Anda di halaman 1dari 6

Tugas Geografi

Nama : Auggrand Rigodman Orsan


Kelas : X IPA 5
No urut : 11
KLASIFIKASI IKLIM
Iklim merupakan gabungan berbagai kondisi cuaca sehari-hari atau dikatakan iklim
merupakan rerata cuaca. Iklim yang terdapat di suatu daerah atau wilayah tidak dapat dibatasi
hanya oleh satu analisir iklim tetapi merupakan kombinasi berbagai anasir iklim ataupun cuaca.
Untuk mencari harga rerata tergantung pada kebutuhan dan keadaan. Hal yang penting adalah;
untuk mengetahui penyimpangan-penyimpangan iklim harus berdasarkan pada harga normal,
yaitu harga rerata cuaca selama 30 tahun. Angka 30 tahun merupakan persetujuan internasional.
Iklim di suatu negara tidak selalu sama, melainkan selalu berbeda antara negara satu
dengan lainnya, hal demikian mampu menyebabkan perbedaan dalam bidang proses alami,
perkembangan dan kehidupan biologis. Sehingga, perbedaan iklim antara negara dapat
berpengaruh kepada: proses pembentukan tanah, pelapukan batuan, kesuburan lahan pertanian,
jenis tanaman budidaya, erosi, dan sedimentasi. Perbedaan iklim ditentukan oleh faktor
pengendali iklim negara bersangkutan dan keberadaan kuantitas dan kualitas unsur-unsur atau
elemen-elemen iklim di setiap negara, yang rentan sekali mengalami perubahan dari waktu ke
waktu. Pengaruh pengendali iklim sifatnya tetap/permanen, sedang pengaruh elemen-elemen
iklim bersifat tidak tetap/remanen. Baik pengendali iklim dan elemen iklim merupakan faktor
utama sebagai penentu iklim bagi negara.
Perbedaan iklim di setiap negara banyak dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya
lokasi negara, kedudukan matahari, luas darat dan luas laut, topografi, dll. Faktor-faktor itu biasa
disebut pengendali iklim. Pengendali iklim dapat mengatur keberadaan unsur-unsur atau elemen-
elemen iklim di suatu wilayah. Ada dua faktor pengendali iklim, yaitu:
1. Faktor Luar Bumi
Faktor pengendali iklim dari luar bumi ialah matahari. Sinar matahari adalah sebagai
sumber panas atau energi bagi bumi. Panas matahari atau energi mampu mempengaruhi
keberadaan dan perkembangan terhadap: angin, awan, hujan, temperatur, tekanan udara,
dll. Kedudukan matahari terhadap bumi atau sebaliknya, sepanjang tahun tidak sama,
tetapi selalu bergeser. Hal ini dapat terjadi karena rotasi dan revolusi oleh bumi terhadap
matahari, sehingga luasan daerah di bumi yang mendapat energi selalu berubah, baik
kuantitas, kualitas, dan lama waktunya. Kedudukan matahari terhadap bumi berpengaruh
besar bagi pembagian daerah iklim di bumi.
2. Faktor Dalam Bumi
Faktor pengendali iklim dari dalam bumi ditentukan oleh manusia dan faktor fisis daerah
bersangkutan. Pengendali iklim oleh manusia tidak banyak merubah keadaan dan
perkembangan iklim, tetapi hanya mampu memperkecil pengaruh iklim, seperti membuat
hujan buatan. Keadaan fisis daerah yang berperan sebagai pengatur iklim adalah:
a) Garis Lintang
b) Bentuk muka bumi
c) Topografi
d) Daerah tekanan udara
e) Permukaan tanah
f) Luas darat dan laut
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan penggunaan klasifikasi iklim adalah :
1) Tujuan klasifikasi iklim dibuat untuk : pertanian, kelautan, pernerbangan dll
2) Luas cakupan wilayah klasifikasi iklim : makro, meso, dan mikro.
3) Latar belakang pembuatan klasifikasi iklim
Ada tiga klasifikasi iklim yang biasa digunakan di Indonesia, antara lain :
1) Koppen digunakan untuk iklim pada tumbuhan/vegetasi
2) Schmidth-Ferguson digunakan untuk iklim kehutanan dan perkebunan.
3) Oldeman digunakan untuk iklim lahan pertanian pangan.

1. Iklim Matahari

Klasifikasi iklim matahari didasarkan pada kedudukan dan pergeseran semu matahari terhadap
permukaan bumi. Kedudukan matahari tersebut akan mempengaruhi intensitas sinar matahari
yang diterima oleh bumi.
Klasifikasi ini telah dikenal sejak jaman Yunani kuno, saat manusia telah mengetahui adanya
hubungan antara temperatur udara dengan garis lintang. Berdasarkan kedudukan matahari
tersebut, maka iklim matahari dibagi menjadi tiga daerah iklim yaitu daerah iklim tropis, daerah
iklim sedang, dan daerah iklim dingin (kutub).
 Daerah iklim tropis, yaitu daerah yang terletak di sebelah katas dan bawah ekuator,
melingkari bumi yang dibatasi oleh garis lintang 23°LU dan 23°LS.
 Daerah iklim sedang, terletak di belahan bumi utara meliputi daerah pada permukaan
bumi yang dibatasi oleh garis lintang 23°LU sampai 66°LU. Adapun belahan bumi
selatan dibatasi oleh 23°LS sampai 66°LS.
 Daerah iklim dingin (kutub), terletak di belahan bumi utara meliputi daerah pada
permukaan bumi yang dibatasi oleh garis lintang 66°LU sampai dengan titik Kutub Utara
sebagai titik pusatnya. Adapun di belahan bumi selatan, daerah ini dibatasi oleh garis
lintang 66°LS sampai dengan titik Kutub Selatan.
2. Iklim Koppen
Dasar klasifikasi Koppen adalah rerata curah hujan dan temperatur bulanan maupun tahunan.
Tanaman asli dilihat sebagai kenampakan yang terbaik dari keadaan iklim sesungguhnya,
sehingga batas iklim ditentukan dengan batas hidup tanaman. Koppen mengenalkan bahwa daya
guna hujan terhadap perkembangan dan pertumbuhan tanaman tidak tergantung pada hanya
jumlah hujan tapi juga tergantung pada intensitas evaporasi yang menyebabkan hilangnya air
yang cukup besar, baik dari tanah maupun dari tanaman.. Hubungan intensitas evaporasi dan
daya guna hujan ditunjukkan dengan hubungan antara hujan dan temperatur. Misalnya: jumlah
hujan yang sama yang terjadi di daerah iklim panas atau terpusat pada musim panas yang berarti
evaporasi besar, adalah kurang bagi tanaman daripada yang jatuh di daerah beriklim sejuk.
Walaupun demikian metode untuk mengukur daya guna hujan ini tidak begitu memuaskan.
Koppen menggunakan simbol-simbol tertentu untuk mencirikan tipe iklim. Tiap tipe iklim terdiri
dari kombinasi dan masing-masing huruf mempunyai arti sendiri-sendiri. Koppen membagi bumi
dalam 5 kelompok iklim, yaitu :
A. Iklim Hujan Tropika (Tropical Rainy Climates)
Iklim ini diberi simbol A. Daerah yang mempunyai temperatur bulan terdingin lebih besar
daripada 18°C (64°F) termasuk iklim ini yang dibagi menjadi beberapa tipe iklim, yaitu:
1) Tropika Basah (Af)
Daerah yang termasuk tipe iklm ini harus memenuhi syarat di atas dan daerah bulan
terkering hujan rerata lebih besar dari 60 mm.
2) Tropika Basah (Am)
Jumlah hujan pada bulan-bulan basah dapat mengimbangi kekurangan hujan pada bulan
kering. Tipe ini memiliki bulan-bulan basah dan bulan-bulan kering. Bulan-bulan kering
dapat diimbangi oleh bulan basah, sehingga pada daerah-daerah yang demikian basah
terdapat hutan yang cukup lebat.
3) Tropika Basah Kering (Aw)
Jumlah bulan basah tidak dapat mengimbangi kekurangan hujan pada bulan kering
sehingga vegetasi yang ada adalah padang rumput dengan pepohonan yang jarang.

B. Iklim Kering (dry climate)


35% of Earth's land surface , evaporation exceeds precipitation
1) Iklim steppe (Bs) : desert / precipitation < 1/2 evaporation
2) Iklim padang pasir (Bw) : precipitation > 1/2 evaporation
C. Iklim sedang (humid mesothermal climate)
27% of Earth's total surface area , 55 % of world's population , Warmest month > 50 degrees F,
Coldest month > 32 degrees F but < 64.4 degrees F
1) Iklim sedang dengan musim panas yang kering (Cs – dry summer subtropical climate) :
Dry summer / "Mediterranean"
2) Iklim sedang dengan musim dingin yang kering (Cw) : winter dry period
3) Iklim sedang yang lembab (Cf) : no dry season / all months > 1.2 in. precip.

D. Iklim dingin (humid microthermal climate)


21% of Earth's land surface (7% total surface) , warmest month > 50 deg F , coldest month < 32
deg F , great variability in temperature , snow climates , only in mountains in the southern
hemisphere
1) Iklim dingin dengan musim dingin yang kering (Dw) : dry winter
2) Iklim dingin tanpa pernah kering (Df) : no dry period

E. Iklim kutub (polar)


warmest month below 50 degrees F
1) Iklim tundra (Et) : tundra and ice cap
2) Iklim es- salju abadi (Ef) : cold, ice climates

Rincian pembagian iklim Koppen secara mendalam adalah sebagai berikut.


a. Af = iklim hujan tropic
b. Aw = iklim sabana tropik
c. Bs = iklim stepa
d. Bw = iklim gurun
e. Cf = iklim hujan sedang, panas tanpa musim kering
f. Cw = iklim hujan sedang, panas dengan musim dingin kering
g. Cs = iklim hujan sedang, panas dengan musim panas yang kering
h. Df = iklim hujan salju tanpa musim kering
i. Dw = iklim hujan salju dengan musim dingin yang kering
j. Et = iklim tundra
k. Ef = iklim salju

3. Iklim Schmidt - Fergusson


Schmidt dan Fergusson menggunakan dasar adanya bulan basah dan bulan kering seperti yang
dikemukakan oleh Mohr. Perbedaan terdapat pada cara mencari bulan basah dan bulan kering.
Hal ini juga merupakan alasan pembagian iklim tersendiri untuk Indonesia. Menurut Mohr bulan
basah dan bulan kering.
Schmidt dan Fergusson mendapatkan bulan basah dan bulan kering bukan mencari harga
rerata curah hujan untuk masing-masing bulan tetapi dengan cara tiap tahun adanya bulan basah
dan bulan kering dihitung kemudian dijumlahkan untuk beberapa tahun kemudian direrata. Hal
ini mengingat, jika digunakan harga rerata masing-masing bulan adanya bulan basah dan bulan
kering yang tiap tahun bergeser kemungkinan sekali tidak nampak pada harga rerata bulan basah.

Makin besar nilai Q, berarti iklimnya semakin kering dan semakin kecil nilai Q, iklim semakin
basah. Schmidt dan Fergusson menggolongkan tipe-tipe iklim sebagai berikut.

4. Iklim Junghuhn
Friedrich Franz Wilhelm Junghuhn, ahli tanaman asal Jerman membagi iklim berdasarkan
ketinggian tempat. Pembagian ini merupakan hasil temuannya terhadap jenis-jenis vegetasi
yang tumbuh di wilayah dengan ketinggian berbeda-beda.

Berdasarkan hasil penelitiannya, Junghuhn membagi daerah iklim secara vertikal (menurut
ketinggian tempat dari atas permukaan laut). Pembagian yang disesuaikan dengan kehidupan
tumbuh-tumbuhan tersebut adalah sebagai berikut.
1) Zona iklim panas, terletak pada ketinggian 0-650 m dengan temperatur udara antara
26,3°C-22°C. Zona ini umumnya cocok untuk jenis tumbuhan padi, jagung, karet, kina,
dan kopi.
2) Zona iklim sedang, terletak pada ketinggian 650-1500 m dengan temperatur udara antara
22°C-17,1°C. Jenis tanaman yang cocok dibudidayakan di zona ini adalah kina, teh,
bunga-bungaan, dan sayuran.
3) Zona iklim sejuk, terletak pada ketinggian 1500-2500 m dengan temperatur udara antara
17,1°C-11,1°C. Jenis tanaman yang cocok untuk dibudidayakan di zona ini adalah teh,
kopi, dan kina.
4) Zona iklim dingin, terletak pada ketinggian lebih dari 2500 m dengan temperatur udara
kurang dari 11,1°C. Pada zona ini tidak terdapat tanaman budidaya.

Anda mungkin juga menyukai