Anda di halaman 1dari 4

GLOBAL WARMING DALAM PERSEPEKTIF KAJIAN AQIDAH AKHLAQ, AL-

QUR’AN HADIS, DAN FILSAFAT


Program Studi Psikologi Islam, Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN Raden Intan
Lampung
muftihatul.nasifah97@gmail.com
Perubahan suhu kian tahun kian meningkat, bukan hanya perubahan suhu saja yang kita
rasakan, tetapi juga perubahan cuaca yang tidak menentu. Hal tersebut dikarenakan pemanasan
global, pemanasan global (global warming) adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-
rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Pemanasan global kian lama kian meningkat. Suhu rata-
rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama
seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan
bahwa, sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-
20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat
aktivitas manusia. Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-
perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena
cuaca yang ekstrem, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan
global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya
berbagai jenis hewan.
Tanpa kita menyadari, banyak kegiatan manusia yang dapat menyebabkan pemanasan global.
Pada umumnya pamanasan global disebabkan oleh banyaknya rumah, gedung, ataupun
bangunan yang terbuat dari ornamen kaca. Namun, kegiatan manusia yang lain juga dapat
menyebabkan pemanasan global, di antaranya seperti boros dalam meggunakan listrik,
halaman rumah tanpa pepohonan, model rumah kaca, pembuatan pabrik industri yang
berlebihan sehingga menyebabkan penggundulan hutan, merokok, penggunaan kendaraan
bermotor sehingga mengeluarkan gas karbon monoksida, kegiatan peternakan, membuang
sampah sembarangan, kentut manusia, dan sendawa manusia. Penyebab pemanasan global
yang berasal dari lingkungan sekitar antara lain polusi asap dari industri pabrik dan pembakaran
hutan atau ilegal logging. Penybab pemanasan global yang berasal dari alam antara lain usia
Bumi yang sudah tua.
Pemanasan global dilihat dari persepektif aqidah akhlaq, akhlak diartikan sebagai ilmu tata
krama, ilmu yang berusaha mengenal tingkah laku manusia, kemudian memberi nilai kepada
perbuatan baik atau buruk sesuai dengan norma-norma dan tata susila. Jika dilihat dari sisi
terminologi, para ahli berbeda pendapat, namun intinya sama yaitu tentang perilaku manusia.
Ahlaq terhadap lingkungan mengajarkan kepada manusia untuk memiliki perilaku yang baik
dan membangun peradaban manusia yang lebih baik yang menempatkan alam dan lingkungan
sebagai mitra bersama dalam menjalankan tugas sebagai hamba dan khalifah Allah di muka
bumi. Ahlaq lingkungan juga berfungsi sebagai panduan bagi umat manusia dalam
mengembangkan hubungannya dengan alam.
Seseorang yang memiliki ahlaq lingkungan akan terdorong untuk menjadikan alam sebagai
mitra sekaligus sarana dalam memenuhi fungsi dan kewajibannya sebagai seorang manusia,
baik sebagai hamba kepada Tuhan maupun sebagai anggota masyarakat sebagai kholifatullah
fil ardl. Seseorang yang tidak menjaga lingkungan dengan baik akibat kelalaian dan
kecerobohan umat manusia dalam berhubungan dengan alam, keteraturan dan keseimbangan
tersebut menjadi rusak. Sehingga pemanasan global menjadi tak terhindarkan lagi. Demikian
juga perubahan iklim menjadi fenomena yang tidak dapat dihindari. Sikap tidak peduli
terhadap keseimbangan alam merupakan salah satu sebab dari pemanasan global yang
kemudian berpengaruh terhadap perubahan iklim. Penilaian tersebut bisa dipahami dari
penegasan firman Allah: (QS. Ar-Ruum : 41)

َ‫عمِ لُ ْوا لَعَلَّ ُه ْم يَ ْر ِجعُ ْون‬ ْ ‫ض الَّ ِذ‬


َ ‫ي‬ ِ َّ‫ت ا َ ْيدِى الن‬
َ ‫اس ِليُ ِذ ْيقَ ُه ْم بَ ْع‬ َ ‫سادُ فِى ْالبَ ِر َو ْالبَ ْح ِر بِ َما َك‬
ْ َ‫سب‬ َ َ‫ظ َه َر ْالف‬
َ

Artinya : Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka,
agar mereka kembali (ke jalan yang benar) QS. Ar-Ruum : 41.
Dari ayat tersebut, jelaslah bahwa sesungguhnya berbagai macam kerusakan yang ada di muka
bumi, adalah akibat dari ulah tangan manusia yang tidak bertanggungjawab dalam
memanfaatkan nikmat Allah yang telah diberikan kepadanya. Sebab manusia hanya dapat
mengambil manfaat yang sebesar-besarnya dari alam ini akan tetapi tidak dapat menjaga
kelestariannya atau tidak lagi mempedulikan konservasi terhadap alam semesta.
Adapun Hadis tentang dampak yang ditimbulkan oleh pemanasan global yaitu sabda Nabi saw:
HR. Ahmad dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya kiamat
bukanlah karena tidak ada hujan, tetapi kiamat adalah ketika langit menurunkan hujan tetapi
bumi tidak menumbuhkan sesuatu apapun”.
Dari hadits di atas dikatakan bahwa kerusakan bumi yang diakibatkan hujan dimaksudkan
adalah hujan asam akibat dari reaksi hasil pembakaran bahan bakar fosil dengan air hujan
sehingga menjadi hujan yang mengandung asam.
Dampak pemanasan global bukan hanya hujan asam saja, dampak secara umum dapat kita lihat
dari berbagai fenomena seperti perubahan cuaca iklim, kenaikan permukaan air laut,
menurunnya hasil pertanian, pengaruh terhadap tumbuhan, pengaruh terhadap hewan dan
tumbuhan dan pengaruh terhadap kesehatan manusia. Meningkatnya suhu permukaan Bumi
dalam kurun waktu satu abad terakhir telah mengubah cuaca dan iklim diberbagai wilayah
Bumi, terutama di daerah Kutup Utara. Gunung-gunung es akan mencair, dan akan lebih sedikit
es yang terapung di laut.
Sedangkan dilihat dari persepektif filsafat, filsafat berperan secara optimal untuk mencari
kebenarannya atas fenomena global warming terhadap lingkungan dari segi epistemologis,
fenomena global warming dipengaruhi oleh perilaku manusia. Karena manusia adalah makhluk
yang bereksistensi terus menerus, memerlukan alam sebagai tempat untuk kegiatan survivalnya
tersebut. Kemajuannya ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang mempengaruhi
kemampuan manusia melaksanakan "kehendak manusia untuk berkuasa". Sedangkan dari segi
ontologis, fenomena global warming terteranya berada pada realitas yang beraifat hypothetico-
logico-verifikative. Realitas yang berdasarkan pengalaman dan faktanya yang terjadi di dunia
khususnya di indonesia ini masih dapat diverifikasi lagi tentang kebenarannya karena ada unsur
moral didalamnya. Setelah kita ketahui bahwa fenomena global warming secara aksiologis
terjadi bukan lagi isu, namun sebuah realitas yang penyebabnya adalah tindakan manusia yang
tidak mempedulikan keadaan lingkungan bumi yang sudah semakin tua.
Peran filsafat sangat penting dalam menanggapi fenomena global warming disebabkan karena
filsafat penyeimbang hasrat manusia yang tidak terbatas. Dengan memanfaatkan filsafat dari
segi epistemologi, ontologis dan aksiologis bisa berperan sebagai keseimbangan dalam
berfikir.
Dari pemaparan diatas maka kita tau bahwa dampak yang ditimbulkan olah pemanasan global
adalah buah dari apa yang manusia lakukan terhadap lingkungan. Berdampak terhadap
manusia dan mahluk hidup lainnya yang berada dibumi, peran manusia sangatlah penting
dalam menjaga lingkungan dan pelestarian lingkungan untuk mengurangi global warming.
DAFTAR PUSTAKA

Frayudha, A. D. (n.d.). Peranan Filsafat Ilmu Dalam Memandang Fenomena Global Warming
Terhadap Lingkungan.
https://www.academia.edu/29775631/PERANAN_FILSAFAT_ILMU_DALAM_MEM
ANDANG_FENOMENA_GLOBAL_WARMING_TERHADAP_LINGKUNGAN
Hasnawati, H. (2021). Jurnal pendais volume 2 no. 2 desember 2020 203. Akhlak Kepada
Lingkungan. Pendais, 2(2), 203–218.
National, G., & Pillars, H. (n.d.). MANUSIA DAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM AL-
QUR’AN. 210–227.

Anda mungkin juga menyukai