Anda di halaman 1dari 21

ENERGI DAN PERUBAHAN IKLIM

TUGAS PENDIDIKAN ISLAM

DOSEN PENGAMPU :

Okta Dwi Kartika Ratu, M.Pd

KELOMPOK 11

1. Latansha Nabila (1911060116)

2. Melia Dwi Lestari (1911060135)

PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN

LAMPUNG

T.A 2019/2020
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim,

Alhamdulillah, puji beserta syukur kami panjatkan kehadirat Allah


SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga
kami mampu menyelesaikan makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada
waktunya. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Makalah ini berisikan tentang penjelasan “Energi dan
Perubahan Iklim”.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin allahuma
aamiin.

Bandar Lampung, 6 Juni 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR...........................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................................................1


1.2 Rumusan masalah .................................................................................2
1.3 Tujuan....................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kurikulum Dalam Lembaga Pendidikan Islam..................3

2.2 Ciri-Ciri Kurikulum Lembaga Pendidikan Islam.................................4

2.3 Fungsi Kurikulum Lembaga Pendidikan Islam....................................5


2.4 Kerangka Dasar Kurikulum Lembaga Pendidikan Islam.....................5
2.5 Dasar-Dasar Kurikulum Dalam Lembaga Pendidikan Islam................6
2.6 Prinsip-Prinsip Dasar Penyusunan Kurikulum Pendidikan Islam.........8
2.7 Peran Kurikulum Dalam Lembaga Pendidikan Islam...........................10
2.8 Komponen Kurikulum Dalam Lembaga Pendidikan Islam..................11

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan...........................................................................................14

3.2 Saran.....................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Iklim merupakan peluang statistik berbagai keadaan atmosfer anatara


lain suhu, tekanan, angin, kelembaban yang terjadi di suatu daerah selama
kurun waktu yang panjang. Perubahan iklim bisa terjadi karena proses alam
internal maupun kekuatan dan tingkah laku aktivitas manusia yang terus
menerus mengubah komposisi atmosfer dan tata guna lahan.

Perubahan iklim ini merupakan ancaman bagi bumi, karena dapat


memengaruhi semua aspek kehidupan. Dan tentu saja akan merusak
keseimbangan kehidupan bumi. Tidak ada negara yang tidak mempunyai
masalah tentang iklim. Hampir seluruh negara di belahan dunia ini memiliki
masalah dalam perubahan iklim. Saat ini telah banyak kerugian yang
disebabkan oleh adanya perubahan iklim. Sampai sekarang pun masalah ini
masih susah diatasi walaupun sudah ditemukan cara-cara efektif yang dapat
digunakan.
Berbagai program pun sudah dicanangkan baik oleh pemerintah
maupun komunitas social yang banyak tersebar di masyarakat. Pada tahun
2017, bencana terkait perubahan iklim telah menewaskan 1,3 juta orang dan
menyebabkan 4,4 miliar terluka. Angka ini bukan merupakan angka yang
sedikit untuk keberlagsungan hidup manusia. Tak hanya itu, kerugian terkait
perubahan iklim ini mencapai ratusan miliar dolar, ini belum lagi dampak
manusia dari bencana geo-fisik yang mana 91 persennya adalah masalah
terkait iklim. Berdasarkan fakta yang ada, kurang lebih manusia telah
menyebabkan 1,0° C pemanasan global di atas tingkat pra industri.
Permukaan laut juga telah naik sekitaran 20 cm sejak 1880 dan
diperkirakan akan naik lagi 30 hingga 122 cm atau satu hingga empat kaki
pada tahun 2020. Sementara itu, untuk membatasi pemanasan hingga 1,5° C,
emisi CO2 global haruslah turun hingga 45 persen antara 2010 dan 2030 serta

1
mencapai nol bersih pada tahun 2050. Sekitar 18 sektor energi sendiri akan
menciptakan 18 juta lebih banyak pekerjaan pada tahun 2030 yang difokuskan
khusus pada energi terbarukan dan energi berkelanjutan. Selain itu, aksi iklim
yang berani bias memicu setidaknya US $ 26 triliun manfaat ekonomi pada
tahun 2030.
Permasalahan iklim yang ada membuat beberapa dampak pada
kehidupan manusia. Salah satunya dalam bidang perairan. Masalah iklim yang
ada membuat suhu bumi rata-rata semakin meningkat. Panasnya suhu yang
semakin maningkat mengakibatkan sulitnya sumber air mengeluarkan air.
Sumber-sumber air menjadi kering karena panasnya suhu yang ada. Dalam
makalah ini akan dibahas bagaimana dampak peningkatan masalah perubahan
iklim yang mengakibatkan adanya kekeringan atau krisis air di beberapa
wilayah khususnya di Indonesia. Selain itu, dalam makalah ini juga akan
dibahas bagaimana perkembangan masalah kekeringan yang ada dengan
bagaimana cara menangani masalah yang ada di daerah di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada makalah ini yaitu:

1. Apa yang dimaksud dengan perubahan iklim?

2. Mengapa perubahan iklim dapat terjadi?

3. Dampak apa yang ditimbulkan oleh perubahan iklim itu?

4. Bagaimana cara untuk mengatasi perubahan iklim yang terjadi


sekarang?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan pada makalah ini yaitu:

1. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan perubahan iklim?


2. Untuk mengetahui Mengapa perubahan iklim dapat terjadi?

2
3. Untuk Mengetahui Dampak apa yang ditimbulkan oleh perubahan
iklim itu?
4. Untuk Mengetahui Bagaimana cara untuk mengatasi perubahan iklim
yang terjadi sekarang?

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perubahan Iklim

Tidak ada negara yang tidak mempunyai masalah tentang iklim.


Hampir seluruh negara di belahan dunia ini memiliki masalah dalam
perubahan iklim. Saat ini telah banyak kerugian yang disebabkan oleh adanya
perubahan iklim. Sampai sekarang pun masalah ini masih susah diatasi
walaupun sudah ditemukan cara-cara efektif yang dapat digunakan. Berbagai
program pun sudah dicanangkan baik oleh pemerintah maupun komunitas
social yang banyak tersebar di masyarakat.

Perubahan iklim adalah terjadinya perubahan kondisi atmosfer,


seperti suhu, san cuaca yang menyebabkan suatu kondisi yang tidak menentu.
Perubahan ini sangat berdampak luas bagi kehidupan manusia dalam berbagai
sektor .

Perubahan iklim juga dapat dikatakan sebagai, keadaan dimana


temperatur di bumi mengalami kenaikan dan pergeseran musim. Kenaikan
temperatur ini akan menyebabkan terjadinya pemuaian massa air dan
permukaan air laut.

Menurut IPCC (2001) menyatakan bahwa perubahan iklim merujuk


pada variasi rata-rata kondisi iklim suatu tempat atau pada variabilitasnya
yang nyata secara statistik untuk jangka waktu yang panjang (biasanya dekade
atau lebih). Selain itu juga diperjelas bahwa perubahan iklim meungki terjadi
karena proses alam internal maupun ada kekuatan eksternal, atau ulah
manusia yang terus menerus merubah komposisi atmosfer atau tata guna
lahan.

Ciri-ciri perubahan iklim :


 Meningkatnya pemanasan

3
 Jumlah karbondioksida yang lebih banyak di atmosfer
 Lebih banyak air, tetapi penyebarannya tidak merata
 Kenaikan permukaan laut
 Pengurangan tutupan salju

2.2 Contoh Perubahan Iklim

Perubahan iklim yang terjadi di dunia maupun di Indonesia memberi


dampak nyata bagi kehidupan. Salah satu contoh dampak nyata atau peristiwa
yang diakibatkan dari perubahan iklim adalah terancam tenggelamnya salah
satu desa di alaska us yang bernama desa kivalina. Desa yang letak
geografisnya dikelilingi laut bering tersebut terancam tenggelam di laut.
Sebanyak 400 penduduk asli inuit adalah yang paling terancam. Saat ini
mereka tinggal di kabin-kabin berlantai satu, bergantung hidup dengan
berburu ikan besar dan menjaring ikan yang lebih kecil. Dalam 2 dekade
terakhir, mencairnya es di laut arktik yang berlangsung dramatis, membuat
hidup mereka rentan akan erosi pantai. Tak ada lagi gunung es yang
melindungi garis pantai mereka dari kekuatan destruktif musim gugur dan
badai musim dingin sehingga desa kivalina kini semakin menyusut. Contoh
dampak nyata dari perubahan iklim adalah terancam gagal panennya para
petani di belantikan karena perubahan iklim yang tidak dapat ditebak. Sungai
belantikan terletak di kecamatan belantikan, kabupaten lamandau kalteng.
Desa-desa yang mengalami gagal panen antara lain desa bintang mangalih,
desa kahingai, desa banuatan.

Hal ini  berdampak kepada petani tradisional yang memakai sistem


padi gunung atau ladang berpindah. Kegiatan petani dengan sistem padi
gunung biasanya dimulai di saat penghujung musim kemarau dan masa
pertumbuhan padi di musim hujan. Dalam setiap negara, perubahan iklim
akan mengalami dampak yang berbeda-beda. Dari tahun 1975 – 2006 bencana
alam terbanyak terjadi di benua Asia.

Dari kelompok rentan terhadap bencana, diantaranya 3,4 juta orang


berasal dari kelompok masyarakat miskin, anak-anak, masyarakat adat, petani

4
dan nelayan. Wanita merupakan proporsi terbesar dari masyarakat miskin
dunia, termasuk anak-anak dan remaja perempuan, sangat rentan terhadap
perubahan iklim (Bridge, 2008). Perubahan iklim memberi dampak paling
berat terhadap perempuan dari kelompok sosial paling rendah (CSF, 2011).
Pada setiap bencana (klimatis atau bukan) ternyata korban perempuan lebih
besar daripada laki-laki dengan perbandingan 4:1. Hasil analisis terhadap
bencana yang terjadi di 141 negara membuktikan bahwa perbedaan jumlah
korban akibat bencana alam berkaitan erat dengan hak ekonomi dan sosial
perempuan (DTE, 2009). (Rochmayanto & Kurniasih, 2013)

Indonesia pun merasaka dampak adanya perubahan iklim, yaitu


menurunnya curah hujan serta peningkatan suhu di berbagai wilayah di
Indonesia. Berdasarkan data curah hujan dan suhu tahun 1978-2005 telah
terjadi kecenderungan penurunan curah hujan di Gunungkidul dengan
peningkatan suhu sebesar 0,04-0,047 C/th (Sudarmadji, dkk, 2012).(Gentur
Adi Tjahjono, 2018)

Indonesia sebagai negara yang berada di garis khatulistiwa sangatlah


rentan terhadap perubahan iklim. Perubahan iklim dapat menyebabkan
kenaikan suhu di berbagai wilayah, danberubahnya awal dan panjang musim
hujan. Perubahan curah hujan di sebagia wilayah di Indonesia akan
mengakibatkan pengaruh terhadap berbagai varietas di wilayah tersebut.
Meningkatnya hujan pada musim hujan menyebabkan tingginya frekuensi
kejadian banjir, sedangkan menurunnya hujan pada musim kemarau akan
meningkatkan risiko kekekeringan. (BBPPSLP, 2008)

5
2.3 Penyebab Perubahan Iklim
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa aktivitas manusia
merupakan penyebab utama terjadinya perubahan iklim. Selain itu
pertambahan populasi penduduk dan pesatnya pertumbuhan teknologi dan
industri ternyata juga memberikan kontribusi besar pada pertambahan GRK
(Gas Rumah Kaca). Akibat jenis aktivitas yang berbedabeda, maka GRK
yang dikontribusikan oleh setiap negara ke atmosfer pun porsinya
berbedabeda.

Ada banyak kejadian yang dapat menyebabkan perubahan iklim.


Penyebab-penyebab tersebut adalah :

A. Kehutanan
Indonesia merupakan salah satu negara di dunia dengan luas hutan
terbesar, yaitu 120,3 juta hektar. Sekitar 17% dari luasan tersebut adalah
hutan konservasi dan 23% hutan lindung, sementara sisanya adalah hutan
produksi (FWI/GFW, 2001).
Namun dari tahun ke tahun luas hutan berkurang. Hal ini disebabkan oleh
penebangan liar atau juga kebakaran hutan (disengaja ataupun tidak
disengaja). Padahal hutan sangat berperan sebagai penyerap CO2 dan
penghasil O2. Dengan kemampuan hutan tersebut dapat mengurangi
kadar GRK di udara.

B. Pemanfaatan Energi Bahan Bakar Fosil


Saat ini kehidupan manusia sangat tergantung pada energi listrik dan
bahan bakar fosil. Ketergantungan tersebut sangat berdampak buruk bagi
kehidupan umat manusia. Penggunaan energi fosil seperti, minyak bumi,
batu bara, dan gas alam dalam berbagai kegiatan akan memicu
bertambahnya emisi GRK di atmosfer.
Pertanian dan Peternakan
Sektor pertanian juga berperan banyak terhadap meningkatnya emisi
GRK, khususnya gas metana (CH4) yang dihasilkan dari sawah yang
tergenang. Berdasarkan penelitian sektor pertanian menghasilkan emisi
gas metana tertinggi di banding sektor-sektor lainnya.

6
Sektor peternakan juga tidak kalah dalam mengemisikan GRK, hal
tersebut dikarenakan kotoran ternak yang membusuk akan melepaskan
gas metana ke atmosfer.

C. Sampah
Sampah turut mengasilkan emisi GRK berupa gas metana walaupun
dalam jumlah yang cukup kecil. Diperkirakan 1 ton sampah padat
menghasilkan sekitar 50 kg gas metana.
Kegiatan manusia selalu menghasilkan sampah. Sampah merupakan
masalah besar yang dihadapi oleh kota-kota besar di Indonesia. Data dari
Kementerian Lingkungan Hidup mengatakan bahwa pada tahun 1995
rata-rata orang di perkotaan di Indonesia menghasilkan sampah 0,8 kg per
hari dan terus meningkat hingga 1 kg per orang per hari pada tahun 2000.

D. Dampak Perubahan iklim terhadap Sumber Daya Air


Pada pertengahan abad ini, rata-rata aliran air sungai dan kelestarian air di
daerah sub polar serta daerah tropis basah diperkirakan akan meningkat
sebanyak 10-40%. Sementara di daerah subtropis dan daerah tropis yang
kering, air akan berkurang sebanyak 10-30% sehingga daerah-daerah
yang sekarang sering mengalami kekeringan akan semakin parah
kondisinya.

E. Dampak Perubahan iklim terhadap Kesehatan


Frekuensi timbulnya penyakit seperti malaria dan demam berdarah akan
meningkat. Penduduk dengan kapasitas beradaptasi rendah akan semakin
rentan terhadap diare, gizi buruk, serta berubahnya pola distribusi
penyakit-penyakit yang ditularkan melalui berbagai serangga dan hewan.

F. Dampak Perubahan iklim terhadap Sektor Lingkungan


Dengan lingkungan yang rusak, alam akan lebih rapuh terhadap
perubahan iklim. Apabila terjadi curah hujan yang cukup tinggi akan
berpotensi menimbulkan bencana alam seperti banjir dan tanah longsor.

7
G. Dampak Peristiwa Alam terhadap Lingkungan dan Manusia
Dampak positif dari peristiwa alam :
 Bagi daerah letusan gunung berapi, dapat menambah kesuburan tanah
yang bermanfaat  bagi pertanian.
 Dapat dijadikan objek wisata setelah adanya letusan gunung berapi
yang dapat menambah devisa negara.
 Dapat membangkitkan industri (industri semen) yang berkaitan
dengan perbaikan infrasrtruktur pasca bencana.
 Menyerap banyak tenaga kerja dan tenaga ahli untuk pemulihan
infrastruktur yang rusak akibat bencana
Dampak negatif peristiwa alam terhadap lingkungan :
 Terjadi kerusakan pada tempat tinggal masyarakat dan fasilitas-
fasilitas publik.
 Terjadi penurunan devisa negara akibat para wisatawan yang takut
datang ke Indonesia.
 Banyak nya tanaman dan hewan peliharaan yang mati akibat bencana.
 Matinya infrastruktur.
 Terjadinya gangguan komunikasi.
 Terhentinya aktivitas mata pencaharian.
 Pengeluaran biaya yang tak terduga untuk perbaikan infrastruktur.
 Terhentinya industri pariwisata.
 Terhentinya alat transportasi.

2.4 Usaha Manusia dalam Mengatasi Peristiwa Alam

Mengingat perubahan iklim sangat besar dampaknya bagi kehidupan


manusia dan bumi, maka kita harus mengadakan solusi untuk
mengatasinya. Ada beberapa solusi yang dapat kita lakukan, diantaranya:
a. Melakukan perbaikan dari sektor kehutanan. Seperti mengadakan
reboisasi, menanamkan prinsip tebang pilih dan tebang tanam pada

8
generasi penerus, juga terhadap pihak-pihak yang bersentuhan
langsung dengan hutan.
b. Menyediakan dan mengembangkan energi alternatif yang ramah
lingkungan. Seperti mengganti bahan bakar kendaraan dengan
bahan bio seperti dari bahan biji-bijian atau minyak lobak. Kita
juga arus menghemat bahan bakar tersebut dengan mematikan
mesin kendaraan apabila berhenti lebih dari 2 menit. Selain itu kita
juga dapat mengganti lampu di rumah, dikantor dan tempat lainnya
dengan lampu hemat energi, dan mematikan lampu pada malam
hari.
c. Produksi daging membutuhkan air, biji-bijian, tanah, dan lainnya
dalam jumlah besar termasuk hormon dan antibiotik, serta
menyebabkan polusi tanah, udara, dan air. Untuk menghasilkan
satu pon daging sapi membutuhkan sekitar 12.000 galon air,
bandingkan dengan 60 galon air untuk satu pon kentang. Jika Anda
seorang pemakan daging, untuk pemula, cobalah tidak makan
daging sekali dalam seminggu. Menjadi vegetarian atau vegan
merupakan pilihan yang sangat berarti bagi lingkungan.
Perlakuan terhadap sampah adalah dengan jalan mendaur ulangnya.
Membakar sampah sama artinya dengan memindahlan sampah
tersebut ke udara.

2.5 Usaha Pemerintah Dalam Lingkungan Masyarakat :

Sosialisasi mengenai perubahan iklim “national summit perubahan


iklim” untuk mengetahui kemajuan kebijakan pelaksanaan inventarisasi
dan penurunan emisi gas rumah kaca (grk).

Sektor Pertanian

Kementerian pertanian telah melakukan inventarisasi grk pada


tahun 2012. Hal ini di lakukan melalui berbagai aksi mitigasi, seperti :
1. Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT)

9
2. System Of Rice Intensification (SRI)
3. Introduksi Unit Pengelola Pupuk Organik (UPPO)
4. Pengembangan Biogas Asal Ternak Masyarakat (BATAMAS).
5. Introduksi varietas padi yang memiliki produktivitas tinggi dan rendah
emisi.
Sektor Energi
 Kebijakan energi nasional, dimana ketergantungan terhadap minyak akan
pelan-pelan dikurangi yang saat ini mencapai 50 persen akan dikurangi
menjadi kira-kira 23 persen.
 Mengidentifikasi berbagai kegiatan nasional dan sektoral yang dapat
mempercepat pencapaian target penurunan emisi GRK, seperti :
1. Program pemanfaatan teknologi energi bersih di pembangkitanlistrik.
2. Pengurangan pemakaian bbm bersubsidi, khususnya dengan gas
danenergi terbarukan.
3. Program konservasi energi dan lain-lain.
Sektor Transportasi
Kebijakan dan langkah-langkah penurunan emisi grk dan
inventarisasi GRK di sub sektor perhubungan darat, perkeretaapian,
perhubungan laut, dan perhubungan udara.

Sektor Industri

•Pemberian penghargaan industri hijau.


•Penerapan program restrukturisasi permesinan industri tekstil dan produk
tekstil, alas kaki dan gula

Usaha Masyarakat
Mitigasi

Mitigasi pada prinsipnya adalah berbagai tindakan aktif untuk


mencegah, memperlambat terjadinya perubahan iklim dan pemanasan
global dan mengurangi dampak perubahan iklim melalui penurunan emisi
gas rumah kaca dan peningkatan penyerapan gas rumah kaca.
Cara mitigasi dilakukan dengan cara sebagai berikut :

10
 Eliminasi, dengan cara menghindari penggunaan alat-alat penghasil emisi
gas rumah kaca.
 Pengurangan, dengan cara mengganti peralatan lama dan/atau
mengoptimalkan struktur yang sudah ada
 Substitusi: penggunaan energi terbarukan untuk memenuhi kebutuhan
listrik dan/atau pemanas
 Offset: cara ini berbiaya rendah, tetapi memiliki manfaat yang cukup
besar. Langkah yang diambil adalah melalui reboisasi dan reforestasi. Cara
ini harus dilakukan dengan cakupan yang besar sehingga sering menjadi
kendala.

Adaptasi

Adaptasi terhadap perubahan iklim merupakan proses yang terjadi


secara alamiah yang dilakukan oleh manusia dan makhluk hidup lain dalam
habitat dan ekosistemnya sebagai sebuah reaksi atas perubahan yang terjadi. 4
prinsip dalam proses adaptasi perubahan iklim, yaitu:

 Menempatkan adaptasi dalam konteks pembangunan.


 Membangun pengalaman beradaptasi untuk mengantisipasi variabilitas
perubahan iklim.
 Memahami bahwa adaptasi berlangsung dalam level yang berbeda,
terkhusus di level lokal.
 Memahami bahwa adaptasi adalah proses yang terus berjalan.

2.6 Energi

Energi didefinisikan sebagai suatu kemampuan untuk melakukan


kerja. Energi juga merupakan suatu besaran yang dapat berubah dari satu
bentuk kebentuk yang lain. Seperti pada sepeda motor, terjadi perubahan
energi kimia menjadi energi mekanik dan thermal.

Perubahan energi dari satu bentuk ke bentuk yang lainnya dengan


berbagai cara sering mempengaruhi lingkungan dan udara yang kitahirup,
dan dengan demikian mempelajari energi tidaklah lengkap tanpa

11
mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan. Bahan bakar fosil
seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam telah memotori perkembangan
industri dan fasilitas kehidupan modern yang kita nikmati sekitar awal abad
19, tetapi semua ini tidaklah tanpa efek samping yang tidak diinginkan. Dari
tanah yang kita tanam dan air yang kita minum sampai udara yang kita hirup,
lingkungan telah menerima dampak yang sangat besar untuk semua itu.
Polutan yang dihasilkan pada pembakaran fosil merupakan faktor terbesar
terjadinya asap, hujanasam,dan pemanasan globaldan perubahan iklim. Polusi
lingkungan telah melampaui batas ambang dimana menjadi ancaman yang
serius bagi tanaman, satwa liar, dan kesehatan manusia.

Polusi udara telah menjadi penyebab berbagai masalah kesehatan


termasuk asma dan kanker. Diperkirakan lebih dari60.000 orang di Amerika
Serikat meninggal dunia setiap tahunnya karena penyakit jantung dan paru-
paru yang berkaitan dengan polusi udara. Ratusan unsur dan senyawa, seperti
benzena dan formal dehid diketahui teremisi padam pembakaran batubara,
minyak bumi, gas alam, dan kayu di pembangkit-pembangkit tenaga listrik,
mesin kendaraan, tungku pembakaran, dan bahkan perapian. Beberapa
senyawa ditambahkan kebahan bakar cair untuk berbagai alasan (seperti
MTBE atau methyl tertiary buthyl etheryang digunakan untuk meningkatkan
angka oktan pada bahan bakar dan juga oksigenasi bahan bakar pada musim
dingin untuk mengurangi asap perkotaan), yang mana dapat menggangu
kesehatan mata dan pernapasan.

Sumber terbesar polusi udara adalah dari kendaraan bermotor, dan


polutan yang dikeluarkan oleh kendaraan biasanya dikelompokkan sebagai
hidrokarbon (HC), nitrogen oksida (NOx), dan karbon monoksida (CO)
(Gambar 1). Emisi HC merupakan komponen besar dari emisi senyawa
volatil organik (VOCs), dan ini umumnya digunakan secara bergantian untuk
emisi kendaraan bermotor. Sebagian besar dari emisi VOC atau HC
disebabkan oleh penguapan pada saat pengisian bahan bakar atau tumpahan
ketika spitbackatau oleh penguapan dari tangki gas karena penutup yang
tidak tertutup rapat. Pelarut,bahan pembakar, dan produk pembersih untuk

12
rumah tangga yang mengandung benzena, butana, atau produk HC lainnya
juga merupakan sumber penting dari emisi HC.

Peningkatan pencemaran lingkungan pada tingkat yang


mengkhawatirkan dan peningkatan kewaspadaan dari bahayanya itu sendiri,
membuat perlu dilakukannya pengendalian pencemaran lingkungan dengan
menggunakan undang-undang dan kesepakatan internasional. di Indonesia
ada AMDAL. Di Amerika Serikat, Undang-Undang Udara Bersih (The Clean
Air Act) pada tahun 1970 (di daerah yang ditandai dengan asap selama 14
hari di Washington pada tahun itu) menetapkan batas polutan yang dihasilkan
pembangkit-pembangkit besar dan kendaraan. Standar ini difokuskan pada
emisi hidrokarbon, nitrogen 4)oksida, dan karbon monoksida.

Mobil-mobil baru harus memiliki alat konversi katalis


(catalyticconverter) pada system pembuangannya untuk mengurangi emisi
HC dan CO. Sebagai manfaat lain, pemisahan timbal dari bensin pada
catalytic converter menyebabkan penurunan yang drastis pada emisi timbal
beracun.Seperti di Amerika Serikat batas emisi untuk HC, NO, dan CO dari
mobil telah menurun secara berkala sejak tahun 1970. The Clean Air Act
tahun 1990 membuat persyaratan yang lebih ketat tentang emisi, terutama
untuk ozon, CO, Nitrogen Dioksida, dan unsur partikel (PM).

Sebagai hasilnya, sekarang ini fasilitas industri dan kendaraan


menghasilkan sebagian kecil dari polutan sama seperti yang mereka hasilkan
beberapa dekade yang lalu. Emisi HC dari mobil. Contohnya, penurunan dari
sekitar 5 gpkm (gram per km) pada tahun 1970 menjadi 0,25 gpkm pada
tahun 1980 dan sekitar 0,06 gpkm pada tahun 1999. Ini adalah penurunan
yang drastis karena sebagian besar gas beracun yang dihasilkan dari
kendaraan bermotor dan 4)bahan bakar cair adalah hidrokarbon. Anak-anak
sangat rentan terhadap dampak yang dihasilkan oleh polusi udara karena
organ tubuh mereka masih dalam masa perkembangan. Mereka juga terkena
polusi yang lebih banyak karena mereka lebih aktif, dan bernapas lebih
cepat.Orangyangmempunyai masalah dengan jantung dan paru-paru,
terutama asma, faktor terbesarnya adalah disebabkan oleh polusi udara. Hal

13
ini menjadi jelas jika tingkat polusi udara di lingkungan mereka mencapai
tingkat yang sangat tinggi.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut:

Perubahan iklim bisa terjadi di muka bumi disebabkan karena


beberapa faktor. Baik faktor alami dari alam maupun faktor manusia seperti
aktivitas-aktivitas manusia yang berpengaruh terhadap alam. Namun,
sebagian besr perubahan iklim diakibatkan oleh manusia. Karena Adapun
tugas manusia dalam menghadapi perubahan iklim dan peristiwa alam yang
terjadi adalah dengan mengelola bumi dengan baik serta sebisa mungkin
bertindak hal hal positif yang tidak memperparah keadaan bumi khususnya
iklim.

Konsekuensi adanya perubahan iklim adalah tantangan yang


signifikan terhadap lingkungan, ekonomi global, dan kesehatan manusia
dengan perubahan yang mempengaruhi generasi mendatang. Pembangunan
berkelanjutan sangatlah krusial dalam kerangka mitigasi yang sukses
terhadap perubahan iklim. Dampak yang ada meluas sampai di wilayah kecil
yang berbatasan langsung dengan wilayah pantai. Hal ini juga berdampak
terhadap generasi mendatang terhadap ancaman bahaya yang ada. Tindakan
nyata dalam mitigasi bencana adalah fokus pada keadila dan kesinambungan
pembangunan dengan bekerja pada berbagai tingkatan, bekerja sama secara
konstruktif pada tingkat internasional, dan kebijakan nasional yang kuat juga
secara individual. (Soedjajadi, 2007)

Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan energi kimia dalam bahan


bakar fosil diubah menjadi energi panas, mekanik, atau listrik melalui
pembakaran. Dengan demikian pembangkit listrik, kendaraan bermotor, dan
kompor, pabrik-pabrik adalah penyebab utama terjadinya polusi udara.
Polutan yang dikeluarkan biasanya dikelompokan menjadi hidrokarbon (HC),
nitrogen oksida (NO), dan x karbonmonoksida (CO). Polutan yang dihasilkan
pada pembakaran fosil merupakan faktor terbesar terjadinya asap, hujan asam

14
dan pemanasan global dan perubahan iklim. Ini dapat diatasi dengan
memanfaatkan energi terbarukan seperti tenaga surya, energi angin,
gelombang air laut untuk menciptakan langit biru.

3.2 Saran

Dengan selesainya makalah ini penulis menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, karena masih banyak kekurangan dan kesalahan baik
dari segi materi pembahasan maupun ejaan kata, maka dari itu saya
mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun dari para pembaca
agar menjadi makalah yang baik. Harapan kami semoga dengan adanya
makalah ini dapat menambah wawasan siapa saja yang membaca makalah
tentang kurikulum dalam lembaga pendidikan Islam.

15
DAFTAR PUSTAKA

Subagyono, K. dan E. S. (2007). Pengelolaan Sumberdaya Iklim dan Air untuk


Antisipasi Perubahan Iklim. Jurnal Meteorologi Dan Geofisika, 8(1), 27–41.
Suhelmi, I. R. (2013). Pemetaan Kapasitas Adaptif Wilayah Pesisir Semarang
dalam Menghadapi Genangan Akibat Kenaikan Muka Air Laut dan
Perubahan Iklim. Forum Geografi, 27(1), 81–92.
Surmaini, E., & Runtunuwu, E. (2015). Upaya sektor Pertanian dalam
Menghadapi Perubahan Iklim. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan
Pertanian, 30(1), 1–7. https://doi.org/10.21082/jp3.v30n1.2011.p1-7
Suwedi, N. (2005). Upaya Pencegahan Dan Penanggulangan Dampak Pemanasan
Global. ..J. Tek. Ling. P3TL-BPPT, (2), 397–401.
http://winarto.in/2013/03/strategi-adaptasi-masyarakat-terhadap-perubahan-iklim-
sebuah-pendekatan-holistis-dan-integratif/
Rochmayanto, Y., & Kurniasih, P. (2013). Peranan gender Dalam Adaptasi
Perubahan Iklim Pada Ekosistem Pegunungan di Kabupeten Solok, Sumatera
Barat ( The Role of Gender on Climate Change Adaptation in the
Mountainous Ecosystem at Solok District , West Sumatera ). Jurnal Analisis
Kebijakan Kehutanan, 10(3), 203–213.
Soedjajadi, K. (2007). Perubahan Iklim Global, Kesehatan Manusia dan
Pembangunan Berkelanjutan. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 3(2), 195–204.

Anda mungkin juga menyukai