Anda di halaman 1dari 5

NAMA : SRI MIYATI

NIM : 112211001

AKHLAK DENGAN ALAM LINGKUNGAN


Akhlak kepada lingkungan adalah perilaku atau perbuatan kita terhadap
lingkungan, Akhlaq terhadap lingkungan yaitu manusia tidak dibolehkan
memanfaatkan sumber daya alam dengan jalan mengeksploitasi secara besar-
besaran,sehingga timbul ketidakseimbangan alam dan kerusakan bumi.
lingkungan harus diperlakukan dengan baik dengan selalu menjaga, merawat dan
melestarikannya karena secara etika hal ini merupakan hak dan kewajiban suatu
masyarakat serta merupakan nilai yang mutlak adanya. Dengan kata lain bahwa
berakhlak yang baik terhadap lingkungan merupakan salah satu manifestasi dari
etika itu sendiri.
I. AKHLAK TERHADAP LINGKUNGAN DITINJAU DARI
SEGI AGAMA
Pada dasarnya, akhlak yang diajarkan Al-Qur’an terhadap lingkungan
bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan menuntut adanya
interaksi antara manusia dengansesamanya dan manusia terhadap alam
lingkungan. Kekhalifahan mengandung arti pengayom, pemeliharaan, dan
pembimbingan agar setiap makhluk mencapai tujuan penciptanya.
Dalam pandangan akhlak islam, seseorang tidak dibenarkan mengambil
buah sebelummatang atau memetik bunga sebelum mekar. Karena hal ini berati
tidak memberi kesempatankepada makhluk untuk mencapai tujuan penciptaannya.
Ini berarti manusia dituntut untuk mampumenghormati proses-proses yang sedang
berjalan, dan terhadap semua proses yang sedang terjadi,sehingga ia tidak
melakukan pengrusakan atau bahkan dengan kata lain, setiap perusakan
terhadaplingkungan harus dinilai sebagai perusakan pada diri manusia sendiri.
Akhlak yang baik terhadap lingkungan adalah ditunjukkan kepada
penciptaan suasanayang baik, serta pemeliharaan lingkungan agar tetap membawa
kesegaran, kenyamanan hidup,tanpa membuat kerusakan dan polusi sehingga
pada akhirnya akan berpengaruh terhadap manusiaitu sendiri yang menciptanya.
Agama islam adalah agama sempurna yang mengatur seluruh dimensi hubungan
manusiadengan alam lingkungan. Islam mengajarkan dan menetapkan prinsip-
prinsip atau konsep dasarakhlak bagi manusia tentang bagaimana bersikap
terhadap alam lingkungannya. Ini merupakanwujud kesempunaan Islam dan salah
satu bentuk nikmat dan kasih sayang Allah yang tidakterbatas. Allah berfirman:
“pada hari ini Aku sempurnakan untukmu agamamu,aku limpahkan
atas kamu nikmat-Ku,dan aku ridlai Islam sebagai agamamu”(Q.S Al-Maidah:3).
II. AKHLAK TERHADAP LINGKUNGAN DI TINJAU
DARI SEGI ETIKA
Secara singkat etika sangat erat kaitannya dengan prinsip-prinsip moral,
yaitu perbuatan yang mengandung unsur kebaikan dan manfaat. Sebuah
masyarakat bahkan seluruh masyarakat di dunia ini akan beranggapan sama yaitu
lingkungan harus diperlakukan dengan baikdengan selalu menjaga, merawat dan
melestarikannya karena secara etika hal ini merupakan hak dan kewajiban suatu
masyarakat serta merupakan nilai yang mutlak adanya. Dengan kata lain bahwa
berakhlak yang baik terhadap lingkungan merupakan salah satu manifestasi dari
etika itu sendiri.

III. AKHLAK TERHADAP LINGKUNGAN DI TINJAU


DARI SEGI BUDAYA

Sebagai seorang manusia yang kodratnya adalah makhluk sosial,kita patut


mempunyai dasar pengetahuan dalam bersosialisasi dengan lingkungan disekitar
kita, dasar pengetahuan ituadalah budaya yg bertujuan agar kita bisa hidup
berdampingan dengan baik. Faktor inilah yangmenurut kita menjadi awal mula
adanya budaya didalam suatu kelompok masyarakat. Merekamenciptakan sesuatu
yang bisa membuat mereka menjalin kesatuan didalam kehidupannya.Budaya itu
sendiri pastilah suatu kesepakatan bersama dari penciptanya, berdasarkan nilai,
norma,dan moral yang positif yang beredar di masyarakat tersebut.
Budaya yang baik tentulah melahirkan sikap dan perilaku yang baik pula
kepada generasi penerusnya dimasa yang akan datang. Sedangkan budaya
yang buruk tercipta dari ulah sesorangatau sebagian kelompok yang menentang
nilai-nilai positif yang terkandung dalam masyarakat. Contoh budaya baik adalah
seorang ibu mengajari anaknya menanam pohon di pekarangan rumah,agar rumah
senantiasa indah. Contoh lain, membiasakan diri bangun pagi, mengembangkan
malu sebagai kontrol diri, dan lain sebagainya.
CONTOH KASUS NEGATIF
Manusia di bumi harus membiasakan diri menghadapi perubahan iklim yang
ekstrem dan menghadapi bencana alam yang muncul dari atmosfer bumi.
Berdasarkan berbagai studi menunjukkan bahwa dalam 20 tahun terakhir kenaikan
air laut makin cepat. Jika kenaikan air terus berlangsung, maka sejumlah negara
kecil di Pasifik dan Atlantik akan tenggelam. Ribuan kota pantai di Asia, Eropa,
dan Amerika akan terendam air laut. Kondisi ini besar kemungkinan tidak
akan kembali seperti semula. Penyebabnya antara lain adalah industrialisasi
yang tampaknya, dua abad industrialisasi telah merusak keseimbangan kimiawi
dan fisika atmosfer bumi. Miliaran ton CO2 dari pembakaran batu bara, migas
kayu dan berjuta ton gas methan akibat eksplorasi gas bumi atau mengudara di
atas tanah persawahan di Asia telah mengubah lapisan udara menjadi perangkap
panas.
Sebuah perangkap raksasa yang berfungsi seperti `rumah kaca` menyekap sinar
matahari dengan akibat peningkatan suhu bumi. Efek rumah kaca ini akan
bertambah akibat penggunaan gas di seluruh dunia. Penipisan lapisan ozon
secara radikal berpeluang mengakibatkan terkoyaknya lapisan ozon. Lapisan
ozon merupakan lapisan yang mampu menyerap dan menghalangi radiasi
matahari yang paling radikal, yaitu sinar ultra violet. sinar ultra violet merupakan
sinar yang sangat berbahaya dan membahayakan bagi penghuni bumi.
Permasalahan tersebut ide dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu
“jika langit terbelah” dan `jika langit menjadi lemah`. ide dasar pertama
mengandung nilai substansial fenomena terjadinya pemanasan global yang
ditandai antara lain dengan terkoyaknya lapisan ozon. Hanya saja penyebab lebih
lengkap memang belum terlihat. Oleh karena itu, informasi lebih detail tentang
penyebab terjadinya pemanasan global yang bersifat antropogenik perlu
bantuan disiplin ekologi. Secara ekologis, penyebab terjadinya pemanasan
global antara lain karena terjadinya konsentrasi atau penumpukan karbon
dioksida, metana, nitrat, ozon dan CFC.
Oleh sebab itu, insan beriman wajib mengemilir terjadinya konsentrasi gas-gas
rumah kaca tersebut. Adapun secara teknis yang harus dilakukan adalah hemat
energi, eliminasi emisi CO2, nitrat, metana dan CFC, sedangkan ide dasar kedua
mengandung nilai ekologis Islam bahwa jika terjadi pemanasan gelobal, langit
terbelah, maka fungsi ekologis langit akan menurun bahkan jika penurunan
tersebut secara radikal, maka terjadilah kiamat.
CARA MENYIKAPI BENCANA ALAM
Manusia sebagai khalifah fil ardh telah diperintakan Allah Swt.untuk
memelihara, melestarikan dan mempergunakan lingkungan hidup untuk
kepentingan manusia itu sendiri. Sebagaimana firman Allah Swt.dalam al Qur’an
: alam ini diciptakan untuk kita dan kita diperintakan untuk melestarikan,
memakmurkan dan memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya untuk kepentingan
diri kita sendiri.
Namun harus diingat, bahwa kita harus menjaga keseimbangan alam dan
lingkungan hidup. Janganlah kita membuat kerusakan di muka bumi ini, tidak
boleh mengeksploitasi alam hanya untuk kepentingan nafsu serakah. Misalnya
menebang pohon seenak udelnya tanpa menanam kembali pohon sebagai
pengantinya. Karena itu akan mengakibatkan bencana bagi manusia itu sendiri.
Setiap kali muncul / terjadi suatu bencana, sering orang bertanya-tanya, ada apa
dengan bencana? Setiap orang beragam dalam menjawab pertanyaan seperti
ini. Ada yang menjawab, terjadi karena pergeseran lempengan-lempengan
yang ada di dasar laut, sehingga berpotensi menimbulkan gempa tektonik dan
tsunami. Ada lagi yang menjawab, mungkin karena alam sudah tidak bersahabat
dengan kita. Bahkan ada yang lebih radikal lagi jawabannya, karena alam sudah
terlalu sering disakiti, dirusak, dizholimi (dieksploitasi) oleh manusia, maka
alam itu marah yang membabi buta. Dan kalau alam itu sudah marah dan murka
maka dampaknya adalah kepada manusia itu sendiri.
Semua jawaban di atas apabila disimpulkan, karena umat manusia sudah
tidak lagi memelihara dan menjaga akhlak yang baik terhadap alam dan
lingkungan hidup yang ada di sekitarnya. Sudah bosan rasanya telinga kita
mendengar berita-berita yang menggambarkan tentang prilaku manusia yang
berbuat tidak adil terhadap alam dan lingkungan. Padahal dampak dari
perbuatannya itu akan kembali lagi kepada manusia itu sendiri. Sebut saja
misalnya penebangan liar (penggundulan) hutan tanpa memperhatikan undang-
undang yang berlaku, mengakibatkan banjir bandang dan longsor. Membakar
hutan secara ilegal, untuk kepentingan oknum para pengusaha Kelapa Sawit,
mengakibatkan asap tebal dimana-mana bahkan sampai ke negara tetangga.
Dan pengeboran minyak tanpa memperhatikan peraturan yang berlaku,
berdampak luapan lumpur yang tidak terkendali seperti di Sidoarjo dan lain-
lain.
Kenapa manusia tega berbuat demikian? Allah Swt. berfirman dalam Al-
Qur’an: Artinya : “Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta
terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak,
harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan
ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah
tempat kembali yang baik.” (QS. Ali Imran (3) : 14). Ayat ini mengisyaratkan
bahwa setiap manusia diberi potensi hawa nafsu untuk mendapatkan rasa
cinta kepada wanita cantik, ingin memiliki harta benda yang banyak seperti
emas, perak, kuda pilihan (kendaraan mewah), binatang ternak dan sawah ladang.
Mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan semuanya itu, walaupun dengan
berbagai cara, tidak peduli apakah cara yang digunakan itu merusak alam dan
lingkungan atau tidak yang penting bagi dirinya bahwa tujuan itu tercapai. Maka
dari sinilah awal mula proses terjadinya kerusakan alam yang mengakibatkan
bencana yang sangat dasyat di negeri ini.
Apapun bentuk musibah yang di derita oleh seorang muslim, baik itu
berupa kesususahan, penderitaan maupun penyakit, Allah akan menghapus
sebagian kesalahan dan dosa, dengan demikian derajat para korban bencana akan
mulia, bagi yang meninggal dunia dia akan mati syahid dan bagi yang masih
hidup tentunya dengan kesabaran atas penderitaan itu Allah akan hapus
sebagian kesalahan dan dosa dosanya. Bagi kita yang tidak secara langsung
mengalami musibah itu, hendaknya kita jadi peristiwa itu sebagai momentum
untuk menyaksikan kebesaran dan keagungan Allah, sehingga akan
menguatkan iman kita pada sang pencipta alam semesta.
Marilah kita bayangkan apabila musibah itu menimpa diri kita sendiri, keluarga
kita, atau temen-teman kita, tentunya kita akan menderita dan susah menjalani
cobaan besar ini. Maka marilah kita bantu para korban bencana semaksimal
mungkin karena sekecil apapun bantuan itu akan sangat berharga sekali bagi
kehidupan para korban yang masih hidup. Kita berharap musibah ini akan
membawa kebaikan-kebaikan dalam ridlo Allah. Kita semua berduka atas
musibah ini. Kita semua harus mohon ampun atas semua dosa. Namun, kita tidak
boleh mengeluh dan bersedih berkepanjangan serta kehilangan harapan pada
Tuhan Sembari bertobat dan mohon petunjuk Tuhan, mari kita baca
hikmah dan pembelajaran dari musibah ini.
Manusia sebagai khalifah Allah di bumi sebagai penjaga alam raya agar tetap asri
dan nyaman, karena bumi dengan segala ekosistemnya adalah untuk digunakan
manusia yang Allah menjadikan bumi sebagai tempat bagi umat manusia.
Bila kerusakan-kerusakan diperbuat manusia, maka sunnatullah akan
berperanan di situ dengan bentuk musibah seperti; banjir, angin topan,
kekeringan serta bencana angin topan sebagai bagian dari sebab-akibat dari
dampak yang diperbuat manusia itu sendiri. Kunci keberhasilan dalam menangani
masalah lingkungan hidup adalah faktor manusia yang menentukan itu semua.

Anda mungkin juga menyukai