Anda di halaman 1dari 28

Islam dan Lingkungan

Oleh: Muhammad Hidayat Abad 21 ialah masa yang cukup mengkhawatirkan bagi bumi ini. Betapa tidak, berbagai macam polusi (air, udara dan tanah) telah menyelimuti segenap penjuru bumi; mulai dari kutub Utara hingga Selatan, sisi Timur hingga Barat. Hanya sebagian kecil dari bumi ini yang masih asri dan terbebas dari polusi. "Global Warming", begitu masyarakat modern sekarang menyebutnya, yaitu suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi diakibatkan berbagai polusi diatas.

Untuk menanggulangi hal ini, banyak negara dan banyak lembaga telah membuat berbagai program, tidak terkecuali Indonesia. Kita pernah mendengar "Protokol Kyoto", yaitu sebuah persetujuan sah di mana negara-negara perindustrian akan mengurangi emisi gas rumah kaca mereka. Atau gerakan "Menanam Satu Juta Pohon" yang baru-baru ini kembali digalakkan pemerintah Indonesia. Atau juga gerakan "Selamatkan Hutan" yang dicanangkan oleh berbagai organisasi lingkungan seperti Greenpeace, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), dan lain-lain. Kita tentu sangat mengapresiasi dan menyambut baik gerakan cinta lingkungan ini sebagai salah satu ikhtiar kita untuk mencegah (atau paling tidak me-minimalisir) dampak dari "Global Warming" yang cukup mengkhawatirkan kita. Islam dan Lingkungan Islam sebagai agama yang rahmatan lil'alamin (QS. Al-Anbiyaa' ayat 107) dan sebuah sistem tata nilai yang sempurna dan universal (menyeluruh) dari jauh-jauh hari telah memberikan peringatan kepada kita akan larangan merusak alam serta dampak yang akan kita terima apabila tetap melakukannya. Allah SWT berfirman: "Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdo'alah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik." (QS. Al-A'raf ayat 56)

"Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)." (QS. Ar-Rum ayat 41). Larangan berbuat kerusakan di bumi pada ayat diatas sebagai pelajaran bagi kita bahwa Islam bersifat antisipatif (cepat tanggap terhadap sesuatu yang akan terjadi), dan memberikan solusi apabila kerusakan tersebut terjadi. Allah SWT berfirman: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi)." (QS. Az-Zumar ayat 53-54) "Oleh karena itu, hadapkanlah wajahmu kepada agama yang lurus (Islam) sebelum datang dari Allah suatu hari yang tidak dapat ditolak (kedatangannya): pada hari itu mereka terpisahpisah." (QS. Ar-Rum ayat 43). Rasulullah SAW dan Lingkungan Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam sebagai teladan utama bagi ummat Islam (QS. AlAhzab ayat 21) telah mencontohkan bagaimana mencintai lingkungan. Bahkan sebelum Rasulullah SAW diangkat sebagai Nabi dan Rasul, beliau telah diajarkan terlebih dahulu bagaimana berhadapan dengan alam bebas, yaitu melalui profesi beliau sebagai penggembala kambing. Dengan menggembala, beliau dikenalkan bagaimana sifat alam bebas dan bagaimana cara menjaganya dari kerusakan yang ditimbulkan. Selain itu, ada banyak hadits yang memberikan pelajaran kepada kita tentang bagaimana menjaga alam. Suatu ketika saat dalam perjalanan, Rasulullah SAW melihat seorang sahabat sedang mempermainkan seekor anak burung. Beliau berkata, "Siapa yang menyakiti burung ini dengan mengambil anaknya? Kembalikan anak burung ini kepada induknya!" Kemudian beliau juga melihat sarang semut yang telah dibakar oleh para sahabat beliau. Maka Rasulullah bersabda, "Siapa yang membakar ini?" Para sahabat menjawab, "Kami!" Rasulullah kemudian bersabda, "Tidak boleh menyiksa dengan api kecuali Robb Pemilik Api" (HR. Ahmad) Rasulullah SAW ialah penyayang binatang dan juga pelestari lingkungan. Beliau sangat tegas dalam memberikan teguran dan larangan yang berkaitan dengan perusakan alam. Rasulullah SAW juga mengajarkan kepada orang beriman agar senantiasa mengajarkan penghijauan, melestarikan kekayaan hewani dan hayati, dan mencintai lingkungan. Beliau menegaskan bahwa alam yang hijau merupakan kegemarannya. "Tiga hal yang menjernihkan pandangan, yaitu: menyaksikan pandangan pada yang hijau lagi asri, pada air yang mengalir, dan pada wajah yang rupawan." (HR. Ahmad). Subhanallah, begitu cintanya Rasulullah terhadap alam. Bahkan dalam hadits lain Rasulullah juga pernah bersabda, "Barangsiapa diantara orang Islam yang menanam tanaman maka hasil tanaman yang dimakan akan menjadi sedekah (bagi yang menanam). Demikian pula apa yang dicuri darinya, yang dimakan burung, dan yang diambil orang lain, semua itu menjadi sedekah bagi si penanam." (HR. Muslim).

Ini artinya bahwa Rasulullah telah mengajarkan kepada kita jauh-jauh hari tentang konsep penghijauan yang sesuai dengan kaidah Islam, yaitu tidak hanya sekedar memelihara alam namun juga untuk mencari ridho Allah Ta'ala. Hal ini kembali ditegaskan dalam hadits lain: "Barangsiapa yang menghidupkan tanah mati, maka dengannya ia mendapatkan pahala. Dan apa yang dimakan oleh binatang liar, maka dengannya ia mendapatkan pahala." (HR. Ahmad) Mari kita lihat hadits lain yang masih berkaitan dengan alam: a. Hemat dalam penggunaan air. Rasulullah bersabda, "Basuhlah ketika berwudhu dengan (takaran air sebanyak) satu mud dan mandi (dengan takaran air) sebanyak satu sha' sampai lima mud." Catatan: Satu mud sama dengan (lebih kurang) 1 1/3 liter hingga 2 liter. b. Larangan merusak tumbuhan, memotong dahannya tanpa manfaat atau menoreh kulit batangnya. Rasulullah bersabda, "Siapa yang memotong pohon sidrah, maka Allah akan membenamkan kepalanya ke dalam neraka." (HR. Abu Dawud). Catatan: Pohon sidrah ialah pohon yang besar dan rindang yang sangat berguna sebagai tempat berteduh bagi para musafir dan hewan yang lelah kepanasan akibat panas matahari. c. Senantiasa memperbaiki lingkungan dengan seluruh kemampuan dan menjadikan penanaman pohon sebagai sebuah kebutuhan. Rasulullah bersabda, "Jika kiamat terjadi, sedangkan di tangan seseorang diantara kalian ada benih tanaman, selama ia mampu menanamnya sebelum berdiri maka lakukanlah." (HR. Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad). Demikianlah Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita tentang bagaimana menjaga lingkungan. Oleh karena itu mari kita meneladaninya dari keseluruhan aspek, tidak hanya meniru bagaimana cara ibadah sholat, zakat, puasa atau haji beliau. Namun kita juga mesti meneladani bagaimana cara beliau menjaga alam ini, agar kita tidak mendapatkan murka Allah, dan anak cucu kita nanti tidak merasakan bahaya yang lebih besar sebagai dampak perusakan alam oleh manusia sekarang. Wallahua'lam bisshawab.

Islam Dan Lingkungan


By admin on February 11, 2011

Lingkungan atau alam tempat kita berpijak, tempat kita mengais kehidupan di dunia sangat urgen bagi pendidikan dan pembentukan karakter anak. Mengapa hal ini terjadi? Karena pendidikan dan pembentukan karakter anak dimulai dari keluarga, sedangkan ruh dan ethos keluarga dipengaruhi oleh pengetahuan dan kondusifitas lingkungan atau alam. Semakin baik nilai keilmuan dan lingkungan yang kondusif atau alam semakin positif pula karakter anak, dan sebaliknya, semakin kurang nilai keilmuan dan kondusifitas lingkungan atau alam, semakin negatif karakter anak yang diperoleh. Jadi, faktor keluarga dan lingkungan saling bersinergi dan saling memberikan pengaruh. Sebagai contoh, dalam dunia pendidikan misalnya, bermain di alam dapat mengembangkan potensi anak dan menumbuhkan kecerdasan naturalis (intelegensi yang dibutuhkan manusia agar memiliki rasa kepekaan yang tinggi terhadap lingkungan), di mana anak lebih mudah belajar karena melihat dan mengalami secara langsung. Lebih melekat dan belajar secara efektif. Mampu memancing keingintahuan anak dan melakukan eksplorasi untuk mencari informasi melalui buku, serta membangun minat anak untuk mempelajari lebih mendalam dan menjadi ahli di bidangnya. Berbeda halnya dengan menjadikan sebuah materi hanya sebatas materi pelajaran yang langsung jadi, yang harus dihafalkan oleh anak didik. Akibatnya, anak didik seringkali menjadikan pelajaran-pelajaran tersebut sebagai momok yang membebani pemikiran mereka. Namun, yang sangat disayangkan, kerusakan fungsi alam dan melemahnya daya lingkungan akhir-akhir ini semakin parah. Sebenarnya, di negara kita ini memiliki kekayaan sumberdaya alam dan daya dukung lingkungan hidup yang luar biasa. Namun perilaku masyarakat yang salah dalam pemanfaatan sumberdaya alam dan daya dukung lingkungan membuat masyarakat sengsara dan tidak sejahtera. Perilaku masyarakat yang salah telah menyebabkan luas hutan makin menyusut, kawasan tangkapan air makin berkurang, cadangan air tanah makin langka, sementara itu di musim hujan air sungai meluap menimbulkan banjir, tanah longsor dan banyak kerugian lainnya yang diderita masyarakat. Tentunya, sedikit banyak, hal ini berpengaruh terhadap pendidikan dan pembentukan karakter anak. Bagaimana solusinya? Di antara solusinya adalah memperbaiki kualitas keluarga, karena keluarga dipandang berperan besar untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap alam, lingkungan dan satwa liar terhadap anak. Ketika keluarga sebagai agent of value mampu menanamkan nilai tersebut maka anak juga dapat bersikap lebih menghargai terhadap alam dan satwa liar.

Kualitas keluarga bisa ditingkatkan degan mengikrarkan bahwa rujukan utama dalam membina rumah tangga adalah islam, maka di antara perwujudannya adalah meyakini bahwa Islam adalah bak mata air yang jernih, sumber belajar akidah, akhlak, adab bermuamalah, dan sumber petunjuk dalam segala hal sebagaimana yang telah Allah tegaskan dalam firman-Nya, Katakanlah, Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagiNya, dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah). (Al Anam: 162-163) Menjadikan islam sebagai rujukan utama dalam membina keluarga, berarti juga merealisasikan seluruh ajaran-ajaran islam, di antaranya islam sangat menganjurkan kaumnya untuk melestarikan alam atau lingkungan. Di antara bukti-bukti bahwa islam mengajarkan umatnya untuk menjaga alam sekitar dan lingkungan alam yang kondusif adalah firman Allah, Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. (Araf: 56) Asy Syaukani rohimahulloh menjelaskan makna ayat tersebut, Allah melarang manusia untuk berbuat kerusakan di muka bumi ini (baca lingkungan) dengan bentuk kerusakan apapun, besar ataupun kecil. Di antara contoh kerusakan adalah membunuh, merusak atau menghancurkan rumah-rumah tempat tinggal, menebangi pohon, merusak saluran air, dan di antara bentuk kerusakan di bumi adalah terjatuhnya seseorang dalam kekufuran dan kemaksiatan (Fathul Qadir, 1/47) Bahkan, saat kaum muslimin menaklukkan suatu negeri, mereka di larang untuk menghancurkan rumah-rumah penduduk atau merusak pepohonan yang ada kecuali untuk maslahat tertentu. Al Auzai berkata, Abu Bakar melarang pasukan kaum muslimin untuk menghancurkan rumah-rumah penduduk suatu negeri atau menebang pepohonan yang ada (Tuhfadzul Ahwadzi 5/133) Bukti yang lain adalah para ulama menyebutkan dalam buku-buku fikih, terlebih khusus di dalam bab berburu, disebutkan bahwa menjadikan burung hanya sebagai sasaran untuk berlatih ketepatan membidik, hal itu dilarang. (Subulus Salam) Beberapa hal di atas, cukup menjadi bukti bahwa Islam sangatlah menganjurkan kaumnya untuk melestarikan alam atau lingkungan. Merusak lingkungan atau alam berarti telah melanggar perintah Allah, sedangkan pelanggaran pasti berakibat buruk kepada pelakunya, baik langsung maupun tidak langsung. Bagaimana melestarikan lingkungan? Untuk melestarikan lingkungan ada lima prinsip yang harus dilakukan dan ditanamkan kepada anak-anak kita, yaitu: Pertama: Reduce (mengurangi), yaitu mengurangi segala sesuatu yang menyebabkan sampah, hindari penggunaan sumpit bambu, penggunaan kotak makanan Styrofoam dan barang sekali

pakai lainnya. Kedua: Reuse (memanfaatkan kembali), yaitu menggunakan kembali barang-barang yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama atau fungsi lainnya. Ketiga: recycle (daur ulang), yaitu mengolah kembali sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat. Keempat: rethink (menimbang ulang), yaitu menimbang kembali barang-barang yang akan dibeli apakah memang merupakan kebutuhan atau keinginan? Kelima: repair (memperbaiki), yaitu memperbaiki barang-barang yang rusak agar bisa digunakan lagi. Bukti kerusakan alam Akibat paling nyata dari perilaku masyarakat yang salah dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan adalah sejumlah daerah aliran sungai (DAS) di Indonesia dalam keadaan kritis. Menurut data Departemen Kehutanan (2008), sebanyak 39 DAS di Indonesia dalam keadaan kritis, di mana 42% berada di Jawa dan 25% di Sumatra. Kenyataan lain yang mengkhawatirkan adalah lebih dari 70% penduduk Indonesia menggunakan air yang diambil dari sumber yang kemungkinan besar sudah tercemar. Untuk meningkatkan ketersediaan air bersih bagi masyarakat dibutuhkan dana yang sangat besar. Laporan menyebutkan bahwa pemerintah membutuhkan dana sekitar 60 triliun sampai 2015 untuk meningkatkan kapasitas air minum dari 98.000 m3 menjadi 392.000 m3 per detik guna melayani 80% penduduk. Paling tidak setiap tahunnya harus tersedia dana 7,5 triliun untuk mencicil pembangunan fasilitas infrastuktur air minum yang mencapai 60 triliun tersebut. Contoh lainnya, laju kehilangan dan kerusakan hutan pada tahun 2000 2005 di Indonesia setara dengan 364 lapangan sepak bola/jam. Mengapa ini terjadi? K, setiap hari sampah kertas di seluruh dunia berasal dari 27 ribu batang kayu. Setiap 1 pohon berusia 10 tahun menghasilkan 1,2 kg O2/hari. Bayangkan 27 ribu pohon per hari yang ditebang, berarti ada 32.400 kg O2 yang hilang per hari. Sementara, jumlah pertambahan penduduk dan peningkatan polusi lingkungan bergerak dengan sangat cepat. Untuk itu, sudah semestinya kita lakukan pendidiakan lingkungan berdasar syariat islam. Kita mulai pendidikan tersebut dari keluarga kita. Dan yang lebih penting, hendaknya kita melakukan tindakan nyata demi menjaga kelestarian lingkungn kita. (***)

ISLAM, MENGAJARKAN KITA BERSIKAP RAMAH LINGKUNGAN


October 28th, 2011 by admin

Begitu sering musibah alam terjadi di Indonesia, musibah yang masuk kategori hasil perbuatan tangan manusia (man made disaster). Indonesia mendapat gelar juara pembalak/ penebang hutan tercepat di dunia. Hutan kita ditebang setahun 2,8 jt hektar, (setiap menit hutan seluas 6x lapangan bola hilang). Padahal hutan kita diharapkan dapat menjadi paruparu dunia/ memberi kebaikan untuk manusia sedunia. Sementara di sisi lain, mayoritas penduduk Indonesia adalah Muslim, Islam adalah agama yang lengkap, nilainya tertinggi. Islam adalah agama rahmatan lil alamin. Seluruh alam bertasbih saat bitsah Rosululloh, menunjukkan seluruh alam berbahagia dengan nilai Islam yang jika diamalkan manusia akan membawa kebaikan semua makhluk. Berarti ada pemaham dan pengamalan umat yang kurang terhadap Islam, sehingga umatnya belum bersikap Ramah Lingkungan. Pertanyaan besar kita adalah: Bagaimana ajaran Islam ttg lingkungan? Apa yang dapat kita lakukan sebagai seorang muslim yang bertanggung jawab? Ajaran Islam Tentang Lingkungan A.Taujih Robbaniyah QS Al Araf : 56 :Dan janganlah kamu membuat kerusakan di bumi sesudah (Alloh SWT) memperbaikinya dan dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut. Sesungguhnya rahmat Alloh SWT amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik QS Al Hajj : 18 : Apakah kamu tiada mengetahui bahwa kepada Alloh bersujud apa ayng ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pepohonan, binatang melata dan sebagian manusia QS Al Isro : 44 : Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Alloh. Dan tak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia Maha Penyantun lagi Maha Pengampun QS Ar-Rum:41:Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia, supaya Alloh merasakan kepada mereka sebagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali pada jalan yang benar

B.Nasihat Rosululloh SAW dan para sahabat tentang pemeliharaan lingkungan : Sesungguhnya Alloh mewajibkan untuk berbuat baik terhadap segala sesuatu (hr Muslim) Apabila seorang muslim menanam tanaman, lalu dimakan burung,manusia atau hewan, maka hal itu termasuk shodaqoh(Muttafaq alaih) Apabila hari kiamat dibangkitkan dan salah seorang dari kamu memegang batang pohon korma maka tanamlah segera (hr Ahmad dan Bukhori) Abu Darda menanam sekalipun usianya sudah tua : Saya hanya mengharap pahalanya dan biarlah orang lain yang memakan buahnya Umar B Khottob sbg khalifah pun menanam pohon sendiri.

Ketika Rosul bepergian bersama Saad B Abi Waqqosh : Janganlah menggunakan air berlebihan Saad :Apakah menggunakan air juga terhitung berlebihan? Rosul : Ya, sekalipun engkau menggunakannya di sungai yang mengalir (hr Ibnu Majjah) Rosululloh menegur sahabat yang berwudhu;Jangan berlebihan..jangan berlebihanjangan berlebihan..(hr Ibnu Majah) Sesunguhnya tiada yang berhak menyiksa dengan api kecuali Sang Pencipta api itu sendiri (hr Abu Dawud), larangan membakar binatang hidup-hidup. Rosululloh pernah mengelus onta sampai menangis dan berkata kepada pemiliknya: Tidakkah engkau takut kepada Allah dalam urusan hewan yang telah dianugerahkan-Nya kepadamu? Sesungguhnya, onta ini telah mengadu kepadaku bahwa engkau telah membuatnya lapar dan sering membuatnya capai(hr Ahmad dan Abu Dawud) Berbuat baik kepada setiap makhluk hidup akan memperoleh pahala (hr Bukhori dan Muslim) Pesan Abu Bakar rh kepada Yazid B Abi Sufyan ketika akan berangkat ke Syam untuk berperang berupa larangan terhadap 10 hal yaitu : membunuh bayi, perempuan, lansia, menebang pohon yang berbuah, membakar gedung, menyembelih hewan kecuali untuk dimakan, menghancurkan dan membakar pohon korma, berkhianat dan takut.Sejaarawan Perancis Gustav le bon menyatakan bahwa ekspansi yang paling adil dan ramah adalah ekspansi kaum Muslimin C. Adhoruriyatul Khomsah Menurut Dr Yusuf Qordhowi dlam bukunya Islam Agama Ramah Lingkungan; Menjaga lingkungan tercakup dalam 5 maslahat (adhoruriayatul khomsah) yang menjadi pondasi tegaknya kehidupan manusia, menjadi tujuan syariat (Al hifzu aladdin, alannafsi, alannasab, alalaqli, alalmaal) 1. Al Hifzhu Aladdin Menjaga lingkungan sama dengan menjaga agama . Menjalankan perintah Alloh untuk berlaku adil, berbuat kebajikan (QS 16:90 Sesungguhnya Alloh menyuruh berlaku adil dan berbuat kebajikan..) membangun bumi, memperbaikinya dan melarang segala bentuk perbuatan yang dapat merusak dan membinasakan bumi. (QS 7 : 56 Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah Alloh memperbaikinya) 2. Al Hifzhu Alannafsi Menjaga lingkungan sama dengan menjaga jiwa, perlindungan terhadap kehidupan dan keselamatan mereka. Dalam islam kasus pembunuhan terhadap jiwa sebagai sebuah dosa besar (QS 5:32 Barangsiapa membunuh seorang manusia, dan membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa memelihara kehidupan manusia, maka seakan-akan dia telah memelihara kehidupan manusia seluruhnya) Pun terlarang untuk membunuh diri sendiri (QS An Nisa : 29 .Dan jangan kamu membunuh dirimu.), Rusaknya lingkungan hidup berdampak buruk bagi penjagaan kesehatan manusia, korban banjir, longsor, penyakit akibat polusi udara, air, makanan, dll.

3. Al Hifzhu Alannasabi Menjaga lingkungan termasuk upaya menjaga kwalitas keberlangsungan hidup keturunan kita di masa yad. Sesungguhnya jika kamu meninggalkan anak-anakmu dalam keadaan kaya, itu lebih baik daripada meninggalkan mereka dapal keadaan miskin dan meminta-minta pada orang lain(hr Bukhori-Muslim). Contoh: hemat air dan menjaga sumber air agar tdk tercemar merupakan upaya menjaga ketersediaan air bersih bagi generasi yad. Diprediksikan sekitar 40 th yad bisa jadi negara2 berperang memperebutkan sumber air bersih karena kelangkaannya. Hari ini di sebagian belahan bumi sudah banyak manusia sulit mendapatkan air bersih. 4. Al Hifzhu Alal aqli Menjaga lingkungan sama dengan menjaga akal. Lingkungan hidup yang baik, udara yang bersih, akan membantu perkembangan otak dengan baik.. Sebaliknya lingkungan tercemar menurut hasil penelitian akan menurunkan kwalitas IQ seorang anak. 5. Al Hifzhu Alal mal Menjaga lingkungan berarti menjaga harta. Alloh SWT menjadikan alam semesta sebagai harta bekal kehidupan manusia di atas muka bumi. Bumi, pohon, binatang, air, sumber energi, dll adalah harta. Pengrusakan lingkungan berarti merusak modal kehidupan manusia yang telah diberikan Alloh. Oleh : Nurul Hidayati ,SS.MBA

Haruz dibaca dan diedit


Makalah ini bertujuan untuk merumuskan sebuah hukum yang koheren dan sistematis lingkungan berdasarkan pengetahuan mengungkapkan Islam dan warisan. Yang terakhir ini mencerminkan pengalaman praktis di lapangan dan, karenanya, bentuk tanah untuk hubungan positif dengan lingkungan. Dalam pandangan dunia Islam, hubungan positif dianggap sebagai tindakan iman yang datang sejalan dengan peran penting dari manusia di bumi, untuk menyembah satu-satunya Allah. Oleh karena itu, hubungan kita dengan lingkungan harus diatur di bidang hukum. Selain itu, kertas mengeksplorasi bagaimana pandangan dunia-Islam menangani berbagai komponen lingkungan, masing-masing secara terpisah. Akhirnya, ada diskusi tentang tujuan [maqashid] syariat, di mana tujuannya adalah ulang Kerangka epistemologis:. Islam dianggap sebagai jalan hidup yang komprehensif yang mencakup ajaran-ajaran, secara langsung atau tidak langsung, setiap hubungan manusia yang mungkin termasuk yang dengan lingkungan. Ajaran-ajaran ini terutama tersedia dalam pengetahuan mengungkapkan yang terdiri dari Al-Quran dan Sunnah. Masih ada dua sumber lain, yaitu Ijma dan Qiyas, mereka tergantung pada dua pertama dalam cara yang berbeda dan derajat. Hubungan yang begitu rumit yang tidak dapat diwakili dalam makalah ini untuk singkatnya. Hal ini dibahas, namun, dalam buku Ushul al-Din. Di bawah ini, beberapa ayat yang mendefinisikan parameter epistemologis Al-Quran dianggap. Satu ayat, di awal Surat Al-Baqarah, menyajikan Al-Quran sebagai buku pedoman: (Al Quran, 2:2) Selain itu, Allah [SWT] menunjukkan bahwa Al Quran meliputi dasar untuk pengetahuan dan etika, Dia mengatakan: Al Quran, 6:38 Selain itu, Al Quran mengumumkan bahwa Islam, sebagai Din, telah disempurnakan oleh Allah [SWT]. Hal ini dianggap sebagai jalan hidup yang komprehensif yang mengakomodasi setiap aspek itu. Islam pandangan dunia didirikan pada gagasan tentang Islam sebagai agama yang sempurna: Al Quran, 05:03 Tidak mengherankan, dalam terang dari apa yang telah dibahas di atas, bahwa yurisprudensi lingkungan didirikan. Makalah ini menyajikan semua aspek lingkungan dari dalam dunia Islam-pandangan, bukan sebagai sesuatu yang asing itu

Fikih [Fiqih] vs Filsafat Lingkungan Hidup:. Tulisan ini memilih yurisprudensi (fiqh) lebih dari filsafat karena berbagai alasan. Alasan pertama adalah bahwa filsafat adalah istilah yang dipinjam dari pandangan dunia Barat dan karena itu tetap, sampai hari ini, tidak disambut dalam kesadaran Islam. Filsafat masih terkait dengan metafisika yang menyesatkan dan menghambat kemampuannya untuk membawa tentang perilaku menguntungkan. Fiqh, di sisi lain, adalah diterima dan terkait dalam kesadaran Islam dengan sah dan dilarang dalam perilaku manusia. Oleh karena itu, lebih mampu memodifikasi perilaku positif. Selanjutnya, setelah hal ini diterima sebagai bagian dari hukum, menjadi, relatif berbicara, lebih mudah untuk memasukkan sebagai bagian integral dari buku Fiqih, dan dalam kurikulum sekolah. Hal ini dapat memfasilitasi penyebaran kesadaran lingkungan, yang merupakan bagian dan bungkusan dari Islam The Categories dari Hubungan Antara Manusia dan Lingkungan:. 1. Vicegerency (Khilafah): Manusia, dalam pandangan dunia Islam dianggap sebagai khalifah (khalifah). Vicegerency ini dinyatakan sebelum penciptaan manusia pertama: Al Quran, 2:30 / nya kapasitasnya sebagai khalifah, maka manusia dianggap sebagai wali dari bumi. Dia / dia tidak seharusnya menyebabkan korupsi dalam bentuk apapun di bumi (yaitu lingkungan). Kehidupan di bumi memerlukan tanggung jawab besar. Ini adalah tes dengan akuntabilitas. Hal ini diikuti dengan baik hadiah atau hukuman. Arti ini disebutkan dalam Al-Quran dan Sunnah. Vicegerency sebagai ujian ditemukan dalam ayat berikut: Al Quran, 6:165 Di sisi lain, vicegerency ini dikenakan pengamatan: Al Quran, 10:14 pesan yang sama tersirat dalam hadis dari Rasulullah, [SAAS]: [1] Hal ini agak jelas, sekarang, bahwa pandangan dunia Islam menunjukkan bahwa vicegerency di bumi bentuk tes yang mencakup bagaimana manusia berhubungan dengan lingkungan. Apakah akan berdasarkan instruksi ilahi, atau berdasarkan keinginan pribadi dan dugaan yang dapat mengakibatkan perusakan lingkungan kita. Jika kondisi yang terakhir berlaku, maka vicegerency akan dipercayakan kepada orang yang berbeda atau generasi. Hal ini kemungkinan semacam ini beralih dipahami dari dua ayat berikut: Al-Quran, 7:69 Al-Quran, 7:74 Deklarasi institusi khilafah, yang Allah [SWT] telah memberitahu para malaikat tentang, diperkuat oleh ayat yang menunjukkan bahwa Allah [SWT] telah mengajarkan Adam nama (asma) dari semua hal:

Al Quran, 2:31 Diskusi ini membawa kita untuk menyadari bahwa ada koneksi organik antara pengetahuan yang tepat dan perilaku yang benar. Memang, pengetahuan menjadi alat yang membuat manusia bertanggung jawab secara moral. Ibnu Katsir mengatakan dalam tafsir, mengenai ayat di atas, pernyataan penting berikut: Hak (interpretasi) adalah bahwa Dia mengajarkan kepadanya nama-nama segala sesuatu: khusus mereka, atribut dan fungsi [2] Oleh karena itu, vicegerency didasarkan pada pengetahuan yang memungkinkan manusia untuk menjadi Plt lingkungan di mana ia / dia berdiam. Umat manusia harus berperilaku sedemikian rupa sehingga akan mempertahankan keseimbangan yang ada dalam lingkungan. Sebaliknya, saya harus mengatakan untuk mengambil keseimbangan yang telah ada sebelum kita telah menyebabkan, secara kolektif, bencana ekologis banyak: Al Quran, 15:19 2. Tunduk (Taskhir): Bumi dibuat tersedia untuk digunakan manusia, tanpa pelecehan atau penyalahgunaan. Lingkaran hal yang tersedia untuk kepentingan kemanusiaan jauh lebih besar dari lingkungan. Ada banyak ayat dalam Quran yang dapat dikutip dalam hal ini, tapi cukup untuk menyebutkan tiga dari mereka: Al Quran, 45:13 Al Quran, 31:20 Al Quran, 16:12. Ada ayat lain yang mengarah ke sifat temporal dari elemen dikenakan. Alasan di balik menyoroti temporalitas hal adalah untuk mengingatkan manusia di akhirat. Diharapkan bahwa setelah orang teliti keterbatasan kehidupan di bumi, mereka akan berperilaku dalam cara yang positif dan konstruktif. Akibatnya, diantisipasi bahwa lingkungan itu sendiri akan mendapatkan keuntungan dari perilaku yang tepat dari orang. Bahwa urutan kosmik dan fenomena alam akhirnya berakhir, tercermin dalam ayat ini: Al Quran, 13:02 tunduk dari unsur-unsur yang membentuk lingkungan yang dibicarakan dalam banyak bab dari Al-Quran: Al Quran, 16:14. Al Quran, 14:32 Al Quran, 38:36 Daftar di atas tidak buang semua ayat-ayat yang relevan. Ada kutipan yang unik dari AlQuran yang menghubungkan gagasan tentang tunduk dengan akhirat. Berikut tiga ayat,

meskipun secara khusus menyebutkan tunduk hewan dan kapal untuk naik, tentu melampaui arti harfiah: Al Quran, 43:12-14 Sudah jelas bahwa kemanusiaan tidak dibatasi dengan penggunaan kapal dan binatang untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Ada modus lain dari transportasi yang dikenakan untuk menggunakan kami. Satu dapat melihat doa digarisbawahi (doa) yang terkandung dalam ayat di atas dicantumkan pada stiker yang menghiasi mobil Muslim, atau menggantung di dalam mobil. Satu bisa juga di sini dibacakan doa sebelum lepas landas dari pesawat banyak yang dimiliki oleh perusahaan muslim. Tapi tampaknya bahwa ini bukan membatasi Jika kita drop untuk satu menit apa yang dikenakan, kita akan ditinggalkan dengan konsep tunduk bersama dengan yang dari kembali pada akhirnya kepada Tuhan kita. Apa yang saya ingin menyarankan di sini adalah kemungkinan memperluas, dengan cara abstrak, gagasan tentang tunduk untuk setiap hal yang sangat membantu manusia, terlepas dari derajat kecanggihan. Itu hasil akhirnya akan menjadi jiwa manusia yang terus-menerus mengingatkan di akhirat. Hal ini tidak harus ditafsirkan sebagai pendekatan suram. Sebaliknya, saya berpikir bahwa orang yang mencapai keadaan ini menghargai kehidupan sebagai pertanian mana yang bekerja di sini, namun panen yang ada di akhirat Oleh karena itu, semua ayat-ayat yang disebutkan dengan jelas negara. Bahwa surga dan bumi, sungai dan laut, ternak dan hewan, dan banyak lagi dikenakan kemanusiaan. Dalam hal ini, kita menemukan dukungan dan dukungan untuk institusi Khilafah. Ini akan memperkuat manusia untuk memenuhi peran / nya dasar bumi, yang menyembah Allah. 3. Menghuni (Imar): Al-Quran, apalagi, membuat jelas bahwa bumi merupakan habitat kita dan bahwa kita diminta untuk memikirkan itu, bekerja keluar dan mendirikan sebuah cara yang seimbang hidup tanpa ekses atau kekurangan. Untuk membatasi terjemahan menghuni untuk Imar tidak akan melakukan keadilan. Berarti termasuk menyebar dan menetap di seluruh bumi, menghuni setiap perempat ditinggali, bangunan dll Singkatnya, termasuk setiap kegiatan positif yang akan membuat kehidupan di bumi makmur. Jika suatu kegiatan mengalihkan manusia dari jalan yang benar (yaitu terhadap syariat), maka tidak dapat dianggap sebagai Imar. Ayat berikut mencerminkan hubungan antara penciptaan dan peran positif yang diharapkan dari kemanusiaan: Al Quran, 11:61 Ayat ini mengingatkan kita karunia yang Allah limpahkan kepada umat manusia. Ada hubungan yang indah dalam ayat antara menuntut monoteisme murni dari kemanusiaan pada umumnya, meskipun konteks yang menggunakan orang-orang Tsamud sebagai media. Percaya pada keesaan Tuhan dan konsep Imar datang beriringan kontemporer terkenal Sayyid Qutub Ulama Muslim mengomentari ayat ini, katanya:. Dan Saleh mengingatkan mereka (orang-orang Tsamud) tentang originasi mereka dari bumi, penciptaan setiap individu dari <-! Nextpage ->. Gizi bumi atau dari komponenkomponennya yang membuat tubuh mereka Meskipun (dibuat ) dari bumi ini dan unsurunsurnya, Allah menunjuk mereka vicegerents sehingga mereka bisa menghuninya! Dia ingin mereka menjadi vicegerents sebagai spesies, dan sebagai individu untuk menggantikan mereka yang datang sebelum mereka melakukannya! [3]

sini, saya sampai pada kesimpulan bahwa mencari planet lain ditinggali, menurut pemahaman saya tentang ayat-ayat Al Quran, [4] akan menghasilkan apa-apa. Semua skenario dalam hal ini akan tetap terdaftar di bawah judul: Fiksi Ilmiah! Kami lebih harus membuat kehidupan di bumi mungkin bagi generasi yang akan datang. Saya berharap bahwa posisi saya terkait isu mengatakan tidak akan ditafsirkan sebagai anti-ilmu pengetahuan, atau terhadap penelitian di luar angkasa. Namun demikian, saya ingin melihat bahwa dana besar yang dihabiskan untuk membangun observatorium untuk menerima pesan dari luar angkasa, akan digunakan untuk bantuan kemiskinan dan penyakit yang menduduki planet bumi kita. Setidaknya tidak ada yang bisa menyangkal pesan yang jelas bahwa kita menerima semua waktu dari kecewa sesama manusia. Ini adalah ketidakseimbangan antara selatan dan utara, menyebabkan di tangan yang terakhir, yang mencegah Imar yang tepat. Saya selalu sinis tentang mereka (aliens!) menemukan kita di bumi melakukan apa yang kita lakukan sekarang! Sebelum kita mengundang tamu dari luar angkasa, rumah kami (yaitu bumi) harus rapi. Dari perspektif Islam, ini hanya mungkin jika syariat terpenuhi, dan kemanusiaan hidup menurut hukum ilahi. Al-Quran menunjukkan bahwa setiap upaya untuk mencapai Imar dan kesejahteraan jauh dari wahyu ilahi dan bimbingan tentu akan menyebabkan kehancuran: Al Quran, 30:9 Imar bumi harus dalam daerah dan proyek-proyek yang bisa menguntungkan umat manusia dan tidak menyakitinya. Ini berarti bahwa proyek-proyek dan kegiatan yang merusak lingkungan dikecualikan. Sistem kapitalis mendorong industri destruktif seperti industri tembakau. Ini mencemari udara, merusak kesehatan yang hasil dalam waktu yang hilang dan uang dalam mengobati penyakit yang dihasilkan, penyalahgunaan tanah yang dapat digunakan untuk menanam tanaman bergizi, dll Kita hanya bisa mengutip pernyataan Dr Yusuf Al-Qaradhawi mengenai masalah ini, ia berkata: Seperti merokok tentang [tembakau], secara fisik, psikologis dan ekonomis yang berbahaya; putusan yang tepat untuk itu adalah larangan [Al-Tahrim]; mirip dengan [contoh berikut dimana] Allah berkata dalam menggambarkan Rasul-Nya [Muhammad] dalam Buku [Taurat dan Injil] dari orang-orang kuno: ( ia memungkinkan mereka sebagai sah apa yang baik [dan murni] dan melarang mereka dari apa yang buruk [dan tidak murni].) fitrah [fitrah ], intelek dan eksperimen menegaskan bahwa tembakau, atau merokok tidak sama sekali baik [5.] Merawat Lingkungan Hidup sebagai UU Iman: Peran dasar dari manusia di bumi adalah untuk menyembah Allah [SWT]: Al Quran, 51:56 Untuk melayani Allah atau menyembah-Nya adalah cara yang komprehensif yang mencakup setiap aspek kehidupan. Memenuhi semua yang telah Allah menuntut dari kita dalam hal berdoa, puasa, zakat dan haji menunjukkan menyembah. Hal yang sama dapat dikatakan mengenai setiap tindakan yang manusia melakukan sesuai dengan pandangan dunia Islam, selama saya dilakukan demi Allah.

Setiap perbuatan, selama itu baik [misalnya melindungi lingkungan] dan dilakukan demi Allah [SWT], dianggap suatu tindakan menyembah yang menghasilkan pahala di kehidupan ini dan akhirat. Ini adalah melalui media antara dua ekstrem; total mengabaikan lingkungan, dan menyembahnya sebagai kasus penyembah alam total mengabaikan untuk lingkungan adalah merugikan bagi manusia.. Hal yang sama bisa dikatakan tentang posisi ekstrim melindungi lingkungan dalam pengertian yang mutlak. Contoh adalah advokasi perlindungan dari setiap anggota tunggal dari kerajaan hewan ke tingkat yang mungkin membahayakan kehidupan manusia yang terlibat dalam operasi penyelamatan. Perlu diketahui bahwa Islam menganjurkan perlindungan lingkungan, meskipun tidak dalam nama, untuk lingkungan kata [bi'ah], bersama dengan konotasi, berkembang dalam beberapa kali. Bahwa Islam telah menjunjung tinggi lingkungan adalah sesuatu yang dapat ditemukan dalam Al-Quran dan Sunnah seperti yang akan kita bahas nanti dalam tulisan ini. Fakta bahwa untuk melindungi lingkungan dianggap suatu tindakan menyembah, tidak berarti bahwa setiap komponen lingkungan harus disimpan. Bahkan, kadang-kadang sebaliknya. Posisi Islam membentuk jalan tengah antara perilaku manusia yang telah mengabaikan lingkungan dan orang-orang yang praktis menyembah lingkungan atau bagian-bagian tertentu dari itu. Sementara pandangan dunia Islam mendukung perlindungan lingkungan dari perilaku rakus manusia, memungkinkan ruang untuk pembangunan berkelanjutan Lingkungan adalah Loci dari ayat-ayat Menunjuk kepada Allah [SWT]: Lingkungan dianggap sebagai tempat di mana tanda-tanda. (misalnya sungai, tanaman, dan burung), menunjuk kepada Allah [SWT] ada: Al Quran, 45:3-5 Akibatnya, setiap kerusakan yang terjadi terhadap lingkungan sama saja dengan menghancurkan tanda-tanda ini. Jika spesies apapun menjadi punah, itu dianggap sebagai kehilangan Masuk yang mencerminkan kebesaran Sang Pencipta. Sungguh suatu hal yang sangat menyedihkan jika kita terus merusak lingkungan, karena kita akan mencegah generasi yang akan datang dari memiliki hubungan yang sehat dengan lingkungan, di mana sehat berarti kesempatan untuk mengalami hal-Tanda. Telah dikatakan bahwa ada dua buku, satu yang dibaca [yaitu Al-Qur'an] dan satu yang terlihat [yaitu alam semesta]. Meskipun diketahui mengapa Al-Quran digambarkan sebagai Buku, alam semesta dianggap sebuah buku dalam arti yang mencakup tanda-tanda menunjuk kepada Allah. Hati yang transparan diperlukan, meskipun, dalam rangka untuk mengungkap cara tanda-tanda fungsi. Memang, setelah orang itu tidak diblokir dari membaca tandatanda yang mengisi alam semesta, bentuk dzikir yang indah terjadi, dan korelasi antara banyak ayat Al Quran dan sesuai ayat-ayat alam semesta ditetapkan. Menjadi diblokir dari ayat-ayat yang terbaik dinyatakan dengan contoh kota industri atau metropolitan besar. Struktur besar, termasuk gedung-gedung tinggi, perubahan cakrawala. Matahari terbit dan terbenam tidak lagi fenomena yang membentuk bagian dari pengalaman sehari-hari, setidaknya tidak untuk mereka yang terjebak di dalam kota. Satu membutuhkan banyak kecerdikan untuk melihat tanda dalam lempengan beton!

Dengan tidak adanya paru-paru hijau untuk kota, penghuni, yang hanya melihat pertumbuhan baja dan beton, tidak mungkin mengalami alami siklus pertumbuhan dinyatakan dalam ayat berikut: Al Quran, 36:33. Meskipun kita tidak mengerti bagaimana, segala sesuatu di alam semesta, termasuk komponen lingkungan, berpartisipasi dalam membuat zikir [dzikir] Allah: Al Quran, 17:44 Ada banyak ayat yang menyebutkan makhluk tertentu yang memuji Allah, beberapa di antaranya adalah sebagai berikut: Al-Quran, Al-Quran 13:13, 24:41 Al Quran, 21:79 agak jelas bahwa benda-benda baik hidup maupun mati merayakan memuji Allah. Dengan demikian, perusakan habitat dari spesies manapun berarti kepunahan suatu Masuk itu, tidak hanya menyebabkan orang untuk mengingat Allah, tetapi juga berpartisipasi dalam memuji Tuhan. Dengan hanya sedikit imajinasi, kita dapat melihat alam semesta dalam lingkaran konstan dzikir. Dikecualikan tentu saja adalah mereka yang hatinya tidak cukup sensitif untuk melihat kebutuhan untuk bergabung dengan seluruh alam semesta. Itu penciptaan inheren titik dalam arah Sang Pencipta adalah sesuatu yang banyak dibahas oleh para sarjana Muslim dan mistikus. Sebuah pernyataan yang sangat indah dan mencerahkan oleh Said Al-Nursi (w. 1960) menunjukkan bahwa setiap makhluk, oleh alam sendiri, memiliki apa yang saya akan menerjemahkan secara bebas sebagai stempel Ilahi yang tidak dapat ditiru .Sebuah hati yang diterangi mampu melihat cap yang membantu dalam mengatasi dunia ini kepada yang lain! [6] Dampak Iman tentang Lingkungan: Allah [SWT] disediakan kemanusiaan dengan rezeki; Dia hanya meminta mereka untuk tidak menyembah atau asosiasi apa pun atau siapa pun denganNya: Quran, 2:21-22. Al-Quran menunjukkan bahwa ada korelasi antara perilaku orang dan kondisi lingkungan. Hasil hasil yang tepat dan moral perilaku positif: Al-Quran, 7:96 Al Quran, 11:52 sebaliknya juga benar. Percaya dan membelokkan dari jalan yang benar bahwa Allah telah menetapkan bagi umat manusia akan menghasilkan dampak negatif pada lingkungan:

Quran, 20:124 Selain itu, ada ayat-ayat yang menetapkan korelasi antara bencana alam dan tidak percaya, perilaku tidak bermoral, atau kombinasi keduanya: Al Quran, 13:13 Al Quran, 17:68-69 Hasil akhir dari percaya atau tindakan amoral, ketika mereka menjadi lazim, adalah kehancuran total lingkungan. Demikianlah kisah Nabi Nuh (Nuh) dan banjir yang menghancurkan segala sesuatu kecuali Ark dan beban atas manusia dan hewan. Urutan yang datang untuk mengakhiri pertunjukan air banjir yang memancar dan mereda pada perintah Allah: Al Quran, 11:44 Quran penuh dengan cerita-cerita yang mencerminkan korelasi antara hukuman yang salah lakukan dan Ilahi yang menyebabkan ukuran tertentu dari kehancuran. Bab Kahfi [Kahfi] termasuk cerita tentang dua orang pemilik kebun terpisah dari dua buah dengan air mengalir di antara. Salah satunya dengan setia dan rendah hati menaruh kepercayaan pada Tuhan, tapi yang lain tidak memiliki hubungan yang tepat dengan Allah, ia arogan menuduh bahwa kebunnya akan selalu sama tanpa melibatkan kehendak Allah [yaitu tanpa mengatakan: "Insya Allah "]. Bagaimana ini berakhir perumpamaan ? Al Quran, 18:42 kriteria yang sama dapat diterapkan untuk kisah para pemilik kebun dalam <- Nextpage -> bab Pen [Qalam]. Para pemilik ingin mengumpulkan buah-buahan sangat awal di pagi hari sehingga tidak ada orang yang membutuhkan akan berbagi. Hasilnya adalah bahwa sebelum mereka pergi ke kebun, dan dalam perjalanan malam, datanglah kunjungan dari Allah yang menyapu seluruh. Ketika mereka melihat bahwa kebun mereka tampak seperti tempat gelap dan sunyi, mereka diingatkan oleh salah satu dari mereka bahwa mereka telah melanggar: Al Quran, 68:29 Sebagai aturan umum, ada hubungan langsung antara lakukan salah dan bencana: Al Quran, 42:31 Selain itu, melakukan dosa menghasilkan korupsi di mana-mana: Al Quran, 30:41Korupsi [Fasad] dalam konteks ini mencakup semua jenis material dan kerusakan rohani. Kita harus bersyukur bahwa Allah tidak mempercepat hukuman setiap kali manusia berbuat salah. Apakah hukuman telah simultan, kehidupan di bumi akan terganggu lama: Al-Quran. 35:45

Dalam Surat Al-Nahl [Bee], gagasan yang sama diperkuat lagi: Al-Quran, 16: 112 Yang jelas yang tidak berterima kasih kepada Tuhan atas karunia-Nya menyebabkan hilangnya nya. Untuk kelaparan berarti bahwa ada perintah Ilahi yang menyebabkan gangguan fungsi normal dari lingkungan yang menyebabkan akhirnya makanan yang kurang dalam cara yang sepadan dengan dosa yang orang lakukan. Apakah mereka telah bersyukur, situasi bisa terbalik: Al Quran, 14:07 Ayat ini merupakan bukti bahwa perilaku moral yang positif, yang sejalan dengan pandangan dunia Islam, menyebabkan lingkungan fisik yang lebih baik; Insya Allah, tentu saja Perlindungan Islam Lingkungan: Bagian ini menyediakan rekening rinci dari. Al-Quran dan Sunnah mengenai perlindungan bidang-bidang berikut:. manusia, hewan, tumbuhan, tanah, air, dan udara 1. Manusia: Meskipun perbedaan menyangkut pelibatan manusia sebagai bagian dari lingkungan, makalah ini menganggap manusia sebagai bagian dari sistem ekologi. Saya telah mengadopsi posisi ini meskipun aku tahu bahwa sisa ekosistem adalah tunduk kepada manusia . Islam menyerukan perlindungan manusia. Syariat khusus menyerukan perlindungan lima hal yang berkaitan dengan manusia:. Hidup, agama, keturunan, akal, dan harta Islam menekankan kesucian hidup manusia dalam istilah terkuat: Al Quran, 5:35 keputusan dari tujuan syariah di melestarikan kehidupan manusia, termasuk pembunuh. Ini adalah fakta mapan bahwa hukuman untuk pembunuhan adalah hukuman mati. Namun demikian, Al-Quran mendorong keluarga dari orang yang dibunuh untuk kehilangan hak mereka bahwa si pembunuh dieksekusi: Al Quran, 17:33 Untuk alasan yang sama, bunuh diri dilarang melakukan: Al Quran, 4:29 Selain itu, janin memiliki kehidupan yang harus dipertahankan. Aborsi dilarang kecuali untuk alasan yang diijinkan (ex. kehidupan ibu terancam). Dalam hukum Islam, ada uang darah yang harus dibayar oleh orang yang membunuh janin sengaja atau tidak sengaja. Perang tetap menjadi faktor utama dalam membunuh manusia dan perusakan lingkungan. Posisi Islam, yang cukup untuk sebaliknya gambar yang digambarkan oleh media Barat, menyatakan dalam istilah yang jelas bahwa perdamaian adalah norma dan perang adalah pengecualian. Nabi [SAAS] dilarang bahwa keinginan muslim untuk menghadapi musuh di medan perang [7]. Saya mengerti bahwa raison detre hadits ini adalah untuk memberikan prioritas untuk solusi damai konflik setiap kali permukaan antara Muslim dan sesama manusia lainnya. Bahkan, tiga belas tahun pertama dari sejarah Islam di Mekah mencerminkan perlawanan pasif. Namun demikian, pembelaan diri diijinkan untuk

melindungi Islam dan Muslim. Jika Muslim harus pergi berperang, maka mereka harus mematuhi kode etik Islam selama perang: Al Quran, 2:190 batas penting yang tidak boleh melanggar paling baik diungkapkan oleh Abu Bakar, khalifah pertama, dalam pidatonya di Yazid bin Abu Sufian, komandan tentara yang pergi ke utara ke Syam [yaitu Besar Suriah]: Dan aku menginstruksikan Anda [untuk memenuhi berikut] sepuluh [perintah]: Jangan membunuh seorang wanita, atau anak, atau orang tua, jangan menebang pohon yang berbuah, jangan merusak [tanah atau rumah] digunakan; jangan membunuh kambing atau unta kecuali untuk makanan, jangan banjir pohon kelapa [dengan air] atau membakar mereka turun [8] Seperti kutipan, yang mencerminkan etos syariat, mendefinisikan norma bahwa kehidupan orang-orang yang tidak melibatkan diri secara langsung dalam perang harus terhindar. Perlindungan juga diberikan kepada hewan dan tanaman, mereka tidak boleh digunakan sebagai bagian dari hukuman kolektif demikian, semua senjata pemusnah massal yang dapat diterima dari sudut pandang Islam.. Semua kimia, biologi dan senjata nuklir harus dilarang di seluruh dunia tanpa pengecualian. Hal ini tidak cukup untuk memiliki non-proliferasi nuklir negara-negara tertentu perjanjian yang dikecualikan karena mereka tidak menandatangani. Jika kekuatan super hanya kepala dengan fakta bahwa manusia membutuhkan bumi lebih aman dan bersih! Tidak ada negara harus mampu stok senjata pemusnah massal atau non-senjata konvensional. Di sini saya menemukan diri bertentangan dengan pernyataan Dr Yusuf Al-Qaradhawi. Ia mengatakan, dalam salah satu buku yang paling terakhir, bahwa mengenai jenis senjata yang digunakan dalam pertempuran, bagaimana membuat mereka dan bagaimana untuk melatih [tentara] bagaimana menggunakannya, dll, tidak masalah untuk [menjadi diselesaikan oleh agama];. itu adalah bisnis kementerian pertahanan dan markas besar angkatan bersenjata [9] Saya percaya bahwa Dr Al-Qaradhawi terganggu oleh apa yang terjadi pada umat Islam di seluruh dunia, dan bahwa dia bertujuan memungkinkan ruang bagi para pengambil keputusan di dunia Islam untuk mempertimbangkan langkah-langkah yang akan mencegah agresor dari menyerang mereka dengan senjata pemusnah massal. Saya berpikir bahwa ini adalah kepedulian yang sah, namun pernyataan itu sangat luas dan mungkin disalahartikan oleh orang-orang di kantor. Di sisi lain, cendekiawan Muslim harus menyuarakan keprihatinan mereka tentang masalah ini dan untuk tidak memberikan tangan bebas untuk aparat militer yang bisa membuang-buang sumber daya umat dalam menyusun senjata, daripada investasi mereka dalam pembentukan kembali sebuah Islam terkemuka peradaban. Kita harus ingat bahwa penggunaan bom atom Amerika terhadap Jepang, selama Perang Dunia II, merupakan tindakan yang jauh memprotes dan menyesal. Peningkatan kesadaran ekologis adalah membuat sulit bagi pemerintah untuk melanjutkan program nuklirnya. Ada protes global melawan tes nuklir Perancis yang terjadi di Kepulauan Polynesia Perancis. Meskipun tidak cukup baik, tampak bahwa pemerintah Perancis berjanji mengakhiri uji coba nuklir.

Tidak senjata hanya pada skala yang harus dilarang, tetapi juga senjata seperti ranjau antipersonil harus dilarang . Tidak ada yang bisa membenarkan pembunuhan atau melukai manusia dengan tambang ini. Jutaan dari mereka tersebar di seluruh dunia, hanya upaya bersama pada tingkat global mungkin membawa beberapa bantuan dan harapan. Sementara satu berdoa untuk mengakhiri konflik bersenjata, orang harus ingat bahwa membunuh musuh selama perang bukanlah tujuan itu sendiri. Faktanya kaum muslimin mengalami berbagai bentuk serangan yang berkisar dari pembersihan etnis diskriminasi di tempat kerja, tidak boleh digunakan oleh umat Muslim sebagai dalih untuk berperilaku dengan cara yang sama sebagai musuh mereka: Al Quran, 05:09 Banyak konflik di seluruh dunia adalah / didorong oleh ideologi-ideologi tidak manusiawi yang menekankan supremasi satu ras atas yang lain. Bentuk sosial Darwinisme ini diterjemahkan ke dalam program sistematis oleh Nazi untuk memusnahkan ras lain. Serbia melakukan beberapa kejahatan yang paling keji terhadap kemanusiaan di Bosnia dan Kosovo, meskipun fakta bahwa ras adalah sama! Ini jelas bahwa umat Islam dalam kasus ini menjadi korban karena iman mereka . Pandangan dunia Islam tidak mengizinkan ide penghakiman nilai negatif mengenai perbedaan biologis dalam hal warna dan bentuk. Mereka dipandang positif sebagai Tanda menunjuk kepada Allah: Al Quran, 30:22 perbedaan warna orang-orang persis seperti yang fungsi antara binatang, tumbuhan dan benda mati: Al Quran, 35:27-28 Mereka yang tahu akan menghargai perbedaan; mereka yang bodoh tidak. Tidak banyak balapan, ada satu manusia ras mencerminkan banyak prisma. Warna-warna yang berbeda yang indah dan bentuk bunga tidak mengundang kita untuk merusak semua kecuali satu. Mereka ada sebagai hadiah dan Tanda dari Allah untuk membantu kita mengingat-Nya. Dengan demikian, mereka harus dihargai dan dipelihara Perbedaan hanya sah dalam Islam didasarkan pada moral, karakter bukan fisik:. Al Quran, 49:13 compendiums hadis yang penuh dengan laporan yang mencerminkan semangat persaudaraan terlepas dari penampilan fisik. Para sahabat Nabi sendiri mencerminkan pelangi warna: mereka terdiri Muhammad Arab, Suhayb Romawi, Suleiman Persia dan Bilal Selain itu, Islam pluralistik dalam hubungannya dengan . lain dari awal. Hal ini sudah ditetapkan bahwa jika otherness didasarkan pada perbedaan dalam warna, tidak menghasilkan konflik. Selain itu, jika otherness adalah didasarkan pada keyakinan yang berbeda, seperti Yahudi dan Kristen, juga ditoleransi dalam pandangan dunia Islam. Toleransi ditekankan dalam Al Quran dan dalam sunnah dalam banyak konteks:

Al Quran, 60:8 Dimana sistem lain dari kepercayaan dan masyarakat gagal untuk menangani adil dengan lain yang tinggal di antara mereka, Islam berhasil. Satu dapat membandingkan sejarah lain di negara Islam dan bahwa dari lain di Eropa. Kasus terbaik adalah bahwa dari lain sebagai seorang Yahudi Ada cara dan sarana untuk melindungi kehidupan manusia dalam Islam. Ada suatu prinsip luas yang dinyatakan dalam Al Quran yang melarang semua bahaya: Al Quran, 2:195 Ayat ini menyoroti bahaya yang berada dalam tanggung jawab <- Nextpage -> individu terhadap diri sendiri. Mereka termasuk obat-obatan mengambil, alkohol, atau kegiatan yang bertentangan dengan fitrah seperti homoseksualitas. Islam adalah di antara minoritas (Gereja Katolik mengutuk tindakan tapi bukan homoseksual) yang mengutuk homoseksualitas, beberapa sinagoga direformasi dan beberapa gereja Protestan memungkinkan perkawinan antara anggota jenis kelamin yang sama. Dibawa ke sebuah homoseksualitas, yang ekstrim mengarah ke pemusnahan umat manusia Tambahkan ke gambar ini suram adalah perzinahan dan penggunaan umum dari jarum dalam obat. Dengan demikian, jumlah orang yang tertular AIDS adalah menjamur. Terhadap latar belakang ini, cara hidup Islam memberikan katup pengaman yang, jika diterima, dapat menyelamatkan umat manusia. 2. Hewan: Islam telah memerintahkan pada hubungan Muslim yang benar dengan hewan. Mereka diminta untuk memperlakukan hewan dengan baik, dan mereka tidak diperbolehkan untuk membunuh binatang kecuali untuk makanan. Izin yang terakhir harus dilakukan sesuai dengan syariat.[10][14][18] [28]

Al-Quran dan As-Sunnah Tentang Lingkungan Hidup


September 19, 2006 Pendahuluan Pendidikan yang baru dan termasuk paling penting pada masa sekarang ialah pendidikan lingkungan. Pendidikan tersebut berkaitan dengan pengetahuan lingkungan di sekitar manusia dan menjaga berbagai unsurnya yang dapat mendatangkan ancaman kehancuran, pencemaran, atau perusakan. Pendidikan lingkungan telah diajarkan oleh Rasulullah SAW kepada para sahabatnya. Abu Darda ra. pernah menjelaskan bahwa di tempat belajar yang diasuh oleh Rasulullah SAW telah diajarkan tentang pentingnya bercocok tanam dan menanam pepohonan serta pentingnya usaha mengubah tanah yang tandus menjadi kebun yang subur. Perbuatan tersebut akan mendatangkan pahala yang besar di sisi Allah SWT dan bekerja untuk memakmurkan bumi adalah termasuk ibadah kepada Allah SWT.[1] Pendidikan lingkungan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW berdasarkan wahyu, sehingga banyak kita jumpai ayat-ayat ilmiah Al-Quran dan As Sunnah yang membahas tentang lingkungan. Pesan-pesan Al-Quran mengenai lingkungan sangat jelas dan prospektif. Ada beberapa tentang lingkungan dalam Al-Quran, antara lain : lingkungan sebagai suatu sistem, tanggung jawab manusia untuk memelihara lingkungan hidup, larangan merusak lingkungan, sumber daya vital dan problematikanya, peringatan mengenai kerusakan lingkungan hidup yang terjadi karena ulah tangan manusia dan pengelolaan yang mengabaikan petunjuk Allah serta solusi pengelolaan lingkungan[2]. Adapun As-Sunnah lebih banyak menjelaskan lingkungan hidup secara rinci dan detail. Karena Al-Quran hanya meletakkan dasar dan prinsipnya secara global, sedangkan AsSunnah berfungsi menerangkan dan menjelaskannya dalam bentuk hukum-hukum, pengarahan pada hal-hal tertentu dan berbagai penjelasan yang lebih rinci. 1. Lingkungan Sebagai Suatu Sistem Suatu sistem terdiri atas komponen-komponen yang bekerja secara teratur sebagai suatu kesatuan. Atau seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. [3] Lingkungan terdiri atas unsur biotik (manusia, hewan, dan tumbuhan) dan abiotik (udara, air, tanah, iklim dan lainnya). Allah SWT berfirman : Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran. Dan Kami telah menjadikan untukmu di bumi keperluan-keperluan hidup, dan (Kami menciptakannya pula) makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali bukan pemberi rezeki kepadanya. (QS. 15 : 19-20) Hal ini senada dengan pengertian lingkungan hidup, yaitu sistem yang merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang menentukan perikehidupan serta kesejahteraan manusia dan makhluk hidup lainnya.[4] Atau bisa juga dikatakan sebagai suatu sistem kehidupan dimana terdapat campur tangan manusia terhadap tatanan ekosistem.

2.Pembangunan Lingkungan Hidup Lingkungan hidup sebagai sumber daya yang dapat dimanfaatkan manusia guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Allah SWT berfirman : Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya, dan makanlah sebagian dari rizki-Nya. Dan hanya kepada-Nya lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan. (QS. 67 : 15) Akan tetapi, lingkungan hidup sebagai sumber daya mempunyai regenerasi dan asimilasi yang terbatas. Selama eksploitasi atau penggunaannya di bawah batas daya regenerasi atau asimilasi, maka sumber daya terbaharui dapat digunakan secara lestari. Akan tetapi apabila batas itu dilampaui, sumber daya akan mengalami kerusakan dan fungsinya sebagai faktor produksi dan konsumsi atau sarana pelayanan akan mengalami gangguan.[5] Oleh karena itu, pembangunan lingkungan hidup pada hakekatnya untuk pengubahan lingkungan hidup, yakni mengurangi resiko lingkungan dan atau memperbesar manfaat lingkungan. Sehingga manusia mempunyai tanggung jawab untuk memelihara dan memakmurkan alam sekitarnya. Allah SWT berfirman : Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata : Hai kaumku, sembalah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) dan lagi memperkenankan (doa hamba-Nya). (QS. 11 : 61) Upaya memelihara dan memakmurkan tersebut bertujuan untuk melestarikan daya dukung lingkungan yang dapat menopang secara berkelanjutan pertumbuhan dan perkembangan yang kita usahakan dalam pembangunan. Walaupun lingkungan berubah, kita usahakan agar tetap pada kondisi yang mampu untuk menopang secara terus-menerus pertumbuhan dan perkembangan, sehingga kelangsungan hidup kita dan anak cucu kita dapat terjamin pada tingkat mutu hidup yang makin baik. Konsep pembangunan ini lebih terkenal dengan pembangunan lingkungan berkelanjutan.[6] Tujuan tersebut dapat dicapai apabila manusia tidak membuat kerusakan di bumi, sebagaimana firman Allah SWT : Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan harapan. Sesungguhnya Allah amat dekat kepada orang yang berbuat baik. (QS. 7 : 56) Berkaitan dengan pemeliharaan lingkungan, Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita tentang beberapa hal, diantaranya agar melakukan penghijauan, melestarikan kekayaan hewani dan hayati, dan lain sebagainya. Barangsiapa yang memotong pohon Sidrah maka Allah akan meluruskan kepalanya tepat ke dalam neraka. (HR. Abu Daud dalam Sunannya) Barangsiapa di anatara orang Islam yang menanam tanaman maka hasil tanamannya yang dimakan akan menjadi sedekahnya, dan hasil tanaman yang dicuri akan menjadi sedekah. Dan barangsiapa yang merusak tanamannya, maka akan menjadi sedekahnya sampai hari Kiamat. (HR. Muslim)

Setiap orang yang membunuh burung pipit atau binatang yang lebih besar dari burung pipit tanpa ada kepentingan yang jelas, dia akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah. Ditanyakan kepada Nabi : Wahai Rasulullah, apa kepentingan itu ? Rasulullah menjawab : Apabila burung itu disembelih untuk dimakan, dan tidak memotong kepalanya kemudian dilempar begitu saja.[7] 3. Sumber Daya Vital dan Problematikanya Manusia telah sedikit banyak berhasil mengatur kehidupannya sendiri (birth control maupun death control) dan sekarang dituntut untuk mengupayakan berlangsungnya proses pengaturan yang normal dari alam dan lingkungan agar selalu dalam keseimbangan. Khususnya yang menyangkut lahan (tanah), air dan udara, karena ketiga unsur tersebut merupakan sumber daya yang sangat penting bagi manusia. Sumber Daya Lahan atau Tanah Manusia berasal dari tanah dan hidup dari dan di atas tanah. Hubungan antara manusia dan tanah sangat erat. Kelangsungan hidup manusia diantaranya tergantung dari tanah dan sebaliknya, tanahpun memerlukan perlindungan manusia untuk eksistensinya sebagai tanah yang memiliki fungsi.[8] Allah SWT berfirman : Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah banyaknya Kami tumbuhkan di bumi itu pelbagai macam tumbuhan-tumbuhan yang baik? Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat suatu tanda kekuasaan Allah. Dan kebanyakan mereka tidak Beriman. (QS. 26 : 7-8) Dengan lahan itu manusia bisa membuat tempat tinggal, bercocok tanam, dan melakukan aktivitas lainnya. Namun, pemandangan ironis di Indonesia terlihat cukup mencolok diantaranya penebangan hutan untuk ekspor (tanpa diikuti upaya peremajaan yang memadai) dan perluasan kota yang melebar, mencaplok tanah-tanah subur pedesaan. Polis berkembang menjadi metropolis untuk kemudian membengkak menjadi megapolis (beberapa kota besar luluh jadi satu) dan Ecumenopolis (negara kota). Akhirnya salah satu nanti akan menjadi Necropolis (kota mayat).[9] Penebangan hutan tanpa diikuti peremajaan kembali menyebabkan rusaknya tanah perbukitan sehingga terjadi bencana tanah longsor. Apalagi adanya kebakaran hutan di Indonesia semakin menyebabkan rusaknya ekologi hutan. Padahal keberadaan hutan sangat berguna bagi keseimbangan hidrologik dan klimatologik, termasuk sebagai tempat berlindungannya binatang.[10] Adanya pembangunan tata ruang yang kurang baik, seperti pembangunan kota dan perumahan, menyebabkan semakin sempitnya lahan pertanian yang subur. Selain itu, juga terjadi kerusakan tingkat kesuburan tanah yang disebabkan pemakaian teknologi kimiawi yang over dosis. Dan bahkan pemakaian pupuk kimiawi tersebut merusak ekosistem pertanian, diantaranya semakin resistensi dan resurjensinya hama dan penyakit tanaman. Sehingga hasil produksi pertanian pun menurun yang akhirnya berdampak pada kehidupan sosial-ekonomi penduduk. Melihat kenyataan tersebut, mestinya perkara konservasi tanah dan lahan sudah merupakan suatu keharusan, condition sine qua non, demi berlangsungnya kehidupan manusia. Usaha

yang dapat dilakukan antara lain reboisasi, perencanaan tata ruang yang baik (lahan subur untuk pertanian dan lahan tandus untuk industri atau bangunan), dan penerapan sistem pertanian yang ramah lingkungan (pertanian organik atau lestari). Sumber Daya Air Selain lahan atau tanah, yang tak kalah pentingnya adalah air. Everything originated in the water. Everything is sustained by water. Manusia membutuhkan air untuk hidupnya, karena dua pertiga tubuh manusia terdiri dari air. Allah SWT berfirman : Dan Kami beri minum kamu dengan air tawar ? (QS. 77 : 27). Dan bahkan tanpa air seluruh gerak kehidupan akan terhenti. Yang ironis adalah bahwa kekeringan datang silih berganti dengan banjir. Pada suatu saat kita kekurangan air, tapi pada saat yang lain justru kelebihan air. Mestinya manusia bisa mengatur sedemikian hingga sepanjang waktu bisa cukupan air (tidak kurang dan tidak lebih). Hal itu sebenarnya telah ditunjukkan oleh alam dalam bentuk siklus hidrologis dari air yang berlangsung terus menerus, volume air yang dikandungnya tetap, hanya bentuknya yang berubah. Allah SWT berfirman : Demi langit yang mengandung hujan (raji) (QS. 86 : 11). Kata Raji berarti kembali. Hujan dinamakan raji dalam ayat ini, karena hujan itu berasal dari uap air yang naik dari bumi (baik dari air laut, danau, sungai dan lainnya) ke udara, kemudian turun ke bumi sebagai hujan, kemudian kembali ke atas, dan dari atas kembali ke bumi dan begitulah seterusnya. Atau terkenal dengan siklus hidrologik. Kisah perjalanan air yang urut dan runtut itu telah memberikan kontribusi yang sangat vital pada daur kehidupan dan pembaharuan sumber daya alam. Namun manusia melakukan sesuatu yang menyebabkan terhambatnya siklus hidrologi tersebut. Manusia membuat saluran drainase dengan lapisan semen yang kedap air dan mengecor jalan dengan semen, sehingga air mengalir cepat ke laut dan mengingkari fungsinya sebagai pemberi kehidupan (life giving role). Dan menipislah persediaan air tanah. Sungai-sungai yang dulu sebagai organisme yang mampu memamah biak benda-benda yang dibuang kedalamnya dan memberikan pasokan air bersih yang memadai untuk kehidupan. Sekarang sungai-sungai tersebut lebih berwujud berupa tempat pembuangan sampah yang terbuka, dijejali dengan limbah industri dan buangan rumah tangga yang tidak mungkin lagi atau tidak mudah dicerna guna menghasilkan air yang sedikit bersih sekalipun. Kerusakan lingkungan pada ekosistem pantai yakni rusaknya hutan bakau (mangrove) di tepi pantai, seperti di Cilacap, dan rusaknya terumbu karang. Padahal hutan bakau dan terumbu karang sangat berfungsi bagi keseimbangan dan keberlangsungan ekosistem pesisir dan lautan, rantai makanan, melindungi abrasi laut dan keberlanjutan sumber daya lautan.[11] Sumber Daya Udara Selain kedua sumber daya tersebut di atas, ciptaan Allah SWT yang tidak kalah penting tetapi sering terlupakan atau disepelekan adalah udara. Padahal tanpa udara takkan pernah ada kehidupan. Tanpa udara bersih takkan diperoleh kehidupan sehat. Setiap hari rata-rata manusia menarik napas 26.000 kali berkisar antara 18 sampai 22 kali setiap menitnya. Pentingnya udara sering diabaikan terutama karena sampai kini kita masih bisa memperolehnya tanpa harus mengeluarkan biaya. Padahal di Tokyo saat ini mulai dijual udara bersih (oksigen) dalam tabung. Suatu kejutan pertama yang menyadarkan manusia akan bahaya udara kotor terjadi di Inggris pada tahun 1952 yang dikenal dengan The Great London Smog yang menyebabkan sekitar 4000 jiwa melayang dan sejumlah besar penduduk

menderita penyakit bronkitis, jantung dan berbagai penyakit pernapasan lainnya. Bahkan bangunan, lukisan, patung atau monumenpun hancur, karena asap dan gas mobil. Polusi udara juga terjadi di Yogyakarta akibat konsumsi bahan bakar yang terus meningkat. Konsumsi tertinggi dari kendaraan bermotor (konsumsi bahan bakar solar dan bensin mencapai 170.000 liter pada tahun 1990-1991) dan kedua bahan bakar rumah tangga (ratarata 84.000 liter). Hal itu menyebabkan CO2 dan timbal (Pb) melewati ambang batas yang diperkenankan. Ambang batas timbal (Pb) yang diperkenankan hanya 0,03 ug/l, kini rata-rata diatas 0,09 ug/l di beberapa tempat, seperti Kantor Pos Besar, Bunderan, Jl. Jend. Sudirman, dan Gedungkuning.[12] Begitu juga di Jakarta, dari kendaraan umum, 765.000 atau 60 % mengeluarkan gas buang diatas ambang batas baku mutu. Artinya setiap menit selalu keluar kandungan racun dari knalpot mobil itu, sulfur oksida, nitrogen oksida, dan timbal (Pb). Konsentrasi timbal di udara mencapai 1,7-3,5 mirogram per meterkubik dan pada 2005 mencapai 1,8-3,6 mikrogram per meterkubik. Padahal jumlah kendaraan roda empat di Jakarta mencapai 9,1 juta (1.274.000 berstatus kendaraan umum).[13] Upaya yang bisa di tempuh antara lain : memperluas kawasan hijau (hutan kota), pemakaian bahan bakar akrab lingkungan (BBL), knalpot dipasang filter, dan mengurangi pemakaian kendaraan pribadi. 4. Kerusakan Lingkungan Manusia telah diperingatkan Allah SWT dan Rasul-Nya agar jangan melakukan kerusakan di bumi, akan tetapi manusia mengingkarinya. Allah SWT berfirman : Dan bila dikatakan kepada mereka: Janganlah membuat kerusakan di muka bumi, mereka menjawab: Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan. (QS. 2 : 11). Keingkaran mereka disebabkan karena keserakahan mereka dan mereka mengingkari petunjuk Allah SWT dalam mengelola bumi ini. Sehingga terjadilah bencana alam dan kerusakan di bumi karena ulah tangan manusia. Allah SWT berfirman : Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah : Adakan perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang dahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah). (QS. 30 : 41-42). Di samping adanya problematika ketiga sumber daya vital di atas, Otto Soemarwoto membagi kerusakan lingkungan yang mengancam kehidupan bumi menjadi dua, yaitu kerusakan yang bersifat regional (seperti hujan asam) dan yang bersifat global (seperti pemanasan global, kepunahan jenis, dan kerusakan lapisan ozon di stratosfer). Hujan asam disebabkan oleh pencemaran udara yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil, yaitu gas bumi, minyak bumi dan batu bara. Pembakaran itu menghasilkan gas oksida belerang dan oksida nitrogen. Kedua jenis itu dalam udara mengalami reaksi kimia dan berubah menjadi asam (berturut-turut menjadi asam sulfat dan asam nitrat). Asam yang langsung mengenai bumi disebut deposisi kering dan asam yang terbawa hujan yang turun ke bumi disebut desposisi basah. Keduanya disebut hujan asam. Hujan asam menyebabkan kematian organisme air sungai dan danau serta kerusakan hutan dan bangunan. Pemanasan global (global warning) adalah peristiwa naiknya intensitas efek rumah kaca (ERK) yang terjadi karena adanya gas dalam atmosfer yang menyerap sinar panas (sinar

inframerah) yang dipancarkan bumi. Gas itu disebut gas rumah kaca (GRK). Dengan penyerapan itu sinar panas terperangkap sehingga naiklah suhu permukaan bumi. Seandainya tidak ada GRK dan karena itu tidak ada ERK, suhu permukaan bumi rata-rata hanya -18oC saja, terlalu dingin bagi kehidupan makhluk. Dengan adanya ERK suhu bumi adalah rata-rata 15oC, sehingga ERK sangat berguna bagi kehidupan di bumi. Akan tetapi, akhir-akhir ini semakin naiknya kadar GRK dalam atmosfer, yaitu CO2 dan beberapa gas lain (seperti CO2, CH4, dan N2O) menyebabkan naiknya intensitas ERK, sehingga suhu permukaan bumi akan naik pula. Inilah yang disebut global warning. Berbagai dampak negatif pemanasan global, yaitu menyebabkan perubahan iklim sedunia (perubahan curah hujan), naiknya frekuensi maupun intensitas badai (seperti di Banglades dan Filipina semakin menderita), dan bertambahnya volume air laut dan melelehnya es abadi di pegunungan dan kutub. Hal itu juga menyebabkan keringnya tanah dan kekeringan yang berdampak negatif terhadap pertanian dan perikanan. Bertambahnya volume air laut, maka permukaan laut akan naik. Dengan laju kenaikan kadar GRK seperti sekarang diperkirakan pada sekitar 2030 suhu akan naik 1,5-4,5oC. Kenaikan suhu ini menyebabkan naiknya permukaan laut 25-140 cm. Dampak naiknya permukaan laut yakni tergenangnya daerah pantai, tambak, sawah dan kota yang rendah seperti Jakarta, Surabaya, dan Semarang serta beberapa pulau di Indonesia. Kenaikan permukaan laut juga menyebabkan laju erosi pantai. Untuk kenaikan permukaan laut 1 cm, garis pantai akan mundur 1m, sehingga kenaikan permukaan laut 25-140 cm, garis pantai mundur 25-140 m. Kepunahan jenis berarti hilangnya sumber daya gen yang mengurangi kemampuan kita dalam pembangunan pertanian, perikanan, peternakan, dan kehutanan. Penyebabnya antara lain karena adanya hujan asam dan penyusutan luas hutan, serta penggunaan sistem monokultur atau varietas unggul sehingga varietas lokal hilang, seperti varietas padi lokal yang hampir sirna. Ozon ialah senyawa kimia yang terdiri atas tiga atom oksigen. Di lapisan atmosfer yang rendah ia mengganggu kesehatan dan di lapisan atas atmosfer ia melindungi makhluk hidup dari sinar ultraviolet yang dipancarkan matahari. Apabila kadar ozon di stratosfer berkurang, kadar sinar ultraviolet yang sampai ke bumi bertambah. Maka resiko untuk mengidap penyakit kanker kulit, katarak dan menurunnya kekebalan tubuh akan meningkat. Penurunan kadar ozon disebabkan karena rusaknya ozon oleh segolongan zat kimia yang disebut clorofuorokarbon yang banyak digunakan dalam industri dan kehidupan kita, seperti gas freon (pendingin AC dan almari es), gas pendorong dalam aerosal (parfum, hairspray, dan zat racun hama) dan lainnya. Bila kita tetap saja berkeras kepala menjejalkan gas rumah kaca ke atmosfer, sebelum akhir abad mendatang pasti akan terjadi perubahan iklim yang tak terduga, banyak angin ribut dan angin topan, air laut meredam pulau-pulau berdataran rendah, disamping munculnya padang pasir baru karena bumi yang makin panas. Upaya nyata yang perlu dilakukan untuk menghindari bencana itu antara lain dengan menggunakan energi secara efisien, mengembangkan sumber energi baru dan aman, mencegah terjadinya kebakaran dan penggundulan hutan atau penebangan pohon secara besar-besaran, menanam pepohonan baru, menggalakan penggunaan transportasi umum. Atau kampanye besar-besaran untuk mengurangi penggunaan traktor, diesel, lemari es, kaleng semprot, AC dan lain-lain. Langkah ini mudah diucapkan tapi sulit dilaksanakan. Namun hal itu tetap harus dilakukan, seperti yang dicetuskan oleh Gurmit Singh : Global

warning on global warming demands global action. Peringatan global terhadap pemanasan global menuntut adanya tindakan global. 5. Solusi Pengelolaan Lingkungan Proses kerusakan lingkungan berjalan secara progresif dan membuat lingkungan tidak nyaman bagi manusia, bahkan jika terus berjalan akan dapat membuatnya tidak sesuai lagi untuk kehidupan kita. Itu semua karena ulah tangan manusia sendiri, sehingga bencananya juga akan menimpa manusia itu sendiri QS. 30 : 41-42. Untuk mengatasi masalah tersebut, pendekatan yang dapat kita lakukan diantaranya dengan pengembangan Sumber Daya Manusia yang handal, pembangunan lingkungan berkelanjutan, dan kembali kepada petunjuk Allah SWT dan Rasul-Nya dalam pengelolaan lingkungan hidup. Adapun syarat SDM handal antara lain SDM sadar akan lingkungan dan berpandangan holistis, sadar hukum, dan mempunyai komitmen terhadap lingkungan. Kita diajarkan untuk hidup serasi dengan alam sekitar kita, dengan sesama manusia dan dengan Allah SWT. Allah berfirman : Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmatan lilalamiin (QS. 21 : 107). Pandangan hidup ini mencerminkan pandangan yang holistis terhadap kehidupan kita, yaitu bahwa manusia adalah bagian dari lingkungan tempat hidupnya. Dalam pandangan ini sistem sosial manusia bersama dengan sistem biogeofisik membentuk satu kesatuan yang disebut ekosistem sosiobiogeofisik, sehingga manusia merupakan bagian dari ekosistem tempat hidupnya dan bukannya hidup diluarnya. Oleh karenanya, keselamatan dan kesejahteraan manusia tergantung dari keutuhan ekosistem tempat hidupnya. Jika terjadi kerusakan pada ekosistemnya, manusia akan menderita. Karena itu walaupun biogeofisik merupakan sumberdaya bagi manusia, namun pemanfaatannya untuk kebutuhan hidupnya dilakukan dengan hati-hati agar tidak terjadi kerusakan pada ekosistem. Dengan begitu manusia akan sadar terhadap hukum yang mengatur lingkungan hidup dari Allah SWT dan komitmen terhadap masalah-masalah lingkungan hidup. Pandangan holistik juga berarti bahwa semua permasalahan kerusakan dan pengelolaan lingkungan hidup harus menjadi tanggung jawab oleh semua pihak (pemerintah, LSM, masyarakat, maupun orang perorang) dan semua wilayah (baik lokal, regional, nasional, maupun internasional). Atau dalam konsep Partai Keadilan, lingkungan hidup harus dikelola secara integral, global dan universal menuju prosperity dan sustainability.[14] Kesimpulan, bahwa ini adalah alasan yang mungkin mengapa Allah menyebutkan secara eksplisit dalam Al-Quran tentang petingnya lingkungan hidup dan cara-cara Islami dalam mengelola dunia ini. Kualitas lingkungan hidup sebagai indikator pembangunan dan ajaran Islam sebagai teknologi untuk mengelola dunia jelas merupakan pesan strategis dari Allah SWT untuk diwujudkan dengan sungguh-sungguh oleh setiap muslim.

Anda mungkin juga menyukai