Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Permasalahan lingkungan yang kini dihadapi umat manusia umumnya


disebabkan oleh dua hal. Pertama, karena kejadian alam sebagai peristiwa yang harus
terjadi sebagai proses dinamika alam itu sendiri. Kedua, bentuk kejadian di atas
mengakibatkan ketidakseimbangan pada ekosistem dan ketidaknyamanan kehidupan
makhluk hidup baik manusia, flora maupun fauna. Ketidakseimbangan dan
ketidaknyamanan tersebut dapat dikatakan sebagai bencana. Ali Yafie menyebutnya
sebagai kerusakan lingkungan hidup, yang bentuk-bentuknya berupa pencemaran
air,pencemaran tanah, krisis keanekaragaman hayati (biological diversity), kerusakan
hutan, kekeringan dan krisis air bersih, pertambangan dan kerusakan lingkungan,
pencemaran udara, banjir lumpur dan sebagainya.

Kerusakan hutan sebagai salah satu bentuk kerusakan lingkungan hidup adalah
ketidakseimbangan yang terjadi dalam ekosistem hutan. Ada dua jenis kerusakan
kerusakan hutan yang mungkin terjadi, yaitu gangguan alam dan akibat dari perbuatan
tangan manusia. Gangguan alam contohnya longsor, hama dan penyakit, dempa bumi,
kebakaran, dan gelombang pasang air laut. Adapun gangguan akibat dari perbuatan
tangan manusia ialah jenis gangguan yang disebabkan oleh aktivitas manusia, yaitu
kebakaran yang disengaja atau karena kelalaian, penebanagan, perladangan,
pemukiman, industri, pencemaran dan lain-lain.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana pemberdayaan sumber daya alam dalam pandangan islam?
2. Usaha apa yang diperlukan untuk menjaga kelestarian alam?
3. Hadis apa yang berkaitan dengan usaha menjaga kelestarian alam?

C. Tujuan
1. Mengetahui arti pemberdayaan sumber daya alam dalam pandangan islam
2. Mengetahui usaha yang diperlukan untuk menjaga kelestarian alam
3. Mengetahui hadis yang berkaitan dengan usaha menjaga kelestarian alam

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pemberdayaan Sumber Alam Dalam pandanagn Islam,

Manusia ialah makhluk terbaik diantara semua ciptaan Tuhan dan berani
memegang tanggungjawab mengelola bumi, maka semua yang ada di bumi
diserahkan untuk manusia. Oleh karena itu manusia diangkat menjadi khalifah di
muka bumi. Sebagai makhluk terbaik, manusia diberikan beberapa kelebihan diantara
makhluk ciptaan-Nya, yaitu kemuliaan, diberikan fasilitas di daratan dan lautan,
mendapat rizki dari yang baik-baik, dan kelebihan yang sempurna atas makhluk
lainnya.

Bumi dan semua isi yang berada didalamnya diciptakan Allah untuk manusia,
segala yang manusia inginkan berupa apa saja yang ada di langit dan bumi. Daratan
dan lautan serta sungai-sungai, matahari dan bulan, malam dan siang, tanaman dan
buah-buahan, binatang melata dan binatang ternak. Sebagai khalifah di bumi, manusia
diperintahkan beribadah kepada-Nya dan diperintah berbuat kebajikan dan dilarang
berbuat kerusakan. Selain konsep berbuat kebajikan terhadap lingkungan yang
disajikan Al-Qur’an seperti dipaparkan di atas, Rasulullah SAW memberikan teladan
untuk mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat diperhatikan
dari Hadist-Hadist Nabi, seperti Hadist tentang pujian Allah kepada orang yang
menyingkirkan duri dari jalan; dan bahkan Allah akan mengampuni dosanya,
menyingkirkan gangguan dari jalan ialah sedekah, sebagian dari iman,dan merupakan
perbuatan baik. Di samping itu Rasulullah melarang merusak lingkungan mulai dari
perbuatan yang sangat kecil dan remeh seperti melarang membuang kotoran
(manusia) di bawah pohon yang sedang berbuah, di aliran sungai, di tengah jalan, atau
di tempat orang berteduh.

Rasulullah juga sangat peduli terhadap kelestarian satwa, sebagaimana


diceritakan dalam Hadist riwayat Abu Dawud. Rasulullah pernah menegur salah
seorang sahabatnya yang pada saat perjalanan, mereka mengambil anak burung yang
berada di sarangnya. Karena anaknya dibawa oleh salah seorang dari rombongan
Rasulullah tersebut, maka sang induk terpaksa mengikuti terus kemana rombongan itu
berjalan. Melihat yang demikian, Rasulullah lalu menegur sahabatnya tersebut dengan

2
mengatakan ”siapakah yang telah menyusahkan induk burung ini dan mengambil
anaknya? Kembalikan anak burung tersebut kepada induknya!”. Di dalam Surat Huud
ayat 117, Allah SWT berfirman :

َ ‫ظ ْل ٍم َوَأهْ لُ َها مُصْ لِح‬


‫ُون‬ ُ ‫ك ْٱلقُ َر ٰى ِب‬
َ ِ‫ك لِ ُي ْهل‬ َ ‫‘ َو َما َك‬
َ ‫ان َر ُّب‬
Artinya: “Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara
zalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan”.

Fakta spritual yang terjadi selama ini membuktikan bahwa Surat Huud ayat
117 benar-benar terbukti. Perhatikan bencana alam banjir di Jakarta, tanah longsor
yang di daerah-daerah di Jawa Tengah, intrusi air laut, tumpukan sampah dimana-
mana, polusi udara yang tidak terkendali, serta bencana alam di daerah atau di negara
lain membuktikan bahwa Allah akan membinasakan negeri-negeri secara zalim,
melainkan penduduknya terdiri dari orang-orang yang berbuat kebaikan terhadap
lingkungan.Dalam suatu kisah diriwayatkan, ada seorang penghuni surga.

Ketika ditanyakan kepadanya perbuatan apakah yang dilakukannya ketika di


dunia hingga ia menjadi penghuni surga?. Dia menjawab bahwa selagi di dunia, ia
pernah menanam sebuah pohon. Dengan sabar dan tulus, pohon itu dipeliharanya
hingga tumbuh subur dan besar. Menyadari akan keadaannya yang miskin ia teringat
bunyi sebuah hadits Nabi, “Tidak seorang muslim yang menanam tanaman atau
menyemaikan tumbuh-tumbuhan, kemudian buah atau hasilnya dimakan manusia atau
burung, melainkan yang demikian itu adalah shodaqoh baginya”. Didorong keinginan
untuk bersedekah, maka ia biarkan orang berteduh di bawahnya, dan diikhlaskannya
manusia dan burung memakan buahnya. Sampai ia meninggal pohon itu masih berdiri
hingga setiap orang (musafir) yang lewat dapat istirahat berteduh dan memetik
buahnya untuk dimakan atau sebagai bekal perjalanan. Burung pun ikut
menikmatinya.

Riwayat tersebut memberikan nilai yang sangat berharga sebagai bahan


kontemplasi, artinya dengan adanya kepedulian terhadap lingkungan memberikan dua
pahala sekaligus, yakni pahala surga dunia berupa hidup bahagia dan sejahtera dalam
lingkungan yang bersih, indah dan hijau, dan pahala surga akhirat kelak di kemudian
hari.Untuk mendapatkan dua pahala tersebut seorang manusia harus peduli terhadap
lingkungan.

3
B. Usaha Yang Perlu Dilakukan Untuk Menjaga Kelestarian Alam

Alam memiliki kemampuan untuk memberikan kehidupan bagi penduduk


dunia. Kemampuan (potensi) yang ada pada alam untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia alam atau natural resources bumi dengan segala isinya yang terkandung di
dalmanya disebut pula dengan alam dunia. Bila kita perhatikan alam dunia dapat
dikelompokkan atas 5 bagian yang berupa :

a) Atmosfer, lapisan udara yang mengelilingi bumi.


b) Hidrosfer, lapisan air yang ada di bumi berupa laut, danau, sungai, rawa, air
tanah, es, dan air di atmosfer.
c) Litosfer, lapisan batuan yang menyusun kulit bumi termasuk di dalam tanah.
d) Biosfer, kehidupan di bumi yang terdiri dari tumbuhan dan binatang
e) Antroposfer, yaitu manusia (penduduk bumi).

Semua itu merupakan sumber kehidupan bagi manusia kesemuanya memiliki


potensi yang salingberkait dalam mendukung kehidupan penduduk dunia yang terus
bertambah, potensi alam dunia yang tersedia jumlahnya amat banyak dan beraneka
ragam. Mineral, energi, tumbuhan binatang, udara, iklim, air, bentang alam berupa
dataran, pegunungan , bahkan gurunpun memiliki potensi untuk mendukung
kehidupan penduduk dunia asalkan manusia mampu memanfaatkannya dengan baik.

Tidak semua bagian bumi memiliki potensial sumber daya alam yang sama.
semakin banyak sumber daya alam di suatu daerah maka makin banyak yang bisa
dimanfaatkan oleh manusia. Sumber daya alam yang ada dapat diperbaharui dan tidak
dapat diperbaharui.Bumi memang memiliki potensial alam yang besar dan banyak,
namun semua itu tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang mengancam
kelangsungahn dan kelestarian potensi alam ini. Permasalahan itu beraneka ragam
mulai dari yang kecil sampai yang besar, dari yang bisa di atasi sampai yang tak
terselesaikan.Tak bisa dipungkiri bahwa semua masalah itu sebenarnya disebabkan
dari manusia sendiri.

Banyak manusia yang tidak bertanggung jawabmemanfaatkan kekayaan alam


secara besar-besaran tanpa memikirkan dampak dan akibatnya yang akhirnya, tentu
saja merusak potensi dan ekosistem alam.Memang ada potensi alam dunia yang bisa
digunakan oleh manusia tanpa harus takut potensi alam tersebut akan habis di

4
antaranya adalah air, udara, dan energi matahari. Air bisa memperbaharui sendiri
melalui siklus air. Dan potensi alam lain yang bisa diperbaharui namun masih harus
lebih teliti dalam pemanfaatannya. Yaitu, hutan, hewan, tumbuhan, tanah, udara, air
dan matahari.Pemanfaatan kekayaan alam yang tidak seimbang telah banyak
menimbulkan permasalahan bagi penduduk dunia.

Hutan – hutan telah banyak yang gundul akibat penebangan hutan secara
terus-menerus diusahakan tanpa adanya usaha pemulihan kesuburan tanah melalui
pemupukan. Sumber-sumber mineral telah kering dengan mineral karena sudah terlalu
banyak digunakan untuk industri tanpa adanya batas-batas larangan
pengambilan.Namun tentu saja setelah ada masalah tersebuttelah banyak usaha-usaha
yang dilakukan untuk menjaga kelestarian potensi alam dunia, yaitu :

a) Meningkatkan pemanfaatan sumber-sumber energi yang tidak akan-akan


habis-habis sebagai pengganti minyak bumi atau batu bara, misalnya
penggunaan energi sinar matahari, angin, geothermal, tenaga air, pasang
air laut, dan sebagainya.
b) Melakukan daur ulang (recylcling), sehingga pengambilan sumber daya
alam dapat diperkecil,misalnya daur ulang terhadap barang-barang
bekas, seperti besi, alumunium, kertas, plastik, dan lain-lain.
c) Melakukan pengawetan terhadap sumber daya alam berupa kayu.
Sebelum digunakan hendaknya diwajibkan untuk diawetkan terlebih
dahulu agar daya tahan penggunaan kayu untuk bahan bangunan dapat di
hemat karena kayu yang digunakan telah dapat dipakai dipakai dalam
jangka waktu yang lebih lama.

C. Hadits Yang Membahas Terntang Arti Pentingnya Menjaga Kelestarian Alam.

)‫صا ِء ْالبَهَاِئ ِم نَ ْهيًا َش ِد ْيدًا (رواه البزار‬


َ ‫ح َو ع َْن ِإ ْخ‬ َّ ِ‫َأ َّن النَّب‬
َ ‫م نَهَى‬.‫ي ص‬
ِ ْ‫صي ِْر الرُّ و‬

Artinya: "Sesungguhnya Rasulullah SAW melarang (seseorang) mengurung setiap


yang bernyawa dan mengebiri binatang-binatang dengan larangan yang keras."
(HR. Al-Bazzar)

5
Pada hadis ini, selain melarang mengebiri binatang, Islam juga peduli akan
hal kebebasan binatang dengan melarang mengurungnya, sehingga mereka terlepas
dari habitatnya. Larangan mengurung binatang, karena hal tersebut bisa
mengakibatkan binatang terampas kebebasannya, tidak mendapatkan makanan yang
ia kehendaki, dan bisa merampas hak reproduksinya yang ujung-ujungnya bisa
menjadi sebab kepunahannya.

Banyak manusia yang tidak memikirkan bahwa hewan pun bisa stres atau
mengalami tekanan batin seperti halnya manusia karena terkurung dalam kandangnya.
Apalagi dikurung hanya satu ekor tanpa pasangannya. Sebagaimana manusia hewan
pun punya naluri untuk hidup berpasangan.

Beberapa pendapat muncul tentang hukum mengurung binatang menurut


prespektif fiqh dengan berbagai syarat dan tingkatan. Karena memang tidak dapat
dipungkiri. Pada kondisi tertentu apabila suatu binatang dibiarkan bebas di alam,
justru akan terancam kelestariannya, sehingga diambil langkah untuk ditangkarkan
dan dikembang biakkan dan pada saatnya akan dilepaskan ke alam bebas.

Dengan perkembangan ilmu dan teknologi, manusia beternak binatang tidak


sebagaimana dilakukan pada jaman dulu. Dulu orang beternak hanhya beberapa
jumlahnya, sedangkan sekarang seorang peternak memiliki ternak dengan jumlah
yang besar, ribuan (tidak seperti dulu),untuk memenuhi kebutuhan konsumsi
manusia, seperti kebutuhan daging, telur, dan lain-lain. yang tidak dapat dipenuhi
dengan beternak cara konvensional, dilepas dialam bebas, dengan jumlah yang
terbatas. Melainkan dengan cara modern dan jumlah yang banyak, sehingga harus
dikandangkan.

D. Pengelolaan Lingkungan Hidup dalam Menjaga Kelestarian Alam.

a. Pengolahan air limbah dan penretiban pembuangan sampah. Setiap pabrik harus
mengolah air limbahnya sebelum dibuang karena limbah pabrik biasanya
mengandung zat-zat kimia.Kebiasaan masayarakat membuang sampah disaluran
air, sungai, atau selokan adalah kebiasaan yang harus dirubah. Hal itu perlu
dicegah sedini mungkin untuk menghindari terjadinya pencemaran air.

6
b. Program kali bersih (prokasih)Program kali bersih mempunyai tujuan utama
untuk menurunkan atau mengurangi beban pencemaran perairan sungai,
khususnya limbah industri yang banyak mengandung zat-zat kimia beracun.
c. Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS)Pengelolaan DAS menekankan usaha
konservasi pertanian lahan kering, peningkatan pendapatanmasyarakat melalui
peningkatan lahan kering, peningkatan diluar sector pertanian, perlindungan
daerah nonbudi daya, pengembangan irigasi, dan pengendalian bahaya banjir.
d. Pengelolaan lautan dan daerah pesisir.Usaha mengelola lautan dan daerah peisir
hendaknya memperhatikan kebijaksanaan sebagai berikut.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara ekologis pelestarian lingkungan merupakan keniscayaan ekologis yang
tidak dapat ditawar oleh siapapun dan kapanpun. Oleh karena itu, pelestarian
lingkungan tidak boleh tidak harus dilakukan oleh manusia. Sedangkan secara
spiritual fiqhiyah Islamiyah Allah SWT memiliki kepedulian ekologis yang paripurna.
Paling tidak dua pendekatan ini memberikan keseimbangan pola pikir bahwa
lingkungan yang baik berupa sumber daya alam yang melimpah yang diberikan Allah
SWT kepada manusia tidak akan lestari dan pulih (recovery) apabila tidak ada campur
tangan manusia. Umat Islam selalu berkeyakinan untuk tidak terperosok pada
kesalahan yang kedua kalinya. Kejadian yang sangat dasyat yang kita alami akhir-
akhir ini, sebut saja bencana alam Tsunami misalnya, pencemaran udara, pencemaran
air dan tanah, serta sikap rakus pengusaha dengan menebang habis hutan tropis
melalui aktifitas illegal logging, serta sederet bentuk kerusakan lingkungan hidup
lainnya, haruslah menjadi pelajaran yang sangat berharga. Seperti kita ketahui Allah
swt menciptakan manusia dengan tujuan yang jelas yaitu, agar ia menjadi khalifah di
bumi ini. Manusia di beri tugas agar memelihara, menjaga serta mengelola bumi ini.
Artinya demi kelangsungan, kepentingan serta kenyamanan kita sebagai manusia,
Allah swt sebagai pemilik tunggal bumi ( dan seluruh alam semesta ) mengizinkan
kita mendaya gunakan bumi dan seluruh isinya secara maksimal. Ini adalah sifat
utama-Nya, yaitu Ar-Rahman, Yang Maha Pengasih. Dengan syarat tidak merusak
keseimbangannya.  

8
DAFTAR PUSTAKA

Quthb, Sayyid. 2003. Tafsir Fi Zhilalil Qur’an. Jakarta: Gema Insani Press Shihab,
Quraish. 2005. Tafsir Al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati Syamsuri. 2004. Pendidikan
Agama Islam. Jakarta: Erlangga Matsna, Mohammad. 2004.
Al-Qur’an Hadits. Semarang: PT Karya Toha Putra Syamsuri. 2006. Pendidikan
Agama Islam. Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai