Anda di halaman 1dari 4

Peran Umat Islam

Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup

Sudah banyak informasi atau berita yang kita dapatkan mengenai terjadinya kerusakan
alam yang disertai dengan bencana lingkungan yang terjadi di seluruh pelosok nusantara bahkan
dunia. Banjir, tanah longsor, pencemaran (air, tanah dan udara), erosi, meningkatnya kadar CO 2
di udara, kepunahan jenis spesies, masalah sampah, menipisnya lapisan ozon serta kasus yang
masih hangat perihal penebangan liar (ilegal logging) dan pembakaran hutan adalah contoh
bencana lingkungan yang kerap terjadi sekaligus bukti suatu keniscayaan bahwa manusia telah
memperlakukan alam dengan sewenang-wenang. Karena komponen utama pengelolaan adaptif
sumberdaya alam adalah sistem masyarakat, sistem lingkungan dan sistem kebudayaaan sebagai
satu kesatuan utuh yang tidak terpisahkan satu dengan lainnya. Masyarakat tidak terlepas dari
lingkungan dimana dia tinggal, terdapat hubungan sistem budaya membentuk tipologi
masyarakat berdasarkan klasifikasi-klasifikasi karakteristik lingkungan.

Rusaknya ekosistem alam teresbut memunculkan fenomena rusaknya iklim global,


seperti pembangunan rumah yang impermeable, tata kota yang amburadul, perusakan alur sungai
alamiah, dan pelanggaran undang-undang yang mengamankan kawasan-kawasan tertentu
menjadi immediate causes banjir masif. Banyak pihak yang menuding ketidakpedulian manusia
terhadap alam, menyebabkan munculnya bencana alam itu. Rakusnya manusia yang
mengeksplorasi sumber daya alam tanpa kendali sehingga membuat rusak ekosistem alam yang
telah diciptakan oleh Allah SWT. Bahkan sejak lama masalah lingkungan hidup mendapat
perhatian serius, terutama ketika eksploitasi lingkungan hidup dilakukan secara berlebihan yang
menimbulkan kerusakan lingkungan dan berimbas kepada ekosistem.

Keadaan ini sangatlah bertentangan dengan eksistensi manusia sebagai khalifah


(pemimpin) di muka bumi ini yang mempunyai tugas dan peranan sebagai pengatur atau
pengelola alam lingkungan. Tentunya, sebagai khalifah manusia dituntut berlaku adil dan
mampu untuk melakukan pengelolaan terhadap seluruh aspek kehidupan dan faktor-faktor yang
terkait dengannya. Namun sifat-sifat keduniawian yang berorientasi kepada keuntungan materi
semata ditambah dengan adanya sifat nafsu serakah yang tak terkendali telah menutupi hati
nurani dan fitrah manusia, sehingga lupa akan kewajibaannya sebagai khalifah (pemimpin) di
muka bumi ini.
Pada sisi lain Islam sendiri sebenarnya telah banyak menawarkan berbagai solusi untuk
mengatasi permasalahan lingkungan. Dalam berbagai kesempatan Allah SWT dan Nabi
Muhammad saw, sering kali mengingatkan umatnya untuk menjaga kelestarian lingkungan agar
terhindar dari bencana. Sebagai agama yang hanif, Islam dalam pesan moralnya melalui ayat-
ayat suci Alquran, acap kali menyapa pembacanya dengan gaya yang khas, yang hanya
menerapkan aspek moral ketimbang aspek hukum dalam menjaga kelestarian alam.

Lingkungan merupakan bagian dari integritas kehidupan manusia. Sehingga lingkungan


harus dipandang sebagai salah satu komponen ekosistem yang memiliki nilai untuk dihormati,
dihargai, dan tidak disakiti, lingkungan memiliki nilai terhadap dirinya sendiri. Integritas ini
menyebabkan setiap perilaku manusia dapat berpengaruh terhadap lingkungan disekitarnya.
Perilaku positif dapat menyebabkan lingkungan tetap lestari dan perilaku negatif dapat
menyebabkan lingkungan menjadi rusak. Integritas ini pula yang menyebabkan manusia
memiliki tanggung jawab untuk berperilaku baik dengan kehidupan di sekitarnya. Dalam
perspektif Islam Manusia dan lingkungan memiliki hubungan relasi yang sangat erat karena
Allah Swt menciptakan alam ini termasuk di dalamnya manusia dan lingkungan dalam
keseimbangan dan keserasian. Keseimbangan dan keserasian ini harus dijaga agar tidak
mengalami kerusakan. Kelangsusungan kehidupan di alam ini pun saling terkait yang jika salah
satu komponen mengalami gangguan luar biasa maka akan berpengaruh terhadap komponen
yang lain.

Dalam perspektif etika lingkungan (etics of environment), komponen paling penting


hubungan antara manusia dan lingkungan adalah pengawasan manusia. Tujuan agama adalah
melindungi, menjaga serta merawat agama, kehidupan, akal budi dan akal pikir, anak cucu serta
sifat juga merawat persamaan serta kebebasan. Melindungi, menjaga dan merawat lingkungan
adalah tujuan utama dari hubungan dimaksud. Jika situasi lingkungan semakin terus memburuk
maka pada akhirnya kehidupan tidak akan ada lagi tentu saja agama pun tidak akan ada lagi.
Manusia sebagai faktor dominan dalam perubahan lingkungan baik dan buruknya dan segala
sesuatu yang terjadi dalam lingkungan dan alam. Di dalam Alquran dijelaskan bahwa kerusakan
lingkungan baik di darat maupun di laut pelakunya adalah manusia karena eksploitasi yang
dilakuakan manusia tidak sebatas memenuhi kebutuhan untuk mempertahankan hidup dan tidak
mempertimbangkan kelangsungan lingkungan dan keseimbangan alam tetapi lebih didasarkan
pada faktor ekonomi, kekuasaan dan pemenuhan nafsu yang tidak bertepi.

Karena faktor dominan manusia terhadap alam terutama kerusakan lingkungan yang ada
maka Allah mengingatkan dalam surat Al - A`raf ayat 56:

ٌ ‫صاَل ِح َها َوا ْدعُوهُ َخ ْوفًا َوطَ َم ًعا ۚ إِنَّ َر ْح َمتَ هَّللا ِ قَ ِر‬
ِ ‫يب ِمنَ ا ْل ُم ْح‬
َ‫سنِين‬ ِ ‫سدُوا فِي اأْل َ ْر‬
ْ ِ‫ض بَ ْع َد إ‬ ِ ‫َواَل تُ ْف‬

“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)


memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan
(akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat
baik.”

Dien Islam yang kaffah ini telah melarang segala bentuk pengrusakan terhadap alam
sekitar, baik pengrusakan secara langsung maupun tidak langsung. Kaum Muslimin, harus
menjadi yang terdepan dalam menjaga dan melestarikan alam sekitar. Oleh karena itu,
seyogyanya setiap Muslim memahami landasan-landasan pelestarian lingkungan hidup. Karena
pelestarian lingkungan hidup merupakan tanggung jawab semua umat manusia sebagai pemikul
amanah untuk menghuni bumi Allâh Azza wa Jalla ini. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah
melarang perbuatan merusak lingkungan hidup karena bisa membahayakan kehidupan manusia
di muka bumi. Karena bumi yang kita tempati ini adalah milik Allâh Azza wa Jalla dan kita
hanya diamanahkan untuk menempatinya sampai pada batas waktu yang telah Allâh Azza wa
Jalla tetapkan. Oleh karena itu, manusia tidak boleh semena-mena mengeksplorasi alam tanpa
memikirkan akibat yang muncul.

Allah Azza wa Jalla menciptakan alam ini bukan tanpa tujuan. Alam ini merupakan
sarana bagi manusia untuk melaksanakan tugas pokok mereka yang merupakan tujuan diciptakan
jin dan manusia. Alam adalah tempat beribadah hanya kepada Allâh semata. Salah satu bukti
bahwa Islam sangat memperhatikan lingkungan alam sekitar adalah perintah Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam untuk menyingkirkan gangguan dari jalan yang beliau jadikan sebagai salah
satu cabang keimanan, perintah beliau untuk menanam pohon walaupun esok hari kiamat.
Disamping kita telah menjaga kehidupan manusia di sekitar kita. Bukankah satu pohon adalah
jatah untuk dua orang? Oleh karena itu, kita sebagai umat muslim seharusnya memahami arti
pentingnya menjaga kelestarian lingkungan hidup. Mereka punya kewajiban untuk melestarikan
alam semesta.

REFERENSI

 https://almanhaj.or.id/3456-islam-dan-lingkungan-hidup.html
 al-Qur’ân al-Karim
 Tafsir ath-Thabari
 Ramli Utina, Dewi Wahyuni K. Baderan. Ekologi Dan Lingkungan Hidup.
Gorontalo

Anda mungkin juga menyukai