Anda di halaman 1dari 10

Khutbah Idul Fitri

1
Jama’ah shalat ‘id Rahimakumullâh
Marilah kita bersama sama senantiasa menyadari, bahwa Allah l
telah banyak melimpahkan rahmat-Nya kepada kita, banyak teramat
banyak, sehingga kita takkan mampu menghitungnya, sebagaimana
ditegaskan dalam al-Qur’ân,

“Dan Jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan
mampu menghitungnya. Sesungguhnya Allah maha Pengampun lagi maha
Penyayang.” (QS al-Nahl [16]: 18 ).

Dari firman Allah l di atas jelaslah bahwa Allah l telah mem­


beri­kan nikmat-Nya kepada kita yang teramat banyak, yang tak
mungkin kita mampu menghitungnya. Sekalipun demikian ternyata
kebanyakan di antara manusia termasuk orang yang tidak mau ber­
syukur. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah l,

”...Sesungguhnya Allah memberikan karunia kepada manusia, tetapi


kebanyakan manusia tidak bersyukur.” (QS al-Baqarah [2]: 243).

Padahal bagi yang bersyukur, Allah l berjanji akan melipat ganda­


kan kenikmatan yang disyukurinya,

”Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan, ”Sesungguhnya


jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu,

2
dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku
sangat pedih.” (QS Ibrahim [14]: 7).

Oleh karena itu, marilah kita senantiasa mensyukuri nikmat Allah


l yang telah dianugrahkan kepada kita. Terlebih dalam kesem­
patan hari ini, kita umat Islam merayakan hari raya Idul Fitri. Hari
kemenangan setelah sebulan penuh kita dididik dan ditempa dalam
suasana ibadah Ramadhan.
Marilah kita mengingat salah satu pesan ulama ahli hikmah, ”
Hari raya (kemenangan) itu bukanlah milik orang yang sekedar berpakaian
serba baru dan indah tapi milik mereka yang taatnya kepada Allah ber­
tambah. ”

Jama’ah Shalat ’Id Rahimakumullâh

Ada baiknya kita mengenang kembali saat saat indah bersama


Ramadhan. Bulan yang melatih kesabaran, bulan yang membina
ketaqwaan, bulan mujahadah, bulan rahmat dan bulan maghfirah.
Kita serasa akrab dengan amal shalih, jauh dari dosa. Kita sadar
setelah tadinya lalai, bangun setelah tadinya terlelap, dan seakan
kita hadir setelah tadinya menghilang.
Kini, hari hari itu telah berlalu. Maka hendaknya renungkan
sejenak, buah apa yang telah kita petik sebagai lulusan madrasah
imaniyah, bulan penggemblengan dan bulan ujian ini. Apakah se­
telah melewati Ramadlan ini ketaatan kita betul betul bertambah,
Benarkah ijazah taqwa benar benar telah kita sandang? Jika benar,
hendaknya kita bersyukur kepada Allah l, hendaknya kita me­
mohon kepada Allah l, agar senantiasa diberi keteguhan dan
istiqomah hingga ajal menjelang.
Sebagai contoh sederhana, jika dalam bulan Ramadhan kita
mampu menahan diri dari makan makanan halal yang tersaji di

3
hadapan kita, sekalipun kita amat lapar dan sungguh pun makanan
itu adalah hak milik kita dan tidak seorangpun yang mengetahuinya.
Maka sebagai orang sukses puasanya akan mengatakan mengatakan
pada dirinya, “Jika selama Ramadhan saya mampu menahan diri dari yang
halal, maka apalagi yang haram saya harus mampu menahannya.” Maka
tidaklah mungkin orang yang sukses berpuasa itu akan menjadi
pencuri ataupun koruptor. Begitu juga dengan ibadah kita yang
lain, sabar kita, shalat malam kita, shadaqah kita, tadarus al-Qur’an
kita, semangat kita memakmurkan masjid serta upaya-upaya kita
mengasihi sesama, harus senantiasa kita tingkatkan dan selalu men­
jadi amaliah harian kita.
Jangan sampai menimpa kita, perumpamaan orang yang
menata bata demi bata hingga berwujud bangunan yang indah
dan megah, namun tiba tiba dia sendiri yang merobohkannya. Atau
laksana orang yang mengurai benang yang telah dipintalnya. Sebagai­
mana Allah firmankan,

”Dan janganlah kamu seperti perempuan yang menguraikan benang benang


yang telah dia pintal dengan kuat lalu dicerai beraikan kembali...”(QS al-
Nahl [16]: 92).

Dengan meningkatnya ketaatan kita kepada Allah l seusai kita men­


jalani ibadah Ramadhan ini, maka insya Allah l kita akan masuk
ke dalam golongan hamba Allah l yang bertaqwa. Yaitu golongan
sebaik baik umat sebagaimana di terangkan dalam firman Allah l,

”Sesungguhnya yang paling mulia di sisi allah di antara kamu adalah


yang paling baik taqwanya”.(QS al- Hujurât [49]: 13)

Orang muttaqin akan dikeluarkan dari kesulitan yang dihadapinya,

4
«…Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan
baginya jalan keluar.” (QS. al-Thalâq [65]: 2)

Orang muttaqin akan diberikan rizqi dari pintu yang tidak terduga,

“Dan memberinya rizqi dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan


barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan men­
cukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan
yang (dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentu­
an bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS al-Thalâq [64]: 3)

Orang muttaqin akan dimudahkan segala urusannya,

«...Dan barang siapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan


baginya kemudahan dalam urusannya.” (QS al-Thalâq [64]: 4)

Bahkan di dalam ayat yang lain, Allah l menjanjikan kemakmuran


kepada suatu kaum atau negeri selama penduduknya benar-benar
beriman dan bertaqwa kepada Allah l,

” Apabila penduduk suatu negeri benar-benar beriman dan bertaqwa,


niscaya Aku bukakan kepadanya barokah dari langit dan bumi. tetapi
mereka mendustakan ayat-ayat Kami, maka Kami siksa mereka disebabkan
karena perbuatammya.” ( QS al-A’râf [7]: 96)

5
Jama’ah Shalat ’Id Rahimakumullâh

Di dalam kenyataanya, sedikit sekali orang sukses manjalani ibadah


Ramadhan dengan benar. Dan akhirnya begitu Ramadhan berakhir,
maka berahir pulalah kebaikan yang ada padanya. Hilanglah ke­
sabarannya, kejujurannya dan juga kasih sayangnya. Rasullullah
pernah bersabda, ”Berapa banyak orang yang berpuasa, tidak mendapat­
kan apa apa dari puasanya keculai lapar dan dahaga.” Mungkin orang
orang yang seperti digambarkan dalam sabda Nabi tersebut amatlah
banyak. Maka yang terjadi adalah munculnya kembali kemaksiatan
dan kemungkaran sesudah menjalankan ibadah Ramadlan. Dan
akhirnya adzab Allah lah yang kita terima dan akan menambah krisis
kehidupan ini semakin menjadi.
Kita menyaksikan musibah yang dahsyat silih berganti menimpa
bangsa kita. Seperti tsunami, tanah longsor, musibah pesawat
terbang, kereta api, kebakaran serta mewabahnya demam berdarah,
flu burung dan juga flu babi. Kesemuanya itu telah menyebabkan
korban jiwa yang tidak sedikit.
Di sisi lain, kita sebagai bangsa sedang mengalami kemerosot­
an moral yang mengakibatkan jatuhnya wibawa kita di mata
dunia. Indonesia menjadi kelompok negara terkorup di dunia.
Korupsi telah merasuki di hampir seluruh sendi sendi kehidupan
masyarakat, dan dilakukan dalam jaringan yang rapi. Bahkan kadang
korupsi itu dilakukan pada tempat tempat dimana harusnya men­
jadi penegakan hukum.
Di samping itu standar mutu kehidupan manusia Indonesia
berada dalam kelompok terendah dari negara-negara di dunia.
Tingkat kemiskinan dan penggangguran mencapai angka di atas 60
juta jiwa. Hal itu diperberat dengan keadaan negara kita yang memi­
liki hutang luar negeri yang teramat banyak.

6
Dan yang lebih memprihatinkan lagi adalah merebaknya
kem­bali perilaku syirik, bid’ah dan kemunduran akhlaq ditengah
masyarakat kita. Ironisnya perilaku syirik dan bid’ah itu didukung
oleh media massa, cetak maupun elektronik. Sungguh menyakitkan
propaganda bid’ah dan syirik dengan leluasa masuk kesetiap rumah
orang Muslim melalui televisi. Karena itu, yang harus segera kita
lakukan sebagai hamba Allah l yang beriman adalah segera me­
nundukkan kepala, merendahkan hati, mengakui kesalahan dan
segera mohon ampun serta bertobat.

”Dan apa saja musibah yang menimpa kamu adalah disebabkan oleh per­
buatanmu sendiri. Dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan­
mu).” ( QS al-Syurâ [42]: 30).

Dan kemudian setelah itu, setiap pribadi harus ikut ambil bagian
dalam upaya menjaga agar nilai Islam tetap menghiasi kehidupan
ini dan turut berperan serta dalam mencegah serta mengatasi agar
kemungkaran tidak merebak dan meraja lela. Majlis ta’lim harus
kembali ditumbuh suburkan disetiap ranting, masjid maupun
musholla. Dan tentunya hal itu harus didukung dengan media yang
memadai.

Jama’ah Shalat ’Id Rahimakumullâh

Disamping itu, upaya untuk melawan segala bentuk kemungkaran


harus semakin tegas dan nyata. Tidak perlu kompromi terhadap
segala bentuk kemungkaran dan kebatilan. Dan itu harus kita laku­
kan dengan terus menerus, berkesinambungan dan dilakukan dalam
barisan yang kokoh dan rapi. Allah l berfirman,

7
”Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang
munkar. Merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS Ali Imrân [3]:
104)

Dalam ayat lain diterangkan,

“Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam


barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang
tersusun kokoh.” (QS al-Shaf [61]: 4).

Dengan kembali menggiatkan da’wah Islam amar ma’ruf nahi


mungkar, kita berharap kehidupan masyarakat akan senantiasa di­
hiasi dengan nilai Islam, dan selanjutnya Islam menjadi aturan
atau tatanan yang dianut masyarakat. Seluruh elemen yang ada di­
masyarakat, baik secara individu maupun kelompok, dan dalam
segala aspek kehidupan masyarakat disinari oleh cahaya Islam.
Dalam rangka mewujudkan lancarnya dakwah Islam tersebut,
maka ukhuwah islamiyah yang selama ini terkesan agak goyah harus
dikokohkan kembali. Kita prihatin saat ini umat Islam agak lalai
dalam membina ukhuwah dan terkesan lebih mengepenting­ kan
golongan, partai dan berbagai bentuk kelompok yang lain. Yang
harus diingat adalah bahwa semangat awal munculnya kelompok,
partai atau golongan itu dalam rangka mewujudkan dakwah Islam
itu semakin mudah tertata. Bukan dalam rangka memecah belah
umat. Maka Islam harus dikedepankan di atas kelompok, partai atau

8
golongan itu. Maka dakwah Islam harus dilakukan dengan mem­
bangun sinergi antar kelompok, partai dan golongan itu, semua
untuk kemajuan Islam. Bukan untuk kemajuan kelompok, partai
atau golongan masing-masing. Dengan demikian diharapkan akan
terbentuk masyarakat Islam yang sebenar benarnya yang diridhi
Allahl. Allah lberfirman dalam surat al-Nûr ayat 55,

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara


kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-
sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana
Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh
Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya
untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka,
sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap
menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan
aku. Dan Barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka
itulah orang-orang yang fasik.“ (QS al-Aûr [24]: 55)

Jama’ah Shalat ’Id Rahimakumullâh


Akhirnya, marilah bersama sama berdo’a agar didalam menjalani
tugas kehidupan ini kita senantiasa dibimbing dan diberi kemudahan
oleh Allâh l.

9
10

Anda mungkin juga menyukai