Anda di halaman 1dari 14

PENGENALAN TENTANG KERUSAKAN LINGKUNGAN DAN ISU

PERUBAHAN IKLIM

DISUSUN

OLEH:

KELOMPOK 6

1. AFNEZA BAHARSAH BATUBARA

2. JARMIYATI

3. PUTRI NAIDIA

4. SELVIA MAIMUNAH

JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

BANDA ACEH, FEBRUARI 2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.

Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

BANDA ACEH, FEBRUARI 2022

PENULIS

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………...iii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………….……..1

1.1 LATAR BELAKANG……………………………………………………………….1

1.2 RUMUSAN MASALAH………………………………………………………….. .2

1.3 TUJUAN…………………………………………………………………………….2

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………...…...3

2.1 IKLIM…………………………………………………………………………..…..3

2.2 KERUSAKAN LINGKUNGAN AKIBAT PERUBAHAN IKLIM……………..5

2.3 KARAKTERISTIK DARI PERUBAHAN IKLIM…………………………….......9

2.4 PARAMETER PERUBAHAN IKLIM………………………………………..…...9

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………..…...11

3.1 KESIMPULAN…………………………………………………………….……...11

3.2 SARAN………………………………………………………………….........……11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perubahan iklim global merupakan salah satu issu lingkungan penting dunia dewasa ini,
artinya tidak hanya dibicarakan di Indonesia tetapi juga di negara-negara lain di seluruh dunia.
Hal ini disebabkan perubahan iklim global menyebabkan dampak negatif pada berbagai sektor
kehidupan. Beberapa dampak yang dirasakan karena adanya perubahan iklim antara lain
terjadinya peningkatan suhu rata-rata serta peningkatan intensitas curah hujan dan bergesernya
musim hujan.

Keadaan rata-rata suhu udara di Indonesia mulai tahun 1968 hingga tahun 2007 terus
mengalami peningkatan. Dalam waktu 70 tahun sejak tahun 1940 suhu rata-rata di muka bumi
mengalami kenaikan sekitar 0,50 C. Kondisi udara di Indonesia menjadi lebih panas sepanjang
abad dua puluh, yaitu suhu udara rata-rata tahunan telah bertambah kira-kira 0,30 C.
Terjadinya peningkatan rata-rata suhu udara menyebabkan terjadinya penguapan air yang
tinggi, sehingga menyebabkan atmosfir basah dan intensitas curah hujan meningkat. Perubahan
pola curah hujan di Indonesia akan mengarah pada terlambatnya awal musim hujan dan
kecenderungan lebih cepat berakhirnya musim hujan. Hal ini berarti bahwa musim hujan terjadi
dalam waktu yang lebih singkat, tetapi memiliki intensitas curah hujan yang lebih tinggi.
Perubahan iklim pada dasarnya merupakan dampak dari pemanasan global (global
warming), yaitu fenomena peningkatan temperatur global dari tahun ke tahun karena terjadinya
efek rumah kaca (greenhouse effect) yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas rumah kaca
(GRK). Ada enam jenis gas yang digolongkan sebagai GRK. Peningkatan emisi GRK di
sebabkan karena aktivitas manusia maupun peristiwa-peristiwa alam yang berkontribusi bagi
peningkatan emisi GRK tersebut.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja yang menjadi penyebab kerusakan lingkungan?

2. Apa saja karakteristik dari perubahan iklim?

3. Bagaimana parameter perubahan iklim?

1.3 TUJUAN

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui apa saja penyebab
kerusakan lingkungan yg diakibatkan dari perubahan iklim, untuk mengetahui karakteristik dari
perubahan iklim, dan untuk mengetahui mekanisme yang digunakan pada kerusakan lingkungan
terkait perubahan iklim.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 IKLIM

Iklim adalah kebiasaan dan karakter cuaca yang terjadi di suatu tempat atau daerah.
Pembentukan iklim di suatu tempat dipengaruhi oleh letak garis lintang, lereng, ketinggian, jarak
dari perairan, serta kondisi arus air laut. Setiap daerah memiliki iklim yang berbeda. Jenis iklim
pada tiap daerah sangat dipengaruhi oleh garis lintang. Karakteristik dari pola iklim global
dipelajari melalui klimatologi. Iklim juga didasarkan pada karakteristik cuaca yang
mempertimbangkan kondisi hujan, suhu, dan angin atau penguapan

JENIS- JENIS IKLIM

1. Iklim Tropis

Iklim tropis terjadi di kawasan sekitar ekuator atau garis khatulistiwa seperti Indonesia. Pada
iklim tropis, cuaca hangat sepanjang hari dan tidak ada musim dingin. Sebagian iklim tropis
seperti hutan hujan tropis, curah hujannya tinggi. Ini adalah kawasan-kawasan yang benar-benar
ada di garis khatulistiwa. Sementara agak jauh dari garis khatulistiwa, daerahnya agak kering
hingga padang pasir.

2. Iklim Subtropis

Sementara, iklim subtropis ada di daerah dengan lintang 20 hingga 40 derajat. Daerah dengan
iklim subtropis punya suhu harian dan musiman yang lebih beragam dari daerah tropis. Di
kawasan mediterranean seperti Yunani dan Italia, iklimnya hangat. Musim panasnya kering
sementara musim dinginnya basah. Iklim subtropis punya curah hujan yang sedang sepanjang
tahun.

3. Iklim Sedang

Iklim sedang atau iklim siklon dapat dijumpai di bumi belahan utara atau utara garis
khatulistiwa. Di kawasan ini, kutub yang dingin bertemu dengan udara yang hangat. Hasilnya,

3
hujan dan salju kerap ditemui di kawasan beriklim sedang. Iklim subtropis menghasilkan suhu
musiman yang beragam. Umumnya ada empat musim yakni musim panas, musim gugur, musim
dingin, dan musim semi.

4. Iklim Dingin

Iklim dingin ada di kutub bumi yakni kutub utara dan kutub selatan. Di kedua wilayah ini,
musim dingin terjadi sepanjang tahun. Di beberapa area bahkan suhunya selalu di bawah 0
derajat celsius atau membeku. Sebagian tempat memiliki salju dan es. Di tempat lain, lapisan
tanah bawahnya membeku.

MACAM MACAM IKLIM DI INDONESIA

a. Iklim Musim (Iklim Muson)

Iklim jenis ini sangat dipengaruhi oleh angin musiman yang berubah-ubah setiap
periode. Biasanya satu periode perubahan angin muson adalah 6 bulan. Iklim
musim terdiri atas muson barat (angin musim barat daya) dan muson timur (angin
musim timur laut).

Angin muson barat bertiup sekitar bulan Oktober hingga April yang basah
sehingga membawa musim hujan/penghujan. Angin muson timur bertiup sekitar
bulan April hingga bulan Oktober yang bersifat kering yang mengakibatkan
wilayah Indonesia mengalami musim kering/kemarau.

b. Iklim Tropis/Tropika (Iklim Panas)

Wilayah yang berada di sekitar garis khatulistiwa otomatis akan mengalami iklim
tropis yang bersifat panas dan hanya memiliki dua musim yaitu musim kemarau
dan musim hujan. Umumnya wilayah Asia tenggara memiliki iklim tropis,
sedangkan negara Eropa dan Amerika Utara mengalami iklim subtropis. Iklim

4
tropis bersifat panas sehingga wilayah Indonesia panas yang mengundang banyak
curah hujan atau hujan naik tropika.

c. Iklim Laut

Indonesia yang merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak wilayah laut
mengakibatkan penguapan air laut menjadi udara yang lembap dan curah hujan
yang tinggi.

2.2 KERUSAKAN LINGKUNGAN AKIBAT PERUBAHAN


IKLIM

Perubahan iklim berdampak sangat luas pada kehidupan masyarakat. Kenaikan


suhu bumi tidak hanya berdampak pada naiknya temperatur bumi tetapi juga
mengubah sistem iklim yang mempengaruhi berbagai aspek pada perubahan alam
dan kehidupan manusia, seperti kualitas dan kuantitas air, habitat, hutan,
kesehatan, lahan pertanian dan ekosistem wilayah pesisir.

 Menurunnya kualitas air


Terlalu tingginya curah hujan akan mengakibatkan menurunnya
kualitas sumber air. Selain itu, kenaikan suhu juga mengakibatkan kadar
klorin pada air bersih.

 Berkurangnya kuantitas air


Pemanasan global akan meningkatkan jumlah air pada atmosfer, yang
kemudian meningkatkan curah hujan. Meski kenaikkan curah hujan

5
sebetulnya dapat meningkatkan jumlah sumber air bersih, namun curah
hujan yang terlalu tinggi mengakibatkan tingginya kemungkinan air untuk
langsung kembali ke laut, tanpa sempat tersimpan dalam sumber air bersih
untuk digunakan manusia.

 Gagal panen akibat kekeringan terjadi di Kampar, Riau


Kasus gagal panen akibat kekeringan yang disebabkan oleh perubahan
iklim terjadi di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Puluhan hektar sawah di
Kecamatan Bangkinang, Kabupaten Kampar tersebut dipastikan gagal panen
akibat kekeringan dengan kerugian mencapai puluhan juta rupiah. Tidak
hanya Kecamatan Bangkinang, namun gagal panen akibat kekeringan ini
diperkirakan akan melanda ratusan hektar sawah lain di seluruh Kabupaten
Kampar. Kekeringan ini merupakan yang terburuk selama dua puluh tahun
terakhir.

 Dampak perubahan iklim terhadap kesehatan manusia


Perubahan iklim menyebabkan banyak masalah lingkungan. Hal yang
sudah mulai terjadi adalah fenomena es di kutub-kutub bumi meleh yang
menyebabkan permukaan air naik sehingga menyebabkan banjir. Ditambah
lagi cuaca ekstrim yang belakangan ini sering terjadi. Misalnya saja, musim
kemarau yang berkepanjangan,

6
 Petani kopi di Bengkulu gagal panen
Tanaman kopi ikut terancam dampak perubahan iklim. Petani kopi di
Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu dan Kabupaten Manggarai,
Provinsi Nusa Tenggara Timur mengalami gagal panen kopi. Gagal panen
tersebut dialibatkan karena intensitas hujan yang sangat tinggi yang
menggugurkan bunga tanaman kopi. Akibatnya, hanya 20 persen dari
tanaman kopi yang dapat dipanen.

 Gagal Panen di Gunung Slamet, Jawa Tengah

Para petani sayur di wilayah lereng timur Gunung Slamet, Jawa

Tengah, mulai mengeluhkan peningkatan penyakit tanaman yang disebabkan

oleh hama tanaman yang menyerang tanaman mereka. Terkait fenomena ini,

Kepala Balai Penelitian Lingkungan Pertanian Kementerian Pertanian,

Prihasto Setyanto menjelaskan bahwa pemanasan global telah terjadi di

Indonesia. Pemanasan global memicu perubahan iklim yang berdampak

pada serangan hama dan penyakit tanaman. Hal ini dikarenakan siklus

perkembangan hama tanaman tidak terputus.

 Cuaca tidak menentu, nelayan sulit melaut


Akibat cuaca yang tidak menentu, para nelayan di Kelurahan Kedung

Cowek, Kecamtan Bulak, Surabaya, Jawa Timur tidak dapat melaut. Cuaca

juga menyebabkan jumlah ikan laut merosot tajam sehingga membuat hasil

7
tangkapan ikan menurun. Secara otomatis, hal ini mempengaruhi pendapatan

keseharian masyarakat.

 Pengaruh cuaca terhadap kesehatan dan perilaku


Perubahan iklim tidak hanya berdampak pada lingkungan saja, tetapi
juga pada perilaku, fisik dan mental manusia. Perubahan iklim dapat
mengkibatkan perubahan cuaca yang sangat ekstrim, sehingga menimbulkan
beberapa perubahan perilaku dan mental manusia, seperti meningkatnya
alergi dan risiko sakit jantung.

 Menghilangnya es di Puncak Jaya


Pada tahun 1998, terdapat lima gletser di Puncak Jaya. Tapi kini,
hanya terdapat 3 gletser. Hal ini terjadi karena gletser tersebut mencair yang
disebabkan oleh peningkatan suhu bumi yang menyebabkan pemanasan
global. Jika kondisi suhu bumi tetap pada kondisi seperti ini, NASA
memprediksikan seluruh gletser di Papua akan musnah pada 20 tahun
mendatang.

8
2.3 KARAKTERISTIK DARI PERUBAHAN IKLIM

Perubahan iklim adalah perubahan yang terjadi pada alam dan merujuk pada
faktor iklim seperti suhu, dan hujan yang terjadi di seluruh dunia dengan berbagai
tingkat dan berbagai cara. Beberapa contoh nya adalah pada abad ke-20 usa lebih
basah dan daerah sahel lebih kering. sebaran iklim di dunia Ciri-ciri perubahan
iklim : Meningkatnya pemanasan, Jumlah karbondioksida yang lebih banyak di
atmosfer, Lebih banyak air, tetapi penyebarannya tidak merata, Kenaikan
permukaan laut, Pengurangan tutupan salju, Gletser yang mencair, Benua arktik
menghangat, Curah hujan tinggi, Musim kemarau yang berkepanjangan,
Peningkatan volume air akibat mencairnya es di kutub, Terjadinya bencana alam
angin puting beliung.

2.4 PARAMETER PERUBAHAN IKLIM

Perubahan iklim secara statistik didefinisikan sebagai perubahan


kecenderungan baik naik atau turun dari unsur unsur iklim yang disertai keragaman
harian, musiman maupun siklus yang tetap berlaku untuk satu periode yang
panjang.Peribahan iklim diukur berdasarkan perubahan komponen utama iklim,
yaitu suhu atau temperatur, musim (hujan dan kemarau), kelembaban dan angin.
Dari variabel-variabel tersebut variabel yang paling banyak dikemukakan adalah
suhu dan curah hujan

Keragaman iklim dapat diketahui melalui analisis deret waktu. Analisis ini
memberikan informasi tentang adanya pola kecenderungan (trend), siklus atau
fluktuasi disekitar nilai rata-rata jangka panjang. Analisis keragaman iklim dengan
metode analisis deret waktu pada data curah hujan telah banyak dilakukan; seperti

9
keragaman curah hujan jangka panjang di Ethiopia (Mahdi dan Suerborn, 2002)
yang menunjukkan kecenderungan curah hujan menurun selama abad 20.
Mosmann dkk., (2004), menggunakan data curah hujan periode 1961-1990 untuk
menganalisa kecenderungan data curah hujan di daratan Spanyol. Zhang, dkk.,
(2007) melakukan simulasi menggunakan multiple model dengan menggunakan
data curah hujan periode 1925-1999 dan menyimpulkan bahwa curah hujan per
tahun di Belahan Bumi Bagian Selatan (30-0)'S cenderung meningkat sedangkan di
Belahan Bumi Bagian Utara (0-30) N cenderung menurun. Analisis deret waktu
curah hujan juga telah dilakukan pada data curah hujan Indonesia antara lain:
Rouw (2009) menganalisis dampak keragaman curah hujan terhadap kinerja
produksi padi sawah (Studi kasus di Kabupaten Merauke, Papua), Pramudia(2007)
menyusun model prediksi curah hujan dengan teknik analisis jaringan syaraf
tiruan. (Neural Network Analysis) di sentra produksi padi di Jawa Barat dan
Banten) dan Sipayung (2004) mempelajari dampak variabilitas Iklim terhadap
Produksi Pangan di Sumatera.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

perubahan iklim dilihat dari unsur-unsur cuaca iklim lain seperti suhu,
penyinaran matahari serta kelembaban relatif. Disarankan juga agar masyarakat
serta pemerintah khususnya petani lebih waspada terhadap perubahan iklim yang
terjadi secara ekstrim agar tidak berdampak pada sektor pertanian dan bidang
lainnya

3.2 SARAN

Saran yang dapat penulis berikan perlu adanya kesadaran yang lebih tinggi
untuk menjaga lingkungan sekitar dari kerusakan sebagai bentuk rasa syukur kita
sebagai manusia terhadap ciptaan Tuhan yang Maha Esa. Diharapkan dengan
adanya makalah ini dapat menambah wawasan para pembaca untuk kesadarannya
dalam menjaga lingkungan sekitar.

11

Anda mungkin juga menyukai