Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
1) ADRIAN TARIGAN
2) ARIEL KEMBAREN
3) DEA N.G
4) DILLA PUSPITA
5) M.ALI SABANA
6) MANUEL SIHOMBING
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu
tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Guru kami yang telah
membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa
yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................... i
Daftar Isi ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 2
1.3 Tuuan Makalah ................................................................................ 2
1.4 Manfaat Makalah ............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 3
2.1 Klasifikasi Tipe Iklim dan Pola Iklim Global................................... 3
2.2 Jenis Jenis Iklim ............................................................................... 3
2.3 Pengaruh Perubahan Iklim Global Terhadap Kehidupan ................. 12
2.4 Upaya Mengurangi Terjadinya Perubahan Iklim Global ................. 19
BAB I
PENDAHULUAN
pergantian musim. Hal ini terjadi karena curah hujan memiliki keragaman dan
fluktuasi yang tinggi sehingga curah hujan merupakan unsur iklim yang
sangat dominan mencirikan karakteristik dan potensi sumber daya agroklimat
di Indonesia.
Unsur iklim lain seperti cahaya matahari dan angin jarang digunakan
dalam menentukan klasifikasi iklim. Cahaya matahari jarang digunakan
karena pembagian iklim berdasarkan cahaya matahari sama dengan pembagian
iklim berdasarkan garis lintang, sedangkan pembagian iklim berdasarkan
angin jarang digunakan karena pergerakan angin tidak konsisten sehingga sulit
untuk dijadikan dasar melakukan pembagian iklim.
.
1.2.Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai :
1 Bagaimana Klasifikasi iklim dengan Metode Oldeman.
2 Bagaimana Klasifikasi iklim dengan Metode Schmidt-Ferguson.
1.3.Tujuan Masalah
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah membuat updating peta untuk
melihat pergeseran klasifikasi iklim dengan Metode Oldeman dan membuat
peta klasifikasiiklimdenganMetodeSchmidt-Ferguson.
1.4.Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan pada penelitian ini tersedianya peta terupdate
klasifikasi iklim dengan Metode Oldeman dan peta klasifikasi iklim dengan
Metode Schmidt-Ferguson sebagai bahan pertimbangan pihak yang berwenang
untuk mengambil kebijakan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
memiliki waktu selama setengah tahun angin laut basah sehingga dapat
menimbulkan hujan dan setengah tahun bertiup angin darat yang kering
sehingga dapat menimbulkan musim kemarau.
Iklim salju abadi atau iklim arktik terdiri atas 3 iklim, yaitu :
a) Et : Iklim tundra
b) Ef : Iklim kutu
c) Eh : Iklim salju pada pegunungan tinggi
Dalam iklim ini dapat dibedakan dari tingkat kelembapan atau kebekuan
yang dapat dibagi menjadi beberapa wilayah :
1. Huruf f menunjukkan kondisi lembab, tidak terdapat musim kering dan
curah hujan cukup setiap bulannya .
2. Huruf w menunjukkan musim kering jatuh pada musim dingin .
3. Huruf s menunjukkan musim kering jatuh pada musim panas .
4. Huruf m menunjukkan monsun, yaitu musim kering yang jelas walaupun
priodenya sebentar.
Koppen membagi daerah iklim di bumi menjadi lima kelompok utama, yaitu
sebagai berikut :
1. Iklim A, yaitu iklim tropis yang terdiri atas :
a. Af : Iklim hutan hujan tropis
b. Aw : Iklim sabana tropis
c. An : Iklim monsoon tropis
8
5. Iklim E,yaitu iklim arktik atau iklim salju abadi yang terdiri atas :
a. Et : Iklim tundra
b. Ef : Iklim kutub
c. Eh : Iklim salju pegunungan tinggi
9
Menurut koppen di Indonesia terdapat tipe-tipe iklim Af, Aw, Am, C, dan D.
Af dan Am terdapat di daerah Indonesia bagian barat, tengah ,dan utara, seperti
Jawa Barat, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi Utara. Aw terdapat di Indonesia
yang letaknya dengan Benua Australia seperti daerah-daerah di Nusa Tenggara,
Kepulauan Aru, dan Irian Jaya pantai selatan. C terdapat di hutan-hutan daerah
pegunungan. D terdapat di pegunungan salju Irian Jaya.
Keterangan :
Q = Perbandingan bulan kering dan bulan basah (%)
Md = Mean ( rata-rata ) bulan kering,yaitu jumlah bulan kering dibagi
Jumlah tahun pengamatan
Mw = Mean ( rata-rata ) bulan basah,yaitu perbandingan antara jumlah
bulan basah dengan. Jumlah tahun pengamatan.
10
Berdasarkan 5 tipe utama dan 4 sub divisi tersebut, maka tipe iklim dapat
dikelompokkan menjadi 17 wilayah agroklimat oldeman mulai dari A1 sampai
E4.
2. Zona iklim sedang, anatar ketinggian 600-1.500 meter diatas permukaan laut,
yang memiliki suhu 22-17,10 C. Daerah ini sangat cocok untuk ditanami padi,
tembakau, the, kopi, coklat, kina dan sayuran.
3. Zona iklim sejuk, antara ketinggian 1.500-2.500 meter diatas permukaan laut,
yang memiliki suhu 17,1-11,10 C. Daerah ini sangat cocok untuk ditanami
the, kopi, kina, dan sayur-sayuran.
4. Zona iklim dingin, antara ketinggian lebih dari 2.500 meter diatas permukaan
laut, yang memiliki suhu 11,1-6,20 C.Tumbuhan yang masih mampu bertahan
adalah lumut, dan beberapa jenis rumput dan tidak ada tanaman budidaya.
gas alam dalam berbagai kegiatan akan memicu bertambahnya emisi GRK di
atmosfer.
c. Pertanian dan peternakan
Sekitar sector pertanian juga berperan banyak terhadap meningkatnya emisi
GRK, khususnya gas metana (CH4 ). Berdasarkan penelitian pertanian dan
peternakan merupakan penghasil gas metana terbanyak yang dimana dari
peternakan dihasilkan melalu kotoran ternak yang menghasilkan gas metana
yang di lepaskan ke atmosfer.
d. Sampah
Kegiatan manusia selalu menghasilkan sampah. Sampah merupakan
masalah besar yang dihadapi oleh kota-kota besar di Indonesia. Data dari
Kementerian Lingkungan Hidup mengatakan bahwa pada tahun 1995 rata-
rata orang diperkotaan biasa menghasilkan sampah 0,8 kg perhari dan terus
meningkat hingga 1 kg perorang perhari pada tahun 2000. Diperkirakan
timbunan sampah pada tahun 2020 untuk tiap orang perhari adalah sebesar
2,1 kg.
Sampah sendiri turut menghasilkan emisi GRK berupa gas metana,
walaupun dalam jumlah yang cukup kecil dibandingkan emisi GRK yang
dihasilkan dari sektor kehutanan dan energi. Diperkirakan 1 ton sampah padat
menghasilkan sekitar 50 kg metana. Dengan jumlah penduduk yang terus
meningkat, diperkirakan pada tahun 2020 sampah yang dihasilkan perhari
sekitar 900 juta kg atau sekitar 1.190 ton pertahun. Dengan jumlah sampah
yang demikian besar, maka Indonesia akan menghasilkan gas metana ke
atmosfer sekitar 9.500 ton pertahun, jika sampah kota tidak dikelola secara
benar, maka laju pemanasan global dan perubahan iklim akan semakin cepat.
bagian lainnya akan berubah semakin dingin. Saat ini pun dampaknya sudah
mulai kita rasakan. Berikut ini dampak dari perubahan iklim, yaitu :
a. Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pertanian
Perubahan iklim akan menyebabkan pergeseran musim sehingga musim
kemarau menjadi lebih panjang. Hal ini akan menyebabkan gagal panen,
krisis air bersih dan kebakaran hutan. Sehingga Indonesia harus mengimpor
beras dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhannya. Secara otomatis,
produktivitas di bidang pertanian juga akan menurun
b. Dampak Perubahan Iklim terhadap Kenaikan Permukaan Air Laut
Kenaikan temperature menyebabkan es dan gletser di kutub utara dan selatan
akan mencair. Peristiwa ini menyebabkan terjadinya pemuayan masa air laut
dan kenaikan permukaan air laut. Hal ini membawa banyak perubahan bagi
kehidupan dibawah laut, seperti pemutihan terumbu karang dan punahnya
berbagai jenis ikan. Sehingga akan menurunkan produksi tambak ikan dan
udang, serta mengancam kehidupan masyarakat pesisir pantai. Kenaikan
permukaan air laut akan menyebabkan hancurnya tambak-tambak ikan di
beberapa daerah. Juga dapat merusak terumbu karang di Indonesia .
c. Dampak Perubahan Iklim terhadap Ekosistem
Meningkatnya tingkat keasaman dari laut karena bertambahnya
karbondioksida di atmosfer yang akan membawa dampak negative pada
organisme-organisme laut. Misalnya, hilangnya jenis flora dan fauna di
Indonesia
d. Dampak Perubahan Iklim terhadap Sumber Daya Air
Rata-rata aliran air sungai dan kelestarian air didaerah subflora serta serta
daerah tropis basah diperkirakan akan meningjat sebanyak 10-40%.
Sementara didaerah subtropics dan daerah tropid yang kering, air akan
berkurang sebanyak 10-30% sehingga daerah yang sekarang sering
mengalami kekeringan akan semakin parah kondisinya
e. Dampak Perubahan Iklim terhadap Kesehatan
Frekuensi timbulnya penyakit seperti malaria dan demam berdarah akan
meningkat. Penduduk dengan kapasitas beradaptasi rendah akan semakin
19
rentan terhadap diare, gizi buruk, serta berubahnya pola distribusi penyakit-
penyakit yabg ditularkan melalui berbagai serangga dan hewan. Hal tersebut
menunjukkan bahwa perubahan iklim merupakan suatu ancaman serius bagi
kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lainnya, dalam proses
perubahan iklim terjadi sangat lamban, sehingga dampaknya tidak langsung
dirasakan saat ini, namun sangat terasa pada generasi yang mendatang. Dan
ketika perubahan iklim telah terjadi, maka tak satu upaya pun yang dapat
dilakukan untuk mengembalikan kondisi ke keadaan semula.
Selain yang diatas, hal sederhana yang dapat dilakukan juga adalah 5R
(Rethink, Reduce, Reuse, Recycle, Replace ) yaitu :
a. Rethink : yaitu merubah pola prilaku dalam hal produksi dan konsumsi
suatu barang (produk) yang dihasilkan sehingga dapat dianalisis cara
melakukan daur ulang terhadap produk tersebut.
b. Reduce : yaitu mengurangi penggunaan barang atau material yang
dipergunakan setiap hari karena semakin banyak barang yang digunakan
maka semakin banyak pula sampah yang dihasilkan.
c. Reuse : yaitu memilih barang yang dapat digunakan kembali dan harus
menghindari penggunaan barang yang disposable (sekali pakai). Hal ini
dilakukan untuk memperpanjang suatu barang sebelum menjadi sampah.
d. Recycle : yaitu mendaur ulang barang-barang yang sudah tidak dipakai
atau dimanfaatkan kembali misalnya plastic bekas detergen bisa digunakan
untuk membuat berbagai karya yang unik contohnya seperti tas. Dimana ta
20
situ dapat di jual selain mendapatkan hasilnya kita juga telah melindungi
alam dari bahaya global warming.
e. Replace : yaitu meneliti barang yang sudah di pakai sehari-hari kemudian
mengganti barang yang sekali pakai dengan barang yang tahan lama.
21
BAB III
PENUTUP
A. Keimpulan
Dari makalah ini :
1) Dapat mengetahui mengenai peta perubahan cuaca.
2) Mendapatkan pengetahuan mengenai klasifikasi iklim, tipe-tipe penyebaran
iklim, dan pengelompokan iklim.
3) Dapat mengetahui proses perubahan iklim global, pengaruh perubahan iklim
global pada kehidupan manusia, dampak perubahan iklim global, dan cara
menangani perubahan iklim global.
B. Saran
Semoga makalah yang kami susun dapat bermanfaat bagi para pembaca dan
dapat memberikan pengetahuan tentang proses klasifikasi tipe iklim dan pola
iklim global beserta dengan proses pengelompokannya. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu kritik dan saran yang
membangun sangatlah dibutuhkan penyusun, memgingat masih banyak
kekurangan dari karya ilmiah ini.
iii
DAFTAR PUSTAKA