim. Di Indonesia kita sudah merasakannya
langsung, yakni tingginya angka korban yang menderita demam berdarah.
c) Penyakit Akibat Penipisan Lapisan Ozon
Dampak pemanasan global juga mempengaruhi penipisan ozone
antara lain meningkatnya intensitas sinar ultra violet yang mencapai
permukaan bumi menyebabkan gangguan terhadap kesehatan, seperti kanker
kulit, katarak, penurunan daya tahan tubuh, dan pertumbuhan mutasi genetik.
d) Diare & Malnutrisi
Perubahan iklim menyebabkan peningkatan permukaan air laut
karena melelehnya es di kutub, merusak ekosistem hutan bakau,
menyebabkan intrusi air laut ke daratan sehingga air tawar semakin sulit
didapat, serta mempersempit daratan yang digunakan untuk sektor pertanian.
Peningkatan permukaan air laut juga menyebabkan terjadinya banjir yang
merusak tanaman pangan. Adanya kemarau yang berkepanjangan
menyebabkan kekeringan, dan faktor-faktor tersebut sangat mendukung
terjadinya gagal panen, sehingga ketersediaan pangan menurun dan dalam
tataran rumah tangga asupan gizi juga menurun. Asupan gizi yang rendah
9
dan kesulitan mendapatkan sarana air bersih dan sanitasi memicu penyakit
infeksi yang memperburuk terjadinya gizi buruk. Dari sektor kelautan,
peningkatan suhu air laut dan adanya badai laut menurunkan produksi ikan
yang mempengaruhi ketersediaan ikan sebagai bahan pangan, mempengaruhi
asupan gizi dalam rumah tangga dan memperburuk terjadinya gizi buruk .
Terjadinya Malnutrisi mengakibatkan kematian 3,7 juta jiwa per
tahun dan diare mengakibatkan kematian 1,9 juta jiwa, Kekeringan
mengakibatkan penurunan status gizi masyarakat karena panen yang
terganggu, Banjir menyebabkan meluasnya penyakit diare serta Leptospirosis
(penyakit yang dibawa oleh hewan pengerat ).
e) Penyakit Degeneratif
Pemanasan global membuat suhu udara bertambah panas, sehingga
dapat menyebabkan penambahan polusi. Kenaikan tingkat polusi ini yang
berefek buruk pada jantung. Selain itu, penelitian juga membuktikan suhu
yang lebih tinggi dan kerusakan ozon dapat membuat kesehatan jantung
memburuk. Hal ini dikaitkan suhu udara yang tinggi dengan penurunan
denyut jantung. Denyut jantung yang rendah dapat meningkatkan resiko
serangan jantung. Para peneliti juga mengatakan suhu yang lebih tinggi dapat
membuat tubuh lebih sensitif terhadap racun.
10
Pembangunan Nasional. Komitmen yang tertuang dalam Nawa Cita menjadi dasar bagi
penyusunan dokumen the First Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia yang
telah disampaikan kepada United Nations Framework Convention on Climate Change
(UNFCCC) pada bulan November 2016. First NDC Indonesia menguraikan transisi Indonesia
menuju masa depan yang rendah emisi dan berketahanan iklim.
11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Iklim adalah suatu keadaan yang memiliki pengaruh terhadap
kesehatan manusia. Adanya variasi baik cuaca dan iklim maupun paparannya
terhadap manusia akan secara langsung maupun tidak langsung akan
mempengaruhi kesehatan manusia. Lebih lanjutnya, adalah sangat penting untuk
melakukan hal-hal yang dapat meningkatkan kesehatan manusia.
Konsekuensi adanya perubahan iklim adalah tantangan yang signifikan
terhadap lingkungan, ekonomi global, dan kesehatan manusia dengan perubahan
yang mempengaruhi generasi mendatang. Hal-hal penting dalam kesehatan yang
memicu berbagai faktor timbulnya penyakit akibat adanya perubahan iklim antara
lain adanya peningkatan cuaca menjadi keadaan ekstrim (panas/dingin) akan
memberikan respon tertentu terhadap individu, bertambahnya polusi baik polusi
udara, air dan tanah akan menimbulkan banyak masalah penyakit yang dapat
muncul yang dipicu oleh polusi. Misalnya timbulnya penyakit pada saluran
pernafasan, sesak, alergi. Dan penggunaan air minum dari sumber yang sudah
tercemar maupun hujan asam akan dapat menimbulkan permasalahn seperti
penyakit infeksi maupundapat terkontaminasi logam berat dan sebagainya.
12
DAFTAR PUSTAKA
13