Anda di halaman 1dari 5

JADILAH PRIBADI YANG BERMANFAAT

Dr. Oki Setiana Dewi, M. Pd

Kata Rasullulah SAW dalam Hadit’s Riwayat Muslim “Mukmin yang lebih kuat, lebih baik dan
lebih dicintai oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala daripada mukmin yang lemah.” “bersemangatlah atas hal-
hal yang bermanfaat bagimu dan mintalah tolong kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan janganlah
engkau lemah, jika engkau tertimpa sebuah musibah maka janganlah engkau mengatakan ‘seandainya aku
lakukan begini, seandainya aku lakukan begitu’ maka katakanlah ‘ini sudah menjadi takdir Allah
Subhanahu Wa Ta’ala, apa yang telah Allah kehendaki pasti terjadi’” karena dalam setiap perkataan
‘seandainya’ itu membuka pintu syaiton. Mukmin yang lebih kuat adalah mukmin yang lebih kuat
imannya daripada mukmin yang lemah imannya. Orang yang kuat imannya adalah yang melaksanakan
kewajiban yang Allah perintahkan dan menyempurnakannya dengan yang sunnah. Rasullulah ingatkan
dalam hadit’s bahwa mukmin kuat dan lemah juga ada keutamannya, bahwa mukmin yang lemah juga
punya keimanan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Kata Rasullulah SAW kita harus bersemangat
terhadap hal-hal yang membawa kebermanfaatan, dalam kehidupan ada 3 jenis kegiatan yaitu perbuatan
yang mendatangkan manfaat dunia akhirat. Kemudian menimbulkan bahaya dunia akhirat maka jangan
dilakukan, seorang mukmin itu cerdas dan dia akan berpikir sebelum berkata dan berbuat sesuatu, karena
berbuat dosa adalah dzolim kepada diri sendiri. selanjutnya perbuatan yang tidak mendatangkan manfaat
namun tidak menimbulkan bahaya. Namun yang afdhol bagi orang mukmin adalah setiap aktifitasnya,
apa yang keluar dari mulutnya penuh dengan manfaat. Jangan menyia-nyiakan waktu untuk hal-hal yang
tidak bermanfaat apalagi membahayakan dunia akhirat.

Salah satu contoh menebar kebaikan ada di (Qs. Al-Baqarah : ) Allah berfirman “Jangan lupakan untuk
saling memberi kemudahan diantara kalian.” Misalnya memudahkan orang lain dalam hal apapun,
meminjamkan uang, memindahkan batu kerikil dijalan, dll. Ketika kita memudahkan urusan orang lain
maka Allah akan mudahkan urusan kita. Rasullulah ingatkan “bersemangatlah kamu untuk melakukan hal
yang bermanfaat bagimu (agama & dunia)” namun kalau bertabrakan maka dahulukan kebaikan agama.
Kata Rasullulah SAW dalam Hadit’s Riwayat Tirmidzi “barangsiapa yang niatnya adalah untuk
menggapai akhirat maka Allah akan memberikan kecukupan dalam hatinya, dia akan menyatukan
keinginannya yang tercerai berai, dunia pun dia akan peroleh dan tunduk kepadanya.” Rasul juga
ingatkan “barangsiapa yang niatnya hanya menggapai dunia maka Allah akan menjadikannya tidak
pernah cukup, Allah akan mencerai-beraikan keinginannya, dunia pun tidak dia peroleh kecuali yang dia
tetapkan baginya.”

Contohnya bekerja untuk kaya dan punya uang banyak, bukan untuk bersedekah, membuat pesantren,
menolong orang lain, dan niat akhirat maka itu termasuk untuk dunia. Maka dahulukan maslahat agama
kemudian dunia akan menuju kepada kita, niatkan apa yang kita lakukan untuk masalah akhirat. Kalau
ada 2 hal yang bertabrakan maka pilihlah yang manfaatnya lebih (lihat mana yang bisa memberikan
manfaat lebih). Misalnya ingin sedekah untuk orang diluar sana, namun anggota keluarga sedang fakir
miskin sulit makan maka dahulukan keluarga. Dahulukan mana yang memiliki manfaat lebih (ada skala
prioritas). Ada kaidah : jika bertentangan 2 hal yang sama-sama bermanfaat, maka kita dahulukan yang
memiliki nilai lebih. Namun sebaliknya apabila seseorang terpaksa melakukan hal yang terlarang dalam 1
waktu maka ada 2 pilihan (terlarang & terlarang) maka pilih diantara 2 tersebut yang larangannya lebih
ringan. Sbelum melakukan amal shalih berdoa dulu supaya Allah bantu kita melakukan sesuatu dan amal
shalih itu, misalnya sedekah, volunteering, dll. Terkadang kita bangga dengan kebaikan, kehebatan diri
kita dan membuat kita jumawa dan takjub dengan diri kita sendiri. kita tidak boleh seperti itu maka
teruslah bermohon kepada Allah agar kita tidak bersikap sombong. “hendaklah seorang dari kalian
meminta seluruh hajatnya kepada Rabbnya walaupun itu adalah meminta dalam hal tali yang terputus.”

Dalam melakukan kebermanfaatan kepada diri sendiri atau orang lain maka lakukanlah sampai usai, harus
continue (jangan bosan, jenuh, menunda-nunda atau terlalai begitu saja). Bisa dengan volunteer, sedekah,
tenaga, mengajari ilmu, dll. Rasullulah SAW ingatkan jangan kau lemah karna kalau Allah telah
memberikan kekuatan untuk kita beramal shalih maka kerjakan sampai selesai (totalitas) jangan setengah-
setengah dan menunda-nunda. Kalau kita bertekad melakukan sebuah kebaikan maka meminta tolong
kepada Allah karna syetan akan akan cepat sekali membuat kita berhenti dalam melakukan kebaikan itu.

Memberi manfaat untuk diri sendiri atau orang lain dahulu? Ada faedah yang dikatakan oleh Imam As-
Suyuti “Amalan yang manfaatnya untuk orang banyak itu lebih utama dibandingkan yang manfaatnya
untuk segelintir saja.” Imam Syafi’I Rahimahullah berkata “menuntut ilmu itu lebih utama daripada
sholat-sholat sunnah” karena kebermanfaatannya lebih besar, walaupun tidak semua amalan untuk orang
banyak itu lebih afdhol namun ada juga amalan-amalan yang sifatnya individu lebih utama. Rasullulah
SAW ingatkan dalam Hadit’s Riwayat Bukhari Muslim “Ketika ada yang bertanya ‘Ya Rasul manakah
amalan yang paling afdhol?’ Rasul bilang ‘Iman kepada Allah, jihad dijalan Allah, berangkat haji’”.
Kemudian Rasullulah SAW ingatkan lagi dalam HR Ibn Majjah “Ketahuilah sebaik-baik amalan kalian
adalah sholat, tidaklah yang menjaga wudhu kecuali orang-orang mukmin.” Maksudnya adalah : sebaik-
baik ketaatan itu tergantung pada waktunya masing-masing. Bukan berate amalan yang memiliki manfaat
bagi banyak orang itu lebih baik. (tergantung waktu masing-masing) kata Ibn Qayyim Rahimahullah
“Ibadah yang paling afdhol, ibadah yang paling baik, kebaikan yang paling baik adalah amalan-amalan
yang dilakukan sesuai ridho Allah dalam setiap waktu dengan memandan waktu dan tufasnya masing-
masing”.
Contohnya ibadah yang paling baik pada waktu jihad adalah jihad. Kemudian ketika tamu sedang hadir
maka kita lebih afdhol melayani tamu. Selanjutnya ketika sahur dan adzan berkumandang maka lebih
afdhol untuk menjawab adzan daripada melakukan rutinitas lainnya.

(Qs.Yasiin : 12) mengingatkan kita untuk melakukan amalan-amalan yang bisa meninggalkan jejak bagi
orang lain. Allah ingatkan “Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang yang mati dan Kami
menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan, dan segala sesuatu
Kami kumpulkan dalam Lauhul Mahfudz.” Amalan muta’ati adalah amalan yang manfaatnya untuk orang
lain. Sedangkan amalan kasir adalah amalan yang untuk diri sendiri saja. Tergantung waktunya walaupun
ada diantara pesan Rasullulah dimana baiknya kita melakukan amalan-amalan yang banyak meninggalkan
jejak untuk orang lain. Yang berdampak pada orang banyak, sedekah, volunteer, dll. Kata Rasullulah
SAW dalam Hadit’s Riwayat Abu Daud dan Ibn Majjah “Sesungguhnya keutamaan orang yang berilmu
dibanding ahli ibadah adalah seperti perbandingan bulan dimalam badar dari bintang-bintang lainnya.”
Artinya, orang yang berilmu dibandingkan dengan orang yang beribadah adalah orang berilmu terus
belajar untuk bisa memberi manfaat lebih banyak pada orang lain dengan benar maka itu lebih utama
dibandingkan setiap hari beribadah untuk dirinya sendiri saja.

Ada Hadit’s yang mengatakan “Sebaik-baik orang adalah orang yang belajar dan mengajarkan Al-
Qur’an.” Kata Rasullulah SAW dalam Hadit’s Bukhari Muslim “Demi Allah sungguh 1 orang saja diberi
petunjuk oleh Allah melalui perantara mu maka itu lebih baik daripada unta merah.” Makna : kita
diinginkan oleh Allah dan Rasulnya untuk menjadi orang yang menebar manfaat. Dalam HR Muslim
disebutkan “barangsiapa yang memberi petunjuk kepada kebaikan (baiknya bukan untuk diri sendiri,
bukan disembunyikan) lewat lisan atau cara berpakaian, tulisan dan sebagainya, dll maka dia akan
mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengikuti ajakannya tanpa mengurangi pahala mereka
sedikitpun juga.” Salah seorang ulama pernah mengatakan “pelaku ibadah katsiroh (ibadah yang hanya
untuk dirinya sendiri) jika dia meninggal dunia amalannya terputus, adapun pelaku ibadah muta’ati
(memberi manfaat kepada orang lain) maka walaupun dia meninggal dunia amalannya tidak terputus.”

(Qs. Al- Asr : 1-3) menjadi tanda bagi kita untuk ibadah katsir maupun muta’ati. Allah berfirman “Demi
masa, sesungguhnya manusia berada dalam kerugian kecuali orang yang beriman dan beramal shalih,
saling mengingatkan dalam kebaikan dan saling mengingatkan dalam kesabaran.” 2 amalan (beriman dan
beramal shalih) untuk menyempurnakan diri sendiri, dan 2 amalan (menasehati dalam kebenaran dan
kesabaran) untuk menyempurnakan orang lain. = Maka kita akan selamat dari kerugian. Kata Rasullulah
SAW dalam Hadit’s Riwayat Tabrani “Seorang mukmin itu adalah orang yang bisa menerima dan bisa
diterima oleh orang lain dan tidak ada kebaikan bagi orang yang tidak bisa menerima dan tidak bisa
diterima oleh orang lain dan sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya.” Dalam
HR Tabrani disebutkan “Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah mereka yang paling banyak
memberikan manfaat kepada manusia, adapun amalan-amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah
yang membuat muslim lainnya bahagia.” (menenangkan kesusahan orang lain, membayarkan hutang
orang lain, menghilangkan rasa laparnya.” Kata Rasullulah SAW “Sungguh aku berjalan bersama
saudaraku yang muslim untuk sebuah keperluan lebih aku cintai daripada ber I’tikaf di masjid ini (Majis
Nabawi) selama 1bulan.” Rasullulah SAW ingatkan dalam HR Muslim, Rasullulah pernah memasuki
sebuah kebun milik Ummu Ma’bad kemudian Rasullulah bertanya “Wahai Ummu Ma’bad siapakah yang
menanam kurma-kurma ini? Seorang muslim atau seorang non muslim?” lalu Ummu Ma’bad mengatakan
“Seorang muslim” kemudian Rasullulah SAW bersabda “Tidaklah seorang muslim menanam tanaman
lalu dimakan oleh manusia, dimakan oleh hewan, dimakan oleh burung kecuali hal itu merupakan
shodaqoh untuknya sampai hari kiamat.” Dalam HR Muslim disebutkan “tidaklah seorang muslim
menanam tanaman melainkan apa yang dimakan dari tanaman tersebut akan menjadi sedekah untuknya.”
Termasuk apa yang dicuri dari tanaman tersebut, apa yang dimakan oleh binatang-binatang dari tanaman
tersebut, apa yang dimakan oleh burung, semuanya adalah sedekah.

(Qs. Yusuf : 55) ada cerita Nabi Yusuf, beliau mengatakan “Jadikanlah aku seorang bendaharawan Mesir,
sesungguhnya aku orang yang pandai menjaga dan berpengetahuan.” Kemudian ada contoh dari Nabi
Musa as, ketika itu Nabi Musa sedang berada di kota Madya dan beliau lihat ada 2 orang perempuan yang
kesulitan mengambil air karena banyak lelaki dan perempuan tersebut tidak mau ikhtilat (campur baur)
dan beliau bantu untuk mengambil air. (Qs.Al-Qososh : 23-24) kata Nabi Musa “Dan tatkala Musa
sampai di sumber air madya, ia menjumpai disana sekumpulan orang yang hendak meminumkan
ternaknya lalu ia jumpai dibelakang orang banyak itu ada 2 orang yang sedang menunggu kemudian Nabi
Musa as bertanya ‘apa yang kalian lakukan’ maka 2 orang perempuan itu mengatakan ‘aku tidak dapat
meminumkan untuk hewan ternak kami sebelum pengembala-pengembala itu memulangkan ternaknya
karena kami tidak mau bercampur baur dengan para lelaki dan bapak kami adalah orang yang sudah tua
jadi kami membantu’ maka Nabi Musa membantu 2 perempuan tersebut, dan setelah membantu Nabi
Musa mengatakan kepada Allah “Ya Rabbku, sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan
engkau turunkan kepadaku.”

Kemudian tatkala Rasullulah SAW selesai mendapatkan wahyu pertama, dalam keadaan ketakutan dan
diselimuti pada sat itu oleh Siti Khadijah dan Siti Khadijah pun mengatakan “Demi Allah, Allah tidak
akan pernah menghinakanmu, engkau adalah orang yang menyambung tali silaturahm, engkau orang
yang jujur ucapannya, engkau orang yang memikul kesulitan orang lain, engkau orang yang selalu
membantu fakir miskin, engkau yang memuliakan tamu, engkau selalu menjadi orang yang menolong
orang-orang yang berhak untuk ditolong.” Dalam HR Bukhari. (Qs. Al-Isra : 7) Allah berfirman “kalau
kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik untuk diri kalian sendiri.” dalam HR Bukhari,
Rasullulah SAW ingatkan “Barangsiapa yang bersedia membantu keperluan saudaranya maka Allah
senantiasa membantu keperluannya.”

Anda mungkin juga menyukai