Anda di halaman 1dari 5

MELESTARIKAN LINGKUNGAN HIDUP

PERSPEKTIF AL-QUR’AN

‫ والص الة‬.‫احلم د هلل ال ذي خل ق الس ماوات واألرض وأنبت فيه ا من ك ل ش يئ م وزون‬


... ‫والسالم على النيب املصطفى وعلى أله وأصحابه أئمة اهلدى‬
Dewan hakim dan hadirin yang kami banggakan...

World resource institute, sebuah lembaga sosial yang bergerak di bidang lingkungan
memcatat bahwa Indonesia memiliki 10 persen dari hutan tropis di dunia. Hutan Indonesia
didiami 12 persen spesies binatang mamalia, 16 persen spesies binatang reptile dan ampibi.
Lebih dari 1500 spesies burung dan perairannya di didiami 25 persen dari spesies ikan dunia.
Akan tetapi, hutan Indonesia menyusut degan kecepatan yang sangat mengkhawatirkan.
Penebangan hutan yang tekterkendali kebakaran hutan yang tidak teratasi menyebabkan
terjadinya penyusutan hutan tropis secara besar-besaran. Bahkan Indonesia tercatat sebagai
wilayah degan tingkat kerusakan hutan tertinggi di dunia.

Persoalan tersebut hanya sebagian dari krisis lingkungan yang kita alami. Serangkaian
bencana alam yang membahayakan biosfer dan ekosistem makhluk hidup, gempa bumi yang
melanda, tsunami yang menghempas, gunung meletus memuntahkan lahar, banjir dan tanah
longsor, merupakan fenomena yang akrab degan penduduk bangsa Indonesia. Sementara itu,
secara global telah terjadi kerusakan yang telah mengkhawatirkan, mulai dari kerusakan
lapisan ozon, pemanasan global, efek rumah kaca, mencairnya es kutub, perubahan ekologi,
dan berbagai bencana di berbagai belahan dunia. Bahkan belakangan ditemukan kasus pulau
yang lenyap dari peta dunia karena naiknya permukaan laut diiringi kepunahan spesies
binatang tertentu.

Bila kondisi ini tidak mendapatkan perhatian serius dari berbagai pihak termasuk dari
kita semua, maka kerusakan lingkungan semakin parah yang pada gilirannya akan berdampak
buruk terhadap kelangsungan hidup umat manusia sebagai pewaris alam semesta dan segala
isinya.

Oleh karena itu, izinkan kami pada kesempatan kali ini untuk menyampaikan sebuah
syarahan yang berjudul:
MELESTARIKAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM
PERSPEKTIF AL-QUR’AN

Sebagai landasan mengawali syarahan ini mari kita degarkan lantunan kalam ilahi
surat Al-hijr ayat 19-20 yang akan di bacakan oleh qoriah kami berikut ini.
ِ ٍ ٍ ِ ِ ِ ِ
َ ِ‫ َو َج َع ْلنَ ا لَ ُك ْم ف َيه ا َم َع اي‬.‫اها َوَألْ َقْينَ ا ف َيه ا َر َواس َي َوَأْنبَْتنَ ا ف َيه ا م ْن ُك ِّل َش ْيء َم ْو ُزون‬
‫ش َو َم ْن لَ ْس تُ ْم‬ َ َ‫ض َم َد ْدن‬َ ‫األر‬
ْ ‫َو‬
ِ
َ ‫لَهُ بَِرا ِزق‬
‫ني‬

Artinya: “Dan kami telah menghamparkan bumi dan kami pancangkan padanya gunung-
gunung serta kami tumbuhkan di sana segala sesuatu menurut ukuran. Dan kami telah
menjadikan padanya sumber-sumber kehidupan untuk keperluanmu, dan (kami ciptakan
pula) makhluk-makhluk yang bukan kamu pemberi rezekinya.(QS. Al-hijr ayat 19-20)
Dewan hakim dan hadirin yang kami muliakan.
prof.Dr.Muhammad.Quraish shihab dalam kitab Tafsir Al-Misbah volume 7 halaman
111,menuliskan bahwa Allah menumbuhkembangkan bumi degan aneka ragam tanaman
untuk kelangsungan hidup manusia. Allah menciptaan bumi seakan akan-terhampar,sehingga
mudah didiami manusia dan memanfaatkan degan bercocok tanam diatasnya. Diciptaka-Nya
pula jurang-jurang yang dalam, dialiri sungai-sungai kecil,kemudian bersatu menuju
samudera luas. Di ciptakan-Nya pula di atas bumi itu gunung-gunung yang menjulang ke
langit, di hiasi oleh aneka ragam tanaman dan tumbuh-tumbuhan yang menghijau, yang
menyenangkan hati orang-orang yang memandangnya.

Pada ayat 20 Allah menerangkan tentang anungrah yang tidak terhingga kepada
manusia, yaitu diciptakanya bermacam-macam keperluan hidup bagi manusia. Allah ciptakan
tanah yang subur,Allah ciptakan air yag dapat di minum dan menghidupkan tanam-tanaman,
Allah jadikan laut yang di dalamnya hidup bermacam-macam jenis ikan yang dapat di makan
serta mutiara dan barang-barang yang tak terhingga harganya, semua ini Allah ciptakan
secara berkeseimbangan.

Prof.dr.Muhammad Quraish Shihab dalam kitab tafsir Al-Misbah volume 7 halaman


78 menjelaskan bahwa. Allah SWT menciptakan semua makhluk saling kait-mengait. dalam
keterkaitan itu lahir keserasian dan kesimbangan dari yang terkecil hingga yang terbesar dan
semua tunduk dalam pengaturan Allah SWT.

Bila terjadi gangguan pada keharmonisan dan keseimbangan itu, maka akan terjadi
kerusakan, yang pasti berdampak pada manusia baik yang merusak maupun yang merestui
kerusakan itu. Keseimbangan dan keserasian alam semesta dan segala isinya Allah warisi
kepada manusia untuk kemudahan dan kenyamanan dalam menjalani kehidupan degan
mendapatkan berbagai manfaat, maka anugrah besar ini harus di jaga dan di pelihara yaitu
dengan menjaga keseimbangan ekosistem alam.

Namu hadirin yang mulia, fenomena kerusakan alam tampak nyata dihadapan kita
seperti pemanasan global, kemarau panjang dan kekeringan, menyebarnya hama kematian,
banyak spesies hewan yang punah, gunung berapi memuntahkan lahar, gempa bumi yang
berskalaliter tinggi. Ini semua sebagai tanda dari kerusakan keseimbangan sehingga terjadi
ketidak harmonisan alam.

Prof.dr.Yusuf Al-Qordawi dalam kitabnya Ri’ayatul bi-ati fi syari’ati islam


menjelaskan bahwa,

‫إن تصرفات اإلنسان منحرفة هي السبب األول وراء ذلك‬

Perilaku manusia yang menyimpang terhadap lingkungan adalah faktor utama


kerusakan lingkungan itu sendiri. Hal ini telah di tegaskan oleh Allah dalam Al-Qur’an surah
Ar-rum ayat 41 sebagaimana yang akan dilantunkan oleh qoriah kami berikut ini:

‫ض الَّ ِذي َع ِملُوا لَ َعلَّ ُه ْم َي ْر ِجعُو َن‬ ِ ِ ِ ‫ظَهر الْ َفساد يِف الْبِّر والْبح ِر مِب ا َكسبت َأي ِدي الن‬
َ ‫َّاس ليُذي َق ُه ْم َب ْع‬ ْ ْ ََ َ ْ َ َ َ ُ َ َ َ
Artinya:”Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan
manusia, maka Allah menguji mereka agar mereka merasakan sebagian dari perbuatannya,
.dan mereka kembali (ke jalan yang benar)

Al-‘asfahani menjelaskan sebagai sebagai mana yang di kutip oleh


prof.dr.Muhammad Qurash shihab dalam tafsir Al-Misbah volume.11 halaman 76
menjelaskan bahwa kata Al-fasad pada ayat diatas keluarnya sesuatu dari keseimbangan baik
sedikit maupun banyak.

Ayat diatas menyebutkan darat dan laut sebagai tempat terjadinya Al-Fasat, berarti
daratan dan lautan sebagai arena terjadi kerusakan.juga berarti daratan dan lautan itu sendiri
yang rusak.

Al-Alusi dalam tafsirnya ruhul Ma’ani jilid 21 halaman 47 menafsirkan bahwa kata
alfasad pada ayat di atas degan arti kekeringan,kematian makhluk hidup, banyak terjadi
kebakan lahan serta banyak terjadinya bencana dan malapetaka. ketidak seimbangan serta
kekurangan manfaat sehingga menimbulkan banyak ikan yang mati hasil laut berkurang,
daratan semakin panas sehingga terjadi kemarau panjang. Al-hasil keseimbangan lingkungan
menjadi kacau.

Secara ekslisit, ayat ini menegaskan bahwa kerusakan di muka bumi di sebabkan oleh
tangan manusia. Bencana yang datang silih tangan manusia yang ekploitasi alam tanpa
diiringi upaya menjaga kelestarianya. Ke angkuhan tangan-tangan manusia yang berlindung
di balik dalih sains dan teknologi telah mengikis habis keramahan alam, sehingga yang
tampak adalah krisis lingkungan, folusi dan malapetaka atomik, menipisnya lapisan ozon di
atmosfer, banjir yang menyebarkan wabah penyakit, erupsi gunung yang menelan korban
jiwa, dan kebakaran hutan yang mengakibatkan kerugian ekonomi.

Prof.dr.Yusuf Al-Qordawy dalam kitabnya Riiayatul biiati fi syari’atil islam mulai


halaman 234-240 menawarkan langkah-langkah soluif dalam usaha menjaga kelestarian
hidup agar tidak semakin parah tingkat kerusakannya:

1.memberi kesadaran kepada masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian


lingkungan hidup dan besarnya dampak bahaya bagi kelangsungan hidup manusia apabila
terjadi kerusakan lingkungan hidup.

2.mendidik para generasi yang akan mewarisi lingkugan ini akan pentingnya
kelestarian lingkungan hidup.

3.membuat perundang-undangan dan peraturan yang di sertai degan hukuman bagi


pelaku perusak lingkungan.

4.menjalin kerja sama antar berbagai negara dan institusi serta lembaga dalam upaya
menjaga kelestarian hidup.

Dewan hakim dan hadirin yang kami hormati

Berdasarkan uraian ini dapat kita ambil kesimpulan bahwa:

1. Melestarikan lingkungan hidup merupakan keniscayaan, yang di perintahka oleh


Al-Qur’an dan semua ini tunduk dalam pengaturan Allah SWT. Demi tercapainya
kemaslahatan, keseimbangan, keharmonisan, kelangsungan hidup umat manusia
dan seluruh makhluk yang berada di dalam alam semesta ini.
2. Terjadi kerusakan di muka bumi merupakan fenomena yang lahir dan nyata di
hadapan mata kita yang di sebabkan oleh perilaku tangan-tangan manusia yang
tidak bertanggung jawab, rakus, semena-mena dan memperturutkan hawa nafsu
mereka. Rusak lingkungan bukan fenomena alam bukan pula terjadinya tanpa
sebab dan alasan. Namun kerusakan itu mutlak tangan manusia.

Inilah yang dapat kami sampaikan mengakhiri syaraha ini kami persembahkan sebuah
pantun:

‫والسالم عليكم ورحمة اهلل وبركاته‬

Anda mungkin juga menyukai