Sikap apa saja yang perlu kita miliki supaya kita bisa mencapai pola hidup
seimbang didunia dan akhirat ?
1. Kehidupan Akhirat Adalah Tujuan
Allah SWT berfirman, "Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat". Di sini terlihat dengan jelas bahwa yang
harus kita kejar adalah kebahagiaan hidup akhirat. Mengapa? Karena di sanalah
kehidupan abadi. Tidak ada mati lagi setelah itu. Karenanya dalam ayat yang lain
Allah berfirman: "Dan sesungguhnya akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya"
(QS. Al-Ankabut: 64).
Lalu, apa arti kita hidup di dunia?... Dunia tempat kita mempersiapkan diri untuk
akhirat. Sebagai tempat persiapan, dunia pasti akan kita tinggalkan. Ibarat
terminal, kita transit di dalamnya sejenak, sampai waktu yang ditentukan, setelah
itu kita tinggalkan dan melanjutkan perjalanan lagi. Bila demikian tabiat dunia,
mengapa kita terlalu banyak menyita hidup untuk keperluan dunia? Diakui atau
tidak, dari 24 jam jatah usia kita dalam sehari, bisa dikatakan hanya beberapa
persen saja yang kita gunakan untuk persiapan akhirat. Selebihnya bisa dipastikan
terkuras habis oleh kegiatan yang berputar-putar dalam urusan dunia.
Coba kita ingat nikmat Allah yang tak terhingga, setiap saat mengalir dalam tubuh
kita. Tapi mengapa kita lalaikan itu semua. Detakan jantung tidak pernah berhenti.
Kedipan mata yang tak terhitung berapa kali dalam sehari, selalu kita nikmati.
Tapi kita sengaja atau tidak selalu melupakan hal itu. Kita sering mudah berterima
kasih kepada seorang yang berjasa kepada kita, sementara kepada Allah yang
senantiasa memanja kita dengan nikmat-nikmatNya, kita sering kali memalingkan
ingatan. Akibatnya kita pasti akan lupa akhirat. Dari sini dunia akan selalu
menghabiskan waktu kita.
Orang-orang bijak mengatakan bahwa dunia ini hanyalah keperluan, ibarat WC
dan kamar mandi dalam sebuah rumah, ia dibangun semata sebagai keperluan.
Karenanya siapapun dari penghuni rumah itu akan mendatangi WC atau kamar
mandi jika perlu, setelah itu ditinggalkan. Maka sungguh sangat aneh bila ada
seorang yang diam di WC sepanjang hari, dan menjadikannya sebagai tujuan
utama dari dibangunnya rumah itu. Begitu juga sebenarnya sangat tidak wajar bila
manusia sibuk mengurus dunia sepanjang hari dan menjadikannya sebagai tujuan
hidup. Sementara akhirat dikesampingkan.
3. Menjaga Lingkungan
Sebagai sarana hidup, Allah SWT melarang manusia membuat kerusakan di muka
bumi. Mereka boleh mengelola alam, tetapi untuk melestarikan dan bukan
merusaknya. Firman Allah dari sambungan ayat di atas: "Berbuat baiklah (kepada
orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang yang berbuat kerusakan".
Allah SWT menyindir kita tentang sedikitnya orang yang peduli pada kelestarian
lingkungan di muka bumi, firmanNya; "Maka mengapa tidak ada dari umat-umat
yang sebelum kamu orang-orang yang mempunyai keutamaan yang melarang
daripada (mengerjakan) kerusakan di muka bumi, kecuali sebahagian kecil " (QS.
Huud ayat 116).