Anda di halaman 1dari 47

GAMBARAN UMUM TEORI

MUSABAQAH SYARHIL QUR’AN [MSyQ]


A. Secara Umum Tentang Teks.

1. Bagian Muqaddimah.
a. Kefasihan Bacaan Salam
b. Kefasihan Bacaan Muqaddimah ;
1) Hamdalah
2) Shalawat dan Salam Terhadap Nabi
c. Kebenaran Bacaan Muqaddimah
d. Mensifati Hamdalah Atau Menyebut Dalil al-Qur’an dan al-Hadits
e. Mensifati Hamdalah Dengan Topik yang Ada
f. Ungkapan Sapaan Kepada Audiens (Jama’ah)
g. Mengemukakan Latar Belakang / Pengantar Pembahasan

2. Bagian Isi.
a. Menjelaskan Konsep Utama Dalam Ayat
b. Relevansi Ayat Dengan Isi
c. Mengemukakan Maksud Ayat Secara Global
d. Kefasihan Dalam Membaca Istilah Yang Berbahasa Asing
e. Menyebutkan Rujukan Bacaan
f. Memperkaya Analisis Dengan Dalil Al-Qur’an, Hadits, Peribahasa dan Sya’ir
g. Menuangkan Asbab An-Nuzul Ayat dan Asbab al-Wurud Hadits
h. Menunjukkan Isi Ayat Dengan Problem Kekinian Yang Dihadapi Jama’ah
i. Memberikan Contoh

3. Sistematika Penggunaan Bahasa.


a. Pendekatan Deduktif ( Umum Ke Khusus )
b. Pendekatan Induktif ( Khusus Ke Umum )
c. Bergantian Deduktif dan Induktif
d. Penggunaan Bahasa Yang Baik, Benar, dan Etis

B. Secar Umum Tentang Intonasi, Aksentuasi, Gaya dan Mimik.

1. Intonasi dan Aksentuasi.


a. Menanjak
b. Menurun
c. Bergantian Menanjak Dan Menurun
d. Datar
e. Kesesuaian Volume Suara Dengan Maksud Isi Khutbah
f. Daya Tarik Persuasif (bersifat membujuk secara halus agar menjadi yakin)

2. Gaya dan Mimik ;


a. Kesatuan Yang Utuh (Integritas) Antara Laga Dalam Penampilan Yang Memancarkan
Kewibawaan Dan Kejujuran
b. Model Tampilan Pakaian Yang Dikenakan
c. Keserasian Tampilan Gerak Bahasa Tubuh Dengan Maksud Isi Paparan Khutbah
d. Ekspresi Kejiwaan
e. Daya Tarik Persuasif (bersifat membujuk secara halus agar menjadi yakin)

C. Evaluasi Khutbah Dalam Latihan.


1. Bertanya Dengan Orang yang Mendengarkan
2. Rekaman Suara

KEWAJIBAN MANUSIA MEMELIHARA DAN


MEMAKMURKAN ALAM
Hadirin Rahimakumullah,
Multatuli mengibaratkan bumi Indonesia laksana jamrud yang berada di dataran khatulistiwa.
Qurasish Shihab juga mengibaratkan tanah Indonesia laksana sekeping tanah sorga yang di
hamaparkan di persada nusantara. Dua ungkapan tersebut menggambarkan bertapa indah dan
hebatnya sumber daya alam yang kita miliki. Kita Negara kaya, sumberdaya kita potensisal,
tanah kita pun subur, Namun kenyataannya masih banya rakyat yang berada dibawah garis
kemiskinan, bayi-bayi kekurangan gizi, pelajar putus sekolah, bahkan rakyat mati menderita
kelaparan. Mengapa hal ini terjadi? Ini disebabkan Sumber daya alam yang kita miliki belum
dimanfaatkan oleh bangsa kita sendiri, melainkan dieksploitasi dikikis habis oleh bangsa-bangsa
lain sebagai aksi penjajahan gaya baru.
Bahkan akhir-akhir ini akibat kecongkakan tangan-tangan manusia itu sendiri yang dibungkus
sains dan teknologi telah mengikis habis keramahan alam sehingga yang nampak adalah krisis
lingkungan, polusi, malapetaka atomik, menipisnya lapisan ozon di atmospir, hingga ancaman
terjadinya hujan api dibeberapa belahan dunia. Fenomena tersebut menandakan ketidak
harmonisan hubungan manusia dengan alam raya, akibatnya dirasakan oleh manusia sendiri.
Sebab “if the habitat was cared will give function but if not it would make destroy”. Jika alam
lingkungan dipelihara akan berdaya guna tapi jika dibiarkan akan menimbulkan bencana.
Demikianlah ungkapan Edwar Buckle dalam History Of Civilization in England.
Melihat betapa pentingnya memelihara lingkungan tersebut, maka pada kesempatan ini kita akan
membicarakan tentang, “Kewajiban Manusia Memelihara dan Memakmurkan Alam”, dengan
rujukan firman Allah, surat al-Hijr ayat 19-20 :
‫}َو َج َع ْلَنا‬19{ ‫َو اَأْلْر َض َم َد ْدَناَها َو َأْلَقْيَنا ِفيَها َر َو اِس َي َو َأْنَبْتَنا ِفيَها ِم ْن ُك ِّل َش ْي ٍء َم ْو ُز وٍن‬
}20{ ‫َلُك ْم ِفيَها َم َع اِيَش َو َم ْن َلْس ُتْم َلُه ِبَر اِزِقيَن‬
Artinya : “Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan
Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran.(19) Dan Kami telah menjadikan
untukmu di bumi keperluan-keperluan hidup, dan (Kami menciptakan pula) makhluk-makhluk
yang kamu sekali-kali bukan pemberi rezki kepadanya.(20)”

Hadirin Rahimakumullah,
Prof. Dr. Muhammad Qurish Shihab dalam Tafsir al-Misbah menyebutkan, bahwa kalimat ‫َو َأْنَبْتَنا‬
‫“ ِفيَها ِم ْن ُك ِّل َش ْي ٍء َم ْو ُز وٍن‬dan kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran”, dipahami
oleh sementara ulama dalam arti bahwa Allah swt menumbuh-kembangkan di bumi ini aneka
ragam tanaman untuk kelangsungan hidup dan menetapkan bagi setiap tanaman itu masa
pertumbuhan dan penuaian tertentu, sesuai dengan kuantitas dan kebutuhan makhluk hidup.
Demikian juga Allah swt menentukan bentuknya sesuai dengan penciptaan dan habitat alamnya.
Dalam tafsir al-Muntakhab, ayat ini dinilai sebagai menegaskan suatu temuan ilmiah yang
diperoleh melalui pengamatan di laboratorium, yaitu setiap kelompok tanaman masing-masing
memiliki kesamaan dilihat dari sisi luarnya, demikian juga sisi dalamnya. Bagian-bagian
tanaman dan sel-sel yang digunakannya untuk pertumbuhan memiliki kesamaan-kesamaan yang
praktis tak berbeda. Meskipun antara satu jenis dengan yang lainnya dapat dibedakan, tetapi
semuanya dapat di klasifikasikan dalam satu kelompok yang sama.
Hadirin, alangkah bahagia dan indahnya alam ini jika setiap individu memiliki semangat dalam
memelihara dan melestarikan alam raya yang kita huni ini, sehingga dapat menghasilkan manfaat
bagi semua manusia yang ada. Para ilmuan menyebut abad ke-21 sebagai theage of anxietyor
restlenses, abad yang penuh dengan kegelisahan, kecemasan, perang antar suku dan bangsa
menjadi-jadi, resesi ekonomi melanda seluruh lapisan warga, ledakan penduduk semakin tak
terkendali bahkan pencemaran lingkungan menjadi ancaman kehidupan.
Kondisi tersebut hadirin, jelas telah menimbulkan beban psikologis bagi kehidupan masyarakat,
akibatnya masyarakat menjadi serba salah, hati menjadi resah dan gelisah, jiwa terasa hampa dan
merana, semangat hidup tiada dan enggan berkaryabahkan yang paling parah munculnya
berbagai penyakit psikomotis, penyakit kejiwaan yang dapat mematikan seluruh umat manusia
secara perlahan dan mengerikan, kalaupun bertahan namun hidup tidak lagi merasakan
ketenangan.
Hadirin, lalu apakah tugas manusia di muka bumi ini? tidak lain adalah untuk memakmurkan
bumi, mensejahterakan umat manusia sendiri lebih-lebih lingkungan-nya sebagai tempat tinggal
dan menetap. Sebagaimana terurai di dalam al-Qur’an surat Huud ayat 61 :
‫ِم ْن ِإَلٍه َغ ْيُر ُه ُهَو َأْنَش َأُك ْم ِم َن‬ ‫َو ِإَلى َثُم وَد َأَخ اُهْم َص اِلًحا َقاَل َياَقْو ِم اْع ُبُد وا َهللا َم ا َلُك ْم‬
}16{ ‫َر ِّبي َقِريٌب ُم ِج يٌب‬ ‫اَأْلْر ِض َو اْسَتْع َم َر ُك ْم ِفيَها َفاْسَتْغ ِفُروُه ُثَّم ُتوُبوا ِإَلْيِه ِإَّن‬
Artinya : “Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: Hai
kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah
menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah
ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-
Nya) lagi memperkenankan (do`a hamba-Nya).”

Ma’asyiral muslimin Rakhimakumullah,


Demikianlah firman Allah yang yang menginformasikan kepada kita bahwa manusia diciptakan
dari tanah dan ditugasi untuk memakmurkan tanah atau bumi. Karena itu dalam bidang ilmu
pengetahuan alam kita mengenal istilah alam biotiks (alam raya) dan alam abiotis (berupa moral
manusia). Kerusakan alam biotiks biasanya berwal dari kerusakan alam abiotis yakni moral
manusia. Sebagai contoh : berdasarkan penelitian Wahana Lingkungan Hidup di DKI Jakarta
tercatat memiliki 2.118 Sumur Bor dengan kedalaman tidak kurang dari 40 M, sehingga jika
terjadi penambahan sumur lagi pada tahun 2010 nanti, Wilayah DKI Jakarta bisa mencapai
daratan 0,0 M, dari permukaan laut alias rata menjadi laut.
Ancaman kerusakan tersebut hadirin sebuah bukti yang harus kita renungkan, kita fikirkan, kita
cermati untuk kita antisifasi agar saat ini maupun kelak tidak lagi terjadi kerusakan alam. Lalu
bagaimanakah tanggung jawab dan usaha kita sebagai warga negara dalam memelihara alam
lingkungan ini? Sebagai jawabannya, Pertama : Kita harus mendukung dan membantu program
pemerintah dengan jalan melakukan reboisasi tanah-tanah gundul, pembuatan terasering untuk
mencegah longsor, penanggulangan limbah dan sampah bersama-sama dan menghentikan
pemburuan satwa serta penebangan hutan secara liar. Kedua : Kita syukuri alam sebagai nikmat
Allah swt dengan cara memeliharanya agar kita dikasihi oleh Allah swt. Rasulullah saw bersabda
:
‫إرحموا من فى األرض يرحمكم من فى السماء‬
“Sayangilah oleh kamu sekalian segala apa yang ada di muka bumi ini niscaya yang di atas
(Allah) akan menyayangimu.”
Apabila sikap ini kita aplikasikan maka Allah swt menjamin kemakmuran alam raya yang kita
miliki sehingga kita jauh dari petaka, terhindar dari bencana tapi dekat dengan nikmat dan
barakat dari Allah swt yang Maha Qudrat.
Hadirin, perlu diketahui bahwa orang pintar tapi salah, tidak shaleh, tidak mungkin
memakkmurkan alam, orang hebat namun bergelimang maksiat mustahil peduli mengelola alam
raya, malah yang timbul adalah watak-watak perusak, pohon-pohon ditebangi, gunung-gunung di
gunduli, dan satwa-satwa diburu. Padahal akibatnya, manusia sendiri yang menanggungnya, kita
tengok beberapa kejadian baru-baru ini, terjadi banjir di jakarta, lonesor, gempa bumi di
Yogyakarta dan gunung-gunung meletus di beberapa daerah Negara kita ini.
Belum cukup dengan semua itu kitapun dikejutkan dengan munculnya angin topan, gelombang
pasang naik kedaratan, jebolnya tanggul di Situ Gintung Tanggerang yang menghabiskan ratusan
nyawa manusia dan lain sebagainya. Mengapa demikian? Ebid G Ade melantunkan :
Barangkali di sana ada jawabnya
Mengapa di tanahku terjadi bencana
Mungkin Tuhan mulai bosan
Melihat tingkah kita, yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa
Atau alam mulai enggan, bersahabat dengan kita
Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang
Dengan demikian, dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa alam akan berdaya guna jika
dipelihara, namun akan menimbulkan petaka jika dirusak. Bentuk perusakan alam adalah dengan
memperbanyak maksiat dalam hidup dan penghidupan manusia. Oleh karena itu, dalam rangka
mengelola alam ini kita hindari diri kita masing-masing dari perbuatan-perbuatan maksiat, baik
terhadap diri sendiri, terhadapa alam raya , terlebih kepada Allah swt.
Semoga Allah memberikan kekuatau kepada kita dalam mengemban amanah sebagai khalifah di
muka bumi ini terutama dalam mengelola alam, semoga Allah memberikan keberkahan kepada
bangsa ini, amin ya rabbal ‘alamin.
‫وهللا المستعان إلى احسن الحال‬
‫والسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

KEPEMIMPINAN RASULULLAH DALAM MEMBANGUN


MASYARAKAT MADANI

Abu A’la al maududi dalam bukunya the prophet of islam ,mengatakan he is the only one
example,rasul merupakan contoh yang paling lengkap,dalam dirinya terdapat kebesaran dan
kemuliaan sifat manusia.Kebesaran sifat rasul serta keberhasilan beliau dalam memimpin negara
telah tercatat dengan indah dan rapi dalam sejarah peradaban manusia,sehingga wajar,kehebatan
beliau di abadikan oleh Michael heart dalam bukunya ‘’the one hundred ranking of the most
influenting person in history.’’

Kebesaran sifat rasul sebagai seorang pemimpin yang selalu mengutamakan kepentingan rakyat
dan mengutamakan akhlaqul karimah pada akhirnya mampu merobah masyarakat biadab
menjadi beradab,yang dulunya berseteru menjadi satu,yang dulunya menyembah berhala kini
kembali menyembah allah ta’ala.

oleh karena itu untuk mengikuti jejak rasul,maka pada kesempatan kali ini kamiakan membahas
syarahan dengan judul ‘’KEPEMIMPINAN RASULULLAH DALAM MEMBANGUN
MASYARAKAT MADANI’’dengan landasan surah al ahzab ayat 21 yang berbunyi:

hadirin,ayat tadi di awali dengan kalimat, secara sementik adalah

sedangkan dalam ilmu balaghah ayat tadi termasuk

maksudnya ayat tersebut menginformasikan sekaligus menegaskan kepada kita ,sungguh pada
diri rasulullah itu terdapat uswatun hasanah’’bagi kita
rasul merupakan figur yang luhur ,contoh yang tinggi yang harus di ikuti dengan sepenuh
hati,baik perkataan maupun perbuatannya.Demikian penegasan imam ali ash shobuni dalam
shofwatut tafasir’’.rasul is the walking quran,akhlak rasul ibarat alquran yang berjalan,semakna
dengan ayat tadi aisyah ra berkata:

lantas bagaimana akhlak bangsa kita terutama para pemimpin kita saat ini ? jawaban nya adalah
alhmdulillah,masih ada pemimpin yang patut di teladani,masih ada para pejabat yang bisa
mengayomi,masih ada aparat yang peduli,semua itu patut di syukuri walaupun jumlahnya sangat
sedikit sekali,karena masih banyak pejabat yang bejatmasih banyak politisi yang korupsi,masih
banyak aparat yang tidak amanat dan begelimang maksiat.kita sekarang mengalami krisis
moneter yang emembuat kita keteter,di tambah pemuda pemuda yang teller dan pemimpin yang
killer.bagaimana mungkin reformasi teraplikasi sementara para pemimpin kita mengalami
dekadendsi,reformasi yang kita cita citakan ,malah destruksi yang jadi kenyataan ,kesejahtraaan
yang kita dambakan malah kesengsaraan yang kita rasakan.
Hadirin rohimakumullah,
Apa yang harus dilakukan para pemimpin kita agar bangsa Indonesia bias Berjaya ?
Sebagai jawaban nya marilah kita renungkan firman allah pada surah ali imron ayat 159 yang
berbunyi:

Hadirin rahimakumullah.
Prof.Dr.Qurais shihab dalam tafsir al misbahnya menjelaskan:ayat tadi mengandung 3 cara rasul
dalam berdakwah,yang berisis pesan moral bagi seorang pemimpin bangsa kita.yaitu
Pertama: rasul bersikap lemah lembut baik kepada kawan maupun lawan.
Kedua: rasul senantiasa bersikap lapang dada ,mudah memaafkan dan memberikan ampunan
setiap kesalahan
Ketiga: rasul senantiasa mentradisikan kehidupan bermusyawarah dalam mengambil keputusan

Itulah hadirin,cara dan strategi rasul dalam berdakwah,yang selalu berhasil memimpin bangsa
dengan berandaskan akhlakul karimah ,moral,dan etika.untuk itu ada 4 solusi yang membawa
bangsa kita bangkit dari keterpurukan serta krisis berkepanjangan akibat moral akhlak bangsa
yang semakin mengkhawatirkan.ke empat solusi tersebut adalah
Pertama:pemimpin sebagai figur sentral harus bermoral,berakhlak mulia,dan beretika adalah
durjana yang harus minggir dari persada Indonesia.untuk menanamkan akhlak ,moral dan
etika,mari kita mulai sejak dini,dan mulai pada diri kita sendiri ,hal ini sejalan dengan pesan
lukmanul hakim tepatnya pada surah lukman ayat 17 yang mengambil kesimpulan ada 4
spesipikasi pesan lukman yang mengandung induknya ibadah dan pondasinya berupa akhlakul
karimah ,yaitu

Dirikanlah sholat,suruhlah orang berbuat kebaikan,mencegah kemungkaran,dan bersabar atas


segala yang menimpa.
Kedua:kita sebagai warga Negara harus ikut berpartisipasi dan antisipasi sebagai wujud apresiasi
yang sesuai dengan tuntunan dan tuntutan alquran.
Jangan hanya pandai mengkritisi tapi berikanlah solusi.jagalah sarana dan prasarana
Negara,jangan berbuat durjana,karena allah akan murka,dan kita akan mendapatkan bala dan
bencana

Ketiga :kita tingkatkan sumber daya manusia dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan
dan tekhnologi dan kematangan iman dan taqwa yang bermuara pada akhlak yang
mulia.sebagaimana sauqi bekh berkata dalam syairnya

Bangsa bangsa akan jaya ,akan maju jika di topang akhlak mulia,tapi bangsa akan hancur
tersungkur ,rusak binasa,jika tidak di topang akhlak mulia
Ke empat :Tingkatkanlah harmonisasi ulama dan umaro,hubungan keduanya harus,harus
dekat,agar hidup dapat nikmat dalam Negara yang berdaulat dan penuh berkat.
Jika keempat langkah solutif ini terealisir,maka bangsa kita akan jaya,terhindar dari
malapetaka,dan senantiasa mendapatkan ridho allah swt
Sesuai dengan janji allah dalam surah almaidah ayat 9 yang berbunyi:

Dengan demikian dapat disimpulkan,agar Indonesia jaya,pemimpin harus bercermin dan


mengambil cara dan strategi rasul dalam berdakwah,yaitu selalu mengutamakan kepentingan
rakyat dan mengutamakan akhlakul karimah dalam memimpin,dengan demikian Negara kita
akan makmur dengan pemimpin yang jujur dan berbudi luhur,sehingga rahmat allah pun
terulur.sebagai penutup kami selipkan pantun sebagai kenangan dan penuntun.
Anak perawan pergi ke nunukan
Beli ikan ,lampu dan belewa untuk bekalnya
Dengan MSYQ mari kita tingkatkan
Iman ,ilmu dan taqwa pada allah ta’ala
BAHAYA NARKOBA BAGI REMAJA
Alhamdulillah, tiada kata yang paling indah kecuali syukur kita kepada Allah, yang maha
pengasih yang kasih nya tidak pernah pilih kasih. Yang maha penyayang yang kasih sayangnya
tidak pernah terbilang kepada hamba-hambanya yang beriman.
Shalawat serta salam semoga senantiasa selalu tercurah kepada baginda nabi
Muhammad SAW dengan ucapan Allahummashalliaalamuhammad waalaalisayyidina
Muhammad.
Dewan Hakim Yang Bijaksana, Hadirin Walhadirat Yang Di Muliakan Allah
Pernah Berkata Ir.. Soekarno seorang proklamator bangsa dalam pidatonya “berikan
kepadaku 1000 orang tua, aku akan sanggup memindahkan kutub utara dan keselatan, akan tetapi
berikan kepada 10 pemuda aku akan sanggup mengubah wajah bangsa, hadirin begitulah
ungkapan seorang proklamator yang memikirkan nasib bangsanya di masa yang akan datang
entah 20, 30 bahkan 40 thn yg akan datang pemuda hari ini jawabannya.
Al-Muhaddits Syaikh Muqbil bin Hadi didalam kitab Shohih Asbab an-Nuzul berkata, Ibnu
Abbas menjelaskan, bahwa pengharaman khamar berawal dari dua kabilah dari kabilah Anshor,
mereka meminumnya hingga apabila mereka telah mabuk, maka mereka akan saling
menggangu,menghina satu sama lainnya. Dengan Demikianlah, pertama kali Allah menjelaskan
pengharaman khamar kepada kita semua sebagai hambanya. Untuk mengantisipasi
penyalahgunaan barang haram tersebut, maka “Bahaya Narkoba Bagi Remaja” adalah tema yang
akan kami uraikan pada kesempatan ini. Dengan rujukan al-Qur`an surat al-maidah ayat 90
sebgai berikut:

Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk)
berhala, mengundi nasib dengan panah [434], adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka
jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.
Hadirin Sebangsa Dan setanah air
Ayat tersebut mengisyaratkan haramnya khamar. Kita kaji lebih dalam,kalimat‫ِاّنما‬dari segi
balaghoh merupakan ‫اداة القصر‬yang berfunggsi untuk menspesifikasikan. Hal ini menunjukan
bahwa mengkonsumsi khamar betul-betul merupakan perbuatan yang paling jelek diantara
perbuatan syetan.
Padahal kita tahu, semua perbuatan syaitan itu jelek, mengkonsumi khamar lebih jelek
diantara perbuatan jeleknya syaitan, mengapa demikian ?karna khamar baik dalam bentuk
serbuk, pil, maupun minuman merupakan psychotropic substance, mengandung zat-zat yang
dapat merusak jiwa dan mental manusia yang mengkonsumsinya. Dengan mengkonsumsi
khamar orang yang gemuk bisa jadi kurus kerempeng, apalagi yang sudah ceking. Dengan
mengkonsumsi khamar, akal dan mental menjadi rusak maka pemuda pecandu narkoba bukan
memiliki mental pelopor, tetapi memiliki mental mental pengekor, kemana-mana maunya naik
motor, padahal kerja cuma molor, disiplin hanya waktu dibagi honor. Mental ini hadirin
merupakan amal-amal syaitan yang jelek bahkan ‫رجس من عمل الشيطان‬lebih buruk dari perbuatan
syaitan. Oleh karna itu ayat tersebut mengisyaratkan kepada kita untuk dapat menjauhi perbuatan
syaitan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Lalu bagaimana kalau mengkonsumsi nya dalam
jumlah yang sedikit yang tidak membuat mabuk ??jawabannya adalah terdapat dalam hadits :
‫كل مسكرخمروكل مسكرحرام‬
Artinya : Setiap zat yang memabukkan itu kmar dan setiap zat yang memabukkan itu haram.(HR.
Abdullah Ibnu Umar)
Hadirin Rahimakumullah
Penyalahgunaan narkoba sebenarnya bukan masalah baru lagi, namun akibatnya, harus
tetap kita waspadai. Bahkan pada masa Rosulullah SAW sebagaimana diriwayatkan oleh Imam
Ahmad yang bersumber dari Abu Hurairah. Bahwa ketika Rosulullah SAW pergi ke Madinah, di
dapatnya kaumnya suka minum arak dan makan hasil judi, kemudian mereka bertanya kepada
Rosulullah tentang hal itu, untuk memberikan jawaban atas pertanyaan itu, maka turunlah Surat
Al-Baqarah ayat 219. Allah berfirman

Artinya:mereka bertanya kepada-mu (Muhammad) tentang khomr dan judi. Katakanlah. “pada
keduanya terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia. Tetapi dosanya lebih besar
dari pada manfaatnya” dan mereka bertanya kepadamu (tentang)apa yang (harus) mereka
infakkan. Katakanlah, “kelebihan (dari apa yang diperlukan)”. Demikianlah Allah menerangkan
ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu berfikir ”\

Jama’ah Syarhil Qur’an Rohimakumullah


Ayat 219 Surat Al-Baqarah ini, menunjukkan bukti yang otentik bahwa sejak dulu hingga
sekarang, minum-minuman keras, judi, dan penyalahgunaan narkoba kegemaran dan kebanggaan
yang senantiasa menegakkan umat. Ketiganya nampak seperti bermanfaat, namun hakekatnya,
aslinya sangat berbahaya dan terlaknat, karena tidak hanya mengandung unsur yang
memabukkan, tetapi membuat pecandunya ketagihan kemudian lumpuh serta mati akal pikiran
dan jiwanya. Sedangkan mabuk karena judi, membuat selalu penasaran, yang kemudian stress
dan gila jiwanya. Lalu menjangkitlah penyakit “hubbuddunya wa karohhiyatul maut”. Cinta
dunia dan takut dengan mati oleh karena itu Allah mengharamkannya.
Pendeknya, bentuk apapun narkoba itu, merupakan kumpulan dan gabungan racun dan
bius pembunuh serta pembantai akal pikiran dan jiwa seluruh jenjang generasi, sejak generasi
yang gagah berotot, sampai ke generasi kakek nenek yang sudah bongkok. Begitulah ganasnya
narkoba itu sebagai penyakit masyarakat yang maha bahaya. Oleh karena itu, dalam rangka
menanggulangi bahaya, maka harus memutuskan rantai peredaran penyalahgunaan narkoba.
Mampu menegakkan hukum bagi para pengguna, pengedar, dan prosedur dengan se adil-adilnya
tidak pandang bulu. Tak peduli dia rakyat atau pejabat, tak peduli mereka kuli atau polisi,
berpangkat tinggi, pengamen atau bahkan presiden.
Hadirin rahimakumullah.
Pernah diungkapkan oleh salah satu lembaga bonafid Amerika”The National Institute
of Drugs Abuse, melaporkan bahwa masyarakat Amerika merupakan draugs orientied society.
Suatu masyarakat yang berorientsi pada narkotika, alcohol, psikotropika dan zat aditif yang
dinamakan Napza sehingga satu dari enam pelajar Amerika tenggelam kedalam penyalah gunaan
Napza. Fenomena tersebut kini telah menjadi epidemic bagi masyarakat Indonesia terutama bagi
kalangan remaja dan pemuda, Prof.Dr.H.Dadang Hawari mengatakan, 68% masyarakat
Indonesia terjerumus kedalam penyalah gunaan Napza tidak sedikit anak-anak pemuda kita
terjerumus kedalam mabuk mabukkan, tenggak wishky, brendy, KTI, bird an lain sebagainya
Tidak sedikit anak-anak muda kita terjerumus kepada budaya telan bk, nivam, megadon, cimeng,
heroin, kokain, x tasi, sabu-sabu.
Bahkan tidak sedikit anak-anak muda kita yang mati diujung lidahnya hanya dua kata yang
terucap : ganja, morfin, ganja, morfin. Merintih, memohan, memanggil ganja dan morfin sampai
dia mati,tanpa iman. Naudzubillah hi min dzalik.
Lalu hadirin bagaimana generasi muda kalau sudah terjerumus dengan narkoba mau
dibawa kemana bangsa kita saat ini? Padahal di negri tercinta ini sejak tahun 1908 masa
Kebangkitan Nasional sampai menjelang detik-detik proklamasi dikumandangkan para pemuda
pendahulu kita, mereka berjuang menjadi The Grand Old Man istilah bung karno, menjadi Stoot
Geber, bahkan The Founding Father. Pendiri peggerak yang mampu merebut kemerdekaan,
jika tanpa pemuda mustahil Republik ini merdeka. Demikian pengakuan Bung Karno yang
diabadikan dalam sejarah bangsa
Sejarah tersebut mengajarkan kepada kita, saya, saudara-saudara generasi muda saat ini
dan generasi generasi yang akan datang agar memiliki semangat juang yang tinggi serta
tanggung jawab yang penuh terhadap kelangsungan Nusa Bangsa dan Agama yang kita anut.
Sebab ‫شّبان اليوم رجال الغد‬the young to day is leader tomorrow, pemuda hari ini adalah jago-
jagonya pemimpin dimasa yang akan datang.

Hadirin sebangsa dan setanah air.


Dengan demikian mari kita bersama-sama menjaga keutuhan bangsa dengan cara
meningkatkan ukhuwah basyariyah, ukhwah wathoniyah dan ukhuwah Islamiyah untuk
mengantisipasi keharaman Napza, Miras dan Judi, Insya Allah negra kita menjadi Negara yang
baldatun Toyyibatun warabbun Gofur mari kita hadirin semuanya bersama-sama bekerja sama
baik aparatur pemerintah, masyarakat pemuda dan kiat sebagai pelajar untuk memberantas
narkoba di bumi Indonesia tercinta ini khususnya di Banten yang berlandasan Iman dan Taqwa,
demikianlah yang dapat kami sampaikan Trimakasih atas segala perhatianya, mohon maaf atas
segala kekurangan.
Akhir kalam. Billahitaufik walhidayah warridho walinayah.
Wassalamualaikum.wr.wb
REMAJA DAN PEMUDA SEBAGAI GENERASI
PENERUS BANGSA
Hadirin Rakhimakumullah….
Masa muda merupakan masa yang penuh dengan harapan, penuh dengan cita-cita dan penuh
dengan romantika kehidupan yang sangat indah. Keindahan masa muda dihiasi dengan bentuk
fisik yang masih kuat, berjalan masih cepat, pendengaran masih akurat, pikiran masih cermat,
kulit wajah indah mengkilat, walaupun banyak jarawat, tetapi tidak gawat karena masih banyak
obat ditoko-toko terdekat, oleh karena itu pantas bila para pemuda dan para remaja merupakan
salah satu penentu meju dan mundurnya suatu Negara. Sebab terbukti sejak dahulu kala hingga
saat ini dan sampai yang akan datang sesuai dengan fitrohnya pemuda dan remaja merupakan
tulang punggung suatu Negara, penerus estafet perjuangan terhadap bangsanya. Sebagaimana
syekh Mustofa al-Ghalayaini seorang pujangga Mesir berkata :
‫أن فى يد الشبان أمر األمة وفى أقدامها حيتها‬
“Sesungguihnya pada tangan-tangan pemudalah urusan umat dan pada kaki-kaki merekalah
terdapat kehidupan umat”
Mengingat betapa pentingnya remaja dan pemuda sebagai generasi penerus bangsa, maka pada
kesempatan yang baik ini kita akan membicarakan remaja dan pemuda sebagai generasi penerus
bangsa, dengan landasan al-Qur’an surat an-Nisa ayat : 9

Artinya : “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan
dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)
mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka
mengucapkan perkataan yang benar”
Hadirin Ma’asyiral Muslimin Rakhimakumullah…..
Prof. Dr. BJ. Habibi mengatakan setidaknya ada lima kelamahan yang harus kita hindari, yakni
lemah harta, lemah fisik, lemah ilmu, lemah semangat hidup, dan yang sangat ditakutkan adalah
lemah akhlak. Hadirin jika lima kelemahan ini melekat pada generasi-generasi remaja dan
pemuda kita, saya yakin mereka bukan sebagai pelopor pembangunan melainkan sebagai firus
pembangunan, penghambat pembangunan, bahkan penghancur pembangunan. Padahal hadirin
dinegeri tercinta ini sejarah telah membuktikan sejak tahun 1908 masa kebangkitan nasional
sampai menjelang detik-detik proklamasi dikumandangkan berbagai organisasi kepemudaan,
seperti persatuan pelajar stofia, Trikoro Dharmo, Jong Islamanten Bond bahkan kita mengenal
Budi Utomo tokoh pemuda kharismatik, mereka semua menjadi The Grand Old Man istilah bung
Karno menjadi Stood Geeber bahkan menjadi The Founding Father pendiri, penggerak yang
mampu merebut kemerdekaan. Jika tanpa pemuda mustahil Indonesia ini merdeka. Demikian
ungkapan kekaguman Bung Karno terhadap generasi muda kita yang diabadikan oleh sejarah
perjuangan bangsa.
Sejarah tersebut mengajarkan kepada kita semua selaku remaja dan pemuda saat ini dan yang
akan datang agar memiliki semangat juang yang tinggi serta tanggung jawab yang penug
terhadap kelangsungan Nusa Bangsa dan Agama yang kita anut saat ini, sebab ‫سبان اليوم رجال الغد‬
The Young today is The leader tomorrow pemuda hari ini adalah jago-jagonya pemimpin yang
akan datang.Dengan demikian hadirin, islam tidak mengenal istilah pemuda pengangguran,
pemuda mejeng, pemuda nangkring, tapi yang diinginkan oleh islam adalah pemuda-pemuda
yang agresif, inopatif, progresif, dan produktif. Dengan demikian, dapat kita fahami apabila kita
giat berkerja, rajin berusaha, dan gemar beramal artinya menuju masa depan yang cerah
menjanjikan. Namun jika remaja dan pemuda malas berkerja, enggan berusaha, dan tidak mau
beramal artinya menuju masa depan yang suram dan mengenaskan. Sebab :
‫الكسل ال يطعم العسل‬
“Insan yang pemalas tidak akan merasakan manisnya madu” melainkan akan tenggelam dalam
pahitnya empedu.No again without a paint tiada kebahagiaan tanpa lemah derita, tiada
perjuangan tanpa pengorbanan.
Sebagai contoh bagi remaja dan pemuda sebagai generasi penerus bangsa, mari kita renungkan
firman Allah swt dalam al-Qur’an surat al-Kahfi ayat : 13
Artinya : “Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita Ini dengan benar. Sesungguhnya
mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan kami tambah pula
untuk mereka petunjuk.”
Hadirin Rakhimakumullah
Dengan demikian, ayat tersebut merupakan khabariyyah ilahiyyah, suatu berita dari Allah swt.
Isi beritanya adalah kisah tentang pemuda Ashabul Kahfi. Ashabul kahfi dapat kita jadikan
uswah, terutama bagi remaja dan pemuda selaku generasi penerus bangsa. Ashabul kahfi
merupakan symbol personifikasi pemuda-pemuda beriman dan teguh pendirian, kuat
mempertahankan iman, pemuda-pemuda gagah yang pandai pempertahankan akidah dan
pemuda-pemuda idaman pintar membela keyakinan. Jika sikap ini yang diaflikasikan oleh para
remaja dan pemuda kita maka Allah akan menjamin keberkahan bagi bangsa kita tercinta ini.
Sebagaimana Dr. Muhammad Sulaiman al-Asqori dalam zubdat at-Tafsir min Fathil Qadir
menjelaskan ‫ إعملوا ماشئتم‬berkerjalah sesuai dengan skil masing-masing. Setidaknya ada lima olah
yang harus kita kerjakan yakni olah rasa agar iman melekat, olah rasio agar ilmu meningkat, oleh
raga agar badan sehat, oleh usaha agar ekonomi kuat, dan oleh kinerja agar produktifitas
meningkat. Hadirin jikalau lima potensi ini sudah melakat pada remaja dan pemuda sebagai
generasi bangsa maka generasi penerus bangsa dapat melanjutkan estafet perjuangan yang
meraih prestasi gemilang pada masa yang akan datang. Amin ya rabbal alamin…
BAHAYA NARKOBA, MIRAS DAN JUDI
Pernah Berkata Ir.. Soekarno seorang proklamator bangsa dalam pidatonya “berikan
kepadaku 1000 orang tua, aku akan sanggup memindahkan kutub utara dan keselatan, akan tetapi
berikan kepada 10 pemuda aku akan sanggup mengubah wajah bangsa, hadirin begitulah
ungkapan seorang proklamator yang memikirkan nasib bangsanya di masa yang akan datang
entah 20, 30 bahkan 40 thn yg akan datang pemuda hari ini jawabannya.
Al-Muhaddits Syaikh Muqbil bin Hadi didalam kitab Shohih Asbab an-Nuzul berkata, Ibnu
Abbas menjelaskan, bahwa pengharaman khamar berawal dari dua kabilah dari kabilah Anshor,
mereka meminumnya hingga apabila mereka telah mabuk, maka mereka akan saling
menggangu,menghina satu sama lainnya. Dengan Demikianlah, pertama kali Allah menjelaskan
pengharaman khamar kepada kita semua sebagai hambanya. Untuk mengantisipasi
penyalahgunaan barang haram tersebut, maka “Bahaya Narkoba Bagi Remaja” adalah tema yang
akan kami uraikan pada kesempatan ini. Dengan rujukan al-Qur`an surat al-maidah ayat 90
sebgai berikut:
Hadirin Sebangsa Dan setanah air
Ayat tersebut mengisyaratkan haramnya khamar. Kita kaji lebih dalam,kalimat‫ِاّنما‬dari segi
balagoh merupakan ‫اداة القصر‬yang berfunggsi untuk menspesifikasikan. Hal ini menunjukan
bahwa mengkonsumsi khamar betul-betul merupakan perbuatan yang paling jelek diantara
perbuatan syetan. Padahal kita tahu, semua perbuatan syaitan itu jelek, mengkonsumi khamar
lebih jelek diantara perbuatan jeleknya syaitan, mengapa demikian ?karna khamar baik dalam
bentuk serbuk, pil, maupun minuman merupakan psychotropic substance, mengandung zat-zat
yang dapat merusak jiwa dan mental manusia yang mengkonsumsinya. Dengan mengkonsumsi
khamar orang yang gemuk bisa jadi kurus kerempeng, apalagi yang sudah ceking. Dengan
mengkonsumsi khamar, akal dan mental menjadi rusak maka pemuda pecandu narkoba bukan
memiliki mental pelopor, tetapi memiliki mental mental pengekor, kemana-mana maunya naik
motor, padahal kerja cuma molor, disiplin hanya waktu dibagi honor. Mental ini hadirin
merupakan amal-amal syaitan yang jelek bahkan ‫رجس من عمل الشيطان‬lebih buruk dari perbuatan
syaitan. Oleh karna itu ayat tersebut mengisyaratkan kepada kita untuk dapat menjauhi perbuatan
syaitan itu agar kamu mendapat keberuntungan.
Hadirin Rahimakumullah
Pernah diungkapkan oleh salah satu lembaga bonafid Amerika”The National Institute of
Drugs Abuse, melaporkan bahwa masyarakat Amerika merupakan draugs orientied society.
Suatu masyarakat yang berorientsi pada narkotika, alcohol, psikotropika dan zat aditif yang
dinamakan Napza sehingga satu dari enam pelajar Amerika tenggelam kedalam penyalah gunaan
Napza. Fenomena tersebut kini telah menjadi epidemic bagi masyarakat Indonesia terutama bagi
kalangan remaja dan pemuda, Prof.Dr.H.Dadang Hawari mengatakan, 68% masyarakat
Indonesia terjerumus kedalam penyalah gunaan Napza tidak sedikit anak-anak pemuda kita
terjerumus kedalam mabuk mabukkan, tenggak wishky, brendy, KTI, bird an lain sebagainya
Tidak sedikit anak-anak muda kita terjerumus kepada budaya telan bk, nivam, megadon, cimeng,
heroin, kokain, x tasi, sabu-sabu. Bahkan tidak sedikit anak-anak muda kita yang mati diujung
lidahnya hanya dua kata yang terucap : ganja, morfin, ganja, morfin. Merintih, memohan,
memanggil ganja dan morfin sampai dia mati,tanpa iman. Naudzubillah hi min dzalik.
Lalu hadirin bagaimana generasi muda kalau sudah terjerumus dengan narkoba mau dibawa
kemana bangsa kita saat ini? Padahal di negri tercinta ini sejak tahun 1908 masa Kebangkitan
Nasional sampai menjelang detik-detik proklamasi dikumandangkan para pemuda pendahulu
kita, mereka berjuang menjadi The Grand Old Man istilah bung karno, menjadi Stoot Geber,
bahkan The Founding Father. Pendiri peggerak yang mampu merebut kemerdekaan, jika tanpa
pemuda mustahil Republik ini merdeka. Demikian pengakuan Bung Karno yang diabadikan
dalam sejarah bangsa
Sejarah tersebut mengajarkan kepada kita, saya, saudara-saudara generasi muda saat ini
dan generasi generasi yang akan datang agar memiliki semangat juang yang tinggi serta
tanggung jawab yang penuh terhadap kelangsungan Nusa Bangsa dan Agama yang kita anut.
Sebab ‫شّبان اليوم رجال الغد‬the young to day is leader tomorrow, pemuda hari ini adalah jago-
jagonya pemimpin dimasa yang akan datang.
Hadirin sebangsa dan setanah air
Dengan demikian mari kita bersama-sama menjaga keutuhan bangsa dengan cara
meningkatkanukhuwah basyariyah, ukhwah wathoniyah dan ukhuwah Islamiyah untuk
mengantisipasi keharaman Napza, Miras dan Judi, Insya Allah negra kita menjadi Negara yang
baldatun Toyyibatun warabbun Gofur mari kita hadirin semuanya bersama-sama bekerja sama
baik aparatur pemerintah, masyarakat pemuda dan kiat sebagai pelajar untuk memberantas
narkoba di bumi Indonesia tercinta ini khususnya di Banten yang berlandasan Iman danb
Taqwa, demikianlah yang dapat kami sampaikan kurang lebihnya mohon maaf, sebelum kami
tutup dengarkanlah sebuah alunan pantun

‫والسال م عليكم ورحمة هللا وبرمكاته‬


AL-QUR’AN SUMBER ILMU PENGETAHUAN

‫الحمد هلل العزة الذى جئهم بكتاب فصلناه على علم هدى ورحمة لقوم يؤمنون أشهد أن‬
‫ال إله إال هللا وأشهد أن سيدنا محمدا عبده ورسوله أللهم فصلى وسلم على سيدنا محمد‬
}‫وعلى آله وصحبه أجمعين {أما بعد‬
WAHAI PENCINTA AL-QUR’AN YANG DIRAHMATI OLEH ALLAH SWT
Albert Einstein, seorang ilmuan terbesar abad ke-20 menyatakan, “Religion without science is
lame and science without relegion is blind”, agama tanpa ilmu adalah pincang dan ilmu tanpa
agama adalah buta. Kalimat ini menunjukkan bahwa, agama tidak hanya mendorong studi
ilmiah, tapi juga menjadikan riset ilmiah yang konklusif dan tepat guna, karena didukung oleh
kebenaran yang diungkapkan melalui agama. Alasannya adalah, karena agama merupakan
sumber tunggal yang menjadikan jawaban pasti dan akurat.
Selain daripada itu, kalimat ini juga menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan tanpa panduan
agama tidak dapat berjalan dengan benar, tetapi justru membuang banyak waktu dalam mencapai
hasil tertentu, atau lebih buruk lagi, seringkali tidak memperoleh bukti yang meyakinkan. Ketika
Nabi sampai di Madinah, ia membuat sebuah perdaban baru yang kemudian memunculkan
pengertian bahwa Islam adalah sistem kepercayaan yang sistemik, tidak hanya berdimensi
theological, ritual, dan mistical tetapi juga berdimensi moral dan intelektual.
Secara termonologi, Islam adalah agama yang disampaikan oleh Allah swt. kepada Nabi
Muhammad saw. melalui wasilah Malaikat Jibril as. agar disyiarkan kepada seluruh makhluk di
dunia ini, dan karena Islam merupakan ajaran yang ilmiah, maka Islam memilki panduan yang
sempurna yakni al-Qur’an. Said Nursi sebagai Renaissan of Islam menyatakan, “Islam is the
father of all the science and al-Qur’an is the book of science”, Islam adalah bapaknya seluruh
ilmu pengetahuan dan al-Qur’an adalah kitabnya ilmu pengetahuan. Oleh sebab itulah, melalui
penjelasan ini, maka pada kesempatan yang baik ini, kami akan membahas tentang “AL-
QUR’AN SEBAGAI SUMBER ILMU PENGETAHUAN” dengan rujukan al-Qur’an surat
Ibrahim ayat 1 :

‫الر ج ِكَتاٌب َأْنَز ْلَناُه ِإَلْيَك ِلُتْخ ِر َج الَّناَس ِم َن الُّظُلَم اِت ِإَلى الُّنوِر ِبِإْذ ِن َر ِّبِهْم ِإَلى‬
)1( ‫ِص َر اِط اْلَع ِزيِز اْلَح ِم يِد‬
Artinya : “Alif laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu
mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan
mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.” (QS. Ibrahim)

HADIRIN RAHIMAKUMULLAH

Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab, di dalam Tafsir al-Mishbah menjelaskan, bahwa
penjelasan tentang pentingnya al-Qur’an, disebutkan oleh Allah swt. dengan menggunakan
bentuk jamak untuk kata (‫ )الظلمات‬yang berarti aneka gelap, sedang (‫ )النور‬dengan berbetuk
tunggal. Hal ini untuk mengisyaratkan bahwa kegelapan itu bermacam-macam serta beraneka
ragam dan sumbernya pun banyak. Setiap benda pasti mempunyai bayangan, dan bayangan itu
adalah gelap, sehingga gelap menjadi banyak, berbeda dengan an-nuur atau cahaya yang
menerangai dan tidak pernah memberi gelap.
Penjelasan tentang al-Qur’an sebagai penerang atau an-nuur, benar-benar menunjukkan bahwa
antara al-Qur’an dengan ilmu pengetahuan terdapat hubungan yang saling mengikat. Malik bin
Nabi di dalam kitabnya Intaj al-Mustasyriqin wa Atsaruhu fi al-Firy al-Hadits, menulis “Ilmu
pengetahuan adalah sekumpulan masalah, serta sekumpulan metode yang dipergunakan menuju
tercapainya masalah tersebut.” Ini menunjukkan bahwa kemajuan ilmu pengetahuan tidak dapat
dinilai dengan apa yang dipersembahkannya kepada masyarakat, tetapi juga diukur dengan
wujudnya suatu iklim yang dapat mendorong kemajuan ilmu pengetahuan itu termasuk al-
Qur’an.
Al-Qur’an merupakan firman Allah yang tidak mengandung kontradiksi. Al-Qur’anlah kitab
yang telah diturunkan oleh Allah kepada utusannya sebagai petunjuk. Al-Qur’an adalah kitab
terakhir dan berada dalam penjagan Allah swt. Oleh sebab itu, sainsakan berkembang cepat
hanya apabila dituntun oleh al-Qur’an, dan mengambil kebenaran darinya. Karena, hanya dengan
demikian sains mengikuti jalan Allah. Ketika jalan yang bertentangan dengan agama diambil,
para ilmuan menyia-nyiakan waktu dan sumberdaya, serta menghalangi kemajuan sains.
Demikianlah menurut Harun Yahaya dalam The Qur’an Leads the Way to Science.
Lalu bagaimanakah dinamika keilmuan umat Islam saat ini? Data Badan Penelitian International
menyebutkan, Israel yang notabene Yahudi dalam 1 juta penduduk memiliki 1600 pakar
pengetahuan, Amerika yang notabene Nasrani dalam 1 juta penduduk memiliki 160 pakar
pengetahuan. Sedangkan Indonesia yang notabene mayoritas muslim terbesar di dunia, dalam 1
juta penduduk hanya memilki 65 pakar yang muslimnya hanya 6 orang. Oleh karenanya, dalam
bidang sains dan teknologi, kita masih jauh tertinggal oleh bangsa-bangsa lain. Kita jauh
tertinggal dengan Amerika yang Protestanis, kita jauh tertinggal oleh Korea yang Konfusianis
Taois, bahkan kita jauh tertinggal oleh Jepang yang Budhis Taois. Padahal 14 abad yang lalu kita
telah diperintahkan untuk membaca dan menggali ilmu pengetahuan. Bacalah al-Qur’an supaya
hidup teratur, bacalah alam supaya lahir karya-karya luhur, dan baca diri kita agar hidup tidak
takabur, sebab membaca dalam Islam harus dibarengi dengan serta diimbangi dengan :
‫ِباْس ِم َر ِّبَك اَّلِذ ي َخ َلَق‬
“Dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan”
Akantetapi, untuk dapat memahami dengan jelas dan benar terhadap interpretasi dari firman-
firman Allah di dalam al-Qur’an, yang menjelaskan tentang korelasi antara al-Qur’an dan ilmu
pengetahuan, serta mengambil manfaat darinya untuk menjadikannya sebagai sumber ilmu
pengetahuan, maka salah satu yang harus dilakukan adalah dengan dapat memahami al-Qur’an
secara tekstual terlebih dahulu, yakni memahami al-Qur’an dari segi kebahasaan, dan bahasa al-
Qur’an adalah bahasa Arab. Sebagaimana Allah berfirman di dalam al-Qur’an surat Thaha ayat
113 :
( ‫َو َك َذ ِلَك َأْنَز ْلَناُه ُقْر َء اًنا َع َر ِبًّيا َو َص َّر ْفَنا ِفيِه ِم َن اْلَو ِع يِد َلَع َّلُهْم َيَّتُقوَن َأْو ُيْح ِد ُث َلُهْم ِذ ْك ًرا‬
)113
Artinya : “Dan demikianlah Kami menurunkan Al Qur’an dalam bahasa Arab, dan Kami telah
menerangkan dengan berulang kali di dalamnya sebahagian dari ancaman, agar mereka
bertakwa atau (agar) Al Qur’an itu menimbulkan pengajaran bagi mereka.” (QS. Thaha)
HADIRIN RAHIMAKUMULLAH

Di dalam kitab Jami’ al-Bayan ‘an Ta’wil al-Qur’an, Imam al-Thabari menjelaskan bahwa yang
dimaksud dengan firman Allah di atas adalah :
‫ما حذروا به من أمر هللا وعقابه ووقائعه باألمم قبلهم‬
“Apa yang diperingatkan kepada mereka merupakan perintah Allah, hukuman-Nya, dan
ketetapan-ketetapannya terhadap umat-umat sebelum mereka.”
Jika kita perhatikan secara sekasama, maka kita dapatkan bahwa ayat di atas menjadikan
kehadiran al-Qur’an bagi umat manusia mengandung salah satu dari tujuan pokok :
1. Agar manusia bertakwa kepada Allah atau agar kitab suci tersebut menimbulkan niali-nilai
ilmiah bagi mereka, sehingga mereka dapat terhindar dari siksa duniawi dan ukhrawi.
2. Menimbulkan pengajaran atau pendidikan bagi mereka yakni mengundang mereka untuk
berpikir dan ingat sehingga pada akhirnya mengantar mereka bertkawa. Demikianlah menurut
Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab dalam Tafsir al-Mishbah.
Hadirin, memperhatikan penjelasan tersebut, maka jelaslah bahwa al-Qur’an benar-benar
merupakan sumber ilmu pengetahuan, hal ini juga bisa dilihat dari ditemukannya kata-kata ilmu
dalam berbagai bentuknya di dalam al-Qur’an yang terulang sebanyak 854 kali. Di samping itu,
banyak pula ayat-ayat al-Qur’an yang menganjurkan untuk menggunakan akal pikiran, penalaran
dan sebagainya. Untuk itu, tiada yang lebih baik dituntut dari suatu kitab agama menyangkut
bidang ilmu kecuali anjuran untuk berpikir, serta tidak menetapkan suatu ketetapan yang
membatasainya menambah pengetahuan selama dan di mana saja ia kehendaki.
Pada akhirnya kami mengajak…Wahai saudara-saudaraku orang Semendo “ayo kite jadikah al-
Qur’an kandik pedoman hidup”, wahai saudara-saudaraku orang Sunda “Hayu urang sami-sami
ngajanten keun al-Qur’an kanggo tuntunan kahirupan urang”, wahai saudara-saudaraku orang
Lampung “Lapah gham jadikon al-Qur’an sebagai pegungan ughi’ ”, wahai saudar-saudaraku
orang Solo “Sumonggo kulo lan panjenengan dadosaken al-Qur’an kagem tuntunangin gesang”,
wahai saudara-saudaraku orang Prancis “Allez utilisez I’al-Qur’an pour le guide de notre vivre”,
wahai saudara-saudaraku orang Jepang “Jaa al-Qur’an wa wa watashitachi no kyoukashou ni
narimashoo”.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan, mudah-mudahan ada manfaatnya :
‫والسال م عليكم ورحمة هللا وبرمكاته‬
AL-QUR’AN DAN RANCANG BANGUN MASA DEPAN
PERADABAN MANUSIA
‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
‫الحمد هلل الذي أنزل القرءان هدى للناس وبينات من الهدى والفرقان الصالة والسالم على‬
‫ أما بعد‬: ‫خير اإلنسان وعلى اله وصحبه الى يوم البيان‬
Dewan hakim yang kami hormati
Hadirin yang kami cintai
Napoleon, seorang orientalis berkebangsaan Perancis mengatakan “The principle of Quran with
alone of tracking can lead man to happiness”, Al-Qur’an adalah prinsip dan merupakan satu-
satunya kitab suci yang dapat menghantarkan kepada kepulauan nan bahagia.
Ungkapan tersebut hadirin, mengisyaratkan kepada kita bahwa Al-Qur’an laksana lampu
penerang hati dalam menembus liku-liku perjuangan yang panjang membentang. Al-Qur’an
adalah laksana benteng yang kokoh dalam mengcaunter tipuan dan godaan syetan. Al-Qur’an
laksana jimat penyelamat dari kesesatan hidup dan kehidupan. Pendek kata Al-Qur’an adalah
satu-satunya kitab suci yang berisi petunjuk dan kebahagiaan serta senantiasa relevan dengan
perkembangan dan situasi zaman. Oleh karena itu Rasul mengatakan:
‫اقرءوا القرآن فإنه يأتي يوم القيامة شفيعا الصحابه‬
“bacalah dan kajilah Al-Qur’an karena ia akan datang pada hari kiamat sebagai penolong”
Dalam rangka menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk dan pedoman hidup manusia, pada
kesempatan berbahagia ini kami akan membahas tentang “AL-QUR’AN DAN RANCANG
BANGUN MASA DEPAN PERADABAN MANUSIA”, dengan rujukan surat yunus ayat 57:
‫َيا َأُّيَها الَّناُس َقْد َج اءْتُك م َّم ْو ِع َظٌة ِّم ن َّرِّبُك ْم َو ِش َفاء ِّلَم ا ِفي الُّص ُد وِر َو ُهًدى َو َر ْح َم ٌة‬
﴾٥٧﴿ ‫ِّلْلُم ْؤ ِمِنيَن‬
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh
bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang
yang beriman.
Hadirin…Ayat tadi dalam ilmu balaghah termasuk “‫ ”كالم خبري او إنكاري‬yang meginformasikan
sekaligus menegaskan bahwa sungguh telah datang kepada manusia Al-Qur’an yang
memberikan petunjuk kepada jalan yang lurus dan mengeluarkan manusia dari kegelapan. Lalu
apakah fungsi dan peran Al-Qur’an itu hadirin dalam merancang bangun peradaban manusia?
Ayat tadi sebagaimana ditafsirkan oleh Imam Ali Ash-Shabuni dalam Shafwatut Tafasir,
menjelaskan ada empat fungsi diturunkannya Al-Qur’an yaitu:
Pertama, “‫ ”َّم ْو ِع َظٌة ِّم ن َّرِّبُك ْم أي موعظة من خالقكم‬Al-Qur’an sebagai pelajaran dari Tuhan yang Maha
pengajar. Berkaitan dengan hal tersebut, Imam Al-Ghazali dalam “Jawahir al-Qur’an”
mengatakan seluruh cabang ilmu pengetahuan baik yang datang terdahulu maupun kemudian,
baik yang teah diketahui maupun belum, semuanya bersumber dari Al-Qur’anul karim. Sebagai
bukti bukankah karena Al-Qur’an diturunkan dengan menggunakan bahasa arab telah
mendorong lahirnya ilmu tata bahasa yang kemudian kita kenal dengan ilmu nahwu dan sharaf,
bukankaj karena Al-Qur’an diturunkan dengan menggunakan bahasa indah, retoris dan puitis dan
argumentatis telah mendorong lahirnya ilmu retorika dan sastra yang keudian kita kenal dengan
ilmu balaghah dan mantiq, bukankah karena kita diperintahkan untuk membaca Al-Qur’an
dengan baik dan benar telah mendorong lahirnya ilmu qiroaat yang kemudian kita kenal dengna
ilmu tajwid.
Bukankah karena Al-Qur’an menceritakan proses penciptaan manusia dan alam telah mendorong
lahirnya ilmu kehidupan yang kemudian kita kenal dengan biologi, bahkan bukankah karena Al-
Qur’an menceritakan karakteristik dan seluk beluk masyarakat terdahulu telah mendorong
lahirnya ilmu kemasyarakatan yang kemudian kita kenal dengan sosiologi. Dengan demikian
hadirin seluruh ilmu pengetahuan itu bersumber dari Al-Qur’an.
Kedua, ‫ِش َفاء ِّلَم ا ِفي الُّص ُدوِر أي يشفى ما فيها من الشرك والشك والجهل‬, Al-Qur’an sebagai obat penyakit
bathin seperti penyakit syirik, ragu dan bodoh. Kenapa Al-Qur’an berfungsi sebagai obat
penyakit bathin bukan penyakit zhahir? Jawabannya hadirin penyakit zhahir memang berbahaya
jika tidak diobati, tapi jauh lebih berbahaya jika kita punya penyakit tapi tidak diobati, betul
hadirin? Dengan demikian penyakit asma, jantung, tumor memamng berbahaya dan dapat
merusak tubuh manusia, tapi penyakit sombong, iri hati, dengki, frustasi, korupsi, haus kursi,
menghalalkan segala cara untuk mendapatkan jabatan dan popularitas diri jauh lebih berbahaya
dan dapat merusak tatanan hidup masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu hadirin, Al-Qur’an
turun dengan memberikan perintah dan larangan, janji dan ancaman, dan memerintah kepada
manusia untuk mentaatinya dan mengamalkan seluruh isinya. Dengan mengamalkan Al-Qur’an
Insya Allah segala penyakit hati akan terkikis habis dari diri kita. Pantas kalau Abu Farida
Muhammad Ijat dalam bukunya “Aliz Nafsaka bil Qur’an” mengatakan “Al-Qur’an adalah obat
yang sempurna bagi segala penyakit baik penyakit zhahir maupun bathin.
Ketiga, ‫ُهًدى أي هداية من الضالل‬, Al-Qur’an berfungsi sebagai petunjuk bagi manusia dari kesesatan.
Al-qur’an diturunkan Allah untuk memberikan petunjuk kepada manusia, membimbing dan
membawanya kepada keselamatan baik di dunia maupun di akhirat.
Berkaitan dengan hal tersebut, Prof.Dr.Quraish Syihab dalam “Wawasan Al-qur’an” mengatakan
seluruh ayat yang ada dalam Al-qur’an seluruhnya berisi ajaran yang relevan dengan
perkembangan dan tuntutan zaman. Mampu memberikan solusi terhadap berbagai permasalahan
manusia baik yang bersifat ibadah ritual maupun sosial termasuk di dalamnya tentang etika
kenegaraan.
Oleh karena itu, kalau manusia sudah mampu memahami isi Al-Qur’an, menjadikan petunjuk
kehidupan, serta mengamalkannya dalam hidup keseharian maka prilakunya dipastikan tidak
bertentangan dengan ajaran Tuhan dan berselisih dengan tuntutan agama, siapaun dia dan apaun
profesinya. Seorang pejabat kalau sudah menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk hidupnya dia
tidak akan berbuat korupsi meskipun rakyat tidak tahu, seorang pedagang kalau sudah
menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk hidupnya dia tidak akan curang mengurangi timbangan
meskipun pembeli tidak mengerti, seorang suami kalau sudah menjadikan Al-Qur’an sebagai
petunjuk hidupnya dia tidak akan berbuat selingkuh meskipun sedang sendiri. Demikian pula
seorang pemuda dan pemudi yang sedang asyik memadu kasih kalau sudah menjadikan Al-
Qur’an sebagai petunjuk hidupnya dia tidak akan berbuat “macam- macam” mskipun keadaan
mendukung, senyap dan sepi, betul hadirin?
Keempat, ‫َر ْح َم ٌة ِّلْلُم ْؤ ِمِنيَن أي رحمة ألهل اإليمان‬, Al-Qur’an berfungsi sebagai rahmat bagi insan nan
beriman. Artinya kalau Al-Qur’an sudah kita baca isinya, dipahami ajarannya serta diamalkan
petunjuknya maka ia akan menciptakan ketenangan bagi kita, jauh dari rasa resah dan gelisah,
siap menghadapi berbagai problematika hidup dan kehidupan serta mampu menghantarkan kita
kepada kebahagiaan baik dunia maupun di akhirat. Rasul pernah berjanji:
‫من جعل القرأن إمامه ساقه الى الجنة ومن جعل القرأن وراءه قاده الى النار‬
“Barangsiapa yang menjadikan Al-Qur’an sebagai imamnya, maka ia akan membawanya
kepada surga, sebaliknya barangsiapa yang menjadikan makmumnya maka akan mendorongnya
ke jurang api neraka.”
Dengan demikian, Al-Qur’an merupakan firman Allah SWT yang berfungsi sebagai pelajaran,
obat, petunjuk dan rahmat dalam merancang bangun peradaban manusia untuk menggapai
kebahagiaan baik di dunia, terlebih lagi di akhirat. Sejarah telah membuktikan bahwa Al-Qur’an
dahulu pernah melakukan perubahan-perubahan fundamental terhadap peradaban manusia yang
tiada taranya. Al-Qur’an mula-mula menjumpai bangsa Arab sebagai penyembah berhala,
pemuja batu, dan pemuji kayu. Namun dalam jangka waktu kurang dari seperempat abad,
penyembahan kepada Tuhan Yang Maha Esa yaitu Allah SWT menguasai seluruh jazirah
Arabia, setelah penyembah-penyembah berhala disapu bersih dari seluruh Jazirah Arabia. Al-
Qur’an menyaptu bersih segala kepercayaan takhayul dan menggantinya dengan agama yang
paling rasional. Pada masa itu Bangsa Arab sering membanggakan dirinya karena
kebodohannya, berubah menjadi bangsa yang cinta ilmu pengetahuan, mereka disulap dengan
tongkat wasiat Al-Qur’an, karena di dalamnya terdapat sumber ilmu pengetahuan. Hal demikian
adalah akibat langsungdari ajaran Al-Qur’an. Di samping itu Al-Qur’an juga membangun
manusia dari tingkat yang paling rendah ke tingkat peradaban paling tingi, hanya dalam jangka
waktu relative singkat.
Oleh karena itu, dalam rangka menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk dan pedoman hidup kita
menuju peradaban manusia yang Qur’ani, mari kita baca Al-Qur’an, kita pahami isinya, kita
renungkan maksudnya dan kita amalkan ajarannya. Sehingga dengan cara ini kita mampu hidup
bahagia baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, maupun Negara dan bangsa. Dan Allah
pun akan menganugerahkan keberkahan kepada kita semua penduduk bangsa ini. Allah SWT
berfirman dalam surat Al-A’raf ayat 96:
‫َو َلْو َأَّن َأْهَل اْلُقَر ى آَم ُنوْا َو اَّتَقوْا َلَفَتْح َنا َع َلْيِهم َبَر َك اٍت ِّم َن الَّس َم اِء َو اَألْر ِض َو َلـِكن َك َّذ ُبوْا‬
﴾٩٦﴿ ‫َفَأَخ ْذ َناُهم ِبَم ا َك اُنوْا َيْك ِس ُبوَن‬
096. Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-
ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.
Hadirin wal hadirat Rahimakumullah
Dengan demikian dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa Al-Qur’an merupakan firman Allah
SWT yang berfungsi sebagai pelajaran, obat, petunjuk dan rahmat dalam merancang bangun
peradaban manusia untuk menggapai kebahagiaan baik di dunia, terlebih lagi di akhirat. Untuk
itu kewajiban kita, saya, saudara dan seluruh kita bangsa Indonesia melaksanakan apa-apa yang
telah digariskan oleh Al-Qur’an agar peradaban manusia di negara Indonesia dapat berjaya
kembali di masa sekarang maupun di masa yang akan datang. Amin.
Itulah yang dapat kami sampaikan, mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan.
‫والسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

IPTEK, WARISAN DAN KEBUDAYAAN YANG


TERABAIKAN
‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
‫الحمد هلل القائل إن جائكم فاسق بنبإ فتبينوا أن تصيبوا قوما بجهالة الصالة والسالم على‬
‫ أما بعد‬.‫سيدنا محمد وعلى آله وصحبه ومن تبعه إلى رسالة‬
HADIRIN ROHIMAKUMULLAH
Jeff Zeleski, seorang pakar komunikasi dunia dalam bukunya “Spiritualitas Cyberspace”
menyatakan : Dewasa ini, perkembangan dunia Informasi dan komunikasi telah mencapai tahap
yang mencenangkan konsekuensinya. Satu sisi melahirkan nilai-nilai positif dan mampu
mengangkat taraf hidup manusia. Namun disisi lain perkembangan informasi baik melalui media
cetak dan elektronika jika tidak dibingkai dengan nilai-nilai agama hanya akan melahirkan
keresahan, kerusakan, bahkan kehancuran bagi manusia.
Hadirin kehawatiran ZaLesski tersebut kini kian terbukti. Kita perhatikan budaya
barat/peradaban jahiliyah kini kian merajalela melalui media dan elektronika sebagai contoh
tayangan-tayangan kekerasan dan sadis semakin merajalela, tontonan-tontonan magis-mitologis
semakin membudaya bahkan hiburan-hiburan erotis seksual liberalis semakin makmur, membaur
bahkan menjamur di tengah-tengah masyarakat. Eksisinya hadirin, akibat tayangan
kekerasan,muncul keributan dalam keluarga, tauran antar pelajar, perkelahian antar kampong
bahkan peperangan antar etnis dan golongan akibatnya tontonan magis metelogis, lahir
masyarakat irrasional, ayat Al-Qur’an dipermainkan, bahkan agama diperdagangkan. Akibatnya
hiburan erotis dan seksualis. Marak perkosanan dan perzinahan, bahkan akhir-akhir ini kita
digemparkan oleh munculnya praktek seks bebas yang dilakukan pelajar dan mahasiswa.
Na’uzubillahi min dzalik.
Itulah hadirin dampak langsung dari penggunaan media cetak dan elektronika yang mengabaikan
nilai-nilai etika. Lalu bagaimanakah Islam melihat fenomena tersebut? Sebagai jawabannya pada
kesempatan ini kami akan membahas tentang IPTEK, WARIASAN DAN KEBUTUHAN
YANG TERGADAIKAN dengan landasan Al-Qur’an, surat Al-Hujarat ayat 6 :

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu
berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu
kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu
itu.”(QS. Al-Hujarat : 6)

HADIRIN MA’ASYIRAL MUSLIMIN RAKHIMAKUMULLAH


Secara Filosofi, ayat tadi merupakan landasan metodis dalam menyikapi derasnya informasi
yang disebarkan media cetak dan elektronika, yaitu Islam memiliki prinsip akomodatif jika
bertentangan dengan ajaran Islam jangan gentar, katakan Tidak! Tidak, tidak meskipun dengan
dalil seni dan kebebasan Pers, sepakat?
Dengan demikian ayat tadi memberikan pelajaran pada kita untuk memperhatikan nilai moral
dan etik, dalam menggunakan media cetak dan elektronika. Namun, sangant disayangkan
hadirin, saat ini yang terjadi adalah fakta sebaliknya, sebagai bukti tidak sedikit majalah-majalah
yang memajang fotoperempuan setengah telanjang. Koran-koran mengumumkan tempat-tempat
mesum dan pelacuran, stasiun-stasiun televise yang menayangkan senetron adegan ciuman yang
ujung-ujungnya menjurus pada perbuatan mesum, bioskop yang menayangkan adegan ranjang
dan hubungan sek, dan situs-situs porno yang marak merebak, membaur bahkan menjamur
ditengah masyarakat bahkan membudaya seolah-olah telah mendarah daging pada masyarakat
kita terutama para remaja bahkan hadirin akhir-akhir ini kita dikagetkan dengan munculnya
majalah play boy yag menjajah pikiran manusia, sehingga yang terlihat hanyalah pikiran-pikiran
jorok dan hasrat terlarang.
Bahkan akibatnya budaya barat yang disebarkan media cetak dan elektronika membuat para
pemuda semakin terpuruk, sebagai contoh: tidak sedikit anak-anak muda kita yang terjerumus
kedalam mabuk-mabukan, tenggak wiski, brendy, sampeng, bluange, matine, radikao, mensen,
KTI, bir, tidak sedikit anak-anak muda kita mati diujung lidahnya ganja, morfin, ganja, morfin
Merintih memohon, memanggil ganja dan morfin sampai mati, tanpa iman dan banyak remaja
kita akibat mengkomsumsi minuman keras dan narkoba kini tinggal menunggu lonceng
kematian. Bahkan para pemuda kita terbiasa dengan budaya mesum seks, protitusi, porno aksi,
dan pornografi dan seolah-olah menganggap God is Died, Tuhan telah mati. Na’uzubillahhimin
dzalik…..
Lalu bagaimanakah sikap kita dalam menghadapi persoalan tersebut? Sebagai jawabannya kita
renungkan firman Allah swt dalam al-Qur’an surat Ali Imron ayat 104 :

Artinya : “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-
orang yang beruntung.” (QS. ali-Imran : 104)

HADIRIN YANG BERBAHAGIA


Imam Ali Ash Shabuni dalam Shafawatut Tafasir menjelaskan ayat tadi :

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar

Dengan demikian, orang yang mampu menjaga, melestarikan dan menjunjung tinggi harakat
kemanusiaan adalah yang memiliki Iman dan amal Shaleh, fungsi dari mengimbangi otoritas
intelektual. Sebab hadirin, walaupun kita ber otak cerdas, berwawasan luas, tetapi kita tidak
berhati emas, apalagi jika keimanan lepas, kita hanya tumbuh menjadi manusia hina, biadab,
brutal, tidak bermoral, berakhlak bejat bahkan bisa lebih jahat dan lebih bejat dari binatang.
Murtadha Muthahhari mengatakan, IPTEK yang ada pada orang yang tak beriman bagaikan
sebuah pisau ditangan orang gila, dia bisa menebaskan kemana dia mau. Maka orang yang
beriman tapi tak beriman bisa membunuh, menipu, merampok dan meracuni otak-otak kita.
Sebaliknya, bila IPTEK digenggam oleh orang beriman, kami yakin akan membawa
kemaslahatan bukan kemudharatan, membawa kesejahtraan bukan kesengsaraan. Membawa
kemajuan bukan kehancuran, membawa ketentraman bukan kekacauan.
Jikalau hal tersebut ysng kita aflikasikan insya allah media cetak dan elektronika yang
mengabaikan nilai-nilai etik dan yang menyebarkan budaya-budaya barat jahiliyyah sedikit demi
sedikit akan tergeser dan tergusur dan akan lahir media cetak dan elektronika yang siap
merespon dan mengelola derasnya arus informasi untuk membentuk wadah akhlakul karimah
dan menjunjung tinggi kebudayaan Islam.
Dari uraian tersebut maka dapat kita simpulkan bahwa saat ini penggunaan media cetak dan
elektronika mulai mengabaikan nilai-nilai etika. Untuk menghadapi persoalan tersebut umat
Islam membutuhkan sumber daya insan yang siap menjadi sumber sifat kebaikan untuk
mengelola informasi menjadi maslahat dan manfaat dalam kehidupan individu, keluarga, nusa
dan bangsa, serta umat manusia. Semoga Allah swt memberkati setiap usaha dan upaya kita
semua. Amin ya Robbal ‘Alamin
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mudah-mudahan ada manfaatnya….
‫وهللا المستعان إلى احسن الحال‬
‫والسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
KEPEMIMPINAN RASULULLAH SAW, TELADAN
MEMBANGUN MASYARAKAT MADANI
‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
‫الحمد هلل الذي بعث فى األمين رسوال الصالة والسالم على سيدنا محمد احسن الناس قوال‬
‫وفعال وعلى اله وصحبه ومن تبعه فى الهدى واقتدى اخالقا جزيال – اما بعد‬
Hadirin Kaum Muslimin Rahimakumullah,
Michael Hart, seorang kolumnis Amerika menulis dengan judul The One Hundred Ranking of
Most Influenting Person in History, artinya seratus tokoh besar yang paling berpengaruh
sepanjang sejarah peradaban manusia. Termasuk di dalamnya ada Adolf Hitler pencetus gerakan
NAZI Jerman, Mahatma Gandhi pencetus gerakan Satya Graha India, Julius Ceasar pencetus
Vini Vidi Vici dan tokoh-tokoh besar lainnya. Ternyata dari sederetan tokoh tersebut, Michael
Hart menempatkan baginda Rasulullah Muhammad SAW pada urutan pertama sebagai Tokoh
yang sangat berpengaruh di dunia. Sehingga kebesaran beliau diabadikan di dalam Encyclopedia
Brittanica sebagai The Most Succesful of all Prophets and all Religious Personalities sebagai
pemimpin yang paling sukses diantara para Nabi, para pemimpin Agama, dan para pemimpin
lainnya dalam membangun peradaban manusia sedunia.hadirin melihat betapa pentingnya
meneladani sikap dan sifat nabi Muhammad tersebut, khususnya dalam membentuk masyarakat
madani maka “KEPEMIMPINAN RASULULLAH SAW, TELADAN MEMBANGUN
MASYARAKAT MADANI” adalah tema yang akan kita bicarakan pada kesempatan kali ini,
dengan landasan QS. Al-Jum’ah ayat 2 :
‫ُهَو اَّلِذ ي َبَع َث ِفي اُأْلِّم ِّييَن َر ُس واًل ِم ْنُهْم َيْتُلو َع َلْيِهْم َء اَياِتِه َو ُيَز ِّك يِهْم َو ُيَع ِّلُم ُهُم اْلِكَتاَب‬
‫َو اْلِح ْك َم َة َو ِإْن َك اُنوا ِم ْن َقْبُل َلِفي َض اَل ٍل ُم ِبيٍن‬
Artinya : “Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara
mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan
kepada mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-
benar dalam kesesatan yang nyata.”

Hadirin Rohimakumullah,
Menurut Dr. Muhammad Sulaiman Al-Asqori dalam Zubdat at-Tafsir Min Fath al-Qodir, ( ‫)األمين‬
maksudnya kondisi bangsa arab yang sebagian besar bukan saja tidak mampu membaca dan
menulis tapi tenggelam ke dalam kehidupan jahilyah secara total. Kebobrokan moral merajalela.
Dalam bidang social marak mabuk-mabukan. Dalam bidang pemerintah., etnis dan golongan
yang dikedepankan. Dalam bidang hukum muncul law of jungle to be politely of people, hukum
rimba menjadi peradaban.Orang kaya memangsa yang miskin. Orang pintar memangsa yang
bodoh. Orang kuat menghantam yang lemah. Bahkan yang paling mengerikan martabat wanita di
injak-injak, sehingga setiap lahir bayi wanita dikubur hidup-hidup tak peduli terdengar jerit,
pekik tangis bayi didalam tanah. Na’udzubillah min dzalik.
Dalam kondisi seperti itu Rasul tampil sebagai sosok yang diwarisi dengan jiwa kepemimpinan,
mengemban empat misi utama:
Pertama, misi Tilawah ( ‫ )يتلوا عليهم أيته‬membaca ayat-ayat Allah, baik ayat Qur’aniyah maupun
ayat Kauniyah, alam buana ini. Kedua,( ‫ )ويزكيهم‬Misi tazkiyah membersihkan segala
bentuk kekufuran.Ketiga, misi Ta’lim ( ‫ )ويعلمهم الكتاب‬mengajarkan al-Qur’an sebagai pedoman
reformasi sebab al-Qur’an is the only thing that can lead man to happiness, al-Qur’an adalah
satu-satunya buku petunjuk hidup yang mampu menghantarkan manusia menuju kebahagiaan.
Demikian menurut Napoleon, seorang oreantalis berkebangsaan Prancis. Keempat, ( ‫)الحكمة‬
menampilkan sunnah.

Hadirin yang berbahagia,


Keempat unsur tersebut merupakan strategi pembangunan Rasulullah saw yang terbukti berhasil
membentuk dan membangun peradaban manusia sedunia. Namun lain halnya dengan gerakan
pembangunan di Negara kita, konsepnya setinggi langit, gaungnya menggema kemana-mana tapi
hasilnya entah kemana. Kenapa? Ini disebabkan krisis figur. Di era reformasi ini bukan figur-
figur pembangun sejati yang muncul, tetapi yang menjamur adalah oknum-oknum pemimpin
yang haus kursi, haus pangkat, jabatan dan popularitas. Karena kalau pembangunan kehilangan
figur tak ubah laksana anak ayam yang kehilangan induknya. Tak tahu arah kemana ia harus
melangkah. Instruksi yang dicita-citakan tapi destruksi yang dirasakan. Pembangunan tinggal
landas yang dicita-citakan tapi tinggal kandas yang dirasakan. Pembangunan Nasional yang
dicita-citakan tapi penderitaan Nasional yang dirasakan. Akhirnya tetap berada dalam Justifikasi
Allah, ‫لفى ضالل مبين‬tetap dalam kesesatan dan krisis Nasional multi dimensional.
Hadirin dalam kondisi seperti ini tidak satu figur pun yang harus kita tiru dalam merealisasikan
pembangunana masyarakat madani kecuali baginda Rasulullah Muhammad saw.
Abu A’la al-Maududi dalam The Prophet Islam mengatakan “ He is the only one example where
all excellences have been blanded in one personality “, nabi Muhammad adalah satu-satunya
contoh terlengkap semua keunggulan terkumpul dalam diri seorang pribadi. Demikian pula
hadirin kebesaran beliau dibuktikan oleh sejarah, beliau hidup dalam keadaan miskin, Allah
menawarkan berbagai kesenangan material, harta, tahta, wanita bahkan jabal uhud siap jadi
emas. Beliau menjawab :
‫اذا يا رب ال ارضى لو احد من امتى فى النار‬
kalau demikian ya Allah, apapun yang engkau berikan tidak ada satu pun yang menyenangkan
hatiku, kalau satu saja ummatku yang masuk neraka.

Allahu Akbar. Hadirin, ini bukti sikap pemimpin sejati yang beroreantasikan ummat
sebagaimana kaedah mengatakan :
‫المصلحة العامة مقدم على المصلحة الخاصة‬
Kepentingan umum lebih diprioritaskan diatas kepentingan pribadi dan golongan.

Tapi sebaliknya kalau pemimpin yang hanya mengatasnamakan rakyat namun tidak
berorientasikan rakyat, di depan rakyat dia menyanyikan janji-janji manis, mendendangkan lagu-
lagu mesra. Tapi di belakang rakyat dia tidak segan-segan mencekik dan menghisap darah
rakyat. Akibatnya, kita lihat Rumania, ketika dipimpin oleh Nicoulas Susesco pemimpinnya
poya-poya tapi rakyatnya sengsara, Iran ketika dipimpin oleh Reza Pahlepi pemimpinnya megah,
rakyatnya susah, Prancis ketika dipimpin Louis 16 dan Ratu Maria Antonate pemimpinnya
makmur rakyatnya hancur tersungkur, demikian pula Orde Baru pemimpinnya paling rendah
naik BMW rakyatnya paling mewah naik BMM alias Bemo. Timbul pertanyaan, bagaimana
sikap beliau dalam membangun peradaban masyarakat madani ?untuk mengetahui jawabannya
kita renungkan firman Allah dalam QS. Ali Imron ayat 159 :
‫َفِبَم ا َر ْح َم ٍة ِم َن ِهَّللا ِلْنَت َلُهْم َو َلْو ُكْنَت َفًّظا َغ ِليَظ اْلَقْلِب اَل ْنَفُّض وا ِم ْن َح ْو ِلَك‬
‫َفاْعُف َع ْنُهْم َو اْسَتْغ ِفْر َلُهْم َو َش اِو ْر ُهْم ِفي اَأْلْم ِر َفِإَذ ا َع َز ْم َت َفَتَو َّك ْل َع َلى ِهَّللا ِإَّن‬
‫َهَّللا ُيِح ُّب اْلُم َتَو ِّك ِليَن‬
Artinya : ‘Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri
dari sekelilingmu. Karena itu ma`afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah
membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-
orang yang bertawakkal kepada-Nya.

Hadirin Rahimakumullah,
Pada ayat tersebut terdapat lima akhlak pemimpin yang di contohkan Rasulullah Muhammad
SAW.

1. ‫ لنت لهم‬dengan lemah lembut dapat menunjukan keluhuran budi, bisa menarik simpati
lawan, membuat segan begi semua lawan.
2. Sifat rosul tidak bengis dan tidak berlaku kasar karena pemimpin yang berjiwa kotor
niscaya akan dictator.
3. ‫ فاعف عنهم‬pemaaf, ‫واستغفر لهم‬yakni mudah untuk memberi ampunan bagi orang-orang
yang bersalah.
4. ‫ وشاورهم فى األمر‬Rosul sangat senang bermusyawarah, tidak otoriter dan siap dikeritik
ketika keliru.
5. Beliau memiliki komitmen ‫فإذا عزمت فتوكل على هللا‬setelah memantapkan planning dalam
suatu kegiatan, lalu bertawakal kepada Allah.
Itulah hadirin sikap dan sifat yang rosul miliki dalam menciptakan peradaban manusia. Dengan
demikian pembangunan di Negara kita ini hanya akan bergulir dengan baik, jika dalam
mekanisme pembangunannya mencontoh kepribadian rosululloh Muhammad saw. Dan orang
yang dapat mencontoh beliau hanyalah orang-orang yang beriman. Semoga kita sebagai rakyat
Indonesia dapat segera menyempurnakan iman kita sehingga berhasilah kita dalam membentuk
dan membangun Negara ini menuju masyarakat madani. Amin ya robbal alamin.
Itulah yang dapat saya sampaikan,
‫وهللا المستعان إلى احسن الحال‬
‫والسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
JIHAD DALAM MEMBANGUN PERSAUDARAAN
‫السال م عليكم ورحمة هللا وبرمكاته‬
‫ اشهد ان ال إله إال هللا رب‬. ‫الحمد هلل الذى امرنا بالجهاد فى سبيل هللا و ترك الهوى‬
‫العرش استوى و اشهد ان سيدنا محمدا عبده ورسوله المصطفى صلواة هللا وسالمه عليه‬
}‫{اما بعد‬
DEWAN HAKIM YANG ‘ARIF DAN BIJAKSANA
HADIRIN YANG BERBAHAGIA
Masih ada dalam ingatan kita, tragedi 11 September 2001 di mana pusat ekonomi dunia yang
terbangun di menara kembar World Trade Center New York Amerika Serikat, hancur lebur di
hantam oleh dua pesawat komersil yang dibajak oleh sekelompok orang yang kemudian dikenal
sebagai musuh dunia, yakni al-Qaeda.
Terdapat dua dampak pasca tragedi tersebut. Pertama, dunia mulai melihat keadaan Islam di
negara-negara jajahan Eropa yang terus tertindas, dirampas sumber daya alamnya, hingga saat
ini, hendaknya perlu dilakukan pendekatan ulang tanpa tindakan militer. Namun hasilnya,
mereka hingga saat ini tetap tertindas.
Yang kedua, dunia saat ini melihat gelagat buruk dari penyebaran Islam yang begitu pesat di
Eropa, sehingga inilah saatnya untuk mempropaganda dan mengadu domba umat Islam dengan
menggolongkan umat Islam kepada dua kelompok, yakni Islam Radikal sebagai basic terorisme
dunia, dan Islam Moderat sebagai sahabat mereka.
Hadirin, kedua dampak ini menyebar ke seluruh daerah di tanah Indonesia. Bahkan tidak begitu
lama dari kasus WTC, Bali sebagai pusat wisata Indonesia, dibom oleh mereka yang mengaku
sebagai para mujahid Islam. Lalu apakah Islam telah mengajarkan tentang jihad sebagai sebuah
penindasan dan teror? ataukah sesungguhnya Jihad dapat menjadi sarana untuk membangun
persaudaran? Oleh karenanya, “JIHAD DALAM MEMBANGUN PERSUADARAAN” adalah
tema yang akan kita bahas dalam kesempatan kali ini. Dengan redaksi awal, firman Allah swt
surat at-Taubah ayat 41:
}41{ ‫اْنِفُروا ِخ َفاًفا َوِثَقاًال َو َج اِهُدوا ِبَأْم َو اِلُك ْم َو َأ ْنُفِس ُك ْم ِفي َس ِبيِل ِهللا َذ ِلُك ْم َخْيٌر َلُك ْم ِإْن ُكْنُتْم َتْع َلُم وَن‬
Artinya : “Berangkatlah baik dalam keadaan ringan ataupun berat, dan berjihadlah dengan
harta kamu dan diri kamu dijalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagi kamu jika
kamu mengetahui.”

HADIRIN MA’ASYIRAL MUSLIMIN RAKHIMAKUMULLAH..


Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab dalam karyanya Tafsir al-Mishbah menjelaskan bahwa
pada hakikatnya perintah untuk berperang sebagai salah satu makna jihad di dalam ayat tersebut,
tidaklah dibutuhkan oleh Allah dan tidak juga oleh Rasul-Nya Muhammad saw, karena
sesungguhnya Allah telah membela dan mendukung umat Islam ketika ia sendiri ataupun berdua.
Namun, jika kita mengetahui betapa banyak sisi kebajikan yang disiapkan oleh Allah bagi
mereka yang berjihad dan taat kepada Allah, tentulah umat Islam akan melaksanakan perintah
tersebut. Hal ini jika ditinjau dari bebagai aspek duniawi dan ukhrawi sebagaimana difahami dari
bentuk nakirah atau indifinitif kata ( ‫ )خير‬di dalam ayat tersebut.
Dampak positif yang membawa kebaikan dan kebajikan melalui jihad sesungguhnya selaras
dengan dakwah dan jihad para ulama penyebar Islam di tanah nusantara ini. Abdurrahman
Mas’ud menjelaskan, bahwa Islam Indonesia memiliki dua model yang saling mengikat, yakni
model universal dan dan model domestik. Model universal adalah model yang menyatukan dunia
Islam dibawah kepemimpinan dan uswatun hasanah Muhammad Rasulullah saw, sementara
model domestik yang menjadikan Muslim Indonesia unik adalah mereka yang bermakmum dari
model-model Walisongo. Mereka adalah wali sembilan yang namanya demikian populer telah
berhasil merubah Nusantara Hindu-Budha ke dalam agama Islam dengan penuh kedamain di
abad 15-16. Dengan demikian ungkapan yang menyatakan bahwa ajaran Islam pada abad ke-18
dan ke-19 berada dibawah bayang-bayang Walisongo tidaklah berlebih-lebihan. Bahkan selama
hampir lima abad setelah periode Walisongo, pengaruh mereka tetap terlihat dan terasa jelas
hingga kini.
Lalu muncul sebuah pertanyaan, apakah model Islam yang menggerakkan jihad sebagai sarana
irhab ataupun terorisme merupakan model jihad di Indonesia? Tentulah tidak. Islam Indonesia di
bangun dengan model toleransi terhadap produk-produk lokal budaya yang ada. Islam Indonesia
tidak memberantas tempat-tempat Ibadah yang berbeda dengan Islam. Bahkan begitu banyak
masjid-masjid di Indonesia yang dibangun dengan model budaya mereka dan jauh dari model
tanah Arab.
Namun saat ini yang terjadi adalah, begitu banyak para pendakwah baru yang seringkali
membajak Islam demi hawa nafsunya untuk menguasai seseorang ataupun sekelompok orang.
Pantas jika Rasulullah saw dulu pernah menasehati para sahabat melalui sabdanya:
: ‫ وما الجهاد األكبر ؟ قال‬: ‫ قالوا‬. ‫رجعنا من الجهاد األصغر إلى الجهاد األكبر‬
}‫ُم جاهدة العبد َهواه {رواه البيهقي‬
Artinya : “Kita telah kembali dari jihad kecil menuju jihad yang besar. Para sahabat bertanya ;
apakah itu jihad yang besar ? Rasul menjawab ; seorang hamba berjihad melawan hawa
nafsunya.” [HR. al-Baihaqi]

HADIRIN MA’ASYIRAL MUSLIMIN RAKHIMAKUMULLAH..


Inilah yang terjadi saat ini, jihad tidak lagi memberikan dampak positif kepada semua orang
berupa kemaslahatan dan kebaikan kepada setiap orang, melainkan karena nafsu al-hawa’ yang
dikedepankan. Padahal Rasulullah Muhammad saw diutus kemuka bumi ini adalah sebagai
pembawa Rahmat Allah kepada seluruh makhluk di muka bumi ini, ( ‫)وما ارسلنك إال رحمة للعالمين‬.
Untuk itu, marilah kita jadikan Jihad di Indonesia ini jihad yang dapat menciptakan
persaudaraan, sebagaimana yang dilakukan oleh para pendahulu kita, penyebar Islam di tanah
Nusantara. Bukan seperti yang dilakukan oleh para pembajak Islam, yang membesarkan nama
Islam melalui tindakan teror terhadap orang-orang yang berbeda dengan mereka.
Lalu, bagaimanakah cara kita untuk membangun persaudaraan antar sesama umat Islam, dalam
memaknai perbedaan terhadap teks-teks Jihad? untuk itu, marilah kita simak bersama firman
Allah swt di dalam al-Qur’an surat al-Hujurat ayat 10 :
}10{ ‫ِإَّنَم ا اْلُم ْؤ ِم ُنوَن ِإْخ َو ٌة َفَأْص ِلُحوا َبْيَن َأَخ َو ْيُك ْم َو اَّتُقوا َهللا َلَع َّلُك ْم ُتْر َح ُم وَن‬
Artinya: ““Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah (bagaikan) bersaudara karena itu
damaikanlah antar kedua saudara kamu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat
rahmat.”
DEWAN HAKIM YANG ‘ARIF DAN BIJAKSANA, HADIRIN YANG KAMI
BANGGAKAN
Mengenai ayat ini, Muhammad Quraish Shihab menjelaskan bahwa penggunaan kata (‫)ِإَّنَم ا‬
innama dalam konteks penjelasan tentang persaudaraan antara sesama mukmin ini,
mengisyaratkan bahwa sebenarnya semua pihak telah mengetahui secara pasti bahwa kaum
beriman bersaudara, sehingga semestinya tidak terjadi dari pihak mana pun hal-hal yang
mengganggu persaudaraan itu. Adapun kata (‫ )ِإْخ َو ٌة‬ikhwah mengisyaratkan bahwa persaudaraan
yang terjalin antara sesama muslim, adalah persaudaraan yang dasarnya berganda. Sekali atas
dasar persamaan iman, dan kali kedua adalah persauadaraan seketurunan, walaupun yang kedua
ini bukan dalam pengertian hakiki. Dengan demikian tidak ada lagi alasan untuk kita
memutuskan hubungan persaudaraan antar sesama muslim. Lebih-lebih jikalau antar individu
masih direkat oleh persaudaraan sebangsa, secita-cita, sebahasa, senasib dan sepenanggungan.
Thabathaba’i menulis, hendaknya kita menyadari firman Allah swt yang menyatakan
bahwa :“sesungguhnya orang-orang mukmin bersaudara” merupakan ketetapan syariat
berkaitan dengan persudaraan antara orang-orang mukmin dan yang mengakibatkan dampak
keagamaan serta hak-hak yang ditetapkan oleh agama.
Adapun kata ( ‫ )َأَخ َو ْيُك ْم‬akhawaikum adalah bentuk dual dari kata (‫ )أخ‬akh. Penggunaan bentuk dual
disini untuk mengisyaratkan bahwa jangankan banyak orang, dua pun, jika mereka berselisih
harus diupayakan ishlah antar mereka, sehingga persaudaraan dan hubungan harmonis mereka
terjalin kembali.
Dengan demikian, ayat di atas mengisyaratkan dengan sangat jelas bahwa persatuan dan
kesatuan, serta hubungan harmonis antar anggota masyarakat kecil atau besar, akan melahirkan
limpahan rahmat bagi mereka semua. Sebaliknya, perpecahan dan keretakan hubungan akan
mengundang lahirnya bencana buat mereka, yang pada puncaknya dapat, melahirkan
pertumpahan darah dan perang saudara.
Akhirnya, melalui ajang musabaqah ini, kami menghimbau kepada seluruh umat Islam, marilah
kita bersama-sama terus berjihad di jalan Allah dengan penuh keramahan dengan cara
menghormati local wisdom bangsa ini, sehingga jihad dapat menciptakan persaudaraan yang kuat
antar sesama umat Islam.
Wahai saudara-saudaraku orang jawa “kito sedoyo sederek”, wahai saudara-saudaraku orang
betawi “kite semuanye besodare”, wahai saudara-saudaraku orang lampung “kham
semuaghian”, wahai saudara-saudaraku orang madura “taretan-taretan sadeje sampean kabi
sadajena satareta”, wahai saudara-saudaraku orang aceh “gutanyo bandum masudara berme
pake-pake”, wahai saudara-saudaraku papua irian jaya “ipar-ipar katorang samua basudara”,
wahai saudara-saudaraku keturunan tyong hoa “tha cia thu she icajin banya cincaila”, wahai
saudara-saudaraku orang India “ham seb bai bhai kuo mahabathe”. Kita tingkatkan ukhuwah
basyariyah, ukhwah wathoniyah dan ukhuwah Islamyyah demi mendapatkan rahmat Allah swt,
Amin ya Rabbal ‘Alamin……
‫وهللا المستعان إلى احسن الحال‬
‫والسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
Pengembangan ekonomi syariah di era pasar bebas
‫السالم عليكم ورحمة هللا وبر كا ته‬
‫الحمد هلل رب العالمين والصالة والسالم على اشرف األنبياء والمرسلين سيدنا محمد‬
}‫وعلى آله وصحبه أجمعين {أما بعد‬
Dewan juri yang saya hormati dan hadirin hadirat yang saya cintai.
Dunia semakin cantik dan molek, dihiasi dengan perkembangan sains dan teknologi yang
semakin canggih dan menarik. Akan tetapi permasalahan-permasalahan di setiap lini kehidupan
termasuk didalamnya seperti masalah kemiskinan, telah membuat otak ruwet, mumet dan
jelimet. Bukankah karena miskin seseorang tidak dapat meneruskan pendidikannya maka ia
menjadi bodoh? Bukankah karena miskin seseorang tidak dapat melihat dan mendengarkan
berita-berita terkini (headline news) maka ia menjadi terbelakang? Bukankah karena miskin
seseorang dapat menjual akidahnya maka ia menjadi kufur?
Masalah ini terus dan terus berputar bagaikan lingkaran setan yang seolah-olah tidak ada
pemacahannya, padahal Islam telah memberikan solusi kongkret, dengan cara “sebagaimana
yang telah diisyaratkan oleh Allah di dalam al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 275 sebagai
berikut :
‫َذ ِلَك ِبَأَّنُهْم‬ ‫اَّلِذ يَن َيْأُك ُلوَن الِّر َبا اَل َيُقوُم وَن ِإاَّل َك َم ا َيُقوُم اَّلِذ ي َيَتَخ َّبُطُه الَّش ْيَطاُن ِم َن اْلَم ِّس‬
‫َر ِّبِه َفاْنَتَهى‬ ‫َقاُلوا ِإَّنَم ا اْلَبْيُع ِم ْثُل الِّر َبا َو َأَح َّل ُهَّللا اْلَبْيَع َو َح َّر َم الِّر َبا َفَم ْن َج اَءُه َم ْو ِع َظٌة ِم ْن‬
}275{ ‫َفَلُه َم ا َس َلَف َو َأْم ُر ُه ِإَلى ِهَّللا َو َم ْن َع اَد َفُأوَلِئَك َأْص َح اُب الَّناِر ُهْم ِفيَها َخ اِلُد وَن‬
Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya
orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang
demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama
dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang
yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil
riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan
urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu
adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.

hadirin dan hadirat yang berhadir pada siang ini.


Firman Allah yang baru kita simak bersama mengisyaratkan agar kita umat Islam memiliki
ekonomi yang kuat
Islam menginginkan agar setiap orangtua dapat meninggalkan generasi penerus mereka dalam
keadaaan yang kuat fisik, kuat mental, dan kuat perekonomiannya.
Hal ini bukan hanya ditujukan kepada orang tua,tetapi juga ditujukan kepada pemuda yang masih
memiliki masa masa yang penuh dengan harapan, penuh dengan cita-cita dan penuh dengan
romantika kehidupan yang sangat indah. Keindahan masa muda dihiasi dengan bentuk fisik yang
masih kuat, berjalan masih cepat, pendengaran masih akurat, pikiran masih cermat, kulit wajah
indah mengkilat, walaupun banyak jarawat, tetapi tidak gawat karena masih banyak obat ditoko-
toko terdekat, oleh karena itu pantas bila para pemuda dan para remaja merupakan salah satu
pendorong majunya sistem ekonomi syariah islam.
Hadirin dan hadirat yang matanya lagi tertuju pada saya
Syekh Mustofa al-Maroghi menafsirkan kalimat “khoofu ‘alaihim”, sebagai suatu kekhawatiran
jikalau anak-anak hidup terlantar dan tersia-sia, kenapa demikian? Karena telah diketahui
bersama bahwa tolak ukur sejahtera tidak sejahteranya seseorang, makmur tidak makmurnya
seseorang dilihat dari keadaan ekonominya, apabila ekonominya baik, maka apa yang menjadi
hajat hidupnya akan mudah untuk didapatkan, akan tetapi jikalau ekonominya buruk maka secara
pasti apa yang menjadi hajat hidupnya akan sulit untuk terpenuhi.

Hadirin Rohimakumullah.
Dalam dunia ekonomi kita mengenal, sistem ekonomi Islam dimana dalam sistem ini yang di
angkat kepermukaan adalah niali-nilai ukhuwah dan nilai-nilai kebersamaan, dengan artian
bahwa setiap orang harus saling tolong menolong, yang kaya menolong yang miskin, yang kuat
menolong yang lemah, tidak ada jarak diantara mereka bahkan mereka merasa bahwa mereka
bagaikan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan.
Dari penjelasan ini maka timbullah sebuah pertanyaan, bagaimanakah teknis untuk
merealisasikan prinsip ini? Sebagai jawabannya mari kita renungkan firman Allah dalam surat
adz-dzariyat ayat : 19
}19 : ‫َو ِفى َاْم َو اِلِهْم َح ٌّق لِلَّسا ِئِل َو اْلَم ْح ُر ْو ِم { الذاريات‬
Artinya :“Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang
miskin yang tidak mendapat bahagian”.

Hadirin dan hadirat yang saya cintai


. Islam menolak keras sistem ekonomi dalam bentuk monopoli, oligopoli dan ekonomi yang
diorientasikan hanya untuk kepentingan pribadi. Prinsip ini harus kita aplikasikan di negara kita
jikalau kita menginginkan negara kita menjadi negara yang maju dan damai.
Bagaimanakah konsepsi Islam dalam perekonomian. Mari kita simak bersama firman Allah
dalam surat an-nisa ayat 29 :
‫َياَأُّيَها اَّلِذ يَن َء اَم ُنوا ِإَذ ا ُنوِدَي ِللَّص اَل ِة ِم ْن َيْو ِم اْلُج ُمَعِة َفاْس َع ْو ا ِإَلى ِذ ْك ِر ِهَّللا َو َذ ُروا اْلَبْيَع َذ ِلُك ْم‬
‫} َفِإَذ ا ُقِض َيِت الَّص اَل ُة َفاْنَتِش ُروا ِفي اَأْلْر ِض َو اْبَتُغ وا ِم ْن َفْض ِل‬9{ ‫َخ ْيٌر َلُك ْم ِإْن ُكْنُتْم َتْع َلُم وَن‬
}10{ ‫ِهَّللا َو اْذ ُك ُروا َهَّللا َك ِثيًرا َلَع َّلُك ْم ُتْفِلُحوَن‬
“Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan sembahyang pada hari
Jum`at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang
demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui (9) Apabila telah ditunaikan sembahyang,
maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-
banyak supaya kamu beruntung (10)”.

Hadirin rahimakumullah.
Syekh Mustafa al-Maraghi dalam tafisir al-Maraghi menyatakan, bahwa halalnya perniagaan,
transaksi jual beli jika terjadi saling meridhoi antara keduanya, sebaliknya Islam sangat
mengharamkan adanya penipuan, pendustaan dan pemalsuan barang. Hal ini menunjukkan
bahwa ayat ini merupakan dasar dari sebuah sistem ekonomi Islam, dan ayat ini pula merupakan
himbauan pada kita semua agar tidak mencari keuntungan dengan cara menghisap darah orang
lain yakni riba.
Berdasarkan prinsip ini maka dapat dipahami bahwa ekonomi Islam adalah ekonomi
mu’awanah, terdapat didalamnya sistem ekonomi mudharabah, murabahah, musyarakah, dan di
negara kita alhamdulillah setidaknya telah melaksanakan prinsip ini seperti adanya bank-bank
syari’ah. Oleh sebab itu, untuk menopang prinsip ini Rasulullah SAW bersabda :
‫من كان له مال فليتصدق بماله ومن كان له قوة فليتصدق بقوته ومن كان له علم فليتصدق‬
‫بعلمه‬
“ siapa yang memiliki harta maka bersedekahlah dengan hartanya, siapa yang memiliki
kekuasaan maka bersedekahlah dengan kekuasaannya, siapa yang memiliki ilmu maka
bersedekahlah dengan ilmunya “.
Dengan demikian pada akhirnya kami mengajak pada seluruh umat Islam untuk bersama-sama
mengaplikasikan sistem perekonomian Islam, yakni dengan cara pemberdayaan ekonomi umat,
maka secara tidak langsung segala bentuk kebodohan, keterbelakangan, dan kekufuran akan
hilang dengan sendirinya.
Dengan demikian,pada akhirnya mari kita bersama berdo’a agar kita menjadi insan beriman,jujur
dalam perkataan lembut pada perbuatan dan berguna di masa depan amiin amiin ya rabbal
aalamiin
Hidup sendirian tanpa kekasih
Cukup sekian dan trimakasih
‫والسال م عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

MEMBANGUN KARAKTER BANGSA PERSPEKTIF AL-


QURAN
‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
‫الحمد هلل العزة الذى جئهم بكتاب فصلناه على علم هدى ورحمة لقوم يؤمنون أشهد أن ال‬
‫إله إال هللا وأشهد أن سيدنا محمدا عبده ورسوله أللهم فصلى وسلم على سيدنا محمد وعلى‬
}‫آله وصحبه أجمعين {أما بعد‬
WAHAI PENCINTA AL-QUR’AN YANG DIRAHMATI OLEH ALLAH SWT

Albert Einstein, seorang ilmuan terbesar abad ke-20 menyatakan, “Relegion without science is
lame and science without relegion is blind”, agama tanpa ilmu adalah pincang dan ilmu tanpa
agama adalah buta. Kalimat ini menunjukkan bahwa, agama tidak hanya mendorong studi
ilmiah, tapi juga menjadikan riset ilmiah yang konklusif dan tepat guna, karena didukung oleh
kebenaran yang diungkapkan melalui agama. Alasannya adalah, karena agama merupakan
sumber tunggal yang menjadikan jawaban pasti dan akurat.
Selain daripada itu, kalimat ini juga menunjukkan bahwa membangun karakter bangsa tanpa
panduan agama tidak dapat berjalan dengan benar, tetapi justru membuang banyak waktu dalam
mencapai hasil tertentu, atau lebih buruk lagi, seringkali tidak memperoleh bukti yang
meyakinkan. Ketika Nabi sampai di Madinah, ia membuat sebuah perdaban baru yang kemudian
memunculkan pengertian bahwa Islam adalah sistem kepercayaan yang sistemik, tidak hanya
berdimensi theological, ritual, dan mistical tetapi juga berdimensi moral dan intelektual.
Secara termonologi, Al-Qur’an adalah firman Allah SWT yang di turunkan kepada nabi besar
Muhammad saw, melalui wasilah malaikat jibril as untuk di syiarkan kepada umat manusia yang
salah satu fungsinya adalah “huda linnaas” petunjuk bagi suluruh umat manusia di muka bumi
ini. Said Nursi sebagai Renaissan of Islam menyatakan, “Islam is the father of all the science
and al-Qur’an is the book of science”, Islam adalah bapaknya seluruh ilmu pengetahuan dan al-
Qur’an adalah kitabnya ilmu pengetahuan. Oleh sebab itulah, melalui penjelasan ini, maka pada
kesempatan yang baik ini, kami akan membahas tentang “MEMBANGUN KEPRIBADIAN
BANGSA PERSPEKTIF AL-QURAN” dengan rujukan al-Qur’an surat Ibrahim ayat 1 :
‫الر ِكَتاٌب َأْنَز ْلَناُه ِإَلْيَك ِلُتْخ ِر َج الَّناَس ِم َن الُّظُلَم اِت ِإَلى الُّنوِر ِبِإْذ ِن َر ِّبِهْم ِإَلى ِص َر اِط اْلَع ِز يِز‬
‫ج‬

}1{ ‫اْلَح ِم يِد‬


Artinya : “Alif laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu
mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan
mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.” (QS. Ibrahim)

HADIRIN RAHIMAKUMULLAH
Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab, di dalam Tafsir al-Mishbah menjelaskan, bahwa
penjelasan tentang pentingnya al-Qur’an, disebutkan oleh Allah swt. dengan menggunakan
bentuk jamak untuk kata (‫ )الظلمات‬yang berarti aneka gelap, sedang (‫ )النور‬dengan berbetuk
tunggal. Hal ini untuk mengisyaratkan bahwa kegelapan itu bermacam-macam serta beraneka
ragam dan sumbernya pun banyak. berbeda dengan an-nuur atau cahaya yang menerangai dan
tidak pernah memberi gelap.
Penjelasan tentang al-Qur’an sebagai penerang atau an-nuur, benar-benar menunjukkan bahwa
antara al-Qur’an dengan membangun karakter bangsa terdapat hubungan yang saling mengikat.
Malik bin Nabi di dalam kitabnya Intaj al-Mustasyriqin wa Atsaruhu fi al-Firy al-Hadits,
menulis “Ilmu pengetahuan adalah sekumpulan masalah, serta sekumpulan metode yang
dipergunakan menuju tercapainya masalah tersebut.” Ini menunjukkan bahwa kemajuan
membangun karakter bangsa tidak dapat dinilai dengan apa yang dipersembahkannya kepada
masyarakat, tetapi juga diukur dengan wujudnya suatu iklim yang dapat mendorong kemajuan
pembangunan karakter bangsa itu termasuk al-Qur’an.
Al-Qur’an merupakan firman Allah yang tidak mengandung kontradiksi. Al-Qur’anlah kitab
yang telah diturunkan oleh Allah kepada utusannya sebagai petunjuk. Al-Qur’an adalah kitab
terakhir dan berada dalam penjagan Allah swt. Oleh sebab itu, membangun karakter bangsa akan
berkembang cepat hanya apabila dituntun oleh al-Qur’an, dan mengambil kebenaran darinya.
Karena, hanya dengan demikian membangun karakter bangsa mengikuti jalan Allah. Ketika
jalan yang bertentangan dengan agama diambil, para ilmuan menyia-nyiakan waktu dan
sumberdaya, serta menghalangi kemajuan membangun karakter bangsa. Demikianlah menurut
Harun Yahya dalam The Qur’an Leads the Way to Science.
Lalu bagaimanakah dinamika keilmuan dalam menwujudkan kepribadian umat Islam saat ini?
Umat islam saat ini mengalami degradasi besar-besaran. Data Badan Penelitian International
menyebutkan, Israel yang notabene Yahudi dalam 1 juta penduduk memiliki 1600 pakar
pengetahuan, Amerika yang notabene Nasrani dalam 1 juta penduduk memiliki 160 pakar
pengetahuan. Sedangkan Indonesia yang notabene mayoritas muslim terbesar di dunia, dalam 1
juta penduduk hanya memilki 65 pakar yang muslimnya hanya 6 orang. Oleh karenanya, dalam
bidang membangun karakter bangsa dan teknologi, kita masih jauh tertinggal oleh bangsa-
bangsa lain. Kita jauh tertinggal dengan Amerika yang Protestanis, kita jauh tertinggal oleh
Korea yang Konfusianis Taois, bahkan kita jauh tertinggal oleh Jepang yang Budhis Taois.
Padahal 14 abad yang lalu kita telah diperintahkan untuk membaca dan membangun karakter
bangsa. Bacalah al-Qur’an supaya hidup teratur, bacalah alam supaya lahir karya-karya luhur,
dan baca diri kita agar hidup tidak takabur, sebab membaca dalam Islam harus dibarengi dengan
serta diimbangi dengan :
‫ِباْس ِم َر ِّبَك اَّلِذ ي َخ َلَق‬
Artinya : “Dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan”
Akan tetapi, untuk dapat memahami dengan jelas dan benar terhadap interpretasi dari firman-
firman Allah di dalam al-Qur’an, yang menjelaskan tentang korelasi antara al-Qur’an dan
meciptakan kepribadian bangsa, serta mengambil manfaat darinya untuk menjadikannya sebagai
contoh kepribadian bangsa, maka salah satu yang harus dilakukan adalah dengan dapat
memahami al-Qur’an secara tekstual terlebih dahulu, yakni memahami al-Qur’an dari segi
kebahasaan, dan bahasa al-Qur’an adalah bahasa Arab. Sebagaimana Allah berfirman di dalam
al-Qur’an surat Thaha ayat 113 :

{ ‫َو َك َذ ِلَك َأْنَز ْلَناُه ُقْر َء اًنا َع َر ِبًّيا َو َص َّر ْفَنا ِفيِه ِم َن اْلَو ِع يِد َلَع َّلُهْم َيَّتُقوَن َأْو ُيْح ِد ُث َلُهْم ِذ ْك ًرا‬
}113
Artinya : “Dan demikianlah Kami menurunkan Al Qur’an dalam bahasa Arab, dan Kami telah
menerangkan dengan berulang kali di dalamnya sebahagian dari ancaman, agar mereka
bertakwa atau (agar) Al Qur’an itu menimbulkan pengajaran bagi mereka.” (QS. Thaha)
HADIRIN RAHIMAKUMULLAH
Di dalam kitab Jami’ al-Bayan ‘an Ta’wil al-Qur’an, Imam al-Thabari menjelaskan bahwa yang
dimaksud dengan firman Allah di atas adalah :
‫ما حذروا به من أمر هللا وعقابه ووقائعه باألمم قبلهم‬
Artinya : “Apa yang diperingatkan kepada mereka merupakan perintah Allah, hukuman-Nya,
dan ketetapan-ketetapannya terhadap umat-umat sebelum mereka.”

Hadirin, memperhatikan penjelasan tersebut, maka jelaslah bahwa al-Qur’an benar-benar


merupakan landasan contoh kepribadian bangsa buat kita, hal ini juga bisa dilihat dari
ditemukanya kata-kata ilmu dalam berbagai bentuknya di dalam al-Qur’an yang terulang
sebanyak 854 kali supaya kita dapat belajar membangun pribadi yang dimaksud.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan, mudah-mudahan ada manfaatnya.
‫وهللا المستعان إلى احسان الحال‬
‫والسال م عليكم ورحمة هللا وبرمكاته‬

MENGHADIRKAN ISLAM DI TENGAH


MASYARAKAT MAJEMUK
‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
‫ وبذالك اوجب علينا اخوة‬.‫الحمد هلل الذي جعل اإلنسان خليفة بارسطاة وانواع مختلفة‬
}‫الصالة والسالم على رسول هللا وعلى اله وصحبه ومن تبع رسالته {اما بعد‬

HADIRIN MA’ASYIROL MUSLIMIN RAHIMAKUMULLAH


Rasisme dan diskriminisme merupakan paham yang sangat paradok dengan kemajemukan.
Jammes Monrou dengan doktrinnya “American is on America” telah menganggap bahwa bangsa
Amerika paling baik dari bangsa lain. Benneto Mussolini dengan ajarannya, Fasisme Italia
merasa bahwa bangsanya lebih mulia dari bangsa lain. Hirohito dengan Fasisme Jepangnya
mencetuskan bahwa bangsanya paling pantas memimpin dunia. Alhasil paham-paham tersebut
tidak menghargai kemajemukan. Samuel Eto’o, pemain sepak bola asal Kamerun pun ikut
menjadi salah satu korban rasisme, sehingga jauh-jauh hari Persatuan Sepakbola Eropa (UEF)
mencanangkan program kampanye “Let’s Kick Racism out of Football”. Dan di Indonesia kita
diinggatkan akan kerusuhan Mei 1998, di mana sasaran utamanya adalah orang-orang Tionghoa,
masyarakat secara umum tidak melihatnya sebagai suatu tindakan biadab. Banyak yang
mengutuk, dari luar negeri, Negara-negara sahabat, lembaga-lembaga PBB maupun lembaga
HAM Internasional mengutuk keras rasial Mei 1998.
Penghargaan dalam Islam tidak berdasarkan ras, suku, keturunan, prestise, tapi penghargaan
dalam Islam berdasarkan amal dan prestasi. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai sikap
Islam dan dunia kemajemukan, maka pada kesempatan ini kita bicarakan “MENGHADIRKAN
ISLAM DI TENGAH MASYARAKAT MAJEMUK ”. Dengan rujukan surat Al-Hujurat, ayat
13 :
‫َياَأُّيَها الَّناُس ِإَّنا َخ َلْقَناُك ْم ِم ْن َذ َك ٍر َو ُأْنَثى َو َج َع ْلَناُك ْم ُش ُعوًبا َو َقَباِئَل ِلَتَع اَر ُفوا ِإَّن َأْك َر َم ُك ْم‬
‫ِع ْنَد ِهَّللا َأْتَقاُك ْم ِإَّن َهَّللا َع ِليٌم َخ ِبيٌر‬
Artinya : “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah
ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Mengenal.”

HADIRIN MA’ASYIROL MUSLIMIN RAHIMAKUMULLAH


Menurut ibnu Asy-Syakir dalam kitab Mubhamat bersumber dari abu bakar bin abu daud, bahwa
ayat ini berkenaan dengan keinginan Rasulullah SAW untuk menikahkan Abi Hindin kepada
seorang puteri dari kalangan Baidhah. BaniBaidhah dengan sinis berkata pada Rasulullah ” ya
Rasulullah pantaskah kami mengawinkan putri-putri kami kepada budak-budak kami ? Rasul
belum sempat menjawab saat itu, jibril datang menyampaikan surat Al-Hujurat ayat 13 yang
diawali dengan ‫َياَأُّيَها الَّناُس‬, Menurut Imam Ali Ash-Shabuni dalam Shafwat al-Tafsir beliau
menjelaskan :
‫أي خطاب لجميع البشر‬
Artinya : “objeknya adalah seluruh manusia”.
Bahwa manusia baik laki-laki maupun perempuan walau bercorak suku berlainan bangsa
semuanya memiliki harkat dan martabat yang sama di hadapan Allah SWT. Fungsinya bukan
untuk saling menutup diri, melecehkan, menghina, membangga-banggakan kelompok, suku
bangsa, maupun daerah masing-masing. Sebab dengan tegas Rasulullah SAW bersabda :
‫ليس منا من دعا على عصبيته وليس منا من مات على عصبيته‬
Artinya : “Bukan golongan kita, orang yang membangga-banggakan kesukuan dan bukan
golongan kita orang yang mati karena membela, mempertahankan dan memperjuangkan
kesukuan.”
Ini berarti kemajemukan tersebut harus kita jadikan jembatan emas
‫ِلَتَع اَر ُفوا أي ليحصل بينكم التعارف والتألف‬
Artinya : “Agar kamu saling mengenal, yakni menjalin komunikasi yang harmoni dan
menebarkan cinta kasih serta kasih sayang yang tiada pandang sayang.”
Demikian ungkapan Imam Ali Ashobuni dalam Safwat at Tafassir.

HADIRIN WAL HADIRAT RAHIMAKUMULLAH


Timbul pertanyaan, bagaimana sikap kita dalam menyikapi kemajemukan bangsa Indonesia ini
sebagai suatu berkah? Pertama, sebagai umat yang mayoritas mari kita jalin ukhuwah
Islamiyyah di Negara kita ini. Meskipun kita berbeda suku, adat istiadat, maupun organisasi dan
partai pilihan, tapi kalau satu akidah, tidak boleh saling menghina, memfitnah, mengadu domba,
apalagi sampai menumpahkan darah.
Mengingat pentingnya ukhuwah Islamiyah ini, pantas jikalau Rasulullah SAW ketika sedang
sakit keras, namun beliau bangkit berdiri dan berkata tentang pertentangan yang terjadi antara
kaum Aus dan Khazraj :
‫ابدا ابدا ابدا الجاهلية من بعد ما جاءتهم البينات وانا احضر بينكم‬
Artinya : “Apakah kamu akan kembali ke dalam tradisi jahiliyah (berpecah belah) setelah
datang penjelasan-penjelasan dan aku masih hadir di antara kalian.”

Sikap keras Rasul tersebut hadirin, merupakan realisasi untuk merajut ukhuwah Islamiyah yang
harus kita teladani dalam menyikapi kemajemukan bangsa kita ini. Karena perpecahan kaum Aus
dan Khazraj merupakan symbol bibit perpecahan internal umat Islam yang saat ini banyak
terjadi.
Sebagai bukti, disebabkan perbedaan pendapat masalah furuiyah, berlainan organisasi yang
diperkokoh oleh kepentingan pribadi dan kelompok, lantas pisah partai, putus silaturrahim,
berakhir dengan saling tonjok, saling rampok, bahkan saling bacok. Na’udzubillah.
Kedua, sebagai warga Negara Indonesia, mari kita wujudkan dan kita pelihara ukhuwah
wathoniyah, dengan cara mengamalkan kembali filsafat momentum sumpah pemuda yang telah
diikrarkan oleh bangsa Indonesia terdahulu, bahwa kita satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa.

HADIRIN WAL HADIRAT RAHIMAKUMULLAH.


Jikalau beberapa upaya langkah-langkah ini sudah kita lakukan, mudah-mudahan bangsa kita
akan menjadi bangsa yang selalu menghargai akan adanya perbedaan, sehingga bangsa kita akan
senantiasa mendapatkan keberkahan dalam menjalankan pembangunan di Negara kita ini,
sebagaimana yang Allah janjikan dalam surat Al-A’raf ayat 96 :
‫َو َلْو َأَّن َأْهَل اْلُقَر ى آَم ُنوْا َو اَّتَقوْا َلَفَتْح َنا َع َلْيِهم َبَر َك اٍت ِّم َن الَّس َم اِء َو اَألْر ِض َو َلـِكن َك َّذ ُبوْا‬
}٩٦{ ‫َفَأَخ ْذ َناُهم ِبَم ا َك اُنوْا َيْك ِس ُبوَن‬
Artinya : “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-
ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.”.

HADIRIN JAMA’AH SYARHIL QUR’AN ROHIMAKUMULLAH


Dr. Muhammad Sulaiman Al-Asqori dalam Zubdat at Tafsir min Fath al Qadhir menjelaskan
bahwa jikalau umat manusia beriman dan bertakwa :
‫َلَفَتْح َنا َع َلْيِهم َبَر َك اٍت ِّم َن الَّس َم اِء َو اَألْر ِض أي لوسعنا عليهم الخير من كل جانب‬
Artinya : “pasti Allah lapangkan bagi mereka keberkahan dari langit dan Allah lapangkan
keberkahan dari bumi.” syaratnya iman dan taqwa.

HADIRIN ROHIMAKUMULLAH
Dari uraian tersebut dapatlah kita ambil kesimpulan bahwa jikalau segala upaya ttelah kita
lakukan mudah mudahan bangsa kita menjadi bangsa yang bersatu pada sehingga dapat
membentuk Negara yang baldatun toyyibatun warabbul ghafur, amin.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mudah mudahan ada manfaatnya…
‫وهللا المستعان إلى احسن الحال‬
‫والسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

REMAJA DAN PEMUDA SEBAGAI ASET MASA


DEPAN BANGSA
‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
‫الحمد هلل الذى ارسل رسوال مبشرين ومنذرين وداعيا إلى هللا بإذنه وسراجا منيرا أللهم‬
}‫فصلى وسلم على سيدنا محمد وعلى آله وأصحابه أجمعين {أما بعد‬
KAUM MUSLIMIN YANG DIRAHMATI OLEH ALLAH SWT
Alfin Toffler dalam bukunya The Future Shock and The Third Wave, beliau menyatakan, era
milinium merupakan era institusional change, yaitu era menjamurnya berbagai media
komunikasi. Konsekuensinya, pada suatu sisi melahirkan nilai-nila positif, Namun disisi lain
over loading information melahirkan desease of adaftation, penyakit adaptasi. Penerimaan
terhadap unsur-unsur asing tanpa mempertimbangkan baik atau buruknya, ketika orang barat
judi, Remaja dan pemuda kita terlena dengan gaplek dan remi, ketika orang barat terlena dengan
minum-minuman keras, Remaja dan pemuda kita terlena dengan budaya mabuk-mabukan
tenggak wisky, brandy, bahkan yang paling besar dan mendasar penyakit adaptasi ini melahirkan
dehumanisasi, demoralisasi, dan despritualisasi.
Akibatnya manusia hidup bebas, keras, beringas, ganas bahkan lebih ganas dari binatang buas, di
sinilah pentingnya pembangunan kepribadian yang postif sebagaimana digambarkan Thomas
Hobbes dalam A War of All Agaents, John Lock dalam Social Contrack, Bruch Spinoza dalam
Intelektual Love of God dan lain sebagainya. Karena pentingnya keperibadian positif, khusunya
sebagai seorang muslim, maka pada kesempatan ini, kita akan membicarakan tentang “Remaja
Dan Pemuda Sebagai Aset Masa Depan Bangsa”. Dengan rujukan al-Qur’an surat al-Anfal ayat
24-25 :
‫َياَأُّيَها اَّلِذ يَن َء اَم ُنوا اْسَتِج يُبوا ِهَّلِل َو ِللَّرُسوِل ِإَذ ا َدَع اُك ْم ِلَم ا ُيْح ِييُك ْم َو اْع َلُم وا َأَّن َهللا َيُحوُل‬
‫} َو اَّتُقوا ِفْتَنًة اَل ُتِص يَبَّن اَّلِذ يَن َظَلُم وا ِم ْنُك ْم‬24{ ‫َبْيَن اْلَم ْر ِء َو َقْلِبِه َو َأَّنُه ِإَلْيِه ُتْح َش ُروَن‬
}25{ ‫َخ اَّص ًة َو اْع َلُم وا َأَّن َهللا َش ِد يُد اْلِع َقاِب‬
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila
Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, dan ketahuilah
bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-
Nyalah kamu akan dikumpulkan. Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus
menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras
siksaan-Nya..” (QS. Al-Anfal)

HADIRIN MA’ASYRAL MUSLIMIN RAHIMAKUMULLAH


Berdasarkan ayat di atas maka dapatlah difahami bahwa dalam membangun Remaja dan
pemuda maka hendaknya dapat membatasi antara dirinya dengan hatinya. Namun, seperti
apakah membatasi antara manusia dengan hatinya? Al-Smarqandi di dalam kitab tafsirnya Bahr
al-Ulum menyebutkan, bahwa yang dimaksud dengan “yahulu bain al-mar’i wa qalbih” adalah :
‫ ويحول بين الكافر‬، ‫يحول بين المؤمن ومعاصيه التي تسوقه وتجره إلى النار‬
‫وطاعته التي تجره إلى الجنة‬
Artinya : “membatasi antara orang mukmin dengan kemaksiatannya yang mengarahkannya dan
mendekatkannya dengan api neraka, serta membatasi antara orang kafir dengan keta’atannya
yang dapat mendekatkannya dengan surga.”

Hadirin, penjelasan di atas menunjukkan bahwa seorang yang beriman bisa saja terjerumus
kedalam api neraka jika tidak dapat mengontrol hatinya dari kemaksiatan. Akan tetapi perlu
difahami bersama bahwa arahan berpikir ayat di atas bukan saja menjurus kepada eksklusivisme
Islam sehinga seringkali menafikan civil society yang sesungguhnya harus terus dibangun.
Lebih detil di dalam ayat selanjutnya, Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab dalam Tafsir al-
Misbah menyebutkan bahwa, sendi-sendi bangunan masyarakat akan melemah jika kontrol sosial
melemah. Akibat kesalahan tidak hanya menimpa yang bersalah. Tabrakan tidak hanya terjadi
akibat kesalahan kedua pengendara. Bisa saja yang bersalah hanya seorang, tetapi kecelakaan
dapat beruntun menimpa sekian banyak kendaraan.
Tuntunan Allah swt dan Rasul-Nya telah disyari’atkan sedemikian rupa oleh Allah yang
mengetahui kemaslahatan, kebutuhan, sekaligus kecenderungan mereka. Apabila ada yang
melanggarnya maka akan timbul kekacauan, karena yang melanggar telah melakukan suatu yang
merugikan pihak lain. Pada saat itu akan muncul kekacauan, dan akan lahir instabilitas yang
mengakibatkan semua anggota masyarakat yang taat maupun yang durharka ditimpa krisis.
Karena itu ayat ini berpesan : buatlah prisai antara diri anda dengan ujian dan bencana dengan
jalan memelihara hubungan harmonis dengan-Nya. Laksanakanlah tuntunan-Nya dengan
anjurkan pula orang lain berbuat kebaikan dan menjauhi kemunkaran, karena jika tidak kita
semua akan ditimpa bencana. Dalam konteks ini Rasul saw memperingatkan :
“jika ada masyarakat yang melakukan kedurhakaan, sedang ada anggotanya yang mampu
menegur atau menghalangi mereka, tapi dia tidak melakukannya, maka Allah swt akan
menjatuhkan bencana yang menyeluruh kepada mereka”.

HADIRIN RAHIMKUMULLAH
Dalam menemukan Remaja dan pemuda yang sejati di tengah-tengah hiruk-pikuk kemaksiatan
yang dapat menjerumuskan kita ke lembah kenistaan, maka kita harus menemukan metode yang
efektif dalam mengarunginya. Dalam hal ini, Allah swt mengajarkan dan memerintahkan kepada
kita. Sebagaimana firman-Nya di dalam surat ar-Ruum ayat 60 :
}60{ ‫َفاْص ِبْر ِإَّن َو ْع َد ِهللا َح ٌّق َو َال َيْسَتِخ َّفَّنَك اَّلِذ يَن َال ُيوِقُنوَن‬
Artinya : “Maka bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar dan sekali-kali
janganlah orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu menggelisahkan
kamu.” (QS. Ar-Ruum : 60)

HADIRIN RAKHIMAKUMULLAH
Berdasarkan firman Allah di atas, terdapat kata kunci yang paling ditekankan dengan kata kerja
perintah di dalamnya.
Adapun kata kerja perintah yang ada di dalam ayat di atas adalah “ ‫ ”فاصبر‬yang berarti
bersabarlah. Dan dalam hal ini, Abdurrahman bin Nashir al-Su’udy menafsirkan kata di atas
dengan sebutan :
‫فاصبر على ما أمرت به وعلى دعوتهم إلى هللا ولو رأيت منهم إعراضا‬
Artinya : “bersabarlah terhadap apa yang telah diperintahkan oleh Allah dan terhadap apa
yang dipanjatkan kepada Allah meskipun engkau dapatkan di antara mereka ada yang
membangkang”

Penjelasan di atas menunjukkan betapa beratnya untuk menjadi mukmin yang sejati di dunia ini,
hingga Allah memerintahkan untuk selalu bersabar di dalamnya. Apalagi jika dikaitkan dengan
perkembangan zaman yang begitu cepat. Sebuah contoh adalah, saat ini sebagian anak-anak
muda kita terjerumus dan terlena dengan westernisasi, kebarat-baratan. Orang barat merayakan
valentine, kita ikut merayakan valentine. Di bawah sinar remang-remang, disaat hujan rintik-
rintik, angin menghembus sepoi-sepoi basah duduk berdua. Masya Allah.
Oleh karena itu, langkah apakah yang harus kita lakukan dalam rangka membangun generasi
bangsa yang berpribadian muslim sejati ? Dan siapakah yang berperan di dalamnya ?
1. Para orang tua, guru, dan pendidik, hendaknya memberikan bekal ilmu dan akhlaq yang cukup
bagi anak-anak, remaja, dan pemuda . Karena dengan ilmu dan akhlaq yang dimiliki, mereka
akan menjadi generasi yang “al-qawiy” yang kuat bukan generasi yang “al-dha’if” atau generasi
yang lemah.
2. Para remaja dan pemuda selaku generasi penerus bangsa, agar memiliki itikad yang baik untuk
dididik dan dibina, karena hal tersebut merupakan cikal bakal keberhasilan untuk mewujudkan
terbentuknya remaja dan pemuda yang sejati. Karena apalah arti guru tanpa adanya murid. Dan
apalah yang dapat dikerjakan seorang murid tanpa adanya instruksi dan bimbingan dari guru.
Oleh karena itu, saling take and give akan membuahkan hasil yang berarti.

HADIRIN RAHIMAKUMULLAH

Dan pada akhirnya, dapat kita simpulkan bersama bahwa jika semua ikhtiyar ini sudah kita
lakukan, mudah-mudahan remaja dan pemuda kita bisa menjadi tumpuan, harapan, dan cita-cita
bagi bangsa kita. Amin Ya Robbal ‘Alamin.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan, mudah-mudahan ada manfaatnya :
‫وهللا المستعان إلى احسن الحال‬
‫والسال م عليكم ورحمة هللا وبرمكاته‬
MEMBANGUN KARAKTER BANGSA PERSPEKTIF AL-
QURAN
‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬
‫الحمد هلل العزة الذى جئهم بكتاب فصلناه على علم هدى ورحمة لقوم يؤمنون أشهد أن ال‬
‫إله إال هللا وأشهد أن سيدنا محمدا عبده ورسوله أللهم فصلى وسلم على سيدنا محمد وعلى‬
}‫آله وصحبه أجمعين {أما بعد‬
WAHAI PENCINTA AL-QUR’AN YANG DIRAHMATI OLEH ALLAH SWT

Albert Einstein, seorang ilmuan terbesar abad ke-20 menyatakan, “Relegion without science is
lame and science without relegion is blind”, agama tanpa ilmu adalah pincang dan ilmu tanpa
agama adalah buta. Kalimat ini menunjukkan bahwa, agama tidak hanya mendorong studi
ilmiah, tapi juga menjadikan riset ilmiah yang konklusif dan tepat guna, karena didukung oleh
kebenaran yang diungkapkan melalui agama. Alasannya adalah, karena agama merupakan
sumber tunggal yang menjadikan jawaban pasti dan akurat.
Selain daripada itu, kalimat ini juga menunjukkan bahwa membangun karakter bangsa tanpa
panduan agama tidak dapat berjalan dengan benar, tetapi justru membuang banyak waktu dalam
mencapai hasil tertentu, atau lebih buruk lagi, seringkali tidak memperoleh bukti yang
meyakinkan. Ketika Nabi sampai di Madinah, ia membuat sebuah perdaban baru yang kemudian
memunculkan pengertian bahwa Islam adalah sistem kepercayaan yang sistemik, tidak hanya
berdimensi theological, ritual, dan mistical tetapi juga berdimensi moral dan intelektual.
Secara termonologi, Al-Qur’an adalah firman Allah SWT yang di turunkan kepada nabi besar
Muhammad saw, melalui wasilah malaikat jibril as untuk di syiarkan kepada umat manusia yang
salah satu fungsinya adalah “huda linnaas” petunjuk bagi suluruh umat manusia di muka bumi
ini. Said Nursi sebagai Renaissan of Islam menyatakan, “Islam is the father of all the science
and al-Qur’an is the book of science”, Islam adalah bapaknya seluruh ilmu pengetahuan dan al-
Qur’an adalah kitabnya ilmu pengetahuan. Oleh sebab itulah, melalui penjelasan ini, maka pada
kesempatan yang baik ini, kami akan membahas tentang “MEMBANGUN KEPRIBADIAN
BANGSA PERSPEKTIF AL-QURAN” dengan rujukan al-Qur’an surat Ibrahim ayat 1 :
‫الر ِكَتاٌب َأْنَز ْلَناُه ِإَلْيَك ِلُتْخ ِر َج الَّناَس ِم َن الُّظُلَم اِت ِإَلى الُّنوِر ِبِإْذ ِن َر ِّبِهْم ِإَلى ِص َر اِط اْلَع ِز يِز‬
‫ج‬

}1{ ‫اْلَح ِم يِد‬


Artinya : “Alif laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu
mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan
mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.” (QS. Ibrahim)
HADIRIN RAHIMAKUMULLAH
Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab, di dalam Tafsir al-Mishbah menjelaskan, bahwa
penjelasan tentang pentingnya al-Qur’an, disebutkan oleh Allah swt. dengan menggunakan
bentuk jamak untuk kata (‫ )الظلمات‬yang berarti aneka gelap, sedang (‫ )النور‬dengan berbetuk
tunggal. Hal ini untuk mengisyaratkan bahwa kegelapan itu bermacam-macam serta beraneka
ragam dan sumbernya pun banyak. berbeda dengan an-nuur atau cahaya yang menerangai dan
tidak pernah memberi gelap.
Penjelasan tentang al-Qur’an sebagai penerang atau an-nuur, benar-benar menunjukkan bahwa
antara al-Qur’an dengan membangun karakter bangsa terdapat hubungan yang saling mengikat.
Malik bin Nabi di dalam kitabnya Intaj al-Mustasyriqin wa Atsaruhu fi al-Firy al-Hadits,
menulis “Ilmu pengetahuan adalah sekumpulan masalah, serta sekumpulan metode yang
dipergunakan menuju tercapainya masalah tersebut.” Ini menunjukkan bahwa kemajuan
membangun karakter bangsa tidak dapat dinilai dengan apa yang dipersembahkannya kepada
masyarakat, tetapi juga diukur dengan wujudnya suatu iklim yang dapat mendorong kemajuan
pembangunan karakter bangsa itu termasuk al-Qur’an.
Al-Qur’an merupakan firman Allah yang tidak mengandung kontradiksi. Al-Qur’anlah kitab
yang telah diturunkan oleh Allah kepada utusannya sebagai petunjuk. Al-Qur’an adalah kitab
terakhir dan berada dalam penjagan Allah swt. Oleh sebab itu, membangun karakter bangsa akan
berkembang cepat hanya apabila dituntun oleh al-Qur’an, dan mengambil kebenaran darinya.
Karena, hanya dengan demikian membangun karakter bangsa mengikuti jalan Allah. Ketika
jalan yang bertentangan dengan agama diambil, para ilmuan menyia-nyiakan waktu dan
sumberdaya, serta menghalangi kemajuan membangun karakter bangsa. Demikianlah menurut
Harun Yahya dalam The Qur’an Leads the Way to Science.
Lalu bagaimanakah dinamika keilmuan dalam menwujudkan kepribadian umat Islam saat ini?
Umat islam saat ini mengalami degradasi besar-besaran. Data Badan Penelitian International
menyebutkan, Israel yang notabene Yahudi dalam 1 juta penduduk memiliki 1600 pakar
pengetahuan, Amerika yang notabene Nasrani dalam 1 juta penduduk memiliki 160 pakar
pengetahuan. Sedangkan Indonesia yang notabene mayoritas muslim terbesar di dunia, dalam 1
juta penduduk hanya memilki 65 pakar yang muslimnya hanya 6 orang. Oleh karenanya, dalam
bidang membangun karakter bangsa dan teknologi, kita masih jauh tertinggal oleh bangsa-
bangsa lain. Kita jauh tertinggal dengan Amerika yang Protestanis, kita jauh tertinggal oleh
Korea yang Konfusianis Taois, bahkan kita jauh tertinggal oleh Jepang yang Budhis Taois.
Padahal 14 abad yang lalu kita telah diperintahkan untuk membaca dan membangun karakter
bangsa. Bacalah al-Qur’an supaya hidup teratur, bacalah alam supaya lahir karya-karya luhur,
dan baca diri kita agar hidup tidak takabur, sebab membaca dalam Islam harus dibarengi dengan
serta diimbangi dengan :
‫ِباْس ِم َر ِّبَك اَّلِذ ي َخ َلَق‬
Artinya : “Dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan”
Akan tetapi, untuk dapat memahami dengan jelas dan benar terhadap interpretasi dari firman-
firman Allah di dalam al-Qur’an, yang menjelaskan tentang korelasi antara al-Qur’an dan
meciptakan kepribadian bangsa, serta mengambil manfaat darinya untuk menjadikannya sebagai
contoh kepribadian bangsa, maka salah satu yang harus dilakukan adalah dengan dapat
memahami al-Qur’an secara tekstual terlebih dahulu, yakni memahami al-Qur’an dari segi
kebahasaan, dan bahasa al-Qur’an adalah bahasa Arab. Sebagaimana Allah berfirman di dalam
al-Qur’an surat Thaha ayat 113 :
{ ‫َو َك َذ ِلَك َأْنَز ْلَناُه ُقْر َء اًنا َع َر ِبًّيا َو َص َّر ْفَنا ِفيِه ِم َن اْلَو ِع يِد َلَع َّلُهْم َيَّتُقوَن َأْو ُيْح ِد ُث َلُهْم ِذ ْك ًرا‬
}113
Artinya : “Dan demikianlah Kami menurunkan Al Qur’an dalam bahasa Arab, dan Kami telah
menerangkan dengan berulang kali di dalamnya sebahagian dari ancaman, agar mereka
bertakwa atau (agar) Al Qur’an itu menimbulkan pengajaran bagi mereka.” (QS. Thaha)
HADIRIN RAHIMAKUMULLAH
Di dalam kitab Jami’ al-Bayan ‘an Ta’wil al-Qur’an, Imam al-Thabari menjelaskan bahwa yang
dimaksud dengan firman Allah di atas adalah :
‫ما حذروا به من أمر هللا وعقابه ووقائعه باألمم قبلهم‬
Artinya : “Apa yang diperingatkan kepada mereka merupakan perintah Allah, hukuman-Nya,
dan ketetapan-ketetapannya terhadap umat-umat sebelum mereka.”

Hadirin, memperhatikan penjelasan tersebut, maka jelaslah bahwa al-Qur’an benar-benar


merupakan landasan contoh kepribadian bangsa buat kita, hal ini juga bisa dilihat dari
ditemukanya kata-kata ilmu dalam berbagai bentuknya di dalam al-Qur’an yang terulang
sebanyak 854 kali supaya kita dapat belajar membangun pribadi yang dimaksud.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan, mudah-mudahan ada manfaatnya.
‫وهللا المستعان إلى احسان الحال‬
‫والسال م عليكم ورحمة هللا وبرمكاته‬

TOLERANSI LINTAS AGAMA


DALAM MEMBANGUN INDONESIA YANG HARMONIS
DAN BERSAHAJA

Kerukunan berbangsa dan bernegara terusik oleh hadirnya intoleransi dalam kehidupan
beragama. Perusakan tempat ibadah umat agama lain yang terjadi di banyak tempat menegaskan
betapa toleransi lintas agama masih menjadi barang mahal nun langka di negeri kita tercinta,
Indonesia. Terlepas apa yang menjadi motif perusakan itu, kita sepakat bahwa tindakan tersebut
seharusnya tidak terjadi di negeri yang menjunjung tinggi kerukunan dalam beragama. Bukankah
anarkisme –apalagi menyangkut agama yang sangat sensitif– justru menahbiskan nafsu
kebinatangan yang selaiknya dibuang jauh-jauh dari benak manusia.
Sepertinya, kita perlu melirik falsafah –yang konon milik– suku Bali (la’alla ash-
shawāb). “Masjid adalah rumah kami, namun digunakan oleh saudara kami yang beragama
Islam.” Begitu sikap mereka yang juga diterapkan kepada umat beragama selain Islam.
Ungkapan di atas menggambarkan betapa kerukunan antar umat beragama benar-benar terlihat
dalam keseharian mereka. Tidak ada sikap saling mencurigai apalagi saling mengintimidasi.
Justru, yang hadir di tengah-tengah kehidupan adalah kenyamanan dalam keragaman. Inilah
yang dalam istilah psikologi disebut ‘get comfortable in paradox’. Sebuah kondisi jiwa yang
mampu merasakan ketentraman meskipun berada di tengah paradoksal kehidupan.
Berangkat dari paparan singkat di atas, dalam kesempatan ini, izinkanlah kami
membawakan pensyarahan Al-Qur’ān dengan judul: “Toleransi Lintas Agama, dalam
Membangun Indonesia yang Harmonis dan Bersahaja”, dengan landasan Al-Qur’ān Surat al-
An’ām [6] ayat 108 dan Surat al-Mumtahanah [60] ayat 8.
Hadirin rahimakumullah,
Agama adalah perihal yang substansial dalam kehidupan manusia. Sejak pertama terlahir
ke dunia, manusia sudah terikat kontrak ilahiyah untuk mengabdikan diri kepada Allāh SWT.
Inilah yang menjadikan manusia (selalu) mencari realitas kebenaran mutlak yang pada akhirnya
akan bertemu dengan Allāh SWT. Namun, dalam praktiknya tidak semua orang “diberi hidayah”
untuk memeluk Islam sebagai agama yang paling diridhai. Aneka agama yang hadir di tengah-
tengah kehidupan adalah bukti ketidaktunggalan hasil pencarian agama masing-masing insan.
Satu hal yang perlu diperhatikan dalam konteks ini adalah kedewasaan sikap untuk tidak saling
mencela sembahan umat agama lain. Berkaitan dengan hal ini, Allāh SWT berfirman dalam surat
al-An’ām ayat 108 yang berbunyi:

Artinya: “Dan janganlah kamu memaki sesembahan yang mereka sembah selain Allāh,
karena mereka nanti akan memaki Allāh dengan melampaui batas tanpa dasar pengetahuan.
Demikianlah, Kami Jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada
Tuhan tempat kembali mereka, lalu Dia akan Memberitahukan kepada mereka apa yang telah
mereka kerjakan.” (QS. al-An’ām [6]: 108)

Hadirin rahimakumullah,
Mengenai ayat di atas, Ibnu Katsīr menjelaskan bahwa Allāh melarang umat Islam untuk
memaki tuhan orang-orang musyrik walaupun ada nilai kemaslahatan dalam makian tersebut.
Sebab, akan terdapat mafsadah/kerusakan yang lebih besar yaitu sikap mereka yang memaki
Tuhan orang-orang yang beriman. Dengan adanya larangan tersebut, sikap saling menghargai
antar pemeluk agama seharusnya ditampilkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Banyak perkara yang lebih besar yang sebenarnya dapat diselesaikan bersama, dengan
mengesampingkan latar belakang agama.
Tidak dapat dimungkiri bahwa Allāh memerintahkan umat Islam untuk mengambil jarak
demarkatif dengan non-muslim. Betapapun demikian, menurut al-Ustādz asy-Syahīd Sayyid
Quthb dalam kitabnya at-Tafsīr fi Zhilālil Qurān, Allāh juga mengajarkan kepada umat Islam
agar dalam mengambil jarak tersebut dilakukan dengan beradap, penuh wibawa, dan penuh harga
diri. Hal ini adalah suatu sikap yang sesuai dengan statusnya sebagai orang-orang yang beriman.
Dalam konteks ini, nilai persamaan sebagai manusia lebih dikedepankan. Sementara, agama
boleh dikesampingkan dalam hubungan sosial karena agama adalah wilayah individual.
Toleransi lintas agama adalah syarat mutlak untuk menjalin kerukunan di tengah
kehidupan bangsa yang beraneka ragam. Pluralitas sendiri sebenarnya adalah sebuah
keniscayaan yang sengaja diciptakan oleh Allāh SWT. Dengan adanya keragaman, khususnya
dalam masalah agama, kedewasaan sikap menjadi tuntutan utama. Sebab, jika hal itu diabaikan
maka akan menimbulkan kekacauan (chaos) yang justru merusak tatanan kehidupan. Dengan
hadirnya toleransi –yang dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah tasāmuh–, umat beragama
dapat hidup rukun berdampingan.

Hadirin rahimakumullah,
Islam adalah agama yang diturunkan kepada seluruh umat manusia. Islam menjadi
rahmat bagi semua manusia dan semesta alam. Artinya, nilai-nilai kasih sayang dalam Islam
tidak hanya diperuntukkan bagi umat Islam an sich. Lebih dari itu, Islam adalah agama yang
sejak awal bertujuan menciptakan perdamaian dunia. Sikap saling menolong (ta’āwun), apalagi
menyangkut kemaslahatan bersama, bukanlah hal mustahil untuk dilakukan. Potret kehidupan
yang rukun –antara umat Islam dan non-muslim– ketika Nabi Muhammad SAW hidup di
Madinah menjadi preseden terbaik untuk mengaplikasikan nilai kerahmatan Islam.
Islam sebenarnya membuka “keran” yang lebar bagi umatnya untuk berbuat baik kepada
umat agama lain. Betapapun agama mereka berlainan, namun mereka tetaplah makhluk ciptaan
Tuhan yang berhak atas perlakuan baik selama hidup di dunia. Justru, ketika umat Islam bersikap
“sinis” kepada mereka akan menciderai substansi Islam itu sendiri. Islam tidak menginginkan
orang memeluk agama karena faktor keterpaksaan. Bukankah sudah jelas bahwa tidak ada
paksaan dalam beragama. Berkaitan dengan hal ini, marilah kita simak firman Allāh dalam surat
al-Mumtahanah [60] ayat 8, yang berbunyi:

Artinya: “Allāh tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-
orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung
halamanmu. Sesungguhnya Allāh Mencintai orang-orang yang berlaku adil.” (QS. al-
Mumtahanah [60]: 8)
Hadirin rahimakumullah,
Dalam Tafsir al-Jalālain secara singkat diartikan bahwa dhamīr “hum” dalam ayat di atas
bermakna “al-kuffār” (orang-orang kafir).
‫ َأْي اَل َيْنَه اُك ْم َع ِن اِإْل ْح َس اِن ِإَلى اْلَكَف َر ِة‬: ‫ال َيْنَهاُك ُم ُهللا َع ِن اَّلِذ ْيَن َلْم ُيَقاِتُلْو ُك ْم ِفي الِّدْيِن َو َلْم ُيْخ ِر ُجْو ُك ْم ِم ْن ِدَياِر ُك ْم‬
َ
‫ْن‬ ‫َف‬ ‫ِّن‬ ‫َك‬ ‫ُك‬ ‫ْخ‬ ‫َل‬ ‫ُن‬ ‫َأ‬ ‫َظ‬ ‫َل‬
‫ا ِيَن ُي اِت ْو ْم ِفي الِّدْيِن َو ْم ُي اِهُرْو ا ْي ُيَع اِو ْو ا َع ى ِإ َر اِج ْم ال َس اِء َو الضع ِة ِم ُهْم‬ ‫ُك‬‫َن‬ ‫ُل‬ ‫َق‬ ‫اَل‬ ‫َّلْذ‬

Demikian Ibnu Katsir menerangkan dalam kitabtafsirnya. Maksudnya adalah, (Allāh)


tidak melarang umat Islam untuk berbuat baik kepada orang-orang kafir yang tidak berniat
membunuh dalam agama dan tidak bersekongkol untuk mengusir umat Islam.Sebagai
gambarannya dapat kita cermati dalam kisah berikut. Asma’ binti Abu Bakar ash-Shiddīq
menceritakan bahwa ibunya –yang ketika itu masih musyrikah– berkunjung kepadanya, maka ia
pergi menemui Rasulullah bertanya: “Bolehkah saya menjalin hubungan dengan ibu saya?”
Nabi (kemudian) menjawab: “Ya! Jalinlah hubungan baik dengannya.” (HR. Bukhari-Muslim)
Kata tabarrūhum ( ‫ )َت َبُّر ْو ُه ْم‬dalam ayat di atas, menurut M. Quraish Shihab dalam Tafsir al-
Mishbah, berasal dari kata “al-birr” yang artinya adalah ‘kebajikan yang luas’. Dataran yang
terhampar di persada bumi ini dinamai “bar”, karena luasnya. Dengan pemahaman tersebut,
tercermin izin (justifikasi) melakukan aneka kebajikan bagi non-muslim, selama tidak membawa
dampak buruk bagi umat Islam. Sebagai penegasan, ternyata Islam membukan jalan untuk
berbuat ihsān kepada non-muslim. Kebaikan yang dapat dilakukan sangatlah beragam
sebagaimana penjelasan semantik di atas. Dengan kebaikan yang disebarluaskan tersebut,
toleransi akan dapat pula terwujudkan.
Selanjutnya, kata tuqsithū (‫)ُتْق ِس ُط ْو ا‬, berasal dari kata al-qisth, yang berarti adalah ‘adil’.
Masih merujuk goresan tinta Quraish Shihab, pakar tafsir dan hukum, Ibnu ‘Arabi sampai
kepada simpulan: “Tidak melarang kamu memberi (se)bagian dari harta kamu kepada mereka.”
Pertolongan yang boleh diberikan kepada non-muslim tidak hanya berupa bantuan moril, tetapi
dapat berbentuk materiil. Hal ini semakin membuka jalan untuk bersama-sama berjuang
mengentaskan kemiskinan bangsa. Lebih dari itu, konsepsi ini berdampak positif terhadap
kebersatuan bangsa dalam menciptakan perekonomian yang adil dan berimbang.

Hadirin rahimakumullah,
Pentingnya membangun bangsa yang harmonis dan bersahaja seharusnya menjadi
kesadaran seluruh elemen bangsa. Dimana hal ini baru dapat diwujudkan ketika seluruh elemen
bangsa dapat berjabat-erat, bersatu-padu, bergandengan-tangan, mewujudkannya dalam
kehidupan bangsa yang ber-bhinneka tunggal ika. Sekat agama yang seringkali dijadikan
pembatas ekstrim hendaknya dihindarkan untuk kebaikan bersama demi kemajuan bangsa.
Dengan demikian, Indonesia akan benar-benar menjadi bangsa yang harmonis dan bersahaja.
Harmonis adalah arti hadirnya kerukunan di tengah keberagaman. Bersahaja dalam pengertian,
berpegang teguh terhadap moralitas dan patut menjadi teladan bagi bangsa lainnya.
Mengutip apa yang dituliskan oleh Marwan Ja’far dalam sebuah opini di Harian
Republika. “Kita perlu kembali pada prinsip umum ajaran Islam (maqāshid al-syarī’ah) tentang
eksistensi agama lain, yakni pengakuan terhadap nilai-nilai kemanusian dan keabsahan de facto
dan de jure sebagai bagian integral dari sebuah komunitas. Hubungan muslim dan pemeluk
agama lain wajib dipandang sebagai anggota yang memiliki tanggung jawab terhadap keutuhan
komunitas.” Dalam konteks ini, toleransi bukan lagi menjadi sesuatu yang dirindukan namun
sudah menjadi bagian kehidupan bangsa. Dengan demikian maka keharmonisan dalam
kehidupan beragama akan terwujudkan.

Hadirin rahimakumullah,
Simpulan yang dapat kita petik dari pensyarahan Al-Qur’ān di atas adalah sebagai
berikut. Pertama, di tengah kehidupan bangsa yang plural, toleransi menjadi pijakan utama
untuk merajut persatuan dan kesatuan. Ketika toleransi hilang dari tengah-tengah kehidupan
maka yang terjadi adalah sikap saling mencurigai yang berimbas pada ketidaknyamanan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Kedua, toleransi (tasāmuh) dalam konteks agama Islam
adalah bagian dari cara untuk membumikan nilai kerahmatan Islam kepada semesta alam. Ketika
hal ini dapat terwujudkan maka kedamaian (peace) di bumi tercinta Indonesia akan menjadi
sajian utama.
Sebagai penutup, jika toleransi lintas agama dapat terjalin, impian untuk hidup di tengah
bangsa yang harmonis dan bersahaja insyā Allāh akan segera terwujudkan. Semoga Allāh
memberikan kekuatan dan rahmat-Nya kepada kita. Āmīn ya Mujība du’āi as-sāilīn. []
Wallāhu al-muwaffiq ila aqwami ath-tharīq. Wa huwa al-hādiy ila shirāthil mustaqīm.
Keterangan: Naskah boleh digunakan untuk kepentingan apapun, khususnya Musābaqah
Syarhil Qur’ān dengan mencantumkan sumbernya. Jazakumullāh…
REMAJA DAN PEMUDA SEBAGAI GENERASI
PENERUS BANGSA

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬


‫الحمد هلل الذى ارسل رسوال مبشرين ومنذرين وداعيا إلى هللا بإذنه وسراجا منيرا أللهم فصلى‬
}‫وسلم على سيدنا محمد وعلى آله وأصحابه أجمعين {أما بعد‬

Hadirin Yang Berbahagia ….


Masa muda merupakan masa yang penuh dengan harapan, penuh dengan cita-cita dan penuh
dengan romantika kehidupan yang sangat indah. Keindahan masa muda dihiasi dengan bentuk
fisik yang masih kuat, berjalan masih cepat, pendengaran masih akurat, pikiran masih cermat,
kulit wajah indah mengkilat, walaupun banyak jarawat, tetapi tidak gawat karena masih banyak
obat ditoko-toko terdekat, oleh karena itu pantas bila para pemuda dan para remaja merupakan
salah satu penentu maju dan mundurnya suatu Negara.
Sebab terbukti sejak dahulu kala hingga saat ini dan sampai yang akan datang sesuai dengan
fitrohnya pemuda dan remaja merupakan tulang punggung suatu Negara, penerus estafet
perjuangan terhadap bangsanya. Sebagaimana syekh Mustofa al-Ghalayaini seorang pujangga
Mesir berkata :
‫أن فى يد الشبان أمر األمة وفى أقدامها حيتها‬
“Sesungguihnya pada tangan-tangan pemudalah urusan umat dan pada kaki-kaki merekalah
terdapat kehidupan umat”
Mengingat betapa pentingnya remaja dan pemuda sebagai generasi penerus bangsa, maka pada
kesempatan yang baik ini kami akan mengangkat tema mengenai “ Remaja Dan Pemuda
Sebagai Generasi Penerus Bangsa ”, dengan landasan al-Qur’an surat an-Nisa ayat : 9
Artinya : “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan
dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)
mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka
mengucapkan perkataan yang benar”

Hadirin Ma’asyiral Muslimin Rakhimakumullah…..


Imam Hafidz 'Imaduddin Abu Alfida Ibnu katsir dalam tafsir Alquranul 'Adhim menyebutkan
bahwa menurut riwayat Ibnu Abbas ayat ini turun berkenaan dengan seorang orang tua yang
mewasiatkan kepada anaknya wasiat yang akan membawa kemudaratan bagi dia. Maka Alah
Swt. Memerintahkan kepadanya untuk merubah wasiatnya kepada ketakwaan kepada Allah dan
kebaikan.
Hadirin, jika kita kaji lebih mendalam, ayat tersebut diawali dengan kalimat ‫واليخش‬, secara
semantik :
‫الواو واوالعاطفة واالم الم اآلمر يخش فعل المضارع مجزوم بالم‬
Istinbatnya, ‫ واليخش‬adalah sighat amr, kaedah mengatakan :
‫األصل في األمر للوجوب‬
“pada dasanya setiap perintah menunjukkan kewajiban”
Menurut ayat diatas jelas - jelas Allah swt memperingatkan manusia supaya tidak meninggalkan
generasi penerus yang lemah baik fisik, mental ataupun intelektual, karna ini biasa menyebabkan
kemunduran. Apabila generasi muda yang ada sekarang maupun yang akan datang mempunyai
kelemahan dalam hal-hal tersebut. Maka bisa dipastikan mereka mudah terhanyut dalam
gelombang bencana kemerosotan moral yang disebabkan oleh pergaulan yang semakin bebas
serta penyalahgunaan media, karna modal utama mereka dalam membentengi diri dari bencana
tersebut adalah tingkat intelektualitas serta pemahaman manfaat dan mudharat dari sebuah
pergaulan dan media sehingga hal ini biasa memudahkan remaja dan pemuda dalam proses
filtralisasi budaya sehingga mereka terbebas dari taqlid buta alias terbebas dari budaya ikut-
ikutan. Oleh karena itu wajib bagi kami, saya, saudara dan kita semua merasa takut jika
meninggalkan anak-anak, keturunan dan generasi yang lemah.

Prof. Dr. BJ. Habibi mengatakan setidaknya ada lima kelamahan yang harus kita hindari, yakni
lemah harta, lemah fisik, lemah ilmu, lemah semangat hidup, dan yang sangat ditakutkan adalah
lemah akhlak. Hadirin jika lima kelemahan ini melekat pada generasi-generasi remaja dan
pemuda kita, saya yakin mereka bukan sebagai pelopor pembangunan melainkan sebagai firus
pembangunan, penghambat pembangunan, bahkan penghancur pembangunan. Padahal
hadirin…. dinegeri tercinta ini sejarah telah membuktikan sejak tahun 1908 masa kebangkitan
nasional sampai menjelang detik-detik proklamasi dikumandangkan berbagai organisasi
kepemudaan, seperti persatuan pelajar stofia, Trikoro Dharmo, Jong Islamanten Bond bahkan
kita mengenal Budi Utomo tokoh pemuda kharismatik, mereka semua menjadi The Grand Old
Man istilah bung Karno menjadi Stood Geeber bahkan menjadi The Founding Father pendiri,
penggerak yang mampu merebut kemerdekaan.
Sejarah tersebut mengajarkan kepada kita semua selaku remaja dan pemuda saat ini dan yang
akan datang agar memiliki semangat juang yang tinggi serta tanggung jawab yang penuh
terhadap kelangsungan Nusa Bangsa dan Agama yang kita anut saat ini, sebab ‫سبان اليوم رجال الغد‬
The Young today is The leader tomorrow pemuda hari ini adalah jago-jagonya pemimpin yang
akan datang.
Sebagai contoh bagi remaja dan pemuda sebagai generasi penerus bangsa, mari kita renungkan
firman Allah swt dalam al-Qur’an surat al-Kahfi ayat : 13
Artinya : “Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita Ini dengan benar. Sesungguhnya
mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan kami tambah pula
untuk mereka petunjuk.”

Hadirin Ma’asyiral Muslimin Rakhimakumullah ….


Imam Ali as-Shabuni dalam kitab Sofwatut tafasir memberikan syarahan terhadap ayat tersebut
dengan redaksi :
‫نحن نقص عليك يا محمد خبرهم العجيب على وجه الصدق بال زيادة وال نقصان‬
“yaitu kami kisahkan kepadamu wahai Muhammad berita aneh mereka menurut perjalanan yang
benar tidak ditambah dan tidak dikurangi sedikitpun”.
Dengan demikian, ayat tersebut merupakan khabariyyah ilahiyyah, suatu berita dari Allah swt.
Isi beritanya adalah kisah tentang pemuda Ashabul Kahfi. Ashabul kahfi dapat kita jadikan
uswah, terutama bagi remaja dan pemuda selaku generasi penerus bangsa. Ashabul kahfi
merupakan symbol personifikasi pemuda-pemuda beriman dan teguh pendirian, kuat
mempertahankan iman, pemuda-pemuda gagah yang pandai pempertahankan akidah dan
pemuda-pemuda idaman pintar membela keyakinan. Mereka lebih baik mati berkalang tanah dari
pada mati bercermin bangkai.
Oleh sebab itu sebagai remaja dan pemuda selaku generasi penerus bangsa mari kita singsingkan
tangan, langkahkan kaki ke depan berkerja, berkerja dan berkerja. Jika sikap ini yang
diaplikasikan oleh para remaja dan pemuda kita maka Allah akan menjamin keberkahan bagi
bangsa kita tercinta ini. Sebagaimana Dr. Muhammad Sulaiman al-Asqori dalam zubdat at-
Tafsir min Fathil Qadir menjelaskan ‫ إعملوا ماشئتم‬berkerjalah sesuai dengan skil masing-masing.
Setidaknya ada lima olah yang harus kita kerjakan yakni olah rasa agar iman melekat, olah rasio
agar ilmu meningkat, oleh raga agar badan sehat, oleh usaha agar ekonomi kuat, dan oleh kinerja
agar produktifitas meningkat. Hadirin jikalau lima potensi ini sudah melakat pada remaja dan
pemuda sebagai generasi bangsa maka generasi penerus bangsa dapat melanjutkan estafet
perjuangan yang meraih prestasi gemilang pada masa yang akan datang.

Hadirin Ma’asyiral Muslimin Rakhimakumullah ….


Dari uraian tersebut dapat kita ambil kesimpulan bahwa pemuda merupakan penerus estafet
perjuangan bangsanya maka soyogyanya pemuda harus memiliki semangat juang yang tinggi
serta tanggung jawab yang penuh terhadap kelangsungan Nusa, Bangsa dan Agam. Hal ini juga
menjadi tanggung jawab kita bersama sapaya tidak meninggalkan generasi penerus yang lemah
baik fisik, mental ataupun intelektual.

Hadirin Yang Berbahagia,


Hidup Sendiri tanpa seorang Kekasih
Cukup sekian dan Terimakasih.
‫والسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

Anda mungkin juga menyukai