1
Artinya: Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan
Karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan
kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka,
agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
2
dimunculkan kalimat: “Bumi ini bukan warisan dari nenek moyang kita
tetapi adalah titipan untuk anak cucu kita.” Jadi, jangan sembarangan
merusak lingkungan sebab itu bukan milik kita tapi amanah untuk
anak cucu.
Zina dianggap biasa, mempertontonkan aurat sudah dianggap
trend masa kini. Maka tidak jarang kita temukan perempuan memakai
rok mini berbaju you can see. Memakai lipstick tebalnya 2 inci. Ia
sangka seperti bidadari. Tidak taunya seperti perempuan defresi
yang lagi prustasi. Begitu rusaknya moral bangsa kita, sampai-sampai
ada pernyataan: “zaman ini adalah zaman edan, kalau tidak ikut-
ikutan edan maka tidak akan kebagian.” Na’uzubillah min zalik!.
Berbagai kerusakan lingkungan yang terjadi di negeri ini pasti
ada penyebabnya. Menurut ayat ini pangkal penyebabnya adalah bima
kasabat aydi al-nas (disebabkan karena perbuatan tangan manusia).
Az-Zamakhsyari dalam tafsir al-Kasyaf dan Mahmud al-Alusi al-
Baghdadi dalam tafsir Ruhul Ma’ani makna dari ayat itu adalah
perbuatan maksiat dan dosa. Dengan demikian, ayat ini memastikan
bahwa pangkal penyebab terjadinya seluruh kerusakan di muka bumi
adalah pelanggaran dan penyimpangan terhadap ketentuan syari’ah-
Nya. Bahkan, zhahirnya ayat ini menunjukkan, penyebab semua
kerusakan di bumi ini dapat dikembalikan kepada kemaksiatan atau
dosa dan kejahatan manusia.
Dalam tafsir Al-Qur’anul Azhim, Imam Ibnu Katsir, Juz 3,
halaman 1438, menegaskan bahwa sesungguhnya kekurangan
tanaman, pangan dan buah-buahan itu disebabkan oleh aneka
kemaksiyatan. Abu al-Aliyah berkata: “barang siapa yang durhaka
kepada Allah di muka bumi, berarti dia berbuat kerusakan di muka
bumi”. Hal itu, karena kedamaian bumi dan langit karena ketha’atan.
Karena itu dalam sebuah hadis ditegaskan: “suatu hukuman yang
ditegakkan di muka bumi adalah lebih disukai oleh penghuninya
daripada diturunkan hujan selama enpat puluh pagi.” (HR. Abu Daud)
Karena itu, kerusakan yang sudah nampak secara nyata
sekarang ini di bumi Indonesia menyadarkan kita semua untuk
kembali bertaubat kepada-Nya. “La’allahum Yarjiun” (agar mereka
kembali). Bertaubat dengan cara meninggalkan kemaksiyatan dari
3
perbuatan dosa untuk kembali taat kepada segala ketentuan syari’ah-
Nya. Solusi satu-satunya agar bencana ini tidak berkepanjangan
adalah kembali kepada syari’ah-Nya atau taubatan nashuha. Tapi
kenapa, begitu banyak bencana yang ditunjukkan oleh Allah SWT
kepada kita, tapi sedikit sekali manusia di bumi ini yang sadar untuk
kembali kepada Allah?. Di akhir syarahan kami ini marilah bersama-
sama kita renungkan firman Allah SWT dalam surat al-Qashash ayat
77 yang akan dibacakan oleh qari/ah kami berikut ini:
4
coba-coba melakukan kerusakan terhadap lingkungan atau ekosistem
yang telah ditata oleh Allah dengan sedemikian rupa. Karena
kerusakan lingkungan akan menimbulkan bencana dan bencana. Dan
Allah sangat murka bagi orang-orang yang berbuat kejahatan dengan
merusak lingkungannya.
Kesimpulan dari syarahan kami. Bencana akan terus datang
apabila kita tidak mau berhenti berbuat kejahatan dan kemaksiyatan
di muka bumi ini. Selagi kita masih gemar merusak lingkungan maka
bencana akan terus datang. Contoh kecil saja hadirin wal hadirat:
membuang sampah sembarangan ke selokan atau pun di sungai akan
mengakibatkan bersarangnya nyamuk demam berdarah dan
tersumbatnya aliran air. Kalau hujan datang, air akan menggenang
dan mengakibatkan banjir. Dengan demikian, agar bencana tidak
datang lagi, peliharalah lingkungan dengan sebaik-baiknya. Secara
umum, untuk menghentikan bencana ini strateginya adalah kembali
kepada Allah, mari start from zero jangan lagi berbuat maksiyat dan
kejahatan kepada-Nya. Mudah-mudahan Allah SWT melindungi dan
menyelamatkan bangsa ini dari kembalinya bencana di masa
mendatang. Terima kasih atas segala perhatian, mohon maaf atas
segala kekurangan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.