َََللاَ لَ َع َّل ُك ْمَ ت ُ ْر َح ُمون ْ َ ِإنَّ َما ْال ُمؤْ مِ نُونََ ِإ ْخ َوَة فَأ
َ َّ ص ِل ُحوا َبيْنََ أَخ ََو ْي ُك َْم َۚ َواتَّقُوا
yang artinya “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu merupakan saudara kandung”,
“Maka ciptakan-lah perdamaian dan kedamaian antara sesama saudara kandungmu itu.”,
“dan bertakwalah kepada Allah agar kamu dilimpahi rahmat oleh Allah”.
“kekompakan kaum mukminin karena saling mencurahkan kasih sayang dan simpati antar
mereka, maka tampaklah mereka seakan-akan satu tubuh. Apabila salah satu anggota-nya
mengeluh, maka seluruh anggota lainnya merasa demam tak bisa tidur.”
Hadis yang lain juga disampaikan pada sabda Rasulullah SAW lain yang memiliki arti
sebagai berikut :
“golongan mukmin (beriman) bagaikan satu orang. Apabila sakit mata, maka semuanya
merasa sakit. Apabila sakit kepala, maka seluruhnya badannya ikut serta.”
Kemudian, karena begitu eratnya hubungan persaudaraan antar sesama muslim, maka
Rasulullah juga menyertainya dengan pernyataan sumpah sebagai berikut :
“Demi Allah yang menguasai diriku, tidaklah beriman orang yang tidak menginginkan
untuk saudaranya sesama muslim apa yang ia inginkan untuk dirinya sendiri dan
menghalaukan dari padanya apa yang tidak di inginkan untuk dirinya.”
Dalam hal ini, keimanan kita mewajibkan kita untuk selalu menyayangi dan mencintai antar
sesama umat.
Belum lah beriman suatu kaum, meskipun menjalankan shalat lima waktu, mengeluarkan
zakat setiap tahun, serta menunaikan ibadah haji kalau tidak melakukan pergaulan hidup
antar sesama umat agama Islam. Dalam pergaulan tersebut juga terdapat beberapa syarat
yang harus orang beriman lakukan kepada sesamanya.
“Sesungguhnya kaum mukmin merupakan saudara kandung. Ikhwah, bukan hanya ikhwan.
Dan Rasulullah pun menambahi dalam hadisnya yang memiliki arti sebagai berikut :
“antara seorang muslim dengan sesamanya terjalin ukhuwah persaudaraan. Maka itu
seorang muslim tak kan menzhalimi, menganiaya, memakan hartanya, tak kan
membiarkannya menderita dan merana, tak kan pula meremehkan atau menghinanya.
“dan barang siapa yang memenuhi kebutuhan saudaranya, maka akan dipenuhi Allah
kebutuhannya, barang siapa menolong seorang muslim dari kesulitannya, maka akan di
tolong Allah dari kesulitan hari kiamat, barang siapa menutupi kelemahan/kesalahan orang
muslim, maka kelemahan/kesalahan dirinya ditutupi Allah di hari kiamat”
Terkadang, mudah bagi kita untuk mencurahkan berbagai perhatian serta kasih sayang
kepada sesama apabila berada di lingkungan yang sama. Namun, ketika terjadi suatu
permasalahan baik dari segi bencana alam maupun yang lain sebagainya, yang tidak
terletak di wilayah kita, maka akan mengalami kesulitan.
Dalam hal ini, sifat kesetiakawanan tidak seperti itu. Dimanapun berada, kapanpun sesama
umat muslim membutuhkan bantuan, lakukanlah bantuan itu. Karena hal tersebut termasuk
salah satu kewajiban yang harus diberikan oleh sesama muslim. Dalam hal ini sebagai
salah satu upaya untuk mengurangi beban bencana alam tersebut.
Setiap melakukan kewajiban kepada sesama muslim tanpa pamrih, maka akan diberi
tempat terbaik di sisi Allah SWT. Karena Allah sangat menyukai orang yang berjasa
terhadap sesama serta bermanfaat. Sehingga akan semakin memiliki arti kehidupan yang
sangat luas dan berguna bagi sesama umat Islam yang membutuhkan bantuan.
Suatu ketika pada saat Rasulullah berdakwah, seorang sahabat bertanya, “Wahai
Rasulullah, siapakah orang yang paling dicinta sayangi Allah?” kemudian Rasulullah
menjawab “adalah orang yang paling banyak daya gunanya bagi umat manusia”.
Dayaguna antar sesama manusia diperinci oleh Allah dalam Al-Qur’an yang artinya :
“adapun amal perbuatan yang paling disenangi Allah ialah, menyenangkan hati orang
Islam. Antara lain; menghilang kan penderitaan dan kesulitannya, mengambil alih beban
hutang-hutang yang tak dapat dilunasi karena tak mampu, menyelamat-kannya dari
kelaparan”.
“sebaik-baik teman disisi Allah adalah yang terbaik terhadap temannya, dan sebaik-baik
tetangga di sisi Allah adalah yang terbaik untuk tetangganya”.
Setiap bantuan yang kita berikan kepada sesama, maka akan diberi imbalan yang besar
dari Allah yang Maha Kaya lagi Maha Pemurah. Rasulullah SAW mengatakan :
“pengulur tangan untuk janda dan fakir miskin serupa dengan jihad di jalan Allah, atau
puasa tiap hari dan tahajud tiap malam”
Dalam hidup di dunia ini, kita diberi amanat pada setiap hal yang kita peroleh. Segala
sesuatu yang diberikan kepada kita merupakan sebuah amanat yang harus di manfaatkan
untuk kepentingan orang lain atau secara umum.
Ketika memiliki banyak harta, harta tersebut merupakan salah satu cobaan bagi seseorang,
karena harta tersebut harus diperlakukan dengan sebaik mungkin. Dalam hal ini dapat
bermanfaat bagi orang banyak serta dapat membantu semua orang untuk meringankan
bebannya. Rasulullah pernah bersabda :
Setiap kemudahan yang orang lain berikan kepada orang lainnya, maka akan mendapat
kemudahan dari siksaan Allah. Hal ini dapat dilihat dari berbagai macam profesi, aktivitas,
maupun hal lain yang berhubungan dengan memudahkan urusan orang lain.
Setiap pejabat yang memudahkan urusan sesamanya, maka aman dari siksaan Allah, setiap
guru yang memudahkan urusan muridnya maka aman dari siksaan Allah, serta bagi orang
kaya yang memudahkan urusan dari sesamanya, maka juga aman dari siksaan Allah.
Meskipun orang-orang tersebut tidak meminta, namun tetap aman dari siksaan Allah.
Kita telah dilimpahi karunia dan rahmat oleh Allah dengan berbagai jenis macam, seperti
ilmu pengetahuan, kekuasaan, kekayaan, pengaruh, dan lain sebagainya. Maka alangkah
baiknya semua karunia tersebut di manfaatkan sebagaimana mestinya untuk memudahkan
semua urusan orang lain.
Semoga kita semua selalu diberikan akhlak yang terpuji dan amal yang baik. Sehingga
akan selalu memberikan pahala yang mengalir bagi diri kita untuk terhindar dari siksa api
neraka. Dalam hal ini, bersyukur lah kita karena telah mendapat taufik dan hidayah
sehingga dapat mengimani dan menjalankan kewajiban agama Islam.
“Bertakwalah kamu kepada Allah dengan kerja sama melakukan segala kebajikan. Dan
jangan ceroboh melakukan kesalahan pelanggaran. Sungguh amat berat siksaan Allah itu.
KHUTBAH KEDUA
Alhamdulillahiladzi arsala rosulahu bilhuda wa dinilhaq, liyudhirohu ‘aladdinikullihi
walaukarihal musrikun.
Asyahdualla ilahailalloh waasyhaduanna muhammadan’abduhu warosulahu
Allohuma solli’ala muhammadin wa’ala alihi waashabihi ajma’in.
Ya ayyuhaladzi naamanu, taqullooha haqqa tuqaatih, walaa tamuutunna illa waantum
muslimuun.
“apakah kamu ingin kuberitahukan tentang orang yang baik di antaramu dan yang jahat?”
Pertanyaan Rasulullah tersebut diulang hingga tiga kali. Jawaban para sahabat juga tidak
berubah. Kemudian Rasulullah menjelaskan :
“orang yang baik itu adalah yang dapat diharapkan kebajikannya dan aman dari
gangguannya. Sedangkan yang jahat adalah yang tak dapat diharapkan kebaikannya,
malah kejahatannyalah yang sering terjadi.”
Karenanya, marilah berdoa kepada Allah SWT agar kita senantiasa dijadikan orang yang
berperiaku baik, senang membantu, dan memudahkan urusan antar sesama umat Islam.
Sehingga menjadikan kita orang yang bermanfaat antar sesama.
Semoga kita dijadikan orang yang selalu memberikan cinta dan kasih sayang kepada
sesama, kekuatan dan dorongan untuk selalu melakukan amalan shalih, sehingga dapat
bermanfaat bagi diri, nusa dan bangsa.
Semoga Allah SWT mengampuni dosa-dosa yang telah kita perbuat baik disengaja maupun
tidak, baik yang masih hidup maupun yang akan mendahului kita menuju ke alam baqa.
(Doa sbb:)
Allaahumma sholli ‘alaa Muhammadin, wa ‘alaa aalihii waash haabiihii ajmaiin
Alhamdulillahirobbil’alamin
Allohummaghfir, lilmukminiina walmukminaat, walmuslimiina walmuslimaat,
alakhyaaiminhum walamwaat, innaka samii’un qoriibummujibudda’awaat.
Robbana dzolamna anfusana, wailamtaghfirlana watarkhamna lanakunanna minalkhosiriin.
Robbana atina fidunya khasanah wafil akhiroti khasanah waqina adzabannar.
Walhamdulillahirobbil’alamin.
Ibaadalloh, innalloha ya’muru bil’adli wal ihsaani waiitaaidzil qurbaa, wayanha ‘anilfahsyaaii
walmunkar, walbaghyi yaidzukum la’allakum tadzakkaruun