Anda di halaman 1dari 10

‫‪Khutbah Pertama‬‬

‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬


‫ُ‬ ‫ﱠُ َُْ ﱠُ َُْ ﱠُ َْ‬
‫ا ﷲ أ ﻛ )* ‪ ،‬ا ﷲ أ ﻛ )* ‪ ،‬ا ﷲ أ ﻛ )* ‪،‬‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ُ‬ ‫ﱠُ َُْ ﱠُ َُْ ﱠُ َْ‬
‫ا ﷲ أ ﻛ )* ‪ ،‬ا ﷲ أ ﻛ )* ‪ ،‬ا ﷲ أ ﻛ )* ‪،‬‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫ﱠُ َُْ ﱠُ َُْ ﱠُ َْ‬
‫ﷲ ا‪/ .‬ﻤ ﺪ ‪.‬‬ ‫ا ﷲ أ ﻛ )* ‪ ،‬ا ﷲ أ ﻛ )* ‪ ،‬ا ﷲ أ ﻛ )* ‪ ،‬و ِ‬
‫َ َ ََ ُ ََ‬ ‫ََ َ َ ْ َ َ ْ‬ ‫َﱠ َ َ َ ْ َ ّ‬
‫َ‬ ‫َ َْ ُ ﱠ ﱠ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ﷲ ا‪3ِ2‬ي أﺗﻢ ‪87‬ﺎ ﺷﻬﺮ اﻟ ِﺼﻴﺎِم‪ ،‬وأ‪B‬ﺎ‪DC‬ﺎ ِﻓ‪ِF‬ﻪ ‪ IHB‬اﻟِﻘﻴﺎِم‪ ،‬وﺧﺘﻤﻪ ‪87‬ﺎ‬ ‫ا‪ْ/.‬ﻤﺪ ِ ِ‬
‫َ‬
‫ُ َ ْ َ ُ َ َ ْ َ ُ‬ ‫َ َْ َ ُ َ ْ َ ََ ﱠ‬ ‫ْ ُ َ ْ َ َ ّ ْ َ‬
‫ِﺑَﻴﻮٍم ﻫﻮ ِﻣﻦ أ‪ِ S‬ﻞ ا‪VU‬ﻳﺎِم‪ ،‬و‪YX‬ﻬﺪ أن ‪ِ [U‬إ‪ِ ]2‬إ‪ [U‬اﷲ و^ﺪه ‪aِ` [U‬ﻳﻚ ‪،]2‬‬ ‫ﱠ‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫َ َ ْ َ ُ ﱠ َ ّ َ َ َ َ ﱠ َ ُ َﱠ ً‬ ‫ْ ُ َْ ْ َ ْ َْ‬ ‫ُ ََ ُ‬
‫اﻟﻮاِ^ﺪ ا‪^VU‬ﺪ‪ ،‬أﻫﻞ اﻟﻔﻀِﻞ وا‪eِU‬ﻧﻌﺎِم‪ ،‬و‪YX‬ﻬﺪ أن ﺳ ِﻴﺪﻧﺎ وﻧِ‪i‬ﻴﻨﺎ ‪/k‬ﻤﺪا‬
‫َ ََ‬ ‫ﱠ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ ُ ُ‬
‫َ َ‬
‫ﷲ َوَﺳﻠَﻢ َوَﺑﺎَرك ‪ِFْwB‬ﻪ َو‪ IHB‬آ‪]ِِ2‬‬ ‫ﷲ إ‪ْrqَ po‬ﻴﻊ اْ‪َVU‬ﻧﺎم‪َ ،‬ﺻﱠ‪ IH‬ا ُ‬ ‫ِ‬ ‫ا‬ ‫ل‬ ‫رﺳ ﻮ‬
‫ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ّ ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ََ ْ َ َ ُ ْ ْ‬ ‫َ‬ ‫ﱠْ ْ َ ْ ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ ْ َ‬
‫وأﺻﺤﺎِﺑِﻪ أﻫِﻞ اﻟﺘﻮِﻗ{ِ* وا‪*|ِ^[ِU‬اِم‪ ،‬وﻣﻦ ﺗِﺒﻌﻬﻢ ِﺑِﺈﺣﺴﺎٍن ِإ‪ po‬ﻳﻮِم ا‪.ƒِ‚•ِ 2‬‬
‫َ‬
‫ﱠ َْ ُ‬
‫أﻣ ﺎ ﺑﻌ ﺪ ‪.‬‬
‫َ‬ ‫ْ‬
‫ﷲ َﻓَﻘْﺪ َﻓﺎَز اﻟُﻤَّﺘُﻘْﻮَن‪َ .‬ﻗﺎَل َﺗَﻌﺎ‪ :po‬ﻳﺎَ‬ ‫َ‬ ‫َ َ ُّ َ َّ ُ ُ ْ ْ ُ ْ َ َّ َ َ ْ‬
‫ﻳﺎ أﻳﻬﺎ ا‪87‬ﺎس أوِﺻﻴﻜﻢ وِإﻳﺎي ِﺑﺘﻘﻮى ا ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬
‫ﷲ َﺣَّﻖ ُﺗَﻘﺎﺗﻪ َو‪َ [َU‬ﺗُﻤْﻮُﺗَّﻦ إ‪َ [َّU‬وأﻧُﺘْﻢ ُّﻣْﺴﻠُﻤْﻮَن‪َ .‬ﻳﺎ أُّﻳﻬﺎَ‬ ‫أُّﻳﻬَﺎ ا‪َ ƒَْ‚32‬ءاَﻣُ‪8‬ﻮا اَّﺗُﻘﻮا ا َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ‬

‫‪2‬‬
ُ َ َ ُ َ ً ُ َّ
ْ‫ َوَﻳْﻐﻔﺮ‬،‫ ُﻳْﺼﻠْﺢ ‹ﻜْﻢ أْﻋَﻤﺎ‹ﻜْﻢ‬.‫[ َﺳِﺪْﻳًﺪا‬U‫ﷲ َوُﻗْﻮﻟْﻮا َﻗْﻮ‬
َ ‫ﻮا اَّﺗُﻘﻮا ا‬8ُ‫ َءاَﻣ‬ƒَْ‚32‫ا‬
ِ
ِ ِ
ً َ ً َ َ َ ْ َ َ َُ ُ
َ ‫ َوَﻣْﻦ ُﻳﻄﻊ ا‬،‫‹ﻜْﻢ ُذُﻧْﻮﺑ َﻜْﻢ‬
ُ َ
‫] ﻓﻘﺪ ﻓﺎز ﻓْﻮزا ﻋِﻈﻴﻤﺎ‬2‫ﷲ َوَرُﺳْﻮ‬ ِ ِ

َ َ َ
ُ ُ َْ ُ‫ﱠُ َُْ ﱠُ َُْ ﱠ‬
‫ﻤ ﺪ‬/ .‫ﷲ ا‬
ِ ‫ و‬، *) ‫ ا ﷲ أ ﻛ‬، *) ‫ ا ﷲ أ ﻛ‬، *) ‫ا ﷲ أ ﻛ‬

Jamaah Idul Fitri yang dimuliakan Allah


Marilah kita bersama-sama meningkatkan ketakwaan
kepada Allah SWT dengan menjalankan semua perintah-Nya dan
meninggalkan semua larangan-Nya. Hanya dengan takwa manusia
menjadi mulia di hadapan Allah SWT sebagaimana firman-Nya
dalam QS. Al-Hujurat 13:
ُ َ ‫ﱠ‬ َ
ْ‫ﷲ أْﺗﻘﺎﻛﻢ‬ َ ْ ْ ُ َ َ ْ ‫ﱠ‬
ِ ‫ِإن أﻛﺮﻣﻜﻢ ِﻋﻨﺪ ا‬

“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi


Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kalian.”

َ َ َ
ُ ُ َْ ُ‫ﱠُ َُْ ﱠُ َُْ ﱠ‬
ِ ‫ و‬، *) ‫ ا ﷲ أ ﻛ‬، *) ‫ ا ﷲ أ ﻛ‬، *) ‫ا ﷲ أ ﻛ‬
‫ﻤ ﺪ‬/ .‫ﷲ ا‬

Hadirin, Hadirot, Rohimakumulloh


Hari Raya Idul Fitri adalah hari yang sangat penting bagi
kita semua. Hari ini menandai bahwa kita telah melewati bulan
Ramadan, bulan yang di sepanjang harinya kita diperintahkan

3
menahan diri dari segala kebutuhan dasar manusia yang berupa
makan, minum, dan segala hal lain yang membatalkan puasa.

Melalui datangnya tanggal 1 Syawal ini berarti kita akan


menghadapi hari-hari seperti biasanya, yaitu hari yang kita
diperbolehkan menyalurkan segala kebutuhan dasar manusia
seperti makan, minum, dan lain-lain.

Pada saat manusia berpuasa maka ia berbeda dengan para


binatang, tapi ketika manusia sedang berbuka atau tidak berpuasa
maka keberadaannya sama dengan para binatang dalam hal sama-
sama berusaha memenuhi kebutuhan dasar hayawani, yakni
makan, minum, dan bersetubuh. Dalam kitab Durrotun Nashihin
karangan Syaikh Utsman bin Hasan Al-Khuwairi dijelaskan, bahwa
manusia adalah makhluk Allah yang dalam dirinya terdapat
“entitas atau sifat kebinatangan” dan “sifat kemalaikatan”.

Sifat kebinatangan yang dimaksud adalah “syahwat” atau


keinginan untuk melakukan segala hal yang bersifat naluri, seperti
makan, minum, menyalurkan hasrat seksual, dan yang lainnya.
Sedangkan sifat atau entitas kemalaikatan adalah “akal” atau
pengetahuan yang selalu mengajak manusia melakukan kebaikan
dan mengendalikan segala keinginan yang bersifat kebinatangan.

Jika sifat kebinatangan manusia tidak bisa dikendalikan,


yakni manusia melakukan segala hal yang ia inginkan tanpa
mempedulikan aturan-aturan agama maka ia tidak jauh berbeda
dengan binatang, bahkan dikatakan oleh Al-Quran ia lebih sesat
daripada binatang:
َ ُ َ ْ ُ ُ َ َ ُ ‫ُ َ َ َ ْ َْ َ َ ْ ُ ْ َ َ ﱡ‬
‫ِ‘ﻚ ﻫﻢ اﻟﻐﺎِﻓﻠﻮن‬7‫ﻧﻌﺎِم ﺑﻞ ﻫﻢ أﺿﻞ أو‬VU“’ ‫ِ‘ﻚ‬7‫أو‬

4
“Mereka seperti binatang, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka
itulah orang-orang yang lalai.” (QS. Al-A‘raf 179).
Binatang diciptakan oleh Allah tidak memiliki akal, hanya
memiliki syahwat semata, sehingga dalam memenuhi kebutuhan
dasarnya tidak mengenal aturan agama; ingin makan ia akan
makan apapun yang ia senangi tanpa mengetahui makanan itu
milik siapa; ingin minum ia akan minum apapun yang ia sukai tanpa
harus tahu minuman itu milik siapa, memabukkan atau tidak; ingin
menyalurkan hasrat seksualnya maka ia akan bersetubuh tanpa
melalui sejumlah syarat dan rukun di dalam pernikahan.
Tapi, jika sifat atau entitas kemalaikatan yang dimiliki
manusia yang berupa akal dapat difungsikan, yakni manusia di
dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya selalu
memperhatikan aturan-aturan agama, maka status manusia akan
menjadi makhluk yang mulia di hadapan Allah, bahkan lebih mulia
daripada malaikat.
Semua waktu yang dimiliki malaikat digunakan hanya
untuk beribadah kepada Allah, tidak makan, tidak minum, dan yang
lainnya. Hal ini sangat wajar dan pantas karena malaikat hanya
diberi akal oleh Allah. Sedangkan manusia jika senantiasa bisa
beribadah kepada Allah SWT, ini artinya ia telah berusaha sekuat
tenaga di dalam mengelola syahwatnya atau mengekang hawa
nafsunya. Manusia jenis ini sama dengan telah memfungsikan
akalnya untuk menerangi dirinya dengan menghindari segala
perbuatan yang dilarang oleh Allah, dan melakukan segala yang
diperintahkan-Nya.

َ َ َ
ُ ُ َْ ُ‫ﱠُ َُْ ﱠُ َُْ ﱠ‬
‫ﻤ ﺪ‬/ .‫ﷲ ا‬
ِ ‫ و‬، *) ‫ ا ﷲ أ ﻛ‬، *) ‫ ا ﷲ أ ﻛ‬، *) ‫ا ﷲ أ ﻛ‬

5
Jamaah Idul Fitri yang Berbahagia
Selama bulan Ramadan kita semua telah diwajibkan
berpuasa, yakni menahan diri dari makan, minum, dan segala hal
yang membatalkan puasa. Ini artinya kita telah diberi kesempatan
oleh Allah untuk memfungsikan akal kita atau “entitas
kemalaikatan” yang berada di dalam diri kita untuk mengelola
syahwat atau hawa nafsu.

Karena itu patut berbahagialah dan bersyukur kepada


Allah SWT jika selama satu bulan penuh kita telah menjalankan
puasa, tapi dalam waktu bersamaan kita harus waspada terhadap
diri kita masing-masing dalam menghadapi hari-hari yang akan
kita jalani. Jangan sampai puasa yang telah kita lakukan tidak
meninggalkan bekas apa-apa di dalam jiwa kita, karena
sebagaimana dijelaskan oleh Al-Quran bahwa tujuan
diwajibkannya puasa supaya menjadi orang yang bertakwa
(La‘allakum tattaqun).

Bulan Ramadan adalah madrasah untuk mendidik hawa


nafsu. Jika setelah melewati Ramadan seseorang masih menjadi
budak hawa nafsunya berarti ia tidak lulus dalam menjalani
pendidikan spiritual di dalam bulan puasa. Sebaliknya, jika perilaku
seseorang mencerminkan sebagai pribadi yang bertakwa, yakni
menjadi orang yang bijaksana, dapat mengelola dan
mengendalikan syahwatnya, maka pertanda orang itu telah lulus di
dalam menjalani penempaan diri selama satu bulan penuh.

َ َ َ
ُ ُ َْ ُ‫ﱠُ َُْ ﱠُ َُْ ﱠ‬
‫ﻤ ﺪ‬/ .‫ﷲ ا‬
ِ ‫ و‬، *) ‫ ا ﷲ أ ﻛ‬، *) ‫ ا ﷲ أ ﻛ‬، *) ‫ا ﷲ أ ﻛ‬

6
Hadirin, Hadirot yang Dimuliakan Allah
Dalam sebuah hadis diceritakan, ketika ada sebagian
sahabat selesai melakukan jihad atau berperang melawan orang-
orang kafir, Nabi Muhammad SAW menyampaikan ucapan selamat
datang kepadanya sembari mengingatkan perlunya menjalankan
jihad yang lebih besar. Lalu sebagian sahabat bertanya: Wahai
Rasulullah, apa maksud daripada jihad yang lebih besar?
Rasulullah SAW menjawab: “Perang melawan hawa nafsu.”

Dalam hadis lain dikatakan, Nabi Muhammad SAW


bersabda:
َ َ ُ َْ َ َ َ ُ َ َْ
‫ﺎﻫﺪ ﻧﻔَﺴﻪ ِ—ْ˜ ﻃﺎﻋِﺔ اﷲ‬S ‫اﻟُﻤﺠﺎِﻫﺪ َﻣْﻦ‬

“Mujahid atau orang yang berjihad adalah orang yang memerangi


hawa nafsunya karena taat kepada Allah.”
Imam Al-Ghazali di dalam karyanya, Ihya` ‘Ulumiddin,
menyampaikan, para ulama dan ahli hikmah sepakat bahwa tidak
ada cara lain untuk mencapai kebahagiaan di akhirat kecuali
dengan menahan hawa nafsu dan mengekang syahwat. Dalam QS.
An-Nazi‘at 40-41 dinyatakan:
ْ ْ َ
َ ‫َ ﱠ ْ َﱠ‬ َ ْ َ ْ‫َ َ َ َّ َََ ﱠ‬ ْ َ ‫ﱠ‬
‫ ﻨﺔ ِ¡˜ اﻟﻤﺄوى‬.‫ ﻓِﺈن ا‬.‫ اﻟﻨﻔﺲ ﻋِﻦ اﻟﻬﻮى‬ž•‫َوأﻣﺎ ﻣﻦ ›ﺎف ﻣﻘﺎم ر ِﺑِﻪ وﻧ‬
َ َ َ

“Orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan


menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya
surga menjadi tempat tinggalnya.”

َ َ َ
ُ ُ َْ ُ‫ﱠُ َُْ ﱠُ َُْ ﱠ‬
‫ﻤ ﺪ‬/ .‫ﷲ ا‬
ِ ‫ و‬، *) ‫ ا ﷲ أ ﻛ‬، *) ‫ ا ﷲ أ ﻛ‬، *) ‫ا ﷲ أ ﻛ‬

7
Hadirin, Hadirot, Rohimakumullah
Puasa sebulan penuh yang telah kita jalani harus kita
pahami sebagai bekal memasuki bulan-bulan berikutnya. Dengan
berpuasa, kita terlatih dan terbiasa di dalam menahan keinginan-
keinginan hawa nafsu. Karenanya, pada hari ini, hari yang kita
semua dilarang berpuasa harus menjadi permulaan di dalam
aktivitas menahan hawa nafsu sebagai bentuk revolusi spiritual
setelah menjalani puasa di bulan Ramadan.

Jiwa yang bersih ada pada orang yang berhasil menahan


hawa nafsunya. Dalam jiwa yang bersih akan lahir perilaku-
perilaku terpuji, baik dalam interaksi kepada Allah (hablum
minallah) maupun dalam berhubungan dengan sesama manusia
(hablum minan nass). Jika seseorang memiliki jiwa yang bersih
maka ia tak akan melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak
menyenangkan kepada sesama.

Dalam tradisi kita, setelah bulan Ramadan kita memiliki


tradisi halal bihalal, yakni kegiatan silaturahmi sebagai bentuk
persaudaraan, dan kegiatan sungkeman serta saling bermaaf-
maafan sebagai perwujudan bahwa kita tidak boleh memendam
rasa permusuhan, dengki, dendam, dan sifat-sifat buruk lainnya
yang bisa mengotori jiwa dan berdampak menghancurkan tatanan
serta kerukunan di dalam masyarakat.

Walhasil, dengan hari raya ini, marilah kita sama-sama


berdoa kepada Allah semoga puasa yang telah kita jalani diterima
oleh-Nya, dan berbekas kepada diri kita di dalam menjalani hari-
hari berikutnya, yakni menjadi manusia yang selalu kuat di dalam
menahan diri dari berbagai kesenangan-kesenangan hawa nafsu.

8
‫ْ َ ْ َ ْ َ َ َ ْ َ َﱠ َ َ َ ْ َ َ ّ َ َ ﱠ‬ ‫َ ﱠ ْ َ‬ ‫ُ ْ ُ‬
‫َ‬
‫َ‬
‫ﷲ ِﻣﻦ اﻟﺸﻴﻄﺎِن اﻟﺮِﺟﻴِﻢ‪ :‬ﻗﺪ أﻓﻠﺢ ﻣﻦ ﺗﺰ¦‪ ،p‬وذﻛﺮ اﺳﻢ ر ِﺑِﻪ ﻓﺼ‪،IH‬‬ ‫ﱠ‬ ‫أﻋﻮذ ِﺑﺎ ِ‬
‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫ﷲ َو ِاﱠﻳﺎﻛْﻢ ﻣﻦَ‬ ‫َﺑْﻞ ُﺗْﺆﺛُﺮوَن ا‪َ/َ.‬ﻴﺎَة ا‪2‬ﱡ•ْ‪ªَC‬ﺎ‪َ ،‬واْ‪«U‬ﺧَﺮُة َ›ْ{ٌ* َوأْﺑَ‪َ .ž-‬ﺟَﻌَﻠَﻨﺎ ا ُ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ‬
‫َْ‬ ‫ﱠ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َْ َْ َ َْ َْ َ ْ ُ ْ َْ َ ْ َ ََ َﱠ ُ ْ ُ‬ ‫ْ َ‬
‫‪. ¯ {/ .‬‬
‫اﻟﻌﺎِﺋِﺪﻳﻦ واﻟﻔﺎِﺋِﺰﻳﻦ واﻟﻤﻘﺒﻮِ‹{¯‪ ،‬وأد›ﻠﻨﺎ و ِاﻳﺎﻛﻢ ِ—‪ p‬زﻣﺮِة ِﻋﺒﺎِدِه اﻟﺼﺎ ِ ِ‬
‫ﱠ‬ ‫ََ ُ ْ َ َ َ‬ ‫َ َ‬ ‫َْ‬ ‫َ َ‬ ‫َُ ُ َ‬
‫ﷲ اﻟﻌِﻈْﻴَﻢ ِ‪ ˜o‬و‹ﻜﻢ وِﻟﻮا‪•ِ2‬ي وِﻟﺴﺎِﺋِﺮ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َواﻗْﻮل ﻗْﻮِ‪ po‬ﻫﺬا‪َ ،‬وأْﺳﺘﻐِﻔُﺮ ا‬
‫ﱠُ ُ ْ َ ُ‬ ‫َ َْ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ‬ ‫ْ‬
‫اﻟُﻤْﺴِﻠِﻤْ{¯ َواﻟُﻤْﺴِﻠﻤﺎِت‪ ،‬ﻓﺎْﺳﺘﻐِﻔﺮوُه ِاﻧﻪ ﻫَﻮاﻟﻐﻔْﻮُر اﻟﱠﺮِﺣْﻴُﻢ‪.‬‬

‫‪9‬‬
‫‪Khutbah Kedua‬‬

‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬


‫ُ‬ ‫ﱠُ َُْ ﱠُ َُْ ﱠُ َْ‬
‫ا ﷲ أ ﻛ )* ‪ ،‬ا ﷲ أ ﻛ )* ‪ ،‬ا ﷲ أ ﻛ )* ‪،‬‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ُ‬ ‫ﱠُ َُْ ﱠُ َُْ ﱠُ َْ‬
‫ا ﷲ أ ﻛ )* ‪ ،‬ا ﷲ أ ﻛ )* ‪ ،‬ا ﷲ أ ﻛ )* ‪،‬‬
‫َ ُ‬ ‫ُ‬ ‫ا ُ‬
‫ﷲ ا‪ْ/.‬ﻤﺪ‪.‬‬
‫ﷲ أ ﻛ )* ‪ ،‬و ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫ا‪ْ/َ.‬ﻤُﺪ ﱠﷲ اﻟﱠﺮﺣﻴﻢ اﻟﱠﺮْ‪rَ³‬ﻦ‪ ،‬أَﻣَﺮ ﺑﺎ‹ﱠ|َ*اُﺣﻢ َوَﺟَﻌ´َُ] ﻣْﻦ َد‪[َU‬ﺋﻞ ا‪eU‬ﻳَﻤﺎن‪ ،‬أْ‪ُrَ³‬ﺪهُ‬
‫ِِ ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫َ ُ‬ ‫ُْ ََ َ َ ْ َ ُ ْ َ َ ﱠ ﱠُ ْ َ َ َ‬ ‫َ َُ َ َ َ‬
‫ﷲ َو^ﺪُه ‪aِ` [U‬ﻳﻚ ‪،]2‬‬ ‫ُﺳْﺒﺤﺎﻧﻪ ‪ِ IHB‬ﻧﻌِﻤِﻪ اﻟﻤﺘﻮاِ‪ِF7‬ﺔ‪ ،‬وأﺷﻬﺪ أن ‪ِ [U‬إ‪ِ ]2‬إ‪ [U‬ا‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫َ ْ َ ُ ﱠ َ ّ َ َ َ ﱠ َ ُ َﱠ ً َ ْ ُ ﱠ َ َ ُ ُ ُ ﱠ ْ َ ُ ْ ُ ْ َ ُ‬
‫ﷲ ورﺳﻮ‪ ،]2‬اﻟﺮ‪r³‬ﺔ اﻟﻤﻬﺪاة‪،‬‬ ‫وأﺷﻬﺪ أن ﺳ ِﻴﺪﻧﺎ وﻧِ‪i‬ﻴﻨﺎ ‪/k‬ﻤﺪا ﻋﺒﺪ ا ِ‬
‫ّ‬ ‫َ ّ‬ ‫َﱠ‬ ‫َْ‬ ‫َ ﱠ‬ ‫ْ‬ ‫َ ُ َ‬ ‫ّْ ُ ْ‬
‫َواﻟ ِﻨﻌَﻤﺔ اﻟُﻤْﺴﺪاة‪َ ،‬وﻫﺎِدي ا‪µَXeِU‬ﺎِﻧﱠﻴِﺔ ِإ‪ po‬اﻟﻄِﺮﻳِﻖ اﻟﻘِﻮﻳِﻢ‪ ،‬ﻓﺎ‹ﻠُﻬﱠﻢ ﺻ ِﻞ َوَﺳ ِﻠْﻢ‬
‫َ‬
‫َوَﺑﺎرْك َ‪َ IHَB‬ﺳّﻴﺪَﻧﺎ َوﻧ‪ّi‬ﻴَﻨﺎ ُ‪/َk‬ﱠﻤﺪ َوَ‪ IHَB‬آ‪ ]2‬وَﺻْﺤﺒﻪ أْ‪rَq‬ﻌ{َ¯‪َ ،‬وَ‪َ IHَB‬ﻣﻦْ‬
‫ِ‬ ‫ِِ‬ ‫ِِ‬ ‫ٍ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬
‫ّ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ َ‬
‫ﺗِﺒﻌُﻬْﻢ ِﺑِﺈﺣَﺴﺎٍن ِإ‪َ po‬ﻳْﻮِم ا‪.ƒِ‚•ِ 2‬‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫َ َ َ ُ ْ َْ ََ‬ ‫ﱠ ﱠ‬ ‫َ‬ ‫َْ‬ ‫ُ ْ َ َ ﱠ َ َْ‬ ‫ُ َُ‬
‫ﱠ َْ‬
‫ﷲ‪ .‬إن اﷲ أﻣﺮﻛﻢ ِﺑﺄﻣٍﺮ ﺑﺪأ‬ ‫ﷲ وﻧﻔِ¶· ِﺑﺘﻘﻮى ا ِ‬ ‫أﻣﺎ ﺑﻌﺪ‪ :‬ﻓﺄوِﺻﻴﻜﻢ ِﻋﺒﺎد ا ِ‬
‫َ َ ُ َ ﱡ َ َ َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ﻓْ‪F‬ﻪ ﺑَﻨْﻔﺴﻪ َوَﺛﱠ¸‪ ¹‬ﻓْ‪F‬ﻪ ﺑَﻤَ‪»º‬ﺋﻜﺘﻪ‪ ،‬ﻓَﻘﺎَل َﺗَﻌﺎ‪ :po‬إﱠن اﱠ َ‬
‫ﷲ َوَﻣ‪ِ»º‬ﺋﻜﺘﻪ ُﻳﺼﻠﻮن ‪IHB‬‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ ِ ِ ِ‬ ‫ِ ِ ِ ِ ِ‬
‫َ‬
‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ ﱡ َ َْ َ َ ُّ َْ ً‬ ‫ﱠ ّ َ ﱡَ ﱠ َ َ ُ‬
‫ﷲ‬‫اﻟﻨ¼· ﻳﺎ أﻳﻬﺎ ا‪ ƒ‚3ِ2‬آﻣ‪8‬ﻮا ﺻﻠﻮا ‪ِFwB‬ﻪ وﺳ ِﻠﻤﻮا ½‪ِµ‬ﻠﻴﻤﺎ‪ .‬وﻗﺎل رﺳﻮل ا ِ‬
‫ِ ِ‬

‫‪10‬‬
‫َ ْ ً‬ ‫ُ َ َ ْ َ َﱠ َ َ ْ َ ﱠ َ َ َ ًَ َ ﱠ ﱠ ُ َ َ‬ ‫َﱠ‬
‫ﷲ ‪ِFْwB‬ﻪ ِﺑَﻬﺎ ﻋ¿‪a‬ا‪À .‬ﱠُ‬ ‫ﺻ‪ IH‬اﷲ ‪ِFwB‬ﻪ وﺳﻠﻢ‪ :‬ﻣﻦ ﺻ‪HB IH‬ﱠ¾ ﺻ‪»º‬ة ﺻ‪ IH‬ا‬
‫َ‬ ‫َ َ‬ ‫ْ َ‬ ‫ّ‬ ‫ّ‬
‫ْ َ َْ‬ ‫َ ْ‬ ‫َ َ َ ُ َ‬
‫ﺻ ِﻞ وﺳ ِﻠْﻢ وﺑﺎِرك ‪َ IHB‬ﺳِّﻴِﺪﻧﺎ َوﻧِ‪ِّi‬ﻴﻨﺎ ‪/k‬ﱠﻤٍﺪ َو‪ IHB‬آ‪َ ]ِِ2‬وﺻﺤِﺒِﻪ أ‪ِrq‬ﻌ{¯‪،‬‬
‫َ‬
‫‪َÂ.‬ﻠَﻔﺎء اﻟﱠﺮاﺷﺪْﻳَﻦ أ‪َ ˜Ã‬ﺑْﻜﺮ َوُﻋَﻤَﺮ َوُﻋْﺜَﻤﺎَن َوَ‪ ،¾ّHB‬وَﻋﻦْ‬ ‫ُْ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ َ‬
‫ٍِ‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ا‬ ‫ﻦ‬‫وارض ‪À‬ﱠُ ِ‬
‫ﻋ‬

‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ﱠ َ َ ْ َ ْ َ َْ َ َ ﱠ َْ ََ ْ َ َ ُ ْ ْ‬
‫َﺳﺎِﺋِﺮ اﻟﺼﺤﺎﺑِﺔ ا‪VU‬ﻛﺮِﻣ{¯‪ ،‬وﻋِﻦ ا‪Å7‬ﺎِﺑِﻌ{¯ وﻣﻦ ﺗِﺒﻌﻬﻢ ِﺑِﺈﺣﺴﺎٍن ِإ‪ po‬ﻳﻮِم‬
‫َ‬ ‫َ‬

‫َْ ْ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ ْ ْ َ‬ ‫ْ ْ‬ ‫ْ‬ ‫ّ ْ‬


‫ا‪À .ƒِ‚•ِ 2‬ﱠُ اﻏِﻔْﺮ ِ‹ﻠُﻤﺆِﻣِﻨْ{¯ َواﻟُﻤﺆِﻣ‪8‬ﺎِت َواﻟُﻤْﺴِﻠِﻤْ{¯ َواﻟُﻤْﺴِﻠﻤﺎِت ا‪[U‬ﺣﻴﺂِء‬
‫ْ َ‬ ‫ْ‬
‫ِﻣﻨُﻬْﻢ َوا‪ْ[U‬ﻣَﻮاِت‪.‬‬
‫ْ َْ ْ َ‬ ‫َ َ ْ َ‬ ‫ْ َ َﱠ ْ َ ْ‬
‫‪À‬ﱠُ ادﻓْﻊ ﻋﻨﺎ ا‪َ»ºÈَ7‬ء َواﻟَﻮﺑ َﺎَء َواﻟﱠﺰ‪ِ[U‬زل َواﻟِﻤﺤَﻦ‪َ ،‬وُﺳْﻮَء اﻟِﻔ‪É‬ﻨِﺔ َواﻟِﻤﺤَﻦ‪،‬‬
‫ْ ُ َْ‬ ‫ﱠ ً‬ ‫َ َ ُْ ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫َﻣﺎ ﻇَﻬَﺮ ِﻣﻨَﻬﺎ َوَﻣﺎ َﺑﻄَﻦ‪ ،‬ﻋْﻦ َﺑ´ِ•ﻧﺎ ِاﻧﺪوِﻧ‪ِË‬ﺴﱠﻴﺎ ﺧﺂﺻﺔ َوَﺳﺎِﺋِﺮ اﻟﺒ´•اِن‬
‫ْ‬ ‫ﱡَْ َ ًَ‬ ‫َ‬ ‫ْ َ َ َ ﱠ َ‬ ‫ً‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫اﻟُﻤْﺴِﻠِﻤْ{¯ ‪B‬ﺂﱠﻣﺔ َﻳﺎ َرﱠب اﻟﻌﺎﻟِﻤْ{¯‪َ .‬ر‪DÍ‬ﺎ آ‪DِÎ‬ﺎ ِ—‪ p‬ا‪ªC•2‬ﺎ ﺣَﺴﻨﺔ َوِ—‪ p‬ا‪ِ«U‬ﺧَﺮِة‬
‫َ‬
‫َﱠ َ َ َ ْ َ ْ ُ َ َ َ ْ َ ْ َ ْ ْ َ َ َ َ ْ َ ْ َ‬ ‫ﱠ‬ ‫َ َ َ‬ ‫َ ًَ‬
‫ﺣَﺴﻨﺔ َوِﻗﻨﺎ ‪B‬ﺬاَب ا‪87‬ﺎِر‪ .‬ر‪DÍ‬ﺎ ﻇﻠﻤﻨﺎ أﻧﻔﺴﻨﺎ و ِان ﻟﻢ ﺗﻐِﻔﺮ ‪87‬ﺎ وﺗﺮ‪r³‬ﻨﺎ‬
‫ْ َ‬ ‫ََ ُ َ‬
‫‪87‬ﻜْﻮﻧﱠﻦ ِﻣَﻦ ا‪Â.‬ﺎِ‪ْaِÏ‬ﻳَﻦ‪.‬‬
‫ْ ُ‬ ‫ْ‬
‫ْ َ َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ ْ‬ ‫ْ َ ْ‬ ‫ﷲ ‪ ،‬إﱠن ا َ‬ ‫َ َ‬
‫ﷲ َﻳﺄُﻣُﺮ ِﺑﺎﻟﻌﺪِل َوا‪[ِU‬ﺣَﺴﺎِن َوِإ‪ÑÐ‬ﺂِء ِذى اﻟﻘْﺮ‪َ pَÃ‬وَﻳﻨ•‪ ž‬ﻋِﻦ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ا‬ ‫د‬ ‫ِﻋﺒﺎ‬
‫ْ‬ ‫ُ‬ ‫ُ َ ﱠ ُ ﱠ‬ ‫َ ْ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫ﷲ اﻟَﻌﻈْﻴﻢَ‬ ‫اﻟَﻔْﺤﺸﺂء َواﻟُﻤْﻨﻜﺮ َواﻟَﺒْ‪َ ÓÒ‬ﻳﻌُﻈﻜْﻢ ﻟَﻌ‪Ô‬ﻜْﻢ َﺗَﺬﻛُﺮْوَن‪َ ،‬واْذﻛُﺮوا ا َ‬
‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ ْ‬ ‫َ ْ‬ ‫ُ‬ ‫ُ ُ‬
‫َﻳْﺬﻛْﺮﻛْﻢ‪َ ،‬واْﺷُﻜُﺮْوُه َ‪ IَHB‬ﻧَﻌﻤﻪ َﻳﺰْدﻛْﻢ‪َ ،‬و‪32‬ﻛُﺮ اﷲ أﻛَ)*‪ْ.‬‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ِ ِ ِ‬

‫‪11‬‬

Anda mungkin juga menyukai