Anda di halaman 1dari 9

Pengertian dari sifat zuhud.

Zuhud secara bahasa artinya meninggalkan, tidak menyukai, atau menjauhkan diri.
Sedangkan zuhud secara istilah berarti tidak mementingkan hal - hal yang bersifat
keduniawian, atau meninggalkan gemerlap kehidupan yang bersifat material dalam
mengabdikan diri kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Zuhud termasuk salah satu ajaran
agama islam yang sangat penting dalam rangka mengendalikan diri dari pengaruh
negatif kehidupan dunia. Orang zuhud lebih mengutamakan atau mengejar
kebahagiaan hidup di akhirat yang abadi daripada mengejar kehidupan dunia yang
fana. Hal ini dapat dipahami dari isyarat ayat - ayat berikut.

Artinya : "Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka:


"Tahanlah tanganmu (dari berperang), dirikanlah sembahyang dan tunaikanlah zakat!"
Setelah diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba sebahagian dari mereka
(golongan munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah,
bahkan lebih sangat dari itu takutnya. Mereka berkata: "Ya Tuhan kami, mengapa
Engkau wajibkan berperang kepada kami? Mengapa tidak Engkau tangguhkan
(kewajiban berperang) kepada kami sampai kepada beberapa waktu lagi?" Katakanlah:
"Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang
yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun." (Q.S An - Nisa ayat 77 )

Artinya : "Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau
belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa.
Maka tidakkah kamu memahaminya?" (Q.S Al -an'am ayat 32
Ayat - ayat diatas memberi petunjuk bahwa kehidupan dunia yang sekejap ini sungguh
tidak sebanding bila dibandingkan dengan kehidupan akhirat yang kekal dan abadi.

Kehidupan akhirat lebih baik dari kehidupan dunia. Lebih lanjut Allah subhanahu
wata'ala berfirman :

Artinya : "Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal."
(Q.S Al - A'la ayat 17)
Walaupun demikian, orang zuhud bukan berarti meninggalkan dunia secara total.
Mereka justru menjadikan kekayaan dunia sebagai sarana untuk beribadah kepada
Allah subhanahu wata'ala. Inilah hakikat zuhud. Perhatikan ayat berikut.

Artinya : "Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah
berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan." (Q.S Al Qasas ayat 77)
Dalam ayat tersebut, Allah subhanahu wata'ala memerintahkan agar kita menggunakan
segala kenikmatan yang diberikan - Nya untuk mendapatkan kebahagiaan hidup di
akhirat. Namun Allah subhanahu wata'ala menegaskan bahwa kehidupan dunia juga
tidak boleh kita lupakan.
Merujuk pada ayat ini, kita bisa menyimpulkan bahwa orang zuhud sangat
mengutamakan kehidupan akhirat, namun mereka tidak meninggalkan kehidupan
dunia. Dengan begitu akan terjadi keseimbangan antara kebahagiaan dunia dan
akhirat.
2. Fungsi zuhud dalam kehidupan.
Zuhud dapat membuat manusia memikirkan dan merenungi akhirat. Zuhud juga dapat
mengalahkan hawa nafsu manusia. Zuhud dapat menghadirkan perasaan bahwa

kenikmatan duniawi tidak boleh memalingkan hati dan zikir kepada Allah subhanahu
wata'ala.
Zuhud dapat memberikan pemahaman sepenuhnya bahwa dunia adalah perkara yang
tidak ada maknanya dan akan cepat sirna jika dibandingkan dengan yang ada di sisi
Allah subhanahu wata'ala. Zuhud dapat menghadirkan perasaan bahwa kehidupan di
dunia sifatnya hanya sementara, sehingga dalam kehidupan sehari - hari seseorang
akan menganggap cukup (kanaah) terhadap rezeki dan ketentuan Allah subhanahu
wata'ala. Zuhud melahirkan sikap warak (menjaga diri agar tidak terjatuh kepada yang
syubhat), tawakal (berserah diri kepada Allah), sabar, dan syukur.
Contoh Perilaku Zuhud
Perhatikan contoh perilaku zuhud berikut ini! Pak Hindun terkenal sebagai orang kaya
di kampungnya. Ia mempunyai bermacam-macam usaha yang sukses. Pak Hindun
mempunyai tiga anak. Anak pertama perempuan, saat ini duduk di bangku SMA kelas
X, bernama Aulia. Anak kedua laki-laki, saat ini duduk di bangku SMP kelas VIII,
bernama Fadila. Anak ketiga laki-laki, saat ini duduk di bangku SD kelas V, Hamdi.
Ketiga anak Pak Hindun bersekolah di sekolah swasta, sebuah yayasan Islam, yang
tidak jauh dari rumah mereka.
Meskipun orang tua mereka kaya raya dan mempunyai beberapa buah mobil, mereka
pergi ke sekolah selalu naik sepeda. Pertimbangannya, jarak antara sekolah dan
rumah sangat dekat. Selain itu, mereka memang dididik oleh Pak Hindun untuk hidup
sederhana dan tidak boleh menyombongkan harta dunia yang dimilikinya. Semua harta
tersebut adalah milik Allah. Selain kaya raya, Pak Hindun juga terkenal sebagai orang
yang ringan tangan membantu warga di kampungnya yang mengalami kesusahan. Pak
Hindun senang mendermakan hartanya untuk kaum miskin. Sifat-sifat itulah yang
ditanamkan pada ketiga anaknya. Itulah bentuk sifat zuhud Pak Hindun

Pengertian Syukur Menurut Bahasa dan Istilah


Kata syukur diambil dari kata syakara, syukuran, wa syukuran,dan wa
syukuran yang berarti berterima kasih kepada-Nya. Bila disebut kata asy-syukru,maka
artinya

ucapan

syukru artinya

terimakasih, syukranlaka artinya


berterima kasih, asy-syakir artinya

berterima kasih
yang

bagimu,asy-

banyak

berterima

kasih. Menurut Kamus Arab Indonesia, kata syukur diambil dari kata syakara,
yaskuru, syukran dan tasyakkara yang berarti mensyukuri-Nya, memuji-Nya.
Syukur berasal dari kata syukuran yang berarti mengingat akan segala nikmatNya. Menurut bahasa adalah suatu sifat yang penuh kebaikan dan rasa menghormati
serta mengagungkan atas segala nikmat-Nya, baik diekspresikan dengan lisan,
dimantapkan dengan hati maupun dilaksanakan melalui perbuatan.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa syukur menurut istilah
adalah bersyukur dan berterima kasih kepada Allah, lega, senang dan menyebut
nikmat yang diberikan kepadanya dimana rasa senang, lega itu terwujud pada lisan,
hati maupun perbuatan.
Pengertian Syukur dalam Alquran
Ada tiga ayat yang dikemukakan tentang pengertian syukur ini, yaitu sebagai
berikut disertai penafsirannya masing-masing.
1.

Surah al-Furqan, ayat 62 yang artinya:

Dan dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin
mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur (QS. Al-Furqan: 62).
Ayat ini ditafsirkan oleh al-Maragi sebagai berikut bahwa Allah telah menjadikan
malam dan siang silih berganti, agar hal itu dijadikan pelajaran bagi orang yang hendak
mengamil pelajaran dari pergantian keduanya, dan berpikir tentang ciptaan-Nya, serta
mensyukuri nikmat tuhannya untuk memperoleh buah dari keduanya. Sebab, jika dia
hanya memusatkan kehidupan akhirat maka dia akan kehilangan waktu untuk
melakukan-Nya. Jadi arti syukur menurut al-Maragi adalah mensyukuri nikmat TuhanNya dan berpikir tentang cipataan-Nya dengan mengingat limpahan karunia-Nya.
Hal senada dikemukakan Ibn Katsir bahwa syukur adalah bersyukur dengan
mengingat-Nya.
Penafsiran senada dikemukakan Jalal al-Din Muhammad Ibn Ahmad al-Mahalliy
dan Jalal al-Din Abd Rahman Abi Bakr al-Suyutiy dengan menambahkan bahwa syukur
adalah bersyukur atas segala nikmat Rabb yang telah dilimpahkan-Nya pada waktu itu.
Departemen Agama RI juga memaparkan demikian, bahwa syukur adalah
bersyukur atas segala nikmat Allah dengan jalan mengingat-Nya dan memikirkan
tentang ciptaan-Nya.

2.

Surah Saba, ayat :13 yang artinya:

Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung
yang Tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan
periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah Hai keluarga Daud untuk
bersyukur (kepada Allah). dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterima
kasih. (QS. Saba: 13).
Ayat ini menjelaskan bahwa Allah menyebut-nyebut apa yang pernah Dia
anugrahkan kepada Sulaiman as,. Yaitu mereka melaksanakan perintah Sulaiman as
untuk membuat istana-istana yang megah dan patung-patung yang beragam tembaga,
kaca dan pualam. Juga piring-piring besar yang cukup untuk sepuluh orang dan tetap
pada tempatnya, tidak berpindah tempat. Allah berkata kepada mereka agar
mensyukuri-Nya atas segala nikmat yang telah Dia limpahkan kepada kalian.
Kemudian Dia menyebutkan tentang sebab mereka diperintahkan bersyukur
yaitu dikarenakan sedikit dari hamba-hamba-Nya yang patuh sebagai rasa syukur atas
nikmat Allah swt dengan menggunakan nikmat tersebut sesuai kehendak-Nya.
Menurut al-Maragi arti kata asy-Syukurdi atas adalah orang yang berusaha
untuk bersyukur. Hati dan lidahnya serta seluruh anggota tubuhnya sibuk dengan rasa
syukur dalam bentuk pengakuan, keyakinan dan perbuatan. Dan ada pula yang
menyatakan asy-syukur adalah orang yang melihat kelemahan dirinya sendiri untuk
bersyukur.
Sementara itu Ibn Katsir memberikan arti dari kata asy-syukur adalah berterima
kasih atas segala pemberian dari Tuhan yang maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Penafsiran yang senada dikemukakan oleh jalal al-Din Muhammad Ibn Ahmad
al-Mahalliy dan Jalal al-Din Abd al-Rahman Ibn Abi Bkar al-Suyutiy dengan
menambahkan bahwa rasa syukurnya itu dilakukan dengan taat menjalankan
perintah-Nya.
3.

Surah al-Insan, ayat 9 yang artinya:


Sesungguhnya

kami

memberi

makanan

kepadamu

hanyalah

untuk

mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak
pula (ucapan) terima kasih. (QS. Al-Insaan: 9)
Ayat ini menjelaskan bahwa Allah tidak meminta dan mengharapkan dari kalian
balasan dan lain-lainnya yang mengurangi pahala, kemudian Allah memperkuat dan
menjelaskan lagi bahwa Dia tidak mengharapkan balasan dari Hamba-Nya, dan tidak
pula meminta agar kalian berterimakasih kepada-Nya.

C. Contoh Perilaku Bersyukur Kepada Tuhan Allah SWT


1. Bersyukur dengan Hati dan Perasaan
- Menghindari perilaku buruk yang dibenci manusia dan Allah SWT seperti kikir, ria,
fasik, mungkar, keji, dendam, sombong, takabur, munafik, dan sebagainya.
- Selalu ingat kepada Allah SWT dan juga mengingat mati.
- Memiliki perasaan cinta kepada Allah SWT dan Rasulnya melebihi apapun juga.
- Mengejar kenikmatan akhirat untuk mesuk surga.
2. Beryukur dengan Mulut / Ucapan
- Terbiasa Membaca Al-Quran atau tadarus
- Menyebarkan dan mengajarkan ilmu yang dimiliki
- Selalu ingat Allah dengan berzikir di manapun dan kapanpun kita berada seperti tahlil,
tahmid, istigfar, hauqalah, takbir, ta'awudz, dan lain sebagainya
- Senantiasa berdoa kepada Allah untuk mendoakan diri sendiri, keluarga, kerabat,
musuh, dan lain sebagainya.
3. Bersyukur dengan Amal Perbuatan
- Melakukan ibadah sholat lima waktu
- Melaksanakan ibadah puasa wajib dan sunat
- Melaksanakan semua perintah Allah SWT dan menjauhi semua larangannya
- Berperang dan berjihad di jalan Allah SWT
- Belajar dan mengajarkan ilmu yang telah didapat
- Tolong-menolong sesama manusia
- Melaksanakan ibadah zakat dan haji jika mampu dan memenuhi syarat
4. Bersyukur dengan Harta Benda
- Membantu orang-orang yang membutuhkan pertolongan finansial
- Menabung di bank syariah yang jauh dari praktek riba
- Membangun mushala, masjid, sekolah, jembatan, dan sebagainya
- Menyumbang dana untuk membiayai perang jihad
- Membuat rumah sakit umum
- Mendirikan panti asuhan dan panti jompo islam.

IKHLAS

Tentang pengertian ikhlas dalam ajaran islam terbagi dalam 2 sudut padang.
Pengertian menurut bahasa dan pengertian berdasarkan istilah. Menurut bahasa,
pengertian ikhlas artinya tulus dan bersih. Sedangkan menurut istilah, makna dan arti
ikhlas adalah mengerjakan suatu kebaikan dengan semata-mata mengharap rida Allah
SWT. Bagi orang yang ikhlas, suatu perbuatan baik tidak harus dikaitkan dengan
imbalan atau balasan, apalagi hal itu diharapkannya dari manusia atau orang yang
diberi kebaikan oleh kita, melainkan hanya semata-mata ingin mendapatkan rida Allah
SWT. Jadi meskipun tidak mendapatkan imbalan apa pun, dan dari pihak mana pun, ia
akan tetap melakukan perbuatan baiknya itu.

Ikhlas adalah sikap perbuatan yang timbul karena adanya keinginan sendiri, bukan
karena perintah atau paksaan orang lain. Jika mengerjakan sesuatu karena mengharap
imbalan dari suatu pihak tertentu maka belum termasuk ikhlas. Misalnya, mengerjakan
salat karena ingin dipuji oleh orang tua, orang lain, atau pacar dan mengharap pujian
yang lain berarti ibadah salat tersebut tidak ikhlas, bahkan tidak mendapatkan pahala
karena termasuk perbuatan "riya".

Sikap ikhlas sangat penting dimiliki oleh setiap muslim, sebab hidup ini akan terasa
berat bagi orang yang tidak ikhlas. Namun sebaliknya akan terasa ringan bagi mereka
yang berhati ikhlas dan tulus. Selain itu, perilaku ikhlas juga dapat mendatangkan
berbagai keuntungan bagi pelakunya.

berikut ini adalah manfaat dan keuntungan dari sikap dan perilaku ikhlas antara lain
sebagai berikut.

Pekerjaan terasa ringan dan menyenangkan, sebab dilakukan dengan senang


hati dan sepenuh hati.

Bekerja tanpa beban dan paksaan karena yang memerintah hati nuraninya,
bukan orang lain atau hawa nafsunya.

Semakin banyak berbuat kebaikan, semakin senang hatinya karena telah


mampu menolong banyak orang atau pihak.

Mengerjakannya dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab.

Bebas dari harapan untuk dipuji orang atau disanjung oleh pihak lain.

Melakukannya dengan penuh pengabdian.

Allah SWT. menyeru kita untuk selalu ikhlas dalam beramal, khususnya dalam
beribadah kepada Allah SWT. Sebagaimana dalil alam firman-Nya:
.
Artinya: "Sesungguhnya Kami menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad)
dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan tulus ikhlas beragama
kepada-Nya. Ingatlah! Hanya milik Allah agama yang murni (dari syirik) ...." (Q.S. AzZumar:

2-3)

Bentuk dan contoh perilaku ikhlas


Ikhlas artinya bersih dan tulus dalam melakukan sesuatu, tanpa adanya harapan untuk
mendapatkan imbalan dan balasan dari apa yang dikerjakannya itu, selain
mengharapkan rida Allah SWT. semata. Ikhlas atau tidaknya seseorang dalam
melakukan suatu perbuatan sangat tergantung pada niatnya. Adapun niat itu tempatnya
di dalam hati, sehingga keikhlasan seseorang sukar untuk diketahui. Namun demikian,
dapat dilihat dari sikap perilaku, ucapan dan tindakannya. Bentuk perilaku
ikhlas ada dua, yaitu sebagai berikut.

Ikhlas dalam ucapan

Maksudnya ucapan yang disampaikan dengan tulus, tidak mengandung unsur dusta,
tidak bermaksud membuat orang lain celaka, dan tidak karena terpaksa, melainkan
atas dasar sukarela. Contoh orang yang ikhlas dalam ucapan antara lain ucapan guru
yang sedang mengajarkan ilmu kepada murid- muridnya, ticapan orang tua ketika
sedang menasihati anaknya, dan ucapan suami yang sedang membimbing istrinya.

Ikhlas dalam perbuatan

Maksudnya perbuatan yang dilakukan dengan tulus, tanpa pamrih dan sepenuh hati.
Orang yang ikhlas dalam beramal dan berbuat sesuatu, tidak akan merasa terbebani
atau terpaksa atas perbuatannya itu. Melainkan ia merasa senang dan gembira telah
dapat beramal atau berbuat demikian. Contohnya, memberikan bantuan berupa barang
atau jasa pekerjaan kepada orang lain, meskipun terasa berat waktu mengerjakannya,
namun tetap dilaksanakannya dengan sukacita, karena senang melakukannya. Selain

itu juga, tidak membicarakan perihal bantuannya itu kepada orang lain, apalagi
mengungkit- ungkitnya di kemudian hari.
Contoh dan perumpamaan yang nyata bagi perilaku ikhlas dalam perbuatan, ialah
ketika kita mau buang airbesar. Kita menjalankannya dengan senang hati. Mulai dari
berangkat menuju WC, duduk menungguinya sampai tuntas, membersihkannya
dengan air, dan meninggalkan apa yang telah kita buang itu tanpa adarasa penyesalan,
dan

tidak

mengungkit-ungkitnya

di

kemudian

hari.

Demikian juga dengan perilaku ikhlas yang mesti dimiliki oleh setiap muslim.
Sebagaimana yang dijelaskan oleh Allah SWT. dalam Al-Qur'an al karim.

Artinya: Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin,
anak yatim, dan orang yang ditawan (sambil berkata), Sesungguhnya kami memberi
makanan kepadamu hanyalah karena mengharapkan keridaan Allah, kami tidak
mengharap

balasan

dan

terima kasih dari

kamu.

(Q.S.

Al-Insan:

8-9)

Nilai-nilai positif dari perilaku ikhlas


Ikhlas dan tulus atas apa yang dilakukan dan diucapkan merupakan sikap terpuji, dan
mengandung nilai-nilai yang sangat luhur dan mulia. Nilai-nilai luhur berakhlak ikhlas
dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Tidak mengharapkan imbalan suatu apa pun, kecuali rida Allah SWT. semata.

Mengerjakan sesuatu atas kesadaran sendiri, tidak karena adanya paksaan atau
tekanan dari pihak lain.

Mengerjakan segala sesuatu dengan sepenuh hati, tanpa ada rasa sungkan dan
malas apalagi meremehkan atas pekerjaannya tersebut.

Tidak girang ketika dipuji, dan tidak benci ketika dicela dan dicaci.

Bersedia menerima masukan, saran, dan kritik dari orang/pihak lain dengan
senang hati.

Anda mungkin juga menyukai