Anda di halaman 1dari 10

FIKIH

JUAL BELI

Oleh:
Intan Tri Lestari
Kelas: XII TB
Pengertian Jual Beli
Jual beli ialah tukar-menukar suatu barang dengan barang lainnya menurut
rukun dan syarat tertentu.

Pengertian jual beli menurut para ulama adalah sebagai berikut.


Ulama Hanafiyah, memberikan pengertian jual beli adalah saling
menukarkan harta dengan harta melalui cara tertentu atau tukar-menukar
sesuatu yang dingini dengan yang sepadan melalui cara tertentu yang
bermanfaat.

Menurut Imam Nawawi, pengertian jual beli adalah saling menukar harta
dengan harta dalam bentuk pemindahan milik.

Menurut Abu Qudamah, pengertian jual beli adalah saling menukar harta
dalam bentuk pemindahan milik dan pemilikan.
 Dasar Hukum Jual Beli dalam Islam
Hukum jual beli telah ditetapkan oleh
Alquran, hadits, dan ijma’. Adapun dalil
Al-Quran yaitu firman Allah swt dalam
surat Al-Baqarah: 275:

‫َوأَ َح َّل هَّللا ُ ْالبَ ْي َع َو َح َّر َم ال ِّربَا‬


 Artinya: ......“Dan Allah telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba.....” ( QS. Al-Baqarah: 275 )
Macam-macam Jual Beli yang Sah dan
Tidak Sah

1) Jual beli barang yang dapat dilihat, maka


boleh.
2) Jual beli barang yang hanya
menyebutkan sifat-sifatnya saja, apabila
cocok, maka
     boleh.
3) Jual beli barang yang tidak dapat dilihat,
maka tidak boleh.
Rukun dan Syarat Jual Beli
A.  Penjual dan Pembeli
Syaratnya adalah:
1) Berakal, orang gila atau bodoh tidak sah jual
belinya.
2) Dengan kehendak sendiri (bukan dipaksa)
3) Tidak mubazir, sebab harta orang yang
mubazir itu ditangan walinya
4) Baligh (berumur 15 tahun ke atas/dewasa).
LANJUTAN …
B.  Benda yang Dibeli
Syaratnya adalah:
1) Suci, barang najis tidak sah dijual dan tidak boleh dijadikan
uang untuk dibelikan, seperti Anjing, Khamar Bangkai dll.
2) Ada manfaatnya, tidak boleh menjual sesuatu yang tidak
ada manfaatnya
3) Barang itu tidak dapat diserahkan, tidak sah menjual suatu
barang yang tidak dapat diserahkan kepada yang membeli,
misalnya ikan dalam laut, barang rampasan yang masih berada
di tangan yang merampasnya, barang yang sedang dijaminkan,
sebab semua itu mengandung tipu daya
4) Barang tersebut merupakan kepunyaan si penjual,
kepunyaan orang yang diwakilinya, atau yang mengusahakan
5) Barang tersebut diketahui oleh si penjual dan si pembeli,
zat, bentuk, kadar, dan sifat-sifatnya jelas sehingga antara
keduanya tidak akan terjadi kecoh-mengecoh.
LANJUTAN …
C.  Adanya akad (ijab dan qabul)
Ijab adalah perkataan penjual, dan qabul
adalah ucapan si pembeli. Apabila menurut
adat telah berlaku bahwa ijab dan qabul
sudah dipandang sebagai jual beli, itu saja
sudah cukup karena tidak ada suatu dalil
yang jelas untuk mewajibkan lafazh.
Manfaat dan Hikmah Jual Beli
MANFAAT JUAL BELI
1. Jual beli dapat menata struktur kehidupan ekonomi
masyarakat yang menghargai hak milik orang lain.
2. Penjual dan pembeli dapat memenuhi kebutuhannya masing-
masing atas dasar kerelaan.
3. Masing-masing merasa puas. Penjual melepas barang
dagangannya dengan ikhlas dan menerima uang, sedangkan
pembeli memberikan uang dengan ikhlas dan menerima
barang.
4. Menjauhkan diri dari memakan atau memilki barang yang
haram.
5. Penjual dan pemberi mendapat rahmat dari Allah swt.
6. Menumbuhkan ketentraman dan kebahagiaan.
Lanjutan …
HIKMAH JUAL BELI

Hikmah dibolehkannya jual beli adalah karena kebutuhan


seseorang terhadap suatu barang tergantung pada pemilik
barang tersebut, sedangkan pemilik barang tidak akan
memberikan barangnya tanpa pengganti. Mengenai
disyariatkannya jual beli adalah merupakan jalan sampainya
masing-masing dari kedua belah pihak kepada tujuannya
dan pemenuhan kebutuhannya. Diantara hikmahnya yang
lain adalah melapangkan persoalan kehidupan dan tetapnya
alam karena dapat meredam terjadinya perselisihan,
perampokan, pencurian, pengkhianatan, dan penipuan ( As-
sa’di, 2008: 147).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai