1
Jama’ah shalat ‘id Rahimakumullâh
Marilah kita bersama sama senantiasa menyadari, bahwa Allah l
telah banyak melimpahkan rahmat-Nya kepada kita, banyak teramat
banyak, sehingga kita takkan mampu menghitungnya, sebagaimana
ditegaskan dalam al-Qur’ân,
“Dan Jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan
mampu menghitungnya. Sesungguhnya Allah maha Pengampun lagi maha
Penyayang.” (QS al-Nahl [16]: 18 ).
2
dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku
sangat pedih.” (QS Ibrahim [14]: 7).
3
hadapan kita, sekalipun kita amat lapar dan sungguh pun makanan
itu adalah hak milik kita dan tidak seorangpun yang mengetahuinya.
Maka sebagai orang sukses puasanya akan mengatakan mengatakan
pada dirinya, “Jika selama Ramadhan saya mampu menahan diri dari yang
halal, maka apalagi yang haram saya harus mampu menahannya.” Maka
tidaklah mungkin orang yang sukses berpuasa itu akan menjadi
pencuri ataupun koruptor. Begitu juga dengan ibadah kita yang
lain, sabar kita, shalat malam kita, shadaqah kita, tadarus al-Qur’an
kita, semangat kita memakmurkan masjid serta upaya-upaya kita
mengasihi sesama, harus senantiasa kita tingkatkan dan selalu men
jadi amaliah harian kita.
Jangan sampai menimpa kita, perumpamaan orang yang
menata bata demi bata hingga berwujud bangunan yang indah
dan megah, namun tiba tiba dia sendiri yang merobohkannya. Atau
laksana orang yang mengurai benang yang telah dipintalnya. Sebagai
mana Allah firmankan,
4
«…Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan
baginya jalan keluar.” (QS. al-Thalâq [65]: 2)
Orang muttaqin akan diberikan rizqi dari pintu yang tidak terduga,
5
Jama’ah Shalat ’Id Rahimakumullâh
6
Dan yang lebih memprihatinkan lagi adalah merebaknya
kembali perilaku syirik, bid’ah dan kemunduran akhlaq ditengah
masyarakat kita. Ironisnya perilaku syirik dan bid’ah itu didukung
oleh media massa, cetak maupun elektronik. Sungguh menyakitkan
propaganda bid’ah dan syirik dengan leluasa masuk kesetiap rumah
orang Muslim melalui televisi. Karena itu, yang harus segera kita
lakukan sebagai hamba Allah l yang beriman adalah segera me
nundukkan kepala, merendahkan hati, mengakui kesalahan dan
segera mohon ampun serta bertobat.
”Dan apa saja musibah yang menimpa kamu adalah disebabkan oleh per
buatanmu sendiri. Dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan
mu).” ( QS al-Syurâ [42]: 30).
Dan kemudian setelah itu, setiap pribadi harus ikut ambil bagian
dalam upaya menjaga agar nilai Islam tetap menghiasi kehidupan
ini dan turut berperan serta dalam mencegah serta mengatasi agar
kemungkaran tidak merebak dan meraja lela. Majlis ta’lim harus
kembali ditumbuh suburkan disetiap ranting, masjid maupun
musholla. Dan tentunya hal itu harus didukung dengan media yang
memadai.
7
”Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang
munkar. Merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS Ali Imrân [3]:
104)
8
golongan itu. Maka dakwah Islam harus dilakukan dengan mem
bangun sinergi antar kelompok, partai dan golongan itu, semua
untuk kemajuan Islam. Bukan untuk kemajuan kelompok, partai
atau golongan masing-masing. Dengan demikian diharapkan akan
terbentuk masyarakat Islam yang sebenar benarnya yang diridhi
Allahl. Allah lberfirman dalam surat al-Nûr ayat 55,
9
10