PERUBAHAN IKLIM
DISUSUN
OLEH:
KELOMPOK 6
2. JARMIYATI
3. PUTRI NAIDIA
4. SELVIA MAIMUNAH
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.
Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
PENULIS
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………...iii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………….……..1
1.3 TUJUAN…………………………………………………………………………….2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………...…...3
2.1 IKLIM…………………………………………………………………………..…..3
3.1 KESIMPULAN…………………………………………………………….……...11
3.2 SARAN………………………………………………………………….........……11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Perubahan iklim global merupakan salah satu issu lingkungan penting dunia dewasa ini,
artinya tidak hanya dibicarakan di Indonesia tetapi juga di negara-negara lain di seluruh dunia.
Hal ini disebabkan perubahan iklim global menyebabkan dampak negatif pada berbagai sektor
kehidupan. Beberapa dampak yang dirasakan karena adanya perubahan iklim antara lain
terjadinya peningkatan suhu rata-rata serta peningkatan intensitas curah hujan dan bergesernya
musim hujan.
Keadaan rata-rata suhu udara di Indonesia mulai tahun 1968 hingga tahun 2007 terus
mengalami peningkatan. Dalam waktu 70 tahun sejak tahun 1940 suhu rata-rata di muka bumi
mengalami kenaikan sekitar 0,50 C. Kondisi udara di Indonesia menjadi lebih panas sepanjang
abad dua puluh, yaitu suhu udara rata-rata tahunan telah bertambah kira-kira 0,30 C.
Terjadinya peningkatan rata-rata suhu udara menyebabkan terjadinya penguapan air yang
tinggi, sehingga menyebabkan atmosfir basah dan intensitas curah hujan meningkat. Perubahan
pola curah hujan di Indonesia akan mengarah pada terlambatnya awal musim hujan dan
kecenderungan lebih cepat berakhirnya musim hujan. Hal ini berarti bahwa musim hujan terjadi
dalam waktu yang lebih singkat, tetapi memiliki intensitas curah hujan yang lebih tinggi.
Perubahan iklim pada dasarnya merupakan dampak dari pemanasan global (global
warming), yaitu fenomena peningkatan temperatur global dari tahun ke tahun karena terjadinya
efek rumah kaca (greenhouse effect) yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas rumah kaca
(GRK). Ada enam jenis gas yang digolongkan sebagai GRK. Peningkatan emisi GRK di
sebabkan karena aktivitas manusia maupun peristiwa-peristiwa alam yang berkontribusi bagi
peningkatan emisi GRK tersebut.
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui apa saja penyebab
kerusakan lingkungan yg diakibatkan dari perubahan iklim, untuk mengetahui karakteristik dari
perubahan iklim, dan untuk mengetahui mekanisme yang digunakan pada kerusakan lingkungan
terkait perubahan iklim.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 IKLIM
Iklim adalah kebiasaan dan karakter cuaca yang terjadi di suatu tempat atau daerah.
Pembentukan iklim di suatu tempat dipengaruhi oleh letak garis lintang, lereng, ketinggian, jarak
dari perairan, serta kondisi arus air laut. Setiap daerah memiliki iklim yang berbeda. Jenis iklim
pada tiap daerah sangat dipengaruhi oleh garis lintang. Karakteristik dari pola iklim global
dipelajari melalui klimatologi. Iklim juga didasarkan pada karakteristik cuaca yang
mempertimbangkan kondisi hujan, suhu, dan angin atau penguapan
1. Iklim Tropis
Iklim tropis terjadi di kawasan sekitar ekuator atau garis khatulistiwa seperti Indonesia. Pada
iklim tropis, cuaca hangat sepanjang hari dan tidak ada musim dingin. Sebagian iklim tropis
seperti hutan hujan tropis, curah hujannya tinggi. Ini adalah kawasan-kawasan yang benar-benar
ada di garis khatulistiwa. Sementara agak jauh dari garis khatulistiwa, daerahnya agak kering
hingga padang pasir.
2. Iklim Subtropis
Sementara, iklim subtropis ada di daerah dengan lintang 20 hingga 40 derajat. Daerah dengan
iklim subtropis punya suhu harian dan musiman yang lebih beragam dari daerah tropis. Di
kawasan mediterranean seperti Yunani dan Italia, iklimnya hangat. Musim panasnya kering
sementara musim dinginnya basah. Iklim subtropis punya curah hujan yang sedang sepanjang
tahun.
3. Iklim Sedang
Iklim sedang atau iklim siklon dapat dijumpai di bumi belahan utara atau utara garis
khatulistiwa. Di kawasan ini, kutub yang dingin bertemu dengan udara yang hangat. Hasilnya,
3
hujan dan salju kerap ditemui di kawasan beriklim sedang. Iklim subtropis menghasilkan suhu
musiman yang beragam. Umumnya ada empat musim yakni musim panas, musim gugur, musim
dingin, dan musim semi.
4. Iklim Dingin
Iklim dingin ada di kutub bumi yakni kutub utara dan kutub selatan. Di kedua wilayah ini,
musim dingin terjadi sepanjang tahun. Di beberapa area bahkan suhunya selalu di bawah 0
derajat celsius atau membeku. Sebagian tempat memiliki salju dan es. Di tempat lain, lapisan
tanah bawahnya membeku.
Iklim jenis ini sangat dipengaruhi oleh angin musiman yang berubah-ubah setiap
periode. Biasanya satu periode perubahan angin muson adalah 6 bulan. Iklim
musim terdiri atas muson barat (angin musim barat daya) dan muson timur (angin
musim timur laut).
Angin muson barat bertiup sekitar bulan Oktober hingga April yang basah
sehingga membawa musim hujan/penghujan. Angin muson timur bertiup sekitar
bulan April hingga bulan Oktober yang bersifat kering yang mengakibatkan
wilayah Indonesia mengalami musim kering/kemarau.
Wilayah yang berada di sekitar garis khatulistiwa otomatis akan mengalami iklim
tropis yang bersifat panas dan hanya memiliki dua musim yaitu musim kemarau
dan musim hujan. Umumnya wilayah Asia tenggara memiliki iklim tropis,
sedangkan negara Eropa dan Amerika Utara mengalami iklim subtropis. Iklim
4
tropis bersifat panas sehingga wilayah Indonesia panas yang mengundang banyak
curah hujan atau hujan naik tropika.
c. Iklim Laut
Indonesia yang merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak wilayah laut
mengakibatkan penguapan air laut menjadi udara yang lembap dan curah hujan
yang tinggi.
5
sebetulnya dapat meningkatkan jumlah sumber air bersih, namun curah
hujan yang terlalu tinggi mengakibatkan tingginya kemungkinan air untuk
langsung kembali ke laut, tanpa sempat tersimpan dalam sumber air bersih
untuk digunakan manusia.
6
Petani kopi di Bengkulu gagal panen
Tanaman kopi ikut terancam dampak perubahan iklim. Petani kopi di
Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu dan Kabupaten Manggarai,
Provinsi Nusa Tenggara Timur mengalami gagal panen kopi. Gagal panen
tersebut dialibatkan karena intensitas hujan yang sangat tinggi yang
menggugurkan bunga tanaman kopi. Akibatnya, hanya 20 persen dari
tanaman kopi yang dapat dipanen.
oleh hama tanaman yang menyerang tanaman mereka. Terkait fenomena ini,
pada serangan hama dan penyakit tanaman. Hal ini dikarenakan siklus
Cowek, Kecamtan Bulak, Surabaya, Jawa Timur tidak dapat melaut. Cuaca
juga menyebabkan jumlah ikan laut merosot tajam sehingga membuat hasil
7
tangkapan ikan menurun. Secara otomatis, hal ini mempengaruhi pendapatan
keseharian masyarakat.
8
2.3 KARAKTERISTIK DARI PERUBAHAN IKLIM
Perubahan iklim adalah perubahan yang terjadi pada alam dan merujuk pada
faktor iklim seperti suhu, dan hujan yang terjadi di seluruh dunia dengan berbagai
tingkat dan berbagai cara. Beberapa contoh nya adalah pada abad ke-20 usa lebih
basah dan daerah sahel lebih kering. sebaran iklim di dunia Ciri-ciri perubahan
iklim : Meningkatnya pemanasan, Jumlah karbondioksida yang lebih banyak di
atmosfer, Lebih banyak air, tetapi penyebarannya tidak merata, Kenaikan
permukaan laut, Pengurangan tutupan salju, Gletser yang mencair, Benua arktik
menghangat, Curah hujan tinggi, Musim kemarau yang berkepanjangan,
Peningkatan volume air akibat mencairnya es di kutub, Terjadinya bencana alam
angin puting beliung.
Keragaman iklim dapat diketahui melalui analisis deret waktu. Analisis ini
memberikan informasi tentang adanya pola kecenderungan (trend), siklus atau
fluktuasi disekitar nilai rata-rata jangka panjang. Analisis keragaman iklim dengan
metode analisis deret waktu pada data curah hujan telah banyak dilakukan; seperti
9
keragaman curah hujan jangka panjang di Ethiopia (Mahdi dan Suerborn, 2002)
yang menunjukkan kecenderungan curah hujan menurun selama abad 20.
Mosmann dkk., (2004), menggunakan data curah hujan periode 1961-1990 untuk
menganalisa kecenderungan data curah hujan di daratan Spanyol. Zhang, dkk.,
(2007) melakukan simulasi menggunakan multiple model dengan menggunakan
data curah hujan periode 1925-1999 dan menyimpulkan bahwa curah hujan per
tahun di Belahan Bumi Bagian Selatan (30-0)'S cenderung meningkat sedangkan di
Belahan Bumi Bagian Utara (0-30) N cenderung menurun. Analisis deret waktu
curah hujan juga telah dilakukan pada data curah hujan Indonesia antara lain:
Rouw (2009) menganalisis dampak keragaman curah hujan terhadap kinerja
produksi padi sawah (Studi kasus di Kabupaten Merauke, Papua), Pramudia(2007)
menyusun model prediksi curah hujan dengan teknik analisis jaringan syaraf
tiruan. (Neural Network Analysis) di sentra produksi padi di Jawa Barat dan
Banten) dan Sipayung (2004) mempelajari dampak variabilitas Iklim terhadap
Produksi Pangan di Sumatera.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
perubahan iklim dilihat dari unsur-unsur cuaca iklim lain seperti suhu,
penyinaran matahari serta kelembaban relatif. Disarankan juga agar masyarakat
serta pemerintah khususnya petani lebih waspada terhadap perubahan iklim yang
terjadi secara ekstrim agar tidak berdampak pada sektor pertanian dan bidang
lainnya
3.2 SARAN
Saran yang dapat penulis berikan perlu adanya kesadaran yang lebih tinggi
untuk menjaga lingkungan sekitar dari kerusakan sebagai bentuk rasa syukur kita
sebagai manusia terhadap ciptaan Tuhan yang Maha Esa. Diharapkan dengan
adanya makalah ini dapat menambah wawasan para pembaca untuk kesadarannya
dalam menjaga lingkungan sekitar.
11