Anda di halaman 1dari 5

AYAT DAN HADITS TENTANG

BENCANA
Oleh Rian Nova
AYAT DAN HADITS TERKAIT BENCANA

AYAT DAN HADITS TENTANG BENCANA


Kerusakan alam di Indonesia semakin hari semakin parah. Kondisi ini secara
langsung memberikan dampak bagi kehidupan manusia. Tingkat kerusakan alam
meningkatkan resiko bencana alam.
Banyaknya bencana yang melanda negeri ini memberikan tanda bahwa
kerusakan pada lingkungan kita sudah memprihatinkan. Banjir yang kerap
melanda, tanah longsor, kekeringan, perubahan cuaca yang sangat ekstrim
menunjukkan bahwa keseimbangan alam sudah tidak ada lagi. Selain bencana
alam yang kerap melanda, perubahan musim dan cuaca yang kian tak menentu,
menjadi bukti bahwa kerusakan yang dilakukan oleh manusia tidak bisa lagi
diseimbangkan dengan proses alamiyah yang dilakukan alam itu sendiri.
Ada dua penyebab terjadinya kerusakan alam yang menyebabkan terjadinya
bencana. Pertama karena faktor alam seperti gunung meletus, tsunami, gempa
bumi, angin puting beliung, dan sebagainya. Sedangkan faktor kedua adalah
akibat ulah manusia.
Ketamakan dan kecerobohan manusia menjadi penyebab rusaknya alam ini.
Penebangan kayu secara besar-besaran, pembuangan sampah di sungai,
penggunaan pestisida dan obat-obatan secara berlebihan, dan lain sebagainya
membuat ekosistem terganggu. Perilaku-perilaku itu merupakan perilaku tidak
bertanggung jawab yang pada akhirnya pengaruhnya sangat signifikan dengan
rusaknya alam ini.
Alam dan lingkungan hidup menjadi tempat tinggal dan hidup manusia. Kondisi
lingkungan akan berpengaruh langsung terhadap kehidupan manusia. Karena itu
sudah selayaknya kita menjaganya
Dalam Al Qur’an surat Ar Rum ayat 41 disebutkan bahwa kerusakan alam ini
merupakan akibat dari ulah tangan manusia.
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan
tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari
(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”.
Dalam ayat tersebut di atas, Allah menyatakan bahwa kerusakan di alam ini baik
di darat dan di laut adalah akibat ulah tangan manusia. Kerusakan di darat yang
dapat kita saksikan saat ini misalnya hutan-hutan gundul, pendangkalan dan
pencemaran sungai, kebakaran hutan, hilangnya kesuburan tanah, rusaknya
keseimbangan alam karena perburuan hewan, penggunaan pestisida dan bahan-
bahan kimia secara berlebihan, dan lain sebagainya. Kerusakan di laut
diantaranya adalah rusaknya terumbu karang, rusaknya hutan bakau,
pencemaran air laut, dan lain sebagainya. Kerusakan-kerusakan tersebut tentu
saja menjadikan banyaknya bencana alam terjadi.

Allah SWT menyatakan juga bahwa adanya kerusakan dan bencana alam yang
ada merupakan pelajaran bagi manusia agar mereka mengetahui akibat dari
perbuatan mereka tersebut.
Manusia sebagai khalifah di bumi mempunyai tugas agar menjaga dan
memelihara bumi ini. Pemanfaatan alam sebagai upaya untuk memenuhi
kebutuhan tidak dilarang, bahkan diperintahkan oleh Allah. Namun, pemanfaatan
alam tersebut tidak boleh berlebihan atau sampai menjadikan alam ini rusak.
Allah SWT telah memerintahkan manusia untuk menjaga alam ini dengan baik.
Dalam surat Al A’raf ayat 56-58
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)
memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan
diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah Amat
dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.Dan Dialah yang meniupkan angin
sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan);
hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu
daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, Maka Kami
keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. seperti Itulah
Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, Mudah-mudahan kamu
mengambil pelajaran. Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur
dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya
tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami)
bagi orang-orang yang bersyukur”.
Pada ayat tersebut sudah jelas bahwa Allah memperingatkan kepada manusia
agar tidak merusak lingkungan. Dengan menjaga lingkungan maka Allah akan
memberikan kebaikan. Dengan hujan yang diturunkan, Allah menjadikan tanah-
tanah subur dan menghasilkan berbagai buah-buahan untuk kepentingan hidup
manusia. Namun pada daerah yang sudah rusak alamnya, maka kekeringan dan
tanah tandus akan menjadikan tumbuhan merana dan tidak dapat menghasilkan.
Kekeringan dan kerusakan atau hilangnya kesuburan tanah tentu sangat terkait
dengan perilaku manusia itu sendiri. Penggundulan hutan misalnya, menjadikan
tanah yang mengandung humus terkikis air hujan, air-air hujan tidak dapat
diserap dan disimpan oleh akar tanaman sebagai cadangan air yang akan
mengalir melalui mata air, air hujan yang tidak diserap oleh akar tumbuhan juga
akan langsung mengalir dengan deras ke sungai dan mengikis tanah di sekitar
sungai. Akibatnya mata air banyak yang kering dan tanah-tanah pun menjadi
tandus. Penggundulan hutan juga menjadikan keseimbangan alam terganggu,
rusaknya ekosistem karena berkurangnya habitat hewan dan tumbuhan
menjadikan keseimbangan alam ini rusak.
Perintah Allah untuk menjaga alam ini dijelaskan oleh Nabi Muhammad SAW
dengan beberapa contoh tindakan nyata diantaranya adalah anjuran untuk
memanfaatkan tanah dan menanaminya dengan sebaik-baiknya dan larangan
untuk menelantarkan kebun. Dalam sebuah hadist disebutkan:
‫ وفوقبباِلبوواَ نبوؤاَعجبروهبباِ عببباِلثرلب ع‬,‫ضويون‬
‫ث وواَلررببببعع‬ ‫ضووبل واَور ع‬
‫ت علعروجاِلل عمنناِ بف ب‬‫ وكاِون و‬: ‫ وقاِول‬,ِ‫ا رضى ا عنهما‬ ‫وحعدوي ب‬
‫ث وجاِعبعر اَوبعن وعوبعد ع‬
‫ضبه‬‫ض وفولويوزوروعوهاِ اَوووعلويومونوحوهاِ واَوخاِبه وفعإون أووبى وفوليبومعسوك أوور و‬‫ت لوبه اَوور ض‬ ‫ ومون وكاِون و‬: .‫م‬.‫ى ص‬ ‫ وفوقاِول اَلننبع ر‬,‫ف‬
‫ص ع‬‫وواَل عنن و‬.
“Hadist Jabir bin Abdullah r.a. dia berkata : Ada beberapa orang dari kami
mempunyai simpanan tanah. Lalu mereka berkata: Kami akan sewakan tanah itu
(untuk mengelolahnya) dengan sepertiga hasilnya, seperempat dan seperdua.
Rosulullah S.a.w. bersabda: Barangsiapa ada memiliki tanah, maka hendaklah ia
tanami atau serahkan kepada saudaranya (untuk dimanfaatkan), maka jika ia
enggan, hendaklah ia memperhatikan sendiri memelihara tanah itu“
Dari ungkapan Nabi SAW dalam hadits diatas yang menganjurkan bagi pemilik
tanah hendaklah menanami lahannya atau menyuruh saudaranya (orang lain)
untuk menanaminya. Ungkapan ini mengandung pengertian agar manusia
jangan membiarkan lingkungan (lahan yang dimiliki) tidak membawa manfaat
baginya dan bagi kehidupan secara umum. Memanfaatkan lahan yang kita miliki
dengan menanaminya dengan tumbuh-tumbuhan yang mendatangkan hasil
yang berguna untuk kesejahteraan pemiliknya, maupun bagi kebutuhan
konsumsi orang lain. Hal ini merupakan upaya menciptakan kesejahteraan hidup
melalui kepedulian terhadap lingkungan.
Dalam hadits dari Jabir di atas menjelaskan bahwa sebagian para sahabat Nabi
SAW memanfaatkan lahan yang mereka miliki dengan menyewakan lahannya
kepada petani. Mereka menatapkan sewanya sepertiga atau seperempat atau
malahan seperdua dari hasil yang didapat oleh petani. Dengan adanya praktek
demikian yang dilakukan oleh para sahabat, maka Nabi meresponnya dengan
mengeluarkan hadits diatas, yang intinya mengajak sahabat menanami sendiri
lahannya atau menyuruh orang lain mengolahnya apabila tidak sanggup
mengolahnya. Dengan diolah sendiri atau menyuruh orang lain, diharapkan tanah
itu lebih dimanfaatkan secara optimal, sehingga lebih bermanfaat dan hasilnya
lebih banyak. Disamping itu, jika dikelola sendiri tanah itu akan lebih terjaga,
berbeda denga jika disewakan, orang yang menyewa karena merasa itu bukan
tanah sendiri akan cenderung untuk mengeksploitasi sekehendak hatinya.
Dengan seperti itu, kelestarian lahan itu sulit dipertahankan.
Dari beberapa ayat dan hadist tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa
kerusakan dan bencana alam yang terjadi merupakan ulah tangan manusia yang
kurang bertanggung jawab dan mengeksploitasi alam ini dengan tidak bijaksana
dan memperhatikan keseimbangan alam. Karena itu sebagai muslim yang
diperintahkan Allah dan Rasulullah SAW untuk memelihara dan menjaga alam ini.
Memelihara dan menjaga alam ini merupakan tugas manusia sebagai khalifah di
bumi. Selain di mulai dari diri sendiri dengan menjaga lingkungan kita juga
diperintahkan untuk mengajarkan dan mengajak orang lain untuk menjaga
lingkungan agar kelestarian alam dapat terjaga. Kita juga hendaknya
mengingatkan dan mencegah orang lain untuk berbuat kerusakan dan
mencemarkan lingkungan. Dalam Al-Qur’an Surat Ali Imron ayat 104 disebutkan:
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar
merekalah orang-orang yang beruntung”.
Dalam pendidikan karakter, salah satu karakter yang ditanamkan dan dibina
adalah karakter peduli lingkungan. Agar siswa menjadi anak dengan karakter
yang peduli lingkungan mereka harus memahami bahwa perbuatan-perbuatan
merusak lingkungan pada akhirnya akan merugikan diri mereka sendiri. Untuk itu
siswa harus diajarkan dan dibiasakan menjaga lingkungan. Dari hal paling
sederhana yaitu membuang sampah pada tempatnya, memanfaatkan air sebaik-
baiknya, dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai