Anda di halaman 1dari 2

Sering kali kita mendengar atau mendapatkan kata Taqwa, baik melalui ceramah2 atau tatkala kita

membaca ayat2 suci Alqu’an, kita sering menemukan kalimat Tattaqun, muttaqiin atau itha’qullah,
Seruan Allah dalam surat al Baqarah:183, agar orang yang beriman melaksanakan ibadah puasa di
bulan Ramadhan pun diakhiri dengan kalimat tattaquun …… dan saking mulianya derajat taqwa, maka
Allah menjajikan kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat bagi orang2 yang bertaqwa, dalam
surat Al-A’raf:96, Allah berfirman: Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa,
pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi,
……….. di ayat lain Allah berfirman: bahwa sesungguhnya manusia yang paling mulia di sisi-Nya
adalah manusia yang bertaqwa.

Dalam surat At-Thalaq :2-3 : Barang siapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan
jalan keluar baginya dan memberi rizki dari arah yang tidak disangka-sangka

Juga dalam surat Al-Jaatsiyah :19 “Allah akan menjadi pembela, pelindungi bagi orang2 yang
bertaqwa”, ……. begitupun dalam surat Al-Anbiya: 105 Allah berfirman :“Akan Aku wariskan bumi ini
kepada orang-orang yang sholeh (berTaqwa)” dan masih banyak lagi janji Allah kepada orang2 yang
bertaqwa.

Kejayaan suatu Negara, dan keselamat suatu bangsa, tidak akan bisa diraih kecuali melaui jalan yang
benar yaitu Taqwa. Sebaliknya bila melalui jalan selain Taqwa, maka akan lahir berbagai macam
kerusakan di muka bumi. …….. Rusaknya Sidoarjo karena terbenam Lumpur Lapindo, terjadinya banjir
longsor dimana2, itu semua akibat orang yang tidak bertaqwa. ……….. dalam surat Ar Rum :41, Allah
berfirman: “Telah tampak kerusakan di darat dan di bumi di sebabkan karena perbuatan tangan
manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka, sebagian dari akibat perbuatan mereka, agar
mereka kembali ke jalan yang benar (bertaqwa)” , …… saya sering berfikir, Indonesia ini Negara yang
berpenduduk Muslim terbesar di dunia, dan juga dengan hamparan pulau2 yang jumlahnya lebih dari
15 ribu pulau dari sabang sampai merauke, dengan kekayaan alamnya yang sangat melimpah,
segalanya ada di negeri ini, ikan di laut melimpah, minyak, gas, batu bara, uranium, tembaga
bahkan gunung mas di papua, tanahnya subur, tapi kenapa rakyatnya miskin dan kenapa sering kali
terkena benca, ini semua akibat banyaknya bangsa ini telah melupakan ketaqwaan kepada-NYA,
sehingga Allah mengingatkan agar kita kembali kejalan yang benar (bertqwa).

Untuk membentuk Bangsa yang berTaqwa tentulah masyarakatnya harus masyarakat yang berTaqwa.
Masyarakat yang berTaqwa tidak mungkin terwujud tanpa terwujudnya keluarga-keluarga yang
berTaqwa. Dan keluarga-keluarga yang berTaqwa tentu mustahil terwujud bila insaniah dalam
keluarga itu tidak berTaqwa. Artinya, supaya bangsa ini bangkit dan mendapat kejayaan, insan
bangsa ini perlu dibina dan dididik menjadi orang yang berTaqwa.

Akan tetap sungguh ironis, jika kita perhatikan istilah taqwa ini digunakan hanya sebagai pajangan di
bingkai persyaratan lembaga-lembaga formal saja. Misalnya, persyaratan untuk menjadi anggota
MPR/DPR, presiden, atau jabatan-jabatan lain, adalah harus bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Ternyata, setelah lolos sebagai pejabat, korupsi dan kolusi bertebaran di mana-mana. Arogansi,
kesewenang-wenangan dan bentuk kejahatan lainnya malah semakin menggejala. Seperti itukah
pejabat-pejabat bertaqwa apakah seperti itukah orang2 bertaqwa.

Apakan itu Taqwa Apa itu definisi Taqwa: ………………….. Taqwa berasal dari kata WAQA-YAQI-
WIQAYAH yang artinya memelihara (hujahnya adalah At-Tahrim ayat :6) ………… " Ya ayyuhallazina
amanuu quamfusakum waahlikum nara." “Wahai orang yang beriman, hendaklah kamu memelihara
kamu dan kelurgamu dari api neraka”. Taqwa artinya adalah dipelihara dan dilindungi oleh Allah.

Para ulama memberikan definisi taqwa yang mudah kita dicerna dan di pahami yaitu: Taqwa adalah
menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya …….. Hal ini didasari pada Hadist
Rasulullah SAW (R. at-Thahawy) yang artinya: “Kerjakanlah apa yang diwajibkan Allah atasmu,
niscaya kamu menjadi orang yang amat bertaqwa.”
Ada juga yang berpendapat bahwa taqwa itu adalah takut, dalam hal ini takut akan siksa Allah, takut
akan adjab Allah, sehingga hati2 agar tidak tergelincir ke jurang ke nistaan di yaumil akhir nanti
......... Sahabat Rasul yang bernama Ubay bin Ka’ab pernah memberikan gambaran yang jelas tentang
hakikat taqwa. Pada waktu itu, Umar bin Khaththab bertanya kepada Ubay tentang apa itu taqwa.
Ubay balik bertanya : “ Ya Umar apakah Anda pernah berjalan di tempat yang penuh duri?” Umar
menjawab : “Ya, Saya pernah berjalan di tempat yang penuh duri” Ubay bertanya lagi : “Lalu Anda
berbuat apa ketika berjalan di tempat itu?” Umar menjawab: “Saya berjalan dengan sangat hati-hati
dan bersungguh-sungguh menyelamatkan diri dari duri2 itu.” Ubay menimpali : “Itulah (contoh)
taqwa.”

Intinya menghadapi duri di jalanan saja sudah begitu takut, apalagi menghadapi siksaan api neraka
di akhirat nanti, seharusnya kita lebih takut lagi. Segala godaan hawa nafsu yang terbentang di
hadapan kita itu lir ibarat Duri2 yang harus kita hindari, Pertanyaannya sudah sejauh manakah kita
mampu untuk menghindari “duri2” itu.

Dalam perjalanan meraih derajat Muttaqin diperlukan perjuangan yang sungguh-sungguh untuk
melawan hawa nafsu, bisikan syaithaniyah yang sangat halus, yang sering membuat manusia
terpedaya. Sikap istiqamah dalam memegang ajaran Rosul dan perinyah Allah sangat diperlukan guna
menghantarkan kita menuju derajat taqwa.

Seseorang yang bertaqwa akan meninggalkan dosa-dosa, baik kecil maupun besar. Baginya dosa kecil
dan dosa besar adalah sama-sama dosa. Ia tidak akan memandang remeh dosa-dosa kecil, karena
gunung yang besar tersusun dari batu-batu yang kecil (kerikil). Dosa yang kecil, jika dilakukan terus-
menerus maka akan berubah menjadi dosa besar. dan Tidak hanya hal-hal yang menyebabkan dosa
saja yang perlu kita tinggalkan, hal-hal yang tidak menyebabkan dosa pun, jika itu meragukan, maka
lebih baik kita ditinggalkan.

Momentum bulan Ramadhan yang penuh barokah ini, mudah2an dapat kita pergunakan dengan
sebaik-baiknya, untuk memperbanyak amal sholeh, mencari pahala yang sebanyak-banyaknya untuk
bekal kita dihadapan persidangan akhirat, karena kita nanti akan dihadapkan pada persidangan agung
untuk verifikasi atau penelitian amal-amal kita sampai sekecil apa pun, di Mahkamah Akhirat nanti,
para Malaikat tidak akan bisa di suap atau di ajak KKN, semua anggota tubuh kita akan menjadi saksi
yang langsung bicara sendiri-sendiri, melaporkan apa yang telah diperbuat selama hidup di dunia,
tidak ada satupun yang di sembunyikan yang baik dan buruk semua dibongkar secara jelas dan nyata.

Kita benar-benar akan menghadapi persidangan yang sangat berat, semua orang akan merasa takut
dipersidangan yaumil akhir nanti, kecuali orang yang bertaqwa kepada Allah, mudah2an segala amal
ibadah kita, dapat mengantarkan kita ke golongan orang2 muttaqin, orang2 yang bertaqwa…. amin
Demikian mohon maaf atas segala kekurangan. Wabillahitaufiq’walhidayah,

Anda mungkin juga menyukai