Anda di halaman 1dari 5

Nama : Errydani Putra Dayuh

NPM : 2106651004

Fakultas : Teknik

Program Studi : Teknik Sipil

Mata Kuliah : Islam

Pengajar : Jazim Khamidi M.A.

Tanggal : 11 Desember 2021

LTM Minggu 14

ISLAM DAN LINGKUNGAN HIDUP

Ust. Achmad Solechan, M.Si

Keberadaan kita di muka bumi ini mengemban tugas sebagai hamba yang tumbuh dan taat
kepada Allah SWT. Secara tegas, Allah SWT memerintahkan kita untuk senantiasa beribadah
kepada Nya, QS. Az-Zariyat Ayat 56.

‫َو َم ا َخ َلْقُت اْلِج َّن َو اِاْل ْنَس ِااَّل ِلَيْعُبُد ْو ِن‬


Terjemahan: Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah
kepada-Ku.

Selain tanggung jawab tersebut, kita juga di amanahkan sebagai khalifah di muka bumi ini.
Sebagai khalifah di bumi, manusia memiliki peran kekhalifahan terhadap diri sendiri,
masyarakat dan alam sekitar, terutama untuk pengelolaan dan menyejahterakan lingkungan
hidup. Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa manusia mempunyai fungsi khalifah atau
pemimpin di bumi. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Al-Baqarah Ayat 30
‫ٰۤل‬
‫َو ِاْذ َقاَل َر ُّبَك ِلْلَم ِٕىَك ِة ِاِّنْي َج اِع ٌل ِفى اَاْلْر ِض َخ ِلْيَفًةۗ َقاُلْٓو ا َاَتْج َع ُل ِفْيَها َم ْن ُّيْفِس ُد ِفْيَه ا‬
‫َو َيْس ِفُك الِّد َم ۤا َۚء َو َنْح ُن ُنَس ِّبُح ِبَح ْمِد َك َو ُنَقِّد ُس َلَك ۗ َقاَل ِاِّنْٓي َاْع َلُم َم ا اَل َتْع َلُم ْو َن‬
Terjemahan: Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak
menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang
yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan
menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui.”

Ayat ini menegaskan bahwa Allah begitu yakin untuk memberikan mandat khalifah ke muka
bumi ini walau para malaikat meragukan dan mempertanyakan keputusanNya,
mengkhawatirkan bahwa Khalifah yang akan diciptakan malah akan merusak dan
mengganggu Bumi.

Mandat atau amanah pengelolaan bumi dan isinya adalah titipan dari Allah SWT. Kita harus
bisa menjawab bagaimana seharusnya dan bagaimana semestinya mandat khalifah yang
diberikan kepada kita semua agar kita memainkan peran tersebut dengan bersungguh-
sungguh, tidak seperti yang dikhawatirkan para malaikat. Sebagai pihak yang dititipkan
sudah sepantasnya menjaga titipan ini sebaik-baiknya dan mengembalikan titipan ini sebaik-
baiknya serta kembali seperti semua. Bahkan manusia yang baik justru akan mengembalikan
titipan tersebut dalam keadaan yang lebih baik dari ketika dia menerimanya Bahwa
hakikatnya pemilik alam bumi dan isinya adalah milik Allah SWT. Karenanya hakikat Allah
yang memiliki segalanya dan manusia dititipkan untuk menjaganya.

Hakikatnya, sebagai khalifah kita diamanati untuk mampu menjaga tiga hubungan. Pertama,
Kita harus menjaga hubungan (habluminallah) dengan cara mengikuti dan menaati seluruh
perintahnya sekaligus menjauhi larangannya. Dengan demikian, kita akan dapat
mempertanggung jawabkan kehambaan kita kepada Allah SWT. Kedua, adalah hubungan
antar individu (habluminannas)/kemanusiaan di mana kita harus menjaga hubungan sosial
kita sebaik baiknya. Ketiga, Habluminalalam, yakni manusia juga diberi tugas untuk
memakmurkan bumi. Untuk menjaga, melestarikan bumi sehingga bisa bermanfaat seluas
luasnya untuk kehidupan. Sebagai pemimpin di muka bumi, manusia mempunyai amanat
untuk menjaga kelestarian dan keseimbangan alam. Sebab Allah telah menciptakan
kehidupan di bumi dengan segala kesempurnaan, keseimbangan, dan saling bergantung satu
dengan yang lainnya. Dan perilaku untuk menjaga keseimbangan alam dicontohkan oleh para
nabi utusan Allah. Hal ini dimaksudkan agar proses kehidupan dapat terus berlanjut dan
memberikan manfaat bagi setiap generasi. Kita tidak dibenarkan merusak atau dzalim kepada
lingkungan tempat kita tinggal. Menjaga lingkungan hidup menjadi mutlak. Konsep ini
sederhana namun sulit, mengingat sering kali kita abai dan sering memiliki potensi untuk
merusak lingkungan. Ajaran Islam sangat menganjurkan dan menekankan akan kepedulian
dan kelestarian alam, dan sangat banyak ayat-ayat Al-Quran yang memerintahkan manusia
untuk memelihara dan mengelola alam guna keberlangsungan hidup manusia, sehingga
manusia mesti peka terhadap isu-isu lingkungan hidup.

Seperti yang kita tahu, teknologi terus berkembang. Perkembangan teknologi dan
pengetahuan modern menyebabkan eksploitasi alam semakin mudah dan gampang. Godaan
pemanfaatan dan eksploitasi bumi ini semakin masif dan itu berdampak pada kerusakan
lingkungan hidup. Tidak lagi berbasis kebutuhan, industri kini berkembang pesat dari segi
pasar, jenis produk. Untuk menopang itu semua; mesin pembangkit, bahan baku dsb.,
manusia kerap kali mengeksploitasi sumber daya alam. Semua pihak terpaku pada
kepentingan ekonomi yang sifatnya jangka pendek membuat manusia semakin serakah
dengan terus menguras sumber daya alam, tanpa melihat sisi keselamatan manusia itu sendiri
dan lingkungan.

Dalam dekade terakhir ini, persoalan-persoalan krisis lingkungan menjadi isu hangat yang
banyak diperbincangkan oleh berbagai kalangan. Bencana alam seperti banjir, tanah longsor,
kekeringan, tsunami sering kali menjadi berita dalam berbagai media massa. Secara global,
dunia juga sudah mengalami perubahan lingkungan hidup, mulai dari kerusakan lapisan ozon,
pemanasan global (global warming) akibat efek rumah kaca, perubahan ekologi dan lain
sebagainya. Hal ini terjadi saat kita abai terhadap faktor-faktor keberlangsungan alam.

Islam menekankan umatnya untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup. Hal ini dilakukan
untuk menjaga keberlangsungan kehidupan generasi berikutnya. Jangan sampai, alam ini kita
habiskan tanpa sisa sehingga tidak dapat bermanfaat untuk generasi selanjutnya. Alquran
menyampaikan bahwa sebagai khalifah di Bumi, manusia tidak untuk melakukan kerusakan
di muka bumi. Benar bahwa alam ini diciptakan untuk manusia sebagaimana QS Lukman: 20

‫َاَلْم َت َر ْو ا َاَّن َهّٰللا َس َّخ َر َلُك ْم َّم ا ِفى الَّس ٰم ٰو ِت َو َم ا ِفى اَاْلْر ِض َو َاْس َبَغ َع َلْيُك ْم ِنَع َم ٗه‬
‫َظاِهَر ًة َّو َباِط َنًةۗ َو ِم َن الَّناِس َم ْن ُّيَج اِد ُل ِفى ِهّٰللا ِبَغْيِر ِع ْلٍم َّو اَل ُهًدى َّو اَل ِكٰت ٍب ُّمِنْيٍر‬
Terjemahan: Tidakkah kamu memperhatikan bahwa Allah telah menundukkan apa yang ada
di langit dan apa yang ada di bumi untuk (kepentingan)mu dan menyempurnakan nikmat-Nya
untukmu lahir dan batin. Tetapi di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan)
Allah tanpa ilmu atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan.
Pesan ini harusnya kita jadikan pegangan untuk melestarikan lingkungan hidup. Kasih saying
untuk mengelola dan melestarikan bumi dan seisinya penting untuk menunjukan kehambaan
kita kepada Allah SWT. Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
Karenanya, mari kita jaga planet Bumi dengan sebaik-baiknnya, karena dampak kerusakan
Bumi di satu wilayah akan berdampak pada seluruh eksositem yang ada di Bumi. Nafsu,
keserakahan dan ketamakan manusia lah yang menjadi sumber kerusakan lingkungan hidup.
Hidup didunia ini terbatas dan ada waktunya. Kesadaran ini menjadi kunci bahwa hidup di
dunia ini tidak kekal dan selanjutnya kehidupan akan diteruskan kepada generasi penerus
anak cucu kita. Bumi sebagai tempat tinggal kita merupakan karunia Allah yang diberikan
kepada manusia tersebut tidak untuk dipergunakan secara semena-mena. Karenanya
perusakan terhadap alam merupakan bentuk pengingkaran terhadap ayat-ayat keagungan
Allah SWT dan menyebabkan manusia dijauhkan dari rahmat Allah SWT.

Kita harus memberikan kehidupan, seperti Gerakan penghijauan dimana kita bisa menjadi
relawan dan memupuk rasa kepeduliaan. Rasa kasih saying itu dapat dibangun dari kecil dan
melalui lingkungan kecil; keluarga dan lingkungan RT. Hal ini dinamakan ihya'ul mawat
atau menghidupkan yang mati.

Sebagaimana Aisyah RA. Juga menuturkan bahwa Nabi SAW. pernah bersabda:

‫َم ْن َأْع َم َر َأْر ًضا َلْيَس ْت َأِلَحٍد َفُهَو َأَح ُّق‬

Siapa yang memakmurkan tanah yang tidak dimiliki oleh siapapun maka dia lebih berhak
(atas tanah tersebut) (HR al-Bukhari).

Menjaga dan melestarikan lingkungan hidup adalah bagian dari menjaga keimanan kita dan
dimulai dari diri kita. Contoh kecil seperti tidak memanfaatkan air sebagai sumber daya
secara berlebihan dan boros. Bahkan untuk wudhu, Rasulullah melarang kita untuk boros.

Suatu saat Rasulullah SAW menemui sahabat Sa'ad yang sedang berwudhu. Ia berwudhu
dengan banyak menggunakan air. Melihat hal ini Rasulullah SAW menegurnya. ''Mengapa
engkau berbuat boros, wahai Sa'ad?'' Sa'ad menjawab, ''Apakah dalam air juga ada
pemborosan?''

''Ya, walaupun engkau berada di sungai maupun lautan,'' jawab Nabi SAW. (HR Ahmad dan
Ibnu Majah dari hadis Ibnu Umar). Rasulullah SAW melarang umatnya berbuat boros dalam
segala hal, kendatipun itu untuk keperluan berwudhu. Meski, Rasulullah SAW tetap
menyuruh umatnya untuk berwudhu secara sempurna.
Hal ini menunjukkan bahwa beliau sangat menganjurkan umatnya untuk efisien dalam hal
apa pun. ''Sebaik-baik perkara adalah pertengahannya,'' begitulah sabda Nabi SAW yang
telah menjadi teladan dan panutan bagi umatnya.

Sedangkan menjaga kebersihan saja, sabda Rasulullah SAW menjelaskan merupakan bagian
dai kesempurnaan iman seseorang, apalagi menjaga dan melestarikan lingkungan hidup.
Rasulullah SAW juga menegaskan bahwa Beliau diutus semata untuk menyempurnakan etika
moral manusia. Etika moral ini menjadi bagian integral dalam keseluruhan ajaran Islam itu
sendiri. Banyak sekali tuntunan Rasulullah yang menyiratkan wajibnya menjaga perdamaian,
kebaikan, dan pemeliharaan terhadap keseimbangan alam, sekalipun dalam kondisi
peperangan. Manusia memiliki kemampuan menjaga dan mengendalikan lingkungan. Jika
terkait penebangan pohon, memanfaatkan hasil hutan, menggunakan sumber mata air, tentu
harus dengan cara yang sangat sangat baik. Lebih tegas lagi, Islam mengajarkan bahwa
memelihara tanaman saja diserupakan nilainya dengan ibadah shadaqah atau zakat yang
memiliki posisi penting dalam ajaran Islam. Akhirnya, manusai tidak berlebihan dalam
menebang hutan dan segera menggantikan dengan tumbuhan baru agar tidak mengurangi
keseimbangan dan kelestarian dari fungsi tersebut. Mampu memanfaatkan sampah dan
limbah industri dengan manjadikannya bermanfaat. Dan mengurangi segala kegiatan yang
dapat mencemari udara.

Anda mungkin juga menyukai