Anda di halaman 1dari 7

Relasi Manusia Dengan Lingkungan

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas


Mata Kuliah: Hadist Sosial
Dosen Pengampu: Bapak Saiful Mujab M. Ag

Disusun Oleh:

Muhammad Ahsin Adaby (1804016090)

Annisa Yulia Zhafira (1804016092)

AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM


USHULUDDIN DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

2019
BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar belakang

Lingkungan hidup, sebagai karunia Allah SWT, berupa sistem dari ruang, waktu, materi,
keanekaragaman, dan alam pikiran serta perilaku manusia, merupakan daya dukung bagi
kehidupan dan kesejahteraan bagi manusia dan seluruh makhluk lainnya. Islam merupakan
agama yang berisi ajaran dan petunjuk serta pedoman bagi parapemeluknya tentang bagaimana
manusia harus bersikap dan berperilaku dalam kehidupan. Petunjuk dan pedoman ini secara
sempurna telah digariskan oleh ajaran Islam dalam kitab suciNya, Al-Quran dan hadits-
hadits Nabi SAW. 

Petunjuk ini mengatur manusia bagaimana harus hidup bahagia dan sejahtera,


didunia dan di akhirat. Di samping itu petunjuk ini juga mengatur hubungan manusia dengan
Allah SWT, sang penciptanya, hubungan manusia dengan manusia lainnya, dan manusia
dengan alam semesta termasuk bumi yang dianugerahkan oleh Tuhan Yang Maha Pemurah dan
Pengasih bagi kesejahteraan hidupnya. Karenanya, Islam secara jelas mengajarkan
tanggungjawab manusia bagi kelangsungan hidup dan kesejahteraan makhluk hidup lainnya.
Pendidikan lingkungan hidup, yakni pendidikan yang berhubungan dengan pengetahuan
lingkungan di sekitar manusia dengan berbagai unsurnya, memiliki posisi penting dalam rangka
menjaga keserasian dan kelangsungan lingkungan hidup itu sendiri.

b. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari lingkungan hidup?
2. Bagaimana Dalil-dalil menjaga lingkungan?
3. Bagaimana amaliyah penghijauan?

 
Bab II

PEMBAHASAN
a. Definisi Lingkungan

Istilah lingkungan, sebagai ungkapan singkat dari lingkungan hidup merupakan


alihbahasa dari istilah asing environment (Inggeris) dan al-bi`ah(Arab).  Ilmu yang mengkaji
tentang lingkungan hidup ini disebut ekologi. Jadi ilmu lingkungan hidup adalah ilmu yang
mempelajari tentang kenyataan lingkungan hidup, dan bagaimana mengelolanya untuk menjaga
kesejahteraan manusia dan kelangsungan kehidupa serta makhluk hidup lainnya (Soerjani, 1984).

Al-Qur‟an dan hadits secara bersama-sama telah memberikan perhatian yang cukup
memadai dalam berbagai permasalahan lingkungan. Perhatian hadits terhadap lingkungan akan
dapat diperoleh, diantaranya, dalam hadits-hadits yang berkaitan dengan aspek kesehatan. Secara
formal, lingkungan hidup dapat dipandang sebagai suatu sistem yang merupakan kesatuan ruang
dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk, termasuk didalamnya manusia dan
prilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lainnya. (UU No. 4 tahun 1984, Bab I Pasal 1ayat 1). Atau dengan kata lain,
lingkungan hidup merupakan sistem dari ruang, materi, waktu, keanekaragaman, dan alam
pikiran serta prilaku manusia. Ruang merupakan konsep lingkungan hidup
yang utama. Dalam Al-Qur‟an, berbagai ayat memberikan paparan bahwa penciptaan ruang
antara bumi dan langit merupakan ungkapan kebesaran Allah Al-Khaliq.

b. Dalil Menjaga Lingkungan

.ٌ‫ص َدقَة‬ َ ‫س اَ ْويَ ْز َر ُع زَ ْرعًا فَيَأْ ُك ُل ِم ْنهُ طَ ْي ٌر اَ ْواِ ْن‬


َ ‫سانٌ اَ ْوبَ ِه ْي َمةٌ اِالَّ َكانَ لَهُ بِ ِه‬ ْ ‫ َما ِمنْ ُم‬:‫س رضى هللا عنه قَا َل‬
ُ ‫سلِ ٍم يَ ْغ ِر‬ ُ ‫ِد ْي‬
ٍ َ‫ث اَن‬
)‫(اخرجه البخارى فى كتاب المزاعة‬

“Hadits dari Anas r.a. dia berkata: Rasulullah Saw. bersabda: Seseorang muslim tidaklah
menanam sebatang pohon atau menabur benih ke tanah, lalu datang burung atau manusia atau
binatang memakan sebagian daripadanya, melainkan apa yang dimakan itu merupakan
sedekahnya. (HR. Imam Bukhori)
Pada dasarnya Allah Swt. telah melarang kepada manusia agar tidak merusak hutan, hal ini
sebagaimana firman-Nya dalam surat Al-Baqarah ayat 11:

‫ض‬ ِ ‫…واِ َذا قِ ْي َل لَ ُه ْم الَتُ ْف‬


ِ ‫سد ُْوا فِى االَ ْر‬ َ

“Dan apabila dikatakan kepada mereka: Janganlah kamu membuat kerusakan dimuka bumi”.

Dan ada lagi dalam surat Al-Baqoroh ayat 204-205, yang terjemahannya:

“Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu,
dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penantang
yang paling keras. Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan
kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak
menyukai kebinasaan.”
Dalam ayat di atas, Allah menjelaskan sifat-sifat orang munafiq dan tindakannya di muka
bumi ini. Informasi yang disampaikan Al-Qur’an bahwa sebagian dari manusia, kata-kata dan
ucapannya tentang kehidupan dunia menarik sekali, sehingga banyak yang terpedaya. Ia pintar
dan pandai menyusun kata-kata dengan gaya yang menawan.1 Orang munafiq seperti inilah yang
selalu merusak bumi. Tanam-tanaman dan hutan-hutan menjadi rusak, lingkungan dicemari,
buah-buahan dan binatang ternak dibinasakan. Apalagi kalau mereka sedang berkuasa, dimana-
mana mereka berbuat sesuka hatinya.2
Gambaran ayat ini sejalan dengan firman Allah dalam surat Ar-Rum ayat 41- 42:
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tangan manusia,
supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka
kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah: “Adakanlah perjalanan di muka bumi dan
perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu. kebanyakan dari mereka itu
adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).”

Pada ayat ini sudah jelas bahwa Allah telah memperingatkan tentang kerusakan yang
terjadi di alam dunia ini, baik di darat, laut maupun udara adalah akibat ulah perbuatan manusia
1
Rahmat Sya’I, Fiqih Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2001), hlm. 24
2
Mohammad Matsna, Qur’an Hadits Madrasah Aliyah Kelas Satu (Semarang: Karya Toha Putra, 2002), hlm. 45
itu sendiri. Kerusakan di darat seperti rusaknya hutan, hilangnya mata air, tertimbunnya danau-
danau penyimpan air, lenyapnya daerah-daerah peresap air hujan dan sebagainya. Kerusakan di
laut seperti pendangkalan pantai, menghilangkan tempat-tempat sarang ikan, pencemaran air laut
karena tumpahan minyak, dan lain sebagainya. Allah memperingatkan itu, karena dampak
negatifnya akan dirasakan manusia itu sendiri.
Tidak sepantasnyalah alam ini dirusak karena ini merupakan salah satu karunia Tuhan,
untuk itu seharusnyalah manusia harus memperbaiki dan memanfaatkannya, hal ini sebagaimana
firman Allah S.w.t. dalam surat Al-An’am ayat 141-142 yang artinya:
“Dan dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon
korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk
dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu)
bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada
fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang
yang berlebih-lebihan. Dan di antara hewan ternak itu ada yang dijadikan untuk pengangkutan
dan ada yang untuk disembelih. makanlah dari rezki yang Telah diberikan Allah kepadamu, dan
janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata
bagimu.”
c. Amaliyah penghijauan
Sebagian orang menyangka bahwa program penghijauan bukanlah suatu amalan yang
mendapatkan pahala di sisi Allah, sehingga ada diantara mereka yang bermalas-malasan dalam
mendukung program tersebut. Kita mungkin masih mengingat sebuah hadits yang masyhur dari
Nabi Saw. beliau bersabda:

“Jika seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah seluruh amalannya, kecuali
dari tiga perkara: sedekah jariyah (yang mengalir pahalanya), ilmu yang dimanfaatkan,
dan anak shaleh yang mendo’akan kebaikan baginya”. (HR. Muslim dalam Kitab Al-
Washiyyah (4199))

Perhatikan, satu diantara perkara yang tak akan terputus amalannya bagi seorang
manusia, walaupun ia telah meninggal dunia adalah Sedekah Jariyah, sedekah yang terus
mengalir pahalanya bagi seseorang. Para ahli ilmu menyatakan bahwa sedekah jariyah memiliki
banyak macam dan jalannya, seperti membuat sumur umum, membangun masjid, membuat jalan
atau jembatan, menanam tumbuhan baik berupa pohon, biji-bijian atau tanaman pangan, dan
lainnya.3 Jadi, menghijaukan lingkungan dengan tanaman yang kita tanam merupakan sedekah
dan amal jariyah bagi kita (walau telah meninggal) selama tanaman itu tumbuh atau
berketurunan.

Al-Imam Ibnu Baththol rahimahullah berkata: “Ini menunjukkan bahwa sedekah untuk semua
jenis hewan dan makhluk bernyawa di dalamnya terdapat pahala”. [Lihat Syarh Ibnu Baththol
(11/473)]

Seorang muslim yang menanam tanaman tak akan pernah rugi di sisi Allah Azza wa
Jalla, sebab tanaman tersebut akan dirasakan manfaatnya oleh manusia dan hewan, bahkan bumi
yang kita tempati. Tanaman yang pernah kita tanam lalu diambil oleh siapa saja, baik dengan
jalan yang halal, maupun jalan haram, maka kita sebagai penanam tetap mendapatkan pahala,
sebab tanaman yang diambil tersebut berubah menjadi sedekah bagi kita.
Penghijauan merupakan amalan sholeh yang mengandung banyak manfaat bagi manusia
di dunia dan untuk membantu kemaslahatan akhirat manusia. Tanaman dan pohon yang ditanam
oleh seorang muslim memiliki banyak manfaat, seperti pohon itu bisa menjadi naungan bagi
manusia dan hewan yang lewat, buah dan daunnya terkadang bisa dimakan, batangnya bisa
dibuat menjadi berbagai macam peralatan, akarnya bisa mencegah terjadinya erosi dan banjir,
daunnya bisa menyejukkan pandangan bagi orang melihatnya, dan pohon juga bisa menjadi
pelindung dari gangguan tiupan angin, membantu sanitasi lingkungan dalam mengurangi polusi
udara, dan masih banyak lagi manfaat tanaman dan pohon yang tidak sempat kita sebutkan di
lembaran sempit ini. Jika demikian banyak manfaat dari Reboisasi, maka tak heran jika agama
kita memerintahkan umatnya untuk memanfaatkan tanah dan menanaminya.4

Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa menanam pohon sangatlah banyak
manfaatnya. Salah satunya adalah untuk kebutuhan makhluk hidup.

3
Nasrun Haruen, Fiqih Muamalah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007), hlm. 35
4
Ibid., hlm. 36
Bab III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Istilah lingkungan, sebagai ungkapan singkat dari lingkungan hidup merupakan
alihbahasa dari istilah asing environment (Inggeris) dan al-bi`ah(Arab).  Ilmu yang mengkaji
tentang lingkungan hidup ini disebut ekologi. Jadi ilmu lingkungan hidup adalah ilmu yang
mempelajari tentang kenyataan lingkungan hidup, dan bagaimana mengelolanya untuk menjaga
kesejahteraan manusia dan kelangsungan kehidupa serta makhluk hidup lainnya 
Hadits dari Anas r.a. dia berkata: Rasulullah Saw. bersabda: Seseorang muslim tidaklah
menanam sebatang pohon atau menabur benih ke tanah, lalu datang burung atau manusia atau
binatang memakan sebagian daripadanya, melainkan apa yang dimakan itu merupakan
sedekahnya. (HR. Imam Bukhori).
“Jika seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah seluruh amalannya, kecuali
dari tiga perkara: sedekah jariyah (yang mengalir pahalanya), ilmu yang dimanfaatkan, dan
anak shaleh yang mendo’akan kebaikan baginya”. (HR. Muslim dalam Kitab Al-Washiyyah
(4199))

Anda mungkin juga menyukai