Anda di halaman 1dari 5

Assalamu'alaikum warahmatullahi wa barakatuh

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillahi rabbil 'aalamiin. Sholaatan wa salaaman 'alaa rasuulinal


kariim

Segenap dewan Juri yang saya hormati

Segenap asatidzah dan teman-teman yang sangat saya cintai

Salam kenal semuanya.... saya Aisyah dari TPQ Al-Fatih Gawok. Izinkan
saya menyampaikan satu pesan untuk kita amalkan bersama.

Hadirin sekalian....

Di dalam hidup ini, kita tak perlu berupaya untuk menjadi seseorang yang
disegani, apalagi ditakuti. Tetapi jadilah seseorang yang berguna bagi
siapa pun di sekeliling diri kita. Kita wujudkan jiwa kepemimpinan dalam
diri kita, agar diri kita bisa menjadi seseorang yang menginspirasi orang
lain.

Mengapa Harus Menjadi Pribadi Yang Bermanfaat?

Menarik sekali, banyak tulisan yang membahas pentingnya menjadi


pribadi yang bermanfaat. Mengapa banyak orang yang tertarik tentang
bahasan ini, sebab ini salah satu perintah Rasulullah saw kepada umatnya.
Sabda beliau:

ِ ‫ﺧ َ ﻴ ْ ﺮ ُ ا ﻟ ﻨﺎ س ِ أ َ ﻧ ﻔ َﻌ ُ ﻬ ُ ﻢ ﻟ ِﻠ ﻨ ّ َ ﺎ س‬

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.”


(Hadits Riwayat ath-Thabrani)

Menjadi pribadi yang bermanfaat adalah salah satu karakter yang harus
dimiliki oleh seorang Muslim. Seorang Muslim lebih diperintahkan untuk
memberikan manfaat bagi orang lain, bukan hanya mencari manfaat dari
orang atau memanfaatkan orang lain. Ini adalah bagian dari implementasi
konsep Islam yang penuh cinta, yaitu memberi.
Selain itu, manfaat kita memberikan manfaatkan kepada orang lain,
semuanya akan kembali untuk kebaikan diri kita sendiri. Sebagaimana
firman Allah:

“Jika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik bagi diri
kalian sendiri ...” (QS al-Isrâ/ 17: 7), dan sabda Rasulullah saw yang
artinya :

“... dan barangsiapa (yang bersedia) membantu keperluan saudaranya,


maka Allah (akan senantiasa) membantu keperluannya.” (Hadits Riwayat
Bukhari, Shahîh al-Bukhâriy dan Muslim

Rasulullah SAW bersabda, yang artinya ;

“Barangsiapa membebaskan seorang mukmin dari suatu kesulitan dunia,


maka Allah akan membebaskannya dari suatu kesulitan pada hari kiamat.
Barangsiapa memberi kemudahan kepada orang yang berada dalam
kesulitan, maka Allah akan memberikan kemudahan di dunia dan akhirat.”
(Hadits Riwayat Muslim.)

Setelah mengetahui manfaat “menjadi pribadi yang bermanfaat”,


pertanyaannya adalah: “bagaimana caranya agar kita menjadi pribadi
yang bermanfaat?”

Allah berfirman yang artinya :ٌ

“Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena


sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu
yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Yûsuf : 53)

Banyak cara bisa dilakukan agar menjadi orang yang bermanfaat bagi
masyarakat. Bisa dengan menolong dalam bentuk tenaga, memberikan
bantuan dalam bentuk materi, memberi pinjaman, memberikan taushiyah
keagamaan, meringankan beban penderitaan, membayarkan utang,
memberi makan, hingga menyisihkan waktu untuk menunggu tetangga
yang sakit.
Lima Langkah-langkah Menjadi Pribadi Yang Bermanfaat

Banyak cara untuk menjadi orang yang bermanfaat. Tetapi kali ini penulis
sajikan lima langkah (praktis) untuk menjadi orang yang bermanfaat.

Langkah Pertama: Menjadi Pribadi Yang Bermanfaat Adalah Kemauan

Kuncinya adalah kemauan. Kemauan kita akan dapat memberikan


manfaat kepada orang lain. (1) Jika kita memunyai harta, kita bisa
memberikan manfaat kepada orang lain dengan harta. (2) Jika kita
memunyai ilmu, kita bisa memberikan manfaat ilmu kepada orang lain. (3)
Jika kita memunyai tenaga, kita bisa memberikan manfaat dari tenaga
kita kepada orang lain.

Langkah Kedua: Take Action Now (Lakukan Sekarang)

Apa yang bisa Anda ‘lakukan sekarang’ untuk memberikan manfaat


kepada orang lain? Anda bisa berbagi (melakukan sharing) artikel ini
melalui facebook atau twitter Anda, misalnya. Ini jauh lebih memberikan
manfaat kepada teman-teman Anda daripada Anda sibuk mengupdate
status yang tidak penting, bahkan hanya berisi keluhan dan caci maki.

Lihatlah sekitar Anda, adakah yang bisa Anda bantu. Adakah yang bisa
Anda lakukan untuk memerbaiki lingkungan, rumah, atau kantor Anda?
Akan banyak yang bisa Anda lakukan untuk memberikan manfaat kepada
orang lain.

Langkah Ketiga: Biasakanlah Untuk Memberikan Manfaat. Dan Jadikan


Hal Itu (Kegiatan Untuk Memberikan Manfaat) Menjadi Gaya Hidup Anda

Jika memberikan manfaat kepada orang sudah menjadi kebiasaan Anda,


maka Anda sudah mulai menjadi pribadi yang bermanfaat. Pada langkah
kedua, Anda baru disebutkan melakukan kebaikan (belum menjadi
akhlaq), namun jika sudah menjadi kebiasaan dan menjadi gaya hidup
Anda, maka Anda sudah mulai menjadi pribadi yang bermanfaat.

Langkah Keempat: Tingkatkan Manfaat Diri Anda


Harus ditingkatkan? Tentu saja! Sebab menurut hadits di atas tidak hanya
mengatakan menjadi pribadi yang bermanfaat, tetapi ada kata ‘superlatif’,
yaitu paling. Artinya Anda ditantang untuk menjadi juara dalam kebaikan.
Anda harus menjadi yang paling memberikan manfaat kepada orang lain.
Bukan sekadar memberikan manfaat.

Bagaimana cara meningkatkan manfaat diri Anda? Ya, Anda harus


meningkatkan kuantitas dan kualitas kebaikan Anda. Kuantitas bisa
dilihat dari frekuensi dan besarnya apa yang Anda berikan kepada orang
lain. Sementara kualitas manfaat ditingkatkan dengan cara meningkatkan
kualitas diri Anda, yaitu dengan meningkatkan keterampilan dan
kemampuan Anda, sehingga apa yang Anda berikan semakin bermanfaat.

Langkah Kelima: Raihlah Manfaatnya Untuk Anda Juga

Jangan sampai ‘Anda’ memberikan manfaat kepada banyak orang, tetapi


(lupa) ‘tidak’ memberikan manfaat untuk diri Anda sendiri. Jangan salah
faham! Saya sama sekali tidak mengatakan agar kita berharap dari orang
yang kita berikan manfaat. Bukan itu! Namun, yang saya maksud adalah:
kita harus menghindari dari semua penghapus pahala amal itu, yaitu:
“ketidak ikhlasan atau riyâ’.”

Jadi, agar kita benar-benar mendapatkan dari manfaat yang kita berikan
kepada orang lain, kita harus ikhlas. Ikhlas adalah kunci diterimanya amal.
Dan hanya amal yang diterima Allah SWT yang akan memberikan manfaat
kepada kita dunia dan akhirat.

Niatkan, bahwa apa yang kita lakukan hanya karena Allah, bukan karena
ingin disebut pribadi yang bermanfaat (pujian). Penyakit riyâ’ sungguh
tidak terlihat, sangat samar, sehingga kita harus hati-hati.

Jangan khawatir teman-teman ! Sekecil apa pun amal saleh kita, Allah
akan membalasnya dengan pahala yang sepadan dengannya.
Sebagaimana firmanNya:

ُ ‫ﻓ َ ﻤ َ ﻦ ﻳ َ ﻌ ْﻤ َ ﻞ ْ ﻣ ِ ﺜ ْ ﻘ َ ا ل َ ذ َ ر ّ َة ٍ ﺧ َ ﻴ ْ ﺮ ً ا ﻳ َ ﺮ َ ه‬
“Maka barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sebesar dzarrah-pun, ia
akan mendapatkan balasannya .” (QS al-Zalzalah/99: 7)

Itulah kelima langkah menjadi pribadi yang bermanfaat, bahkan ‘paling


bermanfaat’.

Selanjutnya, yang kita perlukan adalah ‘kemauan dan keberanian untuk


memulainya’, sekarang juga.

Ibda’ bi nafsik!

Billaahit taufiq wal hidayah

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wa barakatuh

Anda mungkin juga menyukai