إ +ن ال)حمد ل نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بال من شرور أنفسنا وسيئات أعمالنا
من يهده ال 2فل مضل +له ومن يضلل) فل هادي له وأشهد أن) ل إله إل +ال 2وح00ده ل
شريك له وأشهد أن +محم?دا> عبده ورسوله
يا أيAها ال+ذين آمنوا) ات?قوا) اللFه حق? تقاته ول تموتن? إل +وأنتم مAسلمون
يا أيAها الن?اس ات?قوا) رب?كم ال+ذي خلقكم مQن ن?ف)س Oواحدة Mوخلق منها زوجها وبث +منهما
رجال> كثيا> ونساء وات?قوا) اللFه ال+ذي تساءلون به والWرحام إن +اللFه كان عليكم رقيبا>
يا أيAها ال+ذين آمنوا ات?قوا الل+ه وقولوا قول> سديدا> .يصلح لكم أعمالكم ويغف00ر لك00م
ذنوبكم ومن يطع الل+ه ورسوله فقد فاز فوزا> عظيما>
أم?ا بعد ،فإن +خير ال)حديث كتاب الل+ه ،وخير ال)هدى هدى محم?د Mصل+ى الل+ه عليه وسل+م،
وشر Aال)أمور محدثاتها ،وكل kبدعة Mضلالةh
Mari kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah Ta’ala dengan ketakwaan yang sebenar-
benarnya; yaitu mengamalkan apa yang diperintahkan oleh-Nya dan Rasul-Nya shallallahu
‘alaihi wa sallam serta menjauhi apa yang dilarang oleh-Nya dan Rasul-Nya shallallahu
‘alaihi wa sallam.
Sebatang lidi tidak akan ada artinya bagi tumpukan sampah yang menggunung. Sebatang lidi
tidak akan membersihkan sampah di keliling kita. Bahkan bukan tidak mungkin sebatang lidi
akan patah-patah. Tidak demikian bila batangan-batangan lidi itu dikumpulkan menjadi satu
lalu diikat di pangkalnya. Tenaga yang kecil dari sebatang lidi akan menjadi kekuatan yang
besar bila menyatu dalam satu kesatuan yang terikat kokoh dengan kebersamaan. “Bersatu
kita teguh, bercerai kita runtuh”, itulah filosofinya.
Kehidupan manusia dapat berjalan baik, sebagaimana sebuah sapu lidi, jika manusia
mempererat ikatannya. Disadari ataupun tidak, manusia membentuk kumpulan berdasarkan
ikatan tertentu. Umat Islam merupakan kumpulan dari para muslim yang terikat oleh
kesamaan aqidah.
Persatuan antara umat Islam dan ukhuwwah islamiyyah merupakan salah satu prinsip yang
amat mendasar dalam agama kita. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memotivasi kita
untuk merealisasikannya dalam sabdanya,
“Jadilah kalian hamba Allah yang saling bersaudara. Muslim adalah saudara bagi muslim
yang lain. Tidak boleh ia menzhaliminya, menelantarkannya dan menghinanya.” (HR.
Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu)
Persatuan akan menghasilkan begitu banyak manfaat. Persatuan akan membuahkan kekuatan,
persatuan akan menumbuhkan ketenangan batin, persatuan akan memunculkan solidaritas,
persatuan akan membangun kepedulian sosial, dan masih banyak buah manis lain yang akan
dihasilkan oleh persatuan.
Karenanya, begitu banyak ibadah dalam agama kita yang disyariatkan untuk dilaksanakan
secara berJamaah. Dari ibadah yang bersifat harian seperti shalat lima waktu, mingguan
semisal shalat Jumat, hingga yang bersifat tahunan seperti Idul Fitri, Idul Adha, serta
pelaksanaan ibadah haji.
Mengapa berjamaah? Antara lain adalah dalam rangka merealisasikan persatuan dan meretas
kebersamaan serta kasih sayang di antara kaum muslimin.
Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam membuat sebuah perumpamaan yang
sangat indah, tentang bagaimana seharusnya kaum muslimin bersaudara di antara mereka,
ه00هم وتراحمهم وتعاطفهم كمثل الجسد الواحد إذا أشتكى منQم مثل الؤمنين في تواد
ى والسهرQ تداعى له سائر الجسد بال)حمtعضو
Niscaya kita tidak akan lagi mendengar jeritan si miskin yang dililit oleh bunga pinjaman
para lintah darat, yang ternyata baik si fakir maupun si rentenir sama-sama beragama Islam di
KTP-nya! Pinjam-meminjam yang sebenarnya dalam agama kita berdimensi ibadah serta
kepedulian sosial, disulap menjadi sarana untuk menghisap harta orang-orang tak berdaya
tanpa adanya rasa belas kasihan sedikit pun.
Andaikan wasiat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas benar-benar dipraktikkan, niscaya
kita tidak akan lagi mendengar keluhan para orang miskin, yang seharusnya per bulannya ia
menerima jatah raskin sebanyak 15 kg, ia harus rela menerimanya hanya 3 kg saja!
Mengapa? Karena ternyata orang-orang kaya dan yang sebenarnya berkecukupan, merasa iri
dan menuntut untuk diberi jatah pula! Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, sudah matikah hati
dan perasaan mereka? Bukannya menyisihkan sebagian hartanya untuk diinfaqkan kepada
kaum papa, malah menyerobot jatah mereka! Anak SD pun tahu arti raskin; beras untuk
orang miskin, bukan beras untuk orang kaya!
Jika nasihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tadi diejawantahkan dalam kehidupan kita,
niscaya kita tidak akan lagi membaca berita tentang bayi-bayi yang kekurangan gizi atau
anak-anak yang mati karena terserang penyakit busung lapar!
Dengan melihat fenomena begitu terkotak-kotak tubuh kaum muslimin, sebagian kalangan
merasa pesimis untuk bisa mewujudkan persatuan tersebut. Mereka memilih menyerah
terhadap realita.
Padahal seharusnya seorang muslim senantiasa menjunjung tinggi optimisme dalam setiap
permasalahan yang mereka hadapi. Ia berusaha memadukan antara ikhtiar dan tawakal serta
mengombinasikan antara keduanya.
Terkait dengan jalan apakah yang seharusnya ditempuh kaum muslimin guna mewujudkan
mimpi indah persatuan tersebut, ayat Alquran dan hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
telah memerikan keterangan amat jelas.
،> فيرضى لكم أن) تعبدوه ولا تشركوا به شيئا.> ويك)ره لكم ثلاثا،> يرضى لكم ثلاثاWن ال+ إ إ
،ؤال0
0رة الس0
0) وكث، قيل وقال، ويك)ره لكم. ولا تفر?قوا،>وأن) تعتصموا بحبل ال جميعا
وإضاعة الال
“Sesungguhnya Allah meridhai tiga hal dan membenci tiga hal atas kalian. Dia ridha jika (1)
kalian beribadah kepada-Nya dan tidak mempersekutukan-Nya dengan suatu apa pun, (2)
kalian semua berpegang teguh dengan tali Allah dan tidak berpecah belah, (3) menasihati
pemerintah kalian. Dan Allah membenci (1) perbincagan yang tidak ada gunanya, (2)
banyak bertanya (tentang suatu yang tidak berfaidah) , serta (3) membuang-buang harta.”
(HR. Muslim dan Ahmad dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu)
Ayat dan hadis di atas menjelaskan pada kita apa yang seharusnya dijadikan sebagai landasan
persatuan kaum muslimin, yakni tali Allah.
Menilik keterangan yang disampaikan para ulama Islam, bisa disimpulkan bahwa tali Allah
yang dimaksud adalah: ajaran Islam yang bersumber dari Alquran dan hadis Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam dengan pemahaman para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Persatuan antar kaum muslimin tidak akan pernah tercapai selama mereka belum kembali
kepada ajaran agamanya yang benar. Dalam akidah, ibadah, akhlak, dan seluruh sisi
kehidupan mereka.
Konsekuensinya, manakala ada ideologi, keyakinan, atau perilaku kaum muslimin yang tidak
sejalan dengan ajaran Islam, maka penyimpangan tersebut harus diluruskan. Walaupun telah
mengakar, mengurat, dan membudaya ratusan tahun.
Di sinilah egoisme individu, golongan kelompok, organisasi, partai, suku, atau apapun juga
harus dikesampingkan dan dikalahkan.
Para ulama, ustadz, kyai, mubaligh, dan da’i, dalam tugas pelurusan ini memegang peranan
yang amat besar dan signifikan. Mereka adalah salah satu pihak yang paling bertanggung
jawab untuk mengemban amanah mulia tersebut.
Maka andaikan mereka berusaha menjalankan tugas berat tersebut sebaik-baiknya; dengan
mengajak umat kembali kepada jalan lurus Nabi mereka shallallahu ‘alaihi wa sallam dan
membenahi aqidah atau tata cara ibadah mereka yang belum benar, dengan cara yang hikmah
dan tutur kata yang santun, janganlah mereka dituduh sebagai biang perpecahan dan
perselisihan. Sebab sejatinya mereka para pahlawan pembela persatuan.
tذاب0
0م ع0
0نات وأولئك لهQهم ال)بيWذين تفر?قوا واختلفوا من بعد ماجآء+ول تكونوا كال
tعظيم
“Dan janganlah kalian menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah
datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat
siksa yang berat.” (QS. Ali-Imran: 105)
فاستغفروه إنه هو، وأستغفر ال ل ولكم ولميع السلمي والسلمات،أقول قول هذا
الغفور الرحيم
KHUTBAH KEDUA
بل00اع س00مستقيم ونهانا عن اتب0) أمرنا باتباع صراطه ال،مين0ال)حمد لله رب ال)عال
،ملك ال)بر الرحيم0) وحده ل شريك له ال2 وأشهد أن) ل إله إل ال،جحيم0)أصحاب ال
عليكم بسنتي وسنة ال)خلفاء:مبين وقال0)ا عبده ورسوله بلغ ا)لبلغ الuوأشهد أن محمد
لمين00 عليه وعلى آله وأصحابه الذين تلقوا عنه الدين وبلغوه لل)مس2الراشدين صلى ال
: أما بعد،اuا كثيرu إلى يوم الدين وسلم تسليمMومن تبعهم بإحسان
Jamaah Jumat rahimakumullah...
Itulah fondasi persatuan umat Islam yang direkomendasikan di dalam panduan hidup kita;
Alquran dan sunah.
Adapun upaya untuk mewujudkan persatuan umat tanpa fondasi tersebut, maka bagaikan
menegakkan benang basah. Tidak pernah akan mengantarkan kepada cita-cita mulia itu.
Kebersamaan yang tampak secara lahiriah, hanya merupakan fatamorgana belaka. Jangan
sampai kita membuat model persatuan semu seperti persatuan orang Yahudi dan kaum
munafiqin, yang Allah sitir dalam firman-Nya,
وعلى آله وأصحابه أجمعين وارض اللهمMاللهم صل وسلم على عبدك ورسولك محمد
ابعين00 وعمر وعث)مان وعلي وعن جميع الصحابة والتOخلفاء الراشدين أبي بك)ر0)عن ال
إل يوم الدينMهم بإحسان0ل
وانصر، الدينW ودمر أعداء.مشركين0)مسلمين وأذل الشرك وال0)اللهم أعز ا)لسلم وال
.Mمسلمين ف كل مكان0) اللهم أصلح أحوال ال.موحدين0)عبادك ال
م0
0اء منه0
0حيWمؤمنات ا)ل0
00)مؤمنين وال0
00)مسلمات وال0)اللهم اغ)فر لل)مسلمين وال
ربنا آتنا في الدنيا حسنة> وفي ال)آخرة حسنة> وقنا، مجيب الدعواتt إنه سميع،مواتWوا)ل
.عذاب النار
ولذك)ر،جليل يذ)كركم واشكروه على نعمه يزدكم0) ال)عظيم الWعباد ال … اذ)كروا ال
. يعلم ما تصنعون2 وال،ال أك)بر
www.pengusahamuslim.com
Yufid Network: