1. Bagian Muqaddimah.
a. Kefasihan Bacaan Salam
b. Kefasihan Bacaan Muqaddimah ;
1) Hamdalah
2) Shalawat dan Salam Terhadap Nabi
c. Kebenaran Bacaan Muqaddimah
d. Mensifati Hamdalah Atau Menyebut Dalil al-Qur’an dan al-Hadits
e. Mensifati Hamdalah Dengan Topik yang Ada
f. Ungkapan Sapaan Kepada Audiens (Jama’ah)
g. Mengemukakan Latar Belakang / Pengantar Pembahasan
2. Bagian Isi.
a. Menjelaskan Konsep Utama Dalam Ayat
b. Relevansi Ayat Dengan Isi
c. Mengemukakan Maksud Ayat Secara Global
d. Kefasihan Dalam Membaca Istilah Yang Berbahasa Asing
e. Menyebutkan Rujukan Bacaan
f. Memperkaya Analisis Dengan Dalil Al-Qur’an, Hadits, Peribahasa dan Sya’ir
g. Menuangkan Asbab An-Nuzul Ayat dan Asbab al-Wurud Hadits
h. Menunjukkan Isi Ayat Dengan Problem Kekinian Yang Dihadapi Jama’ah
i. Memberikan Contoh
Hadirin Rahimakumullah,
Prof. Dr. Muhammad Qurish Shihab dalam Tafsir al-Misbah menyebutkan, bahwa kalimat َو َأْنَبْتَنا
“ ِفيَها ِم ْن ُك ِّل َش ْي ٍء َم ْو ُز وٍنdan kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran”, dipahami
oleh sementara ulama dalam arti bahwa Allah swt menumbuh-kembangkan di bumi ini aneka
ragam tanaman untuk kelangsungan hidup dan menetapkan bagi setiap tanaman itu masa
pertumbuhan dan penuaian tertentu, sesuai dengan kuantitas dan kebutuhan makhluk hidup.
Demikian juga Allah swt menentukan bentuknya sesuai dengan penciptaan dan habitat alamnya.
Dalam tafsir al-Muntakhab, ayat ini dinilai sebagai menegaskan suatu temuan ilmiah yang
diperoleh melalui pengamatan di laboratorium, yaitu setiap kelompok tanaman masing-masing
memiliki kesamaan dilihat dari sisi luarnya, demikian juga sisi dalamnya. Bagian-bagian
tanaman dan sel-sel yang digunakannya untuk pertumbuhan memiliki kesamaan-kesamaan yang
praktis tak berbeda. Meskipun antara satu jenis dengan yang lainnya dapat dibedakan, tetapi
semuanya dapat di klasifikasikan dalam satu kelompok yang sama.
Hadirin, alangkah bahagia dan indahnya alam ini jika setiap individu memiliki semangat dalam
memelihara dan melestarikan alam raya yang kita huni ini, sehingga dapat menghasilkan manfaat
bagi semua manusia yang ada. Para ilmuan menyebut abad ke-21 sebagai theage of anxietyor
restlenses, abad yang penuh dengan kegelisahan, kecemasan, perang antar suku dan bangsa
menjadi-jadi, resesi ekonomi melanda seluruh lapisan warga, ledakan penduduk semakin tak
terkendali bahkan pencemaran lingkungan menjadi ancaman kehidupan.
Kondisi tersebut hadirin, jelas telah menimbulkan beban psikologis bagi kehidupan masyarakat,
akibatnya masyarakat menjadi serba salah, hati menjadi resah dan gelisah, jiwa terasa hampa dan
merana, semangat hidup tiada dan enggan berkaryabahkan yang paling parah munculnya
berbagai penyakit psikomotis, penyakit kejiwaan yang dapat mematikan seluruh umat manusia
secara perlahan dan mengerikan, kalaupun bertahan namun hidup tidak lagi merasakan
ketenangan.
Hadirin, lalu apakah tugas manusia di muka bumi ini? tidak lain adalah untuk memakmurkan
bumi, mensejahterakan umat manusia sendiri lebih-lebih lingkungan-nya sebagai tempat tinggal
dan menetap. Sebagaimana terurai di dalam al-Qur’an surat Huud ayat 61 :
ِم ْن ِإَلٍه َغ ْيُر ُه ُهَو َأْنَش َأُك ْم ِم َن َو ِإَلى َثُم وَد َأَخ اُهْم َص اِلًحا َقاَل َياَقْو ِم اْع ُبُد وا َهللا َم ا َلُك ْم
}16{ َر ِّبي َقِريٌب ُم ِج يٌب اَأْلْر ِض َو اْسَتْع َم َر ُك ْم ِفيَها َفاْسَتْغ ِفُروُه ُثَّم ُتوُبوا ِإَلْيِه ِإَّن
Artinya : “Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: Hai
kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah
menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah
ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-
Nya) lagi memperkenankan (do`a hamba-Nya).”
Abu A’la al maududi dalam bukunya the prophet of islam ,mengatakan he is the only one
example,rasul merupakan contoh yang paling lengkap,dalam dirinya terdapat kebesaran dan
kemuliaan sifat manusia.Kebesaran sifat rasul serta keberhasilan beliau dalam memimpin negara
telah tercatat dengan indah dan rapi dalam sejarah peradaban manusia,sehingga wajar,kehebatan
beliau di abadikan oleh Michael heart dalam bukunya ‘’the one hundred ranking of the most
influenting person in history.’’
Kebesaran sifat rasul sebagai seorang pemimpin yang selalu mengutamakan kepentingan rakyat
dan mengutamakan akhlaqul karimah pada akhirnya mampu merobah masyarakat biadab
menjadi beradab,yang dulunya berseteru menjadi satu,yang dulunya menyembah berhala kini
kembali menyembah allah ta’ala.
oleh karena itu untuk mengikuti jejak rasul,maka pada kesempatan kali ini kamiakan membahas
syarahan dengan judul ‘’KEPEMIMPINAN RASULULLAH DALAM MEMBANGUN
MASYARAKAT MADANI’’dengan landasan surah al ahzab ayat 21 yang berbunyi:
maksudnya ayat tersebut menginformasikan sekaligus menegaskan kepada kita ,sungguh pada
diri rasulullah itu terdapat uswatun hasanah’’bagi kita
rasul merupakan figur yang luhur ,contoh yang tinggi yang harus di ikuti dengan sepenuh
hati,baik perkataan maupun perbuatannya.Demikian penegasan imam ali ash shobuni dalam
shofwatut tafasir’’.rasul is the walking quran,akhlak rasul ibarat alquran yang berjalan,semakna
dengan ayat tadi aisyah ra berkata:
lantas bagaimana akhlak bangsa kita terutama para pemimpin kita saat ini ? jawaban nya adalah
alhmdulillah,masih ada pemimpin yang patut di teladani,masih ada para pejabat yang bisa
mengayomi,masih ada aparat yang peduli,semua itu patut di syukuri walaupun jumlahnya sangat
sedikit sekali,karena masih banyak pejabat yang bejatmasih banyak politisi yang korupsi,masih
banyak aparat yang tidak amanat dan begelimang maksiat.kita sekarang mengalami krisis
moneter yang emembuat kita keteter,di tambah pemuda pemuda yang teller dan pemimpin yang
killer.bagaimana mungkin reformasi teraplikasi sementara para pemimpin kita mengalami
dekadendsi,reformasi yang kita cita citakan ,malah destruksi yang jadi kenyataan ,kesejahtraaan
yang kita dambakan malah kesengsaraan yang kita rasakan.
Hadirin rohimakumullah,
Apa yang harus dilakukan para pemimpin kita agar bangsa Indonesia bias Berjaya ?
Sebagai jawaban nya marilah kita renungkan firman allah pada surah ali imron ayat 159 yang
berbunyi:
Hadirin rahimakumullah.
Prof.Dr.Qurais shihab dalam tafsir al misbahnya menjelaskan:ayat tadi mengandung 3 cara rasul
dalam berdakwah,yang berisis pesan moral bagi seorang pemimpin bangsa kita.yaitu
Pertama: rasul bersikap lemah lembut baik kepada kawan maupun lawan.
Kedua: rasul senantiasa bersikap lapang dada ,mudah memaafkan dan memberikan ampunan
setiap kesalahan
Ketiga: rasul senantiasa mentradisikan kehidupan bermusyawarah dalam mengambil keputusan
Itulah hadirin,cara dan strategi rasul dalam berdakwah,yang selalu berhasil memimpin bangsa
dengan berandaskan akhlakul karimah ,moral,dan etika.untuk itu ada 4 solusi yang membawa
bangsa kita bangkit dari keterpurukan serta krisis berkepanjangan akibat moral akhlak bangsa
yang semakin mengkhawatirkan.ke empat solusi tersebut adalah
Pertama:pemimpin sebagai figur sentral harus bermoral,berakhlak mulia,dan beretika adalah
durjana yang harus minggir dari persada Indonesia.untuk menanamkan akhlak ,moral dan
etika,mari kita mulai sejak dini,dan mulai pada diri kita sendiri ,hal ini sejalan dengan pesan
lukmanul hakim tepatnya pada surah lukman ayat 17 yang mengambil kesimpulan ada 4
spesipikasi pesan lukman yang mengandung induknya ibadah dan pondasinya berupa akhlakul
karimah ,yaitu
Ketiga :kita tingkatkan sumber daya manusia dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan
dan tekhnologi dan kematangan iman dan taqwa yang bermuara pada akhlak yang
mulia.sebagaimana sauqi bekh berkata dalam syairnya
Bangsa bangsa akan jaya ,akan maju jika di topang akhlak mulia,tapi bangsa akan hancur
tersungkur ,rusak binasa,jika tidak di topang akhlak mulia
Ke empat :Tingkatkanlah harmonisasi ulama dan umaro,hubungan keduanya harus,harus
dekat,agar hidup dapat nikmat dalam Negara yang berdaulat dan penuh berkat.
Jika keempat langkah solutif ini terealisir,maka bangsa kita akan jaya,terhindar dari
malapetaka,dan senantiasa mendapatkan ridho allah swt
Sesuai dengan janji allah dalam surah almaidah ayat 9 yang berbunyi:
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk)
berhala, mengundi nasib dengan panah [434], adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka
jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.
Hadirin Sebangsa Dan setanah air
Ayat tersebut mengisyaratkan haramnya khamar. Kita kaji lebih dalam,kalimatِاّنماdari segi
balaghoh merupakan اداة القصرyang berfunggsi untuk menspesifikasikan. Hal ini menunjukan
bahwa mengkonsumsi khamar betul-betul merupakan perbuatan yang paling jelek diantara
perbuatan syetan.
Padahal kita tahu, semua perbuatan syaitan itu jelek, mengkonsumi khamar lebih jelek
diantara perbuatan jeleknya syaitan, mengapa demikian ?karna khamar baik dalam bentuk
serbuk, pil, maupun minuman merupakan psychotropic substance, mengandung zat-zat yang
dapat merusak jiwa dan mental manusia yang mengkonsumsinya. Dengan mengkonsumsi
khamar orang yang gemuk bisa jadi kurus kerempeng, apalagi yang sudah ceking. Dengan
mengkonsumsi khamar, akal dan mental menjadi rusak maka pemuda pecandu narkoba bukan
memiliki mental pelopor, tetapi memiliki mental mental pengekor, kemana-mana maunya naik
motor, padahal kerja cuma molor, disiplin hanya waktu dibagi honor. Mental ini hadirin
merupakan amal-amal syaitan yang jelek bahkan رجس من عمل الشيطانlebih buruk dari perbuatan
syaitan. Oleh karna itu ayat tersebut mengisyaratkan kepada kita untuk dapat menjauhi perbuatan
syaitan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Lalu bagaimana kalau mengkonsumsi nya dalam
jumlah yang sedikit yang tidak membuat mabuk ??jawabannya adalah terdapat dalam hadits :
كل مسكرخمروكل مسكرحرام
Artinya : Setiap zat yang memabukkan itu kmar dan setiap zat yang memabukkan itu haram.(HR.
Abdullah Ibnu Umar)
Hadirin Rahimakumullah
Penyalahgunaan narkoba sebenarnya bukan masalah baru lagi, namun akibatnya, harus
tetap kita waspadai. Bahkan pada masa Rosulullah SAW sebagaimana diriwayatkan oleh Imam
Ahmad yang bersumber dari Abu Hurairah. Bahwa ketika Rosulullah SAW pergi ke Madinah, di
dapatnya kaumnya suka minum arak dan makan hasil judi, kemudian mereka bertanya kepada
Rosulullah tentang hal itu, untuk memberikan jawaban atas pertanyaan itu, maka turunlah Surat
Al-Baqarah ayat 219. Allah berfirman
Artinya:mereka bertanya kepada-mu (Muhammad) tentang khomr dan judi. Katakanlah. “pada
keduanya terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia. Tetapi dosanya lebih besar
dari pada manfaatnya” dan mereka bertanya kepadamu (tentang)apa yang (harus) mereka
infakkan. Katakanlah, “kelebihan (dari apa yang diperlukan)”. Demikianlah Allah menerangkan
ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu berfikir ”\
Artinya : “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan
dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)
mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka
mengucapkan perkataan yang benar”
Hadirin Ma’asyiral Muslimin Rakhimakumullah…..
Prof. Dr. BJ. Habibi mengatakan setidaknya ada lima kelamahan yang harus kita hindari, yakni
lemah harta, lemah fisik, lemah ilmu, lemah semangat hidup, dan yang sangat ditakutkan adalah
lemah akhlak. Hadirin jika lima kelemahan ini melekat pada generasi-generasi remaja dan
pemuda kita, saya yakin mereka bukan sebagai pelopor pembangunan melainkan sebagai firus
pembangunan, penghambat pembangunan, bahkan penghancur pembangunan. Padahal hadirin
dinegeri tercinta ini sejarah telah membuktikan sejak tahun 1908 masa kebangkitan nasional
sampai menjelang detik-detik proklamasi dikumandangkan berbagai organisasi kepemudaan,
seperti persatuan pelajar stofia, Trikoro Dharmo, Jong Islamanten Bond bahkan kita mengenal
Budi Utomo tokoh pemuda kharismatik, mereka semua menjadi The Grand Old Man istilah bung
Karno menjadi Stood Geeber bahkan menjadi The Founding Father pendiri, penggerak yang
mampu merebut kemerdekaan. Jika tanpa pemuda mustahil Indonesia ini merdeka. Demikian
ungkapan kekaguman Bung Karno terhadap generasi muda kita yang diabadikan oleh sejarah
perjuangan bangsa.
Sejarah tersebut mengajarkan kepada kita semua selaku remaja dan pemuda saat ini dan yang
akan datang agar memiliki semangat juang yang tinggi serta tanggung jawab yang penug
terhadap kelangsungan Nusa Bangsa dan Agama yang kita anut saat ini, sebab سبان اليوم رجال الغد
The Young today is The leader tomorrow pemuda hari ini adalah jago-jagonya pemimpin yang
akan datang.Dengan demikian hadirin, islam tidak mengenal istilah pemuda pengangguran,
pemuda mejeng, pemuda nangkring, tapi yang diinginkan oleh islam adalah pemuda-pemuda
yang agresif, inopatif, progresif, dan produktif. Dengan demikian, dapat kita fahami apabila kita
giat berkerja, rajin berusaha, dan gemar beramal artinya menuju masa depan yang cerah
menjanjikan. Namun jika remaja dan pemuda malas berkerja, enggan berusaha, dan tidak mau
beramal artinya menuju masa depan yang suram dan mengenaskan. Sebab :
الكسل ال يطعم العسل
“Insan yang pemalas tidak akan merasakan manisnya madu” melainkan akan tenggelam dalam
pahitnya empedu.No again without a paint tiada kebahagiaan tanpa lemah derita, tiada
perjuangan tanpa pengorbanan.
Sebagai contoh bagi remaja dan pemuda sebagai generasi penerus bangsa, mari kita renungkan
firman Allah swt dalam al-Qur’an surat al-Kahfi ayat : 13
Artinya : “Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita Ini dengan benar. Sesungguhnya
mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan kami tambah pula
untuk mereka petunjuk.”
Hadirin Rakhimakumullah
Dengan demikian, ayat tersebut merupakan khabariyyah ilahiyyah, suatu berita dari Allah swt.
Isi beritanya adalah kisah tentang pemuda Ashabul Kahfi. Ashabul kahfi dapat kita jadikan
uswah, terutama bagi remaja dan pemuda selaku generasi penerus bangsa. Ashabul kahfi
merupakan symbol personifikasi pemuda-pemuda beriman dan teguh pendirian, kuat
mempertahankan iman, pemuda-pemuda gagah yang pandai pempertahankan akidah dan
pemuda-pemuda idaman pintar membela keyakinan. Jika sikap ini yang diaflikasikan oleh para
remaja dan pemuda kita maka Allah akan menjamin keberkahan bagi bangsa kita tercinta ini.
Sebagaimana Dr. Muhammad Sulaiman al-Asqori dalam zubdat at-Tafsir min Fathil Qadir
menjelaskan إعملوا ماشئتمberkerjalah sesuai dengan skil masing-masing. Setidaknya ada lima olah
yang harus kita kerjakan yakni olah rasa agar iman melekat, olah rasio agar ilmu meningkat, oleh
raga agar badan sehat, oleh usaha agar ekonomi kuat, dan oleh kinerja agar produktifitas
meningkat. Hadirin jikalau lima potensi ini sudah melakat pada remaja dan pemuda sebagai
generasi bangsa maka generasi penerus bangsa dapat melanjutkan estafet perjuangan yang
meraih prestasi gemilang pada masa yang akan datang. Amin ya rabbal alamin…
BAHAYA NARKOBA, MIRAS DAN JUDI
Pernah Berkata Ir.. Soekarno seorang proklamator bangsa dalam pidatonya “berikan
kepadaku 1000 orang tua, aku akan sanggup memindahkan kutub utara dan keselatan, akan tetapi
berikan kepada 10 pemuda aku akan sanggup mengubah wajah bangsa, hadirin begitulah
ungkapan seorang proklamator yang memikirkan nasib bangsanya di masa yang akan datang
entah 20, 30 bahkan 40 thn yg akan datang pemuda hari ini jawabannya.
Al-Muhaddits Syaikh Muqbil bin Hadi didalam kitab Shohih Asbab an-Nuzul berkata, Ibnu
Abbas menjelaskan, bahwa pengharaman khamar berawal dari dua kabilah dari kabilah Anshor,
mereka meminumnya hingga apabila mereka telah mabuk, maka mereka akan saling
menggangu,menghina satu sama lainnya. Dengan Demikianlah, pertama kali Allah menjelaskan
pengharaman khamar kepada kita semua sebagai hambanya. Untuk mengantisipasi
penyalahgunaan barang haram tersebut, maka “Bahaya Narkoba Bagi Remaja” adalah tema yang
akan kami uraikan pada kesempatan ini. Dengan rujukan al-Qur`an surat al-maidah ayat 90
sebgai berikut:
Hadirin Sebangsa Dan setanah air
Ayat tersebut mengisyaratkan haramnya khamar. Kita kaji lebih dalam,kalimatِاّنماdari segi
balagoh merupakan اداة القصرyang berfunggsi untuk menspesifikasikan. Hal ini menunjukan
bahwa mengkonsumsi khamar betul-betul merupakan perbuatan yang paling jelek diantara
perbuatan syetan. Padahal kita tahu, semua perbuatan syaitan itu jelek, mengkonsumi khamar
lebih jelek diantara perbuatan jeleknya syaitan, mengapa demikian ?karna khamar baik dalam
bentuk serbuk, pil, maupun minuman merupakan psychotropic substance, mengandung zat-zat
yang dapat merusak jiwa dan mental manusia yang mengkonsumsinya. Dengan mengkonsumsi
khamar orang yang gemuk bisa jadi kurus kerempeng, apalagi yang sudah ceking. Dengan
mengkonsumsi khamar, akal dan mental menjadi rusak maka pemuda pecandu narkoba bukan
memiliki mental pelopor, tetapi memiliki mental mental pengekor, kemana-mana maunya naik
motor, padahal kerja cuma molor, disiplin hanya waktu dibagi honor. Mental ini hadirin
merupakan amal-amal syaitan yang jelek bahkan رجس من عمل الشيطانlebih buruk dari perbuatan
syaitan. Oleh karna itu ayat tersebut mengisyaratkan kepada kita untuk dapat menjauhi perbuatan
syaitan itu agar kamu mendapat keberuntungan.
Hadirin Rahimakumullah
Pernah diungkapkan oleh salah satu lembaga bonafid Amerika”The National Institute of
Drugs Abuse, melaporkan bahwa masyarakat Amerika merupakan draugs orientied society.
Suatu masyarakat yang berorientsi pada narkotika, alcohol, psikotropika dan zat aditif yang
dinamakan Napza sehingga satu dari enam pelajar Amerika tenggelam kedalam penyalah gunaan
Napza. Fenomena tersebut kini telah menjadi epidemic bagi masyarakat Indonesia terutama bagi
kalangan remaja dan pemuda, Prof.Dr.H.Dadang Hawari mengatakan, 68% masyarakat
Indonesia terjerumus kedalam penyalah gunaan Napza tidak sedikit anak-anak pemuda kita
terjerumus kedalam mabuk mabukkan, tenggak wishky, brendy, KTI, bird an lain sebagainya
Tidak sedikit anak-anak muda kita terjerumus kepada budaya telan bk, nivam, megadon, cimeng,
heroin, kokain, x tasi, sabu-sabu. Bahkan tidak sedikit anak-anak muda kita yang mati diujung
lidahnya hanya dua kata yang terucap : ganja, morfin, ganja, morfin. Merintih, memohan,
memanggil ganja dan morfin sampai dia mati,tanpa iman. Naudzubillah hi min dzalik.
Lalu hadirin bagaimana generasi muda kalau sudah terjerumus dengan narkoba mau dibawa
kemana bangsa kita saat ini? Padahal di negri tercinta ini sejak tahun 1908 masa Kebangkitan
Nasional sampai menjelang detik-detik proklamasi dikumandangkan para pemuda pendahulu
kita, mereka berjuang menjadi The Grand Old Man istilah bung karno, menjadi Stoot Geber,
bahkan The Founding Father. Pendiri peggerak yang mampu merebut kemerdekaan, jika tanpa
pemuda mustahil Republik ini merdeka. Demikian pengakuan Bung Karno yang diabadikan
dalam sejarah bangsa
Sejarah tersebut mengajarkan kepada kita, saya, saudara-saudara generasi muda saat ini
dan generasi generasi yang akan datang agar memiliki semangat juang yang tinggi serta
tanggung jawab yang penuh terhadap kelangsungan Nusa Bangsa dan Agama yang kita anut.
Sebab شّبان اليوم رجال الغدthe young to day is leader tomorrow, pemuda hari ini adalah jago-
jagonya pemimpin dimasa yang akan datang.
Hadirin sebangsa dan setanah air
Dengan demikian mari kita bersama-sama menjaga keutuhan bangsa dengan cara
meningkatkanukhuwah basyariyah, ukhwah wathoniyah dan ukhuwah Islamiyah untuk
mengantisipasi keharaman Napza, Miras dan Judi, Insya Allah negra kita menjadi Negara yang
baldatun Toyyibatun warabbun Gofur mari kita hadirin semuanya bersama-sama bekerja sama
baik aparatur pemerintah, masyarakat pemuda dan kiat sebagai pelajar untuk memberantas
narkoba di bumi Indonesia tercinta ini khususnya di Banten yang berlandasan Iman danb
Taqwa, demikianlah yang dapat kami sampaikan kurang lebihnya mohon maaf, sebelum kami
tutup dengarkanlah sebuah alunan pantun
الحمد هلل العزة الذى جئهم بكتاب فصلناه على علم هدى ورحمة لقوم يؤمنون أشهد أن
ال إله إال هللا وأشهد أن سيدنا محمدا عبده ورسوله أللهم فصلى وسلم على سيدنا محمد
}وعلى آله وصحبه أجمعين {أما بعد
WAHAI PENCINTA AL-QUR’AN YANG DIRAHMATI OLEH ALLAH SWT
Albert Einstein, seorang ilmuan terbesar abad ke-20 menyatakan, “Religion without science is
lame and science without relegion is blind”, agama tanpa ilmu adalah pincang dan ilmu tanpa
agama adalah buta. Kalimat ini menunjukkan bahwa, agama tidak hanya mendorong studi
ilmiah, tapi juga menjadikan riset ilmiah yang konklusif dan tepat guna, karena didukung oleh
kebenaran yang diungkapkan melalui agama. Alasannya adalah, karena agama merupakan
sumber tunggal yang menjadikan jawaban pasti dan akurat.
Selain daripada itu, kalimat ini juga menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan tanpa panduan
agama tidak dapat berjalan dengan benar, tetapi justru membuang banyak waktu dalam mencapai
hasil tertentu, atau lebih buruk lagi, seringkali tidak memperoleh bukti yang meyakinkan. Ketika
Nabi sampai di Madinah, ia membuat sebuah perdaban baru yang kemudian memunculkan
pengertian bahwa Islam adalah sistem kepercayaan yang sistemik, tidak hanya berdimensi
theological, ritual, dan mistical tetapi juga berdimensi moral dan intelektual.
Secara termonologi, Islam adalah agama yang disampaikan oleh Allah swt. kepada Nabi
Muhammad saw. melalui wasilah Malaikat Jibril as. agar disyiarkan kepada seluruh makhluk di
dunia ini, dan karena Islam merupakan ajaran yang ilmiah, maka Islam memilki panduan yang
sempurna yakni al-Qur’an. Said Nursi sebagai Renaissan of Islam menyatakan, “Islam is the
father of all the science and al-Qur’an is the book of science”, Islam adalah bapaknya seluruh
ilmu pengetahuan dan al-Qur’an adalah kitabnya ilmu pengetahuan. Oleh sebab itulah, melalui
penjelasan ini, maka pada kesempatan yang baik ini, kami akan membahas tentang “AL-
QUR’AN SEBAGAI SUMBER ILMU PENGETAHUAN” dengan rujukan al-Qur’an surat
Ibrahim ayat 1 :
الر ج ِكَتاٌب َأْنَز ْلَناُه ِإَلْيَك ِلُتْخ ِر َج الَّناَس ِم َن الُّظُلَم اِت ِإَلى الُّنوِر ِبِإْذ ِن َر ِّبِهْم ِإَلى
)1( ِص َر اِط اْلَع ِزيِز اْلَح ِم يِد
Artinya : “Alif laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu
mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan
mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.” (QS. Ibrahim)
HADIRIN RAHIMAKUMULLAH
Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab, di dalam Tafsir al-Mishbah menjelaskan, bahwa
penjelasan tentang pentingnya al-Qur’an, disebutkan oleh Allah swt. dengan menggunakan
bentuk jamak untuk kata ( )الظلماتyang berarti aneka gelap, sedang ( )النورdengan berbetuk
tunggal. Hal ini untuk mengisyaratkan bahwa kegelapan itu bermacam-macam serta beraneka
ragam dan sumbernya pun banyak. Setiap benda pasti mempunyai bayangan, dan bayangan itu
adalah gelap, sehingga gelap menjadi banyak, berbeda dengan an-nuur atau cahaya yang
menerangai dan tidak pernah memberi gelap.
Penjelasan tentang al-Qur’an sebagai penerang atau an-nuur, benar-benar menunjukkan bahwa
antara al-Qur’an dengan ilmu pengetahuan terdapat hubungan yang saling mengikat. Malik bin
Nabi di dalam kitabnya Intaj al-Mustasyriqin wa Atsaruhu fi al-Firy al-Hadits, menulis “Ilmu
pengetahuan adalah sekumpulan masalah, serta sekumpulan metode yang dipergunakan menuju
tercapainya masalah tersebut.” Ini menunjukkan bahwa kemajuan ilmu pengetahuan tidak dapat
dinilai dengan apa yang dipersembahkannya kepada masyarakat, tetapi juga diukur dengan
wujudnya suatu iklim yang dapat mendorong kemajuan ilmu pengetahuan itu termasuk al-
Qur’an.
Al-Qur’an merupakan firman Allah yang tidak mengandung kontradiksi. Al-Qur’anlah kitab
yang telah diturunkan oleh Allah kepada utusannya sebagai petunjuk. Al-Qur’an adalah kitab
terakhir dan berada dalam penjagan Allah swt. Oleh sebab itu, sainsakan berkembang cepat
hanya apabila dituntun oleh al-Qur’an, dan mengambil kebenaran darinya. Karena, hanya dengan
demikian sains mengikuti jalan Allah. Ketika jalan yang bertentangan dengan agama diambil,
para ilmuan menyia-nyiakan waktu dan sumberdaya, serta menghalangi kemajuan sains.
Demikianlah menurut Harun Yahaya dalam The Qur’an Leads the Way to Science.
Lalu bagaimanakah dinamika keilmuan umat Islam saat ini? Data Badan Penelitian International
menyebutkan, Israel yang notabene Yahudi dalam 1 juta penduduk memiliki 1600 pakar
pengetahuan, Amerika yang notabene Nasrani dalam 1 juta penduduk memiliki 160 pakar
pengetahuan. Sedangkan Indonesia yang notabene mayoritas muslim terbesar di dunia, dalam 1
juta penduduk hanya memilki 65 pakar yang muslimnya hanya 6 orang. Oleh karenanya, dalam
bidang sains dan teknologi, kita masih jauh tertinggal oleh bangsa-bangsa lain. Kita jauh
tertinggal dengan Amerika yang Protestanis, kita jauh tertinggal oleh Korea yang Konfusianis
Taois, bahkan kita jauh tertinggal oleh Jepang yang Budhis Taois. Padahal 14 abad yang lalu kita
telah diperintahkan untuk membaca dan menggali ilmu pengetahuan. Bacalah al-Qur’an supaya
hidup teratur, bacalah alam supaya lahir karya-karya luhur, dan baca diri kita agar hidup tidak
takabur, sebab membaca dalam Islam harus dibarengi dengan serta diimbangi dengan :
ِباْس ِم َر ِّبَك اَّلِذ ي َخ َلَق
“Dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan”
Akantetapi, untuk dapat memahami dengan jelas dan benar terhadap interpretasi dari firman-
firman Allah di dalam al-Qur’an, yang menjelaskan tentang korelasi antara al-Qur’an dan ilmu
pengetahuan, serta mengambil manfaat darinya untuk menjadikannya sebagai sumber ilmu
pengetahuan, maka salah satu yang harus dilakukan adalah dengan dapat memahami al-Qur’an
secara tekstual terlebih dahulu, yakni memahami al-Qur’an dari segi kebahasaan, dan bahasa al-
Qur’an adalah bahasa Arab. Sebagaimana Allah berfirman di dalam al-Qur’an surat Thaha ayat
113 :
( َو َك َذ ِلَك َأْنَز ْلَناُه ُقْر َء اًنا َع َر ِبًّيا َو َص َّر ْفَنا ِفيِه ِم َن اْلَو ِع يِد َلَع َّلُهْم َيَّتُقوَن َأْو ُيْح ِد ُث َلُهْم ِذ ْك ًرا
)113
Artinya : “Dan demikianlah Kami menurunkan Al Qur’an dalam bahasa Arab, dan Kami telah
menerangkan dengan berulang kali di dalamnya sebahagian dari ancaman, agar mereka
bertakwa atau (agar) Al Qur’an itu menimbulkan pengajaran bagi mereka.” (QS. Thaha)
HADIRIN RAHIMAKUMULLAH
Di dalam kitab Jami’ al-Bayan ‘an Ta’wil al-Qur’an, Imam al-Thabari menjelaskan bahwa yang
dimaksud dengan firman Allah di atas adalah :
ما حذروا به من أمر هللا وعقابه ووقائعه باألمم قبلهم
“Apa yang diperingatkan kepada mereka merupakan perintah Allah, hukuman-Nya, dan
ketetapan-ketetapannya terhadap umat-umat sebelum mereka.”
Jika kita perhatikan secara sekasama, maka kita dapatkan bahwa ayat di atas menjadikan
kehadiran al-Qur’an bagi umat manusia mengandung salah satu dari tujuan pokok :
1. Agar manusia bertakwa kepada Allah atau agar kitab suci tersebut menimbulkan niali-nilai
ilmiah bagi mereka, sehingga mereka dapat terhindar dari siksa duniawi dan ukhrawi.
2. Menimbulkan pengajaran atau pendidikan bagi mereka yakni mengundang mereka untuk
berpikir dan ingat sehingga pada akhirnya mengantar mereka bertkawa. Demikianlah menurut
Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab dalam Tafsir al-Mishbah.
Hadirin, memperhatikan penjelasan tersebut, maka jelaslah bahwa al-Qur’an benar-benar
merupakan sumber ilmu pengetahuan, hal ini juga bisa dilihat dari ditemukannya kata-kata ilmu
dalam berbagai bentuknya di dalam al-Qur’an yang terulang sebanyak 854 kali. Di samping itu,
banyak pula ayat-ayat al-Qur’an yang menganjurkan untuk menggunakan akal pikiran, penalaran
dan sebagainya. Untuk itu, tiada yang lebih baik dituntut dari suatu kitab agama menyangkut
bidang ilmu kecuali anjuran untuk berpikir, serta tidak menetapkan suatu ketetapan yang
membatasainya menambah pengetahuan selama dan di mana saja ia kehendaki.
Pada akhirnya kami mengajak…Wahai saudara-saudaraku orang Semendo “ayo kite jadikah al-
Qur’an kandik pedoman hidup”, wahai saudara-saudaraku orang Sunda “Hayu urang sami-sami
ngajanten keun al-Qur’an kanggo tuntunan kahirupan urang”, wahai saudara-saudaraku orang
Lampung “Lapah gham jadikon al-Qur’an sebagai pegungan ughi’ ”, wahai saudar-saudaraku
orang Solo “Sumonggo kulo lan panjenengan dadosaken al-Qur’an kagem tuntunangin gesang”,
wahai saudara-saudaraku orang Prancis “Allez utilisez I’al-Qur’an pour le guide de notre vivre”,
wahai saudara-saudaraku orang Jepang “Jaa al-Qur’an wa wa watashitachi no kyoukashou ni
narimashoo”.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan, mudah-mudahan ada manfaatnya :
والسال م عليكم ورحمة هللا وبرمكاته
AL-QUR’AN DAN RANCANG BANGUN MASA DEPAN
PERADABAN MANUSIA
السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته
الحمد هلل الذي أنزل القرءان هدى للناس وبينات من الهدى والفرقان الصالة والسالم على
أما بعد: خير اإلنسان وعلى اله وصحبه الى يوم البيان
Dewan hakim yang kami hormati
Hadirin yang kami cintai
Napoleon, seorang orientalis berkebangsaan Perancis mengatakan “The principle of Quran with
alone of tracking can lead man to happiness”, Al-Qur’an adalah prinsip dan merupakan satu-
satunya kitab suci yang dapat menghantarkan kepada kepulauan nan bahagia.
Ungkapan tersebut hadirin, mengisyaratkan kepada kita bahwa Al-Qur’an laksana lampu
penerang hati dalam menembus liku-liku perjuangan yang panjang membentang. Al-Qur’an
adalah laksana benteng yang kokoh dalam mengcaunter tipuan dan godaan syetan. Al-Qur’an
laksana jimat penyelamat dari kesesatan hidup dan kehidupan. Pendek kata Al-Qur’an adalah
satu-satunya kitab suci yang berisi petunjuk dan kebahagiaan serta senantiasa relevan dengan
perkembangan dan situasi zaman. Oleh karena itu Rasul mengatakan:
اقرءوا القرآن فإنه يأتي يوم القيامة شفيعا الصحابه
“bacalah dan kajilah Al-Qur’an karena ia akan datang pada hari kiamat sebagai penolong”
Dalam rangka menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk dan pedoman hidup manusia, pada
kesempatan berbahagia ini kami akan membahas tentang “AL-QUR’AN DAN RANCANG
BANGUN MASA DEPAN PERADABAN MANUSIA”, dengan rujukan surat yunus ayat 57:
َيا َأُّيَها الَّناُس َقْد َج اءْتُك م َّم ْو ِع َظٌة ِّم ن َّرِّبُك ْم َو ِش َفاء ِّلَم ا ِفي الُّص ُد وِر َو ُهًدى َو َر ْح َم ٌة
﴾٥٧﴿ ِّلْلُم ْؤ ِمِنيَن
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh
bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang
yang beriman.
Hadirin…Ayat tadi dalam ilmu balaghah termasuk “ ”كالم خبري او إنكاريyang meginformasikan
sekaligus menegaskan bahwa sungguh telah datang kepada manusia Al-Qur’an yang
memberikan petunjuk kepada jalan yang lurus dan mengeluarkan manusia dari kegelapan. Lalu
apakah fungsi dan peran Al-Qur’an itu hadirin dalam merancang bangun peradaban manusia?
Ayat tadi sebagaimana ditafsirkan oleh Imam Ali Ash-Shabuni dalam Shafwatut Tafasir,
menjelaskan ada empat fungsi diturunkannya Al-Qur’an yaitu:
Pertama, “ ”َّم ْو ِع َظٌة ِّم ن َّرِّبُك ْم أي موعظة من خالقكمAl-Qur’an sebagai pelajaran dari Tuhan yang Maha
pengajar. Berkaitan dengan hal tersebut, Imam Al-Ghazali dalam “Jawahir al-Qur’an”
mengatakan seluruh cabang ilmu pengetahuan baik yang datang terdahulu maupun kemudian,
baik yang teah diketahui maupun belum, semuanya bersumber dari Al-Qur’anul karim. Sebagai
bukti bukankah karena Al-Qur’an diturunkan dengan menggunakan bahasa arab telah
mendorong lahirnya ilmu tata bahasa yang kemudian kita kenal dengan ilmu nahwu dan sharaf,
bukankaj karena Al-Qur’an diturunkan dengan menggunakan bahasa indah, retoris dan puitis dan
argumentatis telah mendorong lahirnya ilmu retorika dan sastra yang keudian kita kenal dengan
ilmu balaghah dan mantiq, bukankah karena kita diperintahkan untuk membaca Al-Qur’an
dengan baik dan benar telah mendorong lahirnya ilmu qiroaat yang kemudian kita kenal dengna
ilmu tajwid.
Bukankah karena Al-Qur’an menceritakan proses penciptaan manusia dan alam telah mendorong
lahirnya ilmu kehidupan yang kemudian kita kenal dengan biologi, bahkan bukankah karena Al-
Qur’an menceritakan karakteristik dan seluk beluk masyarakat terdahulu telah mendorong
lahirnya ilmu kemasyarakatan yang kemudian kita kenal dengan sosiologi. Dengan demikian
hadirin seluruh ilmu pengetahuan itu bersumber dari Al-Qur’an.
Kedua, ِش َفاء ِّلَم ا ِفي الُّص ُدوِر أي يشفى ما فيها من الشرك والشك والجهل, Al-Qur’an sebagai obat penyakit
bathin seperti penyakit syirik, ragu dan bodoh. Kenapa Al-Qur’an berfungsi sebagai obat
penyakit bathin bukan penyakit zhahir? Jawabannya hadirin penyakit zhahir memang berbahaya
jika tidak diobati, tapi jauh lebih berbahaya jika kita punya penyakit tapi tidak diobati, betul
hadirin? Dengan demikian penyakit asma, jantung, tumor memamng berbahaya dan dapat
merusak tubuh manusia, tapi penyakit sombong, iri hati, dengki, frustasi, korupsi, haus kursi,
menghalalkan segala cara untuk mendapatkan jabatan dan popularitas diri jauh lebih berbahaya
dan dapat merusak tatanan hidup masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu hadirin, Al-Qur’an
turun dengan memberikan perintah dan larangan, janji dan ancaman, dan memerintah kepada
manusia untuk mentaatinya dan mengamalkan seluruh isinya. Dengan mengamalkan Al-Qur’an
Insya Allah segala penyakit hati akan terkikis habis dari diri kita. Pantas kalau Abu Farida
Muhammad Ijat dalam bukunya “Aliz Nafsaka bil Qur’an” mengatakan “Al-Qur’an adalah obat
yang sempurna bagi segala penyakit baik penyakit zhahir maupun bathin.
Ketiga, ُهًدى أي هداية من الضالل, Al-Qur’an berfungsi sebagai petunjuk bagi manusia dari kesesatan.
Al-qur’an diturunkan Allah untuk memberikan petunjuk kepada manusia, membimbing dan
membawanya kepada keselamatan baik di dunia maupun di akhirat.
Berkaitan dengan hal tersebut, Prof.Dr.Quraish Syihab dalam “Wawasan Al-qur’an” mengatakan
seluruh ayat yang ada dalam Al-qur’an seluruhnya berisi ajaran yang relevan dengan
perkembangan dan tuntutan zaman. Mampu memberikan solusi terhadap berbagai permasalahan
manusia baik yang bersifat ibadah ritual maupun sosial termasuk di dalamnya tentang etika
kenegaraan.
Oleh karena itu, kalau manusia sudah mampu memahami isi Al-Qur’an, menjadikan petunjuk
kehidupan, serta mengamalkannya dalam hidup keseharian maka prilakunya dipastikan tidak
bertentangan dengan ajaran Tuhan dan berselisih dengan tuntutan agama, siapaun dia dan apaun
profesinya. Seorang pejabat kalau sudah menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk hidupnya dia
tidak akan berbuat korupsi meskipun rakyat tidak tahu, seorang pedagang kalau sudah
menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk hidupnya dia tidak akan curang mengurangi timbangan
meskipun pembeli tidak mengerti, seorang suami kalau sudah menjadikan Al-Qur’an sebagai
petunjuk hidupnya dia tidak akan berbuat selingkuh meskipun sedang sendiri. Demikian pula
seorang pemuda dan pemudi yang sedang asyik memadu kasih kalau sudah menjadikan Al-
Qur’an sebagai petunjuk hidupnya dia tidak akan berbuat “macam- macam” mskipun keadaan
mendukung, senyap dan sepi, betul hadirin?
Keempat, َر ْح َم ٌة ِّلْلُم ْؤ ِمِنيَن أي رحمة ألهل اإليمان, Al-Qur’an berfungsi sebagai rahmat bagi insan nan
beriman. Artinya kalau Al-Qur’an sudah kita baca isinya, dipahami ajarannya serta diamalkan
petunjuknya maka ia akan menciptakan ketenangan bagi kita, jauh dari rasa resah dan gelisah,
siap menghadapi berbagai problematika hidup dan kehidupan serta mampu menghantarkan kita
kepada kebahagiaan baik dunia maupun di akhirat. Rasul pernah berjanji:
من جعل القرأن إمامه ساقه الى الجنة ومن جعل القرأن وراءه قاده الى النار
“Barangsiapa yang menjadikan Al-Qur’an sebagai imamnya, maka ia akan membawanya
kepada surga, sebaliknya barangsiapa yang menjadikan makmumnya maka akan mendorongnya
ke jurang api neraka.”
Dengan demikian, Al-Qur’an merupakan firman Allah SWT yang berfungsi sebagai pelajaran,
obat, petunjuk dan rahmat dalam merancang bangun peradaban manusia untuk menggapai
kebahagiaan baik di dunia, terlebih lagi di akhirat. Sejarah telah membuktikan bahwa Al-Qur’an
dahulu pernah melakukan perubahan-perubahan fundamental terhadap peradaban manusia yang
tiada taranya. Al-Qur’an mula-mula menjumpai bangsa Arab sebagai penyembah berhala,
pemuja batu, dan pemuji kayu. Namun dalam jangka waktu kurang dari seperempat abad,
penyembahan kepada Tuhan Yang Maha Esa yaitu Allah SWT menguasai seluruh jazirah
Arabia, setelah penyembah-penyembah berhala disapu bersih dari seluruh Jazirah Arabia. Al-
Qur’an menyaptu bersih segala kepercayaan takhayul dan menggantinya dengan agama yang
paling rasional. Pada masa itu Bangsa Arab sering membanggakan dirinya karena
kebodohannya, berubah menjadi bangsa yang cinta ilmu pengetahuan, mereka disulap dengan
tongkat wasiat Al-Qur’an, karena di dalamnya terdapat sumber ilmu pengetahuan. Hal demikian
adalah akibat langsungdari ajaran Al-Qur’an. Di samping itu Al-Qur’an juga membangun
manusia dari tingkat yang paling rendah ke tingkat peradaban paling tingi, hanya dalam jangka
waktu relative singkat.
Oleh karena itu, dalam rangka menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk dan pedoman hidup kita
menuju peradaban manusia yang Qur’ani, mari kita baca Al-Qur’an, kita pahami isinya, kita
renungkan maksudnya dan kita amalkan ajarannya. Sehingga dengan cara ini kita mampu hidup
bahagia baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, maupun Negara dan bangsa. Dan Allah
pun akan menganugerahkan keberkahan kepada kita semua penduduk bangsa ini. Allah SWT
berfirman dalam surat Al-A’raf ayat 96:
َو َلْو َأَّن َأْهَل اْلُقَر ى آَم ُنوْا َو اَّتَقوْا َلَفَتْح َنا َع َلْيِهم َبَر َك اٍت ِّم َن الَّس َم اِء َو اَألْر ِض َو َلـِكن َك َّذ ُبوْا
﴾٩٦﴿ َفَأَخ ْذ َناُهم ِبَم ا َك اُنوْا َيْك ِس ُبوَن
096. Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-
ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.
Hadirin wal hadirat Rahimakumullah
Dengan demikian dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa Al-Qur’an merupakan firman Allah
SWT yang berfungsi sebagai pelajaran, obat, petunjuk dan rahmat dalam merancang bangun
peradaban manusia untuk menggapai kebahagiaan baik di dunia, terlebih lagi di akhirat. Untuk
itu kewajiban kita, saya, saudara dan seluruh kita bangsa Indonesia melaksanakan apa-apa yang
telah digariskan oleh Al-Qur’an agar peradaban manusia di negara Indonesia dapat berjaya
kembali di masa sekarang maupun di masa yang akan datang. Amin.
Itulah yang dapat kami sampaikan, mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan.
والسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu
berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu
kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu
itu.”(QS. Al-Hujarat : 6)
Artinya : “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-
orang yang beruntung.” (QS. ali-Imran : 104)
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar
Dengan demikian, orang yang mampu menjaga, melestarikan dan menjunjung tinggi harakat
kemanusiaan adalah yang memiliki Iman dan amal Shaleh, fungsi dari mengimbangi otoritas
intelektual. Sebab hadirin, walaupun kita ber otak cerdas, berwawasan luas, tetapi kita tidak
berhati emas, apalagi jika keimanan lepas, kita hanya tumbuh menjadi manusia hina, biadab,
brutal, tidak bermoral, berakhlak bejat bahkan bisa lebih jahat dan lebih bejat dari binatang.
Murtadha Muthahhari mengatakan, IPTEK yang ada pada orang yang tak beriman bagaikan
sebuah pisau ditangan orang gila, dia bisa menebaskan kemana dia mau. Maka orang yang
beriman tapi tak beriman bisa membunuh, menipu, merampok dan meracuni otak-otak kita.
Sebaliknya, bila IPTEK digenggam oleh orang beriman, kami yakin akan membawa
kemaslahatan bukan kemudharatan, membawa kesejahtraan bukan kesengsaraan. Membawa
kemajuan bukan kehancuran, membawa ketentraman bukan kekacauan.
Jikalau hal tersebut ysng kita aflikasikan insya allah media cetak dan elektronika yang
mengabaikan nilai-nilai etik dan yang menyebarkan budaya-budaya barat jahiliyyah sedikit demi
sedikit akan tergeser dan tergusur dan akan lahir media cetak dan elektronika yang siap
merespon dan mengelola derasnya arus informasi untuk membentuk wadah akhlakul karimah
dan menjunjung tinggi kebudayaan Islam.
Dari uraian tersebut maka dapat kita simpulkan bahwa saat ini penggunaan media cetak dan
elektronika mulai mengabaikan nilai-nilai etika. Untuk menghadapi persoalan tersebut umat
Islam membutuhkan sumber daya insan yang siap menjadi sumber sifat kebaikan untuk
mengelola informasi menjadi maslahat dan manfaat dalam kehidupan individu, keluarga, nusa
dan bangsa, serta umat manusia. Semoga Allah swt memberkati setiap usaha dan upaya kita
semua. Amin ya Robbal ‘Alamin
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mudah-mudahan ada manfaatnya….
وهللا المستعان إلى احسن الحال
والسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته
KEPEMIMPINAN RASULULLAH SAW, TELADAN
MEMBANGUN MASYARAKAT MADANI
السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته
الحمد هلل الذي بعث فى األمين رسوال الصالة والسالم على سيدنا محمد احسن الناس قوال
وفعال وعلى اله وصحبه ومن تبعه فى الهدى واقتدى اخالقا جزيال – اما بعد
Hadirin Kaum Muslimin Rahimakumullah,
Michael Hart, seorang kolumnis Amerika menulis dengan judul The One Hundred Ranking of
Most Influenting Person in History, artinya seratus tokoh besar yang paling berpengaruh
sepanjang sejarah peradaban manusia. Termasuk di dalamnya ada Adolf Hitler pencetus gerakan
NAZI Jerman, Mahatma Gandhi pencetus gerakan Satya Graha India, Julius Ceasar pencetus
Vini Vidi Vici dan tokoh-tokoh besar lainnya. Ternyata dari sederetan tokoh tersebut, Michael
Hart menempatkan baginda Rasulullah Muhammad SAW pada urutan pertama sebagai Tokoh
yang sangat berpengaruh di dunia. Sehingga kebesaran beliau diabadikan di dalam Encyclopedia
Brittanica sebagai The Most Succesful of all Prophets and all Religious Personalities sebagai
pemimpin yang paling sukses diantara para Nabi, para pemimpin Agama, dan para pemimpin
lainnya dalam membangun peradaban manusia sedunia.hadirin melihat betapa pentingnya
meneladani sikap dan sifat nabi Muhammad tersebut, khususnya dalam membentuk masyarakat
madani maka “KEPEMIMPINAN RASULULLAH SAW, TELADAN MEMBANGUN
MASYARAKAT MADANI” adalah tema yang akan kita bicarakan pada kesempatan kali ini,
dengan landasan QS. Al-Jum’ah ayat 2 :
ُهَو اَّلِذ ي َبَع َث ِفي اُأْلِّم ِّييَن َر ُس واًل ِم ْنُهْم َيْتُلو َع َلْيِهْم َء اَياِتِه َو ُيَز ِّك يِهْم َو ُيَع ِّلُم ُهُم اْلِكَتاَب
َو اْلِح ْك َم َة َو ِإْن َك اُنوا ِم ْن َقْبُل َلِفي َض اَل ٍل ُم ِبيٍن
Artinya : “Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara
mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan
kepada mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-
benar dalam kesesatan yang nyata.”
Hadirin Rohimakumullah,
Menurut Dr. Muhammad Sulaiman Al-Asqori dalam Zubdat at-Tafsir Min Fath al-Qodir, ( )األمين
maksudnya kondisi bangsa arab yang sebagian besar bukan saja tidak mampu membaca dan
menulis tapi tenggelam ke dalam kehidupan jahilyah secara total. Kebobrokan moral merajalela.
Dalam bidang social marak mabuk-mabukan. Dalam bidang pemerintah., etnis dan golongan
yang dikedepankan. Dalam bidang hukum muncul law of jungle to be politely of people, hukum
rimba menjadi peradaban.Orang kaya memangsa yang miskin. Orang pintar memangsa yang
bodoh. Orang kuat menghantam yang lemah. Bahkan yang paling mengerikan martabat wanita di
injak-injak, sehingga setiap lahir bayi wanita dikubur hidup-hidup tak peduli terdengar jerit,
pekik tangis bayi didalam tanah. Na’udzubillah min dzalik.
Dalam kondisi seperti itu Rasul tampil sebagai sosok yang diwarisi dengan jiwa kepemimpinan,
mengemban empat misi utama:
Pertama, misi Tilawah ( )يتلوا عليهم أيتهmembaca ayat-ayat Allah, baik ayat Qur’aniyah maupun
ayat Kauniyah, alam buana ini. Kedua,( )ويزكيهمMisi tazkiyah membersihkan segala
bentuk kekufuran.Ketiga, misi Ta’lim ( )ويعلمهم الكتابmengajarkan al-Qur’an sebagai pedoman
reformasi sebab al-Qur’an is the only thing that can lead man to happiness, al-Qur’an adalah
satu-satunya buku petunjuk hidup yang mampu menghantarkan manusia menuju kebahagiaan.
Demikian menurut Napoleon, seorang oreantalis berkebangsaan Prancis. Keempat, ( )الحكمة
menampilkan sunnah.
Allahu Akbar. Hadirin, ini bukti sikap pemimpin sejati yang beroreantasikan ummat
sebagaimana kaedah mengatakan :
المصلحة العامة مقدم على المصلحة الخاصة
Kepentingan umum lebih diprioritaskan diatas kepentingan pribadi dan golongan.
Tapi sebaliknya kalau pemimpin yang hanya mengatasnamakan rakyat namun tidak
berorientasikan rakyat, di depan rakyat dia menyanyikan janji-janji manis, mendendangkan lagu-
lagu mesra. Tapi di belakang rakyat dia tidak segan-segan mencekik dan menghisap darah
rakyat. Akibatnya, kita lihat Rumania, ketika dipimpin oleh Nicoulas Susesco pemimpinnya
poya-poya tapi rakyatnya sengsara, Iran ketika dipimpin oleh Reza Pahlepi pemimpinnya megah,
rakyatnya susah, Prancis ketika dipimpin Louis 16 dan Ratu Maria Antonate pemimpinnya
makmur rakyatnya hancur tersungkur, demikian pula Orde Baru pemimpinnya paling rendah
naik BMW rakyatnya paling mewah naik BMM alias Bemo. Timbul pertanyaan, bagaimana
sikap beliau dalam membangun peradaban masyarakat madani ?untuk mengetahui jawabannya
kita renungkan firman Allah dalam QS. Ali Imron ayat 159 :
َفِبَم ا َر ْح َم ٍة ِم َن ِهَّللا ِلْنَت َلُهْم َو َلْو ُكْنَت َفًّظا َغ ِليَظ اْلَقْلِب اَل ْنَفُّض وا ِم ْن َح ْو ِلَك
َفاْعُف َع ْنُهْم َو اْسَتْغ ِفْر َلُهْم َو َش اِو ْر ُهْم ِفي اَأْلْم ِر َفِإَذ ا َع َز ْم َت َفَتَو َّك ْل َع َلى ِهَّللا ِإَّن
َهَّللا ُيِح ُّب اْلُم َتَو ِّك ِليَن
Artinya : ‘Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri
dari sekelilingmu. Karena itu ma`afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah
membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-
orang yang bertawakkal kepada-Nya.
Hadirin Rahimakumullah,
Pada ayat tersebut terdapat lima akhlak pemimpin yang di contohkan Rasulullah Muhammad
SAW.
1. لنت لهمdengan lemah lembut dapat menunjukan keluhuran budi, bisa menarik simpati
lawan, membuat segan begi semua lawan.
2. Sifat rosul tidak bengis dan tidak berlaku kasar karena pemimpin yang berjiwa kotor
niscaya akan dictator.
3. فاعف عنهمpemaaf, واستغفر لهمyakni mudah untuk memberi ampunan bagi orang-orang
yang bersalah.
4. وشاورهم فى األمرRosul sangat senang bermusyawarah, tidak otoriter dan siap dikeritik
ketika keliru.
5. Beliau memiliki komitmen فإذا عزمت فتوكل على هللاsetelah memantapkan planning dalam
suatu kegiatan, lalu bertawakal kepada Allah.
Itulah hadirin sikap dan sifat yang rosul miliki dalam menciptakan peradaban manusia. Dengan
demikian pembangunan di Negara kita ini hanya akan bergulir dengan baik, jika dalam
mekanisme pembangunannya mencontoh kepribadian rosululloh Muhammad saw. Dan orang
yang dapat mencontoh beliau hanyalah orang-orang yang beriman. Semoga kita sebagai rakyat
Indonesia dapat segera menyempurnakan iman kita sehingga berhasilah kita dalam membentuk
dan membangun Negara ini menuju masyarakat madani. Amin ya robbal alamin.
Itulah yang dapat saya sampaikan,
وهللا المستعان إلى احسن الحال
والسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته
JIHAD DALAM MEMBANGUN PERSAUDARAAN
السال م عليكم ورحمة هللا وبرمكاته
اشهد ان ال إله إال هللا رب. الحمد هلل الذى امرنا بالجهاد فى سبيل هللا و ترك الهوى
العرش استوى و اشهد ان سيدنا محمدا عبده ورسوله المصطفى صلواة هللا وسالمه عليه
}{اما بعد
DEWAN HAKIM YANG ‘ARIF DAN BIJAKSANA
HADIRIN YANG BERBAHAGIA
Masih ada dalam ingatan kita, tragedi 11 September 2001 di mana pusat ekonomi dunia yang
terbangun di menara kembar World Trade Center New York Amerika Serikat, hancur lebur di
hantam oleh dua pesawat komersil yang dibajak oleh sekelompok orang yang kemudian dikenal
sebagai musuh dunia, yakni al-Qaeda.
Terdapat dua dampak pasca tragedi tersebut. Pertama, dunia mulai melihat keadaan Islam di
negara-negara jajahan Eropa yang terus tertindas, dirampas sumber daya alamnya, hingga saat
ini, hendaknya perlu dilakukan pendekatan ulang tanpa tindakan militer. Namun hasilnya,
mereka hingga saat ini tetap tertindas.
Yang kedua, dunia saat ini melihat gelagat buruk dari penyebaran Islam yang begitu pesat di
Eropa, sehingga inilah saatnya untuk mempropaganda dan mengadu domba umat Islam dengan
menggolongkan umat Islam kepada dua kelompok, yakni Islam Radikal sebagai basic terorisme
dunia, dan Islam Moderat sebagai sahabat mereka.
Hadirin, kedua dampak ini menyebar ke seluruh daerah di tanah Indonesia. Bahkan tidak begitu
lama dari kasus WTC, Bali sebagai pusat wisata Indonesia, dibom oleh mereka yang mengaku
sebagai para mujahid Islam. Lalu apakah Islam telah mengajarkan tentang jihad sebagai sebuah
penindasan dan teror? ataukah sesungguhnya Jihad dapat menjadi sarana untuk membangun
persaudaran? Oleh karenanya, “JIHAD DALAM MEMBANGUN PERSUADARAAN” adalah
tema yang akan kita bahas dalam kesempatan kali ini. Dengan redaksi awal, firman Allah swt
surat at-Taubah ayat 41:
}41{ اْنِفُروا ِخ َفاًفا َوِثَقاًال َو َج اِهُدوا ِبَأْم َو اِلُك ْم َو َأ ْنُفِس ُك ْم ِفي َس ِبيِل ِهللا َذ ِلُك ْم َخْيٌر َلُك ْم ِإْن ُكْنُتْم َتْع َلُم وَن
Artinya : “Berangkatlah baik dalam keadaan ringan ataupun berat, dan berjihadlah dengan
harta kamu dan diri kamu dijalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagi kamu jika
kamu mengetahui.”
Hadirin Rohimakumullah.
Dalam dunia ekonomi kita mengenal, sistem ekonomi Islam dimana dalam sistem ini yang di
angkat kepermukaan adalah niali-nilai ukhuwah dan nilai-nilai kebersamaan, dengan artian
bahwa setiap orang harus saling tolong menolong, yang kaya menolong yang miskin, yang kuat
menolong yang lemah, tidak ada jarak diantara mereka bahkan mereka merasa bahwa mereka
bagaikan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan.
Dari penjelasan ini maka timbullah sebuah pertanyaan, bagaimanakah teknis untuk
merealisasikan prinsip ini? Sebagai jawabannya mari kita renungkan firman Allah dalam surat
adz-dzariyat ayat : 19
}19 : َو ِفى َاْم َو اِلِهْم َح ٌّق لِلَّسا ِئِل َو اْلَم ْح ُر ْو ِم { الذاريات
Artinya :“Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang
miskin yang tidak mendapat bahagian”.
Hadirin rahimakumullah.
Syekh Mustafa al-Maraghi dalam tafisir al-Maraghi menyatakan, bahwa halalnya perniagaan,
transaksi jual beli jika terjadi saling meridhoi antara keduanya, sebaliknya Islam sangat
mengharamkan adanya penipuan, pendustaan dan pemalsuan barang. Hal ini menunjukkan
bahwa ayat ini merupakan dasar dari sebuah sistem ekonomi Islam, dan ayat ini pula merupakan
himbauan pada kita semua agar tidak mencari keuntungan dengan cara menghisap darah orang
lain yakni riba.
Berdasarkan prinsip ini maka dapat dipahami bahwa ekonomi Islam adalah ekonomi
mu’awanah, terdapat didalamnya sistem ekonomi mudharabah, murabahah, musyarakah, dan di
negara kita alhamdulillah setidaknya telah melaksanakan prinsip ini seperti adanya bank-bank
syari’ah. Oleh sebab itu, untuk menopang prinsip ini Rasulullah SAW bersabda :
من كان له مال فليتصدق بماله ومن كان له قوة فليتصدق بقوته ومن كان له علم فليتصدق
بعلمه
“ siapa yang memiliki harta maka bersedekahlah dengan hartanya, siapa yang memiliki
kekuasaan maka bersedekahlah dengan kekuasaannya, siapa yang memiliki ilmu maka
bersedekahlah dengan ilmunya “.
Dengan demikian pada akhirnya kami mengajak pada seluruh umat Islam untuk bersama-sama
mengaplikasikan sistem perekonomian Islam, yakni dengan cara pemberdayaan ekonomi umat,
maka secara tidak langsung segala bentuk kebodohan, keterbelakangan, dan kekufuran akan
hilang dengan sendirinya.
Dengan demikian,pada akhirnya mari kita bersama berdo’a agar kita menjadi insan beriman,jujur
dalam perkataan lembut pada perbuatan dan berguna di masa depan amiin amiin ya rabbal
aalamiin
Hidup sendirian tanpa kekasih
Cukup sekian dan trimakasih
والسال م عليكم ورحمة هللا وبركاته
Albert Einstein, seorang ilmuan terbesar abad ke-20 menyatakan, “Relegion without science is
lame and science without relegion is blind”, agama tanpa ilmu adalah pincang dan ilmu tanpa
agama adalah buta. Kalimat ini menunjukkan bahwa, agama tidak hanya mendorong studi
ilmiah, tapi juga menjadikan riset ilmiah yang konklusif dan tepat guna, karena didukung oleh
kebenaran yang diungkapkan melalui agama. Alasannya adalah, karena agama merupakan
sumber tunggal yang menjadikan jawaban pasti dan akurat.
Selain daripada itu, kalimat ini juga menunjukkan bahwa membangun karakter bangsa tanpa
panduan agama tidak dapat berjalan dengan benar, tetapi justru membuang banyak waktu dalam
mencapai hasil tertentu, atau lebih buruk lagi, seringkali tidak memperoleh bukti yang
meyakinkan. Ketika Nabi sampai di Madinah, ia membuat sebuah perdaban baru yang kemudian
memunculkan pengertian bahwa Islam adalah sistem kepercayaan yang sistemik, tidak hanya
berdimensi theological, ritual, dan mistical tetapi juga berdimensi moral dan intelektual.
Secara termonologi, Al-Qur’an adalah firman Allah SWT yang di turunkan kepada nabi besar
Muhammad saw, melalui wasilah malaikat jibril as untuk di syiarkan kepada umat manusia yang
salah satu fungsinya adalah “huda linnaas” petunjuk bagi suluruh umat manusia di muka bumi
ini. Said Nursi sebagai Renaissan of Islam menyatakan, “Islam is the father of all the science
and al-Qur’an is the book of science”, Islam adalah bapaknya seluruh ilmu pengetahuan dan al-
Qur’an adalah kitabnya ilmu pengetahuan. Oleh sebab itulah, melalui penjelasan ini, maka pada
kesempatan yang baik ini, kami akan membahas tentang “MEMBANGUN KEPRIBADIAN
BANGSA PERSPEKTIF AL-QURAN” dengan rujukan al-Qur’an surat Ibrahim ayat 1 :
الر ِكَتاٌب َأْنَز ْلَناُه ِإَلْيَك ِلُتْخ ِر َج الَّناَس ِم َن الُّظُلَم اِت ِإَلى الُّنوِر ِبِإْذ ِن َر ِّبِهْم ِإَلى ِص َر اِط اْلَع ِز يِز
ج
HADIRIN RAHIMAKUMULLAH
Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab, di dalam Tafsir al-Mishbah menjelaskan, bahwa
penjelasan tentang pentingnya al-Qur’an, disebutkan oleh Allah swt. dengan menggunakan
bentuk jamak untuk kata ( )الظلماتyang berarti aneka gelap, sedang ( )النورdengan berbetuk
tunggal. Hal ini untuk mengisyaratkan bahwa kegelapan itu bermacam-macam serta beraneka
ragam dan sumbernya pun banyak. berbeda dengan an-nuur atau cahaya yang menerangai dan
tidak pernah memberi gelap.
Penjelasan tentang al-Qur’an sebagai penerang atau an-nuur, benar-benar menunjukkan bahwa
antara al-Qur’an dengan membangun karakter bangsa terdapat hubungan yang saling mengikat.
Malik bin Nabi di dalam kitabnya Intaj al-Mustasyriqin wa Atsaruhu fi al-Firy al-Hadits,
menulis “Ilmu pengetahuan adalah sekumpulan masalah, serta sekumpulan metode yang
dipergunakan menuju tercapainya masalah tersebut.” Ini menunjukkan bahwa kemajuan
membangun karakter bangsa tidak dapat dinilai dengan apa yang dipersembahkannya kepada
masyarakat, tetapi juga diukur dengan wujudnya suatu iklim yang dapat mendorong kemajuan
pembangunan karakter bangsa itu termasuk al-Qur’an.
Al-Qur’an merupakan firman Allah yang tidak mengandung kontradiksi. Al-Qur’anlah kitab
yang telah diturunkan oleh Allah kepada utusannya sebagai petunjuk. Al-Qur’an adalah kitab
terakhir dan berada dalam penjagan Allah swt. Oleh sebab itu, membangun karakter bangsa akan
berkembang cepat hanya apabila dituntun oleh al-Qur’an, dan mengambil kebenaran darinya.
Karena, hanya dengan demikian membangun karakter bangsa mengikuti jalan Allah. Ketika
jalan yang bertentangan dengan agama diambil, para ilmuan menyia-nyiakan waktu dan
sumberdaya, serta menghalangi kemajuan membangun karakter bangsa. Demikianlah menurut
Harun Yahya dalam The Qur’an Leads the Way to Science.
Lalu bagaimanakah dinamika keilmuan dalam menwujudkan kepribadian umat Islam saat ini?
Umat islam saat ini mengalami degradasi besar-besaran. Data Badan Penelitian International
menyebutkan, Israel yang notabene Yahudi dalam 1 juta penduduk memiliki 1600 pakar
pengetahuan, Amerika yang notabene Nasrani dalam 1 juta penduduk memiliki 160 pakar
pengetahuan. Sedangkan Indonesia yang notabene mayoritas muslim terbesar di dunia, dalam 1
juta penduduk hanya memilki 65 pakar yang muslimnya hanya 6 orang. Oleh karenanya, dalam
bidang membangun karakter bangsa dan teknologi, kita masih jauh tertinggal oleh bangsa-
bangsa lain. Kita jauh tertinggal dengan Amerika yang Protestanis, kita jauh tertinggal oleh
Korea yang Konfusianis Taois, bahkan kita jauh tertinggal oleh Jepang yang Budhis Taois.
Padahal 14 abad yang lalu kita telah diperintahkan untuk membaca dan membangun karakter
bangsa. Bacalah al-Qur’an supaya hidup teratur, bacalah alam supaya lahir karya-karya luhur,
dan baca diri kita agar hidup tidak takabur, sebab membaca dalam Islam harus dibarengi dengan
serta diimbangi dengan :
ِباْس ِم َر ِّبَك اَّلِذ ي َخ َلَق
Artinya : “Dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan”
Akan tetapi, untuk dapat memahami dengan jelas dan benar terhadap interpretasi dari firman-
firman Allah di dalam al-Qur’an, yang menjelaskan tentang korelasi antara al-Qur’an dan
meciptakan kepribadian bangsa, serta mengambil manfaat darinya untuk menjadikannya sebagai
contoh kepribadian bangsa, maka salah satu yang harus dilakukan adalah dengan dapat
memahami al-Qur’an secara tekstual terlebih dahulu, yakni memahami al-Qur’an dari segi
kebahasaan, dan bahasa al-Qur’an adalah bahasa Arab. Sebagaimana Allah berfirman di dalam
al-Qur’an surat Thaha ayat 113 :
{ َو َك َذ ِلَك َأْنَز ْلَناُه ُقْر َء اًنا َع َر ِبًّيا َو َص َّر ْفَنا ِفيِه ِم َن اْلَو ِع يِد َلَع َّلُهْم َيَّتُقوَن َأْو ُيْح ِد ُث َلُهْم ِذ ْك ًرا
}113
Artinya : “Dan demikianlah Kami menurunkan Al Qur’an dalam bahasa Arab, dan Kami telah
menerangkan dengan berulang kali di dalamnya sebahagian dari ancaman, agar mereka
bertakwa atau (agar) Al Qur’an itu menimbulkan pengajaran bagi mereka.” (QS. Thaha)
HADIRIN RAHIMAKUMULLAH
Di dalam kitab Jami’ al-Bayan ‘an Ta’wil al-Qur’an, Imam al-Thabari menjelaskan bahwa yang
dimaksud dengan firman Allah di atas adalah :
ما حذروا به من أمر هللا وعقابه ووقائعه باألمم قبلهم
Artinya : “Apa yang diperingatkan kepada mereka merupakan perintah Allah, hukuman-Nya,
dan ketetapan-ketetapannya terhadap umat-umat sebelum mereka.”
Sikap keras Rasul tersebut hadirin, merupakan realisasi untuk merajut ukhuwah Islamiyah yang
harus kita teladani dalam menyikapi kemajemukan bangsa kita ini. Karena perpecahan kaum Aus
dan Khazraj merupakan symbol bibit perpecahan internal umat Islam yang saat ini banyak
terjadi.
Sebagai bukti, disebabkan perbedaan pendapat masalah furuiyah, berlainan organisasi yang
diperkokoh oleh kepentingan pribadi dan kelompok, lantas pisah partai, putus silaturrahim,
berakhir dengan saling tonjok, saling rampok, bahkan saling bacok. Na’udzubillah.
Kedua, sebagai warga Negara Indonesia, mari kita wujudkan dan kita pelihara ukhuwah
wathoniyah, dengan cara mengamalkan kembali filsafat momentum sumpah pemuda yang telah
diikrarkan oleh bangsa Indonesia terdahulu, bahwa kita satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa.
HADIRIN ROHIMAKUMULLAH
Dari uraian tersebut dapatlah kita ambil kesimpulan bahwa jikalau segala upaya ttelah kita
lakukan mudah mudahan bangsa kita menjadi bangsa yang bersatu pada sehingga dapat
membentuk Negara yang baldatun toyyibatun warabbul ghafur, amin.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mudah mudahan ada manfaatnya…
وهللا المستعان إلى احسن الحال
والسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته
Hadirin, penjelasan di atas menunjukkan bahwa seorang yang beriman bisa saja terjerumus
kedalam api neraka jika tidak dapat mengontrol hatinya dari kemaksiatan. Akan tetapi perlu
difahami bersama bahwa arahan berpikir ayat di atas bukan saja menjurus kepada eksklusivisme
Islam sehinga seringkali menafikan civil society yang sesungguhnya harus terus dibangun.
Lebih detil di dalam ayat selanjutnya, Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab dalam Tafsir al-
Misbah menyebutkan bahwa, sendi-sendi bangunan masyarakat akan melemah jika kontrol sosial
melemah. Akibat kesalahan tidak hanya menimpa yang bersalah. Tabrakan tidak hanya terjadi
akibat kesalahan kedua pengendara. Bisa saja yang bersalah hanya seorang, tetapi kecelakaan
dapat beruntun menimpa sekian banyak kendaraan.
Tuntunan Allah swt dan Rasul-Nya telah disyari’atkan sedemikian rupa oleh Allah yang
mengetahui kemaslahatan, kebutuhan, sekaligus kecenderungan mereka. Apabila ada yang
melanggarnya maka akan timbul kekacauan, karena yang melanggar telah melakukan suatu yang
merugikan pihak lain. Pada saat itu akan muncul kekacauan, dan akan lahir instabilitas yang
mengakibatkan semua anggota masyarakat yang taat maupun yang durharka ditimpa krisis.
Karena itu ayat ini berpesan : buatlah prisai antara diri anda dengan ujian dan bencana dengan
jalan memelihara hubungan harmonis dengan-Nya. Laksanakanlah tuntunan-Nya dengan
anjurkan pula orang lain berbuat kebaikan dan menjauhi kemunkaran, karena jika tidak kita
semua akan ditimpa bencana. Dalam konteks ini Rasul saw memperingatkan :
“jika ada masyarakat yang melakukan kedurhakaan, sedang ada anggotanya yang mampu
menegur atau menghalangi mereka, tapi dia tidak melakukannya, maka Allah swt akan
menjatuhkan bencana yang menyeluruh kepada mereka”.
HADIRIN RAHIMKUMULLAH
Dalam menemukan Remaja dan pemuda yang sejati di tengah-tengah hiruk-pikuk kemaksiatan
yang dapat menjerumuskan kita ke lembah kenistaan, maka kita harus menemukan metode yang
efektif dalam mengarunginya. Dalam hal ini, Allah swt mengajarkan dan memerintahkan kepada
kita. Sebagaimana firman-Nya di dalam surat ar-Ruum ayat 60 :
}60{ َفاْص ِبْر ِإَّن َو ْع َد ِهللا َح ٌّق َو َال َيْسَتِخ َّفَّنَك اَّلِذ يَن َال ُيوِقُنوَن
Artinya : “Maka bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar dan sekali-kali
janganlah orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu menggelisahkan
kamu.” (QS. Ar-Ruum : 60)
HADIRIN RAKHIMAKUMULLAH
Berdasarkan firman Allah di atas, terdapat kata kunci yang paling ditekankan dengan kata kerja
perintah di dalamnya.
Adapun kata kerja perintah yang ada di dalam ayat di atas adalah “ ”فاصبرyang berarti
bersabarlah. Dan dalam hal ini, Abdurrahman bin Nashir al-Su’udy menafsirkan kata di atas
dengan sebutan :
فاصبر على ما أمرت به وعلى دعوتهم إلى هللا ولو رأيت منهم إعراضا
Artinya : “bersabarlah terhadap apa yang telah diperintahkan oleh Allah dan terhadap apa
yang dipanjatkan kepada Allah meskipun engkau dapatkan di antara mereka ada yang
membangkang”
Penjelasan di atas menunjukkan betapa beratnya untuk menjadi mukmin yang sejati di dunia ini,
hingga Allah memerintahkan untuk selalu bersabar di dalamnya. Apalagi jika dikaitkan dengan
perkembangan zaman yang begitu cepat. Sebuah contoh adalah, saat ini sebagian anak-anak
muda kita terjerumus dan terlena dengan westernisasi, kebarat-baratan. Orang barat merayakan
valentine, kita ikut merayakan valentine. Di bawah sinar remang-remang, disaat hujan rintik-
rintik, angin menghembus sepoi-sepoi basah duduk berdua. Masya Allah.
Oleh karena itu, langkah apakah yang harus kita lakukan dalam rangka membangun generasi
bangsa yang berpribadian muslim sejati ? Dan siapakah yang berperan di dalamnya ?
1. Para orang tua, guru, dan pendidik, hendaknya memberikan bekal ilmu dan akhlaq yang cukup
bagi anak-anak, remaja, dan pemuda . Karena dengan ilmu dan akhlaq yang dimiliki, mereka
akan menjadi generasi yang “al-qawiy” yang kuat bukan generasi yang “al-dha’if” atau generasi
yang lemah.
2. Para remaja dan pemuda selaku generasi penerus bangsa, agar memiliki itikad yang baik untuk
dididik dan dibina, karena hal tersebut merupakan cikal bakal keberhasilan untuk mewujudkan
terbentuknya remaja dan pemuda yang sejati. Karena apalah arti guru tanpa adanya murid. Dan
apalah yang dapat dikerjakan seorang murid tanpa adanya instruksi dan bimbingan dari guru.
Oleh karena itu, saling take and give akan membuahkan hasil yang berarti.
HADIRIN RAHIMAKUMULLAH
Dan pada akhirnya, dapat kita simpulkan bersama bahwa jika semua ikhtiyar ini sudah kita
lakukan, mudah-mudahan remaja dan pemuda kita bisa menjadi tumpuan, harapan, dan cita-cita
bagi bangsa kita. Amin Ya Robbal ‘Alamin.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan, mudah-mudahan ada manfaatnya :
وهللا المستعان إلى احسن الحال
والسال م عليكم ورحمة هللا وبرمكاته
MEMBANGUN KARAKTER BANGSA PERSPEKTIF AL-
QURAN
السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته
الحمد هلل العزة الذى جئهم بكتاب فصلناه على علم هدى ورحمة لقوم يؤمنون أشهد أن ال
إله إال هللا وأشهد أن سيدنا محمدا عبده ورسوله أللهم فصلى وسلم على سيدنا محمد وعلى
}آله وصحبه أجمعين {أما بعد
WAHAI PENCINTA AL-QUR’AN YANG DIRAHMATI OLEH ALLAH SWT
Albert Einstein, seorang ilmuan terbesar abad ke-20 menyatakan, “Relegion without science is
lame and science without relegion is blind”, agama tanpa ilmu adalah pincang dan ilmu tanpa
agama adalah buta. Kalimat ini menunjukkan bahwa, agama tidak hanya mendorong studi
ilmiah, tapi juga menjadikan riset ilmiah yang konklusif dan tepat guna, karena didukung oleh
kebenaran yang diungkapkan melalui agama. Alasannya adalah, karena agama merupakan
sumber tunggal yang menjadikan jawaban pasti dan akurat.
Selain daripada itu, kalimat ini juga menunjukkan bahwa membangun karakter bangsa tanpa
panduan agama tidak dapat berjalan dengan benar, tetapi justru membuang banyak waktu dalam
mencapai hasil tertentu, atau lebih buruk lagi, seringkali tidak memperoleh bukti yang
meyakinkan. Ketika Nabi sampai di Madinah, ia membuat sebuah perdaban baru yang kemudian
memunculkan pengertian bahwa Islam adalah sistem kepercayaan yang sistemik, tidak hanya
berdimensi theological, ritual, dan mistical tetapi juga berdimensi moral dan intelektual.
Secara termonologi, Al-Qur’an adalah firman Allah SWT yang di turunkan kepada nabi besar
Muhammad saw, melalui wasilah malaikat jibril as untuk di syiarkan kepada umat manusia yang
salah satu fungsinya adalah “huda linnaas” petunjuk bagi suluruh umat manusia di muka bumi
ini. Said Nursi sebagai Renaissan of Islam menyatakan, “Islam is the father of all the science
and al-Qur’an is the book of science”, Islam adalah bapaknya seluruh ilmu pengetahuan dan al-
Qur’an adalah kitabnya ilmu pengetahuan. Oleh sebab itulah, melalui penjelasan ini, maka pada
kesempatan yang baik ini, kami akan membahas tentang “MEMBANGUN KEPRIBADIAN
BANGSA PERSPEKTIF AL-QURAN” dengan rujukan al-Qur’an surat Ibrahim ayat 1 :
الر ِكَتاٌب َأْنَز ْلَناُه ِإَلْيَك ِلُتْخ ِر َج الَّناَس ِم َن الُّظُلَم اِت ِإَلى الُّنوِر ِبِإْذ ِن َر ِّبِهْم ِإَلى ِص َر اِط اْلَع ِز يِز
ج
Kerukunan berbangsa dan bernegara terusik oleh hadirnya intoleransi dalam kehidupan
beragama. Perusakan tempat ibadah umat agama lain yang terjadi di banyak tempat menegaskan
betapa toleransi lintas agama masih menjadi barang mahal nun langka di negeri kita tercinta,
Indonesia. Terlepas apa yang menjadi motif perusakan itu, kita sepakat bahwa tindakan tersebut
seharusnya tidak terjadi di negeri yang menjunjung tinggi kerukunan dalam beragama. Bukankah
anarkisme –apalagi menyangkut agama yang sangat sensitif– justru menahbiskan nafsu
kebinatangan yang selaiknya dibuang jauh-jauh dari benak manusia.
Sepertinya, kita perlu melirik falsafah –yang konon milik– suku Bali (la’alla ash-
shawāb). “Masjid adalah rumah kami, namun digunakan oleh saudara kami yang beragama
Islam.” Begitu sikap mereka yang juga diterapkan kepada umat beragama selain Islam.
Ungkapan di atas menggambarkan betapa kerukunan antar umat beragama benar-benar terlihat
dalam keseharian mereka. Tidak ada sikap saling mencurigai apalagi saling mengintimidasi.
Justru, yang hadir di tengah-tengah kehidupan adalah kenyamanan dalam keragaman. Inilah
yang dalam istilah psikologi disebut ‘get comfortable in paradox’. Sebuah kondisi jiwa yang
mampu merasakan ketentraman meskipun berada di tengah paradoksal kehidupan.
Berangkat dari paparan singkat di atas, dalam kesempatan ini, izinkanlah kami
membawakan pensyarahan Al-Qur’ān dengan judul: “Toleransi Lintas Agama, dalam
Membangun Indonesia yang Harmonis dan Bersahaja”, dengan landasan Al-Qur’ān Surat al-
An’ām [6] ayat 108 dan Surat al-Mumtahanah [60] ayat 8.
Hadirin rahimakumullah,
Agama adalah perihal yang substansial dalam kehidupan manusia. Sejak pertama terlahir
ke dunia, manusia sudah terikat kontrak ilahiyah untuk mengabdikan diri kepada Allāh SWT.
Inilah yang menjadikan manusia (selalu) mencari realitas kebenaran mutlak yang pada akhirnya
akan bertemu dengan Allāh SWT. Namun, dalam praktiknya tidak semua orang “diberi hidayah”
untuk memeluk Islam sebagai agama yang paling diridhai. Aneka agama yang hadir di tengah-
tengah kehidupan adalah bukti ketidaktunggalan hasil pencarian agama masing-masing insan.
Satu hal yang perlu diperhatikan dalam konteks ini adalah kedewasaan sikap untuk tidak saling
mencela sembahan umat agama lain. Berkaitan dengan hal ini, Allāh SWT berfirman dalam surat
al-An’ām ayat 108 yang berbunyi:
Artinya: “Dan janganlah kamu memaki sesembahan yang mereka sembah selain Allāh,
karena mereka nanti akan memaki Allāh dengan melampaui batas tanpa dasar pengetahuan.
Demikianlah, Kami Jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada
Tuhan tempat kembali mereka, lalu Dia akan Memberitahukan kepada mereka apa yang telah
mereka kerjakan.” (QS. al-An’ām [6]: 108)
Hadirin rahimakumullah,
Mengenai ayat di atas, Ibnu Katsīr menjelaskan bahwa Allāh melarang umat Islam untuk
memaki tuhan orang-orang musyrik walaupun ada nilai kemaslahatan dalam makian tersebut.
Sebab, akan terdapat mafsadah/kerusakan yang lebih besar yaitu sikap mereka yang memaki
Tuhan orang-orang yang beriman. Dengan adanya larangan tersebut, sikap saling menghargai
antar pemeluk agama seharusnya ditampilkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Banyak perkara yang lebih besar yang sebenarnya dapat diselesaikan bersama, dengan
mengesampingkan latar belakang agama.
Tidak dapat dimungkiri bahwa Allāh memerintahkan umat Islam untuk mengambil jarak
demarkatif dengan non-muslim. Betapapun demikian, menurut al-Ustādz asy-Syahīd Sayyid
Quthb dalam kitabnya at-Tafsīr fi Zhilālil Qurān, Allāh juga mengajarkan kepada umat Islam
agar dalam mengambil jarak tersebut dilakukan dengan beradap, penuh wibawa, dan penuh harga
diri. Hal ini adalah suatu sikap yang sesuai dengan statusnya sebagai orang-orang yang beriman.
Dalam konteks ini, nilai persamaan sebagai manusia lebih dikedepankan. Sementara, agama
boleh dikesampingkan dalam hubungan sosial karena agama adalah wilayah individual.
Toleransi lintas agama adalah syarat mutlak untuk menjalin kerukunan di tengah
kehidupan bangsa yang beraneka ragam. Pluralitas sendiri sebenarnya adalah sebuah
keniscayaan yang sengaja diciptakan oleh Allāh SWT. Dengan adanya keragaman, khususnya
dalam masalah agama, kedewasaan sikap menjadi tuntutan utama. Sebab, jika hal itu diabaikan
maka akan menimbulkan kekacauan (chaos) yang justru merusak tatanan kehidupan. Dengan
hadirnya toleransi –yang dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah tasāmuh–, umat beragama
dapat hidup rukun berdampingan.
Hadirin rahimakumullah,
Islam adalah agama yang diturunkan kepada seluruh umat manusia. Islam menjadi
rahmat bagi semua manusia dan semesta alam. Artinya, nilai-nilai kasih sayang dalam Islam
tidak hanya diperuntukkan bagi umat Islam an sich. Lebih dari itu, Islam adalah agama yang
sejak awal bertujuan menciptakan perdamaian dunia. Sikap saling menolong (ta’āwun), apalagi
menyangkut kemaslahatan bersama, bukanlah hal mustahil untuk dilakukan. Potret kehidupan
yang rukun –antara umat Islam dan non-muslim– ketika Nabi Muhammad SAW hidup di
Madinah menjadi preseden terbaik untuk mengaplikasikan nilai kerahmatan Islam.
Islam sebenarnya membuka “keran” yang lebar bagi umatnya untuk berbuat baik kepada
umat agama lain. Betapapun agama mereka berlainan, namun mereka tetaplah makhluk ciptaan
Tuhan yang berhak atas perlakuan baik selama hidup di dunia. Justru, ketika umat Islam bersikap
“sinis” kepada mereka akan menciderai substansi Islam itu sendiri. Islam tidak menginginkan
orang memeluk agama karena faktor keterpaksaan. Bukankah sudah jelas bahwa tidak ada
paksaan dalam beragama. Berkaitan dengan hal ini, marilah kita simak firman Allāh dalam surat
al-Mumtahanah [60] ayat 8, yang berbunyi:
Artinya: “Allāh tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-
orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung
halamanmu. Sesungguhnya Allāh Mencintai orang-orang yang berlaku adil.” (QS. al-
Mumtahanah [60]: 8)
Hadirin rahimakumullah,
Dalam Tafsir al-Jalālain secara singkat diartikan bahwa dhamīr “hum” dalam ayat di atas
bermakna “al-kuffār” (orang-orang kafir).
َأْي اَل َيْنَه اُك ْم َع ِن اِإْل ْح َس اِن ِإَلى اْلَكَف َر ِة: ال َيْنَهاُك ُم ُهللا َع ِن اَّلِذ ْيَن َلْم ُيَقاِتُلْو ُك ْم ِفي الِّدْيِن َو َلْم ُيْخ ِر ُجْو ُك ْم ِم ْن ِدَياِر ُك ْم
َ
ْن َف ِّن َك ُك ْخ َل ُن َأ َظ َل
ا ِيَن ُي اِت ْو ْم ِفي الِّدْيِن َو ْم ُي اِهُرْو ا ْي ُيَع اِو ْو ا َع ى ِإ َر اِج ْم ال َس اِء َو الضع ِة ِم ُهْم ُكَن ُل َق اَل َّلْذ
Hadirin rahimakumullah,
Pentingnya membangun bangsa yang harmonis dan bersahaja seharusnya menjadi
kesadaran seluruh elemen bangsa. Dimana hal ini baru dapat diwujudkan ketika seluruh elemen
bangsa dapat berjabat-erat, bersatu-padu, bergandengan-tangan, mewujudkannya dalam
kehidupan bangsa yang ber-bhinneka tunggal ika. Sekat agama yang seringkali dijadikan
pembatas ekstrim hendaknya dihindarkan untuk kebaikan bersama demi kemajuan bangsa.
Dengan demikian, Indonesia akan benar-benar menjadi bangsa yang harmonis dan bersahaja.
Harmonis adalah arti hadirnya kerukunan di tengah keberagaman. Bersahaja dalam pengertian,
berpegang teguh terhadap moralitas dan patut menjadi teladan bagi bangsa lainnya.
Mengutip apa yang dituliskan oleh Marwan Ja’far dalam sebuah opini di Harian
Republika. “Kita perlu kembali pada prinsip umum ajaran Islam (maqāshid al-syarī’ah) tentang
eksistensi agama lain, yakni pengakuan terhadap nilai-nilai kemanusian dan keabsahan de facto
dan de jure sebagai bagian integral dari sebuah komunitas. Hubungan muslim dan pemeluk
agama lain wajib dipandang sebagai anggota yang memiliki tanggung jawab terhadap keutuhan
komunitas.” Dalam konteks ini, toleransi bukan lagi menjadi sesuatu yang dirindukan namun
sudah menjadi bagian kehidupan bangsa. Dengan demikian maka keharmonisan dalam
kehidupan beragama akan terwujudkan.
Hadirin rahimakumullah,
Simpulan yang dapat kita petik dari pensyarahan Al-Qur’ān di atas adalah sebagai
berikut. Pertama, di tengah kehidupan bangsa yang plural, toleransi menjadi pijakan utama
untuk merajut persatuan dan kesatuan. Ketika toleransi hilang dari tengah-tengah kehidupan
maka yang terjadi adalah sikap saling mencurigai yang berimbas pada ketidaknyamanan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Kedua, toleransi (tasāmuh) dalam konteks agama Islam
adalah bagian dari cara untuk membumikan nilai kerahmatan Islam kepada semesta alam. Ketika
hal ini dapat terwujudkan maka kedamaian (peace) di bumi tercinta Indonesia akan menjadi
sajian utama.
Sebagai penutup, jika toleransi lintas agama dapat terjalin, impian untuk hidup di tengah
bangsa yang harmonis dan bersahaja insyā Allāh akan segera terwujudkan. Semoga Allāh
memberikan kekuatan dan rahmat-Nya kepada kita. Āmīn ya Mujība du’āi as-sāilīn. []
Wallāhu al-muwaffiq ila aqwami ath-tharīq. Wa huwa al-hādiy ila shirāthil mustaqīm.
Keterangan: Naskah boleh digunakan untuk kepentingan apapun, khususnya Musābaqah
Syarhil Qur’ān dengan mencantumkan sumbernya. Jazakumullāh…
REMAJA DAN PEMUDA SEBAGAI GENERASI
PENERUS BANGSA
Prof. Dr. BJ. Habibi mengatakan setidaknya ada lima kelamahan yang harus kita hindari, yakni
lemah harta, lemah fisik, lemah ilmu, lemah semangat hidup, dan yang sangat ditakutkan adalah
lemah akhlak. Hadirin jika lima kelemahan ini melekat pada generasi-generasi remaja dan
pemuda kita, saya yakin mereka bukan sebagai pelopor pembangunan melainkan sebagai firus
pembangunan, penghambat pembangunan, bahkan penghancur pembangunan. Padahal
hadirin…. dinegeri tercinta ini sejarah telah membuktikan sejak tahun 1908 masa kebangkitan
nasional sampai menjelang detik-detik proklamasi dikumandangkan berbagai organisasi
kepemudaan, seperti persatuan pelajar stofia, Trikoro Dharmo, Jong Islamanten Bond bahkan
kita mengenal Budi Utomo tokoh pemuda kharismatik, mereka semua menjadi The Grand Old
Man istilah bung Karno menjadi Stood Geeber bahkan menjadi The Founding Father pendiri,
penggerak yang mampu merebut kemerdekaan.
Sejarah tersebut mengajarkan kepada kita semua selaku remaja dan pemuda saat ini dan yang
akan datang agar memiliki semangat juang yang tinggi serta tanggung jawab yang penuh
terhadap kelangsungan Nusa Bangsa dan Agama yang kita anut saat ini, sebab سبان اليوم رجال الغد
The Young today is The leader tomorrow pemuda hari ini adalah jago-jagonya pemimpin yang
akan datang.
Sebagai contoh bagi remaja dan pemuda sebagai generasi penerus bangsa, mari kita renungkan
firman Allah swt dalam al-Qur’an surat al-Kahfi ayat : 13
Artinya : “Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita Ini dengan benar. Sesungguhnya
mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan kami tambah pula
untuk mereka petunjuk.”