Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH KLIMATOLOGI

KLASIFIKASI IKLIM DI DUNIA

NAMA : JOHAN RIZALDI PENLAANA


NIM : 192385055
KELAS :B
SEMESTER : II

MANAJEMEN SUMBER DAYA HUTAN


JURUSAN KEHUTANAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI
KUPANG
2020
KATA PRNGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “KLASIFIKASI IKLIM DI DINIA”. Semoga makalah ini
dapat memberi informasi dan juga sebagai referensi menambah wawasan kita tentang klasifikasi
iklim di dunia.

Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuuhi tugas mata kuliah
Klimatologi. Saya menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna dari segi
penyusunan, bahasan, maupun penulisan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun selalu diharapkan.

Akhir kata,saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisiasi dalam
penyusunan makalah ini. Semoga Tuhan Yesus senantiasa memberkati segala usaha kita.

Kupang, 21 April 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………
1.1. Latar belakang………………………………………………………..
1.2. Rumusan masalah……………………………………………………
1.3. Tujuan…………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………….
A. Pengertian iklim………………………………………………………………
B. Factor yang mempengaruhi iklim……………………………………………
C. Klasifikasi iklim………………………………………………………………
BAB III PENUTUP………………………………………………………………….
A. Kesumpulan…………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang

Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca dalam waktu yang panjang. Iklim di bumi sangat
dipengaruhi oleh posisi matahari terhadap bumi. Terdapat beberapa klasifikasi iklim di bumi ini
yang ditentukan oleh letak geografis. Klasifikasi iklim merupakan usaha untuk mengidentifikasi
dan mencirikan perbedaan iklim yang terdapat di bumi. Akibat perbedaan latitudo (posisi relatif
terhadap khatulistiwa, garis lintang), letak geografi, dan kondisi topografi, suatu tempat memiliki
kekhasan iklim.Klasifikasi iklim biasanya terkait dengan bioma atau provinsi floristik karena
iklim mempengaruhi vegetasi asli yang tumbuh di suatu kawasan.

Klasifikasi iklim yang paling umum dikenal adalah klasifikasi Koeppen dan Geiger.
Klasifikasi ini berlaku untuk seluruh dunia sehingga sering dirujuk untuk kajian-kajian geologis
dan ekologi. Beberapa negara mengembangkan klasifikasi iklim sendiri untuk mengatasi variasi
iklim tempatan yang beragam.

            Trewartha and Horn (1995) mengatakan bahwa iklim merupakan suatu konsep yang
abstrak, dimana iklim merupakan komposit dari keadaan cuaca hari ke hari dan elemen-elemen
atmosfer di dalam suatu kawasan tertentu dalam jangka waktu yang panjang. Iklim bukan hanya
sekedar cuaca rata-rata, karena tidak ada konsep iklim yang cukup memadai tanpa ada apresiasi
atas perubahan cuaca harian dan perubahan cuaca musiman serta suksesi episode cuaca yang
ditimbulkan oleh gangguan atmosfer yang bersifat selalu berubah, meski dalam studi tentang
iklim penekanan diberikan pada nilai rata-rata, namun penyimpangan, variasi dan keadaan atau
nilai-nilai yang ekstrim juga mempunyai arti penting.
Berdasarkan posisi relatif suatu tempat di bumi terhadap garis khatulistiwa dikenal
kawasan-kawasan dengan kemiripan iklim secara umum akibat perbedaan dan pola perubahan
suhu udara, yaitu kawasan tropika (23,5°LU-23,5°LS), subtropika (23,5°LU-40°LU dan 23°LS-
40°LS), sedang (40°LU-66,5°LU dan 40°LS-66,5°LS), dan kutub (66,5°LU-90°LU dan
66,5°LS-90°LS).
1.2. Rumusan masalah
1. Pengertian iklim
2. Factor yang mempengaruhi perbedaan iklim
3. Klasifikasi iklim di Dunia

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian iklim
2. Umtuk mengetahui Factor yang mempengaruhi perbedaan iklim
3. Untuk Mengetahui klasifikasi iklim di Dunia
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian iklim

Iklim merupakan gabungan berbagai kondisi cuaca sehari-hari atau dikatakan iklim
merupakan rerata cuaca. Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca dalam waktu yang panjang. Studi
tentang iklim dipelajari dalam meteorologi. Iklim di bumi sangat dipengaruhi oleh posisi
matahari terhadap bumi. Terdapat beberapa klasifikasi iklim di bumi ini yang ditentukan oleh
letak geografis. Secara umum kita dapat menyebutnya sebagai iklim tropis, lintang menengah
dan lintang tinggi. Ilmu yang mempelajari tentang iklim adalah klimatologi.
Iklim yang terdapat di suatu daerah atau wilayah tidak dapat dibatasi hanya oleh satu
analisir iklim tetapi merupakan kombinasi berbagai anasir iklim ataupun cuaca.. Hal yang
penting adalah; untuk mengetahui penyimpangan-penyimpangan iklim harus berdasarkan pada
harga normal, yaitu harga rerata cuaca selama 30 tahun. Angka 30 tahun merupakan persetujuan
internasional.
Iklim di suatu negara tidak selalu sama, melainkan selalu berbeda antara negara satu
dengan lainnya, hal demikian mampu menyebabkan perbedaan dalam bidang proses alami,
perkembangan dan kehidupan biologis. Sehingga, perbedaan iklim antara negara dapat
berpengaruh kepada: proses pembentukan tanah, pelapukan batuan, kesuburan lahan pertanian,
jenis tanaman budidaya, erosi, dan sedimentasi.

B. Factor yang mempengaruhi perbedaan iklim


Perbedaan iklim ditentukan oleh faktor pengendali iklim negara bersangkutan dan
keberadaan kuantitas dan kualitas unsur-unsur atau elemen-elemen iklim di setiap negara, yang
rentan sekali mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Pengaruh pengendali iklim sifatnya
tetap/permanen, sedang pengaruh elemen-elemen iklim bersifat tidak tetap/remanen. Baik
pengendali iklim dan elemen iklim merupakan faktor utama sebagai penentu iklim bagi negara.
Perbedaan iklim di setiap negara banyak dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya
lokasi negara, kedudukan matahari, luas darat dan luas laut, topografi, dll. Faktor-faktor itu biasa
disebut pengendali iklim. Pengendali iklim dapat mengatur keberadaan unsur-unsur atau elemen-
elemen iklim di suatu wilayah. Ada dua faktor pengendali iklim, yaitu:
1. Faktor Luar Bumi
Faktor pengendali iklim dari luar bumi ialah matahari. Sinar matahari adalah
sebagai sumber panas atau energi bagi bumi. Panas matahari atau energi mampu
mempengaruhi keberadaan dan perkembangan terhadap: angin, awan, hujan, temperatur,
tekanan udara, dll. Kedudukan matahari terhadap bumi atau sebaliknya, sepanjang tahun
tidak sama, tetapi selalu bergeser. Hal ini dapat terjadi karena rotasi dan revolusi oleh
bumi terhadap matahari, sehingga luasan daerah di bumi yang mendapat energi selalu
berubah, baik kuantitas, kualitas, dan lama waktunya. Kedudukan matahari terhadap
bumi berpengaruh besar bagi pembagian daerah iklim di bumi.
2. Faktor Dalam Bumi
Faktor pengendali iklim dari dalam bumi ditentukan oleh manusia dan faktor fisis
daerah bersangkutan. Pengendali iklim oleh manusia tidak banyak merubah keadaan dan
perkembangan iklim, tetapi hanya mampu memperkecil pengaruh iklim, seperti membuat
hujan buatan. Keadaan fisis daerah yang berperan sebagai pengatur iklim adalah:
 Garis Lintang
 Bentuk muka bumi
 Topografi
 Daerah tekanan udara
 Permukaan tanah
 Luas darat dan laut

C. Klasifikasi iklim dunia


1) Jenis iklin di dunia
Perubahan cuaca dan iklim dipengaruhi oleh unsur: temperatur Tekanan,
Kelembaban, angin, awan, dan curah hujan. Pengertian cuaca adalah rata-rata
udara di suatu tempat uang terbatas dan relatif sempit, sedangkan Iklim adalah
keadaan rata cuaca di satu daerah yang cukup luas dan dalam kurun waktu yang
cukup lama. Iklim dunia dikelompokan berdasarkan berdasarkan garis lintang dan
garis bujur serta suhu.
Adapun jenis iklim dunia :
 Iklim Matahari
 Iklim Fisis
 Ikllim Junghuhn
 Iklim Schmid-Ferguson
 Iklim Oldeman
 Iklim Mohr
 Iklim Kopen
2) Klasifikasi jenis iklim di dunia
A. Ikim matahari
Iklim matahari merupakan klasifikasi iklim yang menghitung paparan sinar matahari
yang diterima suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu. Klasifikasi ini membagi zona
iklimnya sesuai dengan lokasi geografis lintangnya. Semakin ke utara dan selatan suatu
wilayah semakin sedikit paparan mataharinya, sedangkan semakin ke tengah
(kathulistiwa) semakin tinggi pula paparan mataharinya.
Terdapat 4 klasifikasi iklim matahari, yaitu :
 Iklim tropis
Iklim ini berada disekitar kathulistiwa dan dibatasi oleh garis lintang
23,5′LU Tropic of Cancer dan 23,5′ LS Tropic of Capricorn. Daerah ini
merupakan satu-satunya aderah di bumi yang mengalami paparan sinar
matahari tepat diatas kepala, atau lurus 90′. Pada wilayah ini, suhu rata-rata
harian tergolong tinggi, bahkan dapat mencapai angka 30’C. Hal ini terjadi
karena terdapat paparan sinar matahari yang sangat intens. Meskipun suhu
rata-ratanya tinggi, amplitudo (perbedaan) suhu tahunan nya tidak terlalu
tinggi. Hal ini terjadi karena paparan matahari cukup konstan sehinga
wilayah ini senantiasa hangat. Wilayah ini juga kerap mengalami lebih
banyak hujan dan perawanan dibandingkan daerah lain di dunia, hal ini
terjadi karena adanya daerah konvergensi antar tropik.
 Iklim sub tropis
Iklim sub tropis meliputi lintang 23,5 hingga lintang 40 utara dan
selatan. Iklim ini ditandai dengan keberadaan 4 musim dalam satu tahun
yaitu musim panas, dingin, semi, dan musim gugur. Negara yang termasuk
kedalam daerah subtropis antara lain adalah
o Beberapa bagian Eropa kecuali Skandinavia (Swedia, Norwegia,
Finlandia, Islandia) dan Eropa Utara
o Asia Tengah, Asia Timur, dan Asia Barat
o Sebagian besar Amerika Serikat bagian selatan dan sekitarnya
o Afrika Utara dan wilayah sekitar Afrika Selatan
o Australia
o Amerika Selatan bagian selatan yang antara lain adalah Argentina dan
Chile bagian selatan
Iklim sub tropis memiliki karakteristik unik yaitu musim panas yang
hangat dan musim dingin yang tidak terlalu dingin. Iklim sub tropis
umumnya terbagi menjadi dua jenis yaitu subtropis basah dan
mediterranean. Pada iklim subtropis basah, curah hujan yang tinggi terjadi
saat musim panas sedangkan pada iklim mediterranean, curah hujan yang
tinggi terjadi saat musim dingin.
 Iklim sedang
Iklim sedang terbentang dari lintang 40′ (atau 35 di beberapa sumber)
hingga lintang 66.5′ di selatan dan utara.
Mayoritas penduduk di belahan bumi bagian utara tinggal di daerah iklim
sedang, seperti Eropa dan Amerika Utara. Hal ini terjadi karena distribusi
lahan yang luas di lintang sedang dan iklim yang tidak terlalu buruk untuk
kehidupan.
Pada zona iklim ini, sudah mulai ditemukan hutan gugur, hutan
konifer, dan padang stepa. Namun, jarang sekali ditemukan tundra dan taiga
karena suhu yang ada belum cukup dingin.
 Iklim dingin
Iklim dingin umumnya terjadi di wilayah yang dekat dengan kutub,
baik itu kutub utara maupun kutub selatan. Contoh wilayah yang mengalami
iklim dingin atau iklim kutub adalah Antartika, Artik, Kanada Utara, Rusia
Utara, dan Skandinavia bagian Utara. Secara umum, iklim dingin terjadi pada
wilayah antara 66.5′ hingga 90′ lintang utara maupun lintang selatan. Pada
wilayah beriklim dingin, musim dingin berlangsung lama dan musim panas
berlangsung cepat. Selain itu, malam hari di kawasan ini juga lebih lama
dibandingkan dengan siang hari, terkadang, terjadi fenomena midnight sun di
beberapa wilayah. Udara yang cenderung kering dan tanah yang membeku
menjadi permafrost juga merupakan ciri dari daerah beriklim dingin.

B. Iklim Fisis
Klasifikasi iklim fisis merupakan cabang klasifikasi iklim yang menjelaskan bahwa iklim
berbeda-beda tergantung dengan lokasinya dan kondisi bentang alamnya. Pada iklim
fisis, terdapat 3 faktor yang mempengaruhi kondisi iklim suatu wilayah, yaitu: Air,
Topografi, Angin.

 Iklim kontinemtal
Iklim kontinental adalah iklim yang berciri suhu musim dingin yang
cukup untuk mengalami periode bersalju setiap tahun. Wilayah yang
memiliki iklim kontinental terletak di Belahan Utara, dan juga dan pada
wilayah dengan ketinggian yang tinggi. Iklim jenis ini mengalami sekurang-
kurangnya tiga bulan dengan suhu melampaui 10°C danmusim sejuk selama
sekitar satu bulan dengan suhu di bawah -3°C. Daerah dengan iklim
kontinental umumnya memiliki sifat sebagai berikut:
 Amplitudo suhu harian besar
 Curah hujan lebih sedikit
 Pada daerah 4 musim, amplitudo suhu tahunan tinggi
Amplitudo suhu harian dan tahunan yang tergolong tinggi disebabkan oleh
sifat daratan yang mudah menyerap dan mengeluarkan panas. Curah hujan
yang sedikit disebabkan oleh laju penguapan yang rendah dan jarak yang
jauh dari badan air.

 Ikllim samudera/ maritime


Iklim maritim merupakan istilah bagi zona yang lebih dipengaruhi oleh
kedekatannya dengan laut dibandingkan dengan faktor lainnya.
 Ikklim dataran tinggi/pegunggan
Iklim pegunungan terdapat di daerah-daerah pegunungan. Di daerah-
daerah pegunungan berudara sejuk dan sering turun hujan karena awan yang
naik ke lereng-lereng pegunungan. Hujan seperti ini di sebut hujan orografis.
Iklim ini umumnya terjadi di wilayah pegunungan atau dataran tinggi seperti
Pegunungan Alpin, Tibet, Bolivia, atau Peru, Jaya Wijaya (Indonesia),
Pegunungan Andes (Argentina), dan Pegunungan Alpen (Swiss).
 Iklim Musom
Iklim muson merupakan sebutan bagi wilayah yang dipengaruhi oleh
efek angin muson. Contoh wilayah yang terdampak oleh angin muson adalah
asia tenggara, australia, india, dan pesisir timur afrika (Indian Ocean Dipole
Mode). Iklim muson memiliki ciri khas sebagai berikut:
•Setengah tahun bertiup angin yang menyebabkan hujan
•Setengah tahun bertiup angin yang menyebabkan kemarau
Angin yang menyebabkan hujan umumnya berasal dari laut sehingga
membawa banyak uap air. Sedangkan angin yang menyebabkan kemarau
biasanya melewati banyak gurun, pegunungan, atau dataran sehingga tidak
memiliki banyak uap air
C. Iklim Junghuhn
Junghuhn seorang berkebangsaan Belanda mengadakan penelitian di Sumatra
Selatan dan Dataran Tinggi Bandung. Berdasarkan hasil penelitian F. Junghuhn membagi
iklim Indonesia berdasarkan ketinggian tempat.
Empat daerah iklim menurut F. Junghuhn adalah sebagai berikut :
 Zona iklim panas
Zona iklim panas terletak pada daerah dengan ketinggian antara 0-650 meter dan
temperature antara 26,30C.
 Zona iklim sedang
Zona iklim sedang terletak pada daerah dengan ketinggian antara 650-1500 meter
dan temperature antara 220C – 17,10C.
 Zona iklim sejuk
Zona iklim sejuk terletak pada daerah dengan ketinggian antara 1500–2500 meter
dan temperature antara 17,10C – 11,10C.
 Zona iklim dingin
Zona iklim dingin terletak pada daerah dengan ketinggian di atas 2500 meter dan
temperature kurang dari 11,10C.
D. Iklim Schmid-Ferguson
Schmidt dan Fergusson menggunakan dasar adanya bulan basah dan bulan kering
seperti yang dikemukakan oleh Mohr. Perbedaan terdapat pada cara mencari bulan basah
dan bulan kering. Hal ini juga merupakan alasan pembagian iklim tersendiri untuk
Indonesia. Menurut Mohr bulan basah dan bulan kering berdasarkan Tabel berikut:

Tabel Klasifikasi bulan menurut Mohr


Jenis bulan Curah hujan/bulan
Bulan basah ³ 100
Bulan lembab 60-100
Bulan kering £ 60
Schmidt dan Fergusson mendapatkan bulan basah dan bulan kering bukan mencari
harga rerata curah hujan untuk masing-masing bulan tetapi dengan cara tiap tahun adanya
bulan basah dan bulan kering dihitung kemudian dijumlahkan untuk beberapa tahun
kemudian direrata. Hal ini mengingat, jika digunakan harga rerata masing-masing bulan
adanya bulan basah dan bulan kering yang tiap tahun bergeser kemungkinan sekali tidak
nampak pada harga rerata bulan basah.
Dalam melakukan klasifikasi iklim, dikenal 3 jenis bulan, yaitu bulan basah, bulan
kering, dan bulan lembab.
 Bulan basah = Curah hujan > 100mm/bulan
 Bulan lembab = Curah hujan 60-100mm/bulan
 Bulan kering = Curah hujan < 60mm/bulan
Berdasarkan klasifikasi diatas, dihitung nilai Q dari sebuah wilayah, yaitu nilai
banyaknya bulan kering dibagi banyaknya bulan basah.
Q = (Bulan Kering/Bulan Basah) x 100%

Dari perhitungan nilai Q, kita dapat mengetahui kondisi iklim suatu wilayah.

Diagram iklim Schmidt Ferguson (Geograph88)

Berdasarkan nilai Q nya, suatu wilayah dapat digolongkan kedalam tipe tipe berikut.

Tabel Nilai Q Iklim Schmidt Ferguson


 

E. Iklim Oldeman
Dalam iklim oldeman, kita mengenal 3 jenis bulan, yaitu bulan basah, bulan kering,
dan bulan lembab.
 Bulan basah = Curah hujan > 200mm/bulan
 Bulan kering = Curah hujan < 100mm/bulan
 Bulan lembab = Curah hujan = 100 hingga 200mm/bulan
Tipe iklim dalam klasifikasi Oldeman ada dua, yaitu
Tipe utama ditandai dengan huruf:
 Iklim A = Bulan basah berturut-turut > 9 kali
 Iklim B = Bulan basah berturut-turut 7-9 kali
 Iklim C = Bulan basah berturut-turut 5-6 kali
 Iklim D = Bulan basah berturut-turut 3-4 kali
 Iklim E = Bulan basah berturut-turut < 3 kali
sub tipe ditandai dengan angka.
 1 = Bulan kering <= 1 kali
 2 = Bulan kering 2-3 kali
 3 = Bulan kering 4-6 kali
 4 = Bulan kering > 6 kali
Pembagian iklim menurut Oldeman adalah sebagai berikut :

1) A1 bulan basah lebih dari 9 bulan berurutan;


2) B1 7 – 9 bulan basah berurutan dan 1 bulan kering;
3) B2  7 – 9 bulan basah berurutan dan 2 – 4 bulan kering;
4) C1 5 – 6 bulan basah berurutan dan 2 – 4 bulan kering;
5) C2 5 – 6 bulan basah berurutan dan 2 – 4 bulan kering;
6) C3 5 – 6 bulan basah berurutan dan 5 – 6 bulan kering;
7) D1 3 – 4 bulan basah berurutan dan satu bulan kering;
8) D2 3 – 4 bulan basah berurutan dan 2 – 4 bulan kering;
9) D3 3 – 4 bulan basah berurutan dan 5 – 6 bulan kering;
10) D4 3 – 4 bulan basah berurutan dan lebih dari 6 bulan kering;
11) E1 kurang dari 3 bulan basah berurutan dan kurang dari 2 bulan kering;
12) E2 kurang dari 3 bulan basah berurutan dan 2 – 4 bulan kering;
13) E3 kurang dari 3 bulan basah berurutan dan 5 – 6 bulan kering;
14) E4 kurang dari 3 bulan basah berurutan lebih dari 6 bulan.

 Iklim Mohr
Klasifikasi iklim Mohr hampir sama dengan klasifikasi Oldeman diatas. Hanya
saja Mohr memiliki patokan yang berbeda mengenai tipe iklim dibandingkan dengan
Oldeman. Berdasarkan penelitian tanah, Mohr membagi tiga derajat kelembapan , yaitu:
 Jumlah curah hujan dalam  1 bulan lebih dari 100 mm, maka bulan ini
dinamakan bulan basah, jumlah curah hujan ini melampaui jumlah
peguapan.
 Jika jumlah curah hujan dalam 1 bulan kurang dari 60 mm, maka bulan ini
dinamakan bulan kering, penguapan banyak berasal dari air dalam tanah
daripada curah hujan.
 Jika jumlah curah hujan dalam 1 bulan antara 60 mm dan 100 mm maka
bulan ini dinamakan bulan lembap, curah hujan dan penguapan kurang
lebih seimbang.
Ke las iklim dari kombinasi BB dan BK :

Kelas Tk. kelembapan DKB/thn


I Basah 1-6 BK
II Agak basah 1 BK
III Agak kering 3-4 BK
IV Kering 6 BK
V Sangat kering >6 BK

 Iklim Kopen
Klasifikasi ini didasarkan pada persebaran vegetasi secara empiris yang
dikorelasikan dengan suhu dan curah hujan dari suatu wilayah. Metode ini diprakarsai
oleh Wladimir Koppen dari Jerman pada tahun 1900an.

1) Iklim Tropis (A)


Iklim ini memiliki suhu rata-rata tahunan diatas 18’C serta memiliki curah hujan yang
signifikan. Terdapat 3 kategori sub-iklim dalam iklim tropis yaitu
 AF = Hutan hujan tropis
 AM = Hutan muson
 AW/AS = Padang Savana basah(w) atau kering(s)

Daerah AF memiliki curah hujan yang tinggi, diatas 60mm tiap bulannya. Contoh
wilayah AF adalah Kalimantan, Sumatera, Sulawesi Utara, dan Brazil.

Daerah AM memiliki curah hujan yang tinggi, namun terdapat musim kering dimana
curah hujannya dibawah 60mm.

Wilayah ini dipengaruhi oleh efek muson, sehingga curah hujannya pun dipengaruhi oleh pola
muson.

Contoh wilayah yang tergolong kedalam AM adalah Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi
Selatan, Pantai Selatan Papua, dan Sebagian Wilayah India. Wilayah AW/AS memiliki curah
hujan yang sedikit. Jumlah curah hujan pada musim hujan tidak dapat mengimbangi kekurangan
air saat musim kemarau.

Vegetasi pada wilayah AW/AS antara lain adalah rerumputan dan beberapa pohon yang
tahan pada daerah semi-kering. Contoh wilayah AW/AS adalah Jawa Timur, Madura, Nusa
Tenggara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, dan Kepulauan Aru.
 

2) Iklim Kering (B)


Daerah pada iklim kering terkenal dengan curah hujannya yang sangat sedikit.
Untuk mengetahui apakah sub iklim suatu wilayah bersifat BW atau BS, digunakan
metode perhitungan sebagai berikut: Rata-rata Temperatur X 20
Setelah didapatkan nilai perhitungan diatas, tambahkan
 280 jika => 70% curah hujan total jatuh pada musim panas dan semi
 140 jika 30-70% curah hujan total jatuh pada musim panas dan semi
 0 jika curah hujan yang jatuh pada musim panas dan semi < 30%

Jika curah hujan tahunan daerah tersebut kurang dari 50% angka yang didapatkan dari
perhitungan, maka daerah tersebut tergolong BW, sedangkan jika lebih maka daerah tersebut
tergolong BS. Huruf ketiga dapat ditambahkan untuk menjelaskan suhu dari wilayah ini.

Huruf h digunakan jika bulan terdingin memiliki suhu diatas 0’C sedangkan k digunakan
jika terdapat setidaknya satu bulan dengan suhu dibawah 0’C. Berdasarkan pemaparan diatas,
kita dapat menarik kesimpulan bahwa terdapat 4 jenis iklim kering yaitu gurun dan stepa.

 BWh = Gurun panas


 BWk = Gurun dingin
 BSh = Stepa Panas
 BSk = Stepa Dingin

Stepa sendiri merupakan padang rumput yang gersang dan tidak terdapat banyak
pepohonan. Contoh stepa yang cukup terkenal adalah pontic steppes di timur tengah dan daerah
padang rumput di Sahel, Afrika serta sekitar California, Amerika Serikat.

3) Iklim Sedang (C)


Iklim sedang memiliki suhu rata-rata bulan terdingin diatas 0’C hingga 18’C.
Selain itu, setidaknya terdapat satu bulan dimana suhu rata-ratanya lebih tinggi dari 10’C.
Iklim sedang merupakan salah satu klasifikasi iklim koppen yang sulit untuk dihafalkan.
Oleh karena itu, lebih baik untuk mencoba memahami dibandingkan dengan menghafal.
jika huruf kedua setelah C adalah f, maka dapat dipastikan bahwa wilayah tersebut sangat
basah karena tidak terdapat musim kering. Jika hurufnya adalah w maka musim kering
akan terjadi pada musim dingin, sedangkan jika a maka musim kering akan terjadi pada
musim panas. Jika huruf ketiga setelah C adalah a, maka musim panas wilayah tersebut
akan sangat panas. Jika hurufnya adalah b, maka musim panas wilayah tersebut akan
cenderung hangat, sedangkan jika hurufnya adalah c, maka musim dingin akan cenderung
dingin.
Berikut ini adalah semua jenis kombinasi klasifikasi yang dapat terjadi pada zona
iklim sedang.
 Cfa = Subtropis Basah; Bulan terdingin dengan suhu > 0’C, setidaknya
satu bulan dengan suhu > 22’C. Tidak terdapat kekeringan saat musim
panas, curah hujan rata antar bulan.
 Cfb = Iklim Maritim; Bulan terdingin dengan suhu > 0’C, semua bulan
memiliki suhu < 20’C. Curah hujan rata antar bulan.
 Cfc = iklim maritim sub-kutub; Bulan terdingin dengan suhu > 0’C,
terdapat 1-3 bulan dengan suhu > 10’C. Curah hujan rata antar bulan.
 Cwa = Iklim muson; Bulan terdingin dengan suhu > 0’C, setidaknya satu
bulan memiliki suhu < 20’C, dan setidaknya 4 bulan dengan suhu > 10’C.
70% curah hujan pada 6 bulan terhangat.
 Cwb = Iklim dataran tinggi sub-kutub; Bulan terdingin dengan suhu > 0’C,
semua bulan memiliki suhu < 20’C, dan setidaknya 4 bulan dengan suhu >
10’C. 70% curah hujan pada 6 bulan terhangat.
 Cwc = Iklim dataran tinggi sub-kutub dingin; Bulan terdingin dengan suhu
> 0’C, setidaknya 1-3 bulan dengan suhu > 10’C. 70% curah hujan pada 6
bulan terhangat.
 Csa = Iklim mediterania dengan musim panas yang panas; Bulan terdingin
dengan suhu > 0’C, setidaknya satu bulan dengan suhu > 20’C, setidaknya
4 bulan dengan suhu > 10’C. Curah hujan musim dingin basah 3x musim
kemarau kering, dengan curah hujan musim kemarau kering < 30mm.
 Csb = Iklim mediterania dengan musim panas yang hangat; Bulan
terdingin dengan suhu > 0’C, semua bulan memiliki suhu < 20’C,
setidaknya 4 bulan dengan suhu > 10’C. Curah hujan musim dingin basah
3x musim kemarau kering, dengan curah hujan musim kemarau kering <
30mm.
 Csc = Iklim mediterania dengan musim panas yang dingin; Bulan
terdingin dengan suhu > 0’C, terdapat 1-3 bulan dengan suhu > 10’C.
Curah hujan musim dingin basah 3x musim kemarau kering, dengan curah
hujan musim kemarau kering < 30mm.
4) Iklim Kontinental (D)
Iklim kontinental umumnya memiliki kelembaban udara yang lebih rendah
dibandingkan dengan iklim maritim. Ciri khas dari iklim kontinental adalah terdapat
setidaknya satu bulan dengan suhu < 0’C dan setidaknya satu bulan dengan suhu > 10’C.
Berikut ini adalah seluruh kombinasi klasifikasi yang terdapat dalam iklim
kontinental.
1) Dfa = Iklim kontinental basah dengan musim panas yang panas;
2) Dfb = Iklim kontinental basah dengan musim panas yang hangat;
3) Dfc = Iklim sub-kutub;
4) Dfd = Iklim sub-kutub yang sangat dingin;
5) Dwa = Iklim kontinental basah dengan musim panas yang panas dan
dipengaruhi oleh efek muson;
6) Dwb = Iklim kontinental basah dengan musim panas yang hangat dan
dipengaruhi oleh efek muson;
7) Dwc = Iklim sub-kutub yang dipengaruhi efek muson;
8) Dwd = Iklim sub-kutub yang sangat dingin dan dipengaruhi efek muson;
9) Dsa = Iklim kontinental basah dengan musim panas yang panas dan
dipengaruhi oleh efek mediterania (musim panas kering);
10) Dsb = Iklim kontinental basah dengan musim panas yang hangat dan
dipengaruhi oleh efek mediterania;
11) Dsc = Iklim sub-kutub yang dipengaruhi efek mediterania;
12) Dsd = Iklim sub-kutub yang sangat dingin dan dipengaruhi efek
mediterania;

5) Iklim Kutub (E)


Daerah beriklim kutub seperti tundra identik dengan adanya lapisan permafrost.
Iklim kutub meliputi daerah-daerah yang secara geografis terletak sangat dekat dengan
kutub. Karena kedekatannya dengan kutub, daerah ini memiliki iklim yang sangat dingin.
Contoh daerah dengan iklim kutub antara lain adalah Kanada, Rusia, Islandia, Greenland,
dan bagian utara Skandinavia (Norwegia, Swedia, Finlandia).
Berikut ini adalah seluruh kombinasi klasifikasi iklim kutub
 ET = Iklim tundra; suhu rata-rata bulan terhangat < 10’C
 EF = Iklim es; Musim dingin terus menerus dengan suhu setiap bulan <
0’C.

 
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca berdasarkan waktu yang panjang untuk suatu
lokasi di bumi atau planet lain. Studi tentang iklim dipelajari dalam klimatologi.
Iklim di suatu tempat di bumi dipengaruhi oleh letak geografis dan topografi
tempat tersebut. Pengaruh posisi relatif matahari terhadap suatu tempat di bumi
menimbulkan musim, suatu penciri yang membedakan iklim satu dari yang lain.
Perbedaan iklim menghasilkan beberapa sistem klasifikasi iklim. Setiap Negara memiliki
iklim dan curah hujan yang berbeda.
Ada beberapa klasifikasi iklim di dunia menurut para ahli, menurut Wladimir
Koeppen, mengklasifikasikan iklim dunia menjadi lima kelompok.klasifikasi iklim yang
dilakukannya berdasarkan curah hujan dan suhu udara. Menurut Mohr, tanah
memberikan peranan penting terhadap iklim. Menurut Schmidt-Ferguson membentuk
klasifikasi iklim berdasarkan jumlah rata-rata bulan basah dan kering. Menurut Jughunh
membuat klasifikasi iklim berdasarkan ketinggian tempat dan vegetasi pada tiap
ketinggian tertentu. Dan Oldemen hanya memakai unsur curah hujan sebagai dasar
klasifikasi iklim. Menurut iklim matahari Klasifikasi ini membagi zona iklimnya sesuai
dengan lokasi geografis lintangnya,yakni tropis, sub tropis, iklim sedang, dan iklim
dingin.
DAFTAR PUSTAKA

https://insanpelajar.com/klasifikasi-ikllim/

http://anasarifshodiqin,blogspot.com/2014/09/makalah-meteorologo-klimatologi

http://jenis-jenismakalahsemester.blogspot.com/2014/05/makalah-klasifikasi iklim_18

http://kllikgeografi.blogspot.com/2015/07/klasifikasi-iklim-lengkap-koppen

Anda mungkin juga menyukai