Anda di halaman 1dari 2

Semangat Beramal Soleh

Bagi orang beriman, hidup di dunia adalah suatu kesempatan yang Allah berikan agar
dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk beramal soleh (berbuat baik). Sebab apa yang
dilakukan selama hidup di dunia, itulah yang akan menentukan hidupnya kelak di
akherat. Allah sudah sangat jelas menyatakan di dalam Al-Quran, bahwa kehidupan
dijadikan oleh Allah SWT. agar manusia meraih prestasi sebaik-baiknya dengan amal
saleh.

Firman Allah: “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di
antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”
(QS. Al-Mulk: 2)

Manusia dipersilahkan oleh Allah SWT. untuk menikmati kesenangan-kesenangan di


dunia, selama itu tidak bertentangan dengan syariat dan tidak berlebih-lebihan dalam
memperolehnya. Tetapi manusia, harus sadar bahwa kehidupannya ddunia bersifat
sementara dan akan ditinggalkannya. Kelak manusia akan menghadapi kehidupan
yang sangat panjang dan keadaannya tergantung bagaimana sikap dan perbuatan
manusia selama di dunia, itulah kehidupan di akherat.

Firman Allah SWT: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah
berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al-
Qashash: 77)

Ada beberapa faktor penting yang harus dimengerti oleh manusia agar memiliki
semangat dan kesungguhan untuk beramal saleh, sehingga kelak akan memiliki bekal
yang cukup untuk menyongsong kehidupan akherat, yaitu pertama Ikhlas. Sikap ikhlas
menjadi modal utama bagi manusia untuk senantiasa mengerjakan amal saleh. Bagi
manusia yang ikhlas, tidak ada beban apapun dalam agama ini yang dianggap berat,
semuanya akan ringan untuk dikerjakannya. Sebab hidup dan mati adalah untuk Allah
SWT dengan beramal saleh dan itulah yang namanya ikhlas.

Kedua, mencintai kebaikan. Manusia yang telah mencintai kebaikan maka ia menjadi
‘hamba’ dari kebaikan. Di manapun dan kapanpun manusia pecinta kebaikan itu
berada, maka di sana dan saat itulah dia akan melakukan kebaikan. Dalam kehidupan
sehari-hari, kadag kita juga melihat seseorang yang begitu hobi terhadap sesuatu,
sekalipun itu tidak memiliki manfaat maka dia akan sangat senang melakukannya.
Apalagi jika hal kecintaan itu disalurkan kepada hal-hal berupa amal kebaikan, sungguh
akan menjadi sesuatu yang sangat mulia.

Ketiga, berteman dengan orang baik. Keberadaan teman dalam hidup adalah hal
yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan
orang lain demikian sebaliknya orang lain pun membutuhkannya. Dan pengaruh
seorang teman bagi seseorang merupakan suatu yang sangat penting. Karena itu,
berteman dengan soleh dan hidupnya selalu berorientasi kepada kebaikan menjadi
suatu keniscayaan agar kita mempunyai semangat untuk beramal saleh. Teman akan
menjadi cermin dan contoh dalam sikap dan perilaku sehari-hari

Keempat, merasa beruntung dengan beramal saleh. Beramal saleh sejatinya adalah
kita sedang berbisnis dengan Allah SWT. Dan sudah tentu bisnis dengan Allah SWT.
pasti akan menguntungkan, dan tidak akan pernah rugi untuk selama-lamanya. Begitu
banyak ayat Al-Quran dan hadis Nabi menjelaskan tentang keutamaan-keutamaan
ibadah dan amal saleh yang kita kerjakan. Sebagai salah satu contoh, begitu besarnya
pahala jika mengerjakan salat fajar atau qobliyah Subuh. Rasulullah bersabda, “Dua
rakaat fajar (sebelum subuh) lebih baik dari pada dunia dan segala isinya.”(HR.
Muslim)

Kelima, merasa merugi jika tidak beramal saleh. Ada sebagian dari kita, yang
merasa biasa-biasa saja ketika tidak solat berjamaah di masjid di saat yang lainnya
sedang mengerjakan salat berjamaah atau tidak suka membaca Al-Quran sementara
dia sibuk setiap hari dengan handphonenya di media sosial. Padahal betapa besarnya
nilai dari salat berjamaah, seperti dijelaskan dalam suatu hadis bahwa nilainya menjadi
27 derajat dibandingkan jika salat munfarid (sendiri). Tanamkan pehamanan ini, bahwa
kita akan merugi jika tidak berbuat baik.

Keenam, teruslah tambah ilmu agama. Ilmu ibarat suatu bahan bakar dalam suatu
kendaraan. Tanpa bahan bakar, maka kendaraan itu tidak akan berjalan. Tanpa ilmu,
seseorang tidak akan mempunyai pemahanan dan semangat untuk berbuat baik.
Karena itu, di dalam Islam menuntut ilmu merupakan kewajiban atas semua muslim
laki-laki dan perempuan. Dengan ilmu, seseorang akan punya pandangan dan orientasi
yang jelas tentang tujuan hidupnya di dunia. Wallahu a’lam

Anda mungkin juga menyukai