Akhlak kepada lingkungan adalah perilaku atau perbuatan kita terhadap lingkungan, Akhlaq terhadap lingkungan yaitu manusia tidak dibolehkan memanfaatkan sumber daya alam dengan jalan mengeksploitasi secara besar- besaran,sehingga timbul ketidakseimbangan alam dan kerusakan bumi. lingkungan harus diperlakukan dengan baik dengan selalu menjaga, merawat dan melestarikannya karena secara etika hal ini merupakan hak dan kewajiban suatu masyarakat serta merupakan nilai yang mutlak adanya. Dengan kata lain bahwa berakhlak yang baik terhadap lingkungan merupakan salah satu manifestasi dari etika itu sendiri. I. AKHLAK TERHADAP LINGKUNGAN DITINJAU DARI SEGI AGAMA Pada dasarnya, akhlak yang diajarkan Al-Qur’an terhadap lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan menuntut adanya interaksi antara manusia dengansesamanya dan manusia terhadap alam lingkungan. Kekhalifahan mengandung arti pengayom, pemeliharaan, dan pembimbingan agar setiap makhluk mencapai tujuan penciptanya. Dalam pandangan akhlak islam, seseorang tidak dibenarkan mengambil buah sebelummatang atau memetik bunga sebelum mekar. Karena hal ini berati tidak memberi kesempatankepada makhluk untuk mencapai tujuan penciptaannya. Ini berarti manusia dituntut untuk mampumenghormati proses-proses yang sedang berjalan, dan terhadap semua proses yang sedang terjadi,sehingga ia tidak melakukan pengrusakan atau bahkan dengan kata lain, setiap perusakan terhadaplingkungan harus dinilai sebagai perusakan pada diri manusia sendiri. Akhlak yang baik terhadap lingkungan adalah ditunjukkan kepada penciptaan suasanayang baik, serta pemeliharaan lingkungan agar tetap membawa kesegaran, kenyamanan hidup,tanpa membuat kerusakan dan polusi sehingga pada akhirnya akan berpengaruh terhadap manusiaitu sendiri yang menciptanya. Agama islam adalah agama sempurna yang mengatur seluruh dimensi hubungan manusiadengan alam lingkungan. Islam mengajarkan dan menetapkan prinsip- prinsip atau konsep dasarakhlak bagi manusia tentang bagaimana bersikap terhadap alam lingkungannya. Ini merupakanwujud kesempunaan Islam dan salah satu bentuk nikmat dan kasih sayang Allah yang tidakterbatas. Allah berfirman: “pada hari ini Aku sempurnakan untukmu agamamu,aku limpahkan atas kamu nikmat-Ku,dan aku ridlai Islam sebagai agamamu”(Q.S Al-Maidah:3). II. AKHLAK TERHADAP LINGKUNGAN DI TINJAU DARI SEGI ETIKA Secara singkat etika sangat erat kaitannya dengan prinsip-prinsip moral, yaitu perbuatan yang mengandung unsur kebaikan dan manfaat. Sebuah masyarakat bahkan seluruh masyarakat di dunia ini akan beranggapan sama yaitu lingkungan harus diperlakukan dengan baikdengan selalu menjaga, merawat dan melestarikannya karena secara etika hal ini merupakan hak dan kewajiban suatu masyarakat serta merupakan nilai yang mutlak adanya. Dengan kata lain bahwa berakhlak yang baik terhadap lingkungan merupakan salah satu manifestasi dari etika itu sendiri.
III. AKHLAK TERHADAP LINGKUNGAN DI TINJAU
DARI SEGI BUDAYA
Sebagai seorang manusia yang kodratnya adalah makhluk sosial,kita patut
mempunyai dasar pengetahuan dalam bersosialisasi dengan lingkungan disekitar kita, dasar pengetahuan ituadalah budaya yg bertujuan agar kita bisa hidup berdampingan dengan baik. Faktor inilah yangmenurut kita menjadi awal mula adanya budaya didalam suatu kelompok masyarakat. Merekamenciptakan sesuatu yang bisa membuat mereka menjalin kesatuan didalam kehidupannya.Budaya itu sendiri pastilah suatu kesepakatan bersama dari penciptanya, berdasarkan nilai, norma,dan moral yang positif yang beredar di masyarakat tersebut. Budaya yang baik tentulah melahirkan sikap dan perilaku yang baik pula kepada generasi penerusnya dimasa yang akan datang. Sedangkan budaya yang buruk tercipta dari ulah sesorangatau sebagian kelompok yang menentang nilai-nilai positif yang terkandung dalam masyarakat. Contoh budaya baik adalah seorang ibu mengajari anaknya menanam pohon di pekarangan rumah,agar rumah senantiasa indah. Contoh lain, membiasakan diri bangun pagi, mengembangkan malu sebagai kontrol diri, dan lain sebagainya. CONTOH KASUS NEGATIF Manusia di bumi harus membiasakan diri menghadapi perubahan iklim yang ekstrem dan menghadapi bencana alam yang muncul dari atmosfer bumi. Berdasarkan berbagai studi menunjukkan bahwa dalam 20 tahun terakhir kenaikan air laut makin cepat. Jika kenaikan air terus berlangsung, maka sejumlah negara kecil di Pasifik dan Atlantik akan tenggelam. Ribuan kota pantai di Asia, Eropa, dan Amerika akan terendam air laut. Kondisi ini besar kemungkinan tidak akan kembali seperti semula. Penyebabnya antara lain adalah industrialisasi yang tampaknya, dua abad industrialisasi telah merusak keseimbangan kimiawi dan fisika atmosfer bumi. Miliaran ton CO2 dari pembakaran batu bara, migas kayu dan berjuta ton gas methan akibat eksplorasi gas bumi atau mengudara di atas tanah persawahan di Asia telah mengubah lapisan udara menjadi perangkap panas. Sebuah perangkap raksasa yang berfungsi seperti `rumah kaca` menyekap sinar matahari dengan akibat peningkatan suhu bumi. Efek rumah kaca ini akan bertambah akibat penggunaan gas di seluruh dunia. Penipisan lapisan ozon secara radikal berpeluang mengakibatkan terkoyaknya lapisan ozon. Lapisan ozon merupakan lapisan yang mampu menyerap dan menghalangi radiasi matahari yang paling radikal, yaitu sinar ultra violet. sinar ultra violet merupakan sinar yang sangat berbahaya dan membahayakan bagi penghuni bumi. Permasalahan tersebut ide dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu “jika langit terbelah” dan `jika langit menjadi lemah`. ide dasar pertama mengandung nilai substansial fenomena terjadinya pemanasan global yang ditandai antara lain dengan terkoyaknya lapisan ozon. Hanya saja penyebab lebih lengkap memang belum terlihat. Oleh karena itu, informasi lebih detail tentang penyebab terjadinya pemanasan global yang bersifat antropogenik perlu bantuan disiplin ekologi. Secara ekologis, penyebab terjadinya pemanasan global antara lain karena terjadinya konsentrasi atau penumpukan karbon dioksida, metana, nitrat, ozon dan CFC. Oleh sebab itu, insan beriman wajib mengemilir terjadinya konsentrasi gas-gas rumah kaca tersebut. Adapun secara teknis yang harus dilakukan adalah hemat energi, eliminasi emisi CO2, nitrat, metana dan CFC, sedangkan ide dasar kedua mengandung nilai ekologis Islam bahwa jika terjadi pemanasan gelobal, langit terbelah, maka fungsi ekologis langit akan menurun bahkan jika penurunan tersebut secara radikal, maka terjadilah kiamat. CARA MENYIKAPI BENCANA ALAM Manusia sebagai khalifah fil ardh telah diperintakan Allah Swt.untuk memelihara, melestarikan dan mempergunakan lingkungan hidup untuk kepentingan manusia itu sendiri. Sebagaimana firman Allah Swt.dalam al Qur’an : alam ini diciptakan untuk kita dan kita diperintakan untuk melestarikan, memakmurkan dan memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya untuk kepentingan diri kita sendiri. Namun harus diingat, bahwa kita harus menjaga keseimbangan alam dan lingkungan hidup. Janganlah kita membuat kerusakan di muka bumi ini, tidak boleh mengeksploitasi alam hanya untuk kepentingan nafsu serakah. Misalnya menebang pohon seenak udelnya tanpa menanam kembali pohon sebagai pengantinya. Karena itu akan mengakibatkan bencana bagi manusia itu sendiri. Setiap kali muncul / terjadi suatu bencana, sering orang bertanya-tanya, ada apa dengan bencana? Setiap orang beragam dalam menjawab pertanyaan seperti ini. Ada yang menjawab, terjadi karena pergeseran lempengan-lempengan yang ada di dasar laut, sehingga berpotensi menimbulkan gempa tektonik dan tsunami. Ada lagi yang menjawab, mungkin karena alam sudah tidak bersahabat dengan kita. Bahkan ada yang lebih radikal lagi jawabannya, karena alam sudah terlalu sering disakiti, dirusak, dizholimi (dieksploitasi) oleh manusia, maka alam itu marah yang membabi buta. Dan kalau alam itu sudah marah dan murka maka dampaknya adalah kepada manusia itu sendiri. Semua jawaban di atas apabila disimpulkan, karena umat manusia sudah tidak lagi memelihara dan menjaga akhlak yang baik terhadap alam dan lingkungan hidup yang ada di sekitarnya. Sudah bosan rasanya telinga kita mendengar berita-berita yang menggambarkan tentang prilaku manusia yang berbuat tidak adil terhadap alam dan lingkungan. Padahal dampak dari perbuatannya itu akan kembali lagi kepada manusia itu sendiri. Sebut saja misalnya penebangan liar (penggundulan) hutan tanpa memperhatikan undang- undang yang berlaku, mengakibatkan banjir bandang dan longsor. Membakar hutan secara ilegal, untuk kepentingan oknum para pengusaha Kelapa Sawit, mengakibatkan asap tebal dimana-mana bahkan sampai ke negara tetangga. Dan pengeboran minyak tanpa memperhatikan peraturan yang berlaku, berdampak luapan lumpur yang tidak terkendali seperti di Sidoarjo dan lain- lain. Kenapa manusia tega berbuat demikian? Allah Swt. berfirman dalam Al- Qur’an: Artinya : “Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.” (QS. Ali Imran (3) : 14). Ayat ini mengisyaratkan bahwa setiap manusia diberi potensi hawa nafsu untuk mendapatkan rasa cinta kepada wanita cantik, ingin memiliki harta benda yang banyak seperti emas, perak, kuda pilihan (kendaraan mewah), binatang ternak dan sawah ladang. Mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan semuanya itu, walaupun dengan berbagai cara, tidak peduli apakah cara yang digunakan itu merusak alam dan lingkungan atau tidak yang penting bagi dirinya bahwa tujuan itu tercapai. Maka dari sinilah awal mula proses terjadinya kerusakan alam yang mengakibatkan bencana yang sangat dasyat di negeri ini. Apapun bentuk musibah yang di derita oleh seorang muslim, baik itu berupa kesususahan, penderitaan maupun penyakit, Allah akan menghapus sebagian kesalahan dan dosa, dengan demikian derajat para korban bencana akan mulia, bagi yang meninggal dunia dia akan mati syahid dan bagi yang masih hidup tentunya dengan kesabaran atas penderitaan itu Allah akan hapus sebagian kesalahan dan dosa dosanya. Bagi kita yang tidak secara langsung mengalami musibah itu, hendaknya kita jadi peristiwa itu sebagai momentum untuk menyaksikan kebesaran dan keagungan Allah, sehingga akan menguatkan iman kita pada sang pencipta alam semesta. Marilah kita bayangkan apabila musibah itu menimpa diri kita sendiri, keluarga kita, atau temen-teman kita, tentunya kita akan menderita dan susah menjalani cobaan besar ini. Maka marilah kita bantu para korban bencana semaksimal mungkin karena sekecil apapun bantuan itu akan sangat berharga sekali bagi kehidupan para korban yang masih hidup. Kita berharap musibah ini akan membawa kebaikan-kebaikan dalam ridlo Allah. Kita semua berduka atas musibah ini. Kita semua harus mohon ampun atas semua dosa. Namun, kita tidak boleh mengeluh dan bersedih berkepanjangan serta kehilangan harapan pada Tuhan Sembari bertobat dan mohon petunjuk Tuhan, mari kita baca hikmah dan pembelajaran dari musibah ini. Manusia sebagai khalifah Allah di bumi sebagai penjaga alam raya agar tetap asri dan nyaman, karena bumi dengan segala ekosistemnya adalah untuk digunakan manusia yang Allah menjadikan bumi sebagai tempat bagi umat manusia. Bila kerusakan-kerusakan diperbuat manusia, maka sunnatullah akan berperanan di situ dengan bentuk musibah seperti; banjir, angin topan, kekeringan serta bencana angin topan sebagai bagian dari sebab-akibat dari dampak yang diperbuat manusia itu sendiri. Kunci keberhasilan dalam menangani masalah lingkungan hidup adalah faktor manusia yang menentukan itu semua.