Saya adalah anak kecil yang tidak tahu apa-apa tentang bagaimana
harusnya saya didunia, kehidupan saya hanya bermain dan berinteraksi dengan
manusia lainnya. Ketika saya bersikap baik kepada yang lain, mereka bersikap
demikian, ketika saya bersikpa buruk merekapun demikian. Beranjak dewasa
tuntutan manusia dimulai dengan mengetahui apa yang harus dilakukan untuk
bertahan hidup. Mulai dengan mempelajari pengetahuan manusia yang mulai
berkembang sampai mencari uang untuk kebutuhan sehari-harinya.
Bagi sebagian orang kehidupan tidak hanya makan dan minum serta
mencari uang dan mendirikan rumah yang mewah mempunyai keluarga yang
banyak. Kehidupan inilah yang menjadi pacu jalur antar manusia lain saling
berlomba-lomba siapa yang paling kaya bahkan tak sedikit tertindas sehingga
lebih banyak yang miskin diantara mereka, dan yang kaya tidak peduli dan tetap
menikmati kekayaannya. Padahal sepatutnya kehidupan didunia hanya tempat
singgah sebelum menuju kehidupan abadi kelak.
Artinya: Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula)
kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari
(nikmat)-Ku. (Al-Baqarah: 152).
Ingatlah Aku dengan hati dan anggota badan kalian, maka Aku akan
mengingat kalian dengan memuji dan menjaga kalian. Karena setiap perbuatan
akan berbalas perbuatan serupa. Syukurilah nikmat-nikmat yang telah Aku
berikan kepada kalian. Jangan kufur kepada-Ku dengan mengingkari nikmat-
nikmat-Ku dan menggunakannya untuk hal-hal yang diharamkan bagi kalian.
Dzikir kepada Allah yang paling istimewa adalah zikir yang dilakukan
dengan hati dan lisan, yaitu dzikir yang menumbuhkan ma’rifat kepada Allah,
kecintaan kepadaNya, dan menghasilkan ganjaran yang banyak dariNya. Dzikir
adalah puncak rasa syukur.
Oleh karena itu, Allah memerintahkan hal itu secara khusus kemudian
memerintahkan untuk bersyukur secara umum seraya berfirman, “Dan
bersyukurlah kepadaku,” maksudnya, terhadap apa yang telah Aku nikmatkan
kepada kalian dengan nikmat-nikmat tersebut, dan Aku jauhkan dari kalian
berbagai macam kesulitan. Syukur itu dilakukan dengan hati berupa pengakuan
atas kenikmatan yang didapatkan, dengan lisan berupa zikir dan pujian dan
dengan anggota tubuh berupa ketaatan kepada Allah serta kepatuhan terhadap
perintahNya dan menjauhi laranganNya. Syukur itu menyebabkan kelanggengan
nikmat yang telah didapatkan dan menambah nikmat yang belum didapatkan,
Allah berfirman.
“Barang siapa yang menyebut mengingatku pada dirinya niscaya aku akan
mengingatnya pada diriku dan barangsiapa yang menyebut mengingatku pada
halayak ramai niscaya aku akan mengingatnya nya pula pada halayak ramai yang
lebih ramai dari mereka” HR Bukhori no. 7405.
Wahai manusia ingatlah aku dengan penuh ketaatan, maka aku akan
mengingat kalian dengan memberi pahala dan ampunan. Dan bersyukurlah
kepadaKu atas-nikmat-nikmatKu atas kalian. Asy-Syukru adalah mengetahui
suatu kebaikan dan membicarakan kebaikan itu. Dan janganlah kalian
mengingkari nikmatKu atas kalian sehingga kalian menutup-nutupinya. Yang
dimaksud dengan Al-Kufru di sini adalah menutupi nikmat, maka Aku akan
merenggutnya dari kalian.
Ayat ini merupakan ilustrasi kemuliaan Allah Swt atas manusia sebagai
refleksi kasih sayang-Nya kepada hamba-Nya.
Orang yang tidak bersyukur atas nikmat Tuhan kepadanya, tidaklah akan
merasakan nikmat islam itu, maka zikir dan syukur adalah dua pegangan teguh
yang banyak diterangkan dalam Alquran dan sunnah Nabi Saw. Allah Swt
berfirman:
Aفَاَل تَ ُغ َّرن َّ ُك ُم ْال َحيَاةُ ال ُّد ْنيَا
Sesungguhnya janji Allah adalah haq, tidak ada keraguan padanya. Maka
Janganlah kalian tertipu oleh kehidupan dunia dan keindahannya, sehingga dia
membuat kalian lupa terhadap kehidupan akhirat.
Yakni mengingat Allah (berzikir) adalah ibadah yang paling utama karena
inilah yang dapat mencegah seseorang dari perbuatan buruk dan mungkar, sebab
berhenti dari perbuatan buruk dan mungkar tidak mungkin dilakukan kecuali oleh
orang yang mengingat Allah (berzikir) dan merasa diawasi Allah. Dan zikir yang
terkandung di dalam shalat adalah sebab utama yang menjadikan shalat lebih
mulia dari ketaatan yang lain.
ِ ِإ َّن ال َّش ْيطَانَ لَ ُك ْم َع ُد ٌّو فَاتَّ ِخ ُذوهُ َع ُد ًّوا ۚ ِإنَّ َما يَ ْدعُو ِح ْزبَهُ لِيَ ُكونُوا ِم ْن َأصْ َحا
ِ ب ال َّس ِع
ير
Tidak ada lagi kita beralasan untuk tidak mengingat-Nya karena sibuk
akan dunia dan tidak ada lagi kita beralasan untuk tidak bersyukur atas karunia-
Nya karena hingga sampai saat ini kita masih diberi kesempatan untuk hidup dan
memohon ampun dan memperbaiki diri menjadi lebih baik terhadap antara Sang
Kholik dengan hamba-Nya dan sesama hamba.
Hidup dengan selalu mengingat Allah Swt dan selalu bersyukur atas
nikmat-Nya, maka hati akan menjadi tenang. Didalam hati yang tenang terdapat
jiwa yang tegar dan badan sehat lagi kuat. Sekalipun kesibukan dunia membuat
waktu beribadah menjadi kurang, tetaplah berzikir dan bersyukur agar semua
urusan dipermudah oleh Allah Swt. katakan dengan tegas kepada diri kita “hanya
kepada Engkahlah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami
memohon pertolongan” (Al-Fatihah: 5).