Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH GEOGRAFI

“KLASIFIKASI TIPE IKLIM DAN POLA


IKLIM GLOBAL”

Disusun Oleh :

KELOMPOK 2
1) ADRIAN TARIGAN
2) ARIEL KEMBAREN
3) DEA N.G
4) DILLA PUSPITA
5) M.ALI SABANA
6) MANUEL SIHOMBING

SMA PLUS TARUNA AKTERLIS MEDAN


TA.2023/2024
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu
tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Guru kami yang telah
membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa
yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Medan, ……Maret 2024


ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................... i
Daftar Isi ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 2
1.3 Tuuan Makalah ................................................................................ 2
1.4 Manfaat Makalah ............................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 3
2.1 Klasifikasi Tipe Iklim dan Pola Iklim Global................................... 3
2.2 Jenis Jenis Iklim ............................................................................... 3
2.3 Pengaruh Perubahan Iklim Global Terhadap Kehidupan ................. 12
2.4 Upaya Mengurangi Terjadinya Perubahan Iklim Global ................. 19

BAB III PENUTUP...................................................................................... 21


3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 21
3.2 Saran ........................................................................................................ 21

Daftar Pustaka ...............................................................................................iii


1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Klasifikasi iklim Klasifikasi iklim merupakan pengelompokkan yang


didasarkan pada persamaan sifat satu atau lebih unsur iklim. Berdasarkan sifat
satu atau lebih unsur maka terbentuklah tipe iklim. Perubahan tipe iklim
menyebabkan terjadinya kenaikan suhu permukaan bumi, perubahan pola hujan,
dan pergeseran musim. Perubahan iklim salah satunya diakibatkan oleh
pemanasan global. Seiring dengan terjadinya perubahan iklim akibat pemanasan
global, maka kemungkinan perubahan tipe-tipe iklim sangatlah besa. Perubahan
iklim secara global akan terus terjadi sejalan dengan peningkatan aktivitas
penduduk. Keadaan ini mempercepat terjadinya perubahan iklim yang
mengakibatkan terjadinya penyimpangan iklim dari kondisi normal.
Penyimpangan iklim ini memunculkan anomali iklim salah satunya fenomena El-
nino dan La-nina. Fenomena El-nino dan La-nina menyebabkan perubahan dan
peningkatan curah hujan dibeberapa daerah di Indonesia.
Perubahan iklim juga diakibatkan oleh penambahan pos-pos penakar hujan.
Penambahan pos-pos penakar hujan dilakukan untuk menyempurnakan data-data
hujan. Sehingga kondisi curah hujan di daerah tersebut dapat dipastikan
kebenarannya, namun penambahan pos-pos penakar hujan juga menyebabkan
terjadinya perubahan tipe-tipe iklim. Unsur yang paling sering digunakan
dalamklasifikasi iklim yaitu suhu dan curah hujan. Klasifikasi iklim yang
spesifik didasarkan atas tujuan penggunaannya, misalnya untuk pertanian,
penerbangan dan kelautan. Pengklasifikasian iklim yang spesifik menggunakan
data unsur iklim sebagai landasannya, tetapi hanya dengan memilih data unsur-
unsur iklim yang berhubungan dan secara langsung mempengaruhi aktivitas
dalam bidang tersebut. Indonesia sebagian besar termasuk zona iklim
tropis dan selebihnya zona pegunungan. Pada daerah tropis, suhu sepanjang
tahun hampir konstan sedangkan perubahan curah hujan mengakibatkan
2

pergantian musim. Hal ini terjadi karena curah hujan memiliki keragaman dan
fluktuasi yang tinggi sehingga curah hujan merupakan unsur iklim yang
sangat dominan mencirikan karakteristik dan potensi sumber daya agroklimat
di Indonesia.
Unsur iklim lain seperti cahaya matahari dan angin jarang digunakan
dalam menentukan klasifikasi iklim. Cahaya matahari jarang digunakan
karena pembagian iklim berdasarkan cahaya matahari sama dengan pembagian
iklim berdasarkan garis lintang, sedangkan pembagian iklim berdasarkan
angin jarang digunakan karena pergerakan angin tidak konsisten sehingga sulit
untuk dijadikan dasar melakukan pembagian iklim.
.
1.2.Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai :
1 Bagaimana Klasifikasi iklim dengan Metode Oldeman.
2 Bagaimana Klasifikasi iklim dengan Metode Schmidt-Ferguson.

1.3.Tujuan Masalah
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah membuat updating peta untuk
melihat pergeseran klasifikasi iklim dengan Metode Oldeman dan membuat
peta klasifikasiiklimdenganMetodeSchmidt-Ferguson.

1.4.Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan pada penelitian ini tersedianya peta terupdate
klasifikasi iklim dengan Metode Oldeman dan peta klasifikasi iklim dengan
Metode Schmidt-Ferguson sebagai bahan pertimbangan pihak yang berwenang
untuk mengambil kebijakan.
3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Klasifikasi Tipe Iklim dan Pola Iklim Global


1 Pengertian Iklim
Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun yang
penyelidikannya dilakukan dalam waktu yang lama ( minimal 30 tahun ) dan
memiliki wilayah yang luas . Misalnya Indonesia memiliki iklim tropis.

2 Pengertian Perubahan Iklim Global


Perubahan iklim global merupakan fenomena dari pemanasan global, dimana
terjadi peningkata gas rumah kaca pada lapisan atmosfer dan berlangsung untuk
jangka waktu tertentu penyebab perubahan iklim ini terjadi dikarenakan berbagai
factor yang serta menimbulkan dampak negative pada manusia.

2.2 Jenis-Jenis Tipe Iklim


a. Klasifikasi Iklim Matahari
Iklim matahari adalah iklim yang pembagiannya berdasarkan banyaknya sinar
matahari yang diterima oleh suatu tempat, dipengaruhi oleh letak lintangnya
sehingga iklim ini disebut “Iklim Garis Lintang” . Adapun pembagian daerahnya
sebagai berikut.

1 Iklim Tropis ( 0-23,50 LU dan 0-23,50 LS )


a) Matahari selalu vertical sehingga suhu udara yang dihasilkan rata-rata
sekitar ( 200 C – 300 C )
b) Tekanan udaranya lebih rendah dan dapat berubah secara perlajan serta
beraturan
c) Pada iklim tropis, cuaca hangat sepanjang hari dan tidak ada musim
dingin.
4

2. Iklim Subtropis ( 23,50 – 400 LU dan 23,50 – 400 LS )


a) Daerah peralihan anatar iklim tropis dan iklim sedang.
b) Terdapat 4 musim, yaitu musim semi,musim panas,musim gugur,dan
musim dingin.
c) Pada musim panas,suhu tidak terlalu panas dan pada musim dingin,suhu
juga tidak terlalu dingin.
d) Jika hujannya jatuh pada musim dingin disebut iklim Meniterania. Jika
hujannya jatuh pada saat musim panas,disebut iklim Tiongkok.
e) Wilayah yang memiliki iklim subtropics anatara lain meliputi sebagian
besar Eropa (kecuali Skandinavia), kawasan Asia Tengah, kawasan Asia
Timur, kawasan Asia Barat sebelah utara, Amerika Serikat, Amerika
Selatan, Afrika Utara, Afrika Selatan dan Australia

3. Iklim Sedang ( 400 – 66,50 LU dan 400 – 66,50 LS )


a) Tekanan udara sering berubah-ubah.
b) Arah angina yang bertiup berubah-ubah tidak menentu. Kadang dapat
menimbulkan badai secara tiba-tiba.

4. Iklim Dingin ( 400 -66,50 LS dan 400 – 66,50 LS )


a) Terdapat iklim tundra,yaitu musim dingin yang berlangsung
lama,sedangkan musim kutub berlangsung singkat. Pada musim
dingin,tanah selalu membeku karena tertutup oleh lapisan es dan salju
sepanjang tahun. Dimusim panas,terdapat banyak rawa yang diakibatkan
oleh es yang mencair di permukaan tanah. Terdapat
b) banyak lumut-lumut dan semak-semak. Wilayahnya meliputi, Amerika
Utara, pulau-pulau dibagian utara Canada, pantai selatan Greenland, dan
Serbia bagian utara.
c) Terdapat iklim es,dalam iklim ini terdapat salju abadi akibat suhu yang
secara terus-menerus rendah. Wilayahnya meliputi, Kutub Utara,
Greenland, dan Antartika di Kutub Selatan.
5

b. Klasifikasi Iklim Fisis


Iklim fisis adalah klasifikasi iklim yang pembagiannya berdasarkan kondisi
sebenarnya suatu daerah sebagai hasil pengaruh keadaan alam dan lingkungan
sekitarnya. Faktor yang berpengaruh antara lain, daratan yang luas, lautan, angin,
arus laut, vegetasi, dan topografi.
Iklim ini dapat dibedakan menjadi :
1) Iklim Laut
Iklim laut terletak di daerah yang dikelilingi oleh lautan. Ciri-cirinya antara
lain penguapan yang tinggi, perbedaan antara suhu siang dengan malam hari
yang rendah, serta yang memiliki curah hujan yang tidak stabil yang dimana
memiliki curah hujan yang rendah,dan memiliki curah hujan yang tinggi.
2) Iklim Darat
Iklim darat adalah iklim yang tidak dipengaruhi oleh angin laut dikarenakan
letaknya di tengah-tengah benua. Ciri-cirinya antara lain, memiliki kelembapan
udara rendah, memiliki perbedaan suhu antara siang dan malam hari yang
sangat mencolok sehingga memungkinkan adanya padang rumput.
3) Iklim Gunung
Iklim gunung adalah iklim yang terdapat di dataran tinggi. Ciri-cirinya antara
lain, terdapat di daerah yang beriklim sedang, serinmg terjadi hujan yang
sering terjadi di lereng yang menghadap angin dan kadang banyak turun salju.
4) Iklim Musim
Iklim musim adaah iklim yang terdapat di daerah yang dilalui oleh angin
musim sehingga musim berganti setiap setengah tahun. Ciri-cirinya antara lain,
6

memiliki waktu selama setengah tahun angin laut basah sehingga dapat
menimbulkan hujan dan setengah tahun bertiup angin darat yang kering
sehingga dapat menimbulkan musim kemarau.

c. Klasifikasi Iklim Menurut Koppen


Koppen membuat klasifikasi iklim seluruh dunia berdasarkan suhu dan
kelembapan udara. Kedua unsur iklim tersebut sangat besar pengaruhnya
terhadap permukaan bumi dan bagi kehidupan. Berdasarkan ketentuan itu koppen
membagi iklim dalam lima daerah iklim pokok. Masing-masing daerah iklim
diberi simbol A,B,C,D, dan E.Klasifikasi iklim koppen menggunakan huruf .
Karakter suhu atau curah hujan dibagi menjadi :
1) Iklim A ( iklim tropis )
Iklim tropis memiliki rata-rata suhu bulanan yang terdingin lebih dari 18 0 C
sehingga kelembapan udara nya tinggi.
2) Iklim B ( iklim arid atau kering )
Pada iklim kering, proses penguapan air lebih tinggi dibandingkan dengan
kejadian hujannya sehingga tidak terdapat kelebihan air dalam tanah dan
sungai permanen.
3) Iklim C ( iklim sedang )
Iklim sedang memiliki rata-rata suhu bulanan sekitar -3 0 C – 180 C paling tidak,
ada satu bulan yang memiliki suhu rata-rata bulanannya melebihi 10 0 C. Iklim
ini memiliki empat musim yaitu, musim semi, musim panas, musim gugur, dan
musim dingin.
4) Iklim D ( iklim salju/dingin )
Iklim ini memiliki suhu rata-rata bulanannya kurang dari -30 C.
5) Iklim E ( iklim es atau salju abadi )
Iklim es ini memiliki suhu panas yang rata-rata tiap bulannya kurang dari 10 0
C.Selain itu, musim panas pada daerah ini tidak jelas.
7

Iklim salju abadi atau iklim arktik terdiri atas 3 iklim, yaitu :
a) Et : Iklim tundra
b) Ef : Iklim kutu
c) Eh : Iklim salju pada pegunungan tinggi

Dalam iklim ini dapat dibedakan dari tingkat kelembapan atau kebekuan
yang dapat dibagi menjadi beberapa wilayah :
1. Huruf f menunjukkan kondisi lembab, tidak terdapat musim kering dan
curah hujan cukup setiap bulannya .
2. Huruf w menunjukkan musim kering jatuh pada musim dingin .
3. Huruf s menunjukkan musim kering jatuh pada musim panas .
4. Huruf m menunjukkan monsun, yaitu musim kering yang jelas walaupun
priodenya sebentar.

Khusus untuk tipe B, huruf keduanya adalah sebagai berikut :


1. Huruf S ( stepa atau semiarid ), rata-rata curah hujan tahunannya sekitar 380
mm – 760 mm pertahun.
2. Huruf W ( gurun atau raid ), rata-rata curah hujan tahunannya kurang dari
250 mm pertahun.

Khusus untuk tipe E, huruf keduanya adalah sebagai berikut :


1. Huruf t artinya tundra.
2. Huruf f artinya salju abadi.
3. Huruf h artinya iklim salju pegunungan tinggi.

Koppen membagi daerah iklim di bumi menjadi lima kelompok utama, yaitu
sebagai berikut :
1. Iklim A, yaitu iklim tropis yang terdiri atas :
a. Af : Iklim hutan hujan tropis
b. Aw : Iklim sabana tropis
c. An : Iklim monsoon tropis
8

2. Iklim B,yaitu iklim kering yang terdiri atas :


a. Bs : Iklim stepa
b. Bw : Iklin gurun

3. Iklim C, yaitu iklim sedang-hangat yang terdiri atas :


a. Cf : Iklim lemba, lembab sepanjang tahun
b. Cw : Iklim lembab dan musim kering terjadi pada musim dingin
c. Cs : Iklim lembab dan musim kering terjadi pada musim panas

4. Iklim D,yaitu iklim dingin yang terdiri dari :


a. Df : Iklim hujan-salju dingin,dan lembab sepanjang tahun
b. Dw : Iklim hutan-salju dingin,dan musim kering terjadi pada musing
dingin

5. Iklim E,yaitu iklim arktik atau iklim salju abadi yang terdiri atas :
a. Et : Iklim tundra
b. Ef : Iklim kutub
c. Eh : Iklim salju pegunungan tinggi
9

Menurut koppen di Indonesia terdapat tipe-tipe iklim Af, Aw, Am, C, dan D.
Af dan Am terdapat di daerah Indonesia bagian barat, tengah ,dan utara, seperti
Jawa Barat, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi Utara. Aw terdapat di Indonesia
yang letaknya dengan Benua Australia seperti daerah-daerah di Nusa Tenggara,
Kepulauan Aru, dan Irian Jaya pantai selatan. C terdapat di hutan-hutan daerah
pegunungan. D terdapat di pegunungan salju Irian Jaya.

d. Klasifikasi Iklim Menurut Schmdit-Ferguson


Klasifikasi iklim menurut Schmdit-Ferguson adalah klasifikasi iklim yang
banyak digunakan dalam bidang perkebunan dan pertanian. Klasifikasi iklim ini
dibuat berdasarkan kondisi iklim didaerah tropis. Dasarnya adalah jumlah curah
hujan yang jatuh setiap bulan dan tingkat kebasahan yang di sebut gradient ( Q ).
Gradien Q adalah persentase nilai perbandingan anatara jumlah rata-rata bualan
kering dan jumlah rata-rata bulan basah. Bulan kering memiliki tebal curah hujan
<60 mm, bulan lembab memiliki tebal curah hujan 60 mm – 100 mm, dan bulan
basah memiliki tebal curah hujan <100 mm.

Cara penentuannya adalah sebagai berikut :


1) Untuk menentukan tipe curah hujan, Schmdit-Ferguson menggunakan tingkat
keabsahan yang disebut gradient (Q)
2) Untuk menentukan nilai Q, menggunakan rumus :

Keterangan :
Q = Perbandingan bulan kering dan bulan basah (%)
Md = Mean ( rata-rata ) bulan kering,yaitu jumlah bulan kering dibagi
Jumlah tahun pengamatan
Mw = Mean ( rata-rata ) bulan basah,yaitu perbandingan antara jumlah
bulan basah dengan. Jumlah tahun pengamatan.
10

e. Klasifikasi Iklim Oldeman


Klasifikasi iklim oldeman tergolong klasifikasi yang baru di Indonesia dan
pada beberapa hal masih mengundang diskusi mengenai batasan atau kriteria yang
digunakan. Namun demikian untuk keperluan praktis klasifikasi ini cukup
berguna terutama pada penggunaan klasifikasi lahan pertanian tanaman pangan di
indonsia. Klasifikasi iklim diarahkan kepada tanaman pangan seperti padi dan
palawija. Dibandingkan dengan metode lain, metode ini sudah lebih maju karena
sekaligus memperhitungkan unsur cuaca lain seperti radiasi matahari dikaitkan
dengan kebutuhan air pada tanaman.
Oldeman membuat sistem baru dalam klasifikasi iklim yang dihubungkan
dengan pertanian menggunakan unsur iklim hujan. Ia membuat dan
menggolongkan tipe-tipe iklim di Indonesia berdasarkan pada kriteria bulan-bulan
basah dan bulan-bulan kering secara berturut-turut. Kriteria dalam klasifikasi
iklim berdasarkan pada perhitungan bulan basah ( BB ), bulan lembab ( BL ) dan
bulan kering ( BK ) dengan batasan memperhatikan peluang hujan, hujan efektif
dan kebutuhan air bagi tanaman.
Kriteria yang dimiliki bulan basah, bulan lembab, bulan kering sesuai
oldeman adalah sebagai berikut :
1) Bulan kering : Memiliki curah hujan kurang dari 100 mm
2) Bulan lembab : Memiliki curah hujan 100 mm – 200 mm
3) Bulan basah : Memiliki curah hujan lebih dari 200 mm

Selanjutnya dalam penentuan klasifikasi iklim oldeman menggunakan


ketentuan panjang priode bulan basah dan bulan kering berturut-turut. Tipe utama
klasifikasi oldeman dibagi menjadi 5 tipe yang didasarkan pada jumlah bulan
basah berturut-turut. Sedangkan sub divisinya dibagi menjadi 4 yang didasarkan
pada jumlah bulan kering berturut-turut. Oldeman membagi tipe iklim menjadi 5
kategori yaitu A, B, C, D, dan E.
11

Berdasarkan 5 tipe utama dan 4 sub divisi tersebut, maka tipe iklim dapat
dikelompokkan menjadi 17 wilayah agroklimat oldeman mulai dari A1 sampai
E4.

f. Klasifikasi Iklim Junghuhn


Seperti halnya Schmidt dan Ferguson, yang dapat membantu untuk keperluan
dalam pola pembudidayaan tanaman perkebunan, seperti tanaman the, kopi, dan
kina. Iklim ini ditemukan oleh seorang ahli Botani asal Belanda bernama
junghuhn.Ia membuat penggolongan iklim ini di Indonesia tepatnya di Pulau
Jawa. Penggolongan iklim ini berfungsi ini untuk menentukan jenis tumbuhan
yang cocok dalam kawasan tersebut serta dapat membantu penyebaran tumbuhan
di wilayah Kepulauan Jawa.

Junghuhn membagi lima wilayah iklim yang berdasarkan ketinggian tempat


diatas permukaan laut sebagai berikut ini :
1. Zona iklim panas, antara ketinggian 0-600 meter diatas permukaan laut, yang
memiliki suhu 56,3-220 C, daerah ini sangat cocok untuk ditanami padi,
jagung, kopi, tembakau, tebu, karet, kelapa dan kakau.
12

2. Zona iklim sedang, anatar ketinggian 600-1.500 meter diatas permukaan laut,
yang memiliki suhu 22-17,10 C. Daerah ini sangat cocok untuk ditanami padi,
tembakau, the, kopi, coklat, kina dan sayuran.
3. Zona iklim sejuk, antara ketinggian 1.500-2.500 meter diatas permukaan laut,
yang memiliki suhu 17,1-11,10 C. Daerah ini sangat cocok untuk ditanami
the, kopi, kina, dan sayur-sayuran.
4. Zona iklim dingin, antara ketinggian lebih dari 2.500 meter diatas permukaan
laut, yang memiliki suhu 11,1-6,20 C.Tumbuhan yang masih mampu bertahan
adalah lumut, dan beberapa jenis rumput dan tidak ada tanaman budidaya.

2.3 Pengaruh Perubahan Iklim Global Terhadap Kehidupan


1. Pengertian dan Gejala Perubahan Iklim Global
Kemajuan pesat pembangunan ekonomi yang menimbulkan dampak serius
terhadap iklim dunia, anatara lain lewat pembakaran batu bara, bahan-bahan
fosil serta alih pengambilan alih fungsi lahan yang menyebabkan suhu bumi
menjadi naik. Perubahan suhu bumi ini dapat mempengaruhi perubahan pada
13

unsur-unsur iklim lainnya, seperti naiknya suhu air laut, meningkatnya


penguapan diudara serta berubahnya pola curah hujan dan tekanan udara yang
mempengaruhi iklim dunia dan disebut sebagai perubahan iklim.
Perubahan iklim global sudah terjadi sejak lama, sebagai contohnya dahulu
ketika permukaan bumi masih ditutupi oleh bongkahan es namun sekarang
keadaan bumi berubah menjadi lebih hangat dikarenakan proses alam seperti
suhu yang naik turun secara musiman akibat dari proses fluktuasi radiasi
matahari, misalnya yang diakibatkan oleh letusan gunung api. Namun sekarang
tidak hanya terjadi oleh peristiwa alam melainkan oleh aktivitas manusia.
Perubahan iklim merupakan sebuah fenomena global karena penyebabnya
yang bersifat global, perubahan iklim global adalah proses berubahnya iklim
dibumi yang dapat disebabkan karena proses internal (peristiwa alam) ataupun
eksternal ( aktivitas manusia ) yang dapat merubah komposisi atmosfer secara
global dan dapat diamati dalam kurun waktu tertentu ( jangka panjang ).
Perubahan iklim terjadi secara global namun dampak yang dirasakan
bervariasi secara lokal dan global dan pola intensitas berbagai parameter antara
lain suhu, curah hujan, kelembapan, angina dan penguapan ( evaporasi ).

Ditingkat global perubahan iklim yang dapat dirasakan sebagai berikut :


a. Perubahan dalam siklus hidrologi
Kenaikan temperature setelah mempercepat siklus hidrologi, atmosfer yang
lebih hangat akan menyimpan lebih banyak uap air, sehingga menjadi kurang
stabil dan menghasilkan lebih banyak presipitasi, terutama dalam bentuk hujan
lebat. Panas yang lebih besar juga mempercepat proses evaporasi. Dampak dari
perubahan-perubahan tersebut dalam siklus air adalah menurunnya kuantitas
dan kualitas air bersih didunia, sehingga mengakibatkan kecepatan angina
maksimum bertambah dan membuat curah hujan yang semakin lebat atau
tinggi.
14

b. Meningkatnya resiko kesehatan


Perubahan iklim dapat mempengaruhi pola curah hujan yang terjadi dapat
menyebabkan curah hujan yang semakin tinggi dan akan mengubah distribusi
nyamuk-nyamuk malaria dan penyakit-penyakit menular lainnya, sehingga
mempengaruhi distribusi musiman penyakit alergi yang diakibatkan oleh
serbuk sari dan meningkatnya penyakit-penyakit pada saat gelombang panas
( heat waves ).
c. Kenaikan permukaan air laut
Prediksi paling baik untuk kenaikan permukaan air laut akibat perluasan lautan
dan pencarian gletser yang terjadi pada akhir abad ke-21 ( dibandingkan
dengan keadaan pada 1989-1999 ) adalah 28-58 cm. Hal ini akan menyebabkan
memburuknya bencana banjir didaerah pantai dan erosi. Kenaikan permukaan
laut yang besar hingga 1 meter pada 2100 diperkirakan akan melebihi 1 meter,
apabila lapisan es terus mencair seiring dengan kenaikan temperature.
Kenaikan permukaan laut ini dapat mempengaruhi kondisi lautan yang akan
mengalami kenaikan temperature yang berpengaruh pada kehidupan bawah
laut dan mengalami proses pengasaman dengan diserapnya karbondioksida.
Hal ini menyebabkan batu karang, dan spesies lainnya dapat kehilangan
kemampuuannya dalam membentuk cangkang dan kerangka.
d. Mempengaruhi kekayaan keanekaragama hayati
Musnahnya berbagai jenis keanekaragaman hayati yang juga disebabkan oleh
kejadian hujan badai yang meningkat frekuensi dan intensitasnya, angin topan,
dan banjir, meningkatnya jumlah tanah kering yang potensialnya mejadi turun
karena kekeringan yang berkepanjangan, meningkatnya frekuensi kebaran
hutan, daerah-daerah tertentu menjadi padat dan sesak karena terjadi arus
pengungsian. Bererapa fakta perubahan iklim yang menghilangkan
keanekaragaman hayati, diantaranya :
1) Populasi penguin antartika menurun lebih dari 80% sejak 1975 akibat
hilangnya es lautan
2) Kijang karibu artik mengalami penurunan tajam karena kelaparan
akibat perubahan iklim saat pencairan awal es dan pembekuan, yang
15

mengakibatkan mereka sulit menahan mengjangkau tumbuhan


makanannya
3) Burung yang bermigrasi nyaris mati akibat perjalan yang tidak tepat
waktu membuat mereka tidak mendapat persediaan makanan yang
cukup saat mereka tiba ditempat tujuan atau tempat-tempat seperti
lahan basah yang sudah mongering sehingga tidak menyediakan habitat
bagi mereka

2. Menimpa komunitas yang paling rentan


Komunitas yang paling rentan adalah komunitas masyarakat kurang mampu
( miskin ) sebab mereka akan sulit untuk melakukan usaha untuk mengatasi
dampak dari perubahan iklim dengan kurangnya kemampuan. Beberapa
komunitas yang yang paling rentan adalah buruh tani, suku-suku asli, dan orang-
orang yang tinggal ditepi pantai, dikarenakan kurangnya pangan yang diakibatkan
oleh perubahan iklim.
Dalam perubahan iklim ini, para ahli berusaha menjelaskan perubahan iklim
yang sedang terjadi di Indonesia yang menggunakan beberapa indicator
diantaranya sebagai berikut :
1) Perubahan suhu daratan , menggambarkan perubahan situasi lokal yang
mengikuti suhu maksimum, suhu minimum, dan suhu rata-rata baik harian
maupun bulanan.
2) Peningkatan curah hujan ekstrim, perubahan iklim merupakan perubahan
energy dan siklus air yang menyebabkan terjadi perubahan pola curah
hujan berubah ekstrim ( melebihi ambang batas statistic ) yang di sebabkan
oleh fenomena cuaca seperti banjir, kekeringan, berkurang nya jumlah hari
hujan, serta penambahan priode hari hujan secara berturut-turut.
3) Maju mundurnya musim, di Indonesia yang dikenal sebagai Negara
agraris, informasi yang paling penting bagi pertanian adalah informasi
awal datangnya musim kemarau dan musim hujan. Pengamatan yang
dilakukan oleh BMKG telah terjadi pergeseran musim, misalkan musim
16

kemarau di Jawa Barat mengalami pergeseran maju ( lebih cepat dating )


sekitar 20 hari dibandingkan dengan 30 tahun yang lalu.
4) Perubahan jumlah volume hujan, informasi akumulasi curah hujan harian,
bulanan, tahunan, menjadi catatan penting yang menunjukkan potensi
kapasitas sumber daya air tercurah, informasi ini penting untuk pengolahan
lahan sumber daya air jangka panjang.

3. Faktor-faktor penyebab perubahan iklim global


Perubahan iklim global adalah perubahan yang disebabkan karena factor
internal berupa proses alamiah seperti aktivitas vulkanisme. Namun perubahan
yang terjadi saat ini terjadi dikarenakan adanya aktivitas manusia, selain itu
disebabkan karena adanya pertambahan populasi penduduk dan pesatnya
pertumbuhan teknologi dan industri ternyata juga memberi kontribusi besar pada
perubahan gas rumah kaca (GRK ).
Akibat jenis aktivitas berbeda-beda, maka GRK yang dikontribusikan oleh
setiap Negara keatmosfer pun porsinya berbeda-beda. Di Indonesia sendiri gas
rumah kaca ( GRK ) yang berasal dari manusia dapat dibedakan atas beberapa hal,
yaitu :
a. Kehutanan
Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia dengan luas hutan
terbesar, yaitu 120,3 juta hektar. Sekitar 17% dari luasan tersebut adalah
hutan konservasi dan 23% hutan lindung. Namun dari tahun ke tahun luas
hutan berkurang. Hal ini disebabkan oleh penebangan liar atau juga kebaran
hutan ( disengaja ataupun tidak disengaja ). Padahal hutan sangat berperan
sebagai penyebab CO2 dan penghasil O2 dengan kemmapuan hutan tersebut
dapat mengurangi kadar GRK di udara.
b. Pemanfaatan bahan bakar fosil
Energi listrik dan bahan bakar fosil sangat penting bagi kehidupan
manusia. Ketergantungan tersebut sangat berdampak buruk bagi kehidupan
umat manusia. Penggunaan energi fosil seperti, minyak bumi, batu bara, dan
17

gas alam dalam berbagai kegiatan akan memicu bertambahnya emisi GRK di
atmosfer.
c. Pertanian dan peternakan
Sekitar sector pertanian juga berperan banyak terhadap meningkatnya emisi
GRK, khususnya gas metana (CH4 ). Berdasarkan penelitian pertanian dan
peternakan merupakan penghasil gas metana terbanyak yang dimana dari
peternakan dihasilkan melalu kotoran ternak yang menghasilkan gas metana
yang di lepaskan ke atmosfer.
d. Sampah
Kegiatan manusia selalu menghasilkan sampah. Sampah merupakan
masalah besar yang dihadapi oleh kota-kota besar di Indonesia. Data dari
Kementerian Lingkungan Hidup mengatakan bahwa pada tahun 1995 rata-
rata orang diperkotaan biasa menghasilkan sampah 0,8 kg perhari dan terus
meningkat hingga 1 kg perorang perhari pada tahun 2000. Diperkirakan
timbunan sampah pada tahun 2020 untuk tiap orang perhari adalah sebesar
2,1 kg.
Sampah sendiri turut menghasilkan emisi GRK berupa gas metana,
walaupun dalam jumlah yang cukup kecil dibandingkan emisi GRK yang
dihasilkan dari sektor kehutanan dan energi. Diperkirakan 1 ton sampah padat
menghasilkan sekitar 50 kg metana. Dengan jumlah penduduk yang terus
meningkat, diperkirakan pada tahun 2020 sampah yang dihasilkan perhari
sekitar 900 juta kg atau sekitar 1.190 ton pertahun. Dengan jumlah sampah
yang demikian besar, maka Indonesia akan menghasilkan gas metana ke
atmosfer sekitar 9.500 ton pertahun, jika sampah kota tidak dikelola secara
benar, maka laju pemanasan global dan perubahan iklim akan semakin cepat.

4. Dampak atau Pengaruh Perubahan Iklim Global


Perubahan iklim terjadi secara perlahan dalam jangka waktu yang cukup
panjang, antara 50-100 tahun. Walaupun terjadi secara perlahan, perubahan
iklim memberikan dampak yang sangat besar pada kehidupan umat manusia.
Sebagian besar wilayah di dunia akan menjadi semakin panas, sementara
18

bagian lainnya akan berubah semakin dingin. Saat ini pun dampaknya sudah
mulai kita rasakan. Berikut ini dampak dari perubahan iklim, yaitu :
a. Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pertanian
Perubahan iklim akan menyebabkan pergeseran musim sehingga musim
kemarau menjadi lebih panjang. Hal ini akan menyebabkan gagal panen,
krisis air bersih dan kebakaran hutan. Sehingga Indonesia harus mengimpor
beras dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhannya. Secara otomatis,
produktivitas di bidang pertanian juga akan menurun
b. Dampak Perubahan Iklim terhadap Kenaikan Permukaan Air Laut
Kenaikan temperature menyebabkan es dan gletser di kutub utara dan selatan
akan mencair. Peristiwa ini menyebabkan terjadinya pemuayan masa air laut
dan kenaikan permukaan air laut. Hal ini membawa banyak perubahan bagi
kehidupan dibawah laut, seperti pemutihan terumbu karang dan punahnya
berbagai jenis ikan. Sehingga akan menurunkan produksi tambak ikan dan
udang, serta mengancam kehidupan masyarakat pesisir pantai. Kenaikan
permukaan air laut akan menyebabkan hancurnya tambak-tambak ikan di
beberapa daerah. Juga dapat merusak terumbu karang di Indonesia .
c. Dampak Perubahan Iklim terhadap Ekosistem
Meningkatnya tingkat keasaman dari laut karena bertambahnya
karbondioksida di atmosfer yang akan membawa dampak negative pada
organisme-organisme laut. Misalnya, hilangnya jenis flora dan fauna di
Indonesia
d. Dampak Perubahan Iklim terhadap Sumber Daya Air
Rata-rata aliran air sungai dan kelestarian air didaerah subflora serta serta
daerah tropis basah diperkirakan akan meningjat sebanyak 10-40%.
Sementara didaerah subtropics dan daerah tropid yang kering, air akan
berkurang sebanyak 10-30% sehingga daerah yang sekarang sering
mengalami kekeringan akan semakin parah kondisinya
e. Dampak Perubahan Iklim terhadap Kesehatan
Frekuensi timbulnya penyakit seperti malaria dan demam berdarah akan
meningkat. Penduduk dengan kapasitas beradaptasi rendah akan semakin
19

rentan terhadap diare, gizi buruk, serta berubahnya pola distribusi penyakit-
penyakit yabg ditularkan melalui berbagai serangga dan hewan. Hal tersebut
menunjukkan bahwa perubahan iklim merupakan suatu ancaman serius bagi
kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lainnya, dalam proses
perubahan iklim terjadi sangat lamban, sehingga dampaknya tidak langsung
dirasakan saat ini, namun sangat terasa pada generasi yang mendatang. Dan
ketika perubahan iklim telah terjadi, maka tak satu upaya pun yang dapat
dilakukan untuk mengembalikan kondisi ke keadaan semula.

2.4 Upaya Mengurangi Terjadinya Perubahan Iklim Global


Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan sebagai untuk mengurangi,
diantanya Sebagai berikut, yaitu :
a. Mengurangi pembakaran bahan bakar fosil dan deforestasi
b. Menggunakan kendaraan umum agar populasi gas dapat berkurang
c. Mengelola tempat pembuangan sampah
d. Mengurangi penggunaan AC

Selain yang diatas, hal sederhana yang dapat dilakukan juga adalah 5R
(Rethink, Reduce, Reuse, Recycle, Replace ) yaitu :
a. Rethink : yaitu merubah pola prilaku dalam hal produksi dan konsumsi
suatu barang (produk) yang dihasilkan sehingga dapat dianalisis cara
melakukan daur ulang terhadap produk tersebut.
b. Reduce : yaitu mengurangi penggunaan barang atau material yang
dipergunakan setiap hari karena semakin banyak barang yang digunakan
maka semakin banyak pula sampah yang dihasilkan.
c. Reuse : yaitu memilih barang yang dapat digunakan kembali dan harus
menghindari penggunaan barang yang disposable (sekali pakai). Hal ini
dilakukan untuk memperpanjang suatu barang sebelum menjadi sampah.
d. Recycle : yaitu mendaur ulang barang-barang yang sudah tidak dipakai
atau dimanfaatkan kembali misalnya plastic bekas detergen bisa digunakan
untuk membuat berbagai karya yang unik contohnya seperti tas. Dimana ta
20

situ dapat di jual selain mendapatkan hasilnya kita juga telah melindungi
alam dari bahaya global warming.
e. Replace : yaitu meneliti barang yang sudah di pakai sehari-hari kemudian
mengganti barang yang sekali pakai dengan barang yang tahan lama.
21

BAB III
PENUTUP

A. Keimpulan
Dari makalah ini :
1) Dapat mengetahui mengenai peta perubahan cuaca.
2) Mendapatkan pengetahuan mengenai klasifikasi iklim, tipe-tipe penyebaran
iklim, dan pengelompokan iklim.
3) Dapat mengetahui proses perubahan iklim global, pengaruh perubahan iklim
global pada kehidupan manusia, dampak perubahan iklim global, dan cara
menangani perubahan iklim global.

B. Saran
Semoga makalah yang kami susun dapat bermanfaat bagi para pembaca dan
dapat memberikan pengetahuan tentang proses klasifikasi tipe iklim dan pola
iklim global beserta dengan proses pengelompokannya. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu kritik dan saran yang
membangun sangatlah dibutuhkan penyusun, memgingat masih banyak
kekurangan dari karya ilmiah ini.
iii

DAFTAR PUSTAKA

As-Syakur , Abd Rahman. 2005 . Aplikasi Sistem Informasi Geografis ( SIG )


untuk Pemutakhiran Peta Agroklimat Berdasarkan Klasifikasi Oldeman dan
Schmdit-Ferguson. Skripsi. Denpasar : Fakultas Pertanian, Universitas Udayana
Bali.

Barus, B. dan U.S. Wiradisastra. 2000. Sistem Informasi Geografi. Bogor :


Fakultas Pertanian IPB.

Dewi, Nur Kusuma. 2005. Kesesuaian Iklim Terhadap Pertumbuhan Tanaman.


Mediargo. 1(2), 1 – 15. Mustofa, Bisri.., dan Inung Sektiawan. 2010 . Kamus
Lengkap Geografi. Yogyakarta : Panji Pustaka.

Sudrajat, Ayi. 2009. Pemetaan Klasifikasi Iklim Oldeman dan Schdimt-Ferguson


Sebagai Upaya Pemanfaatan Sumberdaya Iklim dalam Pengelolaan Sumberdaya
Alam. Tesis. Medan.

Anda mungkin juga menyukai